• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) TBK SBU Distribusi Wilayah III Sumbagut

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) TBK SBU Distribusi Wilayah III Sumbagut"

Copied!
172
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA

KARYAWAN PADA PT. PERUSAHAAN GAS NEGARA

(PERSERO) TBK SBU DISTRIBUSI WILAYAH III

SUMBAGUT

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Administrasi Bisnis pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

OLEH :

FEBRI SAMUEL R N 090907047

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Skripsi ini disetujui untuk diperbanyak dan dipertahankan oleh : HALAMAN PERSETUJUAN

Nama : Febri Samuel R N

NIM : 090907047

Departemen : Ilmu Administrasi Bisnis/Niaga

Judul : Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan pada

PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU Distribusi

Wilayah III Sumbagut

Medan, November 2013

Dosen Pembimbing Ketua Departemen

Ilmu Administrasi Bisnis/Niaga

(Drs. Matias Siagian, M.Si, Ph.D)

NIP. 19630319 1993031 003 NIP. 19590816 1986111 001 (Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA)

Dekan FISIP USU

(3)

DAFTAR ISI 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 14

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 14

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 14

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Budaya Organisasi ... 16

2.1.1 Pengertian Budaya Organisasi ... 16

2.1.2 Fungsi Budaya Organisasi ... 18

2.1.3 Karakteristik Budaya Organisasi ... 20

2.1.4 Pembentukan Budaya Organisasi ... 23

2.1.5 Kekuatan Budaya Organisasi ... 25

2.2 Kinerja Karyawan ... 28

2.2.1 Pengertian Kinerja Karyawan ... 29

2.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja ... 30

2.2.3 Penilaian Kinerja Karyawan... 31

2.3 Kerangka Pemikiran ... 33

2.4 Penelitian Terdahulu ... 35

2.5 Hipotesis ... 36

(4)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian ... 43

3.2 Lokasi Penelitian ... 43

3.3 Populasi dan Sampel ... 43

3.3.1 Populasi ... 43

3.3.2 Sampel ... 44

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 45

3.5 Teknik Penentuan Skor ... 47

3.6 Teknik Analisis Data ... 48

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 52

4.2 Unit Usaha, Entitas Anak, dan Afiliasi ... 54

4.3 Visi, Misi dan Budaya Perusahaan ... 55

4.4 Struktur Organisasi ... 57

BAB V ANALISIS DATA 5.1 Karakteristik Responden ... 67

5.1.1 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 67

5.1.2 Identitas Responden Berdasarkan Usia ... 68

5.1.3 Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan ... 69

5.1.4 Identitas Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 69

5.2 Budaya Organisasi (Variabel X) ... 71

5.2.1 Inisiatif Individual ... 71

5.2.2 Toleransi terhadap Tindakan Beresiko ... 74

5.2.3 Pengarahan ... 77

5.2.4 Integrasi ... 79

5.2.5 Dukungan Manajemen ... 83

5.2.6 Kontrol ... 86

(5)

5.2.8 Sistem Imbalan ... 92

5.2.9 Toleransi terhadap Konflik ... 95

5.2.10 Pola Komunikasi ... 98

5.3 Kinerja Karyawan (Variabel Y) ... 101

5.3.1 Kesetiaan ... 101

5.3.2 Prestasi Kerja ... 104

5.3.3 Kedisiplinan ... 106

5.3.4 Kecakapan ... 109

5.3.5 Tanggung Jawab ... 112

5.3.6 Kreativitas ... 115

5.3.7 Kerja Sama ... 119

5.4 Uji Hipotesis ... 122

5.4.1 Korelasi Product Moment ... 122

5.4.2 Koefisien Determinasi ... 125

BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan ... 126

6.2 Saran ... 127

(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Sasaran Perencanaan Strategis Sumber Daya Manusia ... 2

Gambar 2.1 Bagan Alur Kerangka Pemikiran ... 34

Gambar 4.1 Unit usaha, Entitas Anak, Afiliasi ... 54

Gambar 4.2 10 Perilaku Utama Perusahaan ... 57

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 35

Tabel 3.1 Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Status Pekerja Kantor SBU Distribusi III Bulan Mei Tahun 2013 ... 45

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 67

Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Usia ... 68

Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan ... 69

Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 70

Tabel 5.5 Distribusi Responden tentang Kesempatan Berinisiatif Sendiri dalam Melaksanakan Pekerjaan ... 71

Tabel 5.6 Distribusi Responden tentang Kebebasan Mengeluarkan Pendapat ... 72

Tabel 5.7 Distribusi Responden tentang Tanggapan Perusahaan terhadap Pendapat yang Diberikan Karyawan ... 73

Tabel 5.8 Distribusi Responden tentang Kesempatan Lebih Agresif dan Inovatif dalam Melakukan Pekerjaan yang Tingkat Kesulitannya Tinggi ... 74

Tabel 5.9 Distribusi Responden tentang Bantuan dari Pimpinan Perusahaan jika Terjadi Hambatan dalam Melakukan Pekerjaan ... 75

Tabel 5.10 Distribusi Responden tentang Motivasi oleh Pimpinan Perusahaan untuk Berani Mengambil Resiko ... 76

Tabel 5.11 Distribusi Responden tentang Standar Kerja Perusahaan Dirumuskan dengan Jelas dan Benar ... 77

Tabel 5.12 Distribusi Responden tentang Memahami Sasaran dan Harapan yang Tercantum dalam Visi, Misi dan Budaya Organisasi ... 78

Tabel 5.13 Distribusi Responden tentang Standar Kerja sebagai Arahan Melakukan Pekerjaan ... 79

Tabel 5.14 Distribusi Responden tentang Dorongan Bekerja Secara

(8)

Tabel 5.15 Distribusi Responden tentang Sikap Perusahaan terhadap

Seluruh Unit-Unit Kerja ... 81

Tabel 5.16 Distribusi Responden tentang Kesatuan dalam Bekerja ... 82

Tabel 5.17 Distribusi Responden tentang Bantuan Perusahaan dalam

Melakukan Pekerjaan yang Sulit ... 83

Tabel 5.18 Distribusi Responden tentang Manfaat Bantuan

dalam Menyelesaikan Pekerjaan ... 84

Tabel 5.19 Distribusi Responden tentang Bantuan dan Dukungan dari

Pimpinan Perusahaan dalam Meningkatkan Kapabilitas

Karyawan ... 85

Tabel 5.20 Distribusi Responden tentang Peraturan Baku dan Kode

Etik Perusahaan sebagai Pedoman Perilaku Karyawan ... 86

Tabel 5.21 Distribusi Responden tentang Pelanggaran Peraturan dan

Norma yang Berlaku jika Pimpinan tidak Mengawasi ... 87

Tabel 5.22 Distribusi Responden tentang Nilai-Nilai Budaya

Perusahaan sebagai Pengawasan Perilaku Karyawan ... 88

Tabel 5.23 Distribusi Responden tentang Kesatuan Bekerja secara

Profesional tanpa Memandang Perbedaan/Status ... 89

Tabel 5.24 Distribusi Responden tentang Bekerja dengan

Sungguh-Sungguh demi Kepentingan Perusahaan ... 90

Tabel 5.25 Distribusi Responden tentang Mengutamakan Kepentingan

Bersama dari pada Kepentingan Pribadi ... 91

Tabel 5.26 Distribusi Responden tentang Perumusan Kebijakan Sistem

Imbalan dan Kenaikan Gaji Karyawan ... 92

Tabel 5.27 Distribusi Responden tentang Kenaikan Gaji bukan karena

Senioritas atau Sikap Pilih Kasih ... 93

Tabel 5.28 Distribusi Responden tentang Mendapatkan Gaji Lebih

yang Didasarkan atas Prestasi Kerja ... 94

Tabel 5.29 Distribusi Responden tentang Konflik Antar Sesama Karyawan .... 95

(9)

Tabel 5.31 Distribusi Responden tentang Tindakan Perusahaan

dalam Menyelesaikan Konflik ... 97

Tabel 5.32 Distribusi Responden tentang Komunikasi antara Pimpinan

dan Karyawan atau Sesama Karyawan yang Dibatasi

adanya Kewenangan Tertentu ... 98

Tabel 5.33 Distribusi Responden tentang Setiap Kebijakan

yang Disosialisasikan kepada Karyawan ... 99

Tabel 5.34 Distribusi Responden tentang Budaya Organisasi “ProCISE”

sebagai Bentuk Komunikasi yang Terarah ... 100

Tabel 5.35 Distribusi Responden tentang Bekerja Sesuai Arahan dari

Pimpinan Perusahaan ... 101

Tabel 5.36 Distribusi Responden tentang Mengutamakan

Kepentingan Perusahaan dari pada Kepentingan Pribadi ... 102

Tabel 5.37 Distribusi Responden tentang Kesetiaan Karyawan melalui

Perilaku Setiap Hari ... 103

Tabel 5.38 Distribusi Responden tentang Prestasi Kerja yang Baik

dapat Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Kinerja ... 104

Tabel 5.39 Distribusi Responden tentang Keberhasilan

Menyelesaikan Pekerjaan Sesuai dengan Harapan Perusahaan ... 105

Tabel 5.40 Distribusi Responden tentang Hasil Pekerjaan Karyawan ... 106

Tabel 5.41 Distribusi Responden tentang Ketepatan Waktu

Menyelesaikan Pekerjaan Sesuai Target yang Diberikan ... 107

Tabel 5.42 Distribusi Responden tentang Disiplin dalam Bekerja Sesuai

dengan Peraturan Perusahaan ... 108

Tabel 5.43 Distribusi Responden tentang Melaksanakan Setiap Instruksi

yang Diberikan Perusahaan ... 109

Tabel 5.44 Distribusi Responden tentang Keahlian Khusus

dalam Menyelesaikan Pekerjaan ... 110

Tabel 5.45 Distribusi Responden tentang Kecakapan yang Dimiliki

sebagai Tolak Ukur Peningkatan Kinerja ... 111

(10)

