• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH ANALISIS FUNDAMENTAL TERHADAP PERGERAKAN HARGA SAHAM ( Studi kasus pada perbankan yang masuk Indeks LQ 45 Bursa Efek Indonesia).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH ANALISIS FUNDAMENTAL TERHADAP PERGERAKAN HARGA SAHAM ( Studi kasus pada perbankan yang masuk Indeks LQ 45 Bursa Efek Indonesia)."

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN “ Veteran “ Jawa Timur

Oleh :

FEBRI KURNIA PUTRI NPM. 0742010052

YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS

(2)

karena dengan limpahan Rahmat, Karunia serta Hidayah-Nya, skripsi yang berjudul “Pengaruh Analisis Fundamental Terhadap Pergerakan Harga Saham ( Studi Pada Perbankan yang Masuk Indeks LQ 45 Bursa Efek Indonesia )”, dapat penulis susun dan selesai sebagai wujud pertanggung jawaban penulis.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, penulis tidak dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Jojok Dwiridotjahjono, S.Sos M.Si selaku pembimbing yang telah memberikan pengarahan kepada penulis selama menyusun skripsi ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Dra. Ec. Hj. Suparawati, M.Si, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UPN “Veteran” Jatim.

2. Bapak Drs. Nurhadi, M.Si sebagai PLH ketua program studi ilmu administrasi bisnis FISIP UPN “Veteran” Jatim.

3. Seluruh dosen program studi ilmu administrasi bisnis maupun staf karyawan FISIP hingga UPN “Veteran” Jatim.

(3)

Surabaya, Mei 2011

(4)

HALAMAN PERSETUJUAN...ii

HALAMAN PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI...iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL……… i x DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

ABSTRAKSI... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

1.4.1 Manfaat Teoritis ... 7

1.4.2 Manfaat Praktis ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

2.1 Penelitian Terdahulu ... 8

2.2 Teori Manajemen Keuangan ... 9

(5)

2.5.1 Harga Saham ... 18

2.5.1.1 Faktor Fundamental yang Mempengaruhi Harga Saham...33

2.5.2 Inflasi ... 34

2.5.2.1 Jenis – jenis Inflasi ... 34

2.5.2.2 Pengaruh Inflasi ... 35

2.5.3 Kurs ... 36

2.5.4 Suku Bunga Bank Indonesia ... 38

2.6 Kerangka Pemikiran ... 40

2.7 Hipotesis ... 41

BAB III METODE PENELITIAN ... 42

3.1 Definisi Operasional ... 42

3.1.1 Variabel Dependen ( Y ) ... 42

3.1.2 Variabel Independen ( X ) ... 42

3.2 Populasi, sampel, teknik penarikan sampel ... 43

3.2.1 Popuasi ... 43

3.2.2 Sampel ... 44

3.2.3 Teknik Penarikan Sampel ... 44

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 46

3.3.1 Jenis Data ... 46

(6)

3.4.2 Uji Hipotesis ... 51

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 53

4.1 Gambaran Obyek Penelitian………... ....53

4.1.1. Bursa Efek Indonesia………... 53

4.1.2 Bank Danamon……… 56

4.1.3 Bank Central Asia………... 58

4.1.4 Bank CIMB Niaga……….. 59

4.1.5 Bank Internasional Indonesia……….. 61

4.1.6 Bank Rakyat Indonesia………... 62

4.1.7 Bank Mandiri……….. 64

4.2 Penyajian Hasil Penelitian………. .66

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif………. 66

4.2.2 Analisis Statistik Inferensial………. ...82

4.2.2.1 Uji Asumsi Klasik……… 82

4.2.2.2 Uji Regresi Linier Berganda………... 86

4.3 Pembahasan……… 94

4.3.1 Uji Simultan………. 95

4.3.2 Uji Parsial………. 95

(7)

5.2 Saran………..99 DAFTAR PUSTAKA

(8)

Halaman

Tabel 1.1 Harga saham rata – rata tahunan perusahaan perbankan

Indeks LQ 45 BEI……… 02

Tabel 2.2 Daftar inflasi, kurs dan suku bunga 2006 – 2009………. 05

Tabel 3.1Daftar Populasi Perbankan... 44

Tabel 3.2 Perusahaan yang Masuk Indeks LQ 45 BEI 2006 – 2009...45

Tabel 3.3Daftar Sampel Perbankan………... 45

Tabel 4.1 Harga saham rata – rata tahunan perusahaan perbankan Indeks LQ 45 BEI……… 68

Tabel 4.2 Harga saham Bank BRI periode 2006 – 2009……… 69

Tabel 4.3 Harga saham Bank Danamon periode 2006 – 2009………71

Tabel 4.4 Harga saham Bank Mandiri periode 2006 – 2009………73

Tabel 4.5 Harga saham Bank BCA periode 2006 – 2009……… 75

Tabel 4.6 Harga saham Bank bii periode 2006 – 2009……… 77

Tabel 4.7 Harga saham Bank Niaga periode 2006 – 2009……….. .79

Tabel 4.8 Inflasi periode 2006 – 2009………...81

Tabel 4.9 Kurs periode 2006 – 2009……….. ..82

Tabel 4.10 Suku bunga periode 2006 – 2009………. .83

Tabel 4.11 Durbin Watson………. ..86

(9)
(10)

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran...41

Gambar 4.1 Normalitas Data... 85

Gambar 4.2 Gambar Persebaran Pola Residual... 88

Gambar 4.3 Kurva Uji F... 92

Gambar 4.4 Kurva Uji t variabel X1... 94

Gambar 4.5 Kurva Uji t variabel X2... 95

(11)

Lampiran 2 : Grafik pergerakan Inflasi tahun 2006 – 2009.

Lampiran 3 : Grafik pergerakan kurs tahun 2006 – 2009.

Lampiran 4 : Grafik pergerakan suku bunga Bank Indonesia tahun 2006 – 2009.

Lampiran 5 : Terdiri dari :

a. Harga saham rata – rata tahunan perusahaan perbankan indeks LQ 45

b. Daftar inflasi, kurs dan suku bunga 2006 – 2009

c. Harga saham Bank BRI periode 2006 – 2009

d. Harga saham Bank Danamon periode 2006 – 2009

e. Harga saham Bank Mandiri periode 2006 – 2009

f. Harga saham Bank BCA periode 2006 – 2009

g. Harga saham Bank bii periode 2006 – 2009

h. Harga saham Bank Niaga periode 2006 – 2009

i. Inflasi periode 2006 – 2009

j. Kurs periode 2006 – 2009

(12)

3. Uji Multikolinearitas

4. Uji Heteroskedastisitas

5. Uji Regresi Linier Berganda

6. Uji F ( Simultan )

7. Uji t ( Parsial )

(13)

Setiap perusahaan memerlukan modal yang sangat besar, untuk itu pandangan para pemilik perusahaan diarahkan ke pasar modal baik dari dalam negeri maupun luar negeri karena pasar modal merupakan tempat untuk mendapatkan modal investasi . Pasar modal memiliki beberapa pengelompokkan saham unggulan yang terkumpul dalam suatu. indeks LQ 45. indeks LQ 45 adalah nilai kapitalisasi pasar dari 45 saham yang paling likuid dan memiliki nilai kapitalisasi yang besar.

Kebutuhan informasi mengenai harga saham bagi investor semakin meningkat, hal ini disebabkan investor ingin mengurangi kerugian. Penelitian ini akan menggunakan analisis fundamental untuk mengetahui inflasi, kurs dan suku bunga berpengaruh secara simultan dan secara parsial terhadap harga saham.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdafrtar pada indeks LQ 45 periode 2006 – 2009 Bursa Efek Indonesia. Sedangkan sampel yang diambil sebagai obyek penelitian yaitu sebanyak 6 ( enam ) perbankan, dengan menggunakan teknik samapel purposive sampling. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia ( BEI ) untuk data internal perusahaan yaitu harga saham perbankan indeks LQ 45 periode 2006 - 2009. Sedangkan untuk variabel inflasi, kurs dan suku bunga diperoleh melalui situs resmi Bank Indonesia ( BI ) periode 2006 – 2009.

Data analisis menggunakan model regresi linier berganda dan untuk uji hipotesis menggunakan uji F sebagai uji simultan ( bersama – sama ) serta uji t sebagai uji parsial terhadap variabel penelitian.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel inflasi, kurs dan suku bunga berpengaruh secara simultan terhadap harga saham. Pada pengujian secara parsial diperoleh hasil, variabel inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham dan variabel suku bunga juga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham .Dapat disimpulkan secara parsial hanya variabel kurs yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

(14)

the company directed to capital markets both from domestic and abroad because of capital market is the place to get investment capital. The capital market has some excellent stock grouping collected in a. LQ 45. LQ 45 Index is a market capitalization of the 45 most liquid stocks and large capitalization value.

Needs information about stock prices for investors is increasing, it is because investors want to reduce losses. This study will use fundamental analysis to determine inflation, exchange rates and interest rates simultaneously affect and partially to the stock price.

