• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Pegawai (Studi Korelasional tentang pengaruh Kepemimpinan terhadap Motivasi kerja Pegawai di PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Pegawai (Studi Korelasional tentang pengaruh Kepemimpinan terhadap Motivasi kerja Pegawai di PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.)"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

Ardana, Komang; Mujiati, Ni Wayan; Anak Agung. 2008. Perilaku Keorganisasian. Yogyakarta: Graha Ilmu

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Bungin, Burhan. 2010. Metodologi penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Daft, Richard.L..2002. Manajemen. Jakarta: Erlangga

Darsono, Max, dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press

Dimyati, Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Griffin, E.M. 2003. A First Look At Communication Theory. New York: Mcgraw-Hill Companies

Indriyo G., dan Sudita, Nyoman. 1997. Perilaku Keorganisasian, edisi pertama. Yogyakarta: BPFE

Kartono, Kartini.2005. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Pelaksana

Krisyantono, Rachmat.2008. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana

Liliweri, Alo. 2004. Wacana Komunikasi Organisasi. Bandung: Mandar Maju.

Hasibuan, Malayu, SP..2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara

Mangkunegara. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Manullang, M. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Ghalia Indonesia

Muhammad, Arni. 2009. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara

Nawawi, Hadari. 2001. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada Press Rosdakarya

Nirman, Umar.1999. Perilaku Organisasi. Surabaya: CV. Citra Media

Purba, Amir. dkk. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi, Medan: Pustaka Bangsa Press

Rivai, Prof. Dr. veithal, M.B.A. 2009. MSDM untuk Perusahaan (Dari Teori ke Praktik). Edisi satu. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

(2)

Indonesia. Jakarta: PT. Indeks

R. Wayne Pace dan Don F. Faules. 2011. Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan (terjemahan). Bandung: Rosdakarya

Sardiman, A.M.. 2007. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Sendjaja.1994. Teori-Teori Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka

Sugiyono.2006. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Siagian, P Sondang. 1994. Organisasi, Kepemimpinan dan Perilaku Adimnistrasi. Jakarta: Gunung Agung.

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 2008.Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES

Soleh, Soemirat,dkk. 2000. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Universitas Terbuka

Sunyoto, Danang. 2012. Teori, Kuesioner, dan Analisis Data Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: CAPS

Sutarto. 1998. Dasar-dasar Organisasi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Wahjosumidjo, 2002. Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta: Ghalia Indonesia

Wiryanto.2005. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Gramedia Wiasarana

Wursanto. 2005. Dasar-dasar Ilmu Organisasi. Yogyakarta: ANDI

Yayat, Djatmiko. 2002. Perilaku Organisasi. Bandung: Alfa Beta

Sumber Lain: www.pgn.co.id

(3)

METODOLOGI PENELITIAN

3.1Deskripsi Lokasi Penelitian

3.1.1) Sejarah Singkat PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk

PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk adalah suatu perusahaan

penyalur gas untuk kebutuhan rumah tangga, perusahaan, industri, dan

pemerintah, yang awal mula pendiriannya pada tahun 1859, dengan nama Firma

L.J.N Eindhoven & Co. Gravenhage, sebuah perseroan Belanda kala Belanda

menjajah wilayah Indonesia sebelum kemerdekaan Indonesia pada 1945. Pada

tahun 1863 berdasarkan Koninkijk Besluit No. 124 Firma ini mengubah namanya

menjadi NV. Netherland Indische Gas Maatschapiij. Setelah kemerdekaan

Indonesia pada 1945, Pemerintah Indonesia mengambil alih perusahaan tertanggal

23 Mei 1958 dan mengubah nama perusahaan menjadi Badan Pengambil Alih

Perusahaan-Perusahaan Listrik dan Gas (BP3L&G).

Kemudian, berdasarkan Peraturan Pemerintah NO. 67 tahun 1961 tanggal

29 Maret 1961 tentang Pendirian Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik

Negara, perusahaan ini dilebur kedalam Badan Pimpinan Umum Perusahaan

Listrik Negara (BPU-PLN), yaitu suatu badan pimpinan umum yang mempunyai

tugas untuk menyelenggarakan usaha untuk menguasai dan mengurus perusahaan

tertentu yang bergerak dalam bidang usaha kelistrikan, gas, dan kokas.

Pada 13 Mei 1965, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 1965

tentang pembubaran Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara dan

Pendirian Perusahaan Listrik Negara dan Perusahaan Gas Negara, BPU-PLN

dibubarkan dan selanjutnya didirikan PLN dan juga Perusahaan Gas Negara

(PGN), yang bergerak dalam bidang penyediaan tenaga gas dan industri gas

termasuk hasil tambahan dalam arti seluas luasnya. Perseroan didirikan

berdasarkan akta pendirian No. 486 tanggal 30 mei 1996, yang dibuat dihadapan

Adam Kasdarmadji, S.H, Notaris di Jakarta, yang telah memperoleh pengesahan

Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No.

(4)

tanggal 30 Agustus 1996, dan diumumkan dalam Lembaran Berita Negara

Republik Indonesia No. 80 tanggal 4 Oktober 1996, Tambahan NO. 8508

(selanjutnya disebut sebagai “Akta Pendirian”).

Pada tanggal 15 Desember 2003, PT. Perusahaan Gas Negara (Persero)

telah mencatatkan diri di Bursa efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya

(BES), melalui IPO (initial public offering), penawaran umum perdana penjualan

saham kepada publik. Dengan demikian PT. Perusahaan Gas Negara (Persero)

telah menjadi perusahaan publik, dan berubah bentuk menjadi PT. Perusahaan

Gas Negara (Persero) Tbk. www.pgn.co.id

3.1.2) Visi, Misi, dan Nilai Budaya PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk

Setiap perusahaan pasti memiliki visi dan misi serta nilai budaya yang

bertujuan untuk membangun citra dan mencapai tujuan perusahaan tersebut.

Adapun visi dan misi PT. Persahaan Gas Negara (Persero) antara lain,

1) Visi PT. Perusahaan Gas Negara (persero) Tbk.

PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk memiliki visi menjadi

perusahaan kelas dunia dalam pemanfaatan gas bumi.

2) Misi PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.

Adapun misi perusahaan adalah meningkatkan nilai tambah Perusahaan

bagai stakeholders melalui:

a. Penguatan bisnis inti di bidang transportasi, niaga gas bumi dan

pengembangannya;

b. Pengembangan usaha pengolahan gas;

c. Pengembangan usaha jasa operasi, pemeliharaan dan keteknikan

yang berkaitan dengan industri migas;

(5)

Kemudian visi dan misi PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk ini

dicapai dengan mengedepankan budaya peruashaan yang terkandung dalam

ProCISE yang merupakan singkatan dari Profesionalism, Continuous

Improvement, Integrity, Safety, dan Excellent Service.

Adapun struktur organisasi PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) penulis

cantumkan dalam lampiran.

3.2 Metode Penelitian

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

korelasional. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang dimaksudkan

untuk mengatahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel

(Arikunto, 2005:247). Dalam penelitian ini yang ingin dilihat peneliti adalah,

apakah ada hubungan antara Kepemimpinan terhadap Motivasi Kerja Pegawai PT.

Perusahaan Gas Negara SBU Distibusi III.

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kantor PT. Perusahaan Gas Negara (Persero)

SBU Distribusi III yang terletak di Jl. Imam Bonjol No. l5D Medan. Penelitian ini

dilakukan dari bulan Februari 2014 sampai Mei 2014.

3.4 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari

manusia, benda, hewan dan tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala atau

peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam

penelitian (Nawawi, 2001:l4l). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

pegawai yang bekerja di berbagai unit kantor SBU Distribusi III PT. Perusahaan

(6)

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti dengan

menggunakan cara-cara tertentu. Peneliti dapat menggunakan persentase untuk

menakar pembagian yang berimbang. Jumlah populasi dalam penelitian ini yaitu

204 orang yang bekerja di berbagai unit. Peneliti dapat menggunakan persentase

untuk menakar pembagian yang berimbang. Apabila subjeknya kurang dari 100,

lebih baik di ambil semua sehingga penelitiannnya merupakan penelitian populasi.

Tetapi, jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25%

atau lebih (Arikunto,2005:134). Dalam hal ini peneliti menetapkan

masing-masing unit diwakili oleh 25% dari jumlah seluruh unit. Sehingga sampel

penelitian yaitu: 25% x 204= 51 orang.

