• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DATA

C. Hasil Pengujian Instrumen

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas menurut Bawono (2006: 63) adalah menguji data yang kita peroleh sebagai misal hasil dari kuestioner yang kita bagikan. Jika kuisioner tersebut handal atau reliable, maka jawaban responden

tersebut konsisten dari waktu ke waktu. Sedangkan menurut Hadi dalam Bawono (2006: 63-64) uji reliabilitas analisis yang dipakai untuk mengetahui sejauh mana pengukuran data dapat memberikan hasil relatif konsisten adalahatau tidak berbeda jika diukur ulang pada subjek yang sama, sehingga dapat diketahui konsistensi atau keterandalan alat ukur (kuesioner). Teknik yang digunakan dalam pengukuran reliabilitas ini adalah teknik cronbach alpha. Daftar pertanyaan yang akan diuji dikatakan reliable apabila nilai cronbach alpha> 0,60.

I. Uji Hipotesis

1. Uji t Test (Uji secara individu)

Uji ini digunakan untuk melihat tingkat signifikansi variabel

independent mempengaruhi variabel dependent secara individu atau sendiri-sendiri. Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji t statistik untuk masing-masing variabel bebas dengan tingkat kepercayaan tertentu (Bawono, 2006: 89-90). Untuk mengetahui tingkat signifikansi variabel independen mempengaruhi variabel secara individu atau sendiri-sendiri dengan melihat nilai signifikansinya pada tabel coefficients pada hasil regresi, apakah kurang dari 5% atau 0.05.Jika nilai signifikannya < 5% maka variabel independen secara parsial mempengaruhi variabel dependen, sebaliknya jika nilai signifikannya > 5% maka variabel independen secara parsial tidak mempengaruhi variabel dependen.

2. Uji F (Uji secara serempak)

Uji ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh semua variabel bebas secara bersama-sama dapat mempengaruhi variabel terikat (Bawono, 2006: 91). Untuk mengetahui seberapa jauh semua variabel independen secara bersama-sama dapat mempengaruhi variabel dependen yaitu dengan melihat signifikansinya pada tabel Anova dari persamaan regresi, apakah kurang dari 5% atau 0.05. Apabila nilai signifikannya < 5% maka variabel independen secara simultan mempengaruhi variabel dependen, sebaliknya jika nilai signifikannya > 5% maka variabel independen secara simultan tidak mempengaruhi variabel dependen.

3. Uji R2 (Koefisien determinasi)

Uji koefisien determinasi (R2) menunjukan sejauh mana tingkat hubungan antara variabel dependen (Y) dengan variabel independen (X123…), atau sejauh mana kontribusi variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Untuk mengetahui sejauh mana kontribusi variabel independen mempengaruhi variabel dependen yaitu dengan melihat nilai R2 pada tabel model summary dari persamaan regresi yang diperoleh. Apabila angka koefisien determinan (R2) semakin mendekati 1 berarti model regresi yang digunakan sudah semakin tepat sebagai model penduga terhardap variabel dependen (Bawono, 2006: 92-93).

4. Analisis Regresi Berganda

Menurut Bawono (2006: 84-85) regresi ini digunakan untuk menganalisis data yang bersifat multivariate, analisis ini digunakan untuk meramalkan nilai variabel dependen dengan variabel independen yang lebih dari satu. Persamaan regresi berganda dapat berupa sebagai berikut:

Y= β0+ β1 X1+ β2X2+ β3X3+ Dimana:

Y = Kepuasan nasabah

β0 = Konstanta dari persamaan regresi β123 = Koefisien dari variabel X123 X1 = Kualitas pelayanan

X2 = kepercayaan

X3 =Atribut Produk Islam = Residual

J. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Multikolinieritas

Menurut Bawono (2006: 115) Multikolinieritas adalah uji yang digunakan untuk mengetahui situasi dimana terdapat korelasi variabel-variabel bebas diantara satu dengan yang lainnya. Masalah multikolineritas biasanya muncul pada data time series yang apabila masalah multikolinearitas ini serius dapat mengakibatkan berubahnya tanda dari parameter estimasinya. Sedangkan menurut Ghozali (2001: 77) Multikolinearitas tujuannya adalah untuk menguji apakah ada

korelasi antara sesama variabel independen (multikolinearitas). Jika terjadi korelasi antara variabel bebas cukup tinggi atau di atas 0,90 maka mengindikasikan adanya multikolinearitas. Selain itu dapat juga dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF), apabila Tolerance lebih besar dari 0,10 (10%) atau nilai VIF lebih kecil dari 10 maka tidak terjadi Multikolinearitas.

