Ardana, Komang; Mujiati, Ni Wayan; Anak Agung. 2008. Perilaku Keorganisasian. Yogyakarta: Graha Ilmu
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Bungin, Burhan. 2010. Metodologi penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Daft, Richard.L..2002. Manajemen. Jakarta: Erlangga
Darsono, Max, dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press
Dimyati, Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Griffin, E.M. 2003. A First Look At Communication Theory. New York: Mcgraw-Hill Companies
Indriyo G., dan Sudita, Nyoman. 1997. Perilaku Keorganisasian, edisi pertama. Yogyakarta: BPFE
Kartono, Kartini.2005. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Pelaksana
Krisyantono, Rachmat.2008. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana
Liliweri, Alo. 2004. Wacana Komunikasi Organisasi. Bandung: Mandar Maju.
Hasibuan, Malayu, SP..2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara
Mangkunegara. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Manullang, M. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Ghalia Indonesia
Muhammad, Arni. 2009. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara
Nawawi, Hadari. 2001. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada Press Rosdakarya
Nirman, Umar.1999. Perilaku Organisasi. Surabaya: CV. Citra Media
Purba, Amir. dkk. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi, Medan: Pustaka Bangsa Press
Rivai, Prof. Dr. veithal, M.B.A. 2009. MSDM untuk Perusahaan (Dari Teori ke Praktik). Edisi satu. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Indonesia. Jakarta: PT. Indeks
R. Wayne Pace dan Don F. Faules. 2011. Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan (terjemahan). Bandung: Rosdakarya
Sardiman, A.M.. 2007. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Sendjaja.1994. Teori-Teori Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka
Sugiyono.2006. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Siagian, P Sondang. 1994. Organisasi, Kepemimpinan dan Perilaku Adimnistrasi. Jakarta: Gunung Agung.
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 2008.Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES
Soleh, Soemirat,dkk. 2000. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Universitas Terbuka
Sunyoto, Danang. 2012. Teori, Kuesioner, dan Analisis Data Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: CAPS
Sutarto. 1998. Dasar-dasar Organisasi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press
Wahjosumidjo, 2002. Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta: Ghalia Indonesia
Wiryanto.2005. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Gramedia Wiasarana
Wursanto. 2005. Dasar-dasar Ilmu Organisasi. Yogyakarta: ANDI
Yayat, Djatmiko. 2002. Perilaku Organisasi. Bandung: Alfa Beta
Sumber Lain: www.pgn.co.id
METODOLOGI PENELITIAN
3.1Deskripsi Lokasi Penelitian
3.1.1) Sejarah Singkat PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk adalah suatu perusahaan
penyalur gas untuk kebutuhan rumah tangga, perusahaan, industri, dan
pemerintah, yang awal mula pendiriannya pada tahun 1859, dengan nama Firma
L.J.N Eindhoven & Co. Gravenhage, sebuah perseroan Belanda kala Belanda
menjajah wilayah Indonesia sebelum kemerdekaan Indonesia pada 1945. Pada
tahun 1863 berdasarkan Koninkijk Besluit No. 124 Firma ini mengubah namanya
menjadi NV. Netherland Indische Gas Maatschapiij. Setelah kemerdekaan
Indonesia pada 1945, Pemerintah Indonesia mengambil alih perusahaan tertanggal
23 Mei 1958 dan mengubah nama perusahaan menjadi Badan Pengambil Alih
Perusahaan-Perusahaan Listrik dan Gas (BP3L&G).
Kemudian, berdasarkan Peraturan Pemerintah NO. 67 tahun 1961 tanggal
29 Maret 1961 tentang Pendirian Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik
Negara, perusahaan ini dilebur kedalam Badan Pimpinan Umum Perusahaan
Listrik Negara (BPU-PLN), yaitu suatu badan pimpinan umum yang mempunyai
tugas untuk menyelenggarakan usaha untuk menguasai dan mengurus perusahaan
tertentu yang bergerak dalam bidang usaha kelistrikan, gas, dan kokas.
Pada 13 Mei 1965, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 1965
tentang pembubaran Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara dan
Pendirian Perusahaan Listrik Negara dan Perusahaan Gas Negara, BPU-PLN
dibubarkan dan selanjutnya didirikan PLN dan juga Perusahaan Gas Negara
(PGN), yang bergerak dalam bidang penyediaan tenaga gas dan industri gas
termasuk hasil tambahan dalam arti seluas luasnya. Perseroan didirikan
berdasarkan akta pendirian No. 486 tanggal 30 mei 1996, yang dibuat dihadapan
Adam Kasdarmadji, S.H, Notaris di Jakarta, yang telah memperoleh pengesahan
Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No.
tanggal 30 Agustus 1996, dan diumumkan dalam Lembaran Berita Negara
Republik Indonesia No. 80 tanggal 4 Oktober 1996, Tambahan NO. 8508
(selanjutnya disebut sebagai “Akta Pendirian”).
Pada tanggal 15 Desember 2003, PT. Perusahaan Gas Negara (Persero)
telah mencatatkan diri di Bursa efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya
(BES), melalui IPO (initial public offering), penawaran umum perdana penjualan
saham kepada publik. Dengan demikian PT. Perusahaan Gas Negara (Persero)
telah menjadi perusahaan publik, dan berubah bentuk menjadi PT. Perusahaan
Gas Negara (Persero) Tbk. www.pgn.co.id
3.1.2) Visi, Misi, dan Nilai Budaya PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
Setiap perusahaan pasti memiliki visi dan misi serta nilai budaya yang
bertujuan untuk membangun citra dan mencapai tujuan perusahaan tersebut.
Adapun visi dan misi PT. Persahaan Gas Negara (Persero) antara lain,
1) Visi PT. Perusahaan Gas Negara (persero) Tbk.
PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk memiliki visi menjadi
perusahaan kelas dunia dalam pemanfaatan gas bumi.
2) Misi PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.
Adapun misi perusahaan adalah meningkatkan nilai tambah Perusahaan
bagai stakeholders melalui:
a. Penguatan bisnis inti di bidang transportasi, niaga gas bumi dan
pengembangannya;
b. Pengembangan usaha pengolahan gas;
c. Pengembangan usaha jasa operasi, pemeliharaan dan keteknikan
yang berkaitan dengan industri migas;
Kemudian visi dan misi PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk ini
dicapai dengan mengedepankan budaya peruashaan yang terkandung dalam
ProCISE yang merupakan singkatan dari Profesionalism, Continuous
Improvement, Integrity, Safety, dan Excellent Service.
Adapun struktur organisasi PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) penulis
cantumkan dalam lampiran.
3.2 Metode Penelitian
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
korelasional. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang dimaksudkan
untuk mengatahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel
(Arikunto, 2005:247). Dalam penelitian ini yang ingin dilihat peneliti adalah,
apakah ada hubungan antara Kepemimpinan terhadap Motivasi Kerja Pegawai PT.
Perusahaan Gas Negara SBU Distibusi III.
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kantor PT. Perusahaan Gas Negara (Persero)
SBU Distribusi III yang terletak di Jl. Imam Bonjol No. l5D Medan. Penelitian ini
dilakukan dari bulan Februari 2014 sampai Mei 2014.
3.4 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari
manusia, benda, hewan dan tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala atau
peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam
penelitian (Nawawi, 2001:l4l). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
pegawai yang bekerja di berbagai unit kantor SBU Distribusi III PT. Perusahaan
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti dengan
menggunakan cara-cara tertentu. Peneliti dapat menggunakan persentase untuk
menakar pembagian yang berimbang. Jumlah populasi dalam penelitian ini yaitu
204 orang yang bekerja di berbagai unit. Peneliti dapat menggunakan persentase
untuk menakar pembagian yang berimbang. Apabila subjeknya kurang dari 100,
lebih baik di ambil semua sehingga penelitiannnya merupakan penelitian populasi.
Tetapi, jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25%
atau lebih (Arikunto,2005:134). Dalam hal ini peneliti menetapkan
masing-masing unit diwakili oleh 25% dari jumlah seluruh unit. Sehingga sampel
penelitian yaitu: 25% x 204= 51 orang.
