• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

C. Analisis dan Pengujian Hipotesis

1. Uji Prasyarat

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sempel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas, uji kenormalan yang digunakan adalah uji liliefors. Dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Hipotesis

H0: Data sampel berasal dari populasi berdistribusi normal H1: Data sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal a. Mengurutkan data sampel dari kecil kebesar

b. Menentukan nila Z dari tiap-tiap data, dengan rumus Keterangan:

S : Simpangan baku data tunggal

Xi: Data tunggal

: Rata-rata data tunggal

c. Menentukan besar peluang untuk masing-masing nilai Z berdasarkan tabel Z sebut dengan f (Z) dengan aturan:

Jika Z0, maka f (Z) = 0,5 – nilai tabel

d. Menghitung frekuensi kumulatif dari masing-masing nilai Z sebut dengan S (Z).

e. Menentukan nila L0 dengan rumus yang paling besar dan membandingkan nilai Lt dari tabel lilifors.

f. Adapun Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut: Tolak H0 jika L0  Lt

Terima H0 jika L0 Lt.79

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas adalah pengujian untuk mengetahui apakah sampel yang diambil memiliki variansi yang sama. Uji homogenitas adalah kelanjutan dari uji normalitas, uji homogenitas bertujuan untuk menguji kesamaan (homogenitas) beberapa bagian sampel, yaitu sama tidaknya variansi sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama. Jika F hitung F tabel maka kedua variansi data homogen. Uji homogenitas data menggunakan uji Fisher dengan rumus:

yang mana 2 1 2

Keterangan: F : Homogenitas S12: Varian terbesar S22: Varian terkecil

Adapun kriteria pengujianya adalah:

1. Jika F hitung F tabel maka H0 diterima, yang berarti variansi populasi kedua variabel homogen.

2. Jika F hitung  F tabel maka H0 ditolak, yang berarti variansi populasi kedua variabel tidak homogen.

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis digunakan untuk melihat hasil tes siswa dari kelompok eksperimen dan kontrol. Peneliti menguji hipotesis penelitian menggunakan uji t yaitu:

a. Hipotesis statistik

H0: µ1= µ2 Tidak adanya pengaruh motivasi belajar Sejarah Kebudayaan Islam dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative tipe Student Facilitator and Explaining.

H1: µ1≠ µ2 Adanya pengaruh motivasi belajar Sejarah Kebudayaan Islam dengan menggunaan model pembelajran Cooperative tipe Student Facilitator and Explaining.

b. Taraf signifikan α = 5% c. Statistik uji

Dengan menggunakan rumus sebagai berikut

X X

n 1 s n 1 s

– 2 n1 n1 Keterangan:

: Rata-rata motivasi belajar Sejarah Kebudayaan Islam siswa yang menggunakan model Student Facilitator and Explaining.

: Rata-rata motivasi belajar Sejarah Kebudayaan Islam siswa yang menggunakan model Mind Mapping.

n1 : Jumlah sampel pada kelompok eksperimen n2 : Jumlah sampel pada kelompok kontrol S12: Varian kelompok eksperimen

S22: Varian kelompok kontrol

Dengan kriteria pengujianya sebagai berikut: H0: µ1 ≤ µ2

Keterangan:

µ1 =nilai rata-rata motivasi belajar kelas eksperimen µ2 = nilai rata-rata motivasi belajar kelas kontrol Terima H0, jika thitung ttabel

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

1. Sejarah Singkat Berdirinya Madrasah

MIN 2 Teluk Betung berdiri sejak tahun 1959. Gedung dibangun oleh Pemerintah yaitu Walikota Bandar Lampung terletak di jalan Drs.Warsito No 50 Kupang Kota Kecamatan Teluk Betung Utara Kota Bandar Lampung Propinsi Lampung. Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Teluk Betung didirikan pada tahun 1959, hal ini didasarkan atas SK Menteri Agama No. 2/1959 tentang berdirinya MIN 2 Teluk Betung di Tanjung Karang. Akan tetapi karena SK tersebut tidak sesuai dengan keberadaan Madrasah tersebut yang terletak di tanjung karang, maka atas prakarsa Wali Kotamadya Bapak Thabrani Daud meminta agar Madrasah tersebut dialihkan ke Teluk Betung.