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskendastisitas terjadi apabila varian dari variabel pengganggu tidak sama untuk semua observasi, akibat yang timbul apabial terjadi Heteroskedastisitas adalah penaksir tidak bias tetapi tidak efisien lagi baik dalam sampel besar maupun sampel kecil, serta uji t-test dan F-test akan menyebabkan kesimpulan yang salah (Bawono, 2006: 133). Cara mendeteksi Heteroskedastisitas yaitu dengan menggunakan metode White Test. Secara manual uji ini dilakukan dengan meregres residual kuadrat (U2i) dengan variabel bebas dan perkalian variabel bebas. Dapatkan nilai R2 untuk menghitung χ2 dimana χ2

= n * R2. Pengujiannya yaitu adalah jika χ2 hitung < χ2

tabel, maka hipotesis adanya heteroskedastisitas dalam model ditolak (Bawono, 2006: 145).

Menurut Bawono (2006: 145) dengan uji White ini, model persamaan kita menjadi sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi kita, data variabel dependen dan independen yang kita pakai apakah berdistribusi normal atau tidak. Sebuah data penelitian yang baik adalah yang datanya berdistribusi normal. Data normal yaitu data yang dipakai atau didapat dari lapangan itu sesuai dengan teoritiknya atau sampel yang diambil untuk penelitian tersebut mewakili populasi yang dapat digunakan oleh peneliti. Untuk menguji data apakah berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan cara melihat histogram dan normal probability plot. Grafik histogram berdistribusi normal jika pola mendekati normal dan bisa kita lihat adalah perbandingan antara data observasi dengan distribusi yng mendekati distribusi normal. Grafik normal probability plot berdistribusi normal jika titk-titik yang menyebar berada disekitar garis diagonal sedangkan penyebarannya mengikuti arah garis diagonalnya (Bawono, 2006: 174 -176).

K. Alat Analisis

Penelitian ini menggunakan data kuantitatif, yaitu merupakan data yang berbentuk angka kemudian diproses dan diolah menggunakan SPSS (Statistical Packagefor Social Science) 21 sesuai dengan keinginan oleh pengguna (user) secara cepat dan tepat. Hasil atau output dari SPSS 21 tersebut kemudian dianalisis dan diinterpretasikan berdasarkan data yang telah ada.

69 BAB IV ANALISIS DATA

A. Deskripsi Objek Penelitian

1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BTPN Syariah adalah Bank Umum Syariah ke 12 di Indonesia yang memiliki tekad untuk menumbuhkan jutaan rakyat Indonesia sehingga memiliki kehidupan yang lebih baik. BTPN Syariah lahir dari perpaduan dua kekuatan yaitu, PT Bank Sahabat Purbadanarta dan Unit Usaha Syariah BTPN. Bank Sahabat Purbadanarta yang berdiri sejak Maret 1991 di Semarang, merupakan bank umum non devisa yang 70% sahamnya diakusisi oleh PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk (BTPN) pada 20 Januari 2014 dan kemudian dikonversi menjadi BTPN Syariah berdasarkan Surat Keputusan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tanggal 22 Mei 2014. Unit Usaha Syariah BTPN yang difokuskan melayani dan memberdayakan keluarga pra sejahtera di seluruh Indonesia adalah salah satu segmen bisnis di PT Bank Tabungan Nasional Tbk sejak Maret 2008, kemudian dispin off dan bergabung ke BTPN Syariah pada Juni 2014.

2. Visi, Misi dan Nilai a. Visi

Menjadi bank syariah terbaik, untuk keuangan inklusif, mengubah hidup berjuta rakyat indonesia.

b. Misi

Bersama kita ciptakan kesempatan tumbuh dan hidup yang lebih berarti.

Bersama artinya dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) tanpa terkecuali.