3.6 Teknik Penarikan Sempel
Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Statified Proportional Sampling
Dalam teknik Statified Proportional Sampling populasi dikelompokkan ke
dalam kelompok atau kategori yang disebut strata, yang bisa berupa usia, kota,
jenis kelamin, agama, jabatan, tingkat penghasilan dan sebagainya yang bertujuan
untuk membuat sifat homogen dari populasi yang heterogen. Dalam teknik ini,
setiap strata diambil jumlah yang proporsional dengan besar.
setiap strata memungkinkan untuk memberi peluang kepada populasi yang
lebih kecil untuk tetap dipilih sebagai sampel (Krisyantono,2008:79), yaitu
nl : Jumlah pegawai
n : Jumlah sampel keseluruhan populasi
N : Jumlah populasi
Berdasarkan rumus tersebut dapat dilihat distribusi sampel pada setiap unit kerja
yaitu:
Tabel 3.1 Penarikan Sampel
No. Unit Kerja Populasi Penarikan Sampel
Sampel
1. General Manager 3 1 orang
2. Pengendalian Kinerja dan
Hukum
7 2 orang
3. Enjiniring dan
Pembangunan
28 7 orang
4. Operasi dan
Pemeliharaan
25 6 orang
5. Integritas Jaringan dan
K3PL
15 4 orang
6. Penjualan dan Layanan 13 3 orang
7. Keuangan & SDM 23 6 orang
8. Logistik dan
Administrasi Umum
90 22 orang
Jumlah 204 orang 51 orang
Agar diperoleh data yang objektif, maka penulis menggunakan teknik
untuk memperoleh data tersebut melalui cara:
a. Penelitian Lapangan (field research)
Penelitian lapangan ini merupakan data primer yang diperoleh dengan cara
terjun ke lapangan terhadap objek yang telah dipilih yaitu dengan cara
mengedarkan kuesioner. Kuesioner yaitu suatu daftar yang berisikan suatu
rangkaian pertanyaan mengenai suatu hal atau suatu bidang, Kuesioner ini
dimaksudkan sebagai daftar pertanyaan untuk memperoleh
jawaban-jawaban dari para responden.
b. Penelitian Kepustakaan
Penelitian kepustakaan ini merupakan data sekunder yakni data yang dapat
melalui kepustakaan dengan mempelajari buku-buku, jurnal, majalah
majalah, bahan perkuliahan yang kiranya punya relevansi langsung dengan
masalah penelitian penulis.
3.8 Teknik Analisis Data
Adapun langkah-langkah dalam mengolah datayang diperoleh adalah
sebagai berikut:
a. Analisis Tabel Tunggal
Analisis tabel tunggal dilakukan dengan membagi-bagikan variabel
penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi.
Tebel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisis data yang
terdiri dari dua kolom persentase untuk setiap kate gori (Singarimbun,
Teknik yang digunakan untuk menganalisa dan mengetahui variabel yang
satu memiliki hubungan dengan variabel yang lainnya, sehingga dapat
diketahui apakah variabel tersebut positif atau negatif (Singarimbun,
2008:273).
1. Uji Hipotesa
Uji hipotesa adalah pengujian data statistic untuk mengetahui data
hipotesa yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Untuk menguji tingkat
hubungan diantara kedua variable yang dikorelasikan, maka peneliti
menggunakan rumus Spearman's Rho.
Keterangan :
rs= Koefisien Korelasi Rank Spearman
N= jumlah sampel
di2 = jumlah perbedaan ranking pada tiap pasangan yang dikuadratkan
Untuk menguji signifikan apakah masing-masing variabel berpengaruh
dengan menggunakan rumus:
Keterangan:
t = hasil test signifikansi
rs = angka indeks Rank Spearman
n: jumlah sampel
Jika > , maka hubungan signifikan (Ha diterima)
Jika Jika < , maka hubungan tidak signifikan (Ho diterima) (Bungin,
digunakan skala Guilford atau koefisien asosiasi, sebagai berikut :
<0,20 : Hubungan rendah sekali
0,20-0,40 : Hubungan rendah tapi pasti
0,41-0, 70 : Hubungan cukup berarti
0,71-0,9 : Hubungan kuat dan tinggi
>0,91 : Hubungan kuat sekali, sangat tinggi dan bisa diandalkan.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Tahapan Pelaksanaan Penelitian
4.1.1 Pelaksanaan Pengumpulan Data
Pada saat melaksanakan penelitian, peneliti melakukan beberapa tahapan
dalam proses pengumpulan data. Adapun tahapan-tahapannya adalah sebagai
berikut:
1. Peneliti melakukan observasi pra penelitian di lokasi penelitian di Jl.
Imam Bonjol No. 15D Medan. Kemudian penulis mengajukan surat
permintaan atas data-data tentang PT. Perusahaan Gas Negara (Persero)
yang diperlukan peneliti untuk penelitian dan surat izin kepada HRD PT.
Perusahaan Gas Negara (Persero).
2. Peneliti melakukan studi kepustakaan di perpustakaan USU guna
mengumpulkan buku-buku yang berhubungan dengan judul penelitian
yang diteliti oleh peneliti. Selain dari sumber bacaan berupa buku,
majalah, atau brosur, peneliti juga memperoleh sumber bacaan lainnya
dari situs internet. Selanjutnya peneliti menyusun proposal penelitian dan
kuisioner penelitian setelah berkonsultasi dengan dosen pembimbing.
3. Pada Agustus 2014, peneliti menyebarkan kuisioner kepada pegawai PT.
Perusahaan Gas Negara (Persero) yang memenuhi criteria sampel yang
Setelah berhasil mengumpulkan data dari 45 responden, peneliti kemudian
melakukan pengolahan data dengan tahapan sebagai berikut:
1. Penomoran kuisioner
Penomoran kuisioner yaitu memberikan nomor urut pada setiap kuisioner
yang telah diisi oleh responden sebagai pengenal yakni nomor 01-51.
2. Editing
Editing yaitu proses pengeditan data jawaban responden untuk
memperjelas semua jawaban yang meragukan dan menghindari terjadinya
kesilapan pengisian kotak kode yang disediakan.
3. Coding
Coding yaitu proses pemindahan jawaban-jawaban responden ke kotak
kode yang telah disediakan di kuisioner dalam bentuk angka (score).
4. Invertarisasi Variabel
Invertarisasi Variabel yaitu data mentah yang diperoleh dimasukkan dalam
lembar FC sehingga memuat seluruh data dalam satu kesatuan.
5. Tabulasi Data
Tabulasi Data yaitu data dari FC dimasukkan ke dalam tabel. Tabulasi ini
terbagi atas tabulasi tunggal dan tabulasi silang. Sebaran dalam tabel
secara rinci meliputi kategori frekuensi, prersentase, dan selanjutnya
dianalisis menggunakan perangkat lunak SPSS versi 21.0.
6. Untuk mengukur tingkat hubungan diantara dua variabel, maka peneliti
menggunakan rumus Spearman’s Rho atau analisis korelasi adalah untuk
mencari hubungan variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) dan data
Analisis tabel tunggal merupakan suatu analisa yang dilakukan dengan
membagi-bagikan variabel penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan
atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisa
kolom yang merupakan sejumlah frekuensi dan persentasi untuk setiap kategori
(Singarimbun, 1995:266).
4.2.1 Karakteristik Responden
Karakteristik responden disajikan untuk mengetahui latar belakang
responen. Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah usia, jenis kelamin,
unit kerja, pendidikan terakhir dan lama bekerja pegawai PT. Perusahaan Gas
Negara (Persero).
Tabel 4.1 Usia
Sumber: P 1/F 3
Tabel 4.1 menunjukkan data mengenai usia responden. Dari 51 responden,
15 orang (29,4%) berumur 21-30 tahun, 18 orang (35,3%) berumur 31-40 tahun
dan 18 orang (35,3%) berumur lebih dari 50 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa
pegawai PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) yang berusia 21 s/d 50 tahun
jumlahnya berimbang atau hamper sama.
No. Usia F %
1. 21-30 15 29,4
2. 31-40 18 35,3
3. 41-50 18 35,3
Jenis Kelamin
Sumber: P 2/F 4
Tabel 4.2 mengenai jenis kelamin responden. Menunjukkan bahwa dari
51 responden, diketahui laki-laki sebanyak 27 orang (52,9%) dan responden
perempuan sebanyak 24 orang (47,1%). Secara umum pegawai PT. Perusahaan
Gas Negara (Persero) memang lebih banyak yang berjenis kelamin laki-laki
daripada perempuan, sehingga responden laki-laki lebih mudah untuk ditemui
daripada responden perempuan.
Tabel 4.3 Unit Kerja
No. Unit Kerja F %
1. General Manager 1 2,0
2. Pengendalian Kinerja dan Hukum
2 3,9
3. Enjiniring dan pengembangan
7 13,7
4. Operasi dan Pemeliharaan Umum
6 11,8
5. Integritas Jaringan dan K3PL
4 7,8
6. Penjualan dan Layanan 3 5,9
7. Keuangan dan SDM 6 11,8
8. Logistik dan Administrasi 22 43,1
Total 51 100,0
No. Jenis Kelamin F %
1. Laki-laki 27 52,9
2. Perempuan 24 47,1
Negara (Persero) pegawai Logistik dan Administrasi terbanyak jumlahnya yaitu
22 orang (43,1%). Hal ini karena PT Perusahaan Gas Negara SBU Distribusi III
yang terletak di Jl. Imam Bonjol merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
pengadaan dan penyalur jenis pipa gas untuk di distribusikan kepada masyarakat,
maka dari itu pegawai yang berada pada unit kerja Logistik dan Administrasi
berjumlah lebih banyak karena bertugas untuk merangkai aktivitas
merencanakan, mengorganisasi (mengatur dan menyusun), mengarahkan
(memberikan arah dan petunjuk), mengawasi, dan mengendalikan (melakukan
kontrol).
