• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

C. Sifat Fisik dan Stabilitas Cold Cream Virgin Coconut Oil

1. Uji sifat fisik cold cream virgin coconut oil

Nilai surface mean diameter (dsm) tiap formula yang didapatkan dari perhitungan ukuran droplet digunakan sebagai dasar perhitungan efek terhadap respon ukuran droplet. Nilai surface mean diameter (dsm) digunakan karena mampu menggambarkan diameter yang ekivalen dengan diameter ukuran droplet yang berbentuk sferis dalam sistem emulsi.

Berdasarkan perhitungan menggunakan metode desain faktorial yang dapat dilihat dari tabel perhitungan efek (tabel V), maka diketahui bahwa faktor yang diprediksi dominan berpengaruh terhadap ukuran droplet adalah interaksi antara kecepatan putar mixer dan lama pencampuran. Hal ini dapat dikarenakan semakin optimal lama pencampuran dengan kecepatan putar mixer yang tinggi maka energi kinetik yang ditambahkan ke dalam sistim semakin besar. Energi kinetik yang besar menyebabkan dispersi fase minyak dalam air akan semakin mudah, sehingga droplet yang dihasilkan dapat lebih kecil. Lama pencampuran yang optimal membantu menghomogenkan bahan dalam formula termasuk agen pengemulsi. Agen pengemulsi yang terdistribusi homogen dalam dispersi fase minyak dalam air menyebabkan droplet yang terbentuk lebih stabil karena

fungsi agen pengemulsi sebagai barier mekanik bekerja optimal. Hal ini mengurangi kemungkinan terjadinya coalesence sehingga pergeseran ukuran droplet ke arah yang lebih besar dapat diminimalkan.

Gambar 8a Gambar 8b

Gambar 8. Grafik Hubungan Antara Kecepatan Putar dan Lama Pencampuran Terhadap Ukuran Droplet

Berdasarkan gambar 8a, dapat dilihat bahwa seiring dengan peningkatan lama pencampuran, maka penggunaan kecepatan mixer level rendah dapat meningkatkan ukuran droplet, sebaliknya akan menurunkan ukuran droplet pada penggunaan kecepatan mixer level tinggi. Pada gambar 8b, seiring dengan peningkatan kecepatan putar mixer, maka penggunaan lama pencampuran level rendah dapat meningkatkan ukuran droplet, sebaliknya akan menurunkan ukuran droplet pada penggunaan lama pencampuran level tinggi. Jika dilihat dari gambar 8a dan 8b dapat disimpulkan terjadi interaksi antara lama pencampuran dan kecepatan putar mixer dalam menentukan perubahan ukuran droplet, hal ini dapat dilihat dari tidak sejajarnya garis-garis yang terbentuk baik antara lama pencampuran dan perubahan ukuran droplet dan juga

Pengaruh Lama Pencampuran Terhadap Ukuran Droplet 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 35,00

10Lama pencampuran (menit) 20

U k uran dr opl et m )

level rendah kecepatan putar level tinggi kecepatan putar

Pengaruh Kecepatan Putar Terhadap Ukuran Droplet

0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 35,00 400 Kecepatan Putar (rpm) 500 Uk ur an dropl et(µ m ).

harus dibuktikan dengan analisis ANOVA yang didahului perhitungan yate's treatment.

Tabel VI. Tabel ANOVA Ukuran Droplet Hasil Perhitungan Yate's Treatment

Source of variation df S of square M of square F

Replication 2 12,44 6,22 Treatment 3 73,81 24,60 a 1 1,05 1,05 0,04 b 1 7,28 7,28 0,27 ab 1 65,47 65,47 2,42 Experimental 8 216,38 27,05 Total 11