The population in this study are all banking companies in the index LQ 45 in the period from 2006 to 2009 Indonesia Stock Exchange. While the sample is taken as an object of study as many as 6 (six), banking, using purposive sampling technique. This study uses secondary data obtained from the Indonesian Stock Exchange (BEI) for internal data company that is banking stock price index LQ 45 period 2006 to 2009. As for the variable inflation, exchange rates and interest rates obtained through the official website of Bank Indonesia (BI) in the period 2006 to 2009.

Data analysis using multiple linear regression model and to test the hypothesis using the F test as a simultaneous test (together - the same) and t test as a partial test of the study variables.

The results showed that the variable inflation, exchange rates and interest rates simultaneously affect the stock price. In a partial test result, inflation

variable does not significantly affect the stock price and interest rate variables also did not significantly influence stock prices. It can be concluded only partially variable exchange rates significantly influence stock price.

(15)

1.1 Latar Belakang Masalah

Pembangunan suatu Negara memerlukan dana investasi dalam jumlah

yang banyak sehingga perlu ada usaha yang mengarah pada dana investasi yang

bersumber dari dalam negeri misalnya tabungan masyarakat, penerimaan devisa.

Di Negara yang sedang berkembang, usaha yang mengarah pada dana investasi

masih rendah. Dalam hal ini pasar modal mempunyai peranan yang strategis

dalam perekonomian Indonesia. Melalui pasar modal pemerintah dapat

mengalokasikan dana dari masyarakat ke sektor – sektor investasi yang produktif.

Pasar modal dalam banyak hal sangat menentukan kehidupan perekonomian suatu

Negara. Dalam pasar modal mengenal berbagai aktivitas baik seputar transaksi

saham, kinerja perusahaan, harga saham, laba maupun kebijakan deviden.

Pasar modal merupakan tempat untuk mendapatkan modal investasi,

sementara investor pasar modal merupakan tempat untuk menginvestasikan

uangnya. Dalam pasar modal menjualbelikan produk berupa dana yang bersifat

abstrak, sedangkan dalam bentuk konkritnya produk – produk yang

diperjualbelikan di pasar modal berupa lembar surat – surat berharga di Bursa

Efek. Kegiatan pengelola perdagangan efek meliputi pencatatan saham yang akan

diperdagangkan, fasilitator perdagangan efek pada lantai bursa, pengorganisasian

terhadap perusahaan terdaftar, pengawasan terhadap jalannya perdagangan efek di

(16)

perusahaan, aliran kasa dan kegiatan lain yang berhubungan dengan analisis pasar

modal dan penyebaran informasi perdagangan.

Investasi di pasar modal, nilai harga saham merupakan fakor penting. Oleh

karena itu para investor harus memperhatikan pergerakan harga saham yang

dipengaruhi oleh faktor Fundamental yang terdiri dari intern meliputi keadaan

para emiten seperti laporan kinerja keuangan, pembagian deviden, perubahan

strategi dalam rapat umum pemegang saham, akan menjadi informasi penting bagi

para investor di pasar modal. Sedangkan fakor ekstern meliputi kebijakan

pemerintah, perubahan nilai tukar rupiah terhadap dollar ( kurs ), keadaan inflasi,

penetapan suku bunga oleh Bank Indonesia. Berikut ini adalah daftar harga saham

rata – rata tahunan perusahaan perbankan yang masuk 5 kali berturut – turut

indeks LQ 45 periode 2006 – 2009 :

Tabel 1.1

Harga saham rata – rata tahunan perusahaan perbankan Indeks LQ 45

Bank

Harga Saham

Rata-Rata

2006 2007 2008 2009

BRI 4345.833 6191.667 5510.417 6281.250 5582.292 Danamon 5070.833 7370.833 5168.750 3977.083 5396.875 Mandiri 2083.750 3164.583 2637.500 3455.000 2835.208 BCA 4389.583 5939.583 3052.083 3777.083 4289.583

Bii 188.333 217.917 420.833 371.250 299.583

Gejolak krisis keuangan global telah mengubah tatanan perekonomian

(17)

Pasar modal di Indonesia turut mengalami gejolak sehingga sempat terhenti

perdagangannya. Upaya pemerintah dan Bank Indonesia untuk mencegah dampak

krisis global agar tidak meluas, melalui kebijakan di bidang fiskal, moneter dan

sektor riil merupakan prioritas utama hingga tahun 2009. Dampak dari terjadinya

krisis global di Indonesia turut naiknya tinkat inflasi hingga September 2008

menjadi 12,14%. Dalam menempuh kebikannya, Bank Indonesia mengarahkan

upayanya pada langkah – langkah menjaga inflasi sehingga pada akhir tahun 2008

inflasi berada pada posisi 11,06% menurun 1,08% dari bulan September.

Kestabilan inflasi merupakan prasyarat bagi pertumbuhan ekonomi yang

berkesinambungan yang pada akhirnya memberikan manfaat bagi peningkatan

kesejahteraan masyarakat. Pentingnya pengendalian inflasi didasarkan pada

pertimbangan bahwa inflasi yang tinggi dan tidak stabil memberikan dampak

negatif kepada kondisi sosial ekonomi masyarakat.

Dampak krisis global juga mempengaruhi nilai tukar rupiah terhadap

dollar Amerika membuat mata uang rupiah menaglami depresiasi pada triwulan

ketiga. Implikasi dari depresiasi rupiah yaitu kenaikan kewajiban valuta asing

pada pemerintah dan swasta. Kerugian yang dialami oleh perusahaan publik

sebagai akibat membengkaknya kewajiban luar negerinya menagibatkan

menurunnya kinerja fundamental perusahaan – perusahaan sehinnga harga saham

ikut menurun. Sehinnga hampir seluruh emiten di Bursa Efek Jakarta menderita

kerugian selisih kurs kerena memiliki hutang luar negeri. Hubungan atau

pengaruh kurs sendiri terhadap saham sangat berkaitan erat. Hal ini karena kurs

(18)

indeks harga saham merupakan dampak simultan dari berbagai kejadian utama

fenomena ekonomi. Apabila kurs menguat, maka secara tidak langsung indeks

harga saham juga akan naik, tetapi bila kurs melemah maka indeks harga saham

juga akan turun. Naik turunnya harga saham akan terjadi karena apresiasi rupiah

terhadap mata uang asing menyebabkan naik turunnya permintaan saham di pasar

modal oleh investor. Pentingnya kestabilan nilai kurs rupiah terhadap dollar

Amerika yaitu agar pergerakan harga saham di Indonesia tidak mengalami gejolak

yang akan mempunyai pengaruh yang besar terhadap investor dalam melakukan

investasinya di pasar modal.

Akibat dari dampaknya krisis global tersebut Bank Indonesia turut serta

mengendalikan perekonomian dengan cara menurunkan Suku Bunga Acuan

secara bertahap selama enam bulan terakhir. Penurunan suku bunga Bank

Indonesia tersebut dilakukan untuk mengurangi keketatan likuiditas di lingkungan

pengusaha, dengan harapan perekonomian dapat berkembang lebih baik lagi.

Pentingnya Bank Indonesia dalam mengatur kebijakan suku bunga yaitu berfungsi

sebagai Bank Indonesia memiliki tugas untuk menjaga stabilitas moneter antara

lain melalui instrumen suku bunga dalam operasi pasar terbuka. Bank Indonesia

dituntut untuk mampu menetapkan kebijakan moneter secara tepat dan berimbang.

Hal ini mengingat gangguan stabilitas moneter memiliki dampak langsung

terhadap berbagai aspek ekonomi. Kebijakan moneter melalui penerapan suku

bunga yang terlalu ketat, akan cenderung bersifat mematikan kegiatan ekonomi.

(19)

framework. . Berikut daftar inflasi, kurs dan suku bunga dari tahun 2006 sampai

2009 :

Tabel 1.2

Daftar inflasi, kurs dan suku bunga periode 2006 - 2009

Variabel (X)

Tahun

Rata-Rata

2006 2007 2008 2009

Inflasi 13.33% 6.40% 10.18% 4.90% 8.70%

Kurs 916448,98 913914,71 969262,53 1041047,17 960168,348

Suku Bunga 11,83% 8,60% 8,67% 7,15% 9,06%

Sumber : Bank Indonesia 2010 ( data diolah )

Berdasrkan uraian dan permasalahan di atas maka dalam penelitian ini

akan menganalisis mengenai “ Pengaruh Analisis Fundamental Terhadap

Pergerakan Harga Saham ( Studi Kasus Pada Perbankan yang Masuk Indeks

LQ 45 Bursa Efek Indonesia ) “.

1.2 Perumusan masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah dikemukakan,

perumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah pengaruh analisis fundamental yang meliputi inflasi, kurs dan suku

bunga BI secara simultan ( bersama – sama ) mempunyai pengaruh terhadap

harga saham perbankan pada Indeks LQ 45 Bursa Efek Indonesia ( BEI ) ?