Tabel 4.4 Pendidikan Terakhir
No. Pendidikan Terakhir F %
1. SMA 4 7,8
2. Diploma 9 17,6
3. S1 38 74,5
Total 51 100,0
Sumber: P 4/F 6
Dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa mayoritas pegawai di PT Perusahaan
Gas Negara (Persero), memiliki tingkat pendidikan tinggi yakni S1 berjumlah 38
orang (74,5%). Hal ini karena PT Perusahaan Gas Negara (Persero) membutuhkan
sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dan kinerja yang baik maka dari
Lama Bekerja
Sumber:P5/F7
Tabel 4.5 menunjukan bahwa dari 51 pegawai responden PT. Perusahaan
Gas Negara (Persero) yang telah bekerja selama 0-10 tahun 27 orang (52,9%),
11-20 tahun 8 orang (15,7%) dan 21-30 tahun 16 orang (31,4%). Hal ini
menunjukkan bahwa pegawai PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) mayoritas
bekerja pada rentang waktu 0-10 tahun.
Tabel 4.6
Cara Pemimpin berkomunikasi
No. Cara Pemimpin berkomunikasi
F %
1. Tidak Memahami 0 0
2. Kurang Memahami 7 13,7
3. Memahami 34 66,7
4. Sangat memahami 10 19,6
Total 51 100,0
Sumber: P 6/F 8
No. Lama Bekerja F %
1. 0-10 27 52,9
2. 11-20 8 15,7
3. 21-30 16 31,4
menyatakan sangat memahami cara pemimpin berkomunikasi.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pegawai PT
Perusahaan Gas Negara (Persero) memahami cara berkomunikasi pemimpinnya,
hal itu terlihat pada saat pemimpin memberikan tugas kepada para pegawai di
setiap unit kerja. Para pegawai dapat mengerti dengan jelas tugas yang diberikan
oleh pemimpin, itu terjadi karena para pegawai memahami cara berkomunikasi
pemimpin dalam menyampaikan tugas yang diberikan. Dalam hal ini pemimpin
dapat berkomunikasi ataupun menyampaikan pesan dengan baik sehingga para
pegawai dapat memahaminya.
Tabel 4.7
Komunikasi yang baik dari Pemimpin
No. Komunikasi yang baik dari Pemimpin
F %
1. Tidak Mampu 0 0
2. Kurang Mampu 9 17,6
3. Mampu 31 60,8
4. Sangat Mampu 11 21,6
Total 51 100,0
Sumber: P 7/ F 9
Berdasarkan Tabel 4.7 menjelaskan apakah pemimpin melakukan
komunikasi dengan baik. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa dari 51
responden pegawai PT Perusahaan Gas Negara (Persero), ada 9 responden yang
menyatakan pemimpin kurang mampu berkomunikasi dengan baik. Sementara 31
responden (60,8%) menyatakan pemimpin mampu berkomunikasi dengan baik,
bahkan 11 (21,6%) responden menyatakan bahwa pemimpin mereka sangat
berkomunikasi dengan baik kepada para pegawainya. Kemampuan berkomunikasi
dengan baik sangat penting dimiliki oleh seorang pemimpin untuk membina
hubungan, memotivasi, dan mengarahkan para pegawainya guna memperlancar
usaha dan untuk mencapai tujuan perusahaan.
Tabel 4.8
Bimbingan, arahan, dan dorongan dari Pemimpin No. Bimbingan, arahan, dan
dorongan dari
Pemimpin F %
1. Tidak Sering 1 2
2. Kurang Sering 9 17,6
3. Sering 32 62,7
4. Sangat Sering 9 17,6
Total 51 100,0
Sumber: P 8/F 10
Tabel 4.8 menjelaskan tentang bagaimana pemimpin memberi bimbingan,
arahan, dan dorongan kepada para pegawai. Dari 51 responden pegawai PT
Perusahaan Gas Negara (Persero), hanya terdapat 1 orang (2%) responden yang
menyatakan tidak sering diberikan bimbingan, arahan, dan dorongan oleh
pemimpin. Sementara mayoritas pegawai sebanyak 32 orang (62,7%) responden
menyatakan bahwa pemimpin sering memberi mereka bimbingan, arahan dan
dorongan.
Berdasarkan uraian diatas tersebut ini dapat disimpulkan bahwa pemimpin
sering memberi bimbingan, arahan dan dorongan kepada para pegawai. Hal
tersebut di lakukan pemimpin untuk menciptakan prestasi dan suasana kondusif,
Kesempatan bagi para pegawai
No. Kesempatan bagi para pegawai
F %
1. Tidak Memberi 0 0
2. Kurang Memberi 7 13,7
3. Memberi 33 64,7
4. Sangat Memberi 11 21,6
Total 51 100,0
Sumber: P 9/ F 11
Dari Tabel 4.9 dapat dilihat bagaimana pemimpin memberi kesempatan
bagi para pegawai untuk berkembang dan maju. Dari 51 responden pegawai PT
Perusahaan Gas Negara (Persero), jumlah responden yang menyatakan pemimpin
kurang memberi kesempatan bagi para pegawai untuk berkembang dan maju
adalah sebesar 7 orang (13,7%) responden, sedangkan mayoritas responden
sebesar 33 orang (64,7%) menyatakan bahwa pemimpin memberi kesempatan
bagi para pegawai untuk berkembang dan maju.
Berdasarkan uraian diatas tersebut dapat disimpulkan bahwa pemimpin
memberi kesempatan kepada para pegawai untuk berkembang dan maju.
Pemimpin memberikan kesempatan kepada para pegawai dalam hal promosi
jabatan dan memberikan pelatihan berupa pengembangan diri. Hal itu dilakukan
pemimpin agar setiap pegawai dapat mengeksplor dan mengembangkan keahlian
Pemimpin dalam melaksanakan tugas dan wewenang
No. Melaksanakan tugas dan wewenang
F %
1. Tidak Mampu 0 0
2. Kurang Mampu 4 7,8
3. Mampu 41 80,4
4. Sangat Mampu 6 11,8
Total 51 100,0
Sumber: P 10/ F 12
Tabel 4.10 menjelaskan tentang bagaimana pemimpin melaksanakan tugas
dan wewenangnya. Dapat dilihat dari 51 responden PT. Perusahaan Gas Negara
(Persero), terdapat 4 responden (7,8%) menyatakan pemimpin kurang mampu
melaksanakan tugas dan wewenang dengan baik, kemudian dengan jumlah
terbanyak yaitu 41 responden (80,4%) menyatakan bahwa pemimpin mampu
melaksanakan tugas dan wewenang dengan baik. Sedangkan selebihnya 6
responden (11,8%) menyatakan pemimpin sangat mampu melaksanakan tugas dan
wewenang dengan baik
Berdasarkan uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pemimpin
mampu melaksanakan tugas dan wewenang dengan baik. Hal ini terbukti dengan
persentase performa kinerja pegawai PT Perusahaan Gas Negara yang selalu
meningkat hingga tahun 2014 mencapai predikat outstending yang berarti kinerja
Menciptakan suasana kerja yang kondusif
No. Menciptakan suasana kerja yang kondusif
F %
1. Tidak Mampu 0 0
2. Kurang Mampu 13 25,5
3. Mampu 28 54,9
4. Sangat Mampu 10 19,6
Total 51 100,0
Sumber: P 11/ F 13
Tabel 4.11 menjelaskan apakah pemimpin mampu menciptakan suasana
kerja yang kondusif. Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa dari 51 responden
PT. Perusahaan Gas Negara (Persero), terdapat 13 responden (25,5%) yang
menyatakan pemimpin kurang mampu menciptakan suasana kerja yang kondusif,
kemudian 28 responden (54,9%) menyatakan pemimpin mampu menciptakan
suasana kerja yang kondusif, sementara 10 responden (19,6%) menyatakan bahwa
pemimpin mereka sangat mampu menciptakan suasana kerja yang kondusif.
Berdasarkan uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pemimpin
mampu menciptakan suasana kerja yang kondisif. Hal ini dibuktikan langsung
oleh peniliti yang sudah beberapa kali melakukan kunjungan penelitian ke kantor
PT Perusahaan Gas Negara. Peneliti melihat langsung suasana kerja yang nyaman
Ketegasan Pemimpin mengambil keputusan
No. Ketegasan Pemimpin mengambil keputusan
F %
1. Tidak Bisa 0 0
2. Kurang Bisa 8 15,7
3. Bisa 29 56,9
4. Sangat Bisa 14 27,5
Total 51 100,0
Sumber: P 12/ F 14
Tabel 4.12 menjunjukkan bahwa dari 51 responden pegawai PT.
