• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KOMUNIKASI DAN KOMPETENSI TERHADAP KINERJA PEGAWAI DENGAN PENGAWASAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PT PERUSAHAAN GAS NEGARA (PERSERO) TBK SBU DISTRIBUSI WILAYAH III SUMATERA BAGIAN UTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "PENGARUH KOMUNIKASI DAN KOMPETENSI TERHADAP KINERJA PEGAWAI DENGAN PENGAWASAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PT PERUSAHAAN GAS NEGARA (PERSERO) TBK SBU DISTRIBUSI WILAYAH III SUMATERA BAGIAN UTARA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KOMUNIKASI DAN KOMPETENSI TERHADAP

KINERJA PEGAWAI DENGAN PENGAWASAN SEBAGAI

VARIABEL MODERATING PADA PT PERUSAHAAN GAS

NEGARA (PERSERO) TBK SBU DISTRIBUSI WILAYAH III

SUMATERA BAGIAN UTARA

Saumanda Tazilio Ierhasy*, Prihatin LR**, Parapat G**

*Alumnus S2 Ilmu Manajemen FEB USU

**Dosen S2 IM FEB USU

Abstract: The purpose ofthis study was to determine the effect of communicationon employee performance and competency with monitoring as a moderating variable in the PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU III Medan. The analytical method usedis descriptive analysis method and multiple line arregression analysis method. In the results showed that simultaneous communication and work competence and a significant positive effecton the performance of employees of PT. Gas Negara (Persero) Tbk SBU III Medan. Partial test showed that communication and work competen cere spectively positive and significant effecton the performance of employees at PT.Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU III Medan. But with the monitoring as a moderating variable is not significant to the performance of communication. Work competence is the most dominant variables affect the performance of employees at PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU III field.

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh komunikasi dan kompetensi terhadap kinerja pegawai dengan pengawasan sebagai variable moderating pada PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU III Medan. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara serempak komunikasi dan kompetensi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU III Medan.Uji parsial menunjukkan bahwa komunikasi dan kompetensi kerja masing-masing berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU III Medan.Tetapi degan adanya pengawasan sebagai variable moderating komunikasi tidak signifikan terhadap kinerja.Kompetensi kerja adalah variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU III Medan.

Kata kunci: komunikasi, kompetensi kerja, pengawasan dan kinerja karyawan

PENDAHULUAN

Globalisasi yang terjadi saat ini memberikan dampak yang signifikan bagi kelangsungan hidup organisasi.Globalisasi telah menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan yang begitu cepat di dalam bisnis, yang menuntut organisasi untuk lebih mampu beradaptasi, mempunyai ketahanan, mampu melakukan perubahan arah dengan cepat dan memusatkan

perhatiannya kepada pelanggan.

Keberhasilan pengelolaan organisasi

sangatlah ditentukan oleh keberhasilan dalam mengelola sumber daya manusia. Dalam suasana bisnis seperti ini, Sumber Daya Manusia (SDM) di dalam perusahaan harus mampu untuk menjadi mitra kerja yang dapat diandalkan, baik oleh para pimpinan puncak perusahaan maupun manajer lini.

Sumber daya manusia atau biasa

disingkat menjadi SDM memiliki

potensi yang terkandung dalam

(2)

sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan. Dalam pengertian praktis sehari-hari, SDM lebih dimengerti sebagai bagian integral dari

sistem yang membentuk suatu

organisasi. Sumber Daya Manusia yang berkualitas memberikan pengaruh yang sangat baik apabila dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

Setiap perusahaan ingin pegawainya memiliki kinerja yang tinggi dalam bekerja. Dengan kinerja pegawai yang tinggi, diharapkan tujuan perusahaan akandapat tercapai sebagaimana telah direncanakan. Dalam suatu perusahaan yang sudah besar dan berkembang, terkadang dilakukan pemisahan unit-unit atau bagian-bagian dalam perusahaan menjadi lebih spesifik.

Pemisahan ini kemungkinan akan

menyebabkan komunikasi antar pegawai

menjadi terhambat, komunikasi tidak

berjalan secara efektif, karena masing-masing unit terpisah memiliki task duty

serta visi masing-masing. Hal ini

menyebabkan setiap pegawai pada masing-masing sentra terfokus pada pekerjaan di masing-masing unit atau bagian tersebut

tanpa melakukan komunikasi dengan

pegawai lainnya.Adanya pemisahan ini juga menyebabkan struktur komunikasi menjadi terbagi-bagi atau terpisah-pisah.Kondisi ini diduga menjadi salah satu penyebab tidak

optimalnya kinerja pegawai dalam

mencapai tujuan perusahaan.