3.6 Teknik Penarikan Sempel

Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Statified Proportional Sampling

Dalam teknik Statified Proportional Sampling populasi dikelompokkan ke

dalam kelompok atau kategori yang disebut strata, yang bisa berupa usia, kota,

jenis kelamin, agama, jabatan, tingkat penghasilan dan sebagainya yang bertujuan

untuk membuat sifat homogen dari populasi yang heterogen. Dalam teknik ini,

setiap strata diambil jumlah yang proporsional dengan besar.

setiap strata memungkinkan untuk memberi peluang kepada populasi yang

lebih kecil untuk tetap dipilih sebagai sampel (Krisyantono,2008:79), yaitu

(7)

nl : Jumlah pegawai

n : Jumlah sampel keseluruhan populasi

N : Jumlah populasi

Berdasarkan rumus tersebut dapat dilihat distribusi sampel pada setiap unit kerja

yaitu:

Tabel 3.1 Penarikan Sampel

No. Unit Kerja Populasi Penarikan Sampel

Sampel

1. General Manager 3 1 orang

2. Pengendalian Kinerja dan

Hukum

7 2 orang

3. Enjiniring dan

Pembangunan

28 7 orang

4. Operasi dan

Pemeliharaan

25 6 orang

5. Integritas Jaringan dan

K3PL

15 4 orang

6. Penjualan dan Layanan 13 3 orang

7. Keuangan & SDM 23 6 orang

8. Logistik dan

Administrasi Umum

90 22 orang

Jumlah 204 orang 51 orang

(8)

Agar diperoleh data yang objektif, maka penulis menggunakan teknik

untuk memperoleh data tersebut melalui cara:

a. Penelitian Lapangan (field research)

Penelitian lapangan ini merupakan data primer yang diperoleh dengan cara

terjun ke lapangan terhadap objek yang telah dipilih yaitu dengan cara

mengedarkan kuesioner. Kuesioner yaitu suatu daftar yang berisikan suatu

rangkaian pertanyaan mengenai suatu hal atau suatu bidang, Kuesioner ini

dimaksudkan sebagai daftar pertanyaan untuk memperoleh

jawaban-jawaban dari para responden.

b. Penelitian Kepustakaan

Penelitian kepustakaan ini merupakan data sekunder yakni data yang dapat

melalui kepustakaan dengan mempelajari buku-buku, jurnal, majalah

majalah, bahan perkuliahan yang kiranya punya relevansi langsung dengan

masalah penelitian penulis.

3.8 Teknik Analisis Data

Adapun langkah-langkah dalam mengolah datayang diperoleh adalah

sebagai berikut:

a. Analisis Tabel Tunggal

Analisis tabel tunggal dilakukan dengan membagi-bagikan variabel

penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi.

Tebel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisis data yang

terdiri dari dua kolom persentase untuk setiap kate gori (Singarimbun,

(9)

Teknik yang digunakan untuk menganalisa dan mengetahui variabel yang

satu memiliki hubungan dengan variabel yang lainnya, sehingga dapat

diketahui apakah variabel tersebut positif atau negatif (Singarimbun,

2008:273).

1. Uji Hipotesa

Uji hipotesa adalah pengujian data statistic untuk mengetahui data

hipotesa yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Untuk menguji tingkat

hubungan diantara kedua variable yang dikorelasikan, maka peneliti

menggunakan rumus Spearman's Rho.

Keterangan :

rs= Koefisien Korelasi Rank Spearman

N= jumlah sampel

di2 = jumlah perbedaan ranking pada tiap pasangan yang dikuadratkan

Untuk menguji signifikan apakah masing-masing variabel berpengaruh

dengan menggunakan rumus:

Keterangan:

t = hasil test signifikansi

rs = angka indeks Rank Spearman

n: jumlah sampel

Jika > , maka hubungan signifikan (Ha diterima)

Jika Jika < , maka hubungan tidak signifikan (Ho diterima) (Bungin,

(10)

digunakan skala Guilford atau koefisien asosiasi, sebagai berikut :

<0,20 : Hubungan rendah sekali

0,20-0,40 : Hubungan rendah tapi pasti

0,41-0, 70 : Hubungan cukup berarti

0,71-0,9 : Hubungan kuat dan tinggi

>0,91 : Hubungan kuat sekali, sangat tinggi dan bisa diandalkan.

(11)

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Tahapan Pelaksanaan Penelitian

4.1.1 Pelaksanaan Pengumpulan Data

Pada saat melaksanakan penelitian, peneliti melakukan beberapa tahapan

dalam proses pengumpulan data. Adapun tahapan-tahapannya adalah sebagai

berikut:

1. Peneliti melakukan observasi pra penelitian di lokasi penelitian di Jl.

Imam Bonjol No. 15D Medan. Kemudian penulis mengajukan surat

permintaan atas data-data tentang PT. Perusahaan Gas Negara (Persero)

yang diperlukan peneliti untuk penelitian dan surat izin kepada HRD PT.

Perusahaan Gas Negara (Persero).

2. Peneliti melakukan studi kepustakaan di perpustakaan USU guna

mengumpulkan buku-buku yang berhubungan dengan judul penelitian

yang diteliti oleh peneliti. Selain dari sumber bacaan berupa buku,

majalah, atau brosur, peneliti juga memperoleh sumber bacaan lainnya

dari situs internet. Selanjutnya peneliti menyusun proposal penelitian dan

kuisioner penelitian setelah berkonsultasi dengan dosen pembimbing.

3. Pada Agustus 2014, peneliti menyebarkan kuisioner kepada pegawai PT.

Perusahaan Gas Negara (Persero) yang memenuhi criteria sampel yang

(12)

Setelah berhasil mengumpulkan data dari 45 responden, peneliti kemudian

melakukan pengolahan data dengan tahapan sebagai berikut:

1. Penomoran kuisioner

Penomoran kuisioner yaitu memberikan nomor urut pada setiap kuisioner

yang telah diisi oleh responden sebagai pengenal yakni nomor 01-51.

2. Editing

Editing yaitu proses pengeditan data jawaban responden untuk

memperjelas semua jawaban yang meragukan dan menghindari terjadinya

kesilapan pengisian kotak kode yang disediakan.

3. Coding

Coding yaitu proses pemindahan jawaban-jawaban responden ke kotak

kode yang telah disediakan di kuisioner dalam bentuk angka (score).

4. Invertarisasi Variabel

Invertarisasi Variabel yaitu data mentah yang diperoleh dimasukkan dalam

lembar FC sehingga memuat seluruh data dalam satu kesatuan.

5. Tabulasi Data

Tabulasi Data yaitu data dari FC dimasukkan ke dalam tabel. Tabulasi ini

terbagi atas tabulasi tunggal dan tabulasi silang. Sebaran dalam tabel

secara rinci meliputi kategori frekuensi, prersentase, dan selanjutnya

dianalisis menggunakan perangkat lunak SPSS versi 21.0.

6. Untuk mengukur tingkat hubungan diantara dua variabel, maka peneliti

menggunakan rumus Spearman’s Rho atau analisis korelasi adalah untuk

mencari hubungan variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) dan data

(13)

Analisis tabel tunggal merupakan suatu analisa yang dilakukan dengan

membagi-bagikan variabel penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan

atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisa

kolom yang merupakan sejumlah frekuensi dan persentasi untuk setiap kategori

(Singarimbun, 1995:266).

4.2.1 Karakteristik Responden

Karakteristik responden disajikan untuk mengetahui latar belakang

responen. Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah usia, jenis kelamin,

unit kerja, pendidikan terakhir dan lama bekerja pegawai PT. Perusahaan Gas

Negara (Persero).

Tabel 4.1 Usia

Sumber: P 1/F 3

Tabel 4.1 menunjukkan data mengenai usia responden. Dari 51 responden,

15 orang (29,4%) berumur 21-30 tahun, 18 orang (35,3%) berumur 31-40 tahun

dan 18 orang (35,3%) berumur lebih dari 50 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa

pegawai PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) yang berusia 21 s/d 50 tahun

jumlahnya berimbang atau hamper sama.

No. Usia F %

1. 21-30 15 29,4

2. 31-40 18 35,3

3. 41-50 18 35,3

(14)

Jenis Kelamin

Sumber: P 2/F 4

Tabel 4.2 mengenai jenis kelamin responden. Menunjukkan bahwa dari

51 responden, diketahui laki-laki sebanyak 27 orang (52,9%) dan responden

perempuan sebanyak 24 orang (47,1%). Secara umum pegawai PT. Perusahaan

Gas Negara (Persero) memang lebih banyak yang berjenis kelamin laki-laki

daripada perempuan, sehingga responden laki-laki lebih mudah untuk ditemui

daripada responden perempuan.

Tabel 4.3 Unit Kerja

No. Unit Kerja F %

1. General Manager 1 2,0

2. Pengendalian Kinerja dan Hukum

2 3,9

3. Enjiniring dan pengembangan

7 13,7

4. Operasi dan Pemeliharaan Umum

6 11,8

5. Integritas Jaringan dan K3PL

4 7,8

6. Penjualan dan Layanan 3 5,9

7. Keuangan dan SDM 6 11,8

8. Logistik dan Administrasi 22 43,1

Total 51 100,0

No. Jenis Kelamin F %

1. Laki-laki 27 52,9

2. Perempuan 24 47,1

(15)

Negara (Persero) pegawai Logistik dan Administrasi terbanyak jumlahnya yaitu

22 orang (43,1%). Hal ini karena PT Perusahaan Gas Negara SBU Distribusi III

yang terletak di Jl. Imam Bonjol merupakan perusahaan yang bergerak di bidang

pengadaan dan penyalur jenis pipa gas untuk di distribusikan kepada masyarakat,

maka dari itu pegawai yang berada pada unit kerja Logistik dan Administrasi

berjumlah lebih banyak karena bertugas untuk merangkai aktivitas

merencanakan, mengorganisasi (mengatur dan menyusun), mengarahkan

(memberikan arah dan petunjuk), mengawasi, dan mengendalikan (melakukan

kontrol).

