SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN “ Veteran “ Jawa Timur
Oleh :
FEBRI KURNIA PUTRI NPM. 0742010052
YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS
karena dengan limpahan Rahmat, Karunia serta Hidayah-Nya, skripsi yang berjudul “Pengaruh Analisis Fundamental Terhadap Pergerakan Harga Saham ( Studi Pada Perbankan yang Masuk Indeks LQ 45 Bursa Efek Indonesia )”, dapat penulis susun dan selesai sebagai wujud pertanggung jawaban penulis.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, penulis tidak dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Jojok Dwiridotjahjono, S.Sos M.Si selaku pembimbing yang telah memberikan pengarahan kepada penulis selama menyusun skripsi ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dra. Ec. Hj. Suparawati, M.Si, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UPN “Veteran” Jatim.
2. Bapak Drs. Nurhadi, M.Si sebagai PLH ketua program studi ilmu administrasi bisnis FISIP UPN “Veteran” Jatim.
3. Seluruh dosen program studi ilmu administrasi bisnis maupun staf karyawan FISIP hingga UPN “Veteran” Jatim.
Surabaya, Mei 2011
HALAMAN PERSETUJUAN...ii
HALAMAN PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI...iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL……… i x DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
ABSTRAKSI... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 6
1.3 Tujuan Penelitian ... 6
1.4 Manfaat Penelitian ... 7
1.4.1 Manfaat Teoritis ... 7
1.4.2 Manfaat Praktis ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8
2.1 Penelitian Terdahulu ... 8
2.2 Teori Manajemen Keuangan ... 9
2.5.1 Harga Saham ... 18
2.5.1.1 Faktor Fundamental yang Mempengaruhi Harga Saham...33
2.5.2 Inflasi ... 34
2.5.2.1 Jenis – jenis Inflasi ... 34
2.5.2.2 Pengaruh Inflasi ... 35
2.5.3 Kurs ... 36
2.5.4 Suku Bunga Bank Indonesia ... 38
2.6 Kerangka Pemikiran ... 40
2.7 Hipotesis ... 41
BAB III METODE PENELITIAN ... 42
3.1 Definisi Operasional ... 42
3.1.1 Variabel Dependen ( Y ) ... 42
3.1.2 Variabel Independen ( X ) ... 42
3.2 Populasi, sampel, teknik penarikan sampel ... 43
3.2.1 Popuasi ... 43
3.2.2 Sampel ... 44
3.2.3 Teknik Penarikan Sampel ... 44
3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 46
3.3.1 Jenis Data ... 46
3.4.2 Uji Hipotesis ... 51
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 53
4.1 Gambaran Obyek Penelitian………... ....53
4.1.1. Bursa Efek Indonesia………... 53
4.1.2 Bank Danamon……… 56
4.1.3 Bank Central Asia………... 58
4.1.4 Bank CIMB Niaga……….. 59
4.1.5 Bank Internasional Indonesia……….. 61
4.1.6 Bank Rakyat Indonesia………... 62
4.1.7 Bank Mandiri……….. 64
4.2 Penyajian Hasil Penelitian………. .66
4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif………. 66
4.2.2 Analisis Statistik Inferensial………. ...82
4.2.2.1 Uji Asumsi Klasik……… 82
4.2.2.2 Uji Regresi Linier Berganda………... 86
4.3 Pembahasan……… 94
4.3.1 Uji Simultan………. 95
4.3.2 Uji Parsial………. 95
5.2 Saran………..99 DAFTAR PUSTAKA
Halaman
Tabel 1.1 Harga saham rata – rata tahunan perusahaan perbankan
Indeks LQ 45 BEI……… 02
Tabel 2.2 Daftar inflasi, kurs dan suku bunga 2006 – 2009………. 05
Tabel 3.1Daftar Populasi Perbankan... 44
Tabel 3.2 Perusahaan yang Masuk Indeks LQ 45 BEI 2006 – 2009...45
Tabel 3.3Daftar Sampel Perbankan………... 45
Tabel 4.1 Harga saham rata – rata tahunan perusahaan perbankan Indeks LQ 45 BEI……… 68
Tabel 4.2 Harga saham Bank BRI periode 2006 – 2009……… 69
Tabel 4.3 Harga saham Bank Danamon periode 2006 – 2009………71
Tabel 4.4 Harga saham Bank Mandiri periode 2006 – 2009………73
Tabel 4.5 Harga saham Bank BCA periode 2006 – 2009……… 75
Tabel 4.6 Harga saham Bank bii periode 2006 – 2009……… 77
Tabel 4.7 Harga saham Bank Niaga periode 2006 – 2009……….. .79
Tabel 4.8 Inflasi periode 2006 – 2009………...81
Tabel 4.9 Kurs periode 2006 – 2009……….. ..82
Tabel 4.10 Suku bunga periode 2006 – 2009………. .83
Tabel 4.11 Durbin Watson………. ..86
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran...41
Gambar 4.1 Normalitas Data... 85
Gambar 4.2 Gambar Persebaran Pola Residual... 88
Gambar 4.3 Kurva Uji F... 92
Gambar 4.4 Kurva Uji t variabel X1... 94
Gambar 4.5 Kurva Uji t variabel X2... 95
Lampiran 2 : Grafik pergerakan Inflasi tahun 2006 – 2009.
Lampiran 3 : Grafik pergerakan kurs tahun 2006 – 2009.
Lampiran 4 : Grafik pergerakan suku bunga Bank Indonesia tahun 2006 – 2009.
Lampiran 5 : Terdiri dari :
a. Harga saham rata – rata tahunan perusahaan perbankan indeks LQ 45
b. Daftar inflasi, kurs dan suku bunga 2006 – 2009
c. Harga saham Bank BRI periode 2006 – 2009
d. Harga saham Bank Danamon periode 2006 – 2009
e. Harga saham Bank Mandiri periode 2006 – 2009
f. Harga saham Bank BCA periode 2006 – 2009
g. Harga saham Bank bii periode 2006 – 2009
h. Harga saham Bank Niaga periode 2006 – 2009
i. Inflasi periode 2006 – 2009
j. Kurs periode 2006 – 2009
3. Uji Multikolinearitas
4. Uji Heteroskedastisitas
5. Uji Regresi Linier Berganda
6. Uji F ( Simultan )
7. Uji t ( Parsial )
Setiap perusahaan memerlukan modal yang sangat besar, untuk itu pandangan para pemilik perusahaan diarahkan ke pasar modal baik dari dalam negeri maupun luar negeri karena pasar modal merupakan tempat untuk mendapatkan modal investasi . Pasar modal memiliki beberapa pengelompokkan saham unggulan yang terkumpul dalam suatu. indeks LQ 45. indeks LQ 45 adalah nilai kapitalisasi pasar dari 45 saham yang paling likuid dan memiliki nilai kapitalisasi yang besar.
Kebutuhan informasi mengenai harga saham bagi investor semakin meningkat, hal ini disebabkan investor ingin mengurangi kerugian. Penelitian ini akan menggunakan analisis fundamental untuk mengetahui inflasi, kurs dan suku bunga berpengaruh secara simultan dan secara parsial terhadap harga saham.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdafrtar pada indeks LQ 45 periode 2006 – 2009 Bursa Efek Indonesia. Sedangkan sampel yang diambil sebagai obyek penelitian yaitu sebanyak 6 ( enam ) perbankan, dengan menggunakan teknik samapel purposive sampling. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia ( BEI ) untuk data internal perusahaan yaitu harga saham perbankan indeks LQ 45 periode 2006 - 2009. Sedangkan untuk variabel inflasi, kurs dan suku bunga diperoleh melalui situs resmi Bank Indonesia ( BI ) periode 2006 – 2009.
Data analisis menggunakan model regresi linier berganda dan untuk uji hipotesis menggunakan uji F sebagai uji simultan ( bersama – sama ) serta uji t sebagai uji parsial terhadap variabel penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel inflasi, kurs dan suku bunga berpengaruh secara simultan terhadap harga saham. Pada pengujian secara parsial diperoleh hasil, variabel inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham dan variabel suku bunga juga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham .Dapat disimpulkan secara parsial hanya variabel kurs yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
the company directed to capital markets both from domestic and abroad because of capital market is the place to get investment capital. The capital market has some excellent stock grouping collected in a. LQ 45. LQ 45 Index is a market capitalization of the 45 most liquid stocks and large capitalization value.
Needs information about stock prices for investors is increasing, it is because investors want to reduce losses. This study will use fundamental analysis to determine inflation, exchange rates and interest rates simultaneously affect and partially to the stock price.