Selain komunikasi yang efektif, kinerja pegawai juga dipengaruhi oleh

pengawasan kerja yang juga akan

meningkatkan produktivitas kerja pegawai. Orang yang paling tepat melaksanakan

pengawasan kerja tentu pimpinan

langsung.Hal ini disebabkan pimpinan yang paling tahu dan paling dekat dengan para pegawainya.Pengawasan kerja yang baik dapat berdampak baik juga terhadap

pegawainya. Tindakan perbaikan ini

membutuhkan waktu dan proses agar terwujud untuk mencapai hasil yang diinginkan. Karena laporan-laporan berkala sangat penting sebab dalam laporan itu dapat diketahui situasi yang nyata.Oleh karena itu, pimpinan harus melakukan

pengawasan kerja yang efektif sehingga pegawai mampu mencapai prestasi kerja yang optimal dalam bentuk produktivitas

kerja.Meskipun telah dilakukan

pengawasan kerja oleh pimpinan namun,

kesalahan-kesalahan pekerjaan tetap

terjadi.Dalam hal ini, dapat dilihat dari hasil kerja pegawai.

Menurut Husnaini

(2001:400)pengawasan merupakan proses

pemantauan, penilaian dan pelaporan

rencana atas pencapaian tujuan yang telah ditetapkan untuk tindakan korektif guna penyempurnaan tugas lebih lanjut karena pengawasan merupakan suatu hal yang

sangat penting dilaksanakan oleh

perusahaan.Karyawan adalah aset utama perusahaan yang menjadi pelaku aktif dari

setiap aktivitas organisasi. Karyawan

memiliki perasaan,pikiran, keinginan,

status, dan latar belakang pendidikan, usia dan jenis kelamin yang berbeda, yang dibawa ke dalam organisasi. Karyawan bukanlah mesin, uang dan materil yang sifatnya pasif dan dapat dikuasai serta diatur sepenuhnya dalam mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu, perusahaan harus melakukan pengawasan terhadap para

karyawannya dalam bekerja, karena

terkadang banyak karyawan yang

melakukan pengingkaran dalam bekerja jika tidak diawasi seperti menunda waktu pekerjaan, bekerja tidak sepenuh hati, melakukan kecurangan sehingga akan berdampak negatif kepada pencapaian tujuan yang efektif dan efisien.

Pada dasarnya pengawasan berarti

pengamatan dan pengukuran sesuatu

kegiatan operasional dan hasil yang dicapai dibandingkan dengan sasaran dan standar

yang telah ditetapkan sebelumnya.

Pengawasan dilakukan dalam usaha

menjamin terlaksananya kegiatan sesuai dengan kebijakan, strategi, keputusan, rencana dan program kerja yang telah

dianalisa, dirumuskan dan ditetapkan

sebelumnya dalam wadah yang disusun

(Siagian, 2003:113).Perusahaan yang

(3)

meningkatkan efesiensi kerja karyawan demi kelancaran aktivitas perusahaan.

Didalam suatu perusahaan, atasan dan bawahan penting untuk menjalin hubungan emosional yang dapat dilakukan

dengan memperkuat komunikasi dan

peningkatan kompetensi kerja. Hal ini menjadi sangat penting mengingat melalui komunikasi dari pimpinan kepada bawahan

atau karyawan diharapkan dapat

memperoleh pengetahuan,

pengertian-pengertian, kebijakan-kebijakan pimpinan yang berkaitan erat dengan pencapaian

program dan target, serta mampu

melaksanakannya, lebih jauh lagi dapat

menjaga konsistensi pelaksanaan dan

pencapaian target bisnis.

Kompetensi pada dasarnya

merupakan gambaran apa yang seharusnya dilakukan seorang dalam pekerjaannya. Menurut asal katanya kompetensi berasal dari kata kompeten yang berarti cakap atau menguasai. Sedangkan kompetensi itu

sendiri berarti (a) kekuasaan untuk

memutuskan sesuatu; (b) kemampuan menguasai secara abstrak dan kongkrit. Menurut Makmun (2002:1), kompetensi adalah menunjukan pada tindakan rasional yang dapat mencapai tujuan-tujuannya secara memuaskan berdasarkan kondisi (prasyarat) yang ditetapkan.

PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU Distribusi Wilayah III Sumatera Bagian Utaradisingkat PGN adalah sebuah BUMN yang bergerak di bidang transmisi dan distribusi gas bumi.Perusahaan ini menuntut kinerja optimal dari seluruh pegawai dalam mencapai visi dan misi

perusahaan diantaranya melalui

komunikasidan pemberian

pengawasan.PGN SBU III menjalankan kegiatan usaha distribusi/niaga dan satu SBU yang mengoperasikan jaringan pipa

transmisi South Sumatera- West Java

(SSWJ) yang meliputi area penjualan dan pelayanan Medan, Pekanbaru, dan Batam.

PT. PGN (Persero) Tbk SBU III Medan

juga mengalami tantangan dalam

pengaplikasikan model kompetensi yang

berorientasi dengan penilaian kerja

diantaranya tanggung jawab karyawan,

kemampuan berkomunikasi, tingkat

kehadiran karyawan, pengetahuan dalam bidang pengoprasian alat tehnologi, dan kemampuan karyawan untuk melaksanakan

tugas dan menyelesaikannya tepat waktu dan tepat sasaran. Masalah yang terlihat dari model kompetensi tersebut yang paling dominan terkait adalah sikap para karyawan terhadap perusahaan, diantaranya adalah

seringnya karyawan melakukan

pelanggaran disiplin kerja perusahaan akibat dari penyalagunaan wewenang jabatan, melalaikan pelaksanaan tugas sehingga menimbulkan kerugian bagi perusahaan maupun lingkungan kerja,

sehingga karyawan diberikan

sanksi/hukuman berupa surat tegoran, peringatan, skorsing, degradasi, dan PHK terhadap karyawan

