• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

4.3. Analisis Data

4.3.2. Uji Regresi Linier Berganda

Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan regresi linier berganda dengan bantuan program SPSS diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

68

Tabel 4.8. Hasil Uji Regresi Linier Berganda Coeffi cientsa -1, 088 1,869 -,582 ,570 ,276 ,252 ,201 1,097 ,292 ,086 ,291 ,169 ,705 1,418 ,742 ,434 ,292 1,709 ,111 ,081 ,428 ,262 ,807 1,239 ,393 ,088 ,732 4,454 ,001 ,624 ,777 ,684 ,874 1,144 ,145 ,145 ,199 1,006 ,333 ,257 ,269 ,154 ,602 1,662 ,212 ,109 ,363 1,942 ,074 ,399 ,474 ,298 ,677 1,477 (Const ant) ROA ROE EP S BE P EV A Model 1 B St d. E rror Unstandardized Coeffic ients Beta St andardiz ed Coeffic ients

t Sig. Zero-order Partial Part Correlations

Tolerance VIF Collinearity Statistics

Dependent Variable: Harga Saham a.

Sumber: Lampiran 9

Y= -1,088 + 0,276 X1 + 0,742 X2 + 0,393 X3 + 0,145 X4 + 0,212 X5 Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

β0 = -1,088

Nilai konstanta sebesar -1,088 menunjukkan besarnya nilai Harga Saham adalah sebesar -1,088, tanpa ada pengaruh dari variabel

Return On Assets (X1), Return On Equity (X2), Earning Per Share

(X3), Basic Earning Power (X4), dan Economic Value Added (X5). β1

Koefisien regresi untuk variabel Return On Assets (X

= 0,276

1) sebesar

0,276. Tanda positif menunjukkan terjadinya perubahan yang searah dari variabel Return On Assets (X1) terhadap variabel Harga

Saham (Y), yang artinya apabila variabel Return On Assets (X1)

mengalami peningkatan sebesar 1 satuan maka variabel nilai Harga Saham (Y) akan meningkat sebesar 0,276, demikian sebaliknya apabila variabel Return On Assets (X1) mengalami penurunan

menurun sebesar 0,276 dengan asumsi bahwa variabel-variabel yang lain adalah konstan.

β2 = 0,742

Koefisien regresi untuk variabel Return On Equity (X2) sebesar -

0,742. Tanda positif menunjukkan terjadinya perubahan yang searah dari variabel Return On Equity (X2) terhadap variabel Harga

Saham (Y), yang artinya apabila variabel Return On Equity (X2)

mengalami peningkatan sebesar 1 satuan maka variabel Harga Saham (Y) akan meningkat sebesar 0, 742, demikian sebaliknya apabila variabel Return On Equity (X2) mengalami penurunan

sebesar 1 satuan maka variabel Harga Saham (Y) akan menurun sebesar 0,485 dengan asumsi bahwa variabel-variabel yang lain adalah konstan.

β3

Koefisien regresi untuk variabel jumlah Earning Per Share (X

= 0,393

3)

sebesar 0,393. Tanda positif menunjukkan terjadinya perubahan yang searah dari variabel Earning Per Share (X3) terhadap variabel

Harga Saham (Y), yang artinya apabila variabel Earning Per Share

(X3) mengalami peningkatan sebesar 1 satuan maka variabel nilai

Harga Saham (Y) akan meningkat sebesar 0,393, demikian sebaliknya apabila variabel Earning Per Share (X3) mengalami

70

menurun sebesar 0, 393 dengan asumsi bahwa variabel-variabel yang lain adalah konstan.

β4 = 0,145

Menunjukkan besarnya nilai koefisien regresi untuk variabel Basic Earning Power (X4) yaitu 0,145 dan mempunyai koefisien regresi

positif. Hal ini menunjukkan terjadinya perubahan yang searah dengan variabel terikat. Jadi setiap ada kenaikan pada variabel

Basic Earning Power (X4) sebesar 1 satuan, dapat meningkatkan

variabel Harga Saham (Y) sebesar 0,145 dan sebaliknya apabila terjadi penurunan pada variabel Basic Earning Power (X4) sebesar

1 satuan, dapat menurunkan pula Harga Saham (Y) sebesar 0,145 dengan asumsi bahwa variabel-variabel yang lain adalah konstan.