Keputusan ... 112

Tabel 5.47 Distribusi Responden tentang Memiliki Tanggung Jawab

terhadap Pekerjaan dan Hasil Kerja yang Dicapai ... 113

Tabel 5.48 Distribusi Responden tentang Tanggung Jawab terhadap

Fasilitas yang Diberikan Perusahaan ... 114

Tabel 5.49 Distribusi Responden tentang Tanggung Jawab jika

Terdapat Kegagalan dalam Bekerja ... 115

Tabel 5.50 Distribusi Responden tentang Pekerjaan dengan Berbagai Ide

dan Perencanaan yang Kreatif serta Inovatif ... 116

Tabel 5.51 Distribusi Responden tentang Ide dan Kreativitas

dapat Menyelesaikan Pekerjaan ... 117

Tabel 5.52 Distribusi Responden tentang Mengatasi Masalah Pekerjaan

melalui Ide atau Gagasan Karyawan ... 118

Tabel 5.53 Distribusi Responden tentang Membangun Hubungan Baik

dengan Seluruh Unit Kerja ... 119

Tabel 5.54 Distribusi Responden tentang Pekerjaan yang Dibantu

Karyawan Lain dari Unit Kerja yang Sama maupun Berbeda ... 120

Tabel 5.55 Distribusi Responden tentang Kerja Sama yang Baik akan

Membuat Pekerjaan Lebih Mudah dan Hasil yang Lebih

(11)

ABSTRAK

Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU Distribusi Wilayah III

Sumbagut

Nama : Febri Samuel R N

Departemen : Ilmu Administrasi Bisnis/Niaga

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Dosen Pembimbing : Drs. Matias Siagian, M.Si, Ph.D

Budaya organisasi berkaitan erat dengan peningkatan kinerja karyawan di suatu perusahaan. Budaya organisasi menjadi salah satu faktor pendorong yang membedakan kinerja dari suatu perusahaan, dalam arti antara budaya dan lingkungannya. Dalam penelitian ini budaya organisasi diartikan sebagai pedoman berperilaku bagi seluruh karyawan dalam suatu perusahaan. Semakin baik budaya organisasi maka akan semakin baik peningkatan kinerja karyawan.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja karyawan pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU Distribusi Wilayah III Sumbagut.

Tipe penelitian ini adalah penelitian eksplanasi yang bertujuan untuk melihat hubungan atau pengaruh antara variabel penelitian dan sekaligus menguji variabel yang dihipotesiskan. Data-data dalam penelitian ini diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada 50 responden yang terpilih sebagai sampel dari masing-masing unit kerja, melakukan pengamatan sederhana di lapangan, dan memperoleh dokumen atau arsip yang berhubungan dalam penelitian ini. Selanjutnya diolah dengan menggunakan Koefisien Korelasi Product Moment, cara ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan kedua variabel. Kemudian dilanjutkan dengan uji determinasi untuk mengetahu seberapa besar (persentase) pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel bebas terhadap variabel terikat.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh hasil bahwa budaya organisasi dan kinerja karyawan pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU Distribusi Wilayah III Sumbagut berada pada kategori sangat tinggi, hal ini berdasarkan jawaban responden. Adapun pengaruh antara budaya organisasi terhadap kinerja karyawan pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU Distribusi Wilayah III Sumbagut berdasarkan perhitungan Korelasi

Produt Moment yaitu sebesar 0,68. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

(12)

ABSTRACT

Influence of Organization Culture on Employee Performance in PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU Distribution Region III

Sumbagut

Name : Febri Samuel R N

Departement : Business Administration Science

Faculty : Social Science and Political Science

Supervisor : Drs. Matias Siagian, M.Si, Ph.D

Organization culture is closely related to employee performance improvement in a company. Organization culture to be one of the driving factors that differentiate the performance of a company, in terms of culture and environment. In this research, organization culture is defined as the code of conduct for all employees within a company. The better culture of the organization, it means that the better employee performance improvement.

This study was conducted to determine the influence of organization culture on employee performance in PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU Distribution Region III Sumbagut.

This type of research is explanatory research that aims to examine the relationship or influence between the study variables and simultaneously test the hypothesized variables. The data in this study were obtained by distributing questionnaires to 50 respondents were selected as a sample of each unit of work, do a simple observation in the field, and obtain the documents or records relating to this study. Further processed by using Product Moment Correlation Coefficient, this way is done to determine whether there is any relationship between the two variables. Then proceed with determination test to determine how much (percentage) the effect caused by the independent variable on the dependent variable.

Based on the research that has been conducted so obtained results that the organization culture and employee performance in PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU Distribution Region III Sumbagut are at very high category, it is based on respondents answer. The influence of organization culture on employee performance in PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU Distribution Region III Sumbagut based on the calculation of Product Moment Correlation is equal to 0,68. Thus it can be said that there is a significant influence between the organization culture on employee performance in PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU Distribution Region III Sumbagut. Then from the calculation of the coefficient of determination obtained that the influence of organization culture on employee performance is equal to 46.24 %, while the remaining 53.76 % is influenced by other factors not examined in this study.

(13)

ABSTRAK

Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU Distribusi Wilayah III

Sumbagut

Nama : Febri Samuel R N

Departemen : Ilmu Administrasi Bisnis/Niaga

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Dosen Pembimbing : Drs. Matias Siagian, M.Si, Ph.D

Budaya organisasi berkaitan erat dengan peningkatan kinerja karyawan di suatu perusahaan. Budaya organisasi menjadi salah satu faktor pendorong yang membedakan kinerja dari suatu perusahaan, dalam arti antara budaya dan lingkungannya. Dalam penelitian ini budaya organisasi diartikan sebagai pedoman berperilaku bagi seluruh karyawan dalam suatu perusahaan. Semakin baik budaya organisasi maka akan semakin baik peningkatan kinerja karyawan.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja karyawan pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU Distribusi Wilayah III Sumbagut.

Tipe penelitian ini adalah penelitian eksplanasi yang bertujuan untuk melihat hubungan atau pengaruh antara variabel penelitian dan sekaligus menguji variabel yang dihipotesiskan. Data-data dalam penelitian ini diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada 50 responden yang terpilih sebagai sampel dari masing-masing unit kerja, melakukan pengamatan sederhana di lapangan, dan memperoleh dokumen atau arsip yang berhubungan dalam penelitian ini. Selanjutnya diolah dengan menggunakan Koefisien Korelasi Product Moment, cara ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan kedua variabel. Kemudian dilanjutkan dengan uji determinasi untuk mengetahu seberapa besar (persentase) pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel bebas terhadap variabel terikat.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh hasil bahwa budaya organisasi dan kinerja karyawan pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU Distribusi Wilayah III Sumbagut berada pada kategori sangat tinggi, hal ini berdasarkan jawaban responden. Adapun pengaruh antara budaya organisasi terhadap kinerja karyawan pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU Distribusi Wilayah III Sumbagut berdasarkan perhitungan Korelasi

Produt Moment yaitu sebesar 0,68. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

(14)

ABSTRACT

Influence of Organization Culture on Employee Performance in PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU Distribution Region III

Sumbagut

Name : Febri Samuel R N

Departement : Business Administration Science

Faculty : Social Science and Political Science

Supervisor : Drs. Matias Siagian, M.Si, Ph.D

Organization culture is closely related to employee performance improvement in a company. Organization culture to be one of the driving factors that differentiate the performance of a company, in terms of culture and environment. In this research, organization culture is defined as the code of conduct for all employees within a company. The better culture of the organization, it means that the better employee performance improvement.

This study was conducted to determine the influence of organization culture on employee performance in PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU Distribution Region III Sumbagut.

This type of research is explanatory research that aims to examine the relationship or influence between the study variables and simultaneously test the hypothesized variables. The data in this study were obtained by distributing questionnaires to 50 respondents were selected as a sample of each unit of work, do a simple observation in the field, and obtain the documents or records relating to this study. Further processed by using Product Moment Correlation Coefficient, this way is done to determine whether there is any relationship between the two variables. Then proceed with determination test to determine how much (percentage) the effect caused by the independent variable on the dependent variable.