Bahwa peningkatan karyawan yang mendapatkan sanksi akibat pelanggaran kerja terkait sikap karyawan didalam perusahaan dari tahun ketahun meningkat hingga tahun 2012. Pada tahun 2011

peningkatan jumlah karyawan yang

mendapatkan sanksi atas pelanggaran yang

dilakukan meningkat dari tahun

sebelumnya, 13 karyawan menerima sanksi dari perusahaan, hal tersebut sangat jelas dapat menjadi acuan bahwa ada masalah yang terjadi pada PT. PGN (Persero) Tbk

SBU III Medan terkait kompetensi

karyawan.

METODE

Jenis penelitian ini adalah

deskriptif kuantitatif.Menurut Kuncoro

(2003) bahwa penelitian deskriptif

kuantitatif meliputi pengumpulan data untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan mengenai status terakhir dari subjek penelitian.Sifat penelitian adalah

penelitian penjelasan (explanatory

research). Sugiyono (2007) menyatakan

bahwa penelitian explanatory merupakan

penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungannya antara satu variabel dengan variabel yang lain.

Penelitian ini dilakukan di PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU III Medan, Jl. Imam Bonjol 15-D Medan 20112 Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan dari bulan April 2014 sampai bulan Juni 2014.Populasi pada penelitian

ini adalah seluruh karyawan

(4)

jumlah populasi pada objek penelitian ini hanya 99 orang maka untuk penarikan sampel peneliti menggunakan metode sensus dimanasemua anggota populasi menjadi sampel. Analisis regresi linier berganda ini dipilih karena variabel terikat dipengaruhi oleh lebih dari satu variabel bebas atau variabel penjelas.Regresi linier berganda menggunakan model persamaan sebagai berikut:

Untuk analisis dan pengujian hipotesis, data diolah secara statistik dengan menggunakan

alat bantu program statistik SPSS

(Statistical Program/Package for Social Science) versi 18.0.

Analisis Regresi Dengan Variabel Moderating

Variabel moderating adalah variable

independen yang berfungsi menguatkan atau melemahkan hubungan antara variable independen terhadap variabel dependen (Liana, 2009:91).Regresi dengan variabel moderating, hipotesis menggunakan model persamaan sebagai berikut:

Y = a+ b1X1+ b2X2+b3X1X2X3+ e

PGN merupakan perusahaan publik yang memiliki ruang lingkup bisnis di bidang penyediaan kebutuhan gas bumi

yang meliputi kegiatan transmisi dan distribusi gas bumi dengan pengalaman

selama empat dekade.Kegiatan usaha

transmisi gas bumi PGN saat ini

mengoperasikan tiga jaringan pipa

transmisi gas bumi yang meliputi jalur Grissik – Duri, Grissik – Singapura, dan jaringan pipa transmisi Medan dengan total panjang pipa sebesar 1.073 km dan volume penjualan gas bumi sebesar kurang lebih 500 MMSCFD serta memiliki kontribusi sebesar 40% dari total keuntungan yang diperoleh PGN. Selain itu, PGN juga merencanakan untuk melaksanakan proyek konstruksi jaringan pipa transmisi gas bumi sepanjang 2.814 km yang terdiri atas:

a. Jalur Pagar Dewa – Cilegon,

Cilegon – Cimanggis, Grissik – Pagar Dewa (Proyek Sumatera

Selatan – Jawa Barat) dengan

panjang pipa sebesar 746 km. b. Jalur Duri – Medan dengan panjang

pipa sebesar 450 km.

c. Jalur Kalimantan Timur – Jawa

Timur – Jawa Barat dengan

panjang pipa sebesar 1.600 km. Kegiatan usaha distribusi gas bumi PGN saat ini dilaksanakan melalui tiga belas area penjualan yang berada di bawah pembinaan masing-masing SBU yaitu area penjualan Jakarta, Bogor, Banten, Cirebon, Bekasi, Karawang, Palembang, Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan, Medan, Batam, dan Pekanbaru dengan total panjang pipa sebesar lebih dari 2.500 km dan volume penjualan gas bumi sekitar 300 MMSCFD serta memiliki kontribusi sebesar 60% dari total keuntungan yang diperoleh PGN.

Mengingat wilayah usaha PGN yang luas yaitu meliputi pulau Sumatera dan Jawa, maka untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada para pelanggannya PGN membagi wilayah usaha distribusi gasnya ke dalam 3 (tiga) Wilayah Strategic Business Unit (SBU).Pembentukan SBU bertujuan meningkatkan efektifitas dan efisiensi pengelolaan jaringan dan fasilitas

di wilayah SBU sehingga dapat

meningkatkan kualitas pelayanan menuju kepuasan pelanggan serta mempercepat penetrasi dan ekspansi pasar. Ketiga SBU yang dimaksud adalah:

a. SBU Distribusi Wilayah I Jawa Bagian

(5)

Barat sampai dengan Sumatera Bagian Selatan.

b. SBU Distribusi Wilayah II Jawa

Bagian Timur, meliputi wilayah Jawa Bagian Timur yang terbagi atas 2 (dua) wilayah operasi yaitu operasi wilayah I (Surabaya-Gresik) dan

operasi wilayah II

(Sidoarjo-Mojokerto dan

Pasuruan-Probolinggo), serta 3 (tiga) Area Penjualan yaitu Area Surabaya-Gresik, Area Sidoarjo-Mojokerto, dan Area Pasuruan-Probolinggo.

c. SBU Distribusi Wilayah III Sumatera

Bagian Utara, meliputi wilayah Medan dan sekitarnya, Kepulauan Riau, Riau dan Jambi.