Hasil musyawarah para tokoh agama, tokoh masyarakat, dan Kepala kampung pada saat itu, akhirnya diberikanlah tanah wakaf untuk MIN 2 Teluk Betung seluas 40 x 60 M, maka Walikota langsung membangun Madrasah ini. Setelah itu pada tanggal 1 Juli 1969 mulai beroperasilah Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Teluk Betung untuk pertama kalinya dengan jumlah murid 376 siswa. Pada saat itu Kepala Madrasah dipimpin oleh Bapak Hasanuddin, MA dan dibantu oleh guru-guru.

Kemudian pada tahun antara 1981 s/d 1982 Kepala Kecamatan Teluk Betung Utara Bapak Drs. Merayu Sukma mempunyai inisiatif memberikan sebagian tanah MIN untuk membangun SDN 1 Kupang Kota. Tanah MIN yang tadinya berjumlah 2.400 M2 menjadi 1759,6 M2. Seiring dengan perkembangan zaman maka MIN 2 Teluk Betung terus berkembang dan telah berapa periode berganti Kepala Madrasah. Adapun kepala-kepala MIN 1 Teluk Betung dari pertama sampai sekarang adalah:

a. Hasanuddin. MA (1969-1981) b. Halimi Sirat (1981-1982) c. Hi.Fahyuni (1982-1983) d. Askanuddin (1983-1987) e. Khusairi Kadir, A. Ma (1987-2003) f. Wahyudin, SA, A. Ma (2003-2007) g. Tahintisnawati, S. Ag (2007-2012) h. Agustami, S. Ag (2012-Sekarang)

2. Visi dan Misi

a. Visi

Membentuk Insan yang berkualitas, Islami, populis dan berahlakul karimah.

b. Misi

1) Menyiapkan manusia yang beriman, taqwa,cerdas, terampil dan berahlak mulia.

2) Meningkatkan sumberdaya manusia yang ada. 3) Mengoptimalkan pendidikan dan keterampilan. 4) Optimalisasi proses belajar mengajar.

5) Mengembangkan kreatifitas dan kompetisi di segala bidang. 6) Meningkatkan peran serta masyarakat.

7) Meningkatkan pemberdayaan sarana dan prasarana. 8) Melaksanakan Managemen berbasis Madrasah.

9) Menjadikan Madrasah BARI (Bersih, Aman, Rapi, Indah)

c. Tujuan

1) Meletakkan Madrasah berbasis IMTQ dan IPTEK.

2) Meningkatkan dan menuju pembaharuan dalam proses belajar mengajar.

3) Meningkatkan profesionalisme Guru dan Tenaga kependidikan. 4) Meningkatkan lulusan yang berkualitas berguan bagi masyarakat

dan bangsa.

5) Meningkatkan partisipasi masyarkat terhadap Madrasah. 6) Mampu bersaing dalam kwalitas dan kuantitas.

7) Meningkatkan penghayatan dalam pengamalan Agama Islam. 8) Memiliki ahlak dan keperibadian yang mulia.

3. Daya Dukung Eksternal

Daya dukung eksternal ini meliputi Komite Sekolah, Tokoh Masyarakat dari pusat sampai daerah beserta jajarannya dan lingkungan Madrasah yang mendukung bagi proses belajar mengajar.

a. Komite Sekolah

Selama ini Komite Sekolah memberikan sumbangan yang berarti dalam memajukan Madrasah baik yang sifatnya materi maupun non materi.

b. Tokoh Masyarakat

Dalam melakukan penetaan Madrasah, masyarakat ataupun tokoh-tokohnya bisa memberikan sumbangan saran kepada Madrasah. Ini merupakan wujud kepedulian terhadap lembaga pendidikan yang berada di daerah.

c. Pemerintah

Dikarenakan Madrasah ini adalah Madrasah Negeri, maka peran pemerintah terhadap Madrasah ini sangat dominan, baik dalam pengelolaan infra struktur maupun supra strukturnya. Dan ini membawa manfaat yang sangat positif bagi pengembangan madrasah.

d. Lingkungan Madrasah

Untuk mendukung proses belajar mengajar, dibutuhkan lingkungan yang kondusif. Maka MIN Teluk Betung mencoba mengelola lingkungan dengan sebaik-baiknya.