Tabel 4.4 Pendidikan Terakhir

No. Pendidikan Terakhir F %

1. SMA 4 7,8

2. Diploma 9 17,6

3. S1 38 74,5

Total 51 100,0

Sumber: P 4/F 6

Dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa mayoritas pegawai di PT Perusahaan

Gas Negara (Persero), memiliki tingkat pendidikan tinggi yakni S1 berjumlah 38

orang (74,5%). Hal ini karena PT Perusahaan Gas Negara (Persero) membutuhkan

sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dan kinerja yang baik maka dari

(16)

Lama Bekerja

Sumber:P5/F7

Tabel 4.5 menunjukan bahwa dari 51 pegawai responden PT. Perusahaan

Gas Negara (Persero) yang telah bekerja selama 0-10 tahun 27 orang (52,9%),

11-20 tahun 8 orang (15,7%) dan 21-30 tahun 16 orang (31,4%). Hal ini

menunjukkan bahwa pegawai PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) mayoritas

bekerja pada rentang waktu 0-10 tahun.

Tabel 4.6

Cara Pemimpin berkomunikasi

No. Cara Pemimpin berkomunikasi

F %

1. Tidak Memahami 0 0

2. Kurang Memahami 7 13,7

3. Memahami 34 66,7

4. Sangat memahami 10 19,6

Total 51 100,0

Sumber: P 6/F 8

No. Lama Bekerja F %

1. 0-10 27 52,9

2. 11-20 8 15,7

3. 21-30 16 31,4

(17)

menyatakan sangat memahami cara pemimpin berkomunikasi.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pegawai PT

Perusahaan Gas Negara (Persero) memahami cara berkomunikasi pemimpinnya,

hal itu terlihat pada saat pemimpin memberikan tugas kepada para pegawai di

setiap unit kerja. Para pegawai dapat mengerti dengan jelas tugas yang diberikan

oleh pemimpin, itu terjadi karena para pegawai memahami cara berkomunikasi

pemimpin dalam menyampaikan tugas yang diberikan. Dalam hal ini pemimpin

dapat berkomunikasi ataupun menyampaikan pesan dengan baik sehingga para

pegawai dapat memahaminya.

Tabel 4.7

Komunikasi yang baik dari Pemimpin

No. Komunikasi yang baik dari Pemimpin

F %

1. Tidak Mampu 0 0

2. Kurang Mampu 9 17,6

3. Mampu 31 60,8

4. Sangat Mampu 11 21,6

Total 51 100,0

Sumber: P 7/ F 9

Berdasarkan Tabel 4.7 menjelaskan apakah pemimpin melakukan

komunikasi dengan baik. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa dari 51

responden pegawai PT Perusahaan Gas Negara (Persero), ada 9 responden yang

menyatakan pemimpin kurang mampu berkomunikasi dengan baik. Sementara 31

responden (60,8%) menyatakan pemimpin mampu berkomunikasi dengan baik,

bahkan 11 (21,6%) responden menyatakan bahwa pemimpin mereka sangat

(18)

berkomunikasi dengan baik kepada para pegawainya. Kemampuan berkomunikasi

dengan baik sangat penting dimiliki oleh seorang pemimpin untuk membina

hubungan, memotivasi, dan mengarahkan para pegawainya guna memperlancar

usaha dan untuk mencapai tujuan perusahaan.

Tabel 4.8

Bimbingan, arahan, dan dorongan dari Pemimpin No. Bimbingan, arahan, dan

dorongan dari

Pemimpin F %

1. Tidak Sering 1 2

2. Kurang Sering 9 17,6

3. Sering 32 62,7

4. Sangat Sering 9 17,6

Total 51 100,0

Sumber: P 8/F 10

Tabel 4.8 menjelaskan tentang bagaimana pemimpin memberi bimbingan,

arahan, dan dorongan kepada para pegawai. Dari 51 responden pegawai PT

Perusahaan Gas Negara (Persero), hanya terdapat 1 orang (2%) responden yang

menyatakan tidak sering diberikan bimbingan, arahan, dan dorongan oleh

pemimpin. Sementara mayoritas pegawai sebanyak 32 orang (62,7%) responden

menyatakan bahwa pemimpin sering memberi mereka bimbingan, arahan dan

dorongan.

Berdasarkan uraian diatas tersebut ini dapat disimpulkan bahwa pemimpin

sering memberi bimbingan, arahan dan dorongan kepada para pegawai. Hal

tersebut di lakukan pemimpin untuk menciptakan prestasi dan suasana kondusif,

(19)

Kesempatan bagi para pegawai

No. Kesempatan bagi para pegawai

F %

1. Tidak Memberi 0 0

2. Kurang Memberi 7 13,7

3. Memberi 33 64,7

4. Sangat Memberi 11 21,6

Total 51 100,0

Sumber: P 9/ F 11

Dari Tabel 4.9 dapat dilihat bagaimana pemimpin memberi kesempatan

bagi para pegawai untuk berkembang dan maju. Dari 51 responden pegawai PT

Perusahaan Gas Negara (Persero), jumlah responden yang menyatakan pemimpin

kurang memberi kesempatan bagi para pegawai untuk berkembang dan maju

adalah sebesar 7 orang (13,7%) responden, sedangkan mayoritas responden

sebesar 33 orang (64,7%) menyatakan bahwa pemimpin memberi kesempatan

bagi para pegawai untuk berkembang dan maju.

Berdasarkan uraian diatas tersebut dapat disimpulkan bahwa pemimpin

memberi kesempatan kepada para pegawai untuk berkembang dan maju.

Pemimpin memberikan kesempatan kepada para pegawai dalam hal promosi

jabatan dan memberikan pelatihan berupa pengembangan diri. Hal itu dilakukan

pemimpin agar setiap pegawai dapat mengeksplor dan mengembangkan keahlian

(20)

Pemimpin dalam melaksanakan tugas dan wewenang

No. Melaksanakan tugas dan wewenang

F %

1. Tidak Mampu 0 0

2. Kurang Mampu 4 7,8

3. Mampu 41 80,4

4. Sangat Mampu 6 11,8

Total 51 100,0

Sumber: P 10/ F 12

Tabel 4.10 menjelaskan tentang bagaimana pemimpin melaksanakan tugas

dan wewenangnya. Dapat dilihat dari 51 responden PT. Perusahaan Gas Negara

(Persero), terdapat 4 responden (7,8%) menyatakan pemimpin kurang mampu

melaksanakan tugas dan wewenang dengan baik, kemudian dengan jumlah

terbanyak yaitu 41 responden (80,4%) menyatakan bahwa pemimpin mampu

melaksanakan tugas dan wewenang dengan baik. Sedangkan selebihnya 6

responden (11,8%) menyatakan pemimpin sangat mampu melaksanakan tugas dan

wewenang dengan baik

Berdasarkan uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pemimpin

mampu melaksanakan tugas dan wewenang dengan baik. Hal ini terbukti dengan

persentase performa kinerja pegawai PT Perusahaan Gas Negara yang selalu

meningkat hingga tahun 2014 mencapai predikat outstending yang berarti kinerja

(21)

Menciptakan suasana kerja yang kondusif

No. Menciptakan suasana kerja yang kondusif

F %

1. Tidak Mampu 0 0

2. Kurang Mampu 13 25,5

3. Mampu 28 54,9

4. Sangat Mampu 10 19,6

Total 51 100,0

Sumber: P 11/ F 13

Tabel 4.11 menjelaskan apakah pemimpin mampu menciptakan suasana

kerja yang kondusif. Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa dari 51 responden

PT. Perusahaan Gas Negara (Persero), terdapat 13 responden (25,5%) yang

menyatakan pemimpin kurang mampu menciptakan suasana kerja yang kondusif,

kemudian 28 responden (54,9%) menyatakan pemimpin mampu menciptakan

suasana kerja yang kondusif, sementara 10 responden (19,6%) menyatakan bahwa

pemimpin mereka sangat mampu menciptakan suasana kerja yang kondusif.

Berdasarkan uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pemimpin

mampu menciptakan suasana kerja yang kondisif. Hal ini dibuktikan langsung

oleh peniliti yang sudah beberapa kali melakukan kunjungan penelitian ke kantor

PT Perusahaan Gas Negara. Peneliti melihat langsung suasana kerja yang nyaman

(22)

Ketegasan Pemimpin mengambil keputusan

No. Ketegasan Pemimpin mengambil keputusan

F %

1. Tidak Bisa 0 0

2. Kurang Bisa 8 15,7

3. Bisa 29 56,9

4. Sangat Bisa 14 27,5

Total 51 100,0

Sumber: P 12/ F 14

Tabel 4.12 menjunjukkan bahwa dari 51 responden pegawai PT.