Perusahaan Gas Negara (Persero), terdapat 8 orang (15,7%) yang menyatakan
pemimpin kurang bisa bertindak tegas dalam mengambil keputusan, 29 orang
(56,9%) menyatakan pemimpin bisa bertindak tegas dalam mengambil keputusan,
dan 14 orang (27,5%) menyatakan bahwa pemimpin sangat bisa bertindak tegas
dalam mengambil keputusan.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pemimpin bisa
bertindak tegas dalam mengambil keputusan. Hal ini terbukti dengan kemampuan
pemimpin dalam bertindak tepat dan lugas dalam menentukan keputusan,
terutama dalam keadaan yang sangat genting dan pemimpin bersikap tidak
Keputusan yang dibuat Pemimpin
No. Keputusan yang dibuat Pemimpin
F %
1. Tidak Sesuai 0 0
2. Kurang Sesuai 4 7,8
3. Sesuai 32 62,7
4. Sangat Sesuai 15 29,4
Total 51 100,0
Sumber: P 13/ F 15
Tabel 4.13 menjelaskan apakah pemimpin mengambil keputusan sesuai
dengan fakta dan peraturan yang berlaku pada perusahaan. Dari 51 responden
pegawai PT. Perusahaan Gas Negara (Persero), terdapat 4 orang (7,8%)
menyatakan bahwa pemimpin mengambil keputusan kurang sesuai fakta dan
peraturan yang berlaku, kemudian 32 orang (62,7%) menyatakan pemimpin
mengambil keputusan sesuai fakta dan peraturan yang berlaku, dan 15 orang
(29,4%) menyatakan pemimpin mengambil keputusan sangat sesuai fakta dan
peraturan yang berlaku.
Berdasarkan kesimpulan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa
pemimpin mengambil keputusan sesuai dengan fakta dan peraturan yang berlaku.
Hal ini dapat dilihat pada saat kondisi dimana pemimpin harus menyelesaikan
masalah yang sedang terjadi. Pemimpin PT. Perusahaan Gas Negara (Persero)
mampu memberikan solusi namun keputusan yang diambil tidak hanya
berdasarkan sudut pandang yang dimiliki oleh pemimpin, tetapi
Kepedulian Pemimpin
No. Kepedulian Pemimpin F %
1. Tidak Peduli 0 0
2. Kurang Peduli 5 9,8
3. Peduli 32 62,7
4. Sangat Peduli 14 27,5
Total 51 100,0
Sumber: P 14/ F 16
Berdasarkan tabel 4.14 diatas, dari 51 responden PT. Perusahaan Gas
Negara, 32 responden (62,7%) menyatakan pemimpin peduli terhadap tugas
pegawai, dan 14 orang (27,5%) responden menyatakan pemimpin sangat peduli
terhadap tugas pegawai. Sedangkan 5 responden (9,8%) menyatakan bahwa
pemimpin kurang peduli terhadap tugas pegawai.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pemimpin peduli
terhadap tugas para pegawai. Hal ini terbukti dari hasil wawancara peneliti kepada
beberapa orang pegawai PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) yang mengatakan
bahwa pemimpin mereka selalu memotivasi dan selalu memberikan arahan
kepada pegawai sehingga setiap pegawai mengerti dengan jelas tugas dan tujuan
yang akan dicapai. Selain itu pemimpin di PT. Perusahaan Gas Negara (Persero)
Tanggapan Pemimpin
No. Tanggapan Pemimpin F %
1. Tidak Memberikan 0 0
2. Kurang Memberikan 10 19,6
3. Memberikan 33 64,7
4. Sangat Memberikan 8 15,7
Total 51 100,0
Sumber: P 15/ F 17
Tabel 4.15 menjelaskan bagaimana pemimpin memberikan tanggapan
secara bijak untuk setiap kritik dan saran para pegawai. Dari 51 responden
pegawai PT. Perusahaan Gas Negara (Persero), sebanyak 33 orang (64,7%)
responden menyatakan bshwa pemimpin memberikan tanggapan secara bijak
setiap kritik dan saran para pegawai, kemudian 8 orang (15,7%) responden
menyatakan pemimpin mereka sangat memberikan tanggapan tanggapan secara
bijak setiap kritik dan saran kepada para pegawai.
Berdasarkan data tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pemimpin di
PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) memberikan tanggapan secara bijak setiap
kritik dan saran para pegawai. Hal ini terbukti dari wawancara langsung peneliti
kepada beberapa kepala unit perusahaan bahwa dalam menanggapi kritik dan
saran dari para pegawai baik yang bersifat posifif atau negative, mereka selalu
menanggapi dengan bijak dan selalu melihat sisi positif dari setiap kritik dan saran
yang disampaikan oleh pegawai agar selalu terjadi hubungan yang harmonis
Kemampuan pegawai menyelesaikan pekerjaan
No. Kemampuan pegawai menyelesaikan
pekerjaan
F %
1. Tidak Mampu 0 0
2. Kurang Mampu 2 3,9
3. Mampu 33 64,7
4. Sangat Mampu 16 31,4
Total 51 100,0
Sumber: P 16/ F 18
Tabel 4.16 menjunjukkan data bagaimana para pegawai menyelesaikan
pekerjaan sesuai dengan target yang ditetapkan. Dari 51 responden pegawai PT.
Perusahaan Gas Negara (Persero), 33 orang (64,7%) responden menyatakan
mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai target yang di tetapkan, dan 16 orang
(31,4%) responden menyatakan sangat mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai
target yang ditetapkan.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pegawai PT
Perusahaan Gas Negara (Persero) mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan
target yang di tetapkan. Hal itu terjadi karena perusahaan memberikan
penghargaan-penghargaan atas hasil kerja setiap pegawai yang mampu mencapai
target yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan akan ada sanksi apabila seorang
Pemberian semangat dari Pemimpin
No. Pemberian semangat dari Pemimpin
F %
1. Tidak Memberikan 0 0
2. Kurang Memberikan 11 21,6
3. Memberikan 27 52,9
4. Sangat Memberikan 13 25,5
Total 51 100,0
Sumber: P 17/ F 19
Tabel 4.17 menjunjukkan data bagaimana pemimpin memberikan
semangat dalam mengerjakan pekerjaan para pegawai. Dari 51 responden pegawai
PT. Perusahaan Gas Negara (Persero), terdapat 11 orang (21,6%) responden yang
menyatakan pemimpin kurang memberikan semangat dalam mengerjakan
pekerjaan, kemudian 27 orang (52,9%) responden menyatakan pemimpin
memberikan semangat dalam mengerjakan pekerjaan, dan 13 orang (25,5%)
responden menyatakan pemimpin sangat memberikan semangat dalam
mengerjakan pekerjaan.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pemimpin pada PT.
Perusahaan Gas Negara (Persero) memberikan semangat dalam mengerjakan
pekerjaan para pegawai. Hal ini dilakukan oleh pemimpin agar para pegawai tetap
memiliki rasa percaya diri terhadap setiap pekerjaan yang dibebankan kepadanya.
Ketika seorang pegawai memiliki rasa percaya diri maka seorang pegawai akan
Penghargaan bagi para pegawai
No. Penghargaan bagi para pegawai
F %
1. Tidak Memberikan 0 0
2. Kurang Memberikan 13 25,5
3. Memberikan 28 54,9
4. Sangat Memberikan 10 19,6
Total 51 100,0
Sumber: P 18/ F 20
Tabel 4.18 menjunjukkan data tentang bagaimana penghargaan yang
diterima para pegawai dari pemimpinnya apabila pegawai bisa melakukan kinerja
dengan baik. Dari 51 responden pegawai PT. Perusahaan Gas Negara (Persero),
terdapat 13 orang (25,5%) responden yang menyatakan pemimpin kurang
memberikan penghargaan bagi para pegawai yang memiliki kinerja baik,
kemudian 28 orang (54,9%) responden menyatakan pemimpin memberikan
penghargaan bagi para pegawai yang memiliki kinerja baik, dan 10 orang (19,6%)
responden menyatakan pemimpin sangat memberikan penghargaan bagi pegawai
yang memiliki kinerja baik.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pemimpin di PT.
Perusahaan Gas Negara (Persero) memberikan penghargaan bagi para pegawai
yang memiliki kinerja baik. Hal ini dilakukan pemimpin agar para pegawai selalu
termotivasi untuk terus meningkatkan performa kinerjanya. Apabila performa
kinerja para pegawai tersebut meraih predikat yang baik, maka akan semakin
besar kesempatan untuk mendapatkan penghargaan, baik dalam bentuk financial
Pemberian promosi
No. Pemberian promosi F %
1. Tidak Sesuai 2 3,9
2. Kurang Sesuai 18 35,3
3. Sesuai 24 47,1
4. Sangat Sesuai 7 13,7
Total 51 100,0
Sumber: P 19/ F 21
Berdasarkan tabel 4.19 menjunjukkan data mengenai bagaimana
pemimpin dalam pemberian promosi (kenaikan posisi) apakah sesuai dengan
masa kerja dan prestasi kerja para pegawai. Dari 51 responden pegawai PT.