4. Data Tenaga Pengajar/Guru

Daftar nama staf pimpinan dan dewan guru MIN Bandar Lampung tahun ajaran 2017/2018.

Tabel 8

Data Pengajar/Guru MIN 2 Bandar Lampung 2017/2018

No Nama Jabatan Status

1 Agustami, S. Ag Kepala Madrasah PNS

2 Melliarni TU PNS

3 Nova Indrayati, S. Ag Bendahara PNS

4 Kamruz Komite PNS

5 Yuyun Wahyuni, S. Ag Koordinator Kurukulum PNS

6 Hi.Sidik, S. Ag Koordinator Kesiswaan PNS

7 Rosalina Nursyam, S. Pd Koordinator Sarana dan Prasarana PNS

8 Lisda, S. Ag Wali Kelas I A PNS

9 Hi. Sidik, S. Ag Wali Kelas I B PNS

10 Musliati Wali Kelas II A PNS

11 Tri Murti Ambar W, S. Pd. I Wali Kelas II B PNS

12 Astute Maryani Wali Kelas II C PNS

13 Hj. Mutiara, S. Pd. I Wali Kelas III A PNS

14 Dra. Kismiati Wali Kelas III B PNS

15 Devi Atika, S. Pd. I Wali Kelas III C PNS

16 Eva Wati, S. Pd. I Wali Kelas IV A PNS

17 Tati Asmara Juita, S. Pd. I Wali Kelas IV B PNS

18 Yuyun Wahyuni, S. Ag Wali Kelas IV C PNS

19 Fadhlah Hamij, S. Pd. I Wali Kelas V A PNS

20 Salinah, S. Pd. I Wali Kelas V B PNS

21 Muzena, S. Pd. I Wali Kelas V C PNS

22 Rizki Yolanda, S. Pd. I Wali Kelas V D PNS

23 Tati, S. Pd. I Wali Kelas VI A PNS

25 M.Roji, S. Pd Guru Olahraga Honorer

26 Dewi Yuni Saraswati Operator Honorer

27 Yudha Dwi safari, A. Md Operator Honorer

Sumber: Dokumentasi MIN Bandar Lampung Tahun 2017/2018.

5. Data siswa

Daftar jumlah siswa Laki-laki dan Perempuan MIN 2 Bandar Lampung tahun ajaran 2017/2018.

Tabel 9

Data jumlah siswa kelas I s.d VI T.P 2017/2018

Jmlah kelas Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV Kelas V Kelas VI Jumla h Total Kls. Jml. L P L P L P L P L P L P I 3 40 47 87 II 3 72 42 114 III 3 63 31 94 IV 3 53 49 102 V 4 39 40 125 VI 2 20 51 71 Jml 12 87 114 94 102 125 71 593

Sumber: Dokumentasi MIN Bandar Lampung Tahun 2017/2018.

6. Sarana dan Prasarana MIN 2 Bandar Lampung

Sarana dan prasarana merupakan penunjang dalam kegiatan belajar dan mengajaragar dapat berjalan secara optimal. Berikut adalah data sarana dan prasarana di MIN 2 Bandar Lampung.

Tabel 10

Data Sarana dan Prasarana MIN 2 Bandar Lampung

No Fasilitas Jumlah

1 Ruang Belajar/Kelas 7 Ruang

2 Ruang Kantor/Kepala Madrasah 1 Ruang

3 Ruang Staf TU 1 Ruang

4 Ruang Akademik 1 Ruang

5 Ruang BK/BP -

6 Ruang Guru 1 Ruang

7 Ruang Pramuka -

8 Ruang Lb./IPA -

9 Ruang Kesenian -

10 Ruang UKS 1 Ruang

11 Ruang Lab. Multimedia 1 Ruang

12 Ruang Gudang -

13 Ruang Aula -

14 Perpustakaan 1 Ruang

15 Musholah 1 Ruang

7. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi MIN 2 Bandar lampung KEPALA SEKOLAH AGUSTAMI, S. Ag NIP. 1997208221997031003 TU MELLIARNI NIP.19640305198703200 KOMITE KAMRUZ Kordinator kurikulum

