• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.2 Pengaruh Penggunaan Inkuiri Terhadap Kemampuan Menganalisis

4.1.2.1 Uji Perbedaan Skor Pretest Kemampuan Menganalisis

Uji perbedaan skor pretest kemampuan menganalisis dilakukan analisis perbedaan skor pretest pada kelompok kontrol dan skor pretest pada kelompok eksperimen. Uji perbedaan skor pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimenini betujuan untuk mengetahui sama atau tidaknya kemampuan awal yang dimiliki pada kedua kelompok tersebut. Untuk itu dilakukan uji perbedaan pada aspek menganalisis menggunakan analisis statistik parametrik independent samples t-test karena dari uji Kolmogorov-Smirnov harga Sig. (2-tailed) pretest kelompok kontrol aspek mengaplikasi yaitu 0,92 dan pretest kelompok eksperimen aspek menganalisis yaitu 0,69. Kedua harga Sig. (2-tailed) pretest kedua kelompok lebih besar dari 0,05 maka distribusi data dapat dikatakan normal.

Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut :

Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain kedua kelompok mempunyai kemampuan awal yang sama.

Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain lain kedua kelompok mempunyai kemampuan awal yang tidak sama.

Kriteria yang digunakan sebagai berikut :

1. Jika harga Sig. (2-tailed)< 0,05, maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen.

2. Jika harga Sig. (2-tailed)> 0,05, maka Hnull diterima dan Hi ditolak.Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen.

Berikut ini merupakan tabel hasil analisis perbandingan pretest pada kemampuan menganalisis (lihat lampiran 12, halaman 120):

Hasil Pretest Signifikasi Keterangan

Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen 0,575 Tidak berbeda Tabel 16. Perbedaan Skor Pretest Kemampuan Menganalisis

Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa harga Levene’s Test dengan tingkat kepercayaan 95% F= 1,26 dan Sign.= 0,26, maka terdapat homogenitas varian dengan harga harga M = -0,72, SE = 0,13, Sig. (2-tailed) > 0,05 yaitu 0,575. Dari tabel perbandingan skor pretest antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen pada kemampuan menganalisis menunjukkan bahwa Hnull diterima dan Hi ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen atau kedua kelompok berawal dari titik pijak yang sama atau memiliki kemampuan awal yang sama.

4.1.2.2 Uji Perbedaan Skor Pretest ke Posttest Kemampuan Menganalisis Uji perbedaan skor pretest ke posttest kemampuan menganalisis dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya kenaikan skor antara skor pretest ke posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Berdasarkan uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov, pada aspek mengaplikasi kelompok kontrol dan kelompok eksperimen menunjukan harga Sign.(2-tailed)> 0,05 sehingga data tersebut dikatakan normal. Jika data normal maka analisis statistik menggunakan parametrik paired t-test dengan tingkat kepercayaan 95 %.

Hnull :Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest. Dengan kata lain tidak ada kenaikan yang signifikan antara skor pretest ke posttest.

Hi :Ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest. Dengan kata lain ada kenaikan yang signifikan antara skor pretest ke posttest.

Kriteria yang digunakan sebagai berikut :

1. Jika harga Sign.(2-tailed)< 0,05, maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara pretest dan posttest. Dengan kata lain ada kenaikan yang signifikan pada antara pretest ke posttest.

2. Jika harga Sign.(2-tailed)> 0,05, maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara pretest dan posttest. dengan kata lain tidak ada kenaikan yang signifikan pada antara pretest ke posttest

Hasil analisis data perbandingan pretest ke posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut(lihat lampiran 12 , halaman 121):

No. Kelompok Test %

peningkatan Signifikansi Keputusan Pretest Posttest

1 Kontrol 1,47 1,92 23,43% 0,005 Berbeda atau

ada kenaikan 2 Eksperimen 1,55 1,88 17,55% 0,051

Tidak berbeda atau tidak ada kenaikan Tabel 17. Perbedaan Skor Pretestke Posttest Kemampuan Menganalisis

Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa pada kelompok kontrol mencapai skor yang lebih tinggi yaitu dengan M = -0,45, SE = 0,15, Sig.(2-tailed) = 0,005 , t(52) = -3,02 dibandingkan kelompok eksperimen dengan nilai M = -0,24 , SE = 0,12, tailed) = 0,051 , t(52) = -2,02. Pada kelompok kontrol harga Sig.(2-tailed)< 0,05, maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara pretest dan posttest. Dengan kata lain ada kenaikan yang signifikan pada antara pretest ke posttest. Berbeda dengan kelompok kelompok eksperimen yang memiliki harga Sig.(2-tailed)> 0,05, maka Hnull diterima dan Hi

ditolak sehingga tidak ada perbedaan yang signifikan dari pretest ke posstest atau tidak ada kenaikan yang signifikan dari pretest ke posttest. Maka dapat disimpulkan bahwa ada kenaikan kemampuan menganalisis pada kelompok kontrol sedangkan pada kelompok eksperimen tidak ada kenaikan.