β5 = 0,212

Menunjukkan besarnya nilai koefisien regresi untuk variabel

Economic Value Added (X5) yaitu 0,212 dan mempunyai koefisien

regresi positif. Hal ini menunjukkan terjadinya perubahan yang searah dengan variabel terikat. Jadi setiap ada kenaikan pada variabel Economic Value Added (X5) sebesar 1 satuan, dapat

meningkatkan variabel Harga Saham (Y) sebesar 0,212 dan sebaliknya apabila terjadi penurunan pada variabel Economic Value Added (X5) sebesar 1 satuan, dapat menurunkan pula Harga Saham

(Y) sebesar 0,212 dengan asumsi bahwa variabel-variabel yang lain adalah konstan.

4.3.3. Uji Asumsi Klasik

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi yang diperoleh dari model kuadrat terkecil biasa (ordinary least squares) merupakan model regresi yang menghasilkan estimasi linier tidak bias yang terbaik (Best linear Unbias Estimator / BLUE). Kondisi ini akan terjadi jika dipenuhi beberapa asumsi klasik yaitu :

1. Pengujian Multikolinier

Identifikasi secara statistik ada atau tidaknya gejala multikolinier dapat dilakukan dengan menghitung Variance Inflation Factor (VIF). Berdasarkan hasil pengujian, diperoleh hasil bahwa nilai VIF untuk masing-masing variabel adalah sebagai berikut:

Tabel 4.9. Hasil Pengujian Multikolinier

No Variabel Tolerance VIF Keterangan

1 2 3 4 5 Return On Asset (X1) Return On Equity (X2)

Earning Per Share (X3)

Basic Earning Power (X4)

Economic Value Added (X5

0,705 0,807 0,874 0,602 0,677 ) 1,418 1,239 1,144 1,662 1,477 Non Multikolinier Non Multikolinier Non Multikolinier Non Multikolinier Non Multikolinier Sumber : Lampiran 9

Menurut Ghozali (2006 : 91) uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Salah satu cara yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya multikolonieritas yaitu dengan melihat besarnya nilai Variance Inflation Factor (VIF).

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai VIF untuk variabel Return On Assets, Return On Equity, Earning Per Share, Basic Earning Power dan Economic Value Added mempunyai nilai

72

VIF lebih kecil dari 10 (2006 : 91), yang berarti bahwa pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini sudah terbebas dari penyimpangan multikolinier.

2. Pengujian Heteroskedastisitas

Hasil uji heteroskedastisitas diperoleh dari hasil pengujian dengan menggunakan bantuan program SPSS 13.0 dengan melihat

Rank Spearman’s Correlation. Hasil pengujian Rank Spearman’s

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.10. Hasil Pengujian Heteroskedastisitas

No Variabel Nilai mutlak

dari residual Taraf Signifikansi Keterangan 1 2 3 4 5 Return On Asset (X1) Return On Equity (X2)

Earning Per Share (X3)

Basic Earning Power (X4)

Economic Value Added (X5

0,058 -0,042 -0,054 -0,073 -0,004 ) 0,814 0,864 0,825 0,768 0,989 Non Heteroskedastisitas Non Heteroskedastisitas Non Heteroskedastisitas Non Heteroskedastisitas Non Heteroskedastisitas Sumber : Lampiran 10

Menurut Ghozali (2006 : 105) uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidak adanya Heteroskedastisitas adalah dengan cara menggunakan uji rank spearman.

Dari hasil korelasi tersebut tidak diperoleh adanya korelasi

yang signifikan antara Unstandardized Residual dengan masing-

masing variabel bebas yang diteliti, dengan nilai taraf signifikansi lebih besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi penyimpangan heteroskedastisitas pada variabel-variabel bebas yang diteliti.

3. Pengujian Autokolerasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya (Imam Ghozali, 2006 : 95).

Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan diperoleh nilai Durbin Watson sebesar 1,564 dan karena nilainya berada di antara - 2<1,564<2 sehingga dapat diartikan tidak terjadi autokorelasi. (Santoso, 2001:216)

Dokumen terkait