Hipotesis alternatif (H1) menyatakan kecepatan putar mixer, lama pencampuran, dan interaksinya berpengaruh signifikan terhadap ukuran droplet, sedangkan H0 merupakan negasi dari pernyataan H1 yang menyatakan kecepatan putar mixer, lama pencampuran, dan interaksinya tidak berpengaruh signifikan terhadap ukuran droplet. H1(a, b, c) diterima dan Ho(a, b, c) ditolak jika F hitung lebih besar dari F tabel (F 1;8). Dalam penelitian ini, F tabel adalah 5,32. Karena F hitung kurang dari F tabel maka Ho diterima. Berdasarkan analisis ANOVA yang didahului perhitungan yate's treatment, tampak bahwa dari masing-masing faktor yaitu kecepatan putar, lama pencampuran dan interaksi antara keduanya tidak berpengaruh signifikan secara statistik terhadap nilai respon ukuran droplet cold cream virgin coconut oil yang dihasilkan. Dalam hal ini kecepatan putar level rendah dan tinggi, lama pencampuran level rendah dan tinggi tidak berbeda dalam menghasilkan ukuran droplet cold cream virgin coconut oil. Selain itu dapat dinyatakan pula bahwa tidak terjadi interaksi yang signifikan antara lama dan kecepatan pencampuran dalam mempengaruhi perubahan ukuran droplet.

Kecepatan putar mixer dan lama pencampuran pada penelitian ini tidak signifikan berpengaruh terhadap ukuran droplet, dimungkinkan karena pada level kecepatan putar mixer dan lama pencampuran yang diteliti, kapasitas emulgator sudah optimal dalam menghasilkan ukuran droplet terkecil yang dapat dibentuk. Pada proses pencampuran, ukuran droplet akan turun drastis seiring penambahan lama pencampuran, namun setelah mencapai titik tertentu dimana kapasitas emulgator sudah optimal, maka ukuran droplet yang dihasilkan tidak banyak berubah (Peter, 1997). Sehingga dengan penambahan kecepatan putar mixer ataupun lama pencampuran tidak berpengaruh terhadap penurunan ukuran droplet yang dihasilkan.

b. Viskositas

Viskositas merupakan faktor yang penting dalam sediaan cold cream virgin coconut oil. Semakin tinggi viskositas maka sediaan menjadi semakin kental sehingga semakin sulit untuk mengalir. Viskositas dari suatu sediaan tidak boleh terlalu besar ataupun terlalu kecil, namun sebaiknya disesuaikan dengan tujuan penggunaan. Viskositasnya yang terlalu tinggi akan menimbulkan ketidaknyamanan dalam pengaplikasian pada kulit, karena sediaan sulit mengalir dan sukar tersebar secara merata di kulit. Juga pada saat mengeluarkan sediaan dari kemasan menjadi lebih sulit jika dibandingkan dengan sediaan yang viskositasnya lebih rendah. Jika sediaan terlalu encer maka sediaan akan tidak mampu cukup melekat saat diaplikasi pada kulit sehingga sediaan tidak tinggal seluruhnya pada permukaan kulit.

yang berpengaruh terhadap respon viskositas setelah pembuatan adalah lama pencampuran, sehingga lama pencampuran diprediksi sebagai faktor dominan yang mempengaruhi viskositas cold cream virgin coconut oil. Hal ini dapat dilihat dari nilai efek terhadap respon viskositas pada lama pencampuran paling besar dibandingkan faktor lainnya.

Pengaruh kecepatan putar mixer, lama pencampuran dan interaksi antara keduanya terhadap respon viskositas dapat dilihat dalam grafik pada gambar 9:

Gambar 9a Gambar 9b

Gambar 9. Grafik Hubungan Antara Kecepatan Putar dan Lama Pencampuran Terhadap Viskositas

Viskositas dari sediaan dipengaruhi oleh fase kontinyu dan fase internal sediaan. Lama pencampuran menyebabkan bahan-bahan tercampur semakin homogen. Semakin optimal lama pencampuran akan mengoptimalkan dispersi fase minyak pada fase air dengan bantuan agen pengemulsi yaitu polisorbate 80 (Tween 80) dan sorbitan monooleate (Span 80), sehingga ukuran droplet minyak yang dihasilkan dapat semakin kecil dan terdistribusi merata pada medium dispersnya. Hal ini menyebabkan fase kontinyu akan semakin

Pengaruh Kecepatan Putar Terhadap Viskositas

130 135 140 145 150 155 160 165 170 175 180 400 500 Kecepatan Putar (rpm) V isko si ta s ( d P a .s)

level rendah lama pencampuran level tinggi lama pencampuran

Pengaruh Lama Pencampuran Terhadap Viskositas

130 135 140 145 150 155 160 165 170 175 180 10 20

Lama Pencampuran (menit)

V isko s it a s (d P a .s ).

rigid dan hambatan alir meningkat, sehingga viskositas yang dihasilkan pada sediaan cream akan semakin meningkat.