Perusahaan Gas Negara (Persero), terdapat 2 orang (3,9%) responden yang
menyatakan pemberian promosi tidak sesuai dengan masa kerja dan prestasi,
sedangkan 24 orang (47,1%) responden menyatakan pemberian promosi sesuai
dengan masa kerja dan prestasi, dan 7 orang (13,7%) responden menyatakan
pemberian promosi sangat sesuai dengan masa kerja dan prestasi.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pemberian promosi
pada PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) sesuai dengan masa kerja dan prestasi.
Hal ini agar mempermudah pemimpin untuk melakukan penilaian terhadap
kemampuan kerja atau prestasi setiap pegawai dan kembali lagi kepada motivasi
dalam diri pegawai untuk mendapatkan promosi tersebut. Dengan begitu akan
memudahkan pemimpin untuk menyesuaikan apakah pegawai tersebut berhak
Usaha pegawai dalam bekerja
No. Usaha pegawai dalam bekerja
F %
1. Tidak Berusaha 0 0
2. Kurang Berusaha 0 0
3. Berusaha 23 45,1
4. Sangat Berusaha 28 53,9
Total 51 100,0
Sumber: P 20/ F 22
Tabel 4.20 menunjukkan data mengenai bagaimana pegawai berusaha
bekerja dengan baik untuk mendapatkan kepercayaan. Dari tabel tersebut dapat
dilihat bahwa dari 51 responden pegawai PT Perusahaan Gas Negara (Persero),
jumlah responden yang menyatakan berusaha bekerja dengan baik untuk
mendapatkan kepercayaan adalah sebesar 23 orang (45,1%) responden, sedangkan
responden yang menyatakan sangat berusaha bekerja dengan baik untuk mendapat
kepercayaan berjumlah 28 orang (53,9%) responden.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pegawai PT
Perusahaan Gas Negara sangat berusaha untuk bekerja dengan baik untuk
mendapatkan kepercayaan, hal ini dilakukan oleh pegawai agar terjaga hubungan
yang harmonis dan komunikasi yang baik di lingkungan kerjanya. Dengan
terjalinnya komunikasi yang baik, maka terciptalah kualitas kerja yang semakin
baik pula, serta rasa nyaman saat berada di lingkungan itu sendiri.
[image:30.595.178.447.172.314.2]Tanggung jawab pegawai
No. Tanggung jawab pegawai
F %
1. Tidak Berusaha 0 0
2. Kurang Berusaha 0 0
3. Berusaha 17 33,3
4. Sangat Berusaha 34 66,7
Total 51 100,0
Sumber: P 21/ F 23
Tabel 4.21 menjelaskan tentang bagaimana pegawai dalam menyelesaikan
tugas yang dibebankan. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa dari 51 responden
pegawai PT Perusahaan Gas Negara (Persero), jumlah responden yang
menyatakan bertanggung jawab menyelesaikan tugas yang dibebankan adalah
sebesar 17 orang (33,3%) responden, kemudian 34 orang (66,7%) responden
menyatakan sangat bertanggung jawab menyelesaikan tugas yang dibebankan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pegawai PT.
Perusahaan Gas Negara (Persero) sangat bertanggung jawab dalam menyelesaikan
tugas yang dibebankan. Hal ini terlihat ketika pemimpin memberikan tugas bagi
para pegawai di setiap sub unit yang ada, pemimpin menentukan standar untuk
setiap tugas yang dilimpahkan, seperti waktu penyelesaian tugas yang ditetapkan.
Hampir seluruh pegawai dapat menyelesaikan tugas-tugas sesuai dengan apa
[image:31.595.181.446.175.317.2]Pelatihan bagi pegawai
No. Pelatihan bagi pegawai F %
1. Tidak Memberikan 0 0
2. Kurang Memberikan 11 21,6
3. Memberikan 31 60,8
4. Sangat Memberikan 9 17,6
Total 51 100,0
Sumber: P 22/ F 24
Tabel 4.22 menjunjukkan tentang bagaimana pemimpin memberikan
pelatihan mengenai potensi yang dimiliki pegawai. Dari 51 responden pegawai
PT. Perusahaan Gas Negara (Persero), terdapat 11 orang (21,6%) responden yang
menyatakan pemimpim kurang memberikan pelatihan mengenai potensi yang
dimiliki pegawai, sedangkan 31 orang (60,8%) responden menyatakan pemimpin
memberikan pelatihan mengenai potensi yang dimiliki pegawai, dan 9 orang
(17,6%) responden menyatakan pemimpin sangat memberikan pelatihan
mengenai potensi yang dimiliki pegawai.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pemimpin
memberikan pelatihan mengenai potensi yang dimiliki para pegawai.
Pelatihan-pelatihan yang diberikan oleh pemimpin kepada para pegawai mengenai potensi
diri bertujuan untuk meningkatkan kualitas diri setiap pegawai. Hal ini sangat
bermanfaat bagi para pegawai dalam lingkungan kerja untuk meningkatkan
produktivitasnya dari hari ke hari. Terutama dalam kondisi dibawah tekanan,
pegawai sangat perlu dilatih untuk mampu membuat keputusan terbaik dari sekian
banyak pilihan. Maka dari itu, pemimpin merasa sangat perlu untuk memberikan
[image:32.595.183.444.168.312.2]Bagian ini akan memuat tentang penilaian data dalam satu tabel. Analisis
tabel silang merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk menganalisis dan
mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan yang lainnya, sehingga
dapat diketahui apakah variabel tersebut bernilai positif atau negatif. Namun,
analisis tabel ini bukanlah dapat dijadikan sebagai penentu utama untuk melihat
hubungan variabel yang diteliti, tetapi ditujukan untuk melihat bagaimana
[image:33.595.127.517.380.698.2]penilaian data yang satu dan hubungannya dengan data yang lain.
Tabel 4.23
Tindakan tegas Pemimpin dan Tanggung jawab pegawai dalam menyelesaikan tugas N o Tindakan tegas Pemimpin
Tanggung jawab pegawai dalam menyelesaikan tugas Total Tidak Berusaha Kurang Berusaha Berusah a Sangat Berusah a
1 Tidak Bisa
0 0,0% 0 0,0% 0 0,0% 0 0,0% 0 0,0%
2 Kurang Bisa
0 0,0% 0 0,0% 3 5,9% 5 9,8% 8 15,7%
3 Bisa
0 0,0% 0 0,0% 12 23,5% 17 33,3% 29 56,9%
4 Sangat Bisa
pemimpin dalam bertindak tegas untuk mengambil keputusan dengan tanggung
jawab pegawai menyelesaikan tugas yang dibebankan. Dari 51 responden, sebaran
data mengenai ketegasan dalam mengambil keputusan yaitu, 14 orang (27,5%)
menyatakan sangat bisa, 29 orang (56,9%) menyatakan bisa, 8 orang (15,7%)
menyatakan kurang bisa, dan tidak ada responden yang menyatakan tidak bisa.
Sebaran data mengenai tanggung jawab pegawai menyelesaikan tugas yang
dibebankan yaitu, 34 orang (66,7%) menyatakan sangat berusaha, 17 orang
(33,3%) menyatakan berusaha, dan tidak ada responden yang menyatakan kurang
berusaha dan tidak berusaha.
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa mayoritas responden
yang menyatakan pemimpin bisa bertindak tegas dalam mengambil keputusan,
merupakan responden yang menyatakan sangat berusaha bertanggung jawab
menyelesaikan tugas yang dibebankan, yaitu sebanyak 17 orang (33,3%). Dengan
demikian, terdapat hubungan antara kebisaan pemimpin dalam bertindak tegas
untuk mengambil keputusan dengan tanggung jawab pegawai menyelesaikan
tugas yang dibebankan. Hal ini disebabkan karena pemimpin menunjukkan sikap
kewibawaannya kepada para pegawai sehingga sikap tersebut memberikan
Kepedulian Pemimpin terhadap tugas pegawai dengan pemberian promosi No Kepedulian Pemimpin terhadap tugas pegawai Pemberian promosi Total Tidak Sesuai Kurang
Sesuai Sesuai
Sangat
Sesuai
1 Tidak Peduli
0 0,0% 0 0,0% 0 0,0% 0 0,0% 0 0,0%
2 Kurang Peduli
0 0,0% 4 7,8% 1 2,0% 0 0,0% 5 9,8%
3 Peduli
1 2,0% 10 19,6% 16 31,4% 5 9,8% 32 62,7%
4 Sangat Peduli
1 2,0% 4 7,8% 7 13,7% 2 3,9% 14 27,5% Total 2 3,9% 18 35,3% 24 47,1% 7 13,7% 51 100,0%
Tabel 4.24 menunjukkan data mengenai hubungan antara
pemimpin yang peduli terhadap tugas pegawai dengan pemberian promosi yang
dilakukan oleh pemimpin kepada pegawai sesuai dengan masa kerja dan
prestasinya. Dari 51 responden, ada 14 orang (27,5%) yang menyatakan sangat
peduli, 32 orang (62,7%) menyatakan peduli, tetapi ada 5 orang (9,8%)
menyatakan kurang peduli. Pemimpin memberikan promosi bagi pegawai sesuai
dengan masa kerja dan prestasinya, hal ini dinyatakan sangat sesuai oleh 7
(13,7%) responden, kemudian 24 orang (47,1%) menyatakan sesuai, dan 18 orang
(35,3%) menyatakan kurang sesuai, sementara 2 orang lainnya (3,9%)
menyatakan tidak sesuai. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa
mayoritas responden menyatakan pemimpin peduli terhadap tugas pegawai, dan
kepedulian tersebut diberikan lewat promosi berdasarkan masa kerja dan prestasi
[image:35.595.126.511.137.453.2]kepada karyawan sesuai dengan masa kerja dan prestasinya.
