• Tidak ada hasil yang ditemukan

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.2 Uji Prasyarat Instrumen

Uji prasyarat instrumen dilakukan untuk menguji instrumen guna mendapatkan instrumen yang baik sebelum digunakan sebagai instrumen dalam penelitian. Uji prasyarat instrumen terdiri dari soal angket dan tes. Uji prasyarat instrumen soal angket meliputi uji validitas dan reliabilitas. Sementara uji prasyarat instrument soal tes meliputi uji validitas, uji reliabilitas soal, tingkat kesukaran, dan daya pembeda butir soal. Uji prasyarat instrumen tersebut selengkapnya akan dibahas pada penjelasan berikut.

4.2.1 Soal-soal Angket

Uji prasyarat instrumen soal angket meliputi uji validitas dan reliabilitas. Berikut penjelasan selengkapnya mengenai analisis data tersebut.

4.2.1.1Uji Validitas Soal-soal Angket

Sebelum instrumen digunakan untuk mengambil data dalam penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji validitas instrumen, karena instrumen yang baik yaitu instrumen yang valid dan reliabel. Salah satu instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal angket. Soal angket berbentuk pilihan ganda yang berjumlah 20 butir. Namun, untuk keperluan uji coba, soal angket dibuat sebanyak 30 item. Hal tersebut guna mengantisipasi jika ada soal angket yang tidak valid, sehingga masih ada cadangan soal angket yang dapat digunakan.

Setelah soal diujicobakan, maka dilakukan validitas soal-soal angket dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment. Untuk perhitungannya, menggunakan bantuan program SPSS versi 17. Pengambilan keputusan pada uji validitas dilakukan dengan batasan rtabel dengan α = 5% dan uji dua sisi. Untuk batasan rtabel dengan jumlah (n) 37 diperoleh rtabel sebesar 0,325 pada tabel r. Jika nilai korelasi setiap soal lebih dari batasan yang ditentukan, maka soal tersebut dianggap valid. Sebaliknya, jika nilai korelasi kurang dari batasan yang ditentukan maka soal dianggap tidak valid. Jadi, soal angket dikatakan valid, jika rhitung > 0,325. Hasil uji coba soal angket pilihan ganda dapat dilihat pada lampiran 13. Sementara Output hasil validitas soal angket pilihan ganda menggunakan SPSS 17 selengkapnya dapat dibaca pada lampiran 14. Simpulan soal angket yang valid

dan tidak valid untuk soal angket pilihan ganda masing-masing dapat dibaca pada tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Soal Angket Nomor Soal Pearson Correlations (r11) Keputusan Nomor Soal Pearson Correlations (r11) Keputusan 1 0,595 Valid 16 0,679 Valid 2 0,391 Valid 17 0,375 Valid 3 0,383 Valid 18 0,455 Valid 4 0,597 Valid 19 0,578 Valid

5 0,643 Valid 20 0,153 Tidak Valid

6 0,705 Valid 21 -0,148 Tidak Valid

7 0,542 Valid 22 0,702 Valid 8 0,476 Valid 23 0,515 Valid

9 0,570 Valid 24 0,255 Tidak Valid

10 0,585 Valid 25 0,570 Valid 11 0,643 Valid 26 0,401 Valid 12 0,337 Valid 27 0,390 Valid 13 0,578 Valid 28 0,328 Valid 14 0,665 Valid 29 0,339 Valid 15 0,684 Valid 30 0,515 Valid Dari perhitungan data dengan menggunakan program SPSS versi 17, diperoleh soal angket yang valid berjumlah 27 dan yang tidak valid berjumlah 3. Soal angket yang valid yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 22, 23, 25, 26, 27, 28, dan 29, 30.