2. Apakah pengaruh analisis fundamental yang meliputi inflasi, kurs dan suku

bunga BI secara parsial mempunyai pengaruh terhadap harga saham

(20)

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh analisis fundamental yang

meliputi inflasi, kurs dan suku bunga BI secara simultan ( bersama – sama )

mempunyai pengaruh terhadap harga saham perbankan pada Indeks LQ 45

Bursa Efek Indonesia ( BEI ).

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh analisis fundamental yang

meliputi inflasi, kurs dan suku bunga BI secara parsial mempunyai pengaruh

terhadap harga saham perbankan pada Indeks LQ 45 Bursa Efek Indonesia

( BEI ).

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan

dalam kajian Ilmu Administrasi Bisnis khususnya yang berkaitan dengan

manajemen keuangan tentang pengaruh analisis fundamental terhadap

pergerakan harga saham.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Investor

Sebagai bahan pertimbangan bagi investor dalam menanamkan modalnya

pada perusahaan – perusahaan khususnya perbankan di Indonesia dengan

(21)

2. Bagi Penelitian akan datang

Sebagai bahan acuan bagi pihak – pihak ( peneliti ) yang tertarik untuk

menilti tentang pasar modal di Indonesia khususnya yang berkaitan dengan

faktor fundamental di kedepannya.

3. Bagi Perusahaan

Sebagai gambaran bagi perusahaan tentang kinerja perusahaan dengan

(22)

2.1 Penelitian Terdahulu

Alfian Taufike B.M ( 2010 ) melakukan penelitian mengenai analisis

pengaruh earning per share, debt equity ratio dan kurs terhadap harga saham

perbankan pada Indeks LQ 45 Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa variabel earning per share dan debt equity ratio berpengaruh

secara signifikan, sedangkan variabel kurs tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap harga saham.

Jojok Dwiridotjahjono ( 2006 ) melakukan penelitian mengenai analisis

pengaruh variabel – variabel ekonomi makro terhadap harga saham pada

perusahaan Food & Baverage yang listing di Bursa Efek Jakarta ( BEJ). Hasil

penelitian ini menujukkan bahwa variabel – variabel ekonomi mikro yang terdiri

dari inflasi, tingkat bunga deposito, nilai tukar rupiah, produk domestik bruto,

harga emas secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara

parsial variabel inflasi, tingkat bunga deposito, nilai tukar, harag emas

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham, sedangkan variabel

produk domestik bruto pengaruhnya tidak signifikan pada perusahaan food &

baverage yang listing di BEJ.

Penelitian yang sekarang penulis lakukan yaitu tentang penagruh analisis

(23)

saham dan tiga variabel bebas yaitu inflasi ( X1 ), kurs ( X2) dan suku bunga Bank

Indonesia ( X3).

2.2 Teori Manajemen Keuangan

2.2.1 Manajemen Keuangan

Menurut Suad Husnan ( 2004 : 4 ) manajemen keuangan merupakan

semua kegiatan yang menyangkut kegiatan perencanaan, analisis dan

pengendalian kegiatan keuangan. Orang yang melaksanakan kegiatan tersebut

sering disebut sebagai manajer keuangan.

Manajemen keuangan merupakan manajemen terhadap fungsi -fungsi

keuangan. Fungsi - fungsi keuangan tersebut meliputi bagaimana memperoleh

dana ( raising of fund ) dan bagaimana menggunakan dana tersebut. Manajer

keuangan berkepentingan dengan penentuan jumlah aktiva yang layak dari

investasi pada berbagai aktiva dan pemilihan sumber-sumber dana untuk

membelanjakan aktiva tersebut. Untuk memperoleh dana, manajer keuangan bisa

memperolehnya dari dalam maupun luar perusahaan. Sumber dari luar perusahaan

berasal dari pasar modal, bisa berbentuk hutang atau modal sendiri.

Fungsi Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan dapat di definisikan dari tugas dan tanggung jawab

manajer keuangan. Tugas pokok manajemen keuangan antara lain meliputi

keputusan tentang investasi, pembiayaan kegiatan usaha dan pembagian deviden

(24)

untuk memaksi mumkan nilai perusahaan. Kegiatan penting lai nnya yang harus

dilakukan manajer keuangan menyangkut empat aspek yaitu :

1. Manajer keuangan harus bekerjasama dengan para manajer lainnya yang

bertanggung jawab atas perencanaan umum perusahaan.

2. Manajer keuangan harus memusatkan perhatian pada berbagai keputusan

investasi dan pembiayaan , serta segala hal yang berkaitan dengannya.

3. Manajer keuangan harus bekerjasama dengan para manajer di perusahaan agar

perusahaan dapat beroperasi seefisien mungkin.

4. Manajer keuangan harus mampu menghubungkan perusahaan dengan pasar

keuangan, di mana perusahaan dapat memperoleh dana dan surat berharga

perusahaan dapat diperdagangkan.

2.2.2 Manajemen Investasi

Investasi dalam arti luas merupakan pengorbanan sejumlah uang saat ini

untuk memperoleh sejumlah uang di masa akan datang. Menurut Sunariyah ( 2004

: 4 ) investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki

dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di

masa yang akan datang. Sedangkan menurut M. Fakhrudin ( 2001 : 195 )

dikatakan bahwa, investasi adalah komitmen dana dengan tujuan memperoleh

pengembalian ekonomi selama satu periode waktu, yang biasanya dalam bentuk

arus kas periodik dan atau nilai akhir.

Definisi berikutnya adalah menurut Tandelilin ( 2001 : 37 ), investasi

(25)

datang. Menurut Suad Husnan ( 2004 : 18 ) menyatakan investasi adalah setiap

penggunaan uang dengan maksud untuk memperoleh penghasilan.

Menurut bentuknya investasi dibedakan menjadi investasi dalam aktiva

finansial( financial investment ) dan investasi dalam aktiva riil ( real investment ).

Investasi dalam aktiva finansial lebih merupakan kepemilikan hak klaim atau

aktiva yang diwujudkan dalam bentuk dokumen legal yang kemudian disebut

sebagai sekuritas ( surat berharga , sedangkan untuk investasi Dalam aktiva riil

berupa aktiva berwujud yang tampak nyata ( bangunan, tanah ). Seorang investor

yang menghendaki tingkat pengembalian yang tinggi, tentu akan menghadapi

resiko yang tinggi pula. Untuk menyikapi hal tersebut, maka salah satu caranya

adalah dengan menggunakan upaya diversifikasi yang tepat di antara bermacam –

macam bentuk pilihan investasi yang ada.

2.3 Pasar Modal

Pengertian pasar modal di Indonesia tercantum dalam pasal 1 Undang –

undang no 8 tahun 1995 yang mendefinisikan bahwa pasar modal merupakan

kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek (

saham ), perusahaan public yang berkaitan dengan efek. Menurut M. Fakhrudin (

2001 : 258 ) pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan

jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun

modal sendiri.

Menurut Tandelilin ( 2001 : 13 ) pasar modal juga dapat didefinisikan

(26)

umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi. Menurut Sunariyah ( 2004

: 4 ) pasar modal merupakan suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk

didalmnya adalah bank – bank komersial dan semua lembaga perantara di bidang

keuangan, serta keseluruhan surat – surat berharga yang beredar. Sedangkan

tempat terjadinya jual beli sekuritas disebut bursa efek. M. Fakhrudin ( 2001 :

258) menyatakan ada beberapa fungsi pasar modal, yaitu:

1. Sarana untuk menghimpun dana – dana masyarakat untuk disalurkan ke

dalam kegiatan – kegiatan yang produktif.

2. Sumber pembiayaan yang mudah, murah dan cepat bagi dunia usaha dan

pembangunan nasional.

3. Mendorong terciptanya kesempatan berusaha dan sekaligus menciptakan

kesempatan kerja.

4. Mempertinggi efisiensi alokasi sumber produksi.

5. Memperkokoh beroperasinya mekanisme financial market dalam menata

system moneter, karena pasar modal dapat menjadi sarana “ open market

operation “ sewaktu – waktu diperlukan oleh Bank Sentral.

6. Menekan tingginya tingkat bunga menuju suatu rate yang reasonable.

7. Sebagai altenatif investasi bagi para pemodal.S

Menurut Sunariyah ( 2004 : 12) macam – macam pasar modal, yaitu :

1. Pasar Primer ( primary market )

Pasar primer ( perdana ) adalah tempat penjualan atau penawaran saham baru

(27)

pasar modal yang memperdagangkan saham – saham yang dijual untuk

pertama kalinya sebelum saham dicatatkan di bursa.

2. Pasar Sekunder ( secondary market )

Pasar sekunder adalah tempat perdagangan surat berharga yang sudah

beredar. Pasar ini merupakan pasar dimana saham dan sekuritas lainnya

diperjualbelikan secara luas, setelah melalui penjualan atau penawaran di

pasar perdana. Pasar sekunder dibedakan menjadi stock exchange market (

pasar bursa saham atau bursa efek ) dan over the counter ( OTC ) market.