Perusahaan Gas Negara (Persero), terdapat 8 orang (15,7%) yang menyatakan

pemimpin kurang bisa bertindak tegas dalam mengambil keputusan, 29 orang

(56,9%) menyatakan pemimpin bisa bertindak tegas dalam mengambil keputusan,

dan 14 orang (27,5%) menyatakan bahwa pemimpin sangat bisa bertindak tegas

dalam mengambil keputusan.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pemimpin bisa

bertindak tegas dalam mengambil keputusan. Hal ini terbukti dengan kemampuan

pemimpin dalam bertindak tepat dan lugas dalam menentukan keputusan,

terutama dalam keadaan yang sangat genting dan pemimpin bersikap tidak

(23)

Keputusan yang dibuat Pemimpin

No. Keputusan yang dibuat Pemimpin

F %

1. Tidak Sesuai 0 0

2. Kurang Sesuai 4 7,8

3. Sesuai 32 62,7

4. Sangat Sesuai 15 29,4

Total 51 100,0

Sumber: P 13/ F 15

Tabel 4.13 menjelaskan apakah pemimpin mengambil keputusan sesuai

dengan fakta dan peraturan yang berlaku pada perusahaan. Dari 51 responden

pegawai PT. Perusahaan Gas Negara (Persero), terdapat 4 orang (7,8%)

menyatakan bahwa pemimpin mengambil keputusan kurang sesuai fakta dan

peraturan yang berlaku, kemudian 32 orang (62,7%) menyatakan pemimpin

mengambil keputusan sesuai fakta dan peraturan yang berlaku, dan 15 orang

(29,4%) menyatakan pemimpin mengambil keputusan sangat sesuai fakta dan

peraturan yang berlaku.

Berdasarkan kesimpulan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa

pemimpin mengambil keputusan sesuai dengan fakta dan peraturan yang berlaku.

Hal ini dapat dilihat pada saat kondisi dimana pemimpin harus menyelesaikan

masalah yang sedang terjadi. Pemimpin PT. Perusahaan Gas Negara (Persero)

mampu memberikan solusi namun keputusan yang diambil tidak hanya

berdasarkan sudut pandang yang dimiliki oleh pemimpin, tetapi

(24)

Kepedulian Pemimpin

No. Kepedulian Pemimpin F %

1. Tidak Peduli 0 0

2. Kurang Peduli 5 9,8

3. Peduli 32 62,7

4. Sangat Peduli 14 27,5

Total 51 100,0

Sumber: P 14/ F 16

Berdasarkan tabel 4.14 diatas, dari 51 responden PT. Perusahaan Gas

Negara, 32 responden (62,7%) menyatakan pemimpin peduli terhadap tugas

pegawai, dan 14 orang (27,5%) responden menyatakan pemimpin sangat peduli

terhadap tugas pegawai. Sedangkan 5 responden (9,8%) menyatakan bahwa

pemimpin kurang peduli terhadap tugas pegawai.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pemimpin peduli

terhadap tugas para pegawai. Hal ini terbukti dari hasil wawancara peneliti kepada

beberapa orang pegawai PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) yang mengatakan

bahwa pemimpin mereka selalu memotivasi dan selalu memberikan arahan

kepada pegawai sehingga setiap pegawai mengerti dengan jelas tugas dan tujuan

yang akan dicapai. Selain itu pemimpin di PT. Perusahaan Gas Negara (Persero)

(25)

Tanggapan Pemimpin

No. Tanggapan Pemimpin F %

1. Tidak Memberikan 0 0

2. Kurang Memberikan 10 19,6

3. Memberikan 33 64,7

4. Sangat Memberikan 8 15,7

Total 51 100,0

Sumber: P 15/ F 17

Tabel 4.15 menjelaskan bagaimana pemimpin memberikan tanggapan

secara bijak untuk setiap kritik dan saran para pegawai. Dari 51 responden

pegawai PT. Perusahaan Gas Negara (Persero), sebanyak 33 orang (64,7%)

responden menyatakan bshwa pemimpin memberikan tanggapan secara bijak

setiap kritik dan saran para pegawai, kemudian 8 orang (15,7%) responden

menyatakan pemimpin mereka sangat memberikan tanggapan tanggapan secara

bijak setiap kritik dan saran kepada para pegawai.

Berdasarkan data tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pemimpin di

PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) memberikan tanggapan secara bijak setiap

kritik dan saran para pegawai. Hal ini terbukti dari wawancara langsung peneliti

kepada beberapa kepala unit perusahaan bahwa dalam menanggapi kritik dan

saran dari para pegawai baik yang bersifat posifif atau negative, mereka selalu

menanggapi dengan bijak dan selalu melihat sisi positif dari setiap kritik dan saran

yang disampaikan oleh pegawai agar selalu terjadi hubungan yang harmonis

(26)

Kemampuan pegawai menyelesaikan pekerjaan

No. Kemampuan pegawai menyelesaikan

pekerjaan

F %

1. Tidak Mampu 0 0

2. Kurang Mampu 2 3,9

3. Mampu 33 64,7

4. Sangat Mampu 16 31,4

Total 51 100,0

Sumber: P 16/ F 18

Tabel 4.16 menjunjukkan data bagaimana para pegawai menyelesaikan

pekerjaan sesuai dengan target yang ditetapkan. Dari 51 responden pegawai PT.

Perusahaan Gas Negara (Persero), 33 orang (64,7%) responden menyatakan

mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai target yang di tetapkan, dan 16 orang

(31,4%) responden menyatakan sangat mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai

target yang ditetapkan.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pegawai PT

Perusahaan Gas Negara (Persero) mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan

target yang di tetapkan. Hal itu terjadi karena perusahaan memberikan

penghargaan-penghargaan atas hasil kerja setiap pegawai yang mampu mencapai

target yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan akan ada sanksi apabila seorang

(27)

Pemberian semangat dari Pemimpin

No. Pemberian semangat dari Pemimpin

F %

1. Tidak Memberikan 0 0

2. Kurang Memberikan 11 21,6

3. Memberikan 27 52,9

4. Sangat Memberikan 13 25,5

Total 51 100,0

Sumber: P 17/ F 19

Tabel 4.17 menjunjukkan data bagaimana pemimpin memberikan

semangat dalam mengerjakan pekerjaan para pegawai. Dari 51 responden pegawai

PT. Perusahaan Gas Negara (Persero), terdapat 11 orang (21,6%) responden yang

menyatakan pemimpin kurang memberikan semangat dalam mengerjakan

pekerjaan, kemudian 27 orang (52,9%) responden menyatakan pemimpin

memberikan semangat dalam mengerjakan pekerjaan, dan 13 orang (25,5%)

responden menyatakan pemimpin sangat memberikan semangat dalam

mengerjakan pekerjaan.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pemimpin pada PT.

Perusahaan Gas Negara (Persero) memberikan semangat dalam mengerjakan

pekerjaan para pegawai. Hal ini dilakukan oleh pemimpin agar para pegawai tetap

memiliki rasa percaya diri terhadap setiap pekerjaan yang dibebankan kepadanya.

Ketika seorang pegawai memiliki rasa percaya diri maka seorang pegawai akan

(28)

Penghargaan bagi para pegawai

No. Penghargaan bagi para pegawai

F %

1. Tidak Memberikan 0 0

2. Kurang Memberikan 13 25,5

3. Memberikan 28 54,9

4. Sangat Memberikan 10 19,6

Total 51 100,0

Sumber: P 18/ F 20

Tabel 4.18 menjunjukkan data tentang bagaimana penghargaan yang

diterima para pegawai dari pemimpinnya apabila pegawai bisa melakukan kinerja

dengan baik. Dari 51 responden pegawai PT. Perusahaan Gas Negara (Persero),

terdapat 13 orang (25,5%) responden yang menyatakan pemimpin kurang

memberikan penghargaan bagi para pegawai yang memiliki kinerja baik,

kemudian 28 orang (54,9%) responden menyatakan pemimpin memberikan

penghargaan bagi para pegawai yang memiliki kinerja baik, dan 10 orang (19,6%)

responden menyatakan pemimpin sangat memberikan penghargaan bagi pegawai

yang memiliki kinerja baik.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pemimpin di PT.

Perusahaan Gas Negara (Persero) memberikan penghargaan bagi para pegawai

yang memiliki kinerja baik. Hal ini dilakukan pemimpin agar para pegawai selalu

termotivasi untuk terus meningkatkan performa kinerjanya. Apabila performa

kinerja para pegawai tersebut meraih predikat yang baik, maka akan semakin

besar kesempatan untuk mendapatkan penghargaan, baik dalam bentuk financial

(29)

Pemberian promosi

No. Pemberian promosi F %

1. Tidak Sesuai 2 3,9

2. Kurang Sesuai 18 35,3

3. Sesuai 24 47,1

4. Sangat Sesuai 7 13,7

Total 51 100,0

Sumber: P 19/ F 21

Berdasarkan tabel 4.19 menjunjukkan data mengenai bagaimana

pemimpin dalam pemberian promosi (kenaikan posisi) apakah sesuai dengan

masa kerja dan prestasi kerja para pegawai. Dari 51 responden pegawai PT.

Perusahaan Gas Negara (Persero), terdapat 2 orang (3,9%) responden yang

menyatakan pemberian promosi tidak sesuai dengan masa kerja dan prestasi,

sedangkan 24 orang (47,1%) responden menyatakan pemberian promosi sesuai

dengan masa kerja dan prestasi, dan 7 orang (13,7%) responden menyatakan

pemberian promosi sangat sesuai dengan masa kerja dan prestasi.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pemberian promosi

pada PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) sesuai dengan masa kerja dan prestasi.