4.4 Pengujian Hipotesis
Setelah analisis tabel tunggal dan analisis tabel silang dilakukan, maka
peneliti melakukan pengujian hipotesis penelitian. Uji hipotesis ini bertujuan
untuk mengetahui hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima atau
ditolak. Hipotesis ini meliput i variabel bebas (X) yaitu buadaya organisasi
terhadap variabel Y yaitu kinerja karyawan. Untuk menghitung koefisien korelasi
digunakan rumus Spearman’s rho. Kegunaan uji Spearman’s rho atau analisis
korelasi adalah untuk mencari hubungan variabel bebas (X) dengan variabel
[image:36.595.113.525.383.570.2]terikat (Y) dan data berbentuk ordinal.
Tabel 4.25
kepemimpina n
motivasi kerja
Spearman's rho
Kepemimpina n
Correlation Coefficient
1,000 ,670**
Sig. (2-tailed) . i,000
N 51 51
motivasi kerja
Correlation Coefficient
,670** 1,000
Sig. (2-tailed) ,000 .
N 51 51
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan uji hipotesis yang dilakukan peneliti dengan menggunakan
program SPSS 21,0, diperoleh angka probabilitas hubungan antar variabel
“kepemimpinan” dan “motivasi kerja” adalah sebesar 0,000. Untuk menentukan
H0 ditolak dan Ha
Berdasarkan hasil uji hipotesis didapat angka hasil korelasi adalah ,670
atau r = 0,670. Selanjutnya untuk melihat tinggi rendahnya korelasi digunakan
skala Guilford yang dapat dilihat pada tabel uji hipotesis. Interpretasi nilai r.
Berdasarkan skala tersebut 0,670 terletak antara 0,41 – 0,70, maka dapat
disimpulkan bahwa hubungan kepemimpinan terhadap motivasi kerja menunjukan
korelasi yang cukup berarti.
diterima. Artinya adalah terdapat pengaruh antara
kepemimpinan terhadap motivasi kerja pegawai PT. Perusahaan Gas Negara
(Persero).
Sedangkan untuk menyatakan besar kecilnya pengaruh variabel X
terhadap variabel Y akan ditentukan dengan rumus koefisien determinan yaitu:
KP = r2 x 100%
Dengan demikian nilai koefisien determinan adalah :
KP = x 100%
=44,89 %
Maka diperoleh kesimpulan bahwa, variabel kepemimpinan memberikan
pengaruh terhadap variabel motivasi kerja sebesar 44,89 %. Dimana terdapat
Penelitian ini menggunakan teori kepemimpinan dan motivasi. Teori
kepemimpinan menjelaskan tentang kemampuan untuk memberikan pengharuh
yang konstruktif kepada orang lain untuk melakukan suatu usaha koo-peratif
mencapai tujuan yang sudah dicanangkan. Kepemimpinan juga merupakan fungsi
dan keefektifan operasional pada pengambilan keputusan di suatu organisasi atau
perusahaan. Seorang pemimpin merupakan salah satu unsur penting dalam
menentukan pencapaian tujuan perusahaan, untuk mencapai tujuan perusahaan
tersebut, seorang pemimpin harus mampu mempengaruhi dan mendorong
karyawannya agar dapat bekerja dan melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik.
Seorang pemimpin harus mempunyai kemampuan untuk memberikan
dorongan-dorongan atau memberi motivasi kepada bawahannya, baik motivasi secara
financial atau nonfinansial. Motivasi merupakan suatu kondisi yang mendorong
atau menjadi sebab seseorang melakukan sesuatu perbuatan (kegiatan).
Berdasarkan hasil uji hipotesis didapat angka hasil korelasi adalah ,670 atau
r = 0,670. Selanjutnya untuk melihat tinggi rendahnya korelasi digunakan skala
Guilford yang dapat dilihat pada tabel uji hipotesis. Interpretasi nilai r.
Berdasarkan skala tersebut 0,670 terletak antara 0,41 – 0,70, maka dapat
disimpulkan bahwa hubungan kepemimpinan terhadap motivasi kerja menunjukan
korelasi yang cukup berarti.
Angka probabilitas yang diperoleh sebesar 0,000, yaitu < 0,05, maka H0
ditolak dan Ha diterima. Artinya adalah terdapat pengaruh antara kepemimpinan
terhadap motivasi kerja pegawai PT. Perusahaan Gas Negara (Persero). Karena
perhitungan nilai thitung menunjukkan signifikansi, artinya hipotesis yang diterima
Kepemimpinan merupakan rangkaian kegiatan penataan berupa kemampuan
mempengaruhi orang lain dalam situasi tertentu agar bersedia bekerjasama untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini kepemimpinan berfungsi
sebagai motivasi atas dasar kekuasaan untuk mengajak, mempengaruhi, dan
menggerakkan orang-orang lain guna melakukan sesuatu demi pencapaian suatu
tujuan tertentu.
Koefisien determinan dalam penelitian ini adalah 44,89%. Maka diperoleh
kesimpulan bahwa, variabel kepemimpinan memberikan pengaruh terhadap
variabel motivasi kerja pegawai sebesar 44,89%. Dimana terdapat 55,11 % yang
mempengaruhi motivasi kerja pegawai. Hal-hal lain yang dapat mempengaruhi
kerja pegawai berdasarkan pengamatan peneliti, ini bisa dipengaruhi dari
kemampuan pemimpin dalam iklim komunikasi organisasi maupun kemampuan
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat
ditarik kesimpulan, sebagai berikut :
1. Kepemimpinan di PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, dapat
dikatakan berhasil dalam memotivasi pegawainya, hal ini dilihat dari
proses komunikasi yang terjalin antar pegawai dan pemimpin. Pemberian
pelatihan dan pengembangan diri bagi para pegawai dan target kerja yang
tercapai semua dapat terlaksana dengan baik dan menunjukkan hasil yang
memuaskan.
2. Tingkat motivasi kerja pegawai tergolong tinggi, hal ini dilihat
dari bersedianya pegawai untuk bekerja keras dan bertanggung jawab.
Bekerja keras dan bertanggung jawab tersebut terlihat dari kemauan
pegawai menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan target yang ditetapkan.
Hal ini tentunya tidak terlepas dari dukungan pemimpin yang memberi
semangat kepada para pegawainya dalam mengerjakan tugas-tugas yang
diberikan
3. Hasil uji hipotesa menunjukkan angka yang diperoleh yaitu < 0,05 yan
artinya Ho ditolak dan Ha diterima, yaitu bahwa Terdapat Pengaruh antara
Kepemimpinan terhadap Motivasi Kerja Pegawai PT. Perusahaan Gas
Negara (Persero) Tbk. Dimana dapat dilihat Kepemimpinan mempunyai
hubungan yang positif dan signifikan terhadap motivasi kerja pegawai
pada PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk., kemudian berdasarkan
koefisien korelasi dengan menggunakan skala Guilford diperoleh angka,
5.2.1 Saran dalam Kaitan Akademis
Penelitian di bidang komunikasi organisasi sebenarnya menarik
dan perlu ditingkatkan, namun masih tersulitkan dalam mendapatkan
literatur oleh karena itu Peneliti menyarankan tambahan literatur di bidang
komunikasi organisasi, khususnya tentang: budaya organisasi, iklim
organisasi, kepemimpinan dan jaringan komunikasi. Tambahan literatur
berguna untuk menambah wawasan mahasiswa dan memudahkan
penelitian serupa untuk kedepannya. Khususnya untuk Perpustakaan FISIP
USU perlu juga meningkatkan teknologi agar memudahkan Mahasiswa
dalam mengakses buku-buku yang diperlukan.
5.2.2 Saran dalam Kaitan Praktis
Pemimpin hendaknya senantiasa menambah pengetahuan dan
keterampilannya di bidang komunikasi organisasi, kepemimpinan,
kemudian mengadakan pelatihan bagi pegawai agar mereka terampil
dalam bekerja dan bisa berprestasi.