The population in this study are all banking companies in the index LQ 45 in the period from 2006 to 2009 Indonesia Stock Exchange. While the sample is taken as an object of study as many as 6 (six), banking, using purposive sampling technique. This study uses secondary data obtained from the Indonesian Stock Exchange (BEI) for internal data company that is banking stock price index LQ 45 period 2006 to 2009. As for the variable inflation, exchange rates and interest rates obtained through the official website of Bank Indonesia (BI) in the period 2006 to 2009.
Data analysis using multiple linear regression model and to test the hypothesis using the F test as a simultaneous test (together - the same) and t test as a partial test of the study variables.
The results showed that the variable inflation, exchange rates and interest rates simultaneously affect the stock price. In a partial test result, inflation
variable does not significantly affect the stock price and interest rate variables also did not significantly influence stock prices. It can be concluded only partially variable exchange rates significantly influence stock price.
1.1 Latar Belakang Masalah
Pembangunan suatu Negara memerlukan dana investasi dalam jumlah
yang banyak sehingga perlu ada usaha yang mengarah pada dana investasi yang
bersumber dari dalam negeri misalnya tabungan masyarakat, penerimaan devisa.
Di Negara yang sedang berkembang, usaha yang mengarah pada dana investasi
masih rendah. Dalam hal ini pasar modal mempunyai peranan yang strategis
dalam perekonomian Indonesia. Melalui pasar modal pemerintah dapat
mengalokasikan dana dari masyarakat ke sektor – sektor investasi yang produktif.
Pasar modal dalam banyak hal sangat menentukan kehidupan perekonomian suatu
Negara. Dalam pasar modal mengenal berbagai aktivitas baik seputar transaksi
saham, kinerja perusahaan, harga saham, laba maupun kebijakan deviden.
Pasar modal merupakan tempat untuk mendapatkan modal investasi,
sementara investor pasar modal merupakan tempat untuk menginvestasikan
uangnya. Dalam pasar modal menjualbelikan produk berupa dana yang bersifat
abstrak, sedangkan dalam bentuk konkritnya produk – produk yang
diperjualbelikan di pasar modal berupa lembar surat – surat berharga di Bursa
Efek. Kegiatan pengelola perdagangan efek meliputi pencatatan saham yang akan
diperdagangkan, fasilitator perdagangan efek pada lantai bursa, pengorganisasian
terhadap perusahaan terdaftar, pengawasan terhadap jalannya perdagangan efek di
perusahaan, aliran kasa dan kegiatan lain yang berhubungan dengan analisis pasar
modal dan penyebaran informasi perdagangan.
Investasi di pasar modal, nilai harga saham merupakan fakor penting. Oleh
karena itu para investor harus memperhatikan pergerakan harga saham yang
dipengaruhi oleh faktor Fundamental yang terdiri dari intern meliputi keadaan
para emiten seperti laporan kinerja keuangan, pembagian deviden, perubahan
strategi dalam rapat umum pemegang saham, akan menjadi informasi penting bagi
para investor di pasar modal. Sedangkan fakor ekstern meliputi kebijakan
pemerintah, perubahan nilai tukar rupiah terhadap dollar ( kurs ), keadaan inflasi,
penetapan suku bunga oleh Bank Indonesia. Berikut ini adalah daftar harga saham
rata – rata tahunan perusahaan perbankan yang masuk 5 kali berturut – turut
indeks LQ 45 periode 2006 – 2009 :
Tabel 1.1
Harga saham rata – rata tahunan perusahaan perbankan Indeks LQ 45
Bank
Harga Saham
Rata-Rata
2006 2007 2008 2009
BRI 4345.833 6191.667 5510.417 6281.250 5582.292 Danamon 5070.833 7370.833 5168.750 3977.083 5396.875 Mandiri 2083.750 3164.583 2637.500 3455.000 2835.208 BCA 4389.583 5939.583 3052.083 3777.083 4289.583
Bii 188.333 217.917 420.833 371.250 299.583
Gejolak krisis keuangan global telah mengubah tatanan perekonomian
Pasar modal di Indonesia turut mengalami gejolak sehingga sempat terhenti
perdagangannya. Upaya pemerintah dan Bank Indonesia untuk mencegah dampak
krisis global agar tidak meluas, melalui kebijakan di bidang fiskal, moneter dan
sektor riil merupakan prioritas utama hingga tahun 2009. Dampak dari terjadinya
krisis global di Indonesia turut naiknya tinkat inflasi hingga September 2008
menjadi 12,14%. Dalam menempuh kebikannya, Bank Indonesia mengarahkan
upayanya pada langkah – langkah menjaga inflasi sehingga pada akhir tahun 2008
inflasi berada pada posisi 11,06% menurun 1,08% dari bulan September.
Kestabilan inflasi merupakan prasyarat bagi pertumbuhan ekonomi yang
berkesinambungan yang pada akhirnya memberikan manfaat bagi peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Pentingnya pengendalian inflasi didasarkan pada
pertimbangan bahwa inflasi yang tinggi dan tidak stabil memberikan dampak
negatif kepada kondisi sosial ekonomi masyarakat.
Dampak krisis global juga mempengaruhi nilai tukar rupiah terhadap
dollar Amerika membuat mata uang rupiah menaglami depresiasi pada triwulan
ketiga. Implikasi dari depresiasi rupiah yaitu kenaikan kewajiban valuta asing
pada pemerintah dan swasta. Kerugian yang dialami oleh perusahaan publik
sebagai akibat membengkaknya kewajiban luar negerinya menagibatkan
menurunnya kinerja fundamental perusahaan – perusahaan sehinnga harga saham
ikut menurun. Sehinnga hampir seluruh emiten di Bursa Efek Jakarta menderita
kerugian selisih kurs kerena memiliki hutang luar negeri. Hubungan atau
pengaruh kurs sendiri terhadap saham sangat berkaitan erat. Hal ini karena kurs
indeks harga saham merupakan dampak simultan dari berbagai kejadian utama
fenomena ekonomi. Apabila kurs menguat, maka secara tidak langsung indeks
harga saham juga akan naik, tetapi bila kurs melemah maka indeks harga saham
juga akan turun. Naik turunnya harga saham akan terjadi karena apresiasi rupiah
terhadap mata uang asing menyebabkan naik turunnya permintaan saham di pasar
modal oleh investor. Pentingnya kestabilan nilai kurs rupiah terhadap dollar
Amerika yaitu agar pergerakan harga saham di Indonesia tidak mengalami gejolak
yang akan mempunyai pengaruh yang besar terhadap investor dalam melakukan
investasinya di pasar modal.
Akibat dari dampaknya krisis global tersebut Bank Indonesia turut serta
mengendalikan perekonomian dengan cara menurunkan Suku Bunga Acuan
secara bertahap selama enam bulan terakhir. Penurunan suku bunga Bank
Indonesia tersebut dilakukan untuk mengurangi keketatan likuiditas di lingkungan
pengusaha, dengan harapan perekonomian dapat berkembang lebih baik lagi.
Pentingnya Bank Indonesia dalam mengatur kebijakan suku bunga yaitu berfungsi
sebagai Bank Indonesia memiliki tugas untuk menjaga stabilitas moneter antara
lain melalui instrumen suku bunga dalam operasi pasar terbuka. Bank Indonesia
dituntut untuk mampu menetapkan kebijakan moneter secara tepat dan berimbang.
Hal ini mengingat gangguan stabilitas moneter memiliki dampak langsung
terhadap berbagai aspek ekonomi. Kebijakan moneter melalui penerapan suku
bunga yang terlalu ketat, akan cenderung bersifat mematikan kegiatan ekonomi.
framework. . Berikut daftar inflasi, kurs dan suku bunga dari tahun 2006 sampai
2009 :
Tabel 1.2
Daftar inflasi, kurs dan suku bunga periode 2006 - 2009
Variabel (X)
Tahun
Rata-Rata
2006 2007 2008 2009
Inflasi 13.33% 6.40% 10.18% 4.90% 8.70%
Kurs 916448,98 913914,71 969262,53 1041047,17 960168,348
Suku Bunga 11,83% 8,60% 8,67% 7,15% 9,06%
Sumber : Bank Indonesia 2010 ( data diolah )
Berdasrkan uraian dan permasalahan di atas maka dalam penelitian ini
akan menganalisis mengenai “ Pengaruh Analisis Fundamental Terhadap
Pergerakan Harga Saham ( Studi Kasus Pada Perbankan yang Masuk Indeks
LQ 45 Bursa Efek Indonesia ) “.
1.2 Perumusan masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah dikemukakan,
perumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah pengaruh analisis fundamental yang meliputi inflasi, kurs dan suku
bunga BI secara simultan ( bersama – sama ) mempunyai pengaruh terhadap
harga saham perbankan pada Indeks LQ 45 Bursa Efek Indonesia ( BEI ) ?