Hal ini agar mempermudah pemimpin untuk melakukan penilaian terhadap

kemampuan kerja atau prestasi setiap pegawai dan kembali lagi kepada motivasi

dalam diri pegawai untuk mendapatkan promosi tersebut. Dengan begitu akan

memudahkan pemimpin untuk menyesuaikan apakah pegawai tersebut berhak

(30)

Usaha pegawai dalam bekerja

No. Usaha pegawai dalam bekerja

F %

1. Tidak Berusaha 0 0

2. Kurang Berusaha 0 0

3. Berusaha 23 45,1

4. Sangat Berusaha 28 53,9

Total 51 100,0

Sumber: P 20/ F 22

Tabel 4.20 menunjukkan data mengenai bagaimana pegawai berusaha

bekerja dengan baik untuk mendapatkan kepercayaan. Dari tabel tersebut dapat

dilihat bahwa dari 51 responden pegawai PT Perusahaan Gas Negara (Persero),

jumlah responden yang menyatakan berusaha bekerja dengan baik untuk

mendapatkan kepercayaan adalah sebesar 23 orang (45,1%) responden, sedangkan

responden yang menyatakan sangat berusaha bekerja dengan baik untuk mendapat

kepercayaan berjumlah 28 orang (53,9%) responden.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pegawai PT

Perusahaan Gas Negara sangat berusaha untuk bekerja dengan baik untuk

mendapatkan kepercayaan, hal ini dilakukan oleh pegawai agar terjaga hubungan

yang harmonis dan komunikasi yang baik di lingkungan kerjanya. Dengan

terjalinnya komunikasi yang baik, maka terciptalah kualitas kerja yang semakin

baik pula, serta rasa nyaman saat berada di lingkungan itu sendiri.

[image:30.595.178.447.172.314.2]
(31)

Tanggung jawab pegawai

No. Tanggung jawab pegawai

F %

1. Tidak Berusaha 0 0

2. Kurang Berusaha 0 0

3. Berusaha 17 33,3

4. Sangat Berusaha 34 66,7

Total 51 100,0

Sumber: P 21/ F 23

Tabel 4.21 menjelaskan tentang bagaimana pegawai dalam menyelesaikan

tugas yang dibebankan. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa dari 51 responden

pegawai PT Perusahaan Gas Negara (Persero), jumlah responden yang

menyatakan bertanggung jawab menyelesaikan tugas yang dibebankan adalah

sebesar 17 orang (33,3%) responden, kemudian 34 orang (66,7%) responden

menyatakan sangat bertanggung jawab menyelesaikan tugas yang dibebankan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pegawai PT.

Perusahaan Gas Negara (Persero) sangat bertanggung jawab dalam menyelesaikan

tugas yang dibebankan. Hal ini terlihat ketika pemimpin memberikan tugas bagi

para pegawai di setiap sub unit yang ada, pemimpin menentukan standar untuk

setiap tugas yang dilimpahkan, seperti waktu penyelesaian tugas yang ditetapkan.

Hampir seluruh pegawai dapat menyelesaikan tugas-tugas sesuai dengan apa

[image:31.595.181.446.175.317.2]
(32)

Pelatihan bagi pegawai

No. Pelatihan bagi pegawai F %

1. Tidak Memberikan 0 0

2. Kurang Memberikan 11 21,6

3. Memberikan 31 60,8

4. Sangat Memberikan 9 17,6

Total 51 100,0

Sumber: P 22/ F 24

Tabel 4.22 menjunjukkan tentang bagaimana pemimpin memberikan

pelatihan mengenai potensi yang dimiliki pegawai. Dari 51 responden pegawai

PT. Perusahaan Gas Negara (Persero), terdapat 11 orang (21,6%) responden yang

menyatakan pemimpim kurang memberikan pelatihan mengenai potensi yang

dimiliki pegawai, sedangkan 31 orang (60,8%) responden menyatakan pemimpin

memberikan pelatihan mengenai potensi yang dimiliki pegawai, dan 9 orang

(17,6%) responden menyatakan pemimpin sangat memberikan pelatihan

mengenai potensi yang dimiliki pegawai.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pemimpin

memberikan pelatihan mengenai potensi yang dimiliki para pegawai.

Pelatihan-pelatihan yang diberikan oleh pemimpin kepada para pegawai mengenai potensi

diri bertujuan untuk meningkatkan kualitas diri setiap pegawai. Hal ini sangat

bermanfaat bagi para pegawai dalam lingkungan kerja untuk meningkatkan

produktivitasnya dari hari ke hari. Terutama dalam kondisi dibawah tekanan,

pegawai sangat perlu dilatih untuk mampu membuat keputusan terbaik dari sekian

banyak pilihan. Maka dari itu, pemimpin merasa sangat perlu untuk memberikan

[image:32.595.183.444.168.312.2]
(33)

Bagian ini akan memuat tentang penilaian data dalam satu tabel. Analisis

tabel silang merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk menganalisis dan

mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan yang lainnya, sehingga

dapat diketahui apakah variabel tersebut bernilai positif atau negatif. Namun,

analisis tabel ini bukanlah dapat dijadikan sebagai penentu utama untuk melihat

hubungan variabel yang diteliti, tetapi ditujukan untuk melihat bagaimana

[image:33.595.127.517.380.698.2]

penilaian data yang satu dan hubungannya dengan data yang lain.

Tabel 4.23

Tindakan tegas Pemimpin dan Tanggung jawab pegawai dalam menyelesaikan tugas N o Tindakan tegas Pemimpin

Tanggung jawab pegawai dalam menyelesaikan tugas Total Tidak Berusaha Kurang Berusaha Berusah a Sangat Berusah a

1 Tidak Bisa

0 0,0% 0 0,0% 0 0,0% 0 0,0% 0 0,0%

2 Kurang Bisa

0 0,0% 0 0,0% 3 5,9% 5 9,8% 8 15,7%

3 Bisa

0 0,0% 0 0,0% 12 23,5% 17 33,3% 29 56,9%

4 Sangat Bisa

(34)

pemimpin dalam bertindak tegas untuk mengambil keputusan dengan tanggung

jawab pegawai menyelesaikan tugas yang dibebankan. Dari 51 responden, sebaran

data mengenai ketegasan dalam mengambil keputusan yaitu, 14 orang (27,5%)

menyatakan sangat bisa, 29 orang (56,9%) menyatakan bisa, 8 orang (15,7%)

menyatakan kurang bisa, dan tidak ada responden yang menyatakan tidak bisa.

Sebaran data mengenai tanggung jawab pegawai menyelesaikan tugas yang

dibebankan yaitu, 34 orang (66,7%) menyatakan sangat berusaha, 17 orang

(33,3%) menyatakan berusaha, dan tidak ada responden yang menyatakan kurang

berusaha dan tidak berusaha.

Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa mayoritas responden

yang menyatakan pemimpin bisa bertindak tegas dalam mengambil keputusan,

merupakan responden yang menyatakan sangat berusaha bertanggung jawab

menyelesaikan tugas yang dibebankan, yaitu sebanyak 17 orang (33,3%). Dengan

demikian, terdapat hubungan antara kebisaan pemimpin dalam bertindak tegas

untuk mengambil keputusan dengan tanggung jawab pegawai menyelesaikan

tugas yang dibebankan. Hal ini disebabkan karena pemimpin menunjukkan sikap

kewibawaannya kepada para pegawai sehingga sikap tersebut memberikan

(35)

Kepedulian Pemimpin terhadap tugas pegawai dengan pemberian promosi No Kepedulian Pemimpin terhadap tugas pegawai Pemberian promosi Total Tidak Sesuai Kurang

Sesuai Sesuai

Sangat

Sesuai

1 Tidak Peduli

0 0,0% 0 0,0% 0 0,0% 0 0,0% 0 0,0%

2 Kurang Peduli

0 0,0% 4 7,8% 1 2,0% 0 0,0% 5 9,8%

3 Peduli

1 2,0% 10 19,6% 16 31,4% 5 9,8% 32 62,7%

4 Sangat Peduli

1 2,0% 4 7,8% 7 13,7% 2 3,9% 14 27,5% Total 2 3,9% 18 35,3% 24 47,1% 7 13,7% 51 100,0%

Tabel 4.24 menunjukkan data mengenai hubungan antara

pemimpin yang peduli terhadap tugas pegawai dengan pemberian promosi yang

dilakukan oleh pemimpin kepada pegawai sesuai dengan masa kerja dan

prestasinya. Dari 51 responden, ada 14 orang (27,5%) yang menyatakan sangat

peduli, 32 orang (62,7%) menyatakan peduli, tetapi ada 5 orang (9,8%)

menyatakan kurang peduli. Pemimpin memberikan promosi bagi pegawai sesuai

dengan masa kerja dan prestasinya, hal ini dinyatakan sangat sesuai oleh 7

(13,7%) responden, kemudian 24 orang (47,1%) menyatakan sesuai, dan 18 orang

(35,3%) menyatakan kurang sesuai, sementara 2 orang lainnya (3,9%)

menyatakan tidak sesuai. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa

mayoritas responden menyatakan pemimpin peduli terhadap tugas pegawai, dan

kepedulian tersebut diberikan lewat promosi berdasarkan masa kerja dan prestasi

[image:35.595.126.511.137.453.2]
(36)

kepada karyawan sesuai dengan masa kerja dan prestasinya.