Sekuritas dari perusahaan kecil umumnya diperdagangkan di OTC market,

sedangkan sekuritas untuk perusahaan besar di stock exchange ( bursa efek).

3. Pasar ketiga ( third market )

Pasar ketiga adalah tempat perdagangan saham atau sekuritas lainnya di luar

bursa OTC market. Pasar ini merupakan pasar perdagangan surat berharga

yang dijalnkan broker ( pialang ) yang mempertemukan pembeli dan penjual

pada saat pasar kedua tuutup.

4. Pasar Keempat ( fourth market )

Pasar keempat merupakan bentuk perdagangan efek antara investor tanpa

melalui perantara pedagang efek ( broker ) atau pasar modal yan dilakukan di

antara institusi berkapasitas besar untuk menghindari komisi untuk broker.

Bentuk transaksi dalam perdagangan semacam ini biasanya dilakukan dalam

(28)

Di dalam suatu pasar modal terdapat beberapa pelaku yang mempengaruhi

terhadap dunia investasi, adapun pelaku – pelaku yang terlibat langsung dalam

pasar modal, yaitu :

1. Emiten

Emiten adalah perusahaan yang melakukan emisi, baik berupa saham ataupun

obligasi. Dengan kata lain emiten adalah perusahaan yang mengeluarkan efek

untuk dijual atau diperdagangkan dengan tujuan memperoleh dana.

2. Investor

Investor merupakan pihak yang menginvestasikan dananya melalui

pembelian efek untuk dijual atau diperdagangkan dengan tujuan memperoleh

dana.

3. Lembaga penunjang

Perkembangan pasar modal akan mendorong perkembangan lembaga

penunjang seperti BAPEPAM ( Badan Pelaksana Penanaman Modal ),

akuntan publik, konsultan hukum serta lembaga penunjang lain menjadi

professional dalam pelayanannya sesuai dengan bidang masing – masing.

4. Pemerintah

Pembangunan yang dilakukan memerlukan pendanaan yang cukup besar.

Perkembangan pasar modal menjadi suatu alternatif dalam pemanfaatan

potensi masyarakat sebagai sumber pembiayaan.

Dapat disimpulkan pasar modal yaitu suatu pasar yang disiapkan guna

(29)

milik suatu emiten yang telah terdaftar di bursa efek dengan memakai jasa para

perantara ( pialang ) pedagang efek.

2.4 Indeks LQ 45

Menurut M. Fakhrudin ( 2001 : 204 ) indeks LQ 45 adalah nilai

kapitalisasi pasar dari 45 saham yang paling likuid dan memiliki nilai kapitalisasi

yang besar. Indeks LQ 45 menggunakan 45 saham terpilih berdasarkan likuiditas

perdagangan saham dan disesuaikan setiap enam bulan ( setiap awal bulan

Pebruari dan Agustus ). Dengan demikian saham yang terdapat dalam indeks

tersebut akan selalu berubah.

Beberapa kriteria seleksi untuk menentukan suatu emiten dapat masuk

dalam perhitungan indeks LQ 45 adalah :

1. Kriteria pertama adalah :

a. Berada di TOP 95% dari total rat – rata tahunan nilai transaksi saham

di pasar regular.

b. Berada di TOP 90% dari rata – rata tahunan kapitalisasi pasar.

2. Kriteria kedua adalah :

a. Merupakan urutan tertinggi yang mewakili sektornya dalam klasifikasi

industry BEJ sesuai dengan nilai kapitalisai pasarnya.

b. Merupakan urutan tertinggi berdasarkan frekuensi transaksi.

Indeks LQ 45 hanya terdiri dari 45 saham yang telah terpilih melalui

(30)

likuiditas dan kapitalisasi pasar yang tinggi. Saham – saham pada indeks LQ 45

harus memenuhi criteria dan melewati seleksi utama sebagai berikut :

1. Masuk dalam ranking 60 besar dari total transaksi saham di pasar regular

( rata – rata transaksi selama 12 bulan terkhir ).

2. Ranking berdasar kapitalisasi pasar ( rata – rata kapitalisasi pasar selama

12 bulan terakhir ).

3. Tercatat di BEJ minimum 3 bulan.

4. Keadaan keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhannya, frekuensi

dan jumlah hari perdagangan transaksi pasar regular.

Saham-saham yang termasuk didalam LQ 45 terus dipantau dan setiap

enam bulan akan diadakan review (awal Februari, dan Agustus). Apabila ada

saham yang sudah tidak masuk kriteria maka akan diganti dengan saham lain yang

memenuhi syarat. Pemilihan saham - saham LQ 45 harus wajar, oleh karena itu

BEJ mempunyai komite penasehat yang terdiri dari para ahli di BAPEPAM,

Universitas, dan Profesional di bidang pasar modal.

Faktor – faktor yang berperan dalam pergerakan indeks LQ 45,

diantaranya yaitu :

1. Tingakt suku bunga BI sebagai patokan ( benchmark ) portofolio investasi

di pasar keuangan Indonesia.

2. Tingkat toleransi investor terhadap risiko dan saham – saham penggerak

indeks yang notabene merupakan saham berkapitalisasi pasar besar di

(31)

Faktor – faktor yang berpengaruh terhadap naiknya Indeks LQ 45 adalah :

1. Penguatan bursa global dan regional menyusul penurunan harga minyak mentah

dunia.

2. Penguatan nilai tukar rupiah yang mampu mengangkat indeks LQ 45 ke zone

positif.

Tujuan indeks LQ 45 adalah sebagai pelengkap IHSG ( Indeks Haraga

Saham Gabungan ) dan khususnya untuk menyediakan sarana yang obyektif dan

terperacaya bagi analis keuanagn, manajemen investasi, investor dan pemerhati

pasar modal lainya dalam memonitor pergerakan harga dari saham – saham yang

aktif diperdagangkan.

Dapat disimpulkan indeks LQ 45 yaitu sekumpulan sahm – saham yang

nilai pergerakannya berada di atas pada tiap sektornya dan merupakan sahm –

saham unggulan ( blue chips ) yang terpilih melalui kriteria – kriteria yang telah

ditentukan oleh bursa efek serta indeks LQ 45 sebagai pelengkap IHSG.

2.5 Teori Sesuai Variabel

2.5.1 Harga Saham

Pengertian saham menurut M. Fakhrudin ( 2001 : 175 ) adalah bukti

penyertaan modal di suatu perusahaan atau merupakan bukti kepemilikan atas

suatu perusahaan. Sedangkan menurut M. Sophian Hardianto ( 2001 : 6 ) saham

adalah tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang yang berupa selembar kertas

yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan

(32)

Wujud saham yang berupa selembar kertas dan menerangkan bahwa

pemilik kertas adalah pemilik perusahaan. Suatu perusahaan dapat menjual hak

kepemilikannya dalam bentuk saham. Suatu perseroan terbatas mengeluarkan

sertifikat saham kepada pemiliknya sebagai bukti investasi mereka dalam usaha.

Satuan dasar dari modal saham adalah lembar saham. Suatu perseroan terbatas

mengeluarkan sertifikat saham untuk sejumlah lembar saham yang diinginkan.

Saham yang ditangan pemegang saham disebut saham beredar. Total jumlah

saham dalam peredaran pada tiap waktu mewakili seratus persen kepemilikan

perseroan terbatas disebut modal saham.

Menurut M. Fakhrudin ( 2001 : 175 ), ada beberapa sudut pandang untuk

membedakan saham yaitu :

1. Ditinjau dari segi manfaatnya saham digolongkan menjadi dua yaitu :

a. Saham Biasa ( common stock )

Merupakan saham yang menempatkan pemiliknya paling yunior terhadap

pembagian deviden dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila

perusahaan tersebut dilikuidasi. Saham biasa merupakan saham yang paling

banyak dikenal dan diperdagangkan di pasar.

b. Saham Preferen ( prefered stock )

Merupakan saham yang memiliki kharakteristik gabungan antara obligasi dan

saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap ( seperti bunga

obligasi ), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki

(33)

mewakili kepemilikan ekuitas dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo yang

tertulis di atas lembaran saham tersebut dan membayar deviden.

2. Ditinjau dari segi peralihannya dibedakan menjadi dua yaitu :

a. Saham atas unjuk ( bearer stocks )

Pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya agar mudah

dipindahtangankan dari satu investor ke investor lainnya. Secara hukum,

siapa yang memegang saham tersebut dialah diakui sebagai pemiliknya dan

berhak untuk ikut hadir dalam RUPS.

b. Saham atas nama ( registered stocks )

Merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya, di mana

cara peralihannya harus melaui prosedur.

3. Ditinjau dari kinerja perdagangannya dibagi menjadi :

a. Blue Chip Stocks

Yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi,

sebagai leader di industry sejenis, memilki pendapatan yang stabil dan

konsisten dalam membayar deviden.

b. Income Stocks

Saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar deviden lebih

tinggi dari rata – rata deviden yang dibayarkan pada tahun sebelumnya.