2. Apakah pengaruh analisis fundamental yang meliputi inflasi, kurs dan suku
bunga BI secara parsial mempunyai pengaruh terhadap harga saham
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh analisis fundamental yang
meliputi inflasi, kurs dan suku bunga BI secara simultan ( bersama – sama )
mempunyai pengaruh terhadap harga saham perbankan pada Indeks LQ 45
Bursa Efek Indonesia ( BEI ).
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh analisis fundamental yang
meliputi inflasi, kurs dan suku bunga BI secara parsial mempunyai pengaruh
terhadap harga saham perbankan pada Indeks LQ 45 Bursa Efek Indonesia
( BEI ).
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan
dalam kajian Ilmu Administrasi Bisnis khususnya yang berkaitan dengan
manajemen keuangan tentang pengaruh analisis fundamental terhadap
pergerakan harga saham.
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Bagi Investor
Sebagai bahan pertimbangan bagi investor dalam menanamkan modalnya
pada perusahaan – perusahaan khususnya perbankan di Indonesia dengan
2. Bagi Penelitian akan datang
Sebagai bahan acuan bagi pihak – pihak ( peneliti ) yang tertarik untuk
menilti tentang pasar modal di Indonesia khususnya yang berkaitan dengan
faktor fundamental di kedepannya.
3. Bagi Perusahaan
Sebagai gambaran bagi perusahaan tentang kinerja perusahaan dengan
2.1 Penelitian Terdahulu
Alfian Taufike B.M ( 2010 ) melakukan penelitian mengenai analisis
pengaruh earning per share, debt equity ratio dan kurs terhadap harga saham
perbankan pada Indeks LQ 45 Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa variabel earning per share dan debt equity ratio berpengaruh
secara signifikan, sedangkan variabel kurs tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap harga saham.
Jojok Dwiridotjahjono ( 2006 ) melakukan penelitian mengenai analisis
pengaruh variabel – variabel ekonomi makro terhadap harga saham pada
perusahaan Food & Baverage yang listing di Bursa Efek Jakarta ( BEJ). Hasil
penelitian ini menujukkan bahwa variabel – variabel ekonomi mikro yang terdiri
dari inflasi, tingkat bunga deposito, nilai tukar rupiah, produk domestik bruto,
harga emas secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara
parsial variabel inflasi, tingkat bunga deposito, nilai tukar, harag emas
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham, sedangkan variabel
produk domestik bruto pengaruhnya tidak signifikan pada perusahaan food &
baverage yang listing di BEJ.
Penelitian yang sekarang penulis lakukan yaitu tentang penagruh analisis
saham dan tiga variabel bebas yaitu inflasi ( X1 ), kurs ( X2) dan suku bunga Bank
Indonesia ( X3).
2.2 Teori Manajemen Keuangan
2.2.1 Manajemen Keuangan
Menurut Suad Husnan ( 2004 : 4 ) manajemen keuangan merupakan
semua kegiatan yang menyangkut kegiatan perencanaan, analisis dan
pengendalian kegiatan keuangan. Orang yang melaksanakan kegiatan tersebut
sering disebut sebagai manajer keuangan.
Manajemen keuangan merupakan manajemen terhadap fungsi -fungsi
keuangan. Fungsi - fungsi keuangan tersebut meliputi bagaimana memperoleh
dana ( raising of fund ) dan bagaimana menggunakan dana tersebut. Manajer
keuangan berkepentingan dengan penentuan jumlah aktiva yang layak dari
investasi pada berbagai aktiva dan pemilihan sumber-sumber dana untuk
membelanjakan aktiva tersebut. Untuk memperoleh dana, manajer keuangan bisa
memperolehnya dari dalam maupun luar perusahaan. Sumber dari luar perusahaan
berasal dari pasar modal, bisa berbentuk hutang atau modal sendiri.
Fungsi Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan dapat di definisikan dari tugas dan tanggung jawab
manajer keuangan. Tugas pokok manajemen keuangan antara lain meliputi
keputusan tentang investasi, pembiayaan kegiatan usaha dan pembagian deviden
untuk memaksi mumkan nilai perusahaan. Kegiatan penting lai nnya yang harus
dilakukan manajer keuangan menyangkut empat aspek yaitu :
1. Manajer keuangan harus bekerjasama dengan para manajer lainnya yang
bertanggung jawab atas perencanaan umum perusahaan.
2. Manajer keuangan harus memusatkan perhatian pada berbagai keputusan
investasi dan pembiayaan , serta segala hal yang berkaitan dengannya.
3. Manajer keuangan harus bekerjasama dengan para manajer di perusahaan agar
perusahaan dapat beroperasi seefisien mungkin.
4. Manajer keuangan harus mampu menghubungkan perusahaan dengan pasar
keuangan, di mana perusahaan dapat memperoleh dana dan surat berharga
perusahaan dapat diperdagangkan.
2.2.2 Manajemen Investasi
Investasi dalam arti luas merupakan pengorbanan sejumlah uang saat ini
untuk memperoleh sejumlah uang di masa akan datang. Menurut Sunariyah ( 2004
: 4 ) investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki
dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di
masa yang akan datang. Sedangkan menurut M. Fakhrudin ( 2001 : 195 )
dikatakan bahwa, investasi adalah komitmen dana dengan tujuan memperoleh
pengembalian ekonomi selama satu periode waktu, yang biasanya dalam bentuk
arus kas periodik dan atau nilai akhir.
Definisi berikutnya adalah menurut Tandelilin ( 2001 : 37 ), investasi
datang. Menurut Suad Husnan ( 2004 : 18 ) menyatakan investasi adalah setiap
penggunaan uang dengan maksud untuk memperoleh penghasilan.
Menurut bentuknya investasi dibedakan menjadi investasi dalam aktiva
finansial( financial investment ) dan investasi dalam aktiva riil ( real investment ).
Investasi dalam aktiva finansial lebih merupakan kepemilikan hak klaim atau
aktiva yang diwujudkan dalam bentuk dokumen legal yang kemudian disebut
sebagai sekuritas ( surat berharga , sedangkan untuk investasi Dalam aktiva riil
berupa aktiva berwujud yang tampak nyata ( bangunan, tanah ). Seorang investor
yang menghendaki tingkat pengembalian yang tinggi, tentu akan menghadapi
resiko yang tinggi pula. Untuk menyikapi hal tersebut, maka salah satu caranya
adalah dengan menggunakan upaya diversifikasi yang tepat di antara bermacam –
macam bentuk pilihan investasi yang ada.
2.3 Pasar Modal
Pengertian pasar modal di Indonesia tercantum dalam pasal 1 Undang –
undang no 8 tahun 1995 yang mendefinisikan bahwa pasar modal merupakan
kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek (
saham ), perusahaan public yang berkaitan dengan efek. Menurut M. Fakhrudin (
2001 : 258 ) pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan
jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun
modal sendiri.
Menurut Tandelilin ( 2001 : 13 ) pasar modal juga dapat didefinisikan
umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi. Menurut Sunariyah ( 2004
: 4 ) pasar modal merupakan suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk
didalmnya adalah bank – bank komersial dan semua lembaga perantara di bidang
keuangan, serta keseluruhan surat – surat berharga yang beredar. Sedangkan
tempat terjadinya jual beli sekuritas disebut bursa efek. M. Fakhrudin ( 2001 :
258) menyatakan ada beberapa fungsi pasar modal, yaitu:
1. Sarana untuk menghimpun dana – dana masyarakat untuk disalurkan ke
dalam kegiatan – kegiatan yang produktif.
2. Sumber pembiayaan yang mudah, murah dan cepat bagi dunia usaha dan
pembangunan nasional.
3. Mendorong terciptanya kesempatan berusaha dan sekaligus menciptakan
kesempatan kerja.
4. Mempertinggi efisiensi alokasi sumber produksi.
5. Memperkokoh beroperasinya mekanisme financial market dalam menata
system moneter, karena pasar modal dapat menjadi sarana “ open market
operation “ sewaktu – waktu diperlukan oleh Bank Sentral.
6. Menekan tingginya tingkat bunga menuju suatu rate yang reasonable.
7. Sebagai altenatif investasi bagi para pemodal.S
Menurut Sunariyah ( 2004 : 12) macam – macam pasar modal, yaitu :
1. Pasar Primer ( primary market )
Pasar primer ( perdana ) adalah tempat penjualan atau penawaran saham baru
pasar modal yang memperdagangkan saham – saham yang dijual untuk
pertama kalinya sebelum saham dicatatkan di bursa.