4.4 Pengujian Hipotesis

Setelah analisis tabel tunggal dan analisis tabel silang dilakukan, maka

peneliti melakukan pengujian hipotesis penelitian. Uji hipotesis ini bertujuan

untuk mengetahui hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima atau

ditolak. Hipotesis ini meliput i variabel bebas (X) yaitu buadaya organisasi

terhadap variabel Y yaitu kinerja karyawan. Untuk menghitung koefisien korelasi

digunakan rumus Spearman’s rho. Kegunaan uji Spearman’s rho atau analisis

korelasi adalah untuk mencari hubungan variabel bebas (X) dengan variabel

[image:36.595.113.525.383.570.2]

terikat (Y) dan data berbentuk ordinal.

Tabel 4.25

kepemimpina n

motivasi kerja

Spearman's rho

Kepemimpina n

Correlation Coefficient

1,000 ,670**

Sig. (2-tailed) . i,000

N 51 51

motivasi kerja

Correlation Coefficient

,670** 1,000

Sig. (2-tailed) ,000 .

N 51 51

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan uji hipotesis yang dilakukan peneliti dengan menggunakan

program SPSS 21,0, diperoleh angka probabilitas hubungan antar variabel

“kepemimpinan” dan “motivasi kerja” adalah sebesar 0,000. Untuk menentukan

(37)

H0 ditolak dan Ha

Berdasarkan hasil uji hipotesis didapat angka hasil korelasi adalah ,670

atau r = 0,670. Selanjutnya untuk melihat tinggi rendahnya korelasi digunakan

skala Guilford yang dapat dilihat pada tabel uji hipotesis. Interpretasi nilai r.

Berdasarkan skala tersebut 0,670 terletak antara 0,41 – 0,70, maka dapat

disimpulkan bahwa hubungan kepemimpinan terhadap motivasi kerja menunjukan

korelasi yang cukup berarti.

diterima. Artinya adalah terdapat pengaruh antara

kepemimpinan terhadap motivasi kerja pegawai PT. Perusahaan Gas Negara

(Persero).

Sedangkan untuk menyatakan besar kecilnya pengaruh variabel X

terhadap variabel Y akan ditentukan dengan rumus koefisien determinan yaitu:

KP = r2 x 100%

Dengan demikian nilai koefisien determinan adalah :

KP = x 100%

=44,89 %

Maka diperoleh kesimpulan bahwa, variabel kepemimpinan memberikan

pengaruh terhadap variabel motivasi kerja sebesar 44,89 %. Dimana terdapat

(38)

Penelitian ini menggunakan teori kepemimpinan dan motivasi. Teori

kepemimpinan menjelaskan tentang kemampuan untuk memberikan pengharuh

yang konstruktif kepada orang lain untuk melakukan suatu usaha koo-peratif

mencapai tujuan yang sudah dicanangkan. Kepemimpinan juga merupakan fungsi

dan keefektifan operasional pada pengambilan keputusan di suatu organisasi atau

perusahaan. Seorang pemimpin merupakan salah satu unsur penting dalam

menentukan pencapaian tujuan perusahaan, untuk mencapai tujuan perusahaan

tersebut, seorang pemimpin harus mampu mempengaruhi dan mendorong

karyawannya agar dapat bekerja dan melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik.

Seorang pemimpin harus mempunyai kemampuan untuk memberikan

dorongan-dorongan atau memberi motivasi kepada bawahannya, baik motivasi secara

financial atau nonfinansial. Motivasi merupakan suatu kondisi yang mendorong

atau menjadi sebab seseorang melakukan sesuatu perbuatan (kegiatan).

Berdasarkan hasil uji hipotesis didapat angka hasil korelasi adalah ,670 atau

r = 0,670. Selanjutnya untuk melihat tinggi rendahnya korelasi digunakan skala

Guilford yang dapat dilihat pada tabel uji hipotesis. Interpretasi nilai r.

Berdasarkan skala tersebut 0,670 terletak antara 0,41 – 0,70, maka dapat

disimpulkan bahwa hubungan kepemimpinan terhadap motivasi kerja menunjukan

korelasi yang cukup berarti.

Angka probabilitas yang diperoleh sebesar 0,000, yaitu < 0,05, maka H0

ditolak dan Ha diterima. Artinya adalah terdapat pengaruh antara kepemimpinan

terhadap motivasi kerja pegawai PT. Perusahaan Gas Negara (Persero). Karena

perhitungan nilai thitung menunjukkan signifikansi, artinya hipotesis yang diterima

(39)

Kepemimpinan merupakan rangkaian kegiatan penataan berupa kemampuan

mempengaruhi orang lain dalam situasi tertentu agar bersedia bekerjasama untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini kepemimpinan berfungsi

sebagai motivasi atas dasar kekuasaan untuk mengajak, mempengaruhi, dan

menggerakkan orang-orang lain guna melakukan sesuatu demi pencapaian suatu

tujuan tertentu.

Koefisien determinan dalam penelitian ini adalah 44,89%. Maka diperoleh

kesimpulan bahwa, variabel kepemimpinan memberikan pengaruh terhadap

variabel motivasi kerja pegawai sebesar 44,89%. Dimana terdapat 55,11 % yang

mempengaruhi motivasi kerja pegawai. Hal-hal lain yang dapat mempengaruhi

kerja pegawai berdasarkan pengamatan peneliti, ini bisa dipengaruhi dari

kemampuan pemimpin dalam iklim komunikasi organisasi maupun kemampuan

(40)

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat

ditarik kesimpulan, sebagai berikut :

1. Kepemimpinan di PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, dapat

dikatakan berhasil dalam memotivasi pegawainya, hal ini dilihat dari

proses komunikasi yang terjalin antar pegawai dan pemimpin. Pemberian

pelatihan dan pengembangan diri bagi para pegawai dan target kerja yang

tercapai semua dapat terlaksana dengan baik dan menunjukkan hasil yang

memuaskan.

2. Tingkat motivasi kerja pegawai tergolong tinggi, hal ini dilihat

dari bersedianya pegawai untuk bekerja keras dan bertanggung jawab.

Bekerja keras dan bertanggung jawab tersebut terlihat dari kemauan

pegawai menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan target yang ditetapkan.

Hal ini tentunya tidak terlepas dari dukungan pemimpin yang memberi

semangat kepada para pegawainya dalam mengerjakan tugas-tugas yang

diberikan

3. Hasil uji hipotesa menunjukkan angka yang diperoleh yaitu < 0,05 yan

artinya Ho ditolak dan Ha diterima, yaitu bahwa Terdapat Pengaruh antara

Kepemimpinan terhadap Motivasi Kerja Pegawai PT. Perusahaan Gas

Negara (Persero) Tbk. Dimana dapat dilihat Kepemimpinan mempunyai

hubungan yang positif dan signifikan terhadap motivasi kerja pegawai

pada PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk., kemudian berdasarkan

koefisien korelasi dengan menggunakan skala Guilford diperoleh angka,

(41)

5.2.1 Saran dalam Kaitan Akademis

Penelitian di bidang komunikasi organisasi sebenarnya menarik

dan perlu ditingkatkan, namun masih tersulitkan dalam mendapatkan

literatur oleh karena itu Peneliti menyarankan tambahan literatur di bidang

komunikasi organisasi, khususnya tentang: budaya organisasi, iklim

organisasi, kepemimpinan dan jaringan komunikasi. Tambahan literatur

berguna untuk menambah wawasan mahasiswa dan memudahkan

penelitian serupa untuk kedepannya. Khususnya untuk Perpustakaan FISIP

USU perlu juga meningkatkan teknologi agar memudahkan Mahasiswa

dalam mengakses buku-buku yang diperlukan.

5.2.2 Saran dalam Kaitan Praktis

Pemimpin hendaknya senantiasa menambah pengetahuan dan

keterampilannya di bidang komunikasi organisasi, kepemimpinan,

kemudian mengadakan pelatihan bagi pegawai agar mereka terampil

dalam bekerja dan bisa berprestasi.

5.2.3 Saran Responden Penelitian

Bagi karyawan, tingkatkan terus pengetahuan dan kemampuan

dalam bekerja, bertanggung jawab terhadap tugas-tugas yang diberikan,

mau menerima masukan sehingga mendapatkan kepercayaan dari atasan

(42)

URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori

Kerangka teori adalah bagran dari penelitian, tempat peneliti memberikan

penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan variabel pokolq sub variabel

atau pokok masalah yang ada dalam penelitiannya (Arikunto, 1995:93). Adapun

teori yang dianggap relevan dengan penelitian ini adalah komunikasi organisasi,

teori kepemimpinan, teori sifat, teori perilaku, teori berdasarkan onse-ciri,

motivasi, dan teori motivasi Abraham Maslow.

2.1.1) Komunikasi Organisasi

Menurut Redding dan Sanbom mengatakan bahwa komunikasi organisasi

adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang komplek.