Emiten seperti ini biasanya mampu menciptakan pendapatan yang lebih

tinggi dan secara teratur membagikan deviden tunai. Emiten ini tidak suka

(34)

c. Growth Stocks

Saham - saham dari emiten yang memilki pertumbuhan pendapatan yang

tinggi, sebagai leader di industry sejenis yang mempunyai reputasi tinggi.

d. Speculative Stocks

Saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh

penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai kemampuan

penghasilan tinggi di masa mendatang, meskipun belum pasti.

e. Counter Cylical Stocks

Saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi

bisnis secara umum. Pada saat resesi ekonomi, harga saham ini tetap tinggi,

di mana emitennya mampu memberikan deviden yang tinggi sebagai akibat

dari kemampuan emiten dalam memperoleh penghasilan yang tinggi pada

masa resesi. Emiten sperti ini biasanya bergerak dalam produk yang sangat

dan selalu dibutuhkan masyarkat seperti rokok, consumer goods.

Keuntungan yang diperoleh dalam berinvestasi saham adalah :

1. Capital Gain, yaitu keuntungan dari hasil jual beli saham, berupa selisih

antara nilai jual yang lebih tinggi dari pada nilai beli saham.

2. Deviden, yaitu bagian keuntungan perusahaan yang akan dibagikan kepada

para pemegang saham.

3. Saham juga dapat dijaminkan ke Bank untuk memperoleh kredit sebagai

angguan tambahan dari anggunan pokok.

(35)

perusahaan. Pemodal jangka panjang mengandalkan kenaikkan nilai saham

ini untuk meraih keuntungan dari investasi saham.

Kerugian yang diperoleh dalam berinvestasi saham yaitu :

1. Capital Loss, yaitu kerugian dari hasil jual beli saham, berupa selisih antara

nilai jual yang lebih rendah daripada nilai beli saham.

2. Opportunity Loss, kerugian berupa selisih suku bunga deposito dikurangi

total hasil yang diperoleh dari investasi saham.

3. Kerugian karena perusahaan dilikuidasi, namun nilai likuidasinya lebih

rendah dari harga beli saham.

Menurut Jogiyanto ( 2000 : 75 ) harga saham adalah nilai

penyertaan atau kepemilikan seseorang dalam suatu perusahaan. Sedangkan

menurut M. Fakhrudin ( 2001 : 33 ) harga saham merupakan nilai penyertaan

modal seseorang kepada suatu perusahaan yang menerbitkan saham untuk

mendapatkan tempat sebagai shareholder ( pemegang saham ) pada perusahaan

tersebut. Harga saham dapat dibedakan menjadi tiga yaitu :

a. Harga nominal saham

Harga nominal saham adalah nilai yang ditetapkan oleh emiten untuk

menilai setiap lembar saham yang dikeluarkannya.

b. Harga saham perdana

Harga saham perdana adalah harga sebelum saham tersebut dicatatkan di

(36)

c. Harga pasar

Harga pasar merupakan harga jual dari investor yang satu denagn investor

yang lain. Harga pasar ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di

bursa. Harga saham dalam penelitian ini merupakan harga penutupan

(closing price ) akhir tahun selama satu tahun dari masing – masing

industry jasa perbankan.

Dengan pengklasifikasian saham biasa seperti tersebut di atas maka dapat

dilihat kelebihan dari investasi saham biasa ini satu kali kemampuannya dalam

memberikan tingkat keuntungan ( rate of return ) yang tertinggi dalam arti

tergantung pada perusahan penerbitnya, meskipun pengklasifikasiannya atas

beberapa kelompok saham tidak selalu tepat, namun setidaknya dapat membantu

investor maupun memiliki sahm – saham yang disediakan. Menurut Jogiyanto (

2000 : 87 ) faktor – faktor yang mempengaruhi perubahan harga saham yaitu :

1. Faktor Internal (Lingkungan mikro)

a. Pengumuman tentang pemasaran, produksi, penjualan seperti

pengiklanan, rincian kontrak, perubahan harga, penarikan produk baru,

laporan produksi, laporan keamanan produk, dan laporan penjualan.

b. Pengumuman pendanaan (financing announcements), seperti

pengumuman yang berhubungan dengan ekuitas dan hutang.

c. Pengumuman badan direksi manajemen (management-board of

director announcements) seperti perubahan dan pergantian direktur,

(37)

d. Pengumuman pengambilalihan diversifikasi, seperti laporan merger,

investasi ekuitas, laporan take over oleh pengakuisisian dan diakuisisi,

laporan divestasi dan lainnya.

e. Pengumuman investasi (investment annuncements), seperti melakukan

ekspansi pabrik, pengembangan riset dan, penutupan usaha lainnya.

f. Pengumuman ketenagakerjaan (labour announcements), seperti

negoisasi baru, kontrak baru, pemogokan dan lainnya.

g. Pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti peramalan laba

sebelum akhir tahun fiskal dan setelah akhir tahun fiskal, earning per

share (EPS) dan dividen per share (DPS), price earning ratio, net profit

margin, return on assets (ROA), dan lain-lain.

2. Faktor eksternal (Lingkungan makro)

a. Pengumuman dari pemerintah seperti perubahan suku bunga tabungan

dan deposito, kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai regulasi dan

deregulasi ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah.

b. Pengumuman hukum (legal announcements), seperti tuntutan

karyawan terhadap perusahaan atau terhadap manajernya dan tuntutan

perusahaan terhadap manajernya.

c. Pengumuman industri sekuritas (securities announcements), seperti

laporan pertemuan tahunan, insider trading, volume atau harga saham

(38)

d. Gejolak politik dalam negeri dan fluktuasi nilai tukar juga merupakan

faktor yang berpengaruh signifikan pada terjadinya pergerakan harga

saham di bursa efek suatu negara.

e. Berbagai isu baik dari dalam negeri dan luar negeri.

Untuk menganilisis pergerakan harga saham menggunakan dua analisis

yaitu analisis teknikal dan analisis fundamental sebagai berikut :

I. Analisis Teknikal

Menurut M. Fakhrudin ( 2008 : 07 ) analisis teknikal yaitu metode

analisis saham dengan basis pergerakan harga saham di masa lalu. Metode ini

menggunakan beragam grafik atau chart dalam analisisnya. Penganut aliran

teknikal percaya bahwa suatu keadaan atau tren akan berulang kembali.

Analisa teknis atau lebih dikenal dengan istilah analisa teknikal adalah

merupakan suatu teknik analisa yang dikenal dalam dunia keuangan yang

digunakan untuk memprediksi trend suatu harga saham dengan cara mempelajari

data pasar yang lampau, terutama pergerakan harga dan volume. Dalam

penggunaan perhitungan berbagai metode atau teknik lebih mengutamakan studi

atas grafik harga.

Kelebihan analisis teknikal yaitu :

a. Grafik dapat digunakan untuk menganalisis untuk satuan waktu, detik, menit,

jam, hingga tahun.

b. Banyak terdapat alat – alat analisis teknikal dan teknik – teknik yang tersedia

(39)

c. Analisis teknikal dapat menggunakan data secara akurat dan setiap saat

tersedia di RTI.

Kelemahan analisa teknikal :

a. Memerlukan banyak data untuk akurasi prediksi.

b. Sangat bergantung pada kemampuan trader, sedangkan masing- masing

trader memiliki metode yang berlainan dan belum tentu cocok diterapkan

satu sama lainnya.

c. Analisis teknikal masih menganggap sifat manusia akan berulang.

II. Analisis Fundamental

Menurut M. Fakhrudin ( 2008 : 07 ) analisis fundamental merupakan

metode analisis saham dengan menganalisa data – data atau informasi yang

berhubungan dengan kinerja perusahaan. Laporan keuangan merupakan sumber

utama dalam analisis ini termasuk menggunakan rasio – rasio keuangan.

Analisis fundamental adalah suatu analisa yang mempelajari hal – hal

yang berhubungan dengan kondisi keuangan suatu perusahaan dengan tujuan

untuk mengetahui sifat – sifat dasar dan kharakteristik operasional dari

perusahaan publik.

Analisis fundamental dapat dianalisis dari dua sudut pandang yaitu intern dan

ekstern perusahaan. Faktor intern yang berpengaruh terhadap harga saham suatu

perusahaan memiliki beberapa variabel yaitu :

1. Pertumbuhan pendapatan (revenue growth)

2. Rasio laba terhadap saham yang beredar ( earning per share-EPS)

(40)

4. Rasio harga saham terhadap laba perlembar saham (price earning ratio)

5. Rasio harga saham terhadap pertumbuhan laba perseroan ( price earning

growth ratio)

6. Rasio harga saham terhadap penjualan (price/sales ratio)

7. Rasio harga saham terhadap nilai buku (price book value)

8. Rasio hutang perseroan ( debt ratio)

9. Margin pendapatan bersih (net profit margin)

Sedangkan faktor ekstern merupakan faktor yang berada di luar

perusahaan, tetapi mempunyai pengaruh terhadap perusahaan. Faktor-faktor

fundamental yang sifatnya luas dan kompleks tersebut dapat dikelompokkan ke

dalam empat kategori besar, yaitu :

1. Faktor politik sebagai salah satu alat indikator untuk memprediksi

pergerakan nilai tukar, sangat sulit untuk diketahui timing / waktu terjadinya

secara pasti dan untuk ditentukan dampaknya terhadap fluktuasi nilai tukar. Ada

kalanya suatu perkembangan politik berdampak pada pergerakan nilai tukar,

namun ada kalanya tidak membawa dampak apa pun terhadap pergerakan nilai

tukar.