4.2.1.2Uji Reliabilitas Soal-soal Angket

Setelah dilakukan uji validitas, selanjutnya dilakukan uji reliabilitas instrumen. Uji reliabilitas ini tidak dilakukan pada semua soal angket, melainkan hanya pada soal angket yang dinyatakan valid. Namun, untuk melihat perbedaan tingkat reliabilitas antara semua butir soal dan butir soal yang valid, maka peneliti melakukan uji reliabilitas pada semua soal angket, yaitu 30 soal angket serta pada soal angket yang valid, yaitu 27 soal angket. Pengujian reliabilitas soal angket menggunakan rumusAlpha yang dibantu dengan program SPSS versi 17.

Output hasil reliabilitas soal angket menggunakan SPSS versi 17 selengkapnya dapat dibaca pada lampiran 12. Simpulan uji reliabilitas soal angket dari 30 dan 27 soal angket dapat dibaca pada tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4 Hasil Uji Reliabilitas Soal Angket

Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items Cronbach's Alpha N of Items .863 30 .881 27

Dari hasil penghitungan menggunakan rumus Alpha dengan bantuan program SPSS versi 17, diperoleh nilai r11 untuk 30 dan 27 item angket masing-masing yaitu 0,863 dan 0,881. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat reliabilitas 27 soal angket yang valid lebih tinggi dibandingkan tingkat reliabilitas 30 soal angket.

Setelah diperoleh nilai r11, selanjutnya membandingkan nilai r11 dengan

rtabel. Untuk n = 37, diperoleh rtabel = 0,325. Dengan demikian, dari hasil r11 dibanding rtabel diperoleh r11 > rtabel, yaitu 0,881 > 0,344, maka semua soal

angket yang valid dinyatakan sudah reliabel. 4.2.2 Soal-soal Tes

Uji prasyarat instrumen soal tes meliputi uji validitas, uji reliabilitas, analisis tingkat kesukaran butir soal dan Analisis daya pembeda butir soal. Berikut penjelasan selengkapnya mengenai analisis data tersebut.

4.2.2.1Uji Validitas Soal-soal Tes

Setelah soal diujicobakan, maka dilakukan validitas butir soal tes dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment. Untuk perhitungannya,

menggunakan bantuan program SPSS versi 17. Pengambilan keputusan pada uji validitas dilakukan dengan batasan rtabel dengan α = 5% dan uji dua sisi. Untuk batasan rtabel dengan jumlah (n) 37 diperoleh rtabel sebesar 0,325 pada tabel r. Jika nilai korelasi setiap soal lebih dari batasan yang ditentukan, maka soal tersebut dianggap valid. Sebaliknya, jika nilai korelasi kurang dari batasan yang ditentukan maka soal dianggap tidak valid. Jadi, soal dikatakan valid, jika rhitung > 0,325. Hsail uji coba soal pilihan ganda dapat dilihat pada lampiran 21. Sementara Output hasil validitas soal pilihan ganda menggunakan SPSS 17 selengkapnya dapat dibaca pada lampiran 22. Simpulan butir soal yang valid dan tidak valid untuk soal pilihan ganda dapat dibaca pada tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Soal Tes Nomor Soal Pearson Correlations (r11) Keputusan Nomor Soal Pearson Correlations (r11) Keputusan 1 -0,258 Tidak Valid 21 0,423 Valid

2 0,057 Tidak Valid 22 0,382 Valid

3 0,164 Tidak Valid 23 0,355 Valid

4 0,068 Tidak Valid 24 0,413 Valid 5 0,437 Valid 25 0,355 Valid

6 0,396 Valid 26 0,164 Tidak Valid

7 0,434 Valid 27 0,150 Tidak Valid

8 -0,194 Tidak Valid 28 0,399 Valid

9 -0,094 Tidak Valid 29 0,386 Valid

10 0,393 Valid 30 0,559 Valid

11 0,368 Valid 31 0,383 Valid

12 0,448 Valid 32 0,448 Valid

13 0,321 Tidak Valid 33 0,474 Valid

14 0,469 Valid 34 0,074 Tidak Valid

15 -0,003 Tidak Valid 35 0,508 Valid

16 0,409 Valid 36 -0,043 Tidak Valid

17 -0,216 Tidak Valid 37 0,517 Valid

18 -0,338 Tidak Valid 38 0,487 Valid

19 0,337 Valid 39 -0,004 Tidak Valid

20 0,040 Tidak Valid 40 0,434 Valid

Dari perhitungan data dengan menggunakan program SPSS versi 17, diperoleh soal pilihan ganda yang valid berjumlah 24 butir dan yang tidak valid

