• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

2. Model untuk hipotesis kedua (Uji Residual)

4.5 Pengujian Hitpotesis

4.5.2 Uji Signifikansi Koefisien Regresi Parsial secara Menyelururh (Uji F)

Uji signifikansi koefisien regresi parsial secara menyeluruh merupakan suatu uji untuk menguji apakah seluruh koefisien regresi parsial secara menyeluruh atau simultan sama dengan nol atau tidak (Gujarati, 2003:253, Supranto, 2005:199). Dengan kata lain, menguji apakah variabel Perencanaan, Partisipasi, dan Optimalisasi daya serap anggaran secara

73 bersamaan atau simultan mempengaruhi variabel Kinerja aparatur sipil negara.

Cara pengambilan keputusan terhadap hipotesis dapat dilakukan dengan membandingkan nilai probabilitas � dengan nilai tingkat signifikansi, yakni �. Jika nilai probabilitas � ≥ tingkat signifikansi yang digunakan, dalam penelitian ini � = %, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel bebas secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel tak bebas. Jika nilai probabilitas � < tingkat signifikansi � = , , maka dapat disimpulkan bahwa paling tidak terdapat satu variabel bebas yang mempengaruhi variabel Kinerja aparatur sipil negara.

Tabel 4.13 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 60.109 3 20.036 3.584 .024a

Residual 190.101 34 5.591

Total 250.211 37

a. Predictors: (Constant), Optimalisasi_daya_serap_anggaran, Partisipasi, Perencanaan

b. Dependent Variable: Kinerja_aparatur_sipil_negara

Sumber : hasil olahan software SPSS

Perhatikan bahwa berdasarkan Tabel 4.13, nilai probabilitas atau Sig adalah 0,024. Karena nilai probabilitas, yakni 0,024 lebih kecil dari nilai tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa paling tidak terdapat satu variabel bebas yang pengaruhnya signifikan secara statistik terhadap Kinerja aparatur sipil negara pada tingkat signifikansi 5%.

74 4.5.3 Uji Signifikansi Koefisien Regresi Parsial secara Individu (Ujit t)

Uji signifikansi koefisien regresi parsial secara individu merupakan suatu uji untuk menguji apakah nilai dari koefisien regresi parsial secara individu bernilai nol atau tidak (Gujarati, 2003:250, Supranto, 2005:196).

Tabel 4.14 Uji Signifikansi Koefisien Regresi Parsial Secara Individu

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 8.102 3.925 2.064 .047 Perencanaan .459 .244 .426 1.878 .069 Partisipasi .266 .171 .254 1.551 .130 Optimalisasi_daya_ serap_anggaran -.120 .235 -.117 -.512 .612

a. Dependent Variable: Kinerja_aparatur_sipil_negara

Sumber : hasil olahan software SPSS

Berdasarkan Tabel 4.14, diperoleh persamaan regresi linear berganda sebagai berikut.

�̂ = , + , �� + , � − , � .

Cara pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan

membandingkan nilai probabilitas � atau Sig. dengan nilai tingkat signifikansi, yakni �. Jika nilai probabilitas � ≥ tingkat signifikansi yang digunakan, dalam penelitian ini � = %, maka nilai koefisien regresi parsial = . Hal ini berarti pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel Kinerja aparatur sipil negara tidak signifikan secara statistik pada tingkat signifikansi 5%. Namun jika nilai probabilitas � < tingkat signifikansi yang digunakan, maka nilai koefisien regresi parsial ≠ .

75 Hal ini berarti pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel Kinerja aparatur sipil negara signifikan secara statistik pada tingkat signifikansi 5%.

4.5.3.1 Pengujian Pengaruh Perencanaan terhadap Kinerja

Aparatur Sipil Negara

Perhatikan bahwa berdasarkan Tabel 4.14, diketahui nilai probabilitas atau Sig. dari variabel Perencanaan adalah 0,069. Karena nilai probabilitas Perencanaan, yakni 0,069, lebih besar dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka disimpulkan bahwa pengaruh yang terjadi antara Perencanaan dengan variabel Kinerja Aparatur Sipil Negara tidak signifikan secara statistik dalam hal ini dapat dibuktikan bahwa H1 diterima.