2. Pasar Sekunder ( secondary market )
Pasar sekunder adalah tempat perdagangan surat berharga yang sudah
beredar. Pasar ini merupakan pasar dimana saham dan sekuritas lainnya
diperjualbelikan secara luas, setelah melalui penjualan atau penawaran di
pasar perdana. Pasar sekunder dibedakan menjadi stock exchange market (
pasar bursa saham atau bursa efek ) dan over the counter ( OTC ) market.
Sekuritas dari perusahaan kecil umumnya diperdagangkan di OTC market,
sedangkan sekuritas untuk perusahaan besar di stock exchange ( bursa efek).
3. Pasar ketiga ( third market )
Pasar ketiga adalah tempat perdagangan saham atau sekuritas lainnya di luar
bursa OTC market. Pasar ini merupakan pasar perdagangan surat berharga
yang dijalnkan broker ( pialang ) yang mempertemukan pembeli dan penjual
pada saat pasar kedua tuutup.
4. Pasar Keempat ( fourth market )
Pasar keempat merupakan bentuk perdagangan efek antara investor tanpa
melalui perantara pedagang efek ( broker ) atau pasar modal yan dilakukan di
antara institusi berkapasitas besar untuk menghindari komisi untuk broker.
Bentuk transaksi dalam perdagangan semacam ini biasanya dilakukan dalam
Di dalam suatu pasar modal terdapat beberapa pelaku yang mempengaruhi
terhadap dunia investasi, adapun pelaku – pelaku yang terlibat langsung dalam
pasar modal, yaitu :
1. Emiten
Emiten adalah perusahaan yang melakukan emisi, baik berupa saham ataupun
obligasi. Dengan kata lain emiten adalah perusahaan yang mengeluarkan efek
untuk dijual atau diperdagangkan dengan tujuan memperoleh dana.
2. Investor
Investor merupakan pihak yang menginvestasikan dananya melalui
pembelian efek untuk dijual atau diperdagangkan dengan tujuan memperoleh
dana.
3. Lembaga penunjang
Perkembangan pasar modal akan mendorong perkembangan lembaga
penunjang seperti BAPEPAM ( Badan Pelaksana Penanaman Modal ),
akuntan publik, konsultan hukum serta lembaga penunjang lain menjadi
professional dalam pelayanannya sesuai dengan bidang masing – masing.
4. Pemerintah
Pembangunan yang dilakukan memerlukan pendanaan yang cukup besar.
Perkembangan pasar modal menjadi suatu alternatif dalam pemanfaatan
potensi masyarakat sebagai sumber pembiayaan.
Dapat disimpulkan pasar modal yaitu suatu pasar yang disiapkan guna
milik suatu emiten yang telah terdaftar di bursa efek dengan memakai jasa para
perantara ( pialang ) pedagang efek.
2.4 Indeks LQ 45
Menurut M. Fakhrudin ( 2001 : 204 ) indeks LQ 45 adalah nilai
kapitalisasi pasar dari 45 saham yang paling likuid dan memiliki nilai kapitalisasi
yang besar. Indeks LQ 45 menggunakan 45 saham terpilih berdasarkan likuiditas
perdagangan saham dan disesuaikan setiap enam bulan ( setiap awal bulan
Pebruari dan Agustus ). Dengan demikian saham yang terdapat dalam indeks
tersebut akan selalu berubah.
Beberapa kriteria seleksi untuk menentukan suatu emiten dapat masuk
dalam perhitungan indeks LQ 45 adalah :
1. Kriteria pertama adalah :
a. Berada di TOP 95% dari total rat – rata tahunan nilai transaksi saham
di pasar regular.
b. Berada di TOP 90% dari rata – rata tahunan kapitalisasi pasar.
2. Kriteria kedua adalah :
a. Merupakan urutan tertinggi yang mewakili sektornya dalam klasifikasi
industry BEJ sesuai dengan nilai kapitalisai pasarnya.
b. Merupakan urutan tertinggi berdasarkan frekuensi transaksi.
Indeks LQ 45 hanya terdiri dari 45 saham yang telah terpilih melalui
likuiditas dan kapitalisasi pasar yang tinggi. Saham – saham pada indeks LQ 45
harus memenuhi criteria dan melewati seleksi utama sebagai berikut :
1. Masuk dalam ranking 60 besar dari total transaksi saham di pasar regular
( rata – rata transaksi selama 12 bulan terkhir ).
2. Ranking berdasar kapitalisasi pasar ( rata – rata kapitalisasi pasar selama
12 bulan terakhir ).
3. Tercatat di BEJ minimum 3 bulan.
4. Keadaan keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhannya, frekuensi
dan jumlah hari perdagangan transaksi pasar regular.
Saham-saham yang termasuk didalam LQ 45 terus dipantau dan setiap
enam bulan akan diadakan review (awal Februari, dan Agustus). Apabila ada
saham yang sudah tidak masuk kriteria maka akan diganti dengan saham lain yang
memenuhi syarat. Pemilihan saham - saham LQ 45 harus wajar, oleh karena itu
BEJ mempunyai komite penasehat yang terdiri dari para ahli di BAPEPAM,
Universitas, dan Profesional di bidang pasar modal.
Faktor – faktor yang berperan dalam pergerakan indeks LQ 45,
diantaranya yaitu :
1. Tingakt suku bunga BI sebagai patokan ( benchmark ) portofolio investasi
di pasar keuangan Indonesia.
2. Tingkat toleransi investor terhadap risiko dan saham – saham penggerak
indeks yang notabene merupakan saham berkapitalisasi pasar besar di
Faktor – faktor yang berpengaruh terhadap naiknya Indeks LQ 45 adalah :
1. Penguatan bursa global dan regional menyusul penurunan harga minyak mentah
dunia.
2. Penguatan nilai tukar rupiah yang mampu mengangkat indeks LQ 45 ke zone
positif.
Tujuan indeks LQ 45 adalah sebagai pelengkap IHSG ( Indeks Haraga
Saham Gabungan ) dan khususnya untuk menyediakan sarana yang obyektif dan
terperacaya bagi analis keuanagn, manajemen investasi, investor dan pemerhati
pasar modal lainya dalam memonitor pergerakan harga dari saham – saham yang
aktif diperdagangkan.
Dapat disimpulkan indeks LQ 45 yaitu sekumpulan sahm – saham yang
nilai pergerakannya berada di atas pada tiap sektornya dan merupakan sahm –
saham unggulan ( blue chips ) yang terpilih melalui kriteria – kriteria yang telah
ditentukan oleh bursa efek serta indeks LQ 45 sebagai pelengkap IHSG.
2.5 Teori Sesuai Variabel
2.5.1 Harga Saham
Pengertian saham menurut M. Fakhrudin ( 2001 : 175 ) adalah bukti
penyertaan modal di suatu perusahaan atau merupakan bukti kepemilikan atas
suatu perusahaan. Sedangkan menurut M. Sophian Hardianto ( 2001 : 6 ) saham
adalah tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang yang berupa selembar kertas
yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan
Wujud saham yang berupa selembar kertas dan menerangkan bahwa
pemilik kertas adalah pemilik perusahaan. Suatu perusahaan dapat menjual hak
kepemilikannya dalam bentuk saham. Suatu perseroan terbatas mengeluarkan
sertifikat saham kepada pemiliknya sebagai bukti investasi mereka dalam usaha.
Satuan dasar dari modal saham adalah lembar saham. Suatu perseroan terbatas
mengeluarkan sertifikat saham untuk sejumlah lembar saham yang diinginkan.
Saham yang ditangan pemegang saham disebut saham beredar. Total jumlah
saham dalam peredaran pada tiap waktu mewakili seratus persen kepemilikan
perseroan terbatas disebut modal saham.
Menurut M. Fakhrudin ( 2001 : 175 ), ada beberapa sudut pandang untuk
membedakan saham yaitu :
1. Ditinjau dari segi manfaatnya saham digolongkan menjadi dua yaitu :
a. Saham Biasa ( common stock )
Merupakan saham yang menempatkan pemiliknya paling yunior terhadap
pembagian deviden dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila
perusahaan tersebut dilikuidasi. Saham biasa merupakan saham yang paling
banyak dikenal dan diperdagangkan di pasar.
b. Saham Preferen ( prefered stock )
Merupakan saham yang memiliki kharakteristik gabungan antara obligasi dan
saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap ( seperti bunga
obligasi ), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki
mewakili kepemilikan ekuitas dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo yang
tertulis di atas lembaran saham tersebut dan membayar deviden.
2. Ditinjau dari segi peralihannya dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Saham atas unjuk ( bearer stocks )
Pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya agar mudah
dipindahtangankan dari satu investor ke investor lainnya. Secara hukum,
siapa yang memegang saham tersebut dialah diakui sebagai pemiliknya dan
berhak untuk ikut hadir dalam RUPS.
b. Saham atas nama ( registered stocks )
Merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya, di mana
cara peralihannya harus melaui prosedur.