2. Faktor keuangan sangat penting dalam melakukan Analisa Fundamental.

Adanya perubahan dalam kebijakan moneter dan fiskal yang diterapkan oleh

pemerintah, terutama dalam hal kebijakan yang menyangkut perubahan tingkat

suku bunga, akan membawa dampak signifikan terhadap perubahan dalam

(41)

selain indikator lainnya seperti jumlah uang yang beredar. Aturan umum

mengenai kebijakan tingkat suku bunga tingkat suku bunga ini adalah semakin

tinggi tingkat suku bunga semakin kuat nilai tukar mata uang. Namun, kadang

kala terdapat salah pegertian bahwa kenaikan tingkat suku bunga secara otomatis

akan memicu menguatnya nilai tukar maa uang domentik. Perhatian terhadap

suku bunga ini terutama harus dipusatkan pada tingkat suku bunga riil, bukan

pada tingkat suku bunga nominal. Ini karena perhitungan tingkat suku bunga riil

telah menyertakan variabel tingkat inflasi di dalamnya.

3. Faktor Eksternal dapat membawa perubahan yang sangat signifikan

terhadap nilai tukar suatu negara. Perubahan ekonomi yang terjadi dalam suatu

negara dapat membawa dampak (regional effect) bagi perekonomian

negara-negara lain yang terdapat dalam kawasan yang sama. Dalam era global arus

portofolio modal tidak lagi mengenal batas-batas wilayah negara. Para fund

manager, investor yang melakukan investasi secara global, sangat mencermati

perubahan ekonomi, bukan hanya dalam lingkup satu negara, melainkan juga

meluas hingga ke dalam lingkup satu kawasan/regional tertentu.

4. Faktor ekonomi : indikator ekonomi adalah salah satu faktor yang tidak

dapat dipisahkan dan merupakan bagian penting dari keseluruhan faktor

fundamental itu sendiri. Indikator-indikator ekonomi yang sering digunakan

dalam analisa fundamental, yaitu :

a. Produk nasional bruto (PNB) adalah total produksi barang dan jasa yang

(42)

berdomisili di dalam negeri maupun yang berada di luar negeri dalam

suatu periode tertentu.

b. Produksi domestik bruto (PDB) adalah penjumlahan seluruh barang dan

jasa yang diproduksi oleh suatu negara baik oleh perusahaan dalam negeri

maupun oleh perusahaan asing yang beroperasi di dalam negara tersebut

pada suatu waktu/ periode tertentu.

c. Tingkat inflasi : Salah satu cara pemerintah dalam menanggulangi inflasi

adalah dengan melakukan kebijakan menaikkan tingkat suku bunga.

Penggunaan tingkat inflasi sebagai salah satu indikator fundamental

ekonomi adalah untuk mencerminkan tingkat PDB dan PNB ke dalam

nilai yang sebenarnya. Nilai GDP dan GNP riil merupakan indikator yang

sangat penting bagi seorang investor dalam membandingkan peluang dan

risiko investasinya di mancanegara.

Indikator-indikator inflasi yang biasanya digunakan oleh para investor:

1. Indeks harga produksi atau Producer Price Index (PPI) adalah indeks yang

mengukur rata-rata perubahan harga yang di terima oleh produsen domestic

untuk setiap output yang dihasilkan dalam setiap tingkat proses produksi.

Data PPI dikumpulkan dari berbagai sektor ekonomi terutama dari sektor

manufaktur, pertambangan, dan pertanian.

2. Indeks harga konsumen atau Consumer Price Index (CPI) adalah digunakan

untuk mengukur rata-rata perubahan harga eceran dari sekelompok barang

(43)

3. Neraca pembayaran atau balance of payment adalah suatu neraca yang terdiri

dari keseluruhan aktivitas transaksi perekonomian internasional suatunegara,

baik yang bersifat komersial maupun finansial, dengan negara lain pada suatu

periode tertentu. Neraca pembayaran ini mencerminkan seluruh transaksi

antara penduduk,pemerintah, dan pengusaha dalam negeri dan pihak luar

negeri, seperti transaksi expor dan impor, investasiportofolio, transaksi

antar Bank Sentral, dan lain-lain. Dengan adanya neraca pembayaran ini kita

mengetahui kapan suatu negara mengalami surplus maupun defisit. Secara

garis besar Balance of Payment dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :

4. Neraca perdagangan yang merupakan selisih antara total ekspor dan impor

barang, jasa, dan transfer. Dalam perhitungannya, neraca perdagangan ini

tidak mencakup transaksi-transaksi asset finansial dan kewajiban (hutang).

Data ini merupakan indikator tren perdagangan luar negeri yang merupakan

aliran bersih dari total ekspor dan impor barang dan jasa sebagai penerimaan

atau penghasilan. Dengan adanya transaksi ekspor maka akan diterima

sejumlah uang yang nantinya akan menambah permintaan terhadap mata

uang negara eksportir. Begitu pula sebaliknya pada impor barang dan jasa

dimana sejumlah uang harus dikeluarkan guna membayar barang dan jasa

yang kita impor, hal ini akan menambah penawaran akan mata uang negara

importir.

5. Aliran Modal yaitu investasi langsung dan investasi tidak langsung, dimana

pada investasi langsung, investor dari luar negeri melakukan penanaman

(44)

dll.Investasi ini biasanya bersifat jangka panjang. Sedangkan investasi tidak

langsung dapat kita temui didalam investasi instrument keuangan. Misalnya

seorang investor melakukan pembelian saham atau obligasi di bursa

Indonesia. Maka investor tersebut harus menukarkan mata uangnya ke rupiah

supaya dapat membeli saham ataupun obligasi di Indonesia.

6. Tingkat pengangguran adalah suatu indikator yang dapat memberikan

gambaran tentang kondisi rill berbagai sektor ekonomi. Indikator ini dapet

dijadikan alat untuk menganalisa sehat/tidaknya perekonomian suatu negara.

Apabila perekonomian berada dalam kondisi baik maka akan tercapai tingkat

pengangguran yang rendah. Tetapi jika perekonomian dalam keadaan lesu

maka tingkat pengangguran pun meningkat.

7. Kurs valuta asing adalah nilai perbandingan atau bisa juga disebut nilai tukar

antara suatu mata uang terhadap mata uang lainnya. Kurs ini biasanya

digunakan sebagai indikator utama untuk melihat kekuatan ekonomi ataupun

tingkat kestabilan perekonomian suatu Negara. Jika kurs mata uang negara

tersebut tidak stabil maka dapat dikatakan bahwa perekonomian negara

tersebut tidak baik atau sedang mengalami krisis ekonomi. Untuk itu perlu

bagi suatu Negara untuk memiliki mata uang yang stabil agar perekonomian

negara tersebut dapat berjalan dengan lancar dan membentuk suatu tren

pertumbuhan.

8. PSNCR - Public Sector Net Cash Requirement atau kebutuhan tunai sektor

(45)

lebih dari yang mereka terima dari penerimaan pajak, dan satu-satunya cara

untuk menambah kekurangannya adalah dari meminjam.

Kelebihan analisis fundamental yaitu :

1. Penggerak harga

2. Sederhana, anda cukup dapat mengetahui apakah naik, turun atau tetap.

Tidak seperti teknikal yang perlu menggunakan angka.

Kelemahan analisis fundamental yaitu :

1. Seringkali bersifat subyektif dikarenakan psikologi pasar

2. Tidak dapat menjawab kebutuhan secara ilmu pasti. Harus di Ingat bahwa

dasar dari analisa fundamental bukanlah matematika melainkan ilmu

ekonomi dan psikologi pasar.

2.5.1.1 Faktor Fundamental yang Mempengaruhi Harga Saham

Menurut Jogiyanto ( 2000 : 174 ), harga saham suatu perusahaan dapat

berubah – ubah, perubahan harga saham ini dapat terjadi karena beberapa hal.

Harga saham sebagai indikator nilai perusahaan akan dipengaruhi oleh beberapa

variabel fundamental dan teknikal, dimana variabel – variabel tersebut secara

bersama – sama akan membentuk kekuatan pasar yang berpengaruh terhadap

transaksi saham, sehingga harga saham akan mengalami berbagai kemungkinan

kenaikan harga. Artinya, perubahan harga tergantung kepada pihak emiten yang

menawarkan saham dan para pialang saham sebagai pihak yang mengajukan

(46)

Harga saham yang cenderung naik mempunyai dampak adanya capital

gain, atau dapat menggambarkan kondisi perusahaan yang cenderung baik atau

mempunyai prospek jangka panjang yang menjanjikan. Sebaliknya, harga saham

cenderung turun, dapat mengakibatkan capital loss dan permintaan akan saham

juga akan turun. Selain itu hal ini menunjukkan kekurang percayaan para

investor terhadap kemampuan atau prospek jangka panjang dari sebuah

perusahaan.