Based on the research that has been conducted so obtained results that the organization culture and employee performance in PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU Distribution Region III Sumbagut are at very high category, it is based on respondents answer. The influence of organization culture on employee performance in PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU Distribution Region III Sumbagut based on the calculation of Product Moment Correlation is equal to 0,68. Thus it can be said that there is a significant influence between the organization culture on employee performance in PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU Distribution Region III Sumbagut. Then from the calculation of the coefficient of determination obtained that the influence of organization culture on employee performance is equal to 46.24 %, while the remaining 53.76 % is influenced by other factors not examined in this study.

(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada abad ini, dunia mengalami perubahan dan terus berubah secara

dinamis. Kegiatan bisnis menjadi semakin kompleks dari berbagai macam

persaingan dan konsekuensinya sehingga diperlukan pendekatan dari berbagai

aspek kehidupan agar bisnis suatu organisasi/perusahaan baik pemerintah maupun

swasta dapat memberikan kontribusi yang baik bagi pertumbuhan ekonomi dan

peningkatan kualitas hidup. Dunia organisasi dituntut untuk lebih tanggap dan

menyesuaikan diri terhadap lingkungan organisasi yang selalu berubah.

Menghadapi perubahan, perlu adanya prinsip antisipasi dan adaptasi untuk

menyesuaikan diri dengan perkembangan dunia industri, dunia perbankan maupun

dunia wirausaha sekaligus menjaga kelangsungan organisasi/perusahaan agar

lebih maju.

Dalam dunia bisnis banyak perusahaan berlomba-lomba untuk

mendapatkan sebanyak-banyaknya pelanggan baru dan mempertahankan

pelanggan lama dengan berbagai program dan sistem yang ada. Perusahaan juga

memiliki tujuan untuk tetap berkembang secara signifikan dan mengalahkan

(16)

Dalam upaya mempertahankan dan mengelola organisasi disuatu

perusahaan diperlukan peran penting sumber daya manusia (SDM) didalamnya

sebagai salah satu aset utama perusahaan. Hal tersebut didasari pemikiran bahwa

setiap perusahaan harus mampu memberdayakan sumber daya manusia untuk

menciptakan peluang dari berbagai kesempatan. Setiap perusahaan harus mampu

melakukan upaya mengembangkan sumber daya manusia agar mampu menjadi

aset dinamis yang produktif dan mempunyai tanggung jawab terhadap organisasi.

Maka dari itu, setiap organisasi suatu perusahaan juga harus memiliki

perencanaan strategis yang menyangkut penataan dan pembinaan sumber daya

manusia yang mencakup bagaimana suatu organisasi melakukan perekrutan

sumber daya manusia yang efektif, membina sumber daya manusia, dan

membangun loyalitas sumber daya manusia yang efektif (Poerwanto, 2006:194).

Gambar 1.1

Sasaran Perencanaan Strategis Sumber Daya Manusia

Sumber : Poerwanto, New Business Administration: Paradigma Baru

Pengelolaan Bisnis dalam Era Dunia Tanpa Batas, 2006.

Merekrut Sumberdaya

(17)

Berdasarkan gambar 1.1, ketiga sasaran perencanaan strategis sumber daya

manusia dimaksudkan untuk memperoleh sumber daya manusia (SDM) yang

berperan sesuai dengan kebutuhan organisasi agar mampu meraih prestasi optimal

selaras dengan tujuan organisasi suatu perusahaan. Perencanaan tersebut

membantu setiap instansi untuk memperhatikan sumber daya manusia yang

memiliki kemampuan sesuai harapan perusahaan.

Organisasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Badan Usaha Milik

Negara (BUMN). Badan Usaha Milik Negara telah menghadapi berbagai

perubahan global dan persaingan yang kompetitif yang membuat perusahaan

harus segera melakukan pengembangan dalam pengelolaan manajemen yang lebih

terorganisir tanpa menghilangkan fungsinya sebagai BUMN. Maka dari itu, perlu

diperhatikan kinerja karyawan yang siap untuk menghadapi setiap perubahan

dalam melakukan aktivitasnya dengan berbagai inovasi-inovasi yang diciptakan

perusahaan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Melihat keberadaan karyawan sebagai sumber daya manusia yang penting

sebagai aset utama perusahaan maka manajemen perusahaan atau yang biasa

disebut sebagai manajemen sumber daya manusia (MSDM) perlu memperhatikan

kepentingan dan kebutuhan karyawan serta menciptakan suasana lingkungan kerja

yang produktif, aman dan terorganisasi. Hal ini juga akan meningkatkan motivasi

berprestasi dan daya hasil organisasi suatu perusahaan sehingga mewujudkan

karyawan yang disiplin dan memiliki kinerja yang tinggi terhadap perusahaan

(18)

Kinerja merupakan tingkat keberhasilan individu dalam melakukan

pekerjaan tertentu, dalam hal ini disebut sebagai prestasi kerja. Kinerja sebagai

tingkat pencapaian tujuan organisasi secara berkesinambungan.

Istilah kinerja dalam Kamus Ilustrated Oxford Dictionary (dalam Nasution,

2010:141) adalah menunjukkan the execution of fulfilment of a duty (pelaksanaan

atau pencapaian dari suatu tugas) atau persons achievment under test conditions

(pencapaian hasil dari seseorang ketika diuji). Suatu organisasi/perusahaan

mempunyai tujuan dan harapan yang tinggi untuk mengembangkan dunia

usahanya agar lebih kompetitif dan siap bersaing. Hal itu harus melalui sarana

dalam bentuk sekumpulan orang dalam suatu organisasi yang terstruktur yang

digerakkan oleh sekelompok orang yang berperan aktif dan produktif sebagai

peranan penting dalam mencapai tujuan dan harapan perusahaan. Upaya tersebut

akan menghasilkan karena adanya peranan aktif dan produktif masing-masing

individu maupun kelompok dalam perusahaan, dengan kata lain adanya

peningkatan kinerja sumber daya manusia yang sesuai dengan kinerja perusahaan

dalam mencapai tujuan.

Kinerja karyawan menunjuk pada kemampuan karyawan dalam

melaksanakan keseluruhan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Pada

dunia perusahaan BUMN, jika kinerja karyawan baik dan meningkat maka kinerja

dari organisasi suatu perusahaan akan meningkat juga. Setiap kinerja dalam

organisasi selalu dipengaruhi berbagai perubahan lingkungan baik itu internal

maupun eksternal. Kinerja karyawan harus diperhatikan setiap perusahaan karena

(19)

level atas sesuai tujuan yang ditentukan. Akan tetapi, sering sekali perusahaan

kurang memperhatikan hal tersebut. Secara umum yang terjadi dalam perusahaan

terlihat masih banyak karyawan yang datang ke kantor sering terlambat,

mengambil waktu istirahat melebihi jam istirahat, pulang lebih cepat tanpa alasan

yang jelas, pekerjaan yang tidak mencapai target bahkan ketidakdisplinan

karyawan yang menimbulkan pelayanan kepada pelanggan kurang memuaskan.

Hal tersebut merupakan salah satu permasalahan kinerja karyawan yang

mengindikasikan adanya gejala-gejala aktual rendahnya kinerja karyawan.

Perusahaan harus memiliki perencanaan kinerja yang merupakan suatu

proses di mana karyawan dan manajer bekerja sama merencanakan dan

mengerjakan apa yang harus dikerjakan karyawan pada tahun mendatang,

menentukan bagaimana kinerja harus di ukur sesuai target, perusahaan mengenali

dan merencanakan cara mengatasi kendala dalam aktivitas pekerjaan, serta

mencapai pemahaman bersama tentang pekerjaan yang ingin dikerjakan sesuai

target yang ditentukan. Kinerja seorang karyawan akan baik bila dia mempunyai

keahlian (skill) yang tinggi dan bersedia bekerja karena di gaji atau di beri upah

sesuai dengan perjanjian serta mempunyai harapan (expectation) masa depan

lebih baik. Mengenai upah dan adanya harapan merupakan hal yang menciptakan

motivasi seorang karyawan bersedia melaksanakan upaya subtansial, guna

menunjang tujuan-tujuan produksi kesatuan kerjanya, dan organisasi di mana ia

bekerja. Seseorang yang tidak termotivasi, hanya memberikan upaya minimum

dalam hal bekerja sehingga tujuan dari perusahaan tidak tercapai secara maksimal.