Berdasarkan gambar 9a, maka dapat dilihat bahwa seiring dengan peningkatan kecepatan putar mixer, maka pada penggunaan lama pencampuran level rendah dan tinggi dapat meningkatkan viskositas. Pada gambar 9b, dapat dilihat bahwa seiring peningkatan lama pencampuran, maka pada penggunaan kecepatan putar mixer level rendah dan level tinggi dapat meningkatkan viskositas. Jika dilihat dari gambar 9a dan 9b dapat disimpulkan terjadi interaksi antara lama pencampuran dan kecepatan putar mixer dalam menentukan perubahan viskositas, hal ini dapat dilihat dari tidak sejajarnya garis-garis yang terbentuk baik antara lama pencampuran dan respon viskositas dan juga antara kecepatan putar mixer dan respon viskositas. Berikut ini adalah hasil analisis ANOVA yang didahului perhitungan yate's treatment menggunakan taraf kepercayaan 95% untuk respon viskositas:

Tabel VII. Tabel ANOVA Viskositas Hasil Perhitungan Yate's Treatment

Source of variation df S of square M of square F

Replication 2 104,17 0,025 Treatment 3 1116,67 0,06 a 1 408,33 408,33 2,85 b 1 675,00 675,00 4,71 ab 1 33,33 33,33 0,23 Experimental 8 1145,83 143,23 Total 11

Hipotesis alternatif (H1) menyatakan kecepatan putar mixer, lama pencampuran, dan interaksinya berpengaruh signifikan terhadap viskositas, sedangkan H0 merupakan negasi dari pernyataan H1 yang menyatakan kecepatan putar mixer, lama pencampuran, dan interaksinya tidak berpengaruh signifikan

terhadap viskositas. H1(a, b, c) diterima dan Ho(a, b, c) ditolak jika F hitung lebih besar dari F tabel (F 1;8). Dalam penelitian ini, F tabel adalah 5,32. Ho diterima karena nilai F hitung kurang dari F tabel. Berdasarkah hasil analisis ANOVA yang didahului perhitungan yate's treatment, maka kecepatan putar, lama pencampuran, dan interaksi antara keduanya tidak berpengaruh signifikan terhadap respon viskositas. Dalam hal ini kecepatan putar level rendah dan tinggi, dan lama pencampuran level rendah dan tinggi tidak berbeda dalam menghasilkan viskositas cold cream virgin coconut oil.

Kecepatan putar mixer dan lama pencampuran pada penelitian ini tidak signifikan berpengaruh terhadap viskositas dimungkinkan karena pada level kecepatan putar mixer dan lama pencampuran yang diteliti, kapasitas emulgator sudah maksimal dalam menghasilkan ukuran droplet terkecil yang dapat dibentuk sehingga dengan penambahan kecepatan putar mixer ataupun lama pencampuran tidak berpengaruh terhadap penurunan ukuran droplet yang dihasilkan. Karena ukuran droplet yang dihasilkan sudah optimal pada efek yang diteliti, maka medium dispers yang dapat dijebak oleh droplet terbatas pada ukuran droplet yang terbentuk yang ditunjukkan dengan respon viskositas yang dihasilkan.

c. Daya Sebar

Pada perhitungan menggunakan desain faktorial pada tabel perhitungan efek (tabel V), kecepatan putar merupakan faktor yang diprediksi dominan berpengaruh terhadap respon daya sebar. Hal ini diketahui dari besarnya nilai efek pada faktor kecepatan putar dibandingkan nilai efek faktor

lainnya.

Kenaikan kecepatan putar pada level penelitian ini menyebabkan besarnya tekanan mekanik yang diberikan pada droplet primer minyak sehingga memungkinkan terbentuknya droplet-droplet minyak dengan ukuran yang relatif lebih kecil. Ukuran droplet fase minyak yang dihasilkan akan menentukan seberapa banyak fase air yang dapat terjebak di antara droplet-droplet fase minyak. Dengan terbentuknya ukuran droplet fase minyak yang semakin kecil maka fase air yang dapat terjebak di antara droplet-droplet fase air akan meningkat, hal tersebut menyebabkan hambatan alir sistem meningkat. Hambatan alir sistem erat hubungannya dengan daya sebar cream. Dengan meningkatnya hambatan alir maka daya sebar cream akan menurun.