Yuyun wahyuni, S. Ag Kordinator Kesiswaan Hi. Sidik, S. Ag Rosalina Nursyam, S. Pd. I Kordinator Sarana Dan Humas Guru

1. Kelas I A : LISDA, S. Ag Kelas I B : HI. SIDIK, S. Ag 2. Kelas II A : MUSLIATI

Kelas II B : TRI MURTI AMBAR W, S. Pd. I Kelas II C : ASTUTI MARYANTI, S.Pd.I 3. Kelas III A : Hj.MUTIARA, S. Pd. I

Kelas III B : Dra. KISMIYATI Kelas II C : DEVI ATIKA, S. Ag

4. Kelas IV A : EVA WATI, S. Pd. I

Kelas IV B : TATI ASMARA JUITA, S. Pd Kelas IV C : YUYUN WAHYUNI, S. Ag 5. Kelas V A : FADHLAH HAMHIJ, S. Pd. I

Kelas V B : SALINAH, S. Pd. I Kelas V C : MUZENA, S. Pd. I

Kelas V D : RIZKY YOLANDA, S. Pd. I 6. Kelas VI A : TATI,S. Pd. I

Kelas VI B : SITI AZKIYAH, S. Pd. I

BENDAHARA NOVA INDRAYATI, S. Ag

8. Struktur Organisasi UKS

Bandar Lampung, 2017 Kepala MIN 2 Bandar lampung

Agustami, S.Pd.I NIP 1997208221997031003 PEMBINA UNGSUR KETUA KEPALA MIN I BL KETUA I UNGSUR

PEMBINA UKS SEKERTARIS

GURU PENJASKES ANGGOTA

WALI

KELAS I KELAS II WALI

WALI

KELAS III KELAS WALI VI

WALI

KELAS V KELAS WALI V

B. Tahapan Penelitian 1. Persiapan

Dalam tahap ini, sebelum peneliti melaksanakan penelItian terlebih dahulu peneliti melakukan observasi dan wawancara di MIN 2 Bandar Lampung.

2. Perizinan

Dalam tahap ini, peneliti melaksanakan penelitian dengan mengajukan surat permohonan peneliti di MIN 2 Bandar Lampung.

3. Pelaksanaan

Dalam tahap ini, peneliti menyebar angket terlebih dahulu kepada siswa kelas IV C guna uji coba instrumen angket. Setelah itu dilanjutkan dengan perhitungan validitas dan reliabilitas dari uji coba tersebut dapat dilihat di lampiran. Setelah itu peneliti melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining di kelas eksperimen yaitu kelas IV B dan model Mind Mapping di kelas kontrol yaitu kelas IV A. Selanjutnya peneliti menyebarkan angket Post-Test terhadap dua kelas tersebut untuk melihat motivasi belajar Sejarah Kebudayaan Islam.

4. Pasca Pelaksanaan

Tahap ini merupakan tahap akhir, pada tahap ini dilakukan pengolahan data yang diperoleh melalui skala yang meliputi pengumpulan data, penyederhanaan data, serta mendeskripsikan data dengan menggunakan rumus yang telah ditentukan.

C. Analisis dan Pengujian Hipotesis 1. Uji Prasyarat

a. Uji Normalitas

Uji ini dilakukan untuk melihat sampel ini berdistribusi normal atau tidak. Dalam uji ini digunakan uji lilifors, baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Perhitungan uji normalitas pada siswa di masing-masing kelas selengkapnya pada lampiran 9 dan 10. Rangkuman hasil uji coba normalitas kedua kelas dapat disajikan pada tabel berikut:

Tabel 11

Ringkasan Uji Normalitas

No Kelompok Kelas Lmaks L0,05;n Keputusan Uji 1 Eksperimen 0,149 0,151 H0 diterima 2 Kontrol 0,090 0,151 H0 diterima

Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh nilai statistik uji lilifors (Lhitung) untuk uji normalitas kelas eksperimen 0,149. Nilai Ltabel untuk uji adalah L0,05,34 = 0,151. Nilai Lhitung kurang dari dari Ltabel sehingga H0 diterima, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data

hasil tes angket eksperimen berasal dari berdistribusi normal (perhitungan selengkapnya pada lampiran).