berjumlah 16 butir. Butir soal pilihan ganda yang valid yaitu nomor 5, 6, 7, 10, 11, 12, 14, 16, 19, 21, 22, 24, 25, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 35, 37, 38, dan 40.

4.2.2.2 Uji Reliabilitas Soal-soal Tes

Uji reliabilitas ini tidak dilakukan pada semua soal tes, melainkan hanya pada soal tes yang dinyatakan valid. Namun, untuk melihat perbedaan tingkat reliabilitas antara semua butir soal dan butir soal yang valid, maka peneliti melakukan uji reliabilitas pada semua soal tes, yaitu 40 butir soal, serta pada soal soal tes yang valid, yaitu 24 butir soal tes. Pengujian reliabilitas soal tes menggunakan rumus Kuder dan Richardson (KR-21).

Uji reliabilitas soal tes dari 40 butir soal dengan k = 40, M = 15, dan Vt = 40,76 diperoleh nilai r11 0,793. Sementara untuk soal tes dari 24 butir soal dengan k = 24, M = 15,25 dan Vt = 36,196 diperoleh nilai r11 0,892. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat reliabilitas 24 butir soal yang valid lebih tinggi dibandingkan tingkat reliabilitas 40 butir soal.

Setelah diperoleh nilai r11, selanjutnya membandingkan nilai r11 dengan

rtabel. Untuk n = 37, diperoleh rtabel = 0,325. Dengan demikian, dari hasil r11 dibanding rtabel diperoleh r11 > rtabel, yaitu 0,892 > 0,325, maka semua butir soal

tes yang valid dinyatakan sudah reliabel.

4.2.2.3Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal

Analisis tingkat kesukaran butir soal dilakukan untuk mengetahui butir soal yang tergolong mudah, sedang, dan sukar. Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal dilakukan perhitungan dengan membandingan banyaknya jumlah siswa yang menjawab soal dengan benar pada setiap butir soal dibandingkan

dengan jumlah peserta tes. Hasil perhitungan tingkat kesukaran butir soal tes dapat dibaca pada tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6 Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal Tes No.

Soal ∑ Xi Smi P Kriteria No.

Soal ∑ Xi Smi P Kriteria 1 27 1 0,73 Mudah 21 27 1 0,73 Mudah 2 28 1 0,76 Mudah 22 27 1 0,73 Mudah 3 27 1 0,73 Mudah 23 27 1 0,73 Mudah 4 14 1 0,38 Sedang 24 26 1 0,70 Sedang 5 27 1 0,73 Mudah 25 27 1 0,73 Mudah 6 27 1 0,73 Mudah 26 27 1 0,73 Sedang 7 10 1 0,27 Sukar 27 16 1 0,43 Sedang 8 19 1 0,51 Sedang 28 15 1 0,41 Sedang 9 12 1 0,32 Sedang 29 19 1 0,51 Sedang 10 23 1 0,62 Sedang 30 15 1 0,41 Sedang 11 11 1 0,30 Sukar 31 6 1 0,16 Sukar 12 21 1 0,57 Sedang 32 12 1 0,32 Sedang 13 16 1 0,43 Sedang 33 12 1 0,32 Sedang 14 9 1 0,24 Sukar 34 2 1 0,05 Sukar 15 11 1 0,30 Sukar 35 9 1 0,24 Sukar 16 12 1 0,32 Sedang 36 12 1 0,32 Sedang 17 17 1 0,46 Sedang 37 14 1 0,38 Sedang 18 9 1 0,24 Sukar 38 11 1 0,30 Sukar 19 13 1 0,35 Sedang 39 12 1 0,32 Sedang 20 10 1 0,27 Sukar 40 11 1 0,30 Sukar