(20)

akan berdampak pada kinerja perusahaan yang baik pula

12 Mei 2013 pukul 22.45 WIB).

Kinerja karyawan yang tinggi dan selalu terkontrol akan meningkatkan

loyalitas pelanggan. Akan tetapi, persoalan mengenai kinerja karyawan menjadi

permasalahan bagi publik, dalam hal ini mengenai kualitas pelayanan yang

diberikan oleh perusahaan. Banyak keluhan masyarakat mengenai kualitas

pelayanan, pengelolaan keamanan kepada pelanggan yang masih kurang

maksimal, komunikasi yang kurang intensif terkait dengan implementasi program

kepada pelanggan, tidak adanya inovasi perusahaan untuk memajukan dunia

usahanya, dan karyawan yang kurang produktif dan tidak dapat menjalankan

tanggung jawabnya dengan baik. Maka dari semua itu akan berdampak pada

penurunan jumlah pelanggan setiap tahunnya.

Salah satu contoh permasalahan yang berkaitan dengan kinerja yang

terjadi dibeberapa perusahaan, salah satunya dalam penelitian yang dilakukan oleh

Ariawan Agus pada PT Safari Juni Textindo Industri Boyolali tahun 2008 yaitu

kurang ada komunikasi yang baik sesama karyawan, atasan dan terhadap

masyarakat dalam pelaksanaan tugas pekerjaannya maupun adanya karyawan

yang meninggalkan pekerjaannya tanpa mempunyai tujuan yang jelas, sering

datang terlambat, dan pulang lebih awal dari jam yang ditetapkan.

Berdasarkan data yang diperoleh, permasalahan mengenai kinerja dari

(21)

perusahaan Foxconn atau biasa dikenal juga dengan nama Hon Hai merupakan

perusahaan manufaktur perakit produk-produk untuk Apple, seperti iPad dan

iPhone. Selain Apple, Foxconn diketahui juga merakit produk untuk perusahaan

Panasonic, Samsung, dan Sony. Sebuah sumber dari situs China Business, pihak

Apple merasa ada ketidakpuasan terhadap hasil kerja pegawai Foxconn

e.Dikembalikan.ke.Pabrik?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=

Kknwp

Berdasarkan permasalahan kinerja tersebut maka disimpulkan bahwa

pentingnya peningkatan kinerja karyawan untuk mencapai sebuah profit yang

dinginkan sehingga dunia perusahaan swasta maupun pemerintah di Indonesia

diharapkan bisa mencapai peningkatan kinerja karyawan yang baik dan produktif.

Pada akhirnya dapat menjaga kepuasan pelanggan terhadap pelayanan yang

diberikan. Melihat hal tersebut maka diperlukan sebuah acuan baku dan program

yang lebih terarah yang diberlakukan oleh suatu perusahaan. Sistem acuan

tersebut adalah peningkatan iklim kerja dan suasana kerja yang lebih nyaman dan

komunikatif untuk mendukung kinerja karyawan yang ada di perusahaan agar

lebih berkomitmen, kebijakan dan peraturan yang tidak mengikat tetapi

berdampak pada semua elemen perusahaan dan nilai-nilai perusahaan yang bisa

dirasakan semua elemen. Maka semua itu biasa disebut sebagai “budaya

organisasi” (corporate culture).

, diakses pada tanggal 13 Mei 2013 pukul 12.45 WIB).

(22)

setiap karyawan dalam melakukan pekerjaannya. Budaya organisasi sangat

penting karena tiap-tiap unit kerja yang ada dalam perusahaan harus mempelajari

budaya yang berlaku dalam suatu organisasi/perusahaan. Budaya organisasi dalam

suatu perusahaan mengandung nilai-nilai perilaku yang disosialisasikan, dianut

dan dijadikan pedoman bekerja yang lebih produktif.

Budaya organisasi menjadi sebuah tuntunan bagi setiap elemen organisasi

suatu perusahaan untuk membentuk sikap dan perilaku yang sesuai dengan visi

dan misi perusahaan yang pada akhirnya menghasilkan sumber daya yang

disiplin, mempunyai integritas yang tinggi, bekerja dengan penuh tanggung

jawab, dan berkualitas secara intelektual maupun softskill yang dimiliki. Tujuan

dari penerapan budaya organisasi adalah agar seluruh individu dalam perusahaan

atau organisasi mematuhi dan berpedoman pada sistem nilai keyakinan dan

norma-norma yang berlaku dalam suatu perusahaan (Mangkunegara, 2005:114).

Budaya organisasi menjadi salah satu faktor pendorong yang membedakan

kinerja dari suatu perusahaan, dalam arti antara budaya dan lingkungannya. Salah

satu contoh mengenai karyawan asing yang baru masuk di lingkungan kerja baru

di suatu perusahaan negara tertentu. Karyawan baru tersebut harus menyesuaikan

diri dengan budaya yang ada di perusahaan agar dapat bekerja dengan baik.

Permasalahan yang sering timbul adalah banyak karyawan baru yang tidak

memahami budaya organisasi yang ada dalam perusahaan tersebut sehingga

berdampak pada kinerja yang kurang maksimal. Karyawan baru membutuhkan

(23)

Banyak juga kasus lain yang terjadi akibat adanya permasalahan mengenai

budaya organisasi yang mengakibatkan perusahaan sering mengalami kendala

mencapai target, diantaranya permasalahan penyesuaian lingkungan kerja oleh

karyawan yang baru, benturan CEO dalam suatu perusahaan dan konflik budaya

organisasi yang merupakan faktor kritis dalam ketidakberhasilan merger dan

akuisisi. Budaya organisasi adalah "kepribadian" perusahaan dan jika dua buah

perusahaan menjalani merger dan akuisisi, maka terjadilah "perkawinan" antara

dua organisasi yang mempunyai perbedaan kepribadian. Pada perusahaan pasca

merger dan akuisisi, tolok ukur yang dipakai oleh kedua anggota organisasi yang

berlatarbelakang berbeda juga tidak sama. Situasi dapat membuahkan benturan

dan timbulnya konflik yang berlarut-larut, jika tidak secara tegas ditangani dengan

baik oleh perusahaan (http://www.jakartaconsulting.com/art-04-05.htm

Permasalahan yang lain terkait budaya organisasi adalah terjadi satu

budaya yang dominan, dan budaya lainnya menghilang secara perlahan. Biasanya

ini terjadi bila salah satu pihak dominan, dan pihak lainnya tidak memiliki

kekuatan apa pun, sehingga budayanya bisa dihilangkan begitu saja. Mungkin saja

konflik tidak terjadi, tetapi akan ada suatu perasaan yang terpendam dan tidak

puas dari satu pihak karena merasa dikalahkan. Contohnya, saat merger beberapa

bank membentuk Bank Permata, yaitu Bank Bali, Bank Universal, Bank Prima

Express, Bank Artamedia, dan Bank Patriot, maka budaya dominan yang muncul

adalah budaya Bank Bali dan sebagian dari Bank Universal. Hal itu yang

diwariskan ke Bank Permata. Adapun budaya ketiga bank lainnya perlahan-lahan , diakses

(24)

semakin tenggelam

Budaya menjadi salah satu faktor pendorong yang membedakan kinerja di

suatu perusahaan. Salah satu kasus yang terjadi pada PT Ruyung Karya Mandiri

bahwa banyak masalah yang terjadi terkait dengan hubungan dengan kepegawaian

diantaranya banyak karyawan yang pindah kerja, dan terkadang menjadi masalah

dalam memperkerjakan karyawan baru. Karyawan baru tersebut harus mulai

mempelajari segala sesuatu dari awal dan hal tersebut bisa menjadi masalah besar

ketika perusahan ini sedang mendapatkan permintaan pengiriman tenaga kerja.

Selanjutnya, permasalahan yang umum terjadi adalah upah atau gaji yang sering

kali di nilai terlalu rendah tidak sesuai dengan kinerja yang diberikan oleh

karyawan. Dan yang terakhiri ialah konflik yang sering terjadi antara expatriat

atau staff asing yang di tempatkan oleh perusahan yang menjalin kerja sama

dengan PT. Ruyung Karya Mandiri dengan karyawan setempat. Beberapa

karyawan mengaku bahwa terkadang perbedaan budaya yang sering kali

mengakibatkan munculnya kesalahpahaman. Pada contoh kasus di tahun 2007,

PT. Ruyung Karya Mandiri menjalin kerjasama dengan salah satu hotel di Dubai

dalam mencari waitres serta room cleaning service untuk hotel tersebut. Sekitar 3

orang delegasi dari Dubai pun ditugaskan ke Jakarta untuk menyeleksi calon

kandidat, karena perbedaan budaya dimana orang Dubai berbicara memang

dengan nada keras dan lantang beberapa karyawan merasa bahwa mereka

diperlakukan tidak baik oleh perusahaan. Padahal orang Dubai tidak bermaksud

(25)

yang tinggi

21.00 WIB).

Budaya organisasi diperlukan sebagai faktor penting untuk bertahan dan

berkembang semakin lebih baik serta mempertahankan kinerjanya. Persaingan

bisnis terasa semakin lama semakin kompetitif, khususnya dalam perusahaan yang

merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Perusahaan BUMN semakin

berlomba dalam meningkatkan daya saing dan budaya organisasi menjadi salah

satu aspek penting yang dianggap kritis dalam rangka mencapai daya saing yang

tinggi. Budaya organisasi berkaitan dengan pemberdayaan karyawan di suatu

perusahaan menuju kinerja yang baik. Perusahaan BUMN saat ini bisa dikatakan

mengalami perkembangan yang pesat dan maju. Banyak perusahaan BUMN yang

menciptakan budaya organisasi yang mengandung nilai-nilai, visi dan misi yang

kuat untuk mencapai produktifitas karyawan sehingga dapat mencapai jumlah

pelanggan/konsumen yang besar.