5.2.3 Saran Responden Penelitian
Bagi karyawan, tingkatkan terus pengetahuan dan kemampuan
dalam bekerja, bertanggung jawab terhadap tugas-tugas yang diberikan,
mau menerima masukan sehingga mendapatkan kepercayaan dari atasan
URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori
Kerangka teori adalah bagran dari penelitian, tempat peneliti memberikan
penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan variabel pokolq sub variabel
atau pokok masalah yang ada dalam penelitiannya (Arikunto, 1995:93). Adapun
teori yang dianggap relevan dengan penelitian ini adalah komunikasi organisasi,
teori kepemimpinan, teori sifat, teori perilaku, teori berdasarkan onse-ciri,
motivasi, dan teori motivasi Abraham Maslow.
2.1.1) Komunikasi Organisasi
Menurut Redding dan Sanbom mengatakan bahwa komunikasi organisasi
adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang komplek.
Yang termasuk dalam bidang ini adalah komturikasi internal, hubungan manusia
hubungan persatuan pengelola, komunikasi downward atau komunikasi dari
atasan kepada bawahan komunikasi upward atau komunikasi dari bawahan
kepada atasan, komunikasi horizontal atal komunikasi dari orang-orang yang
sama level/tingkatannya dalam organisasi, keterampilan berkomunikasi dan
berbicara, mendengarkan, menulis dan komunikasi evaluasi program. (dalam
Muhammad, 2004:65)
Wursanto mengartikan komunikasi organisasi ialah suatu proses
penyampaian informasi, ide-ide diantara para anggota organisasi secara timbal
balik dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan (2005:158). Mengutip
pendapat Pace dan Faules (2001:31-33) komunikasi organisasi adalah prilaku
pengorganisasiaan yang terjadi atau bagaimana mereka yang terlibat dalam proses
itu bertransaksi dan memberi makna atas apa yang sedang terjadi. Dan lebih
disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan
organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan
berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo,
kebijakan, pemyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi
informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada
organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual.
2.1.1.1) Fungsi Komunikasi Organisasi
Aktivitas komunikasi dapat menghubungkan antarmanusia dan
antarkelompok dalam sebuah organisasi, yang berarti komunikasi organisasi
memiliki suatu fungsi. Menurut Condrad terdapat 3 fungsi komunikasi organisasi
[image:43.595.108.516.402.653.2]sebagaimana terlihat dari tabel di bawah ini:
Tabel 2.1
Fungsi Komunikasi Organisasi
Fungsi Komando Fungsi Relasi
1. Mengarahkan dan membatasi tindakan
2. Menangani dan membatasi tampilan yang dekat melalui umpan balik
3. Menggunakan publikasi dan instruksi
1. Menciptakan dan melanjutkan fungsi impersonal dalam organisasi
2. Membuat negosiasi antar unit kegiatan
3. Menentukandan mendefenisikan peran organisasi
Fungsi komunikasi untuk mengambil keputusan dalam suasana yang ambigu dan tidak pasti
1. Menjaga keseimbangan antara kepentingan organisasi dengan kepentingan individual
2. Mengelola pelbagai akibat yang ditinggalkan atau memelihara tradisi organisasi
3. Menciptakan perspektif bagi peluang pembagian
pengalaman/pemerkayaan kerja
komando , yaitu (1) pengarahan, yang terlaksana melalui instruksi dan publikasi; dan (2) umpan balik yang menunjukkan siapa yang sudah mengikuti apa yang diperintahkan.
- Fungsi relasi: komunikasi organisasi juga bertujuan untuk memenuhi fungsi relasional. Tujuannya menciptakan relasi kerja bagi peningkatan produksi organisasi.
- Fungsi mengelola suasana yang tidak pasti: komunikasi organisasi berfungsi mendorong para pegawai untuk memilih keputusan yang komplikatif dalam organisasi (dalam Liliweri, 2004: 67).
Menurut Goldhaber (1986) komunikasi organisasi adalah proses
menciptakan dan menukar pesan dalam suatu jaringan hubungan yang saling
tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang sering berubah-ubah.
Komunikasi organisasi mempunyai peranan penting dalam memadukan
fungsi-fungsi manajemen dalam suatu perusahaan yaitu:
1) Menetapkan dan menyebarluaskan tujuan perusahaan.
2) Menyusun rencana untuk mencapai tujuan yamg telah ditetapkan.
3) Melakukkan pengorganisasian terhadap sumberdaya manusia dan sumber daya lainnya dengan cara efektif.
4) Memimpin, mengarahkan, memotivasi dan menciptakan iklim yang menimbulkan keinginan orang untuk member kontribusi.
5) Mengendalikan prestasi (dalam Purba, 2006:112-113).
Sedangkan menurut Robbins (2003:4-5), ada 4 fungsi komunikasi didalam
sebuah organisasi :
1. Pengendalian prilaku anggota dengan beberapa cara, agar petunjukpetunjuk ditaati oleh bawahan.
2. Motivasi, membantu perkembangan motivasi dengan menjelaskan kepada karyawan apa yang harus dilakukan, bagaimana seberapa baikmereka bekerja, dan apa yang harus dikerjakan untuk memperbaikikinerja dibawah standar.
3. Sarana pengungkap emosi (kepuasan, frustasi, dll).
Komunikasi dalam suatu perusahaan adalah unsur terpenting. Karena
dalam komunikasi ada interaksi sosial yang ditandai adanya pertukaran makna
untuk menyatukan perilaku atau tindakan setiap individu.
Dengan adanya komunikasi maka akan memudahkan pimpinan dalam
menyampaikan informasi kepada karyawan guna mencapai tujuan utama
perusahaan. Selain itu juga akan memudahkan karyawan dalam menyampaian
gagasan atau bahkan keluhan kepada pimpinan. Hal ini penting juga untuk dapat
meningkatkan loyalitas dan totalitas mereka dalam bekerja, jika keluhan dan
gagasan mereka ditanggapi dengan bijak.
Dalam berkomunikasi terdapat arus informasi yang perlu diperhatikan,
untuk itu akan dibahas berdasarkan tempat dimana khalayak sasaran berada, yaitu
komunikasi internal, komunikasi diagonal, komunikasi ekternal (Sholeh,
2000:212)
a.Komunikasi Internal
Komunikasi internal adalah komunikasi yang terjadi di dalam organisasi
atau perusahaan. Dalam penerapan komunikasi beragam karena sesuai dengan
struktur organisasi. Komunikasi dalam organisasi bisa terjadi diantara orang yang
memiliki level kepangkatan yang sama, diantara pimpinan dan bawahan, dan
lain-lain.
Berdasarkan alur komunikasi yang terjadi di dalam organisasi, maka
komunikasi internal terbagi menjadi 4 (empat) jalur yaitu vertikal, horizontal,
diagonal, dan grapvine.
1. Komunikasi Vertikal
Komunikasi vertikal adalah arah arus komunikasi yang terjadi dari atas ke
bawah (downward communication) dan dari bawah ke atas (upward
communication). Pada downward communication, pimpinan menyampaikan pesan
kepada bawahan. Alur ini memiliki fungsi sebagai berikut:
a) Pemberian atau penyampain intruksi kerja, bentuknya perintah, arahan, penerangan, manual kerja, uraian tugas.
mengapa mereka mengerjakan tugas tersebut.
c) Penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku seperti bagaimana waktu kerja, cara pengaturan gaji, asuransi kesehatan, dan lain-lain.
d) Penyampaian informasi mengenai bagaimana penampilan pekerja, baik itu penampilan fisik maupun penampilan kemampuan menjalankan pekerjaan dan memperlihatkan daya tahan dalam keberhasilan kerja.
e) Pemberian informasi bagaimana mengembangkan misi perusahaan.
Selain di atas, komunikasi juga mengalir dari bawahan ke atasan atau
Upward communication. Metode yang digunakan dalam penyampaian informasi
bisa dengan lisan, tulisan, gambar, skema, atau kombinasi diantara semuanya.
Metode upward communication memiliki beberapa fungsi, yaitu:
a) Penyampaian informasi mengenai pekerjaan yang sudah dan yang belum selesai dilaksanakan.
b) Penyampaian saran-saran perbaikan dari bawahan. c) Membantu pemimpin dalam pengambilan keputusan.
2. Komunikasi horizontal
Komunikasi horizontal yaitu arus informasi yang terjadi secara mendatar
atau sejajar di antara para pekerja dalam satu unit. Menurut soleh Soemirat dan
Elvinaro Ardianto dalam buku Komunikasi Organisasional, tujuan dari arus
informasi ini antara lain:
a) Mengkoordinasikan pengerjaan tugas
b) Bertukar informasi dalam rencana dan kegiatan c) Mengatasi masalah
d) Mendapatkan pemahaman bersama
e) Memusyawarahkan, negosiasi, dan menengahi perbedaan f) Membangun dukungan interpersonal.
