• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2 Penyajian Hasil Penelitian

4.2.2 Analisis Statistik Inferensial

4.2.2.2 Uji Regresi Linier Berganda

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independent ( inflasi, kurs, suku bunga ) secara signifikan terhadap harga saham perbankan pada indeks LQ 45.

Dari hasil perhitungan analisis regresi linier berganda, maka diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.13

Analisis Linier Berganda Coefficients Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta (Constant) 10637.204 2372.238 4.484 .000 Inflasi -72.723 66.279 -.131 -1.097 .273 Kurs -.599 .187 -.202 -3.199 .002 Suku_bunga -11752.105 15712.290 -.093 -.748 .455

a Variabel terikat: Saham

Sumber : Hasil Analisis Data ( 2011 )

Dengan demikian model regresi linier berganda untuk harga saham perbankan pada indeks LQ 45 atas faktor – faktor yang mempengarahinya dapat dilihat persamaan sebagai berikut :

Y = +ε

Harga saham = 10637.204 – 72.723( X1 ) – 599( X2 ) - 1175.105( X3)+ε

Keterangan :

1. Nilai konstanta 10637.204, menyatakan jika variabel independen dianggap konstan, maka harga saham sebesar 10637,204.

2. Nilai koefisien β1 ( koefisien inflasi ) sebesar -72.723 bernilai negatif artinya setiap peningkatan Inflasi sebesar satu persen maka akan diikuti dengan penurunan pergerakan harga saham sebesar 72,723 poin.

3. Nilai koefisien β2 ( koefisien kurs ) bernilai -599 bernilai negatif artinya setiap peningkatan kurs sebesar satu rupiah maka akan diikuti dengan penurunan pergerakan harga saham sebesar 599 poin.

4. Nilai koefisien β3 ( koefisien suku bunga ) bernilai -11752.105 bernilai negatif artinya setiap peningkatan suku bunga satu persen maka akan diikuti dengan penurunan pergerakan harga saham sebesar 11752,105 poin. Tabel 4.14 Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson .268 .072 .062 2286.66160 .052

a Predictors: (Constant): Suku_bunga, Kurs, Inflasi b Dependent Variabel: Saham

Sumber : Hasil Analisis Data ( 2011 )

Pada tabel 4.14 terlihat bahwa angka R ( koefisien korelasi ) sebesar 0.268 menunjukkan bahwa hubungan antara inflasi, kurs dan suku bunga terhadap harga saham sebesar 0.268. Angka R-Square ( R2) pada tabel 4.14 menunjukkan nilai sebesar 0.72. Hal ini berarti bahwa 72% variasi harga saham dapat dijelaskan oleh variasi dari variable inflasi, kurs dan suku bunga. Sisanya sebesar 28% dijelaskan oleh faktor – faktor lain di luar model penelitian ini.

1. Uji F ( Uji Simultan )

, pada taraf signifikansi (α ) = 0,05 dengan dua arah. Hasil uji F dapat

ditunjukkan pada tabel 4.6 sebagai berikut : Tabel 4.15 Tabel Anova

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Regression 115021886.359 3 38340628.786 7.333 .000

Residual 1484985246.294 284 5228821.290

Total 1600007132.653 287

Sumber : Hasil Analisis Data ( 2011 )

Penjelasan tabel 4.15menyatakan bahwa hasil perhitungan Uji F adalah : 1. H0 : β1 = β2 =β3 = 0

Hipotesa nol menyatakan bahwa variabel inflasi, kurs dan suku bunga secara bersama – sama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.

2. H1 : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ 0

Hipotesa alternatif menyatakan bahwa variabel inflasi, kurs dan suku bunga secara bersama – sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.

Dari hasil regresi pada tabel 4.15 di atas, dapat diketahui mengenai nilai F hitung adalah sebesar 7.333 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.000. Hal ini dapat diartkan bahwa model yang digunakan dalam penelitian ini adalah signifikansinya < 0.05. Model ini dapat member penjelasan bahwa variabel independen secara serempak dapat mempengaruhi variabel dependen ( harga

Pengujian secara serempak pengaruh variabel indpenden terhadap harga saham dari uji ANOVA atau F test, didapat Fhitung sebesar 7,333 dengan tingkat signifikansi 0.000. Sedangkan pada Ftabel dengan signifikansi 0.05 adalah sebesar 2.60, dikarenakan Fhitung > Ftabel atau nilai signifikansi 0.000 jauh lebih kecil dari 0.05 maka H0 ditolak yang berarti model regresi dapat dipakai untuk memprediksi harga saham atau dapat dikatakan secara serempak variabel inflasi, kurs dan suku bunga mempunyai pengaruh terhadap harga saham perbankan pada indeks LQ 45 Bursa Efek Indonesia.