Hal ini dirasakan langsung oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk

yang sangat mengutamakan pentingnya budaya organisasi untuk mendukung

kinerja karyawan demi kemajuan perusahaan. Pada dasarnya PT Perusahaan Gas

Negara (Persero) Tbk merupakan sebuah perusahaan Badan Usaha Milik Negara

(BUMN) yang bergerak di bidang transmisi dan distribusi gas bumi. PT

Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk merupakan salah satu perusahaan BUMN

(26)

PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk memiliki visi, misi, tata kelola

dan kode etik perusahaan yang dijadikan sebagai budaya organisasi/perusahaan

dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Dengan visi

“Menjadi perusahaan energi kelas dunia di bidang pemanfaatan gas bumi”, PGN

bertujuan menjadi lembaga perusahaan BUMN terkemuka di Indonesia yang

keberadaannya diperhitungkan dan dibutuhkan. Upaya untuk bisa menjaga

kualitas perusahaan, PGN meyakini penerapan tata kelola perusahaan yang baik

akan berhasil jika didukung dengan budaya perusahaan yang kuat dan dijadikan

sebagai pedoman untuk meningkatkan kinerja karyawannya. PGN memiliki

komitmen yang kuat guna mendorong keberhasilan implementasi budaya

perusahaan sesuai dengan tujuan perseroan.

PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU Distribusi Wilayah III

Sumbagut masih berusahan untuk meningkatkan kinerja usaha distribusi mereka

setiap tahunnya melihat pada tahun 2011-2012 sudah pernah terjadi penurunan

kinerja usaha distribusi /niaga sebesar 3,07% dari 96,42 MMScfd ditahun 2011

menjadi 93,46 MMScfd ditahun 2012. Berdasarkan data penurunan tersebut

disebabkan menurunnya pasokan gas dari pemasok di Area Medan. Akan tetapi,

PGN memiliki andil khusus untuk meningkatakan penurunan tersebut untuk

mencapai target yang diinginkan. Pendapatan usaha pada tahun 2013 diperkirakan

akan meningkat yang disebabkan kenaikan volume penjualan gas bumi melalui

kinerja yang lebih maksimal.

Maka dari itu, PGN mengembangkan budaya perusahaan berbasis

(27)

(Profesionalisme), Continuous Improvement (Penyempurnaan berkelanjutan),

Integrity (Integritas), Safety (Keselamatan Kerja) dan Excellent Service

(Pelayanan Prima). Berdasarkan informasi yang didapat, budaya ProCISE telah

disosialisasikan kepada para karyawan dan manajemen PT Perusahaan Gas

Negara (Persero) Tbk SBU Distribusi Wilayah III Sumbagut. Selain itu,

agen-agen perubahan telah dipilih untuk mendukung internalisasi nilai-nilai ProCISE

dalam kegiatan kerja setiap individu. Budaya perusahaan PGN didefinisikan

melalui lima nilai yang disingkat sebagai ProCISE, yang menggabungkan 10

perilaku kunci utama.

Budaya organisasi PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk harus

menjiwai seluruh karyawan sebagai aset utama sebagai perwujudan agar dapat

menarik perhatian dan meningkatkan jumlah pelanggan dan volume penjualan

dengan memberikan pelayanan terbaiknya. Melalui hal tersebut maka budaya

organisasi diharapkan berdampak pada peningkatan kinerja karyawan dan

membentuk pola perilaku dan karakter yang baik sehingga kinerja masing-masing

individu maksimal.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan

(28)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat pengaruh yang signifikan budaya

organisasi terhadap kinerja karyawan pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero)

Tbk SBU Distribusi Wilayah III Sumbagut?”

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan mempunyai sasaran yang hendak dicapai.

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui penerapan budaya organisasi pada PT Perusahaan

Gas Negara (Persero) Tbk SBU Distribusi Wilayah III Sumbagut.

2. Untuk mengetahui kinerja karyawan pada PT Perusahaan Gas Negara

(Persero) Tbk SBU Distribusi Wilayah III Sumbagut.

3. Untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja

karyawan pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU

Distribusi Wilayah III Sumbagut.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi dalam

rangka :

1. Pengembangan teori-teori tentang budaya organisasi dan kinerja

(29)

2. Pengembangan model-model pemberdayaan karyawan sehingga memiliki

kinerja yang baik dan memberikan kontribusi yang maksimal bagi

(30)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

4.1 Budaya Organisasi

2.1.1 Pengertian Budaya Organisasi

Budaya organisasi merupakan serangkaian nilai-nilai dan strategi, gaya

kepemimpinan, visi & misi serta norma-norma kepercayaan dan pengertian yang

dianut oleh anggota organisasi dan dianggap sebagai kebenaran bagi anggota yang

baru yang menjadi sebuah tuntunan bagi setiap elemen organisasi suatu

perusahaan untuk membentuk sikap dan perilaku. Hakikatnya, budaya organisasi

bukan merupakan cara yang mudah untuk memperoleh keberhasilan, dibutuhkan

strategi yang dapat dimanfaatkan sebagai salah satu andalan daya saing

organisasi. Budaya organisasi merupakan sebuah konsep sebagai salah satu kunci

keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya.

Menurut Harvey dan Brown (dalam Bahan Bacaan Pengantar Imu

Administrasi Bisnis, 2009:135) mendefinisikan budaya organisasi sebagai suatu

sistem nilai dan kepercayaan bersama yang berinteraksi dengan orang-orang,

struktur dan sistem suatu organisasi untuk menghasilkan norma-norma perilaku.

Budaya organisasi merupakan pedoman berprilaku bagi orang-orang dalam

perusahaan.

Budaya organisasi merupakan sistem penyebaran kepercayaan dan

(31)

anggota-anggotanya. Budaya organisasi dapat menjadi instrumen keunggulan

kompetitif yang utama, yaitu bila budaya organisasi mendukung startegi

organisasi, dan bila budaya organisasi dapat menjawab atau mengatasi tantangan

lingkungan dengan cepat dan tepat

diakses pada tanggal 17 Mei 2013 pukul 20.00 WIB).

Budaya organisasi adalah seperangkat asumsi atau sistem keyakinan,

nilai-nilai dan norma yang dikembangkan dalam organisasi yang dijadikan pedoman

tingkah laku bagi anggota-anggotanya untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal

dan integrasi internal (Mangkunegara, 2005:113).

Berdasarkan pengertian tersebut maka ditarik kesimpulan bahwa

pengertian budaya organisasi merupakan seperangkat asumsi atau sistem

keyakinan, nilai-nilai dan norma yang dianut oleh setiap anggota organisasi yang

dijadikan sebagai pedoman membentuk dan mengarahkan perilaku dalam

mengatasi masalah akibat adanya perubahan. Adapun unsur-unsur budaya

organisasi, diantaranya :

1. Asumsi dasar

2. Seperangkat nilai dan Keyakinan yang dianut

3. Pemimpin

4. Pedoman mengatasi masalah

(32)

6. Pewarisan

7. Acuan prilaku

8. Citra dan Brand yang khas

9. Adaptasi

2.1.2 Fungsi Budaya Organisasi

Tika (2006:14) dalam bukunya yang berjudul “Budaya Organisasi dan

Peningkatan Kinerja Perusahaan”, menyatakan bahwa terdapat 10 fungsi utama

budaya organisasi, diantaranya :

Pertama, sebagai batas pembeda terhadap lingkungan, organisasi maupun

kelompok lain. Batas pembeda ini karena adanya identitas tertentu yang dimiliki

oleh suatu organisasi atau kelompok yang tidak dimiliki organisasi atau kelompok

lain.

Kedua, sebagai perekat bagi anggota organisasi dalam suatu organisasi. Hal ini

merupakan bagian dari komitmen kolektif dari anggota organisasi. Mereka bangga

sebagai seorang pegawai suatu organisasi atau perusahaan. Para pegawai

mempunyai rasa memiliki, partisipasi, dan memiliki rasa tanggung jawab atas

kemajuan perusahaannya.

Ketiga, mempromosikan stabilitas sistem sosial. Hal ini tergambarkan dimana

lingkungan kerja dirasakan positif, mendukung, dan konflik serta perubahan

(33)

Keempat, sebagai mekanisme dalam memandu dan membentuk sikap serta

perilaku anggota-anggota organisasi. Dengan dilebarkannya mekanisme kontrol,

didatarkannya struktur, diperkenalkannya tim-tim dan diberi kuasanya anggota

organisasi oleh organisasi, makna bersama yang diberikan oleh suatu budaya yang

kuat memastikan bahwa semua orang diarahkan kearah yang sama.