Dalam penerapan jalur komunikasi horizontal banyak metode yang
digunakan para karyawan, misalnya percakapan pada saat istirahat, percakapan
melalui telefon, menggunakan memo, dengan diadakanya rapat diantara para
diperlukan khusunya bagi para pekerja pada level bawah guna menghemat waktu.
Dalam penggunaan alur ini diperlukan dua syarat yakni:
a) Setiap pekerja melakukan komunikasi secara diagonal harus memperoleh izin dari atasanya langsung
b) Setiap pekerja yang melakukan komunikasi diagonal harus menginformasikan hasil yang dicapai kepada atasan langsung.
4. Grapvine
Grapvine adalah perkataan Inggris untuk tanamanan anggur dan karena
tanaman ini menjalar tanpa arah dan bentuk tertentu, kadang-kadang seperti spiral
dan lingkaran yang kait mengait maka perkataan inilah yang dipilih untuk sistem
komunikasi informal (Phil, 1986:98). Grapevine biasanya disebut juga sebagai
rumors. Komunikasi ini bebas hambatan karena berlangsung dari mulut ke mulut,
selain itu informasi yang disampaikan sering kali tidak lengkap yang
memungkinkan disalah artikan, namun begitu umumnya 75% sampai 90% pesan
Grapevine akurat yang berkaitan dengan situasi tempat kerja.
b.Komunikasi Eksternal
Komunikasi eksternal ialah komunikasi antara orang-orang yang berada di
dalam dengan khalayak di luar organisasi.
Adapun tujuan utama dilaksanakan komuniksi eksternal oleh sebuah organisasi
adalah:
1) Untuk membina dan memelihara hubungan yang baik
2) Untuk menciptakan opini publik yang menguntungkan
3) Untuk memelihara dan menjaga citra organisasi agar tetap positif.
2.1.2) Organisasi dan Komunikasi
Istilah organisasi berasal dari bahasa Latin organizare, yang secara
harafiah berarti paduan dari bagian-bagan yang satu sama lainnya saling
bergantung. Di antara para ahli ada yang menyebut paduan itu sistem, ada juga
peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam
mencapai tujuan organisasi itu. Ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk
komunikasi apa yang berlangsung dalam organisasi, metode dan teknik apa yang
dipergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana prosesnya faktor-faktor apa
yang menjadi penghambat, dan sebagainya. Jawaban-jawaban bagi
pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah untuk bahan telaah untuk selanjutnya menyajikan
suatu konsepsi komunikasi bagi suatu organisasi tertentu berdasarkan jenis
organisasi, sifat organisasi, dan lingkup organisasi dengan memperhitungkan
situasi tertentu pada saat komunikasi dilancarkan.
Sendjaja (1994) menyatakan fungsi komunikasi dalam organisasi adalah
sebagai berikut:
1. Fungsi informatif. Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi. Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti. Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan informasi untuk melaksanakan pekerjaan, di samping itu juga informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti, dan sebagainya.
sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.
4. Fungsi integratif. Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi yang dapat mewujudkan hal tersebut, yaitu: a. Saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (buletin, newsletter) dan laporan kemajuan organisasi. b. Saluran komunikasi informal seperti perbincangan antar pribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahrag4 ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi.
Griffin (2003) dalam A First Look at Communication Theory, membahas
komunikasi organisasi mengikuti teori management klasik, yang menempatkan
suatu bayaran pada daya produksi, presisi, dan efisiensi. Adapun prinsip-prinsip
dari teori managernent klasikal adalah sebagai berikut:
1. kesatuan komando-suatu karyawan hanya menerima pesan dari satu atasan 2. rantai skalar- garis otoritas dari atasan ke bawahan yang bergerak dari atas
sampai ke bawah untuk organisasi; rantai ini, yang diakibatkan oleh prinsip kesatuan komando, harus digunakan sebagai suatu saluran untuk pengambilan keputusan dan komunikasi.
3. divisi pekerjaan- manegement perlu arahan untuk mencapai suatu derajat tingkat spesialisasi yang dirancang trrtuk mencapai sasaran organisasi dengan suatu cara efisien.
4. tanggung jawab dan otoritas- perhatian harus dibayarkan kepada hak untuk memberi order dan ke ketaatan seksama; suatu ketepatan keseimbangan antara tanggung jawab dan otoritas harus dicapai.
5. disiplin- ketaatan, aplikasi, energi, perilaku dan tanda rasa hormat yang keluar seturut kebiasaan dan aturan disetujui.
6. mengebawahkan kepentingan individu dari kepentingan umum melalui contoh peneguhan, persetujuan adil, dan pengawasan terus-menerus.
Terdapat 4 peran pemimpin dalam organisasi, yaitu:
1. memproduksi
2. menjalankan roda organisasi
3. memberikan informasi
tingkah laku yang mengandung indikasi serangkaian tugas yang perlu
dilaksanakan oleh seorang pemimpin adalah:
1) membengkitkan kepercayaan dan loyalitas bawahan 2) mengkomunikasikan gagasan kepada orang lain 3) dengan berbagai cara mempengaruhi orang lain
4) seorang pemimpin adalah seorang besar yang dikagumi dan mempesona yang dibanggakan oleh para bawahan (Wahjosumidjo 2002:40).
Wahjosumidjo juga mengemukakan 4 (empat) macam tugas penting
seorang pemimpin yaitu :
1. Mendefinisikan misi dan peranan organisasi
Misi dan peranan organisasi dapat dirumuskan dengan baik apabila seorang pemimpin lebih dulu memahami asumsi struktural sebuah organisasi.
2. Pemimpin merupakan pengejawantahan tujuan organisasi Dalam tugas ini pemimpin harus menciptakan kebijaksanaan ke dalam tatanan atau keputusan terhadap sarana untuk mencapai tujuan yang direncanakan.
3. Mempertahankan keutuhan organisasi
Pemimpin bertugas untuk mempertahankan keutuhan organisasi dengan melakukan koordinasi dan kontrol melalui dua cara, yaitu melalui otoritas, peraturan, literally, melalui pertemuan, dan koordinasi khusus terhadap berbagai peraturan.
4. Mengendalikan konflik internal yang terjadi di dalam organisasi
Secara umum, tugas-tugas pokok pemimpin dalam organisasi antara lain :
1. Melaksanaan Fungsi Managerial, yaitu berupa kegiatan pokok meliputi pelaksanaan :
- Penyusunan Rencana
- Penyusunan Organisasi Pengarahan Organisasi Pengendalian Penilaian - Pelaporan
2. Mendorong (memotivasi) bawahan untuk dapat bekerja dengan giat dan tekun
3. Membina bawahan agar dapat memikul tanggung jawab tugas masing masing secarabaik
Ada beberapa pendapat pakar tentang pengertian kepemimpinan, antara
lain adalah sebagai berikut: Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam
situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau
beberapa tujuan tertentu (Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961; 24).
Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. (Shared Goal, Hemhiel & Coons, 1957; 7).
Menurut Kartono (2005:153). kepemimpinan adalah kemampuan untuk
memberikan pengaruh yang konstruktif kepada orang lain untuk melakukan satu
usaha kooperatif mencapai tujuan yang sudah di canangkan. Begitupun
kepemimpinan menurut Sutarto (1998: 25) adalah rangkaian kegiatan penataan
berupa kemampuan mempengaruhi perilaku orang lain dalam situasi tertentu agar
bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Kepemimpinan juga merupakan fungsi dari keefektifan operasional pada
pengambilan keputusan di suatu organisasi atau perusatraan. Jadi, apabila
pemimpin mampu dengan tangkas, cerdas, cepat, dan arif bijaksana mengambil
keputusan yang tepat, maka organisasi atau perusatraan bisa berfungsi secara
efektif dan produktif.
Suatu kepemimpinan merupakan masalah relasi dan pengaruh antara
pemimpin dan yang di pimpin. Kepemimpinan tersebut muncul dan berkembang
sebagai hasil dari interaksi otomatis di antara pemimpin dan individu-individu
yang dipimpin (ada relasi interpersonal). Kepemimpinan ini bisa berfungsi atas
dasar kekuasaan untuk mengajak, mempengaruhi, dan menggerakkan orang –
orang lain guna melakukan sesuatu, demi pencapaian suatu tujuan tertentu.
Dalam kepemimpinan ini terdapat hubungan antar manusia, yaitu
hubungan mempengaruhi (dari pemimpin) dan hubungan kepatuhan-ketaatan para
pengikut/bawahan karena di pengaruhi oleh kewibawaan pemimpin. Para
pengikut terkena pengaruh kekuatan dari pemimpinnya dan bangkitlah secara
sosial, sebab prinsip-prinsip, definisi, dan teori-teorinya diharapkan dapat
bermanfaat bagi usaha peningkatan taraf hidup manusia. Seperti ilmu-ilmu lain
kepemimpinan sebagai cabang ilmu bertujuan untuk:
1. memberikan pengertian menganai kepemimpinan secara luas,
2. menafsirkan dari tingkah laku pemimpin, dan
3. pendekatan terhadap permasalahan sosial yang dikaitkan d