Berdasarkan tabel analisis tingkat kesukaran soal, dapat dilihat bahwa 9 butir soal memiliki kriteria mudah, 21 butir soal memiliki kriteria sedang, serta 10 butir soal memiliki kriteria sukar.

4.2.2.4Analisis Daya Pembeda Butir Soal

Analisis daya pembeda butir soal dilakukan untuk mengkaji butir-butir soal dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan soal dalam membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dan siswa yang berkemampuan rendah. Indeks daya pembeda butir soal dihitung atas dasar pembagian siswa menjadi dua kelompok, yaitu kelompok atas yang merupakan siswa berkemampuan tinggi dan kelompok

bawah yang merupakan siswa berkemampuan rendah. Kemampuan tersebut ditunjukkan oleh jumlah skor yang diperoleh masing-masing siswa. Hasil perhitungan daya pembeda butir soal pilihan ganda dapat dibaca pada tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.7 Analisis Daya Pembeda Butir Soal Tes No.

Soal ∑AB D Kriteria No.

Soal ∑AB D Kriteria 1 11 16 -0,3 Jelek 21 17 10 0,37 Cukup

2 14 14 0 Jelek Sekali 22 17 10 0,37 Cukup

3 15 12 0,16 Jelek 23 17 10 0,37 Cukup

4 8 6 0,11 Jelek 24 15 11 0,21 Cukup

5 18 9 0,47 Baik 25 17 10 0,37 Cukup

6 16 11 0,26 Cukup 26 16 11 0,26 Cukup

7 8 2 0,32 Cukup 27 9 7 0,11 Jelek

8 7 12 -0,3 Jelek Sekali 28 11 4 0,37 Cukup

9 6 6 0 Jelek Sekali 29 14 5 0,47 Baik 10 14 8 0,32 Cukup 30 12 3 0,47 Baik 11 9 2 0,37 Cukup 31 5 1 0,21 Cukup 12 15 6 0,47 Baik 32 9 3 0,32 Cukup

13 7 9 -0,1 Jelek Sekali 33 9 3 0,32 Cukup

14 9 0 0,47 Baik 34 1 1 0 Jelek Sekali

15 5 6 -0,1 Jelek Sekali 35 8 1 0,37 Cukup

16 8 4 0,21 Cukup 36 7 5 0,11 Jelek

17 6 11 -0,3 Jelek Sekali 37 11 3 0,42 Baik

18 2 7 -0,3 Jelek Sekali 38 10 1 0,47 Baik

19 10 3 0,37 Cukup 39 6 6 0 Jelek Sekali

20 7 3 0,21 Cukup 40 9 2 0,37 Cukup

Berdasarkan tabel hasil analisis daya pembeda butir soal, dapat dibaca bahwa soal yang layak untuk digunakan berjumlah 26 butir soal karena memiliki kriteria cukup dan baik. Sementara soal yang tidak layak berjumlah 14 butir soal pilihan ganda karena memiliki kriteria jelek dan jelek sekali.

Setelah dilakukan uji prasyarat instrumen, yang meliputi uji validitas, uji reliabilitas, analisis tingkat kesukaran, dan analisis daya pembeda, maka diperoleh butir soal yang layak untuk digunakan untuk dijadikan sebagai hasil belajar atau

tes akhir berjumlah 26 butir yaitu soal nomor 5,6,7, 10, 11, 12, 14, 16, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 35, 37, 38, dan 40. Rekapitulasi hasil uji prasyarat instrumen selengkapnya dapat dibaca pada lampiran 13.

Dokumen terkait