Grafik pada gambar 10 akan menggambarkan pengaruh peningkatan kecepatan putar dan lama pencampuran terhadap respon daya sebar cold cream virgin coconut oil.

Gambar 10a Gambar 10b

Gambar 10. Grafik Hubungan Antara Kecepatan Putar dan Lama Pencampuran Terhadap Daya Sebar Pengaruh Kecepatan Putar Terhadap Daya Sebar

4,10 4,20 4,30 4,40 4,50 4,60 4,70 400 Kecepatan Putar (rpm) 500 Da y a S e b a r ( c m ).

level rendah lama pencampuran level tinggi lama pencampuran

Pengaruh Lama Pencampuran Terhadap Daya Sebar

4,10 4,20 4,30 4,40 4,50 4,60 4,70

10 Lama Pencampuran (menit) 20

Da y a S e b a r (c m )

peningkatan kecepatan putar mixer, maka pada penggunaan lama pencampuran level rendah dan tinggi dapat menurunkan daya sebar. Pada gambar 10b, dapat dilihat bahwa seiring peningkatan lama pencampuran, maka pada penggunaan kecepatan putar level rendah dapat meningkatkan daya sebar, sebaliknya akan menurunkan daya sebar pada penggunaan kecepatan putar mixer level tinggi. Jika dilihat dari gambar 10a dan 10b dapat disimpulkan terjadi interaksi antara lama pencampuran dan kecepatan putar mixer dalam menentukan perubahan daya sebar, hal ini dapat dilihat dari tidak sejajarnya garis-garis yang terbentuk baik antara lama pencampuran dan respon daya sebar dan juga antara kecepatan putar mixer dan respon daya sebar. Berikut ini adalah hasil analisis ANOVA yang didahului perhitungan yate's treatment menggunakan taraf kepercayaan 95% untuk respon daya sebar :

Tabel VIII. Tabel ANOVA Daya Sebar Hasil Perhitungan Yate's Treatment

Source of variation df S of square M of square F

Replication 2 0,05 0,025 Treatment 3 0,18 0,06 a 1 0,11 0,11 1,37 b 1 0,01 0,01 0,12 ab 1 0,07 0,07 0,88 Experimental 8 0,62 0,08 Total 11

Hipotesis alternatif (H1) menyatakan kecepatan putar mixer, lama pencampuran, dan interaksinya berpengaruh signifikan terhadap daya sebar, sedangkan H0 merupakan negasi dari pernyataan H1 yang menyatakan kecepatan putar mixer, lama pencampuran, dan interaksinya tidak berpengaruh signifikan terhadap daya sebar. H1(a, b, c) diterima dan Ho(a, b, c) ditolak jika F hitung lebih besar dari F tabel (F 1;8). Dalam penelitian ini, F tabel adalah 5,32. Karena F

hitung kurang dari F tabel maka Ho diterima. Berdasarkan analisis ANOVA yang didahului perhitungan yate's treatment, untuk respon daya sebar, efek kecepatan putar, lama pencampuran dan interaksi antara keduanya tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai respon daya sebar. Dalam hal ini kecepatan putar level rendah dan tinggi, lama pencampuran level rendah dan tinggi tidak berbeda dalam menghasilkan respon daya sebar cold cream virgin coconut oil. Selain itu dapat dinyatakan pula bahwa tidak terjadi interaksi antara lama pencampuran dan kecepatan putar mixer dalam mempengaruhi respon daya sebar.

Dalam penelitian ini kecepatan putar mixer dan lama pencampuran tidak berpengaruh signifikan terhadap respon daya sebar. Hal ini dimungkinkan karena respon daya sebar yang dihasilkan erat kaitannya dengan respon viskositas yang dihasilkan pada penelitian ini. Terdapat keterkaitan antara ukuran droplet terkecil yang dapat dihasilkan dari kapasitas emulgator terhadap respon viskositas dan daya sebar. Dimungkinkan karena kapasitas emulgator sudah optimal dalam menghasilkan ukuran droplet terkecil yang dapat dihasilkan pada level kecepatan putar mixer dan lama pencampuran yang diteliti, sehingga respon viskositas yang dihasilkan terbatas pada ukuran droplet fase minyak yang dapat dihasilkan. Karena respon daya sebar berbanding terbalik dengan respon viskositas maka daya sebar yang dapat dihasilkan sesuai dengan viskositas yang dapat dihasilkan pada penelitian ini.