Gambar .1 :Sumber Gas, Jaringan Pipa dan Fasilitas PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk

PGN mempunyai tiga wilayah penjualan di bidang distribui (SBU I, II, III) dan satu wilayah layanan transmisi (SBU Transmisi Sumatera-Jawa) serta mempunyai tujuh Entisitas Anak yang bergerak di berbagai bidang.

(6)

Berdasarkan analisis regresi linier berganda diperoeh nilai koefisien b1 variabel Komunikasi sebesar 0.889 nilai koefisien b2 dan variabel Kompetensi Kerja sebesar 1.491 dan nilai konstanta (a) adalah 1.203, maka diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :

Y = 1.203 + 0.889X1 + 1.491X2

Berdasarkan persamaan diatas

maka dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Konstanta (a) = 1.203, ini menunjukkan bahwa jika variabel Komunikasi dan Kompetensi Kerja dianggap konstan maka secara signifikan mempengaruhi Kinerja pegawai (Y) PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.

2. Koefisien b1 (X1) = 0.889, menunjukkan bahwa variabel Komunikasi berpengaruh terhadap Kinerja pegawai atau dengan kata lain jika variabel Komunikasi ditingkatkan satu satuan maka Kinerja Karyawan akan meningkat sebesar 0.889 satuan.

3. Koefisien b2 (X2) = 1.491, menunjukkan bahwa variabel Kompetensi berpengaruh terhadap Kinerja pegawai. Dengan kata lain jika variabel Kompetensi ditingkatkan satu

satuan maka Kinerja pegawaiakan

meningkat 1.491 satuan. Nilai koefisien determinasi R = 0.737 berarti hubungan (relation) antara Komunikasi dan Kompetensi terhadap Kinerja Pegawai sebesar 73,7%. Artinya hubungannya erat.Semakin besar R berarti hubungan semakin erat.

A. Predictors: (constant), kompetensi, komunikasi B. Dependent variable: KINERJAPEGAWAI

Sumber hasil pengolahan SPSS 18.0, Juni (2014)

Berdasarkan Tabel di atas dapat dilihat hasil Uji F secara simultan, dan diperoleh signifikansi F= 0,000. Karena tingkat signifikansi (0.000< 0,05) maka hipotesis H0 ditolak dan Ha diterima. Dapat disimpulkan bahwa variabel bebas yaitu

Komunikasi (X1) dan Kompetensi (X2)

secara bersama-sama berpengaruh

signifikan terhadap variabel Kinerja

Pegawai PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU III Medan (Y).

Uji Parsial (Uji t)

Tabel 2. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

a. Dependent Variable: KINERJAPEGAWAI

Sumber hasil pengolahan SPSS 18.0, Juni (2014)

Berdasarkan Tabel di atas dapat diketahui bahwa:

1. Untuk variabel komunikasi

berpengaruh secara positif dan

signifikan terhadap kinerja karyawan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU III Medan. Hal ini terlihat dari nilai signifikansi 0.006 < 0.05.

2. Untuk variabel kompetensi

berpengaruh secara positif dan

signifikan terhadap kinerja karyawan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU III Medan. Hal ini terlihat dari nilai signifikansi 0.001 < 0.05. nilai t hitung (3.617) > t tabel 1.663.

Hasil Regresi Berganda Dengan Variabel Moderating

1. Uji Interaksi

Tabel 3. Uji Interaksi

Coefficientsa

a. Dependent Variable: KINERJAPEGAWAI

(7)

Berdasarkan Tabel di atas diketahui

pada kolom kedua (unstandardized

Coefficients) diperoleh nilai b1 variabel Komunikasi sebesar 1.135 nilai b2, variable Kompetensi Kerja sebesar 2.294, variabel Pengawasan sebesar 1.163 nilai b3 dan nilai konstanta (a) adalah -2.696, maka diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :

Y= -2.696+1.135X1+2.294X2+1.163X3 -0.005X1X2X3

Pada uji t terlihat bahwa variable interaksi bukanlah variable moderating, hal ini terlihat dari nilai signifikan di atas 0.05.