Stakeholders adalah seluruh karyawan, nasabah, pemerintah dan regulator, pemegang saham, serta masyarakat luas secara umum.  Kita Ciptakan Kesempatan artinya mengupayakan untuk

menjadikan segala aktivitas yang di lakukan di BTPN Syariah adalah sebuah kesempatan untuk tumbuh.

Tumbuh bermakna semua kesempatan yang ada harus mampu membawa perubahan untuk setiap stakeholders ke arah yang lebih baik.

Hidup yang Lebih Berarti artinya seluruh stakeholders BTPN

Syariah yang telah tumbuh, diharapkan mampu memberikan manfaat bagi sekitarnya.

c. Nilai

―PRISMA‖: PRofesional, Integritas, Saling menghargai dan kerjasaMA.

1) Profesional: Diwujudkan dengan cara meningkatkan keahlian sesuai profesi kita. Perilaku yang diharapkan muncul adalah seluruh karyawan berkeinginan kuat untuk mengembangkan diri ke arah yang lebih baik, mematuhi kode etik perusahaan, tidak

bekerja berdasar imbalan, menyelesaikan tugas dengan baik sesuai target.

2) Integritas: Identik dengan citra positif seseorang, menyangkut komitmen, kejujuran, dan keadilan. Perilaku yang diharapkan muncul adalah jujur, bertindak sesuai norma, dan tidak mengingkari janji.

3) Saling Menghargai: Bersikap hormat, menghargai pendapat, dan kontribusi rekan kerja yang lain sesuai dengan tugas, tanggung jawab, dan kompetensinya. Perilaku yang diharapkan muncul adalah bisa mendengarkan pendapat dan menghargai hasil karya orang lain.

4) Kerjasama: Mengutamakan kepentingan dan tujuan bersama serta menjadikan perbedaan sebagai sumber kekuatan. Perilaku yang diharapkan muncul adalah mampu bekerja dalam tim dan mempercayai peran yang dilakukan masing-masing orang, tidak membiarkan anggota tim bekerja sendiri, dan memberi bantuan bila ada yang kesulitan.

3. Identitas Tempat Penelitian

a) Nama : PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah b) Alamat : Kantor Cabang Pembantu Salatiga

Jl. Resident Indarjo, Gedongan, Tingkir, RT 001/RW 005, Salatiga

d) Tanggal berdiri : 20 Januari 2014

e) Tanggal beroperasi : 14 Juli 2014 – Sekarang 4. Struktur Organisasi

BTPN Syariah Salatiga merupakan kantor cabang pembantu yang masih kecil dengan karyawan berjumlah sebanyak 6 orang. Struktur organisasi dengan yang berjumlah enam karyawan ini adalah sebagai berikut:

a. Yulius Hendigyas Bimakso selaku Manajer b. Andika Fauzi selaku Wakil Manajer

c. Afthon Usyagi selaku Pembina Sentral atau AO (Account Officer) 1 d. Andreas Tri Hantoro selaku Pembina Sentral atau AO 2

e. Fajar Dwi Utomo B.A. selaku Pembina Sentral atau AO 3 f. Agus Istanto selaku Pembina Sentral Collection

Struktur Organisasi b. Gambar 4.1 P S C Manajer Wakil Manajer P S/ AO P S/ AO P S/ AO

5. Tugas dan Wewenang

a. Tugas dari manajer cabang Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Syariah KCP Salatiga, antara lain:

1) Mengarahkan kinerja karyawan

2) Memberi Acc bila ada pengajuan pembiayaan dan transaksi lainnya

3) Mencari calon nasabah dan penarikan transaksi

4) Memberikan pelatihan dasar keanggotaan bagi nasabah 5) Dan pekerjaan manajer pada umumnya

b. Tugas dari wakil manajer Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Syariah KCP Salatiga, antara lain:

1) Membantu manajer menjalankan tugasnya.

2) Mendampingi saat melakukan pelatihan keanggotaan 3) Mencari calon nasabah dan penarikan transaksi

c. Tugas dari pembina sentral Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Syariah KCP Salatiga, antara lain:

1) Mencari nasabah sebanyak-banyaknya.

2) Melayani nasabah di tempat Nasabah, baik itu toko, pasar, ataupun rumah nasabah.