2. Uji Stabilitas

a. Pergeseran viskositas

Perubahan viskositas akan mempengaruhi kemampuan basis cream untuk tetap mempertahankan bahan-bahan untuk dapat terdispersi homogen di dalamnya. Pergeseran viskositas yang diharapkan adalah ≤10%. Dalam penelitian ini cold cream virgin coconut oil dikatakan stabil apabila tidak ada perbedaan viskositas cold cream virgin coconut oil antara 48 jam pembuatan dengan penyimpanan setelah 30 hari. Dengan menggunakan desain faktorial, pada tabel perhitungan efek (tabel V) dapat dilihat bahwa lama pencampuran merupakan faktor yang diprediksi dominan yang mempengaruhi respon pergeseran viskositas.

Pada gambar 11 akan ditampilkan hubungan pengaruh peningkatan level lama dan kecepatan putar terhadap pergeseran viskositas cold cream virgin coconut oil sebagai parameter stabilitas fisik cold cream virgin coconut oil.

Gambar 11a Gambar 11b

Gambar 11. Grafik Hubungan Antara Kecepatan Putar dan Lama Pencampuran Terhadap Pergeseran Viskositas

Berdasarkan gambar 11a, maka dapat dilihat bahwa seiring dengan

Pengaruh Kecepatan Terhadap Pergerseran Viskositas

0 10 20 30 40 50 400 Kecepatan putar (rpm ) 500 p er g e s er a n v is k os itas ( % )

kecepatan rendah lama pencampuran kecepatan tinggi lama pencampuran

Pengaruh lama pencampuran Terhadap Pergeseran Viskositas 0 10 20 30 40 50

10 lama pencampuran (menit) 20

per ges er an v is k os itas ( % ).

peningkatan kecepatan putar mixer, maka pada penggunaan lama pencampuran level rendah dan tinggi dapat menurunkan respon pergeseran viskositas. Pada gambar 10b, dapat dilihat bahwa seiring peningkatan lama pencampuran, maka pada penggunaan kecepatan putar level rendah dan level tinggi dapat menurunkan pergeseran viskositas. Jika dilihat dari gambar 11a dan 11b dapat disimpulkan terjadi interaksi antara lama pencampuran dan kecepatan putar mixer dalam menentukan respon persen pergeseran viskositas, hal ini dapat dilihat dari tidak sejajarnya garis-garis yang terbentuk baik antara lama pencampuran dan respon pergeseran viskositas dan juga antara kecepatan putar mixer dan pergeseran viskositas. Berikut adalah hasil analisis ANOVA yang didahului perhitungan yate's treatment menggunakan taraf kepercayaan 95% untuk pergeseran viskositas.

Tabel IX. Tabel ANOVA Pergeseran Viskositas Hasil Analisis Yate's Treatment

Source of variation df S of square M of square F

Replication 2 227,24 113,62 Treatment 3 319,90 106,63 a 1 105,14 105,14 0,58 b 1 138,85 138,85 0,77 ab 1 75,91 75,91 0,42 Experimental 8 1434,34 179,29 Total 11

Hipotesis alternatif (H1) menyatakan kecepatan putar mixer, lama pencampuran, dan interaksinya berpengaruh signifikan terhadap pergeseran viskositas, sedangkan H0 merupakan negasi dari pernyataan H1 yang menyatakan kecepatan putar mixer, lama pencampuran, dan interaksinya tidak berpengaruh signifikan terhadap pergeseran viskositas. H1(a, b, c) diterima dan H0(a, b, c) ditolak jika F hitung lebih besar dari F tabel (F 1;8). Dalam penelitian

ini, F tabel adalah 5,32. Ho diterima karena F hitung kurang dari F tabel. Berdasarkan analisis ANOVA yang didahului perhitungan yate's treatment, maka tampak bahwa dari masing-masing faktor yaitu kecepatan putar dan lama pecampuran tidak secara signifikan berpengaruh terhadap pergeseran viskositas. Dalam hal ini kecepatan putar level rendah dan tinggi, lama pencampuran level rendah dan tinggi, dan interaksinya tidak berbeda dalam menghasilkan respon pergeseran viskositas cold cream virgin coconut oil. Selain itu dapat dinyatakan pula bahwa tidak terjadi interaksi antara lama dan kecepatan pencampuran dalam mempengaruhi respon pergeseran viskositas.