2. Absolut Residual atau Uji Nilai Selisih Mutlak

Tabel 4. Uji Nilai Selisih Mutlak

Sumber hasil pengolahan SPSS 18.0, Juni (2014)

Hasil tampilan output di atas

menunjukkan bahwa secara individu

variabel ZKomunikasi memberikan nilai

koefisien 0.955 dengan probabilitas

signifikan 0,041. Variabel ZKompetensi memberikan nilai koefisien 1.233 dengan

probabilitas signifikan 0,008.Variabel

ZPengawasan memberikan nilai koefisien

1.401 dengan probabilitas signifikan

0.000.Ketiga variabel ini dapat disimpulkan

berpengaruh terhadap Kinerja

Pegawai.Variabel moderating Selisih

ternyata memberikan nilai koefisien yang negative yaitu -0.934.Temuan ini konsisten dengan pengujian interaksi.

3. Uji Residual

Tabel 5. Uji Residual

a. Dependent Variable: absolut

Sumber hasil pengolahan SPSS 18.0, Juni (2014)

Jika hasilnya signifikan dan

koefisien parameternya negatif, maka variabel Pengawasan merupakan variabel moderating.Jelas bahwa dilihat pada Tabel di atas walaupun variabel Kinerja Pegawai

signifikan, tetapi nilai koefisien

parameternya positif, maka dapat

disimpulkan bahwa variabel Pengawasan bukanlah variabel moderating.Pengawasan dianggap variabel moderating kalau nilai

koefisien parameternya negatif dan

signifikan.

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa komunikasi dan kompetensi kerja secara serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU

III Medan.Berdasarkan data jawaban

responden terhadap variabel komunikasi diketahui jawaban dominan setuju terdapat

pada pernyataan pertama (Media

komunikasi yang ada meringankan beban pekerjaan Anda) berdasarkan data tersebut media komunikasi yang ada meringankan

beban pekerjaan pegawai.Komunikasi

organisasi adalah suatu proses komunikasi yang menggunakan media yaitu bahasa atau simbol-simbol yang biasa digunakan untuk mentransfer pesan-pesan dari pemberi pesan ke penerima pesan melalui proses komunikasi agar diperoleh suatu hasil yang sangat berarti bagi suatu organisasi. (Purwanto, 2006:20). Hal ini tentu didorong oleh perusahaan yang telah mampu mengarahkan karyawan secara intensif mengenai tata cara dan kegiatan yang telah ditentukan perusahaan. Perusahaan harus

Coefficientsa

(8)

mempertahankan pengarahan dan pengawasan yang lebih intensif lagi agar

karyawan dapat lebih mampu

melaksanakan pekerjaan sesuai dengan standar pekerjaan untuk pencapaian kinerja yang maksimal.

Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian terdahulu, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Lisnawati (2014) yang menunjukkan bahwa .Komunikasi (X1) dan Kompetensi Kerja (X2) secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel Kinerja Karyawan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan (Y), serta penelitian yang dilakukan oleh Sriwidodo (2011) yang menunjukkanuji signifikansi pengaruh kompetensi terhadap kinerja pegawai diperoleh pvalue sebesar

0,000 < 0,05 berarti kompetensi

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Pengaruh komunikasi terhadap kinerja pegawai diperoleh pvalue sebesar 0,014 < 0,05 berarti komunikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai.

Berdasarkan data responden

terhadap variabel Kompetensi kerja

jawaban dominan setuju terdapat pada

pernyataan kedua (Anda selalu

melaksanakan pekerjaan tepat waktu) berdasarkan data tersebut karyawan dalam perusahaan telah mampu untuk mematuhi

norma sosial yang berlaku dalam

menyelesaikan pekerjaan seperti

kedisiplinan dalam mengerjakan tugas, menyerahkan laporan kerja atau tugas secara tepat waktu dan kerapian dalam

menyelesaikan tugas yang diberikan.

Hutapea dan Thoha (2008:28)

mengungkapkan kompetensi knowledge,

skill, dan attitude cenderung lebih nyata dan relatif berada di permukaan (ujung) sebagai kerteristik yang dimiliki manusia.Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa

kompetensi adalah kemampuan dan

kemauan untuk melakukan tugas dengan kinerja yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan perusahaan.

Perusahaan tentunya memiliki

peraturan atau aturan norma-norma sosial

yang berlaku yang telah disepakati

bersama. Untuk menerapkan peraturan

peraturan tersebut diperlukan adanya

peraturan disiplin yang memuat pokok-pokok kewajiban, larangan dan sanksi

apabila tidak ditaati apabila larangan atau norma yang berlaku dilanggar. Dengan demikian, karyawan mampu melaksanakan pekerjaannya dengan baik yang diikuti dengan peningkatan kinerja karyawan dan kinerja perusahaan.

Berdasarkan distribusi jawaban

responden terhadap variabel pengawasan diketahui jawaban yang dominan setuju adalah pernyataan pertama (Atasan selalu

membuat standar kinerja sebelum

memberikan program kerja.) berdasarkan jawaban responden tersebut karyawan

menilai Atasan telah mampu untuk

membuat standar kinerja sebelum

memberikan program kerja sehingga

kinerja yang diberikan karyawan sesuai standar penyelesaian tugas yang telah ditentukan perusahaan. Atasan harus terus

melakukan pengawasan dan selalu

memberikan perhatian serta terbuka

kapanpun, karena hal tersebut akan mempengaruhi penyelesaian tugas yang diberikan pada karyawan, setiap karyawan memerlukan bantuan dalam pekerjaannya karena hal ini dapat membuat karyawan mampu lebih cepat menyelesaikan tugas dan merasakan arahan dari atasan dalam setiap pekerjaan yang diberikan agar kinerja karyawan tercapai secara optimal. Hal ini sejalan dengan yang di ungkapkan oleh Sule dan Saefullah (2005: 317), yang mendefinisikan pengawasan merupakan sebagai proses dalam menetapkan ukuran kinerja dalam pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan ukuran yang telah ditetapkan tersebut.