3) Setelah melakukan penarikan PS membuat laporan dan menyerahkan dana serta slip untuk selanjutnya di input, kedalam komputer.

d. Tugas dari pembina sentral colleciont Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Syariah KCP Salatiga. Tugas PSC pada dasarnya sama dengan tugas PS lainnya, akan tetapi yang membedakannya adalah pekerjaan tambahan dalam melakukan tarikan tagihan. Jadi jika ada nasabah yang melakukan transaksi murabahah pihak yang bertugas melakukan penarikan pembayaran adalah PSC.

B. Identitas Responden

Pada penelitian ini, peneliti melakukan penelitian di Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Syariah KCP Salatiga dengan respondennya yaitu nasabah Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Syariah KCP Salatiga. Data yang diperoleh oleh peneliti adalah dari kuesioner yang telah dibagikan kepada responden kemudian diolah dan dianalisis menggunakan prosedur statistik deduktif.

1. Jenis Kelamin Responden

Tabel 4.1

Jenis Kelamin Responden

No Jenis Kelamin Jumlah Responden (orang) Presentase (%)

1 Perempuan 90 orang 100 %

Jumlah 90 orang 100%

Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa semua responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah nasabah perempuan yang berjumlah 90 orang dengan prosentase 100 %.

2. Usia Responden

Tabel 4.2 Usia Responden

No Usia Responden Jumlah Responden (orang) Presentase (%)

1 < 20 tahun 2 2 % 2 21-30 tahun 6 7 % 3 31-40 tahun 23 26 % 4 41-50 tahun 19 21 % 5 > 50 tahun 40 44 % Jumlah 90 orang 100%

Sumber : Data primer yang diolah (2016)

Dari tabel diatas dapat diketahui usia nasabah terbanyak yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah usia > 50 tahun yaitu 40 orang dengan prosentase 44%, kemudian usia 31-40 tahun berjumlah 23 orang dengan prosentase 26%, usia 41-50 tahun 19 orang dengan prosentase 21%, usia 21-30 tahun ada 6 orang dengan prosentase 7% dan urutan terakhir adalah usia < 20 tahun yaitu 2 orang dengan prosentase 2%.

3. Tingkat Pendidikan Responden

Tabel 4.3

Tingkat Pendidikan Responden

No Pendidikan Jumlah responden (orang) Presentase (%)

1. SD 27 30 % 2. SMP 21 23 % 3. SMA 31 34 % 4. Diploma 7 8 % 5. Sarjana 4 5 % Jumlah 90 orang 100%

Sumber : Data primer yang diolah (2016)

Berdasarkan tabel diatas, dapat kita ketahui tingkat pendidikan nasabah yang menjadi responden penelitian adalah SD berjumlah 27 orang dengan prosentase 30%, SMP berjumlah 21 orang dengan prosentase 23%, SMA berjumlah 31 orang dengan prosentase 34%, Diploma sebanyak 7 orang dengan prosentase 8%, dan terakhir yaitu sarjana sebanyak 4 orang dengan prosentase 5%. Sehingga dapat disimpulkan pendidikan terbanyak responden adalah SMA sebanyak 31 orang dengan prosentase 34%.

4. Jenis Pekerjaan Responden

Tabel 4.4 Pekerjaan Responden

No Pekerjaan Jumlah Responden Presentase (%)

1. Pelajar 3 3 %

2. Pedagang/Wiraswasta 37 41 %

3. Petani 34 38 %

4. Buruh 16 18 %

Jumlah 90 orang 100%

Sumber : Data primer yang diolah (2016)

Dari tabel diatas, dapat kita ketahui bahwa nasabah terbanyak yang menjadi responden adalah bekerja sebagai Pedagang, yaitu berjumlah 37 orang dengan prosentase 41%, kemudian disusul Petani sebanyak 34 orang dengan prosentase 38%, Buruh sebanyak 16 orang dengan prosentase 18%, kemudian yang terakhir Pelajar sebanyak 3 orang dengan prosentase 3 %.