Selain factor penawaran dan permintaan, ada banyak faktor yang juga

dapat mempengaruhi harga saham, faktor tersebut dapat berupa faktor eksternal

dan internal. Faktor eksternal berhubungan dengan fundamental yang

mencerminkan kondisi ekonomi, hukum dan politik, pertumbuhan ekonomi, suku

bunga, inflasi, peraturan pemerintah serta kurs valuta asing.

2.5.2 Inflasi

Inflasi secara umum merupakan kenaikan harga-harga secara umum dan

terus menerus. Pengertian inflasi menurut M. Fakhrudin ( 2001 : 183 ) adalah

suatu kenaikan relative yang disponsori oleh kenaikan besar dalam tingat harga

umum. Inflasi dapat timbul bila jumlah uang atau uang deposito dalam peredaran

lebih banyak, dibandingkan dengan jumlah barang – barang serta jasa yang

ditawarkan atau bila karena hilangnya kepercayaan terhadap mata uang nasional

kemudian diikuti adanya gejala yang meluas untuk menukar uang dengan barang

(47)

2.5.2.1Jenis – jenis Inflasi

A. Penyebab Inflasi

1.Demand – pull Inflation yaitu inflasi yang disebabkan karena permintaan

masyarakat akan berbagai barang terlalu kuat.

2. Cost – push Inflation yaitu inflasi yang ditandai denagn kenaikan harga

serta turunnya produksi.

3. Inflasi permintaan dan Penawaran yaitu inflasi ini disebabkan kenaikan

permintaan dan penawaran. Timbulnya inflasi disebabakan karena antara

pelaku permintaan dan penawaran barang bertambah, sementara persediaan

barang mengalami kekurangan.

B. Berdasarkan Asal Inflasi

1. Domestik Inflation ( inflasi yang berasal dari dalam negeri ) yaitu inflasi

yang terjadi di dalam negeri. Misalnya, terjadinya deficit anggaran belanja

Negara yang secara terus – menerus dan melakukan pencetakan uang. Hal ini

menyebabkan jumlah uang yang dibutuhkan masyarakat melebihi transaksinya

dan ini menyebabkan nilai uang menjadi rendah dan harga barang meningkat.

2. Imported Inflation ( inflasi yang tertular dari luar negeri ) yaitu inflasi yang

disebabkan oleh kenaikan harga barang ekspor seperti teh dan kopi di luar

negeri ( Negara tujuan ekspor ), harganya mengalami kenaikan dan ini

membawa pengaruh terhadap harga di dalam negeri.

C. Menurut Tingkat Keparahan / Laju Inflasi

(48)

2. Inflasi sedang ( 10% - 30% )

3. Inflasi berat ( 30% - 100% )

4. Hiperinflasi ( > 100% )

2.5.2.2 Pengaruh Inflasi

Faktor – faktor yang mempengaruhi inflasi yaitu :

1. Indeks harga produksi atau Producer Price Index (PPI) adalah indeks yang

mengukur rata-rata perubahan harga yang di terima oleh produsen

domestik untuk setiap output yang dihasilkan dalam setiap tingkat proses

produksi. Data PPI dikumpulkan dari berbagai sektor ekonomi terutama

dari sektor manufaktur, pertambangan, dan pertanian.

2. Indeks harga konsumen atau Consumer Price Index (CPI) adalah

digunakan untuk mengukur rata-rata perubahan harga eceran dari

sekelompok barang dan jasa tertentu. Index CPI dan PPI digunakan oleh

seorang Trader sebagai indikator untuk mengukur tingkat inflasi yang

terjadi.

3. Neraca pembayaran atau balance of payment adalah suatu neraca yang

terdiri dari keseluruhan aktivitas transaksi perekonomian internasional

suatu negara, baik yang bersifat komersial maupun finansial, dengan

negara lain pada suatu periode tertentu. Neraca pembayaran ini

mencerminkan seluruh transaksi antara penduduk, pemerintah, dan

pengusaha dalam negeri dan pihak luar negeri, seperti transaksi expor dan

(49)

Dengan adanya neraca pembayaran ini kita mengetahui kapan suatu negara

mengalami surplus maupun defisit.

2.5.3 Kurs ( nilai tukar )

Menurut M. Faizal ( 2001 : 20 ) pengertian kurs adalah harga satu mata

uang yang diekspresikan terhadap mata uang lainya. Kurs dinilai sebagai tolak

ukur tingkat mata uang suatu Negara terhadap Negara lain. Tolak ukur yang

mempengaruhi kurs ada di berbagai bidang diantaranya ekonomi, politik, sosial,

teknologi, ekspor impor suatu Negara. Sedangkan menurut Sawaldjo P. ( 2004 :

212 ) kurs merupakan harga dimana mata uang suatu Negara dipertukarkan

dengan mata uang Negara lain.

Kurs rupiah adalah nilai tukar sejumlah rupiah yang diperlukan untuk

membeli satu US$ melemah, ini berarti niali tukar sejumlah rupiah yang

diperlukan untuk memebli US$ meningkat maka harag saham di bursa efek

diperkirakan semakin rendah.

Nilai tukar mata uang merupakan perbandingan niali dua mata uang yang

berbeda atau dikenal dengan sebutan kurs. Menurut Sawaldjo P ( 2004 : 223 )

niali tukar didasari dua konsep yaitu :

1. Konsep nominal

Merupakan konsep untuk mengukur perbedaan harga mata uang

menyatakan berapa jumlah mata uang suatu Negara yang diperlukan guna

memperoleh sejumlah mata uang dari Negara lain.

(50)

Konsep riil yang diperlukan untuk mengukur daya saing komoditi ekspor

suatu Negara dipasaran internasional.

Hubungan secara teoritis antara nilai tukar rupiah dengan harga saham

bersifat negatif yaitu apabila terjadi penurunan nilai tukar mata uang rupiah

terhadap US$ ( rupiah terdepresiasi ) maka harga saham akan mengalami

peningkatan.

Pergerakan nilai tukar dan inflasi yang diikuti oleh pergerakan suku bunga

sebagai pengendali permintaan dan penawaran uang beredar maupun sebagai

pengontrol inflasi maka suku bunga dapat digunakan sebagai alat mediasi nilai

tukar dan inflasi untuk melihat dampaknya terhadap harag saham. Naik turunnya

harga saham yang dipengaruhi oleh perubahan nilai tukar dan inflasi dapat

mempengaruhi pengembalian dan tingkat keuntungan, nilai tukar dan inflasi

yang wajar akan mendorong pergerakan iklim investasi yang secara langsung

mampu mengangkat perekonomian Negara secara makro, karena para investor

baik dari dalam maupun dari luar negeri tertarik untuk menanamkam modalnya

di dalam negeri yang tentu memberikan keuntungan bagi para investor itu sendiri

dan juga Negara.

2.5.4 Suku Bunga Bank Indonesia ( SBI )

Pengertian suku bunga menurut Sunariyah (2004:80) adalah harga dari

pinjaman. Suku bunga dinyatakan sebagai persentase uang pokok per unit waktu.

(51)

Suku bunga Bank Indonesia adalah suku bunga kebijakan yang

mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank

Indonesia dan diumumkan kepada publik. Suku bunga BI merupakan suku bunga

instrument sinyaling Bank Indonesia yang ditetapkan pada rapat dewan gubernur

bulanan dan diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan Bank

Indonesia melalui pengelolaan likuiditas di pasar uang untuk mencapai sasaran

operasional kebijakan SBI dan Pasar Uang Antar Bank ( PUAB ). Suku bunga

SBI dan PUAB ini yang nantinya mempengaruhi suku bunga deposito dan kredit

di perbankan nasional.

Bank Indonesia pada umumnya akan menaikkan suku bunga BI apabila

inflasi ke depan diperkirakan melampaui sasaran yang ditetapkan, sebaliknya

Bank Indonesia akan menurunkan suku bunga BI apabila inflasi ke depan

diperkirakan berada di bawah sasaran yang telah ditetapkan.

Adapun fungsi suku bunga menurut Sunariyah (2004:81) adalah :

a. Sebagai daya tarik bagi para penabung yang mempunyai dana lebih untuk

diinvestasikan.

b. Suku bunga dapat digunakan sebagai alat moneter dalam rangka mengendalikan

penawaran dan permintaan uang yang beredar dalam suatu perekonomian.

Misalnya, pemerintah mendukung pertumbuhan suatu sektor industri tertentu

apabila perusahaan-perusahaan dari industri tersebut akan meminjam dana. Maka

(52)

c. Pemerintah dapat memanfaatkan suku bunga untuk mengontrol jumlah uang

beredar. Ini berarti, pemerintah dapat mengatur sirkulasi uang dalam suatu

perekonomian.