Untuk uji normalitas kelas kontrol yaitu 0,090. Nilai Ltabel untuk uji adalah L0,05,34 = 0,151. Nilai Lhitung kurang dari dari Ltabel, sehingga H0 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data hasil tes angket kelas kontrol berasal dari berdistribusi normal (perhitungan selengkapnya pada lampiran).

Dari uji normalitas kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh data kedua kelas tersebut telah memenuhi asumsi kenormalan. Asumsi kenormalan ini diperlukan karena jika kenormalan tidak terpenuhi, keputusan penguujian uji t menjadi tidak sah. Ketidak normalan berakibat hipotesis H0 ditolak. Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa data dari setiap kelas berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Setelah diketahui data berdistribusi normal maka dapat dilanjutkan dengan uji homogenitas.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas ini dimaksudkan untuk menguji apakah dari hasil kemampuan siswa homogen atau tidak, uji ini dilakukan sebagai prasyarat yang kedua dalam menentukan uji hipotesis yang akan digunakan, dan uji homogenitas juga digunakan untuk mengetahui apakah sampel yang digunakan memiliki karakter yang sama atau tidak.

Varian sampel pertama (data hasil tes kelas eksperimen) diperoleh sebesar 37,7040 dan varian sampel kedua (data hasil tes kelas kontrol) diperoleh sebesar 38,6212. Berdasarkan varian-varian tersebut dapat diperoleh Fhitung sebesar 1,024. Sedangkan Ftabel sebesar 1,787. Berdasarkan hasil tes tersebut terlihat bahwa F hitung  Ftabel, hal ini berarti tidak tolak H0, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kedua sampel homogenitas artinya memiliki varian yang sama.

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui ada atau tidak adanya pengaruh dalam pembelajaran Cooperative tipe Student Facilitator and Explaining di dalam pembelajaran untuk mengetahui motivasi belajar Sejarah Kebudayaan Islam. Peneliti menggunakan uji t dalam uji hipotesis yang meliputi uji kesamaan dua rata-rata pada kelas eksperimen, dengan hipotesis penelitiana adalah sebagai berikut:

H0: Tidak adanya pengaruh model pembelajaran Cooperative tipe Student Facilitator and Explaining terhadap motivasi belajar kelas IV MIN 2 Bandar Lampung.

H1: Adanya pengaruh model pembelajaran Cooperative tipe Student Facilitator and Explaining terhadap motivasi belajar kelas IV MIN 2 Bandar Lampung.

Berdasarkan perhitungan pengujian persyaratan analisis data yang telah dilakukan didapat thitung = 3,39, ttabel (df=34+34-2=66) = 1,99. Berdasarkan perhitungan di atas terlihat bahwa thitung ttabel ini berarti bahwa nilai thitung yang diperoleh lebih besar dari ttabel. Dengan demikian H0 ditolak dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara motivasi belajar siswa menggunakan model Student Facilitator and Explaining dengan motivasi belajar siswa yang tidak menggunakan model Student Facilitator and Explaining siswa kelas IV MIN 2 Bandar Lampung.

D. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Student Facilitator and Explaining terhadap motivasi belajar Sejarah Kebudayaan Islam kelas IV MIN 2 Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan 2 variabel sebagai objek penelitian yaitu variabel bebas (model Student Facilitator and Explaining) dan variabel terikat (motivasi belajar siswa). Pada penelitian ini, peneliti mengambil 2 kelas sebagai sampel yaitu kelas IV B (eksperimen) dan kelas IV A (kontrol) dengan jumlah sebanyak 69 siswa. Pada kelas eksperimen diterapkan model pembelajaran Student Facilitator and Expalining, sedangkan di kelas kontrol menggunakan model pembelajaran Mind Mapping. Kemudian kedua sampel tersebut masing-masing diberikan Post Tets dengan membagikan 20 item angket valid untuk mengukur hasil motivasi belajar.