Yang termasuk dalam bidang ini adalah komturikasi internal, hubungan manusia

hubungan persatuan pengelola, komunikasi downward atau komunikasi dari

atasan kepada bawahan komunikasi upward atau komunikasi dari bawahan

kepada atasan, komunikasi horizontal atal komunikasi dari orang-orang yang

sama level/tingkatannya dalam organisasi, keterampilan berkomunikasi dan

berbicara, mendengarkan, menulis dan komunikasi evaluasi program. (dalam

Muhammad, 2004:65)

Wursanto mengartikan komunikasi organisasi ialah suatu proses

penyampaian informasi, ide-ide diantara para anggota organisasi secara timbal

balik dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan (2005:158). Mengutip

pendapat Pace dan Faules (2001:31-33) komunikasi organisasi adalah prilaku

pengorganisasiaan yang terjadi atau bagaimana mereka yang terlibat dalam proses

itu bertransaksi dan memberi makna atas apa yang sedang terjadi. Dan lebih

(43)

disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan

organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan

berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo,

kebijakan, pemyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi

informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada

organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual.

2.1.1.1) Fungsi Komunikasi Organisasi

Aktivitas komunikasi dapat menghubungkan antarmanusia dan

antarkelompok dalam sebuah organisasi, yang berarti komunikasi organisasi

memiliki suatu fungsi. Menurut Condrad terdapat 3 fungsi komunikasi organisasi

[image:43.595.108.516.402.653.2]

sebagaimana terlihat dari tabel di bawah ini:

Tabel 2.1

Fungsi Komunikasi Organisasi

Fungsi Komando Fungsi Relasi

1. Mengarahkan dan membatasi tindakan

2. Menangani dan membatasi tampilan yang dekat melalui umpan balik

3. Menggunakan publikasi dan instruksi

1. Menciptakan dan melanjutkan fungsi impersonal dalam organisasi

2. Membuat negosiasi antar unit kegiatan

3. Menentukandan mendefenisikan peran organisasi

Fungsi komunikasi untuk mengambil keputusan dalam suasana yang ambigu dan tidak pasti

1. Menjaga keseimbangan antara kepentingan organisasi dengan kepentingan individual

2. Mengelola pelbagai akibat yang ditinggalkan atau memelihara tradisi organisasi

3. Menciptakan perspektif bagi peluang pembagian

pengalaman/pemerkayaan kerja

(44)

komando , yaitu (1) pengarahan, yang terlaksana melalui instruksi dan publikasi; dan (2) umpan balik yang menunjukkan siapa yang sudah mengikuti apa yang diperintahkan.

- Fungsi relasi: komunikasi organisasi juga bertujuan untuk memenuhi fungsi relasional. Tujuannya menciptakan relasi kerja bagi peningkatan produksi organisasi.

- Fungsi mengelola suasana yang tidak pasti: komunikasi organisasi berfungsi mendorong para pegawai untuk memilih keputusan yang komplikatif dalam organisasi (dalam Liliweri, 2004: 67).

Menurut Goldhaber (1986) komunikasi organisasi adalah proses

menciptakan dan menukar pesan dalam suatu jaringan hubungan yang saling

tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang sering berubah-ubah.

Komunikasi organisasi mempunyai peranan penting dalam memadukan

fungsi-fungsi manajemen dalam suatu perusahaan yaitu:

1) Menetapkan dan menyebarluaskan tujuan perusahaan.

2) Menyusun rencana untuk mencapai tujuan yamg telah ditetapkan.

3) Melakukkan pengorganisasian terhadap sumberdaya manusia dan sumber daya lainnya dengan cara efektif.

4) Memimpin, mengarahkan, memotivasi dan menciptakan iklim yang menimbulkan keinginan orang untuk member kontribusi.

5) Mengendalikan prestasi (dalam Purba, 2006:112-113).

Sedangkan menurut Robbins (2003:4-5), ada 4 fungsi komunikasi didalam

sebuah organisasi :

1. Pengendalian prilaku anggota dengan beberapa cara, agar petunjukpetunjuk ditaati oleh bawahan.

2. Motivasi, membantu perkembangan motivasi dengan menjelaskan kepada karyawan apa yang harus dilakukan, bagaimana seberapa baikmereka bekerja, dan apa yang harus dikerjakan untuk memperbaikikinerja dibawah standar.

3. Sarana pengungkap emosi (kepuasan, frustasi, dll).

(45)

Komunikasi dalam suatu perusahaan adalah unsur terpenting. Karena

dalam komunikasi ada interaksi sosial yang ditandai adanya pertukaran makna

untuk menyatukan perilaku atau tindakan setiap individu.

Dengan adanya komunikasi maka akan memudahkan pimpinan dalam

menyampaikan informasi kepada karyawan guna mencapai tujuan utama

perusahaan. Selain itu juga akan memudahkan karyawan dalam menyampaian

gagasan atau bahkan keluhan kepada pimpinan. Hal ini penting juga untuk dapat

meningkatkan loyalitas dan totalitas mereka dalam bekerja, jika keluhan dan

gagasan mereka ditanggapi dengan bijak.

Dalam berkomunikasi terdapat arus informasi yang perlu diperhatikan,

untuk itu akan dibahas berdasarkan tempat dimana khalayak sasaran berada, yaitu

komunikasi internal, komunikasi diagonal, komunikasi ekternal (Sholeh,

2000:212)

a.Komunikasi Internal

Komunikasi internal adalah komunikasi yang terjadi di dalam organisasi

atau perusahaan. Dalam penerapan komunikasi beragam karena sesuai dengan

struktur organisasi. Komunikasi dalam organisasi bisa terjadi diantara orang yang

memiliki level kepangkatan yang sama, diantara pimpinan dan bawahan, dan

lain-lain.

Berdasarkan alur komunikasi yang terjadi di dalam organisasi, maka

komunikasi internal terbagi menjadi 4 (empat) jalur yaitu vertikal, horizontal,

diagonal, dan grapvine.

1. Komunikasi Vertikal

Komunikasi vertikal adalah arah arus komunikasi yang terjadi dari atas ke

bawah (downward communication) dan dari bawah ke atas (upward

communication). Pada downward communication, pimpinan menyampaikan pesan

kepada bawahan. Alur ini memiliki fungsi sebagai berikut:

a) Pemberian atau penyampain intruksi kerja, bentuknya perintah, arahan, penerangan, manual kerja, uraian tugas.

(46)

mengapa mereka mengerjakan tugas tersebut.

c) Penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku seperti bagaimana waktu kerja, cara pengaturan gaji, asuransi kesehatan, dan lain-lain.

d) Penyampaian informasi mengenai bagaimana penampilan pekerja, baik itu penampilan fisik maupun penampilan kemampuan menjalankan pekerjaan dan memperlihatkan daya tahan dalam keberhasilan kerja.

e) Pemberian informasi bagaimana mengembangkan misi perusahaan.

Selain di atas, komunikasi juga mengalir dari bawahan ke atasan atau

Upward communication. Metode yang digunakan dalam penyampaian informasi

bisa dengan lisan, tulisan, gambar, skema, atau kombinasi diantara semuanya.

Metode upward communication memiliki beberapa fungsi, yaitu:

a) Penyampaian informasi mengenai pekerjaan yang sudah dan yang belum selesai dilaksanakan.

b) Penyampaian saran-saran perbaikan dari bawahan. c) Membantu pemimpin dalam pengambilan keputusan.

2. Komunikasi horizontal

Komunikasi horizontal yaitu arus informasi yang terjadi secara mendatar

atau sejajar di antara para pekerja dalam satu unit. Menurut soleh Soemirat dan

Elvinaro Ardianto dalam buku Komunikasi Organisasional, tujuan dari arus

informasi ini antara lain:

a) Mengkoordinasikan pengerjaan tugas

b) Bertukar informasi dalam rencana dan kegiatan c) Mengatasi masalah

d) Mendapatkan pemahaman bersama

e) Memusyawarahkan, negosiasi, dan menengahi perbedaan f) Membangun dukungan interpersonal.

Dalam penerapan jalur komunikasi horizontal banyak metode yang

digunakan para karyawan, misalnya percakapan pada saat istirahat, percakapan

melalui telefon, menggunakan memo, dengan diadakanya rapat diantara para

(47)

diperlukan khusunya bagi para pekerja pada level bawah guna menghemat waktu.

Dalam penggunaan alur ini diperlukan dua syarat yakni:

a) Setiap pekerja melakukan komunikasi secara diagonal harus memperoleh izin dari atasanya langsung

b) Setiap pekerja yang melakukan komunikasi diagonal harus menginformasikan hasil yang dicapai kepada atasan langsung.

4. Grapvine

Grapvine adalah perkataan Inggris untuk tanamanan anggur dan karena

tanaman ini menjalar tanpa arah dan bentuk tertentu, kadang-kadang seperti spiral

dan lingkaran yang kait mengait maka perkataan inilah yang dipilih untuk sistem

komunikasi informal (Phil, 1986:98). Grapevine biasanya disebut juga sebagai

rumors. Komunikasi ini bebas hambatan karena berlangsung dari mulut ke mulut,

selain itu informasi yang disampaikan sering kali tidak lengkap yang

memungkinkan disalah artikan, namun begitu umumnya 75% sampai 90% pesan

Grapevine akurat yang berkaitan dengan situasi tempat kerja.

b.Komunikasi Eksternal

Komunikasi eksternal ialah komunikasi antara orang-orang yang berada di

dalam dengan khalayak di luar organisasi.