4.1.2.3Uji Perbedaan Selisih Skor Pretest-Posttest Kemampuan Menganalisis Uji perbedaan selisih skor pretest-posttest kemampuan menganalisis dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh metode inkuiri dalam penelitian ini. Penghitungan selisih ini dilakukan dengan cara mengurangkan skor posttest dengan skor pretest pada masing-masing kelompok. Sebelum melakukan uji selisih skor, dilakukan uji normalitas data selisih skor menganalisis dengan Kolmogorov-Smirnov. Hasil uji selisih skor kemampuan menganalisis dapat dilihat pada tabel di bawah ini (lihat lampiran 12, halaman 123):

No Aspek Nilai Signifikansi Keterangan

1 Selisih skor menganalisis kelompok kontrol 0,257 Normal 2 Selisih skor menganalisis kelompok

eksperimen 0,070 Normal

Tabel 18. Uji Normalitas Selisih Skor

Hasil uji selisih skor tersebut menunjukkan bahwa data tersebut normal sehingga analisis statistik yang digunakan dalam uji perbandingan kemampuan menganalisis menggunakan statistik parametrik samples t-tes dengan tingkat kepercayaan 95%.

Analisis data menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut :

Hnull :Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest-posttest kelompok kontrol dan kelompok ekperimen. Dengan kata lain penggunaan metode inkuiri tidak berpengaruhsecara signifikan terhadap kemampuan menganalisis.

Hi :Ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest-posttest kelompok kontrol dan kelompok ekperimen.Dengan kata lain penggunaan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan menganalisis.

1. Jika harga Sig. (2-tailed)< 0,05, maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest-posttest kelompok kontrol dan kelompok ekperimen. Dengan kata lain penggunaan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan menganalisis.

2. Jika harga Sig. (2-tailed)> 0,05, maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisihskor pretest-posttest kelompok kontrol dan kelompok ekperimen. Dengan kata lain penggunaan metode inkuiri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan menganalisis.

Analisis perbedaan ini dilakukan untuk mengetahui penggunaan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap kemampuan menganalisis. Hasil analisis perbedaan selisih skor pretest-posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang dilakukan akan digunakan untuk menarik kesimpulan yang berkaitan dengan hipotesis sehingga dapat diketahui hasil penelitian mengafirmasi atau menolak hipotesis penelitian. Berikut merupakan grafik selisih skor pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Gambar 13. Diagram Skor Selisih Pretest-Posttest Kemampuan Menganalisis Gambar diatas merupakan diagram hasil dari selisih skor aspek mengaplikasi kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Selisih skor kelompok kontrol menunjukkan 0,46 sedangkan pada kelompok ekperimen menunjukkan skor 0,25. 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 KONTROL EKSPERIMEN MENGANALISIS

Hasil analisis statistik penelitian dengan menggunakan independent samples t-test dapat dilihat pada tabel di bawah ini (lihat lampiran 12, halaman 124):

Hasil Posttest Signifikasi Keterangan

Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen 0,291 Tidak Berbeda Tabel 19 Uji Selisih Skor Posttest Kemampuan Menganalisis

Hasil pengolahan data menunjukkan harga Levene’s Test dengan tingkat kepercayaan 95% F = 3,3, Sig. (2-tailed)> 0,05 yaitu 0,072, maka terdapat homogenitas varian dengan harga M = 0,20 , SE = 0,19 , t(52) = 1,06, Sig. (2-tailed)= 0,291. Tabel di atas menunjukkan bahwa hasil analisis statistis pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen telah menunjukan bahwa Hi ditolak maka Hnull diterima dengan kata lain mengafirmasi hipotesis bahwa metode inkuiri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan menganalisis.