b. Perubahan Ukuran Droplet

Uji ini berguna untuk mengetahui apakah emulsi yang terbentuk mengalami coalesence atau tidak selama penyimpanan, dimana diindikasikan dengan adanya perubahan distribusi ukuran droplet ke arah ukuran droplet yang lebih besar. Uji perubahan ukuran droplet dilakukan dengan membandingkan grafik antar ukuran droplet setelah pembuatan dengan ukuran droplet setelah penyimpanan selama satu bulan. Berikut grafik distribusi ukuran droplet setelah pembuatan dibandingkan dengan setelah penyimpanan selama satu bulan.

Grafik Perbandingan Frekuensi Nilai Tengah Interval Ukuran Droplet 0 50 100 150 200 250 300 350 11.44 29.34 47.24 65.14 83.04 100.94 118.85 136.74 154.64 172.54 Nilai Tengah Interval ukuran droplet (µm)

F rek u ens i uk ur an dr o pl e t.

setelah pembuatan setelah penyimpanan

Gambar 12. Grafik Perubahan Distribusi Ukuran Droplet Percobaan 1

Grafik Perbandingan Frekuensi Nilai Tengah Interval Ukuran Droplet

0 50 100 150 200 250 300 350 11.44 29.34 47.24 65.14 83.04 100.94 118.85 136.74 154.64 172.54 Nilai Tengah Interval ukuran droplet (µm)

Fr ek u ens i uk ur a n dr o p le t.

setelah pembuatan setelah penyimpanan

Gambar 13. Grafik Perubahan Distribusi Ukuran Droplet Percobaan a

Gambar 14. Grafik Perubahan Distribusi Ukuran Droplet Percobaan b

Grafik Perbandingan Frekuensi Nilai Tengah Interval Ukuran Droplet

0 50 100 150 200 250 300 350 11.44 29.34 47.24 65.14 83.04 100.94 118.85 136.74 154.64 172.54 Nilai Tengah Interval ukuran droplet (µm)

Fr e k ue ns i uk ur a n dr opl et .

Gambar 15. Grafik Perubahan Distribusi Ukuran Droplet Percobaan ab

Penentuan ukuran droplet menggunakan metode mikromeritik dengan bantuan program motic. Dengan metode ini dapat diketahui distribusi ukuran droplet baik setelah pembuatan atau penyimpanan selama satu bulan, kemudian data disajikan dalam bentuk grafik untuk melihat apakah terjadi perubahan distribusi ukuran droplet. Dapat dilihat dari gambar 12 sampai gambar 15, dibandingkan distribusi ukuran droplet setelah pembuatan dengan distribusi ukuran droplet setelah penyimpanan selama satu bulan terjadi tren perubahan distribusi ukuran droplet ke arah yang lebih besar. Namun dari grafik pada gambar 12 sampai gambar 15 tidak dapat dilihat seberapa besar perbedaan yang terjadi. Uji paired t test digunakan untuk menjustifikasi perbedaan rata-rata mean surface diameter setelah pembuatan dengan rata-rata mean surface diameter setelah penyimpanan selama satu bulan. Uji paired t test dapat digunakan untuk menjustifikasi perbedaan, karena data mean surface diameter setelah pembuatan dan setelah penyimpanan yang digunakan memiliki sebaran

Grafik Perbandingan Frekuensi Nilai Tengah Interval Ukuran Droplet

0 50 100 150 200 250 300 350 11.44 29.34 47.24 65.14 83.04 100.94 118.85 136.74 154.64 172.54 Nilai Tengah Interval ukuran droplet (µm)

Fr ek ue ns i uk ur an dr op le t.

data yang normal dan homogen. Berikut adalah tabel hasil pengujian normalitas dan homogenitas untuk tiap formula (lampiran 9).