3. Ditinjau dari kinerja perdagangannya dibagi menjadi :
a. Blue Chip Stocks
Yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi,
sebagai leader di industry sejenis, memilki pendapatan yang stabil dan
konsisten dalam membayar deviden.
b. Income Stocks
Saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar deviden lebih
tinggi dari rata – rata deviden yang dibayarkan pada tahun sebelumnya.
Emiten seperti ini biasanya mampu menciptakan pendapatan yang lebih
tinggi dan secara teratur membagikan deviden tunai. Emiten ini tidak suka
c. Growth Stocks
Saham - saham dari emiten yang memilki pertumbuhan pendapatan yang
tinggi, sebagai leader di industry sejenis yang mempunyai reputasi tinggi.
d. Speculative Stocks
Saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh
penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai kemampuan
penghasilan tinggi di masa mendatang, meskipun belum pasti.
e. Counter Cylical Stocks
Saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi
bisnis secara umum. Pada saat resesi ekonomi, harga saham ini tetap tinggi,
di mana emitennya mampu memberikan deviden yang tinggi sebagai akibat
dari kemampuan emiten dalam memperoleh penghasilan yang tinggi pada
masa resesi. Emiten sperti ini biasanya bergerak dalam produk yang sangat
dan selalu dibutuhkan masyarkat seperti rokok, consumer goods.
Keuntungan yang diperoleh dalam berinvestasi saham adalah :
1. Capital Gain, yaitu keuntungan dari hasil jual beli saham, berupa selisih
antara nilai jual yang lebih tinggi dari pada nilai beli saham.
2. Deviden, yaitu bagian keuntungan perusahaan yang akan dibagikan kepada
para pemegang saham.
3. Saham juga dapat dijaminkan ke Bank untuk memperoleh kredit sebagai
angguan tambahan dari anggunan pokok.
perusahaan. Pemodal jangka panjang mengandalkan kenaikkan nilai saham
ini untuk meraih keuntungan dari investasi saham.
Kerugian yang diperoleh dalam berinvestasi saham yaitu :
1. Capital Loss, yaitu kerugian dari hasil jual beli saham, berupa selisih antara
nilai jual yang lebih rendah daripada nilai beli saham.
2. Opportunity Loss, kerugian berupa selisih suku bunga deposito dikurangi
total hasil yang diperoleh dari investasi saham.
3. Kerugian karena perusahaan dilikuidasi, namun nilai likuidasinya lebih
rendah dari harga beli saham.
Menurut Jogiyanto ( 2000 : 75 ) harga saham adalah nilai
penyertaan atau kepemilikan seseorang dalam suatu perusahaan. Sedangkan
menurut M. Fakhrudin ( 2001 : 33 ) harga saham merupakan nilai penyertaan
modal seseorang kepada suatu perusahaan yang menerbitkan saham untuk
mendapatkan tempat sebagai shareholder ( pemegang saham ) pada perusahaan
tersebut. Harga saham dapat dibedakan menjadi tiga yaitu :
a. Harga nominal saham
Harga nominal saham adalah nilai yang ditetapkan oleh emiten untuk
menilai setiap lembar saham yang dikeluarkannya.
b. Harga saham perdana
Harga saham perdana adalah harga sebelum saham tersebut dicatatkan di
c. Harga pasar
Harga pasar merupakan harga jual dari investor yang satu denagn investor
yang lain. Harga pasar ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di
bursa. Harga saham dalam penelitian ini merupakan harga penutupan
(closing price ) akhir tahun selama satu tahun dari masing – masing
industry jasa perbankan.
Dengan pengklasifikasian saham biasa seperti tersebut di atas maka dapat
dilihat kelebihan dari investasi saham biasa ini satu kali kemampuannya dalam
memberikan tingkat keuntungan ( rate of return ) yang tertinggi dalam arti
tergantung pada perusahan penerbitnya, meskipun pengklasifikasiannya atas
beberapa kelompok saham tidak selalu tepat, namun setidaknya dapat membantu
investor maupun memiliki sahm – saham yang disediakan. Menurut Jogiyanto (
2000 : 87 ) faktor – faktor yang mempengaruhi perubahan harga saham yaitu :
1. Faktor Internal (Lingkungan mikro)
a. Pengumuman tentang pemasaran, produksi, penjualan seperti
pengiklanan, rincian kontrak, perubahan harga, penarikan produk baru,
laporan produksi, laporan keamanan produk, dan laporan penjualan.
b. Pengumuman pendanaan (financing announcements), seperti
pengumuman yang berhubungan dengan ekuitas dan hutang.
c. Pengumuman badan direksi manajemen (management-board of
director announcements) seperti perubahan dan pergantian direktur,
d. Pengumuman pengambilalihan diversifikasi, seperti laporan merger,
investasi ekuitas, laporan take over oleh pengakuisisian dan diakuisisi,
laporan divestasi dan lainnya.
e. Pengumuman investasi (investment annuncements), seperti melakukan
ekspansi pabrik, pengembangan riset dan, penutupan usaha lainnya.
f. Pengumuman ketenagakerjaan (labour announcements), seperti
negoisasi baru, kontrak baru, pemogokan dan lainnya.
g. Pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti peramalan laba
sebelum akhir tahun fiskal dan setelah akhir tahun fiskal, earning per
share (EPS) dan dividen per share (DPS), price earning ratio, net profit
margin, return on assets (ROA), dan lain-lain.
2. Faktor eksternal (Lingkungan makro)
a. Pengumuman dari pemerintah seperti perubahan suku bunga tabungan
dan deposito, kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai regulasi dan
deregulasi ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah.
b. Pengumuman hukum (legal announcements), seperti tuntutan
karyawan terhadap perusahaan atau terhadap manajernya dan tuntutan
perusahaan terhadap manajernya.
c. Pengumuman industri sekuritas (securities announcements), seperti
laporan pertemuan tahunan, insider trading, volume atau harga saham
d. Gejolak politik dalam negeri dan fluktuasi nilai tukar juga merupakan
faktor yang berpengaruh signifikan pada terjadinya pergerakan harga
saham di bursa efek suatu negara.
e. Berbagai isu baik dari dalam negeri dan luar negeri.
Untuk menganilisis pergerakan harga saham menggunakan dua analisis
yaitu analisis teknikal dan analisis fundamental sebagai berikut :
I. Analisis Teknikal
Menurut M. Fakhrudin ( 2008 : 07 ) analisis teknikal yaitu metode
analisis saham dengan basis pergerakan harga saham di masa lalu. Metode ini
menggunakan beragam grafik atau chart dalam analisisnya. Penganut aliran
teknikal percaya bahwa suatu keadaan atau tren akan berulang kembali.
Analisa teknis atau lebih dikenal dengan istilah analisa teknikal adalah
merupakan suatu teknik analisa yang dikenal dalam dunia keuangan yang
digunakan untuk memprediksi trend suatu harga saham dengan cara mempelajari
data pasar yang lampau, terutama pergerakan harga dan volume. Dalam
penggunaan perhitungan berbagai metode atau teknik lebih mengutamakan studi
atas grafik harga.
Kelebihan analisis teknikal yaitu :
a. Grafik dapat digunakan untuk menganalisis untuk satuan waktu, detik, menit,
jam, hingga tahun.
b. Banyak terdapat alat – alat analisis teknikal dan teknik – teknik yang tersedia
c. Analisis teknikal dapat menggunakan data secara akurat dan setiap saat
tersedia di RTI.
Kelemahan analisa teknikal :
a. Memerlukan banyak data untuk akurasi prediksi.
b. Sangat bergantung pada kemampuan trader, sedangkan masing- masing
trader memiliki metode yang berlainan dan belum tentu cocok diterapkan
satu sama lainnya.
c. Analisis teknikal masih menganggap sifat manusia akan berulang.
II. Analisis Fundamental
Menurut M. Fakhrudin ( 2008 : 07 ) analisis fundamental merupakan
metode analisis saham dengan menganalisa data – data atau informasi yang
berhubungan dengan kinerja perusahaan. Laporan keuangan merupakan sumber
utama dalam analisis ini termasuk menggunakan rasio – rasio keuangan.
Analisis fundamental adalah suatu analisa yang mempelajari hal – hal
yang berhubungan dengan kondisi keuangan suatu perusahaan dengan tujuan
untuk mengetahui sifat – sifat dasar dan kharakteristik operasional dari
perusahaan publik.