Suku bunga itu sendiri ditentukan oleh dua kekuatan, yaitu : penawaran

tabungan dan permintaan investasi modal (terutama dari sektor bisnis). Tabungan

adalah selisih antara pendapatan dan konsumsi. Bunga pada dasarnya berperan

sebagai pendorong utama agar masyarakat bersedia menabung. Jumlah tabungan

akan ditentukan oleh tinggi rendahnya tingkat bunga. Semakin tinggi suku bunga,

akan semakin tinggi pula minat masyarakat untuk menabung, dan sebaliknya.

2.6 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan kajian teori di atas, penelitian ini mencakup pengamatan

terhadap industri perbankan yang terdaftar di indeks LQ 45 Bursa Efek Indonesia

( BEI ), dengan membahas bagaimana pengaruh inflasi, kurs dan suku bunga ( BI

Rate ). Kemudian dilakukan analisis regresi linier berganda untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh inflasi, kurs dan suku bunga ( BI Rate ) terhadap harga

saham perbankan yang terdaftar di Indeks LQ 45 Bursa Efek Indonesia.

Secara lebih lengkapnya, penelitian ini dapat dijelaskan melalui gambar

(53)

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

2.7 Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah dan landasan teori yang telah dikemukakan,

hipotesis yang diajukan dalam penulisan proposal penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Inflasi, kurs dan suku bunga BI secara simultan ( bersama – sama )

mempunyai pengaruh terhadap harga saham perbankan pada Indeks LQ 45

Bursa Efek Indonesia ( BEI ).

2. Inflasi, kurs dan suku bunga BI secara parsial mempunyai pengaruh terhadap

harga saham perbankan pada Indeks LQ 45 Bursa Efek Indonesia ( BEI ). Inflasi ( X1 )

Kurs / nilai tukar( X2 )

BI Rate ( X3 )

(54)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Menurut Sugiyono ( 2008 : 58 ) pengertian variabel yaitu atribut seseorang atau obyek

yang mempunyai variasi antara satu orang dengan orang lain atau satu obyek dengan obyek

lainnya. Analisis fundamental dalam penelitian ini meliputi tiga variabel yang terdiri dari

variabel independen yaitu inflasi, kurs dan suku bunga BI dan variabel dependen yaitu harga

saham per bulan pada jasa perbankan pada indeks LQ 45 periode 2006 – 2009. Masing – masing

variabel penelitian secara operasional dapat didefinisikan sebagai berikut :

3.1.1 Variabel Dependen ( Y )

Variabel dependen merupakan variabel terikat dan terpengaruh tehadap variabel

independen atau yang menjadi akibat dari variabel independen. Dalam penelitian ini variabel

dependen adalah pergerakan harga saham rata – rata ( average price ) industri perbankan pada

indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia. Harga saham pada penelitian ini merupakan pergerakan

harga saham per bulan dengan pengukuran variabel dengan satuan poin pada masing – masing

laporan keuangan perbankan untuk masuk kriteria penilaian pada indeks LQ 45 Bursa Efek

Indonesia.

3.1.2 Variabel Independen ( X )

(55)

1. Inflasi ( X1 )

Inflasi yang dimaksudkan adalah kenaikan harga – harga secara umum dan secara terus -

menerus. Data yang digunakan merupakan data inflasi per bulan mulai dari tahun 2006 hingga

2009, dengan pengukuran variabel berupa prosentase ( % ).

2. Kurs ( X2 )

Kurs atau nilai tukar mata uang yang dugunakan dalam penelitian ini adalah kurs tengah

Bank Indonesia, hanya untuk mata uang US$ ( US Dollar ) terhadap rupiah yang merupakan nilai

tengan antara kurs jual dan kurs beli yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia sebagai otoritas

moneter periode 2006 – 2009. Pengukuran variabel kurs ini dengan satuan rupiah ( Rp ).

3. Suku Bunga BI ( X3 )

Suku bunga yang dimaksud adalah suku bunga BI yang merupakan suku bunga acuan

dan kebijakan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Data suku bunga BI diperoleh dari situs

resmi Bank Indonesia, dan pengukuran variabel ini dengan satuan prosentase ( % ).

3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua industri perbankan yang

terdaftar dan aktif di Indeks LQ 45 Bursa Efek Indonesia periode 2006 – 2009. Berikut daftar

(56)

Tabel 3.1

Daftar Populasi Perbankan

No Nama Perusahaan ( Emiten ) Kode Perusahaan

1 Bank Central Asia Tbk BBCA

2 Bank Rakyat Indonesia Tbk BBRI

3 Bank Danamon Tbk BDMN

4 Bank mandiri Tbk BMRI

5 Bank CIMB Niaga Tbk BNGA

6 Bank Internasional Indonesia Tbk BNII

7 Bank Negara Indonesia Tbk BBNI

8 Bank Pan Indonesia Tbk PNBN

9 Bank Lippo Tbk LPBN

10 Bank Permata Tbk BNLI

Sumber : data olah daftar Indeks LQ 45, periode 2006 – 2009

3.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki dalam satu populasi.

Menurut Sugiyono ( 2008 : 116 ) menyatakan ada empat faktor yang dipertimbangkan dalam

menentukan besarnya sampel dalam penelitian, yaitu :

(57)

4. Tenaga, biaya dan waktu.

3.2.3 Teknik Penarikan Sampel

Pemilihan sampel yang akan diuji dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode

purposive sampling yaitu metode penentuan sampel dengan pertimbangan atau kriteria tertentu.

Kriteria yang digunakan penulis adalah sebagai berikut :

1. Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ( BEI ) periode 2006 – 2009.

2. Perbankan yang masuk dalam indeks LQ 45 periode 2006 – 2009 selama lima kali

berturut – turut.

Tabel 3.2

Perusahaan yang Masuk Indeks LQ 45 BEI 2006 - 2009

No Nama Perusahaan ( Emiten )

Periode 2006 - 2009

1 2 3 4 5 6 7

1 Bank Central Asia Tbk

2 Bank Rakyat Indonesia Tbk -

3 Bank Danamon Tbk - -

4 Bank mandiri Tbk - -

5 Bank CIMB Niaga Tbk - -

6 Bank Internasional Indonesia Tbk - -

7 Bank Negara Indonesia Tbk - - -

8 Bank Pan Indonesia Tbk - - -

9 Bank Lippo Tbk - - - - -

(58)

adalah :

Tabel 3.3

Daftar Obyek Sampel Penelitian

No Populasi

1 Bank Central Asia Tbk

2 Bank Rakyat Indonesia Tbk

3 Bank Danamon Tbk

4 Bank CIMB Niaga Tbk

5 Bank Mandiri Tbk

6 Bank Internasional Indonesia Tbk

Sumber : data diolah pada Indeks LQ 45 periode 2006 – 2009

3.3 Teknik Pengumpulan Data

3.3.1 Jenis Data

Jenis data yang dugunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang

digunakan untuk tujuan lain, bukan untuk menyelesaikan masalah yang sedang ditangani saat ini

dan merupakan data yang sudah diolah.

3.3.2 Sumber Data

Dalam penelitian ini, sumber data diperoleh dari Bursa Efek Indonesia ( BEI ). Data

Gambar

Tabel 4.16 Nilai Koefisien t hitung…………………………………………….. 93
Gambar 4.2 Gambar Persebaran Pola Residual.................................................
Tabel 1.1 Harga saham rata – rata tahunan perusahaan perbankan Indeks LQ 45
Tabel 1.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Agar tidak menimbulkan kesalahan dalam memahami skripsi yang berjudul “TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI POHON ALBA DENGAN SISTEM NYINOM DALAM PERSPEKTIF

tanggapan pasien terhadap kualitas layanan di Klinik Widya Bhakti Inti Bandung... 2 Bagaimana tingkat kepuasan pasien di klinik Widya Bhakti

Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena atas segala berkah dan limpahan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul “Studi

Asas kelayakan merupakan asas terpenting pada pengupahan syariah selain asas keadilan. Dimana asas kelayakan upah merupakan penentu atas jaminan kehidupan pekerja/buruh

Untuk penugasan setiap perawat, metode roulette-wheel digunakan untuk memilih satu rule (pola shift ) sesuai dengan probabilitas kondisional dari seluruh node yang

Masalah yang dibahas dalam modul ini meliputi (1) Masalah tentang nyamuk demam berdarah ( Aedes aegypti ); (2) Masalah tentang penularan dan pencegahan penyakit DBD; (3)

Mengacu pada pemikiran di atas, maka penelitian tentang Analisis Kebijakan Penurunan Luas Hutan di Daerah Aliran Sungai Sentani Berwawasan Lingkungan dengan

Koperasi Jasa Indah Makmur anggotanya juga lebih cenderung untuk melakukan kredit dalam jangka yang pendek. Dalam aturan kantor, dalam 3 bulan anggota harus dapat