4.1.2.4 Uji Besar Pengaruh Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Menganalisis

Uji besar pengaruh metode inkuiri terhadap kemampuan menganalisis dilakukan untuk mengetahui pengaruh metode inkuiri terhadap kemampuan menganalisis. Pengujian ini dilakukan baik pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Penghitungan analisis menggunakan rumus effect size diperoleh hasil sebagai berikut (lihat lampiran 12,halaman 125):

No. Kelompok t df r R2 Presentase

Efek Size Keterangan

1 Kontrol -3,02 36 0,44 0,202 20,2% Efek r sedang

ke besar

2 Eksperimen -2,02 37 0,3 0,09 9% Efek r sedang

Tabel 20.Hasil Uji Besar Pengaruh Metode terhadap Kemampuan Menganalisis

Berdasarkan tabel di atas dapat kita ketahui dari hasil pengolahan data uji pengaruh menunjukkan bahwa metode inkuiri memberikan efek sedang terhadap kemampuan menganalisis siswa, yaitu dengan ditunjukan dengan harga r = 0,3, t(37) = -2,02, R2= 0,09 yang masuk dalam kategori efek sedang dengan persentase efek sebesar 9% dibandingkan dengan metode ceramah yang menunjukan harga r

= 0,44, t(36) = -3,02,R2= 0,202 yang masuk dalam kategori efek sedang ke besar dengan persentase efek sebesar 20,2%.

4.1.2.5 Uji Retensi Pengaruh

Uji retensi pengaruh adalah menguji perbedaan pada posttest I dan posttest II. Proses pengambilan data untuk posttest II ini 2 bulan setelah dilakukanya posttest I. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa tetap atau ajeg pengaruh penggunaan sebuah perlakuan. Apabila tidak terdapat perbedaan secara signifikan maka tidak terjadi penurunan yang drastis atau dapat dikatakan stabil. Sebelum dilakukan uji beda data posttest II kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan uji normalitas terlebih dahulu menggunakan Kolmogorov-Smirnov. Hasil uji normalitas posttest II kelompok kontrol yaitu 0,066 dan posttest II kelompok eksperimen yaitu 0,124. Kedua harga Sig. (2-tailed) >0,05 sehingga distribusi data normal. Analisis statistik yang digunakan untuk mengetahui retensi perlakuan adalah paired t-test.

Hipotesis yang digunakan pada analisis statistik ini adalah:

Hnull :Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II. Dengan kata lain tidak ada penurunan yang signifikan yang terjadi antara skor posttest I dan posttest II.

Hi :Ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II. Dengankata lain ada penurunan yang signifikan yang terjadi antara skor posttest I dan posttest II.

Kriteria yang digunakan adalah:

1. Jika harga Sig.(2-tailed)< 0,05, Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II. Dengan kata lainada penurunan yang signifikan yang terjadi antara posttest I dan posttest II. 2. Jika hargaSig.(2-tailed)> 0,05, Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada

perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttet II. Dengan kata lain tidak ada penurunan yang signifikan yang terjadi antara posttest I dan posttest II.

Hasil analisis statistik perbandingan posttest I dan posttest II pada kelompok kontrol maupun eksperimen dapat dilihat pada tabel di bawah ini (lihat lampiran 12, halaman 127): No. Kelompok Test % Peningkatan atau penurunan Signifikansi Keputusan Posttest I Posttest II 1 Kontrol 1,92 2,07 7,8% 0,311 Tidak Berbeda 2 Eksperimen 1,88 1,76 - 40, 9% 0,528 Tidak Berbeda Tabel 21. Hasil Uji Beda Posttest I dan Posttest II Kemampuan Menganalisis

Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa baik kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen tidak mengalami penurunan yang signifikan dari skor posttest I ke posttest II. Hal tersebut ditunjukkan pada kelompok kontrol dengan harga M = -0,15, SE = 0,14, Sig.(2-tailed) = 0,311, sedangkan pada kelompok eksperimen dengan harga M = 0,04, SE = 0,07, Sig.(2-tailed) = 0,528.

Kelima langkah tersebut dapat diringkas dalam grafik yang memperlihatkan skor pretest hingga posttest II

Gambar 14. Perbandingan antara skor pretest, posttest I dan posttest II kelompok kontrol dan kelompok eksperimen kemampuan menganalisis

Grafik di atas menggambarkan bahwa pretest atau kemampuan awal yang tidak berbeda pada kelompk kontrol dan kelompok eksperimen dengan harga Sig.(2-tailed)< 0,05 yaitu 0,575. Pada pretest ke posttest I kelompok kontrol terdapat kenaikan dengan harga Sig.(2-tailed)< 0,05 yaitu 0,005 sedangkan pada kelompk eksperimen tidak terdapat kenaikan dengan harga Sig.(2-tailed)> 0,05 yaitu 0,051. Pada posttest I ke posttest II kelompok kontrol tidak terdapat

kenaikan dengan harga Sig.(2-tailed)> 0,05 yaitu 0,311 juga pada kelompk eksperimen tidak terdapat kenaikan dengan harga Sig.(2-tailed)> 0,05 yaitu 0,528.

Dokumen terkait