Tabel X. Tabel Uji Normalitas Formula 1

Pada tes normalitas Shapiro-Wilk diperoleh nilai Sig. p > 0,05, maka dapat disimpulkan “distribusi surface mean diameter formula 1 normal”.

Tabel XI. Tabel Uji Normalitas Formula a

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

HARI 1 .204 3 . .994 3 .846

HARI 30 .241 3 . .974 3 .690

a. Lilliefors Significance Correction

Pada tes normalitas Shapiro-Wilk diperoleh nilai Sig. p > 0,05, maka dapat disimpulkan “distribusi surface mean diameter formula a normal”.

Tabel XII. Tabel Uji Normalitas Formula b

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

HARI 1 .282 3 . .935 3 .509

HARI 30 .360 3 . .809 3 .137

a. Lilliefors Significance Correction

Pada tes normalitas Shapiro-Wilk diperoleh nilai Sig. p > 0,05, maka dapat disimpulkan “distribusi surface mean diameter formula b normal”.

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

HARI 1 .259 3 . .959 3 .611

HARI 30 .224 3 . .984 3 .760

Tabel XIII. Tabel Uji Normalitas Formula ab

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

HARI 1 .366 3 . .794 3 .101

HARI 30 .184 3 . .999 3 .927

Pada tes normalitas Shapiro-Wilk diperoleh nilai Sig. p > 0,05, maka dapat disimpulkan “distribusi surface mean diameter formula ab normal”.

Tabel XIV. Tabel Uji Homogenitas

1 a b ab Hari 1 Hari 30 Hari 1 Hari 30 Hari 1 Hari 30 Hari 1 Hari 30

S 1,27 2,12 9,39 3,92 1,73 6,43 4,65 2,20

f 0,60 2,40 0,27 2,11

Data dikatakan homogen apabila nilai f >0,05 atau f <19. Berdasarkan nilai f tiap formula pada tabel XIV dapat disimpulkan bahwa baik formula 1, a, b, dan ab memiliki data yang homogen.

Berikut ditampilkan tabel pengujian paired t test terhadap rata-rata mean surface diameter setelah pembuatan dengan rata-rata surface mean diameter setelah penyimpanan untuk tiap formula :

Tabel XV. Pengujian Paired T Test Rata-Rata Mean Surface Diameter

Rata-rata mean

surface diameter Justifikasi

Formula 1 Setelah pembuatan 27,90 ± 1,27μm Berbeda Setelah penyimpanan 37,83 ± 2,12 μm Formula a Setelah pembuatan 31,02 ± 9,39 μm Tidak berbeda Setelah penyimpanan 38,01 ± 3,92μm Formula b Setelah pembuatan 33,17 ±1,73 μm Tidak berbeda Setelah penyimpanan 43,15 ± 6,43μm Formula ab Setelah pembuatan 26,94 ± 4,65 μm Tidak berbeda Setelah penyimpanan 35,45 ± 2,19 μm

Coalesence dapat terjadi karena selama penyimpanan antara droplet-droplet dapat saling berbenturan satu dengan lainnya yang dapat menyebabkan rusaknya barier mekanik yang dibentuk oleh agen pengemulsi di lapisan antar batas. Rusaknya barier mekanik karena frekuensi benturan antar doplet yang tinggi menyebabkan menipisnya lapisan pelindung sehingga kemungkinan droplet-droplet untuk bersatu akan semakin besar. Pada formula 1 nilai surface mean diameter setelah pembuatan berbeda bermakna dengan setelah penyimpanan. Hal ini dapat terjadi karena formula 1 menggunakan level rendah kecepatan putar mixer dan lama pencampuran, sehingga dapat dimungkinkan tekanan yang diberikan oleh kecepatan putar mixer dan lama pencampuran level rendah tidak mampu untuk menghasilkan ukuran droplet yang optimal dan tidak mampu mendistibusikan agen pengemulsi secara homogen sehingga berakibat lemahnya barier mekanik yang dihasilkan oleh agen pengemulsi. Hal ini mengakibatkan apabila droplet berbenturan dengan droplet lainnya, barier mekanik tidak cukup kuat melindungi droplet sehingga kemungkinan coalesence menjadi besar dibandingkan dengan formula 1, a, b, dan ab.

Dokumen terkait