Adapun tujuan utama dilaksanakan komuniksi eksternal oleh sebuah organisasi

adalah:

1) Untuk membina dan memelihara hubungan yang baik

2) Untuk menciptakan opini publik yang menguntungkan

3) Untuk memelihara dan menjaga citra organisasi agar tetap positif.

2.1.2) Organisasi dan Komunikasi

Istilah organisasi berasal dari bahasa Latin organizare, yang secara

harafiah berarti paduan dari bagian-bagan yang satu sama lainnya saling

bergantung. Di antara para ahli ada yang menyebut paduan itu sistem, ada juga

(48)

peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam

mencapai tujuan organisasi itu. Ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk

komunikasi apa yang berlangsung dalam organisasi, metode dan teknik apa yang

dipergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana prosesnya faktor-faktor apa

yang menjadi penghambat, dan sebagainya. Jawaban-jawaban bagi

pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah untuk bahan telaah untuk selanjutnya menyajikan

suatu konsepsi komunikasi bagi suatu organisasi tertentu berdasarkan jenis

organisasi, sifat organisasi, dan lingkup organisasi dengan memperhitungkan

situasi tertentu pada saat komunikasi dilancarkan.

Sendjaja (1994) menyatakan fungsi komunikasi dalam organisasi adalah

sebagai berikut:

1. Fungsi informatif. Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi. Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti. Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan informasi untuk melaksanakan pekerjaan, di samping itu juga informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti, dan sebagainya.

(49)

sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.

4. Fungsi integratif. Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi yang dapat mewujudkan hal tersebut, yaitu: a. Saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (buletin, newsletter) dan laporan kemajuan organisasi. b. Saluran komunikasi informal seperti perbincangan antar pribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahrag4 ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi.

Griffin (2003) dalam A First Look at Communication Theory, membahas

komunikasi organisasi mengikuti teori management klasik, yang menempatkan

suatu bayaran pada daya produksi, presisi, dan efisiensi. Adapun prinsip-prinsip

dari teori managernent klasikal adalah sebagai berikut:

1. kesatuan komando-suatu karyawan hanya menerima pesan dari satu atasan 2. rantai skalar- garis otoritas dari atasan ke bawahan yang bergerak dari atas

sampai ke bawah untuk organisasi; rantai ini, yang diakibatkan oleh prinsip kesatuan komando, harus digunakan sebagai suatu saluran untuk pengambilan keputusan dan komunikasi.

3. divisi pekerjaan- manegement perlu arahan untuk mencapai suatu derajat tingkat spesialisasi yang dirancang trrtuk mencapai sasaran organisasi dengan suatu cara efisien.

4. tanggung jawab dan otoritas- perhatian harus dibayarkan kepada hak untuk memberi order dan ke ketaatan seksama; suatu ketepatan keseimbangan antara tanggung jawab dan otoritas harus dicapai.

5. disiplin- ketaatan, aplikasi, energi, perilaku dan tanda rasa hormat yang keluar seturut kebiasaan dan aturan disetujui.

6. mengebawahkan kepentingan individu dari kepentingan umum melalui contoh peneguhan, persetujuan adil, dan pengawasan terus-menerus.

Terdapat 4 peran pemimpin dalam organisasi, yaitu:

1. memproduksi

2. menjalankan roda organisasi

3. memberikan informasi

(50)

tingkah laku yang mengandung indikasi serangkaian tugas yang perlu

dilaksanakan oleh seorang pemimpin adalah:

1) membengkitkan kepercayaan dan loyalitas bawahan 2) mengkomunikasikan gagasan kepada orang lain 3) dengan berbagai cara mempengaruhi orang lain

4) seorang pemimpin adalah seorang besar yang dikagumi dan mempesona yang dibanggakan oleh para bawahan (Wahjosumidjo 2002:40).

Wahjosumidjo juga mengemukakan 4 (empat) macam tugas penting

seorang pemimpin yaitu :

1. Mendefinisikan misi dan peranan organisasi

Misi dan peranan organisasi dapat dirumuskan dengan baik apabila seorang pemimpin lebih dulu memahami asumsi struktural sebuah organisasi.

2. Pemimpin merupakan pengejawantahan tujuan organisasi Dalam tugas ini pemimpin harus menciptakan kebijaksanaan ke dalam tatanan atau keputusan terhadap sarana untuk mencapai tujuan yang direncanakan.

3. Mempertahankan keutuhan organisasi

Pemimpin bertugas untuk mempertahankan keutuhan organisasi dengan melakukan koordinasi dan kontrol melalui dua cara, yaitu melalui otoritas, peraturan, literally, melalui pertemuan, dan koordinasi khusus terhadap berbagai peraturan.

4. Mengendalikan konflik internal yang terjadi di dalam organisasi

Secara umum, tugas-tugas pokok pemimpin dalam organisasi antara lain :

1. Melaksanaan Fungsi Managerial, yaitu berupa kegiatan pokok meliputi pelaksanaan :

- Penyusunan Rencana

- Penyusunan Organisasi Pengarahan Organisasi Pengendalian Penilaian - Pelaporan

2. Mendorong (memotivasi) bawahan untuk dapat bekerja dengan giat dan tekun

3. Membina bawahan agar dapat memikul tanggung jawab tugas masing masing secarabaik

(51)

Ada beberapa pendapat pakar tentang pengertian kepemimpinan, antara

lain adalah sebagai berikut: Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam

situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau

beberapa tujuan tertentu (Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961; 24).

Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk

mencapai tujuan yang diinginkan. (Shared Goal, Hemhiel & Coons, 1957; 7).

Menurut Kartono (2005:153). kepemimpinan adalah kemampuan untuk

memberikan pengaruh yang konstruktif kepada orang lain untuk melakukan satu

usaha kooperatif mencapai tujuan yang sudah di canangkan. Begitupun

kepemimpinan menurut Sutarto (1998: 25) adalah rangkaian kegiatan penataan

berupa kemampuan mempengaruhi perilaku orang lain dalam situasi tertentu agar

bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Kepemimpinan juga merupakan fungsi dari keefektifan operasional pada

pengambilan keputusan di suatu organisasi atau perusatraan. Jadi, apabila

pemimpin mampu dengan tangkas, cerdas, cepat, dan arif bijaksana mengambil

keputusan yang tepat, maka organisasi atau perusatraan bisa berfungsi secara

efektif dan produktif.

Suatu kepemimpinan merupakan masalah relasi dan pengaruh antara

pemimpin dan yang di pimpin. Kepemimpinan tersebut muncul dan berkembang

sebagai hasil dari interaksi otomatis di antara pemimpin dan individu-individu

yang dipimpin (ada relasi interpersonal). Kepemimpinan ini bisa berfungsi atas

dasar kekuasaan untuk mengajak, mempengaruhi, dan menggerakkan orang –

orang lain guna melakukan sesuatu, demi pencapaian suatu tujuan tertentu.

Dalam kepemimpinan ini terdapat hubungan antar manusia, yaitu

hubungan mempengaruhi (dari pemimpin) dan hubungan kepatuhan-ketaatan para

pengikut/bawahan karena di pengaruhi oleh kewibawaan pemimpin. Para

pengikut terkena pengaruh kekuatan dari pemimpinnya dan bangkitlah secara

(52)

sosial, sebab prinsip-prinsip, definisi, dan teori-teorinya diharapkan dapat

bermanfaat bagi usaha peningkatan taraf hidup manusia. Seperti ilmu-ilmu lain

kepemimpinan sebagai cabang ilmu bertujuan untuk:

1. memberikan pengertian menganai kepemimpinan secara luas,

2. menafsirkan dari tingkah laku pemimpin, dan

3. pendekatan terhadap permasalahan sosial yang dikaitkan d

Gambar

Tabel 3.1 Penarikan Sampel
Tabel 4.1 Usia
Tabel 4.2 Jenis Kelamin
Tabel 4.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk untuk mengetahui tingkat pemahaman karyawan dalam penerapan budaya organisasi

Dokumen ini merupakan dokumen resmi PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk yang tidak memerlukan tanda tangan karena dihasilkan secara elektronik oleh sistem pelaporan

mengenai Pemberitahuan Rencana Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham dengan ini, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk memberitahukan kepada para pemegang saham bahwa

mengenai Pemberitahuan Rencana Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham dengan ini, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk memberitahukan kepada para pemegang saham bahwa

Dalam menjalankan fungsi delegasi, pemimpin memberikan pelimpahan wewenang membuay atau menetapkan keputusan. Fungsi delegasi sebenarnya adalah kepercayaan ssorang pemimpin

Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Calon Karyawan yang mengikuti tahapan tersebut diatas akan mendapat fasilitas dari PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk berupa dari biaya transportasi

(Jakarta, 29/9/2010) PT Transportasi Gas Indonesia (“Transgasindo”) anak perusahaan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (“PGN” atau “Perusahaan”) melaporkan keadaan