Gambar 4.3

Kurva daerah penerimaan dan penolakan H0 Uji F

ttabel thitung

2. Uji t ( Uji Parsial )

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui signifkansi dari pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara individual. Pengujian nilai t dilakukan dengan dua sisi yang digunakan untuk menguji hipotesis.

hitung dengan nilai signifkansi yang diberlakukan dalam penelitian ini yaitu ( 0.05 ) dengan dua arah dan pengujian kedua yaitu perbandingan nilai thitung dengan nilai ttabel.

Adapun hasil uji t dapat dilihat dalam tabel 4.16 sebagai berikut : Tabel 4.16

Nilai Koefisien t hitung

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta (Constant) 10637.204 2372.238 4.484 .000 Inflasi -72.723 66.279 -.131 -1.097 .273 Kurs -.599 .187 -.202 -3.199 .002 Suku_bunga -11752.105 15712.290 -.093 -.748 .455

Sumber : Hasil Analisis Data ( 2011 )

H0 ditolak jika thitung > ttabel atau nilai signifkansi < 0.05, maka H0 ditolak yang berarti koefisien regresi berpengaruh secara signifikan dan H0 diterima bila thitung ≤ ttabel atau nilai signifikansi > 0.05 maka koefisien regresi terhadap variabel tidak berpengaruh secara signifikan. Pada penelitian ini nilai taraf signifikan yang digunakan yaitu 0.05 ( 5% ). Secara parsial hasil uji hipotesis masing – masing variabel dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Uji parsial variabel inflasi ( X1 ) a. H0 : β1 = 0

b. H1 : β1 ≠ 0

Artinya, variabel inflasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pergerakan harga saham.

c. α= 0,05 / 2 dengan df ( n-k-1 ) = 284

Pada variabel inflasi memperoleh thitung sebesar – 1.097 dengan nilai signifikan 0.273, sedangkan besarnya ttabel pada signifikan 0,05 adalah -1,960. Dikarenakan thitung < ttabel ( - 1.097 < -1,960 ) atau nilai signifikansi 0.273 > 0.05 maka H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti variabel inflasi tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap harga saham.

Gambar 4.4

Kurva daerah penerimaan dan penolakan H0 Uji t Variabel X1

-ttabel - thitung ttabel

2. Uji parsial variabel kurs a. H0 : β1 = 0

Artinya, variabel kurs tidak mempunyai pengaruh yang signifikan

b. H1 : β1 ≠ 0

Artinya, variabel kurs mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pergerakan harga saham.

c. α= 0,05 / 2 dengan df ( n-k-1 ) = 284

Pada variabel kurs memperoleh thitung sebesar – 3.199 dengan nilai signifikan 0.02, sedangkan besarnya ttabel pada signifikan 0,05 adalah -1,960. Dikarenakan -thitung > -ttabel ( - 3.199 > -1,960 ) atau nilai signifikansi 0.273 > 0.05 maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti variabel kurs memiliki pengaruh secara sigifikan terhadap harga saham.

Gambar 4.5

Kurva daerah penerimaan dan penolakan H0 Uji t Variabel X2

3. Uji parsial variabel suku bunga a. H0 : β1 = 0

Artinya, variabel suku bunga tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pergerakan harga saham.

b. H1 : β1 ≠ 0

Artinya, variabel suku bunga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pergerakan harga saham.

c. α= 0,05 / 2 dengan df ( n-k-1 ) = 284

Pada variabel suku bunga memperoleh thitung sebesar – 748 dengan nilai signifikan 0.455, sedangkan besarnya ttabel pada signifikan 0,05 adalah 1,960. Dikarenakan -thitung < -ttabel ( - 748 < -1,960 ) atau nilai signifikansi 0.455 > 0.05 maka H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti variabel suku bunga tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap harga saham.

Gambar 4.6

Kurva daerah penerimaan dan penolakan H0 Uji t Variabel X3

-ttabel -thitung ttabel

Dokumen terkait