Analisis fundamental dapat dianalisis dari dua sudut pandang yaitu intern dan
ekstern perusahaan. Faktor intern yang berpengaruh terhadap harga saham suatu
perusahaan memiliki beberapa variabel yaitu :
1. Pertumbuhan pendapatan (revenue growth)
2. Rasio laba terhadap saham yang beredar ( earning per share-EPS)
4. Rasio harga saham terhadap laba perlembar saham (price earning ratio)
5. Rasio harga saham terhadap pertumbuhan laba perseroan ( price earning
growth ratio)
6. Rasio harga saham terhadap penjualan (price/sales ratio)
7. Rasio harga saham terhadap nilai buku (price book value)
8. Rasio hutang perseroan ( debt ratio)
9. Margin pendapatan bersih (net profit margin)
Sedangkan faktor ekstern merupakan faktor yang berada di luar
perusahaan, tetapi mempunyai pengaruh terhadap perusahaan. Faktor-faktor
fundamental yang sifatnya luas dan kompleks tersebut dapat dikelompokkan ke
dalam empat kategori besar, yaitu :
1. Faktor politik sebagai salah satu alat indikator untuk memprediksi
pergerakan nilai tukar, sangat sulit untuk diketahui timing / waktu terjadinya
secara pasti dan untuk ditentukan dampaknya terhadap fluktuasi nilai tukar. Ada
kalanya suatu perkembangan politik berdampak pada pergerakan nilai tukar,
namun ada kalanya tidak membawa dampak apa pun terhadap pergerakan nilai
tukar.
2. Faktor keuangan sangat penting dalam melakukan Analisa Fundamental.
Adanya perubahan dalam kebijakan moneter dan fiskal yang diterapkan oleh
pemerintah, terutama dalam hal kebijakan yang menyangkut perubahan tingkat
suku bunga, akan membawa dampak signifikan terhadap perubahan dalam
selain indikator lainnya seperti jumlah uang yang beredar. Aturan umum
mengenai kebijakan tingkat suku bunga tingkat suku bunga ini adalah semakin
tinggi tingkat suku bunga semakin kuat nilai tukar mata uang. Namun, kadang
kala terdapat salah pegertian bahwa kenaikan tingkat suku bunga secara otomatis
akan memicu menguatnya nilai tukar maa uang domentik. Perhatian terhadap
suku bunga ini terutama harus dipusatkan pada tingkat suku bunga riil, bukan
pada tingkat suku bunga nominal. Ini karena perhitungan tingkat suku bunga riil
telah menyertakan variabel tingkat inflasi di dalamnya.
3. Faktor Eksternal dapat membawa perubahan yang sangat signifikan
terhadap nilai tukar suatu negara. Perubahan ekonomi yang terjadi dalam suatu
negara dapat membawa dampak (regional effect) bagi perekonomian
negara-negara lain yang terdapat dalam kawasan yang sama. Dalam era global arus
portofolio modal tidak lagi mengenal batas-batas wilayah negara. Para fund
manager, investor yang melakukan investasi secara global, sangat mencermati
perubahan ekonomi, bukan hanya dalam lingkup satu negara, melainkan juga
meluas hingga ke dalam lingkup satu kawasan/regional tertentu.
4. Faktor ekonomi : indikator ekonomi adalah salah satu faktor yang tidak
dapat dipisahkan dan merupakan bagian penting dari keseluruhan faktor
fundamental itu sendiri. Indikator-indikator ekonomi yang sering digunakan
dalam analisa fundamental, yaitu :
a. Produk nasional bruto (PNB) adalah total produksi barang dan jasa yang
berdomisili di dalam negeri maupun yang berada di luar negeri dalam
suatu periode tertentu.
b. Produksi domestik bruto (PDB) adalah penjumlahan seluruh barang dan
jasa yang diproduksi oleh suatu negara baik oleh perusahaan dalam negeri
maupun oleh perusahaan asing yang beroperasi di dalam negara tersebut
pada suatu waktu/ periode tertentu.
c. Tingkat inflasi : Salah satu cara pemerintah dalam menanggulangi inflasi
adalah dengan melakukan kebijakan menaikkan tingkat suku bunga.
Penggunaan tingkat inflasi sebagai salah satu indikator fundamental
ekonomi adalah untuk mencerminkan tingkat PDB dan PNB ke dalam
nilai yang sebenarnya. Nilai GDP dan GNP riil merupakan indikator yang
sangat penting bagi seorang investor dalam membandingkan peluang dan
risiko investasinya di mancanegara.
Indikator-indikator inflasi yang biasanya digunakan oleh para investor:
1. Indeks harga produksi atau Producer Price Index (PPI) adalah indeks yang
mengukur rata-rata perubahan harga yang di terima oleh produsen domestic
untuk setiap output yang dihasilkan dalam setiap tingkat proses produksi.
Data PPI dikumpulkan dari berbagai sektor ekonomi terutama dari sektor
manufaktur, pertambangan, dan pertanian.
2. Indeks harga konsumen atau Consumer Price Index (CPI) adalah digunakan
untuk mengukur rata-rata perubahan harga eceran dari sekelompok barang
3. Neraca pembayaran atau balance of payment adalah suatu neraca yang terdiri
dari keseluruhan aktivitas transaksi perekonomian internasional suatunegara,
baik yang bersifat komersial maupun finansial, dengan negara lain pada suatu
periode tertentu. Neraca pembayaran ini mencerminkan seluruh transaksi
antara penduduk,pemerintah, dan pengusaha dalam negeri dan pihak luar
negeri, seperti transaksi expor dan impor, investasiportofolio, transaksi
antar Bank Sentral, dan lain-lain. Dengan adanya neraca pembayaran ini kita
mengetahui kapan suatu negara mengalami surplus maupun defisit. Secara
garis besar Balance of Payment dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :
4. Neraca perdagangan yang merupakan selisih antara total ekspor dan impor
barang, jasa, dan transfer. Dalam perhitungannya, neraca perdagangan ini
tidak mencakup transaksi-transaksi asset finansial dan kewajiban (hutang).
Data ini merupakan indikator tren perdagangan luar negeri yang merupakan
aliran bersih dari total ekspor dan impor barang dan jasa sebagai penerimaan
atau penghasilan. Dengan adanya transaksi ekspor maka akan diterima
sejumlah uang yang nantinya akan menambah permintaan terhadap mata
uang negara eksportir. Begitu pula sebaliknya pada impor barang dan jasa
dimana sejumlah uang harus dikeluarkan guna membayar barang dan jasa
yang kita impor, hal ini akan menambah penawaran akan mata uang negara
importir.
5. Aliran Modal yaitu investasi langsung dan investasi tidak langsung, dimana
pada investasi langsung, investor dari luar negeri melakukan penanaman
dll.Investasi ini biasanya bersifat jangka panjang. Sedangkan investasi tidak
langsung dapat kita temui didalam investasi instrument keuangan. Misalnya
seorang investor melakukan pembelian saham atau obligasi di bursa
Indonesia. Maka investor tersebut harus menukarkan mata uangnya ke rupiah
supaya dapat membeli saham ataupun obligasi di Indonesia.
6. Tingkat pengangguran adalah suatu indikator yang dapat memberikan
gambaran tentang kondisi rill berbagai sektor ekonomi. Indikator ini dapet
dijadikan alat untuk menganalisa sehat/tidaknya perekonomian suatu negara.
Apabila perekonomian berada dalam kondisi baik maka akan tercapai tingkat
pengangguran yang rendah. Tetapi jika perekonomian dalam keadaan lesu
maka tingkat pengangguran pun meningkat.
7. Kurs valuta asing adalah nilai perbandingan atau bisa juga disebut nilai tukar
antara suatu mata uang terhadap mata uang lainnya. Kurs ini biasanya
digunakan sebagai indikator utama untuk melihat kekuatan ekonomi ataupun
tingkat kestabilan perekonomian suatu Negara. Jika kurs mata uang negara
tersebut tidak stabil maka dapat dikatakan bahwa perekonomian negara
tersebut tidak baik atau sedang mengalami krisis ekonomi. Untuk itu perlu
bagi suatu Negara untuk memiliki mata uang yang stabil agar perekonomian
negara tersebut dapat berjalan dengan lancar dan membentuk suatu tren
pertumbuhan.
8. PSNCR - Public Sector Net Cash Requirement atau kebutuhan tunai sektor
lebih dari yang mereka terima dari penerimaan pajak, dan satu-satunya cara
untuk menambah kekurangannya adalah dari meminjam.
Kelebihan analisis fundamental yaitu :
1. Penggerak harga
2. Sederhana, anda cukup dapat mengetahui apakah naik, turun atau tetap.
Tidak seperti teknikal yang perlu menggunakan angka.
Kelemahan analisis fundamental yaitu :
1. Seringkali bersifat subyektif dikarenakan psikologi pasar
2. Tidak dapat menjawab kebutuhan secara ilmu pasti. Harus di Ingat bahwa
dasar dari analisa fundamental bukanlah matematika melainkan ilmu
ekonomi dan psikologi pasar.