5. Penghasilan Responden

Tabel 4.5

Penghasilan Responden

No Penghasilan Jumlah Responden

(orang) Presentase (%) 1. 500.000 – 1.000.000 27 30 % 2. 1.100.000 – 3.000.000 59 66 % 3. > 3.000.000 4 4 % Jumlah 90 100 %

Sumber : Data primer yang diolah (2016)

Dari tabel diatas dapat kita ketahui sebanyak 27 orang berpenghasilan Rp.500.000 – 1.000.000 dengan prosentase 30%, kemudian 59 orang berpenghasilan Rp.1.100.000- 3.000.000 dengan prosentase 66% dan yang terakhir sebanyak 4 orang berpenghasilan > 3.000.000. Sehingga dapat dilihat penghasilan terbanyak adalah Rp.1.100.000 – 3.000.000 sebanyak 59 orang dengan prosentase 66%. C. Hasil Pengujian Instrumen

Dalam suatu penelitian seorang peneliti membutuhkan suatu alat atau instrumen, maka dalam penelitian tersebut terlebih dahulu menguji

instrument menggunakan uji reliabilitas dan uji validitas supaya bisa menghasilkan suatu penelitian yang akurat (Bawono, 2006 : 63).

1. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas a. Uji Validitas

Menurut Singarimbun dalam Supriyanto dan Machfudz (2010: 249) uji validitas yaitu uji yang digunakan untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang diukur. Butir pertanyaan dinyatakan valid apabila nilai pearson corelation

berbintang dua, maka tingkat korelasi signifikansi pada level 1% dan berbintang satu, maka tingkat korelasi signifikansi pada level 5%.

Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas

Variabel Pearson Corelation Significant (2-Tailed) Kesimpulan X1 1 ,801** ,000 Valid 2 ,889** ,000 Valid 3 ,798** ,000 Valid 4 ,754** ,000 Valid 5 ,742** ,000 Valid X2 6 ,687** ,000 Valid 7 ,802** ,000 Valid 8 ,791** ,000 Valid

9 ,798** ,000 Valid 10 ,690** ,000 Valid X3 11 ,879** ,000 Valid 12 ,768** ,000 Valid 13 ,714** ,000 Valid 14 ,758** ,000 Valid 15 ,691** ,000 Valid Y 16 ,353** ,001 Valid 17 ,789** ,000 Valid 18 ,737** ,000 Valid 19 ,726** ,000 Valid 20 ,730** ,000 Valid

Sumber : Data primer yang diolah (2016)

Berdasarkan tabel diatas, diketahui semua pertanyaan yang digunakan dalam kuesioner adalah valid, semua item pertanyaan dalam variabel berbintang dua yang menunjukkan signifikansi pada level 1%. Sehingga tidak ada item yang dihapus dan semua item pertanyaan dapat digunakan pada keseluruhan model pengujian.

b. Uji Reliabilitas

Menurut Hadi dalam Bawono (2006: 63-64) uji reliabilitas adalah analisis yang dipakai untuk mengetahui sejauh mana pengukuran data dapat memberikan hasil relatif konsisten atau tidak berbeda jika diukur ulang pada subjek yang sama, sehingga dapat diketahui konsistensi atau keterandalan alat ukur (kuesioner). Teknik yang digunakan dalam pengukuran reliabilitas ini adalah teknik cronbach alpha. Daftar pertanyaan yang akan diuji dikatakan reliable apabila nilai cronbach alpha > 0,60.

Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas

No Variabel Cronbach’s Alpha Kesimpulan

1. X1 0,805 Reliable

2. X2 0,795 Reliable

3. X3 0,797 Reliable

4. Y 0,772 Reliable

Sumber : Data Primer yang Diolah (2016)

Hasil uji reliabilitas di atas menunjukkan nilai X1 sebesar 0,805, berarti item pada variabel tersebut layak digunakan sebagai alat ukur karena lebih besar dari nilai cronbach’s alpha 0,60. Nilai X2 sebesar 0,795, berarti item pada variabel tersebut layak digunakan sebagi alat ukur karena lebih besar dari nilai cronbach’s alpha 0,60. Nilai X3 sebesar 0,797, berarti item pada variabel tersebut layak digunakan

sebagai alat ukur karena lebih besar dari nilai cronbach’s alpha 0,60. Nilai Y sebesar 0,772, berarti item pada variabel tersebut layak digunakan sebagai alat ukur karena lebih besar dari nilai cronbach’s

alpha 0,60. Hal ini dapat disimpulkan bahwa semua item pada masing-masing variabel layak digunakan sebagai alat ukur karena nilai

cronbach’s alpha> 0,60.

D.Hasil Uji Hipotesis

Dokumen terkait