Berdasarkan distribusi jawaban

responden terhadap variabel kinerja

diketahui jawaban yang dominan setuju adalah pernyataan kedua (Anda berusaha

mencapai target kerja yang telah

ditentukan) berdasarkan jawaban responden tersebut karyawan telah mampu untuk mencapai target kerja yang telah ditentukan oleh perusahaan. Karyawan harus terus berusaha dan selalu memberikan kontribusi nya terhadap perusahaan, karena hal tersebut akan mempengaruhi hasil kerja karyawan. Kinerja karyawan merupakan hasil kerja perseorangan dalam suatu

organisasi atau kinerja karyawan

(9)

karyawan dalam melaksanakantugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang

diberikan kepadanya (Mangkunegara,

2009:9).

Berdasarkan Uji t, komunikasi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.Pada variabel komunikasi responden merasa komunikasi yang diarahkan dengan jelas dan intensif oleh perusahaan kepada karyawan dapat memicu semangat karyawan dalam bekerja sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing karyawan. Sehingga hal yang dapat dilakukan untuk lebih

meningkatkan komunikasi kepada

karyawan yaitu dengan mengarahkan

dengan intensif mengenai tata cara dan kegiatan yang harus mereka jalani agar diharapkan nantinya komunikasi yang tertanam dengan baik dapat mendorong karyawan untuk meningkatkatkan dan mengembangkan kemampuan karyawan dalam memanfaatkan teknologi dan ilmu pengetahuan yang relevan dalam bekerja, menciptakan keterbukaan dalam proses pekerjaan serta perubahan sikap yang lebih mengahargai antar individu maupun satuan

kerja dengan saling menghormati

kepentingan bersama dan etika yang lebih baik untuk mencapai tujuan organisasi.

Berdasarkan hasil penelitian,

Kompetensi memiliki pengaruh positif dan signifikan yang paling dominan terhadap kinerja karyawan. Dimana jika variabel kompetensi kerja ditingkatkan maka kinerja

karyawan akan meningkat sebesar

1.491.Hal tersebut menjadi dorongan bagi

perusahaan untuk mengidentifikasi,

menentukan, dan mengelola kompetensi pada setiap karyawan serta berusaha untuk mencari dan menetapkan orang-orang yang

memiliki kompetensi sesuai dengan

penempatan kerja karyawan.Hal ini yang dapat dilakukan agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Berdasarkan penelitian yang dilakukan mengenai Kompetensi kerja, agar mendukung karyawan dan meminimumkan tingkat kesalahan dalam bekerja sehingga kinerja karyawan otomatis akan meningkat.

Berdasarkan koefisien determinasi (R2) pengaruh antara variabel komunikasi (X1) Kompetensi (X2) terhadap variabel kinerja karyawan (Y) memiliki hubungan yang erat. Nilai Adjusted R Square 52,9% kinerja karyawan dapat di jelaskan oleh

variabel bebas (komunikasi dan variabel Kompetensi). Sedangkan sisanya 47,1% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang diteliti dalam penelitian ini seperti gaya kepemimpinan, disiplin kerja, dan lain

sebagainya.Sedangkan Fhitung adalah

sebesar 39.238>Ftabel 3.136 hal ini menunjukkan bahwa variabel komunikasi dan kompetensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

Sedangkan Pengawasan sebagai

Moderator terbukti signifikan

dalammempengaruhi penghasilan terhadap Kinerja Pegawai.Tetapi nilai koefisien

parameternya positif, maka dapat

disimpulkan bahwa variabel Pengawasan bukanlah variabel moderating.Pengawasan dianggap variabel moderating kalau nilai

koefisien parameternya negatif dan

signifikan.Dan jika di lihat dari persamaan kedua, dimana koefisien regresi interaksi adalah negative maka dapat disimpulkan dengan adanya variable moderasi yaitu pengawasan akan memperburuk pengaruh

komunikasi dan kompetensi terhadap

kinerja pegawai.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan (Uji-F) diketahui

bahwa variabel Komunikasi dan

variabel Kompetensi secara

serempak berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Kinerja

Pegawai PT Perusahaan Gas

Negara (Persero) Tbk SBU III Medan.

2. Berdasarkan (Uji-t) variabel

Komunikasi dan kompetensi

berpengaruh positif dan signifikan

terhadap Kinerja PegawaiPT

Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU III Medan. Dan variabel yang paling dominan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU III Medan adalah variabel kompetensi. 3. Berdasarkan perhitungan koefisien

determinan (R2) menunjukkan

(10)

memiliki pengaruh yang erat terhadap Kinerja Pegawai PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU III Medan.

4. Berdasarkan uji interaksi variable Pengawasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

pegawai PT Perusahaan Gas

Negara (Persero) Tbk SBU III Medan.