Kelima, sebagai integrator. Budaya organisasi dapat dijadikan integrator karena

adanya sub-sub budaya baru. Kondisi seperti ini biasanya dialami oleh adanya

perusahaan-perusahaan besar dimana setiap unit terdapat sub budaya baru.

Keenam, membentuk perilaku bagi anggota-anggota organisasi. Fungsi ini

dimaksudkan agar anggota-anggota organisasi dapat memahami bagaimana

mencapai suatu tujuan organisasi.

Ketujuh, sebagai saran untuk menyelesaikan masalah-masalah pokok organisasi.

Budaya organisasi diharapkan dapat mengatasi masalah adaptasi terhadap

lingkungan eksternal dan masalah integrasi internal.

Kedelapan, sebagai acuan dalam menyusun perencanaan pemasaran, segmentasi

pasar, penentuan positioning yang akan dikuasai perusahaan tersebut.

Kesembilan, sebagai alat komunikasi. Budaya organisasi dapat berfungsi sebagai

alat komunikasi antara atasan dan bawahan atau sebaliknya, serta antaranggota

organisasi. Budaya sebagai alat komunikasi tercermin pada aspek-aspek

komunikasi yang mencakup kata-kata, segala sesuatu yang bersifat material dan

(34)

Kesepuluh, sebagai penghambat berinovasi. Budaya organisasi dapat juga

menjadi penghambat dalam berinovasi. Hal ini terjadi apabila budaya organisasi

tidak mampu mengatasi masalah-masalah yang menyangkut lingkungan eksternal

dan integrasi internal.

Oleh karena itu, fungsi budaya organisasi sebagai pedoman kontrol dalam

membentuk sikap dan perilaku karyawan dalam menyelesaikan masalah-masalah

organisasi melalui nilai-nilai dan norma yang dianut untul lebih berinovasi.

Budaya organisasi dapat pula berfungsi sebagai kontrol atas sikap dan perilaku

anggota-anggota organisasi dalam mencapai tujuan.

2.1.3 Karakteristik Budaya Organisasi

Menurut Stepen P. Robbins (dalam Tika, 2006:10) yang bukunya berjudul

“Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan”, menyatakan bahwa

terdapat 10 karakteristik budaya organisasi, diantaranya :

1. Inisiatif Individual

Inisiatif individual adalah tingkat tanggung jawab, kebebasan atau

indepedensi yang dipunyai setiap anggota organisasi dalam

mengemukakan pendapat. Inisiatif individual tersebut perlu dihargai

oleh kelompok atau pimpinan suatu organisasi sepanjang menyangkut

(35)

2. Toleransi terhadap tindakan beresiko

Suatu budaya organisasi dikatakan baik apabila dapat memberikan

toleransi kepada anggota/para pegawai agar dapat bertindak agresif dan

inovatif untuk memajukan organisasi/perusahaan serta berani

mengambil resiko terhadap apa yang dilakukannya.

3. Pengarahan

Pengarahan dimaksudkan sejauh mana suatu organisasi/perusahaan

dapat menciptakan dengan jelas sasaran dan harapan yang diinginkan.

Sasaran dan harapan tersebut jelas tercantum dalam visi, misi, dan

tujuan organisasi. Kondisi ini dapat berpengaruh terhadap kinerja

organisasi/perusahaan.

4. Integrasi

Integrasi dimaksudkan sejauh mana organisasi/perusahaan dapat

mendorong unit-unit organisasi untuk bekerja dengan cara yang

terkoordinasi. Kekompakan unit-unit tersebut dapat mendorong

kualitas dan kuantitas pekerjaan yang dihasilkan.

5. Dukungan manajemen

Dukungan manajemen dimaksudkan sejauh mana para manajer dapat

memberikan komunikasi atau arahan, bantuan serta dukungan yang

(36)

6. Kontrol

Alat kontrol yang dapat dipakai adalah peraturan-peraturan atau

norma-norma yang berlaku di dalam suatu organisasi atau perusahaan.

7. Identitas

Identitas dimaksudkan untuk sejauh mana para anggota suatu

organisasi/perusahaan dapat mengidentifikasikan dirinya sebagai suatu

kesatuan dalam perusahaan dan bukan sebagai kelompok kerja tertentu

atau keahlian profesional tertentu.

8. Sistem imbalan

Sistem imbalan dimaksudkan sejauh mana alokasi imbalan (kenaikan

gaji, promosi dan sebagainya) didasarkan atas prestasi kerja pegawai,

bukan didasarkan atas senioritas, sikap pilih kasih, dan sebagainya.

9. Toleransi terhadap konflik

Sejauh mana para pegawai/karyawan di dorong untuk mengemukakan

konflik dan kritik secara terbuka. Perbedaan pendapat merupakan

fenomena yang sering terjadi dalam suatu organisasi/perusahaan.

Namun, perbedaan pendapat dan kritik tersebut bisa digunakan untuk

melakukan perbaikan atau perubahan strategi untuk mencapai tujuan

(37)

10.Pola komunikasi

Sejauh mana komunikasi dibatasi oleh hirarki kewenangan yang

formal. Kadang-kadang hierarki kewenangan dapat menghambat

terjadinya pola komunikasi antara atasan dan bawahan atau antar

karyawan itu sendiri.

2.1.4 Pembentukan Budaya Organisasi

Ada beberapa unsur yang berpengaruh terhadap pembentukan budaya

organisasi. Deal & Kennedy dalam bukunya Corporate Culture: The Roles and

Ritual of Corporate, membagi lima unsur sebagai berikut :

a. Lingkungan usaha

Kelangsungan hidup organisasi ditentukan oleh kemampuan organisasi

memberi tanggapan yang tepat terhadap peluang dan tantangan

lingkungan. Lingkungan usaha merupakan unsur yang menentukan

terhadap apa yang harus dilakukan organisasi agar bisa berhasil.

Lingkungan usaha yang terpengaruh antara lain meliputi produk yang

dihasilkan, pesaing, pelanggan, pemasok, teknologi, kebijakan

pemerintah, dan lain-lain. Maka dari itu, organisasi harus melakukan

tindakan-tindakan untuk mengatasi lingkungan tersebut antara lain

seperti kebijakan penjualan penemuan baru, atau pengelolaan biaya

dalam menghadapi realitas pasar yang berbeda dengan lingkungan

(38)

b. Nilai-nilai

Nilai-nilai adalah keyakinan dasar yang dianut oleh sebuah organisasi.

Setiap organisasi mempunyai nilai-nilai inti sebagai pedoman berfikir

dan bertindak bagi semua warga dalam mencapai tujuan atau misi

organisasi. Nilai-nilai inti yang dianut bersama oleh anggota organisasi

antara lain dapat berupa slogan atau motto yang dapat berfungsi

sebagai jati diri bagi orang yang berada dalam organisasi karena

adanya rasa istimewa yang berbeda dengan organisasi lainnya, dan

dapat dijadikan harapan konsumen terhadap perusahaan untuk

memperoleh kualitas produk dan pelayanan yang baik.

c. Pahlawan

Pahlawan adalah tokoh panutan yang dipandang berhasil mewujudkan

nilai-nilai budaya dalam kehidupan nyata. Pahlawan tersebut bisa

berasal dari pendiri perusahaan, manajer, kelompok organisasi atau

perorangan yang berhasil menciptakan nilai-nilai organisasi. Pahlawan

ini bisa menumbuhkan idealisme, semangat dan tempat mencari

petunjauk bila terjadi kesulitan atau dalam masalah organisasi.

d. Ritual

Ritual merupakan deretan berulang dari kegiatan yang

mengungkapkan dan memperkuat nilai-nilai utama organisasi itu,

tujuan apakah yang penting, orang-orang manakah yang penting dan

(39)

oleh organisasi-organisasi setiap tahunnya dalam rangka memberikan

pengharagaan bagi anggotanya. Contohnya, seperti karyawan yang

tidak pernah absen, pemberi saran yang membangun, pelayanan

terbaik, dan sebagainya.

e. Jaringan budaya

Jaringan budaya adalah jaringan komunikasi informal yang pada

dasarnya merupakan saluran komunilasi primer. Fungsinya

menyalurkan informasi dan memberi interpretasi terhadap informasi.

Melalui jaringan informal, kehebatan organisasi diceritakan dari waktu

ke waktu.

2.1.5 Kekuatan Budaya Organisasi

Menurut S.P Robbins (dalam Tika, 2006:108) mendefinisikan budaya

organisasi kuat adalah budaya di mana nilai-nilai inti organisasi dipegang secara

intensif dan dianut bersama secara meluas oleh anggota organisasi. Sedangkan

menurut Vijay Sathe, budaya organisasi kuat adalah budaya organisasi yang ideal

di mana kekuatan budaya mempengaruhi intensitas perilaku.