2.5.1.1 Faktor Fundamental yang Mempengaruhi Harga Saham
Menurut Jogiyanto ( 2000 : 174 ), harga saham suatu perusahaan dapat
berubah – ubah, perubahan harga saham ini dapat terjadi karena beberapa hal.
Harga saham sebagai indikator nilai perusahaan akan dipengaruhi oleh beberapa
variabel fundamental dan teknikal, dimana variabel – variabel tersebut secara
bersama – sama akan membentuk kekuatan pasar yang berpengaruh terhadap
transaksi saham, sehingga harga saham akan mengalami berbagai kemungkinan
kenaikan harga. Artinya, perubahan harga tergantung kepada pihak emiten yang
menawarkan saham dan para pialang saham sebagai pihak yang mengajukan
Harga saham yang cenderung naik mempunyai dampak adanya capital
gain, atau dapat menggambarkan kondisi perusahaan yang cenderung baik atau
mempunyai prospek jangka panjang yang menjanjikan. Sebaliknya, harga saham
cenderung turun, dapat mengakibatkan capital loss dan permintaan akan saham
juga akan turun. Selain itu hal ini menunjukkan kekurang percayaan para
investor terhadap kemampuan atau prospek jangka panjang dari sebuah
perusahaan.
Selain factor penawaran dan permintaan, ada banyak faktor yang juga
dapat mempengaruhi harga saham, faktor tersebut dapat berupa faktor eksternal
dan internal. Faktor eksternal berhubungan dengan fundamental yang
mencerminkan kondisi ekonomi, hukum dan politik, pertumbuhan ekonomi, suku
bunga, inflasi, peraturan pemerintah serta kurs valuta asing.
2.5.2 Inflasi
Inflasi secara umum merupakan kenaikan harga-harga secara umum dan
terus menerus. Pengertian inflasi menurut M. Fakhrudin ( 2001 : 183 ) adalah
suatu kenaikan relative yang disponsori oleh kenaikan besar dalam tingat harga
umum. Inflasi dapat timbul bila jumlah uang atau uang deposito dalam peredaran
lebih banyak, dibandingkan dengan jumlah barang – barang serta jasa yang
ditawarkan atau bila karena hilangnya kepercayaan terhadap mata uang nasional
kemudian diikuti adanya gejala yang meluas untuk menukar uang dengan barang
2.5.2.1Jenis – jenis Inflasi
A. Penyebab Inflasi
1.Demand – pull Inflation yaitu inflasi yang disebabkan karena permintaan
masyarakat akan berbagai barang terlalu kuat.
2. Cost – push Inflation yaitu inflasi yang ditandai denagn kenaikan harga
serta turunnya produksi.
3. Inflasi permintaan dan Penawaran yaitu inflasi ini disebabkan kenaikan
permintaan dan penawaran. Timbulnya inflasi disebabakan karena antara
pelaku permintaan dan penawaran barang bertambah, sementara persediaan
barang mengalami kekurangan.
B. Berdasarkan Asal Inflasi
1. Domestik Inflation ( inflasi yang berasal dari dalam negeri ) yaitu inflasi
yang terjadi di dalam negeri. Misalnya, terjadinya deficit anggaran belanja
Negara yang secara terus – menerus dan melakukan pencetakan uang. Hal ini
menyebabkan jumlah uang yang dibutuhkan masyarakat melebihi transaksinya
dan ini menyebabkan nilai uang menjadi rendah dan harga barang meningkat.
2. Imported Inflation ( inflasi yang tertular dari luar negeri ) yaitu inflasi yang
disebabkan oleh kenaikan harga barang ekspor seperti teh dan kopi di luar
negeri ( Negara tujuan ekspor ), harganya mengalami kenaikan dan ini
membawa pengaruh terhadap harga di dalam negeri.
C. Menurut Tingkat Keparahan / Laju Inflasi
2. Inflasi sedang ( 10% - 30% )
3. Inflasi berat ( 30% - 100% )
4. Hiperinflasi ( > 100% )
2.5.2.2 Pengaruh Inflasi
Faktor – faktor yang mempengaruhi inflasi yaitu :
1. Indeks harga produksi atau Producer Price Index (PPI) adalah indeks yang
mengukur rata-rata perubahan harga yang di terima oleh produsen
domestik untuk setiap output yang dihasilkan dalam setiap tingkat proses
produksi. Data PPI dikumpulkan dari berbagai sektor ekonomi terutama
dari sektor manufaktur, pertambangan, dan pertanian.
2. Indeks harga konsumen atau Consumer Price Index (CPI) adalah
digunakan untuk mengukur rata-rata perubahan harga eceran dari
sekelompok barang dan jasa tertentu. Index CPI dan PPI digunakan oleh
seorang Trader sebagai indikator untuk mengukur tingkat inflasi yang
terjadi.
3. Neraca pembayaran atau balance of payment adalah suatu neraca yang
terdiri dari keseluruhan aktivitas transaksi perekonomian internasional
suatu negara, baik yang bersifat komersial maupun finansial, dengan
negara lain pada suatu periode tertentu. Neraca pembayaran ini
mencerminkan seluruh transaksi antara penduduk, pemerintah, dan
pengusaha dalam negeri dan pihak luar negeri, seperti transaksi expor dan
Dengan adanya neraca pembayaran ini kita mengetahui kapan suatu negara
mengalami surplus maupun defisit.
2.5.3 Kurs ( nilai tukar )
Menurut M. Faizal ( 2001 : 20 ) pengertian kurs adalah harga satu mata
uang yang diekspresikan terhadap mata uang lainya. Kurs dinilai sebagai tolak
ukur tingkat mata uang suatu Negara terhadap Negara lain. Tolak ukur yang
mempengaruhi kurs ada di berbagai bidang diantaranya ekonomi, politik, sosial,
teknologi, ekspor impor suatu Negara. Sedangkan menurut Sawaldjo P. ( 2004 :
212 ) kurs merupakan harga dimana mata uang suatu Negara dipertukarkan
dengan mata uang Negara lain.
Kurs rupiah adalah nilai tukar sejumlah rupiah yang diperlukan untuk
membeli satu US$ melemah, ini berarti niali tukar sejumlah rupiah yang
diperlukan untuk memebli US$ meningkat maka harag saham di bursa efek
diperkirakan semakin rendah.
Nilai tukar mata uang merupakan perbandingan niali dua mata uang yang
berbeda atau dikenal dengan sebutan kurs. Menurut Sawaldjo P ( 2004 : 223 )
niali tukar didasari dua konsep yaitu :
1. Konsep nominal
Merupakan konsep untuk mengukur perbedaan harga mata uang
menyatakan berapa jumlah mata uang suatu Negara yang diperlukan guna
memperoleh sejumlah mata uang dari Negara lain.
Konsep riil yang diperlukan untuk mengukur daya saing komoditi ekspor
suatu Negara dipasaran internasional.
Hubungan secara teoritis antara nilai tukar rupiah dengan harga saham
bersifat negatif yaitu apabila terjadi penurunan nilai tukar mata uang rupiah
terhadap US$ ( rupiah terdepresiasi ) maka harga saham akan mengalami
peningkatan.
Pergerakan nilai tukar dan inflasi yang diikuti oleh pergerakan suku bunga
sebagai pengendali permintaan dan penawaran uang beredar maupun sebagai
pengontrol inflasi maka suku bunga dapat digunakan sebagai alat mediasi nilai
tukar dan inflasi untuk melihat dampaknya terhadap harag saham. Naik turunnya
harga saham yang dipengaruhi oleh perubahan nilai tukar dan inflasi dapat
mempengaruhi pengembalian dan tingkat keuntungan, nilai tukar dan inflasi
yang wajar akan mendorong pergerakan iklim investasi yang secara langsung
mampu mengangkat perekonomian Negara secara makro, karena para investor
baik dari dalam maupun dari luar negeri tertarik untuk menanamkam modalnya
di dalam negeri yang tentu memberikan keuntungan bagi para investor itu sendiri
dan juga Negara.
2.5.4 Suku Bunga Bank Indonesia ( SBI )
Pengertian suku bunga menurut Sunariyah (2004:80) adalah harga dari
pinjaman. Suku bunga dinyatakan sebagai persentase uang pokok per unit waktu.
Suku bunga Bank Indonesia adalah suku bunga kebijakan yang
mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia dan diumumkan kepada publik. Suku bunga BI merupakan suku bunga
instrument sinyaling Bank Indonesia yang ditetapkan pada rapat dewan gubernur
bulanan dan diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan Bank
Indonesia melalui pengelolaan likuiditas di pasar uang untuk mencapai sasaran
operasional kebijakan SBI dan Pasar Uang Antar Bank ( PUAB ). Suku bunga
SBI dan PUAB ini yang nantinya mempengaruhi suku bunga deposito dan kredit
di perbankan nasional.