Model pembelajaran Student Facilitator and Explaining merupakan model pembelajaran aktif dan menarik yang melatih siswa menyampaikan pendapat mereka dan melatih siswa bagaimana cara memahami materi dengan caranya sendiri supaya lebih semaksimal mungkin nenyerap materi yang ada.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan peneliti di kelas eksperimen dengan menggunakan model Student Facilitator and Explaining, ternyata pembelajaran di kelas dapat dikondisikan menjadi lebih aktif, siswa mulai mampu mengatasi permasalahan mereka. Pembelajaran di kelas sudah dikatakan tidak lagi berpusat pada guru dan mulai mampu dikondisikan agar berpusat pada siswa. Siswa mulai aktif menuangkan ide-ide guna penguasaan materi untuk disampaikan nanti dengan mengaplikasikan model Student Facilitator and Explining.

Pembelajaran dengan model Student Facilitator and Explaining diawali dengan menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai, kemudian dilanjutkan dengan menyampaikan garis besar materi pembelajaran dengan ceramah dan tanya jawab. Mulailah kemudian siswa dikondisikan untuk menuangkan ide-ide yang mereka punya dengan membuat peta konsep dari uraian materi yang dijelaskan untuk lebih memudahkan mereka menyerapnya. Lalu peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan secara singkat peta konsep yang mereka buat mengenai materi pembelajaran. Sedangkan siswa yang lainnya menyimak dan selanjutnya bergantian satu persatu hingga selesai.

Dalam model Student Facilitator and Explaining ini siswa dilatih untuk dapat membuat ide-ide dan pendapat untuk dapat menyerap materi dengan cara dan bahasanya sendiri yaitu dengan cara membuat peta konsep dan diharapkan supaya siswa lebih meningkatkan keaktifan, minat, dan motivasi dalam belajar. Dalam model ini siswa tidak dibagi dalam kelompok, melainkan siswa bekerja sendiri-sendiri, sehingga tidak memungkinkan mereka untuk mengobrol, saling mengandalkan satu sama lain dan beraktifivitas lain di luar pembelajaran. Dengan begitu siswa akan lebih cepat memahami materi pembelajaran yang ada.

Dalam kelas kontrol peneliti menggunakan model Mind Mapping untuk menyampaikan materi Sejarah Kebudayaan Islam. Penggunaan model ini karena antara model Student Facilitator and Explaining dan Mind Mapping memiliki beberapa kesamaan salah satunya adalah dalam pengaplikasian kedua model ini sama-sama menggunakan peta konsep. Peneliti memilih menggunakan model Mind Mapping untuk menyampaikan materi di kelas kontrol agar tidak terjadi kesenjangan yang menonjol antara kedua kelas tersebut.

Model Mind Mapping adalah model pembelajaran yang digunakan untuk melatih kemampuan menyajikan isi dengan pemetaan pikiran. Dalam proses pembelajaran model Mind Mapping membagi siswa ke dalam beberapa kelompok. Terdapat iklim yang berbeda dari kelas sebelumnya, dibentuknya siswa menjadi beberapa kelompok membuat proses pembelajaran diharapkan lebih optimal dalam memahami materi. Melalui model pembelajaran Mind

Mapping ini memang peneliti merasakan siswa lebih senang karena mereka dibentuk kelompok sehingga mereka saling bekerja sama.

Akan tetapi, model Mind Mapping ini akan sesuai penerapannya jika siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil, sehingga lebih cepat memahami materi pembelajaran. Berbeda dengan hal yang tejadi ketika pembelajaran dalam penelitian ini berlangsung. Dibentuknya kelompok-kelompok ketika proses pembelajaran hal ini membuat siswa kurang konsentrasi, mereka kadang melakukan aktifitas di luar pembelajaran dan kebanyakan siswa saling mengandalkan satu sama lain dalam kelompok. Bahkan tidak sering pula siswa ribut beradu pendapat karena mempunyai pendapat yang berbeda. Hal ini disebabkan model pembelajaran ini tidak dapat menjadi solusi permasalahan yang dialami siswa seperti kurangnya minat, bakat serta perbedaan gaya belajar siswa yang pada akhirnya pembelajaran menjadi kurang optimal.

Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, jadi akan lebih baik jika ketika memilih model pembelajaran menyesuaikan dengan permasalahan yang dialami sehingga pembelajaran dapat berjalan optimal dan tentu akan mampu meningkatkan motivasi belajar.

Dalam penelitian ini ada 4 kali pertemuan dalam masing-masing kelas. Pertemuan pertama dilakukan di kelas kontrol pada tanggal 24 Juli 2017 di jam kesatu yaitu pukul 13.00-14.00 kemudian di kelas eksperimen dilakukan pada hari yang sama yaitu pada jam kedua pukul 14.00-15.00. Dilanjutkan pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 31 Juli 2017 di kelas kontrol pada jam pertama

pukul 13.00-14.00 dan pertemuan kedua di kelas eksperimen di jam kedua pukul 14.00-15.00. Pertemuan ketiga pada penelitian ini dilaksanakan pada 7 Agustus 2017 di kelas kontrol pada jam 13.00-14.00 kemudian di kelas eksperimen pada jam 14.00-15.00. Untuk pertemuan keempat dilaksanakan pada 14 Agustus 2017 di kelas kontrol pada jam pertama pukul 13.00-14.00 dan pertemuan kedua di kelas eksperimen pukul 14.00-15.00. kemudian pada hari yang sama tetapi peneliti mengambil jam tambahan mata pelajaran lain untuk dilaksanakan post-test di kedua kelas tersebut.

Berdasarkan hasil penghitungan dihasilkan nilai rata-rata kelas eksperimen 73,5 dengan jumlah responden 34 siswa. Selanjutnya pada kelas kontrol memiliki rata-rata 68,5 dengan jumlah responden 34 siswa. Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata motivasi siswa pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam menggunakan model Student Facilitator and Explaining lebih tinggi daripada rata-rata motivasi dengan menggunakan model Mind Mapping. Hal ini sesuai dengan perhitungan program exel yang menggunakan analisis Uji t untuk sampel yang berasal dari distribusi yang berbeda.

Hasil perhitungan data menunjukan bahwa nilai ttabel = 1,996 thitung = 3,396. Ini berarti nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel pada taraf signifikan 5% Sehingga H0 ditolak. Dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa yang menggunakan model Student Facilitator and Explaining (eksperimen) dengan motivasi belajar siswa yang tidak menggunakan model Student Facilitator and

Explaining (kontrol) memiliki perbedaan. Artinya ada pengaruh antara model pembelajaran Student Fcilitator and Explaining terhadap motivasi belajar Sejarah Kebudayaan Islam siswa kelas IV MIN 2 Bandar Lampung.

Setelah diketahui ada pengaruh antara model Student Facilitator and Explaining dengan motivasi belajar, peneliti menegaskan bahwa dalam pembelajaran berlangsung antara kelas yang menggunakan model Student Facilitator and Explaining dengan model Mind Mapping ada perbedaan secara nyata yaitu apabila dalam model Student Facilitator and Explaining lebih menarik motivasi siswa, siswa ditekankan untuk berfikir sendiri tanpa saling mengandalkan satu sama lain seperti yang terjadi jika siswa berkelompok sehingga siswa lebih cepat mengerti materi yang disajikan.

Berbeda dengan kelas yang menggunakan model Mind Mapping membuat siswa menjadi kurang aktif, karena dalam proses pembelajaran siswa dibentuk kelompok, akibatnya siswa saling mengandalkan satu sama lain dan akhirnya hanya beberapa siswa yang mampu menyerap materi yang disajikan. Namun, kedua model tersebut merupakan model pembelajaran aktif yang sama-sama baik digunakan dalam proses pembelajaran, tetapi akan lebih baik jika penggunaannya menyesuaikan mata pelajaran sehingga dapat mengurangi tingkat

Dokumen terkait