Dalam menentukan kekuatan budaya organisasi, terdapat dua faktor di

dalamnya yaitu, kebersamaan dan identitas. Kebersamaan dapat ditunjukan

dengan besarnya derajat kesamaan yang dimiliki oleh para anggota organisasi

tentang nilai-nilai inti yang dianut secara bersama. Sedangkan intensitas adalah

derajat komitmen para anggota organisasi terhadap nilai-nilai inti budaya

(40)

Pada organisasi yang memiliki budaya organisasi yang kuat memiliki

ciri-ciri seperti, anggota-anggota organisasi loyal kepada organisasi, tahu dan jelas apa

tujuan organisasi serta mengerti perilaku mana yang dipandang baik dan tidak

baik. Pedoman bertingkah laku bagi orang-orang di dalam perusahaan digariskan

dengan jelas, dimengerti dan dipatuhi. Nilai-nilai yang dianut organisasi tidak

hanya berhenti pada slogan, tetapi dihayati dan dinyatakan dalam tingkah laku

sehari-hari secara konsisten oleh orang-orang yang bekerja dalam perusahaan.

Organisasi/perusahaan memberikan tempat khusus kepada pahlawan-pahlawan

yang menjadi teladan perusahaan. Banyak ritual mulai yang sederhana sampai

yang mewah. Memiliki jaringan yang kultural yang menampung cerita-cerita

tentang kehebatan para karyawan teladan. Jadi, budaya organisasi yang kuat

membantu perusahaan memberikan kepastian kepada seluruh individu yang ada

dalam organisasi untuk berkembang bersama perusahaan dan bersama-sama

meningkatkan kegiatan usaha dalam menghadapi persaingan.

Beberapa langkah kegiatan yang dapat dilakukan oleh pemimpin

organisasi (pendiri, pemimpin puncak, dan para manajer) untuk memperkuat

budaya organisasi, diantaranya :

1. Memantapkan nilai-nilai dasar budaya organisasi

Pimpinan organisasi perlu memantapkan nilai-nilai dasar tersebut

agar dapat dipakai sebagai pedoman berperilaku bagi karyawan. Dalam

nilai-nilai budaya perlu dijelaskan apa yang merupakan perintah atau

(41)

mendapatkan penghargaan dan kegiatan yang bisa mendapatkan

hukuman, dan sebagainya.

2. Melakukan pembinaan terhadap anggota organisasi

Pembinaan terhadap anggota organisasi dapat dilakukan melalui

bimbingan dan pelatihan.

3. Memberikan contoh atau teladan

Dalam menanamkan dan memperkuat nilai-nilai budaya

organisasi kepada seluruh anggota organisasi, seorang pimpinan

organisasi perlu memberikan keteladanan dan kejujuran dalam

berperilaku dengan berpedoman pada nilai-nilai budaya yang telah

ditetapkan. Pemberian contoh atau teladan berpengaruh dan dapat

mempercepat penanaman dan perkuatan budaya organisasi kepada

seluruh anggota organisasi.

4. Membuat acara-acara rutinitas

Berbagai acara-acara rutinitas seperti rapat, rekreasi bersama, olah

raga, malam keakraban, dapat memberikan motivasi kepada

anggota-anggota organisasi dengan keyakinan bahwa dia adalah bagian dari

keluarga besar organisasi.

5. Memberikan penilaian dan penghargaan

Pemberian penghargaan kepada anggota-anggota organisasi yang

(42)

berkala adalah hal utama, seperti kenaikan pangkat/jabatan, gaji,

pemberian gelar, hadiah dan sebagainya.

6. Tanggap terhadap masalah eksternal dan internal

Masalah-masalah eksternal seperti persaingan, pelanggan,

penguasaan pasar, peraturan pemerintah dan masalah-masalah internal

seperti tuntutan pegawai atau karyawan, konflik dalam organisasi perlu

diantisipasi dan ditanggapi melalui budaya organisasi.

7. Koordinasi dan kontrol

Koordinasi dapat dilakukan melalui rapat-rapat resmi, atau

koordinasi antar pejabat secara berjenjang. Dan untuk mengetahui

perilaku anggota-anggota organisasi perlu dilakukan pengontrolan dan

pengawasan secara berkala.

Dari penjelasan tersebut maka budaya organisasi akan membantu

mengarahkan sumber daya manusia pada pencapaian visi, misi, nilai dan tujuan

organisasi. Budaya organisasi juga akan meningkatkan solidaritas dan keakraban

tim antar departemen, divisi atau unit dalam organisasi sehingga mampu

menciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan dalam suatu organisasi.

2.2 Kinerja Karyawan

2.2.1 Pengertian Kinerja Karyawan

Kinerja adalah terjemahan dari performance yang berarti penampilan atau

unjuk kerja atau prestasi. Istilah kinerja dalam Kamus Ilustrated Oxford

(43)

fulfilment of a duty (pelaksanaan atau pencapaian dari suatu tugas) atau persons

achievment under test conditions (pencapaian hasil dari seseorang ketika diuji).

Kinerja mengacu pada serangkaian hasil yang diperoleh seorang karyawan selama

periode tertentu. Jika karyawan tidak melakukan pekerjaannya dengan baik maka

perusahaan akan mengalami kegagalan.

Selanjutnya menurut Mahsun (2006) dalam bukunya yang berjudul

“Pengukuran Kinerja Sektor Publik” mendefinisikan kinerja sebagai gambaran

mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan

dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang tertuang dalam

strategic planning suatu organisasi.

Kinerja karyawan menggambarkan sampai seberapa jauh tugas pokoknya

dilaksanakan sehingga menghasilkan hasil yang ditetapkan secara bersama. Untuk

lebih jelasnya, akan diuraikan beberapa pengertian kinerja menurut beberapa

pendapat para ahli. Menurut Bernardin dan Russe (dalam Tika, 2006:121)

mendefinisikan kinerja sebagai pencatatan hasil-hasil yang diperoleh dari

fungsi-fungsi pekerjaan atau kegiatan tertentu selama kurun waktu tertentu. Menurut

Prawiro Suntoro, kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau

sekelompok orang dalam suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuan

organisasi dalam periode waktu tertentu.

Kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai

oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

(44)

(performance) adalah hasil pekerjaan yang dicapai seseorang berdasarkan

persyaratan-persyaratan pekerjaan (job recruitment). Suatu pekerjaan mempunyai

persyaratan tertentu untuk dapat dilakukan dalam mencapai tujuan yang disebut

juga sebagai standar pekerjaan.

Kinerja individu menggambarkan sampai seberapa jauh seseorang telah

melaksanakan tugas pokoknya sehingga dapat memberikan hasil yang ditetapkan

oleh kelompok atau institusi. Dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa kinerja karyawan merupakan hasil-hasil fungsi pekerjaan seseorang atau

kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh beberapa faktor untuk

mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu.

Fungsi pekerjaan atau kegiatan yang dimaksudkan di sini adalah

pelaksanaan hasil pekerjaan atau kegiatan seseorang atau kelompok yang menjadi

wewenang dan tanggung jawabnya dalam suatu organisasi. Sedangkan

faktor-faktor yang berpengaruh terhadap hasil pekerjaan/prestasi kerja seseorang terdiri

dari faktor intern dan ekstern. Pelaksanaan hasil pekerjaan/prestasi kerja tersebut

diarahkan untuk mencapai tujuan organisasi dalam jangka waktu tertentu.

2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Kinerja karyawan merupakan faktor penting dalam pencapaian tujuan

demi kelangsungan hidup organisasi suatu perusahaan. Dalam mencapai suatu

kinerja yang tinggi ada beberapa faktor yang mempengaruhi, yaitu faktor intern

dan ekstern. Faktor intern yang mempengaruhi kinerja karyawan terdiri dari

(45)

keluarga, kondisi fisik seseorang dan karakteristik kelompok kerja. Sedangkan

faktor eksternal antara lain berupa peraturan ketenagakerjaan, keinginan

pelanggan, pesaing, nilai-nilai sosial, serikat buruh, kondisi ekonomi, perubahan

lokasi kerja, dan kondisi pasar.

Selanjutnya menurut Mangkunegara (2000:67) dalam penelitian Asfar

Halim Dalimunthe (2009), faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah :

1. Faktor Kemampuan

Secara psikologi, kemampuan karyawan terdiri dari kemampuan dalam hal

kepintaran dan juga kemampuan dalam hal keahlian. Artinya karyawan yang

memiliki IQ di atas rata-rata dengan pendidikan sehari-hari, maka ia akan lebih

mudah mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh sebab itu, karyawan perlu

ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya.

2. Faktor Motivasi

Motivasi terbentuk dari sikap seorang karyawan dalam menghadapi situasi

kerja. Motivasi merupakan kondisi penggerakkan diri pegawai yang terarah untuk

mencapai tujuan organisasi.

2.2.3 Penilaian Kinerja Karyawan

Sofyandi (2008:122) menyatakan bahwa penilaian kinerja (performance

appraisal) adalah proses organisasi dalam mengevaluasi pelaksanaan kerja

(46)

proses yang dilakukan organisasi untuk mengevaluasi atau menilai keberhasilan

karyawan dalam melaksanakan tugasnya.