5. Berdasarkan uji interaksi variable Komunikasi berpengaruh positif

dan tidak signifikan, variable

Kompetensi berpengaruh positif

dan signifikan, dan variable

pengawasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

pegawai PT Perusahaan Gas

Negara (Persero) Tbk SBU III Medan.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan maka peneliti memberi saran sebagai berikut :

1. Variabel Kompetensi dalam

penelitian ini merupakan variabel

dominan yang mempengaruhi

Kinerja Pegawai pada PT

Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU III Medan. Sehingga disarankan kepada pimpinan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU III Medan untuk dapat

memperhatikan Kompetensi,

terutama memperhatikan tingkat

pengetahuan pegawai terkait

pekerjaan yang dilakukan, seperti

kemampuan pegawai dalam

memecahkan masalah, karena

meningkatkan pengetahuan

pegawai terhadap pekerjaan yang

dilakukan akan membantu

percepatan proses pelaksanaan dan penyelesaian tugas yang berdampak pada peningkatan kinerja pegawai,

misalnya dengan melakukan

pelatihan atau seminar bagi

pegawai. Dengan hal tersebut, tujuan perusahaan akan mudah tercapai.

DAFTAR RUJUKAN

Alwi, Syafaruddin. 2001. Manajemen

Sumber Daya Manusia, Strategi

Keunggulan Kompetitif. Yogyakarta:

BadanPenerbitFakultasEkonomi

Cantika, Yuli, 2005, Manajemen Sumber

Daya Manusia. Malang: Penerbit Universitas Muhammadiyah

Effendy, O. Uchjana, 2006. Ilmu

Komunikasi. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya Offset

Griffin, Ricky W. 2004. Manajemen.Jakarta :Erlangga

Husnaini. 2001. Manajemen. Jakarta

:BumiAksara

Hutapea, ParuliandanNurianna Thoha.

2008. Kompetensi Plus. Jakarta: PT. GramediaPustakaUtama

Indriantoro, danSupomo, 2002.Metodologi

Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta

Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset

Bisnis dan Ekonomi: Bagaimana Meneliti dan Menulis Tesis.

Jakarta: Penerbit Erlangga

Latief, Abdul. 2011. Analisis Pengaruh

Komunikasi, Komitmen

Organisasi dan Insentif Terhadap Kinerja Pegawai Kantor Pusat PT Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa, Tesis. Sps USU

Liana, Lie.2009.Penggunaan MRA dengan

Spss untuk Menguji Pengaruh Variabel Moderating terhadap Hubungan antara Variabel Independen dengan Variabel Dependen.Semarang :Fakultas Ekonomi Universitas Stikubank

Lisnawati, Vivi. 2014. Pengaruh

Komunikasi dan Kompetensi

Kerja Terhadap Kinerja

Karyawanpada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan,

Tesis. SPs USU

Makmun, 2002.Manajemen Sumber Daya

Manusia. Bandung: Penerbit Erlangga

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2009.

Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: PT. Refika Aditama

Mathis, Robert L., dan John H. Jackson.

2006. Human Resource

(11)

Mahsun, Mohammad. (2006). Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta

Moeheriono, 2012.Pengukuran Kinerja

Berbasis KompetensiCetakan ke 1, Edisi Revisi.Jakarta: Penerbit Raja Grafindo Persada

Mulyadi, 2007.Sistem Perencanaan Dan

Pengendalian Manajemen, Edisi 3. Jakarta: SalembaEmpat

Purwanto, Joko. 2006. Komunikasi Bisnis, Edisi 3. Jakarta: Erlangga.

Riduwan, danEngkos,A. 2007. Cara

Menggunakan dan Memaknai Analisis Jalur. Bandung: Penerbit Alfabeta

Siagian, Sondang P. 2003. Manajemen

Sumber Daya Manusia. Jakarta :BumiAksara

Simbolon, MaringanMasry. 2004.

Dasar-Dasar Administrasi dan Manajemen. Jakarta: Ghalia Indonesia

Sriwidodo, Untung. 2011. Pengaruh

Kompetensi, Motivasi,

Komunikasi dan Kesejahteraan Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan

Siswanto, HB. 2009. Pengantar

Manajemen, Cetakan Kelima.

Jakarta: Bumi Aksara

Situmorang, SyafrizalHelmi,

danPahamGinting. 2008. Filsafat

Ilmu dan Metode Riset. Cetakan Pertama. Medan : USU Press Sugiyono.2007. Metode Penelitian Bisnis

dan Ekonomi. Bandung: CV Alfabet

Sule, T. Ernie dan Saefullah K. 2005.

Pengantar Manajemen. Jakarta: Kencana

Sulistiyani, AmbarTeguhdanRosidah. 2009.

Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kedua, Cetakan Pertama. Yogyakarta: GrahaI lmu

Sumarsono, Sonny. 2004. Metode Riset

Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: GrahaIlmu

Suranto AW. 2005. Komunikasi

Perkantoran, Cetakan Pertama. Yogyakarta: Media Wacana

Umar, Husein. 2008. Desain Penelitian

MSDM dan Perilaku Karyawan: Paradigma Positivistik dan Berbasis Pemecahan Masalah. Edisi Pertama. Jakarta: Penerbit PT. Raja Grafindo Persada

Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja.

Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada

Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu

(12)

Pedoman Penulisan

Petunjuk Penulisan bagi Penulis

Jurnal EKONOM

ISSN 0853-2435

1. Artikel yang ditulis adalah merupakan hasil penelitian dan pemikiran analitisdi bidang ekonomi. Naskah diketik dengan huruf times new roman, font 12, satu spasi, kertas A4, maksimal 15 halaman, rangkap 3 eksemplar beserta disket dan file diketik dengan

Microsoft Word.

2. Nama penulis artikel ditulis tanpa gelar akademik dan ditempatkan di bawah judul artikel.

Apabila artikel ditulis oleh lebih dari satu orang, maka penulis berikutnya diurutkan di

bawah penulis utama. Alamat dan institusi penulis serta e-mail harus dicantumkam untuk

mempermudah komunikasi.

3. Artikel ditulis dalam bahasa Indonesia yang bernar atau bahasa Inggeris dengan format essai. Judul bagian dicetak dengan huruf besar, bagian berikutnnya dengan huruf besar kecil dan bagian lain dengan huruf besar kecil miring.

4. Format penulisan untuk hasil penelitian adalah : judul, nama penulis; abstrak (maks. 100

kata berisikan tujuan, metode dan hasil penelitian); kata kunci, pendahuluan (latar belakang, tinjauan pustaka dan tujuan penelitian; metode ; hasil ; pembahasan ; kesimpulan dan saran ; daftar rujukan

5. Format penulisan untuk non penelitian (hasil pemikiran) adalah : judul, nama penulis; abstrak (maks. 100 kata berisikan tujuan, dan hasil penelitian); kata kunci, pendahuluan (latar belakang, tinjauan pustaka dan tujuan penelitian) ; pembahasan ; kesimpulan dan saran ; daftar rujukan.

6. Daftar Rujukan memuat pustaka terbitan 10 tahun terakhir, bersumber dari buku-buku, jurnal dan laporan penelitian lain (skripsi, tesis dan disertasi). Setiap pengutipan rujukan dicantumkan nama dan tahun contoh (Samuelson, 2005: 202).

7. Daftar Rujukan ditulis dengan ketentuan sebagai berikut :

Buku :

Hill, H. 2000. Unity and diversity Regional Economic Development : In Indonesia Since 1970, University Press, Oxford.

Jurnal :

Usmanto, 2002. Pengembangan Kawasan Perkotaan dan Dampaknya tehadap Lingkungan,

Jurnal Ekonom, Vol. 6 /No.3,Fakultas Ekonomi USU, Medan.

Koran (Surat Khabar) :

Neraca. 29 Juli, 2006. Reformasi Ekonomi Dewasa Ini. Hal. 5.

Skripsi, Tesis, Disertasi dan laporan Penelitian :

Rahmansyah, A. 2004. Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Daerah Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Propinsi-propinsi di Indonesia. Tesis tidak diterbitkan. Medan.SPs Universitas Sumatera Utara.

Internet :

Hitchkock, S. 1996. A Survey of STM Online Journals 1990-1995 : The Calm Before the

(13)

8. Semua artikel ditelaah oleh secara anonym oleh penyunting ahli yang ditunjuk berdasarkan kepakaran dan kompetensinya. Perbaikan dimungkinkan setelah artikel tersebut disunting dan pemberitahuan pemuatan tulisan atau ditolak akan diberitahukan kepada penulis.

9. Proses penyuntingan terhadap draft tulisan dilakukan oleh penyunting dan atau melibatkan

penulis.

10. Segala sesuatu yang menyangkut dengan HAKI seperti perizinan pengutipan dan

Gambar

Gambar .1 :Sumber Gas, Jaringan Pipa dan Fasilitas PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
Tabel 3. Uji Interaksi
Tabel 5. Uji Residual

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini kami beritahukan bahwa Berdasarkan Berita Acara Hasil Pelelangan Pengadaan Barang/Jasa Pekerjaan Pembangunan Pagar Keliling, Sumur beserta Instalasinya, dan

Pejabat Pengadaan Barang / Jasa Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum dan ESDM Kabupaten

Pejabat Pengadaan Barang / Jasa Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum dan ESDM Kabupaten

Dengan ini kami beritahukan bahwa Berdasarkan Berita Acara Hasil Pelelangan Pengadaan Barang/Jasa Pekerjaan Pembangunan Pagar Keliling, Sumur beserta Instalasinya, dan

Pejabat Pengadaan Barang / Jasa Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum dan ESDM Kabupaten

Itulah orang-orang yang menghardik anak yatim adalah terjemahan surat Al-Ma’un ayat ke.. Surah Al-Ma’un terdiri

2. Saya mengerti dan memahami tujuan serta resikokomplikasi yang mungkin terjadi dari tindakan medisoperasi yang dilakukan terhadap pasien dan oleh karena itu bila terjadi

&#34;Bukti‐bukti ilmiah yang serius menunjukkan krisis kepunahan mencapai puncak,&#34;kata Jane Smart, direktur International Union for the Conservation of