Bank Indonesia pada umumnya akan menaikkan suku bunga BI apabila
inflasi ke depan diperkirakan melampaui sasaran yang ditetapkan, sebaliknya
Bank Indonesia akan menurunkan suku bunga BI apabila inflasi ke depan
diperkirakan berada di bawah sasaran yang telah ditetapkan.
Adapun fungsi suku bunga menurut Sunariyah (2004:81) adalah :
a. Sebagai daya tarik bagi para penabung yang mempunyai dana lebih untuk
diinvestasikan.
b. Suku bunga dapat digunakan sebagai alat moneter dalam rangka mengendalikan
penawaran dan permintaan uang yang beredar dalam suatu perekonomian.
Misalnya, pemerintah mendukung pertumbuhan suatu sektor industri tertentu
apabila perusahaan-perusahaan dari industri tersebut akan meminjam dana. Maka
c. Pemerintah dapat memanfaatkan suku bunga untuk mengontrol jumlah uang
beredar. Ini berarti, pemerintah dapat mengatur sirkulasi uang dalam suatu
perekonomian.
Suku bunga itu sendiri ditentukan oleh dua kekuatan, yaitu : penawaran
tabungan dan permintaan investasi modal (terutama dari sektor bisnis). Tabungan
adalah selisih antara pendapatan dan konsumsi. Bunga pada dasarnya berperan
sebagai pendorong utama agar masyarakat bersedia menabung. Jumlah tabungan
akan ditentukan oleh tinggi rendahnya tingkat bunga. Semakin tinggi suku bunga,
akan semakin tinggi pula minat masyarakat untuk menabung, dan sebaliknya.
2.6 Kerangka Pemikiran
Berdasarkan kajian teori di atas, penelitian ini mencakup pengamatan
terhadap industri perbankan yang terdaftar di indeks LQ 45 Bursa Efek Indonesia
( BEI ), dengan membahas bagaimana pengaruh inflasi, kurs dan suku bunga ( BI
Rate ). Kemudian dilakukan analisis regresi linier berganda untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh inflasi, kurs dan suku bunga ( BI Rate ) terhadap harga
saham perbankan yang terdaftar di Indeks LQ 45 Bursa Efek Indonesia.
Secara lebih lengkapnya, penelitian ini dapat dijelaskan melalui gambar
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
2.7 Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah dan landasan teori yang telah dikemukakan,
hipotesis yang diajukan dalam penulisan proposal penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Inflasi, kurs dan suku bunga BI secara simultan ( bersama – sama )
mempunyai pengaruh terhadap harga saham perbankan pada Indeks LQ 45
Bursa Efek Indonesia ( BEI ).
2. Inflasi, kurs dan suku bunga BI secara parsial mempunyai pengaruh terhadap
harga saham perbankan pada Indeks LQ 45 Bursa Efek Indonesia ( BEI ). Inflasi ( X1 )
Kurs / nilai tukar( X2 )
BI Rate ( X3 )
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Menurut Sugiyono ( 2008 : 58 ) pengertian variabel yaitu atribut seseorang atau obyek
yang mempunyai variasi antara satu orang dengan orang lain atau satu obyek dengan obyek
lainnya. Analisis fundamental dalam penelitian ini meliputi tiga variabel yang terdiri dari
variabel independen yaitu inflasi, kurs dan suku bunga BI dan variabel dependen yaitu harga
saham per bulan pada jasa perbankan pada indeks LQ 45 periode 2006 – 2009. Masing – masing
variabel penelitian secara operasional dapat didefinisikan sebagai berikut :
3.1.1 Variabel Dependen ( Y )
Variabel dependen merupakan variabel terikat dan terpengaruh tehadap variabel
independen atau yang menjadi akibat dari variabel independen. Dalam penelitian ini variabel
dependen adalah pergerakan harga saham rata – rata ( average price ) industri perbankan pada
indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia. Harga saham pada penelitian ini merupakan pergerakan
harga saham per bulan dengan pengukuran variabel dengan satuan poin pada masing – masing
laporan keuangan perbankan untuk masuk kriteria penilaian pada indeks LQ 45 Bursa Efek
Indonesia.
3.1.2 Variabel Independen ( X )
1. Inflasi ( X1 )
Inflasi yang dimaksudkan adalah kenaikan harga – harga secara umum dan secara terus -
menerus. Data yang digunakan merupakan data inflasi per bulan mulai dari tahun 2006 hingga
2009, dengan pengukuran variabel berupa prosentase ( % ).
2. Kurs ( X2 )
Kurs atau nilai tukar mata uang yang dugunakan dalam penelitian ini adalah kurs tengah
Bank Indonesia, hanya untuk mata uang US$ ( US Dollar ) terhadap rupiah yang merupakan nilai
tengan antara kurs jual dan kurs beli yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia sebagai otoritas
moneter periode 2006 – 2009. Pengukuran variabel kurs ini dengan satuan rupiah ( Rp ).
3. Suku Bunga BI ( X3 )
Suku bunga yang dimaksud adalah suku bunga BI yang merupakan suku bunga acuan
dan kebijakan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Data suku bunga BI diperoleh dari situs
resmi Bank Indonesia, dan pengukuran variabel ini dengan satuan prosentase ( % ).
3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua industri perbankan yang
terdaftar dan aktif di Indeks LQ 45 Bursa Efek Indonesia periode 2006 – 2009. Berikut daftar
Tabel 3.1
Daftar Populasi Perbankan
No Nama Perusahaan ( Emiten ) Kode Perusahaan
1 Bank Central Asia Tbk BBCA
2 Bank Rakyat Indonesia Tbk BBRI
3 Bank Danamon Tbk BDMN
4 Bank mandiri Tbk BMRI
5 Bank CIMB Niaga Tbk BNGA
6 Bank Internasional Indonesia Tbk BNII
7 Bank Negara Indonesia Tbk BBNI
8 Bank Pan Indonesia Tbk PNBN
9 Bank Lippo Tbk LPBN
10 Bank Permata Tbk BNLI
Sumber : data olah daftar Indeks LQ 45, periode 2006 – 2009
3.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki dalam satu populasi.
Menurut Sugiyono ( 2008 : 116 ) menyatakan ada empat faktor yang dipertimbangkan dalam
menentukan besarnya sampel dalam penelitian, yaitu :
4. Tenaga, biaya dan waktu.
3.2.3 Teknik Penarikan Sampel
Pemilihan sampel yang akan diuji dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode
purposive sampling yaitu metode penentuan sampel dengan pertimbangan atau kriteria tertentu.
Kriteria yang digunakan penulis adalah sebagai berikut :
1. Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ( BEI ) periode 2006 – 2009.
2. Perbankan yang masuk dalam indeks LQ 45 periode 2006 – 2009 selama lima kali
berturut – turut.
Tabel 3.2
Perusahaan yang Masuk Indeks LQ 45 BEI 2006 - 2009
No Nama Perusahaan ( Emiten )
Periode 2006 - 2009
1 2 3 4 5 6 7
1 Bank Central Asia Tbk √ √ √ √ √ √ √
2 Bank Rakyat Indonesia Tbk √ √ √ √ - √ √
3 Bank Danamon Tbk √ √ √ √ √ - -
4 Bank mandiri Tbk √ √ √ √ - √ -
5 Bank CIMB Niaga Tbk - √ - √ √ √ √
6 Bank Internasional Indonesia Tbk √ - √ √ √ - √
7 Bank Negara Indonesia Tbk - - - √ √ √ √
8 Bank Pan Indonesia Tbk √ - - - √ √ √
9 Bank Lippo Tbk √ - - - - - √
adalah :
Tabel 3.3
Daftar Obyek Sampel Penelitian
No Populasi
1 Bank Central Asia Tbk
2 Bank Rakyat Indonesia Tbk
3 Bank Danamon Tbk
4 Bank CIMB Niaga Tbk
5 Bank Mandiri Tbk
6 Bank Internasional Indonesia Tbk
Sumber : data diolah pada Indeks LQ 45 periode 2006 – 2009
3.3 Teknik Pengumpulan Data
3.3.1 Jenis Data
Jenis data yang dugunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang
digunakan untuk tujuan lain, bukan untuk menyelesaikan masalah yang sedang ditangani saat ini
dan merupakan data yang sudah diolah.
3.3.2 Sumber Data
Dalam penelitian ini, sumber data diperoleh dari Bursa Efek Indonesia ( BEI ). Data