Penilaian dapat dilakukan dengan membandingkan hasil kerja yang

dicapai karyawan dengan standar pekerjaan. Dalam penilaian kinerja dinilai

kontribusi karyawan kepada organisasi selama periode waktu tertentu. Penilaian

kinerja karyawan memberikan mekanisme penting bagi manajemen untuk

digunakan dalam menjelaskan tujuan-tujuan dan standar-standar kinerja serta

memotivasi karyawan pada waktu berikutnya. Penilaian kinerja berkenaan dengan

seberapa baik seseorang melakukan pekerjaan yang ditugaskannya.

Menurut Hasibuan (2002:56), kinerja karyawan dapat dikatakan baik dan

dapat dinilai dari beberapa unsur-unsur yang menjadi tolak ukur, diantaranya :

1. Kesetiaan

Kinerja dapat diukur dari kesetiaan/loyalitas karyawan terhadap tugas dan

tanggung jawabnya dalam organisasi suatu perusahaan.

2. Prestasi Kerja

Hasil prestasi kerja karyawan, baik kualitas maupun kuantitas dapat

menjadi tolak ukur kinerja.

3. Kedisiplinan

Kedisiplinan karyawan dalam mematuhi peraturan-peraturan yang ada dan

melaksanakan instruksi yang diberikan kepadanya dapat menjadi tolak

(47)

4. Kecakapan

Kecakapan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan yang telah

dibebankan kepada karyawan berdasarkan keahlian dan tingkat kepandaian

juga menjadi tolak ukur peningkatan kinerja.

5. Tanggung Jawab

Kinerja karyawan juga dapat diukur dari kesediaan karyawan dalam

mempertanggungjawabkan pekerjaan dan hasil kerjanya, sarana dan

prasarana, serta perilaku kerjanya.

6. Kreativitas

Kemampuan karyawan dalam mengembangkan kreativitas dan

mengeluarkan potensi yang dimiliki dalam menyelesaikan pekerjaannya.

7. Kerja Sama

Diukur dari kesediaan karyawan dalam berpartisipasi dan bekerja sama

dengan karyawan lainnya sehingga hasil pekerjaannya akan semakin baik

lagi.

2.3 Kerangka Pemikiran

Informasi mengenai kinerja karyawan dalam suatu perusahaan merupakan

hal yang sangat penting untuk diketahui dalam mengukur seberapa jauh

keberhasilan dalam mengelola perusahaan. Kinerja karyawan memberikan

gambaran umum mengenai perusahaan dan menunjukan ukuran prestasi/ hasil

(48)

Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan dalam suatu

perusahaan. Salah satu faktornya adalah budaya organisasi dalam suatu

perusahaan. Faktor ini dinilai cendrung dapat mempengaruhi peningkatan kinerja.

Penelitian kali ini akan meneliti mengenai pengaruh budaya organisasi

terhadap kinerja karyawan. Secara skematis bagan alur atau paradigma dalam

penelitian ini dapat dituangkan sebagai berikut :

Gambar 2.1

Bagan Alur Kerangka Pemikiran Budaya Organisasi :

1. Inisiatif individual

2. Toleransi terhadap tindakan beresiko 3. Pengarahan

(49)

2.4 Penelitian Terdahulu

hubungan dan pengaruh yang

cukup kuat terhadap kinerja

pegawai pada Dinas Infokom

dan PDE Kota Medan.

2 Prima

Berdasarkan uji

r

xy terhadap

data menunjukkan bahwa

“Ada pengaruh budaya

organisasi terhadap kinerja

pegawai pada Sekretariat

Daerah Kabupaten Dairi”

karena r hitung lebih besar

dari r tabel.

Hasil analisis data dengan

metode analisis regresi linier

(50)

4 Jenny M

Secara parsial Kompetensi

SDM dan Perencanaan Karir

berpengaruh secara positif

dan signifikan terhadap

kinerja pegawai PTPN III

Medan, sedangkan Budaya

dan motivasi secara parsial

berpengaruh terhadap kinerja

karyawan.

Sumber : diolah peneliti, 2013

2.5 Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan, kesimpulan atau jawaban sementara

terhadap permasalahan yang telah dirumuskan di dalam rumusan masalah

sebelumnya (Juliandi, 2013:122). Dengan demikian hipotesis relevan dengan

rumusan masalah.

(51)

1. Hipotesis Alternatif (Ha)

Ada pengaruh yang signifikan budaya organisasi terhadap kinerja

karyawan pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU

Distribusi Wilayah III Sumbagut.

2. Hipotesis Nol (Ho)

Tidak ada pengaruh yang signifikan budaya organisasi terhadap kinerja

karyawan pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU

Distribusi Wilayah III Sumbagut.

2.6 Definisi Konsep

Konsep merupakan abstraksi mengenai suatu fenomena yang dirumuskan

atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik kejadian, keadaan, kelompok,

atau individu tertentu (Singarimbun dan Efendi, 1989:33). Dalam penelitian ini,

penulis memberikan batasan masing-masing konsep yang digunakan.

Adapun batasan konsep dalam penelitian ini adalah :

1. Budaya organisasi adalah seperangkat asumsi atau sistem keyakinan,

nilai-nilai dan norma yang dikembangkan dalam organisasi yang dijadikan

pedoman tingkah laku bagi anggota-anggotanya untuk mengatasi masalah

adaptasi eksternal dan integrasi internal (Mangkunegara, 2005:113).

2. Kinerja karyawan adalah hasil fungsi pekerjaan seseorang atau kelompok

(52)

2.7 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah unsur-unsur penelitian yang memberitahukan

bagaimana caranya mengukur suatu variabel (Singarimbun dan Efendi, 1989:46).

Definisi operasional merupakan uraian dari konsep yang sudah

dirumuskan dalam bentuk indikator-indikator. Adapun definisi operasional

penelitian ini adalah :

Variabel bebas (x) yaitu budaya organisasi yang diukur dengan indikator

berupa :

1. Inisiatif Individual

Inisiatif individual adalah tingkat tanggung jawab, kebebasan atau

indepedensi yang dipunyai setiap anggota organisasi dalam

mengemukakan pendapat. Inisiatif individual tersebut perlu dihargai

oleh kelompok atau pimpinan suatu organisasi sepanjang menyangkut

ide untuk memajukan dan mengembangkan organisasi/perusahaan.

2. Toleransi terhadap tindakan beresiko

Suatu budaya organisasi dikatakan baik apabila dapat memberikan

toleransi kepada anggota/para karyawan agar dapat bertindak agresif

dan inovatif untuk memajukan organisasi/perusahaan serta berani

(53)

3. Pengarahan

Pengarahan dimaksudkan sejauh mana suatu organisasi/perusahaan

dapat menciptakan dengan jelas sasaran dan harapan yang diinginkan.

Sasaran dan harapan tersebut jelas tercantum dalam visi, misi, dan

tujuan organisasi. Kondisi ini dapat berpengaruh terhadap kinerja

organisasi/perusahaan.

4. Integrasi

Integrasi dimaksudkan sejauh mana organisasi/perusahaan dapat

mendorong unit-unit organisasi untuk bekerja dengan cara yang

terkoordinasi. Kekompakan unit-unit tersebut dapat mendorong kualitas

dan kuantitas pekerjaan yang dihasilkan.

5. Dukungan manajemen

Dukungan manajemen dimaksudkan sejauh mana para manajer dapat

memberikan komunikasi atau arahan, bantuan serta dukungan yang

jelas terhadap bawahan.

6. Kontrol

Alat kontrol yang dapat dipakai adalah peraturan-peraturan atau

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Tabel 3.1
tabel korelasi untuk menguji apakah nilai r yang diperoleh memiliki pengaruh
Gambar 4.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari stres kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan pada PT.. Perusahaan gas Negara

Dengan ini PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk menyampaikan salinan keputusan Direksi/Komisaris PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk , sebagaimana terlampir yang

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari stres kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan pada PT.. Perusahaan gas Negara

Secara keseluruhan, dimensi CSR memiliki pengaruh yang positif secara tidak langsung terhadap keterikatan karyawan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk melalui

Calon Karyawan yang mengikuti tahapan tersebut diatas akan mendapat fasilitas dari PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk berupa dari biaya transportasi

Judul Penelitian : PENGARUH KOMUNIKASI DAN PENGAWASAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI DENGAN PENGAWASAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PT PERUSAHAAN GAS NEGARA (PERSERO) TBK

Pengisian daftar pertanyaan kuesioner penelitian ini hanya digunakan untuk kepentingan akademis melengkapi data dalam penyelesaian penulisan skripsi dan tidak akan

(Jakarta, 29/9/2010) PT Transportasi Gas Indonesia (“Transgasindo”) anak perusahaan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (“PGN” atau “Perusahaan”) melaporkan keadaan