4.5.3.2 Pengujian Pengaruh Partisipasi terhadap Kinerja

Aparatur Sipil Negara

Diketahui nilai probabilitas atau Sig. dari variabel Partisipasi adalah 0,130. Karena nilai probabilitas Partisipasi, yakni 0,130, lebih besar dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka disimpulkan bahwa pengaruh yang terjadi antara Partisipasi dengan variabel Kinerja Aparatur Sipil Negara tidak signifikan secara statistik, dalam hal ini dapat dibuktikan bahwa H2 diterima.

76 4.5.3.3 Pengujian Pengaruh Optimalisasi Daya Serap Anggaran

terhadap Kinerja Aparatur Sipil Negara

Diketahui nilai probabilitas atau Sig. dari variabel Optimalisasi Daya Serap Anggaran adalah 0,612. Karena nilai probabilitas Optimalisasi Daya Serap Anggaran, yakni 0,612, lebih besar dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka disimpulkan bahwa pengaruh yang terjadi antara Optimalisasi Daya Serap Anggaran dengan variabel Kinerja Aparatur Sipil Negara tidak signifikan secara statistik, dalam hal ini dapat dibuktikan bahwa H3 diterima.

4.5.3.4 Uji Signifikansi Pengawasan Anggaran dalam

Memoderasi Pengaruh Variabel Bebas terhadap Kinerja Aparatur Sipil Negara

Ghozali (2006:164) menyatakan terdapat tiga cara menguji regresi dengan varaibel moderating, yaitu: (1) uji interaksi, (2) uji nilai selisih mutlak, dan (3) uji residual. Dalam penelitian ini digunakan uji residual. Digunakannya uji residual karena pada uji interaksi dan uji nilai selisish mutlak mempunyai kecenderungan akan terjadi multikolinearitas yang tinggi antar variabel independen dan hal ini akan menyalahi asumsi klasik dalam regresi ordinary

least square (OLS) (Ghozali, 2006:164). Untuk mengatasi

multikolinearitas ini, maka dikembangkan metode lain yang disebut uji residual.

77 Langkah pertama adalah dengan meregresikan variabel Pengawasan Anggaran terhadap variabel-variabel independen, dan kemudian peroleh nilai residualnya. Setelah itu tantukan nilai absolut residualnya, dan terakhir regresikan variabel absolut residual dengan masing-masing variabel bebas.

Tabel 4.15 Uji Moderasi

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 1.175 2.025 .580 .565 Kinerja .047 .099 .079 .478 .635 a. Dependent Variable: abs_res

Suatu variabel dikatakan memoderasi variabel bebas jika koefisien regresi variabel tak bebas bernilai negatif dan signifikan (Ghozali, 2006:172). Perhatikan bahwa karena koefisien regresi dari Kinerja aparatur sipil negara bernilai positif dan tidak signifikan, maka variabel Pengawasan anggaran tidak memoderasi variabel bebas.

4.5.3.5 Uji Signifikan Pengawasan Anggaran dalam Memoderasi

Pengaruh Perencanaan terhadap Kinerja Aparatur Sipil Negara Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 1.195 2.201 .543 .590 Perencanaan .046 .107 .072 .431 .669 a. Dependent Variable: abs_res_Perencanaan

78 Suatu variabel dikatakan memoderasi variabel bebas jika koefisien regresi variabel tak bebas bernilai negatif dan signifikan (Ghozali, 2006:172). Perhatikan bahwa karena koefisien regresi dari Kinerja Aparatur Sipil Negara bernilai positif dan tidak signifikan, maka variabel Pengawasan Anggaran tidak memoderasi Perencanaan, dalam hal ini dapat dibuktikan bahwa H4 ditolak.

4.5.3.6 Uji Signifikan Pengawasan Anggaran dalam Memoderasi

Pengaruh Partisipasi terhadap Kinerja Aparatur Sipil Negara Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 5.103 2.000 2.552 .015 Partisipasi -.151 .101 -.242 -1.495 .144 a. Dependent Variable: abs_res_Partisipasi

Perhatikan bahwa karena koefisien regresi dari Kinerja Aparatur Sipil Negara bernilai negatif namun tidak signifikan, maka variabel Pengawasan Anggaran tidak signifikan dalam memoderasi variabel Partisipasi, dalam hal ini dapat dibuktikan bahwa H5 diterima.

79

4.5.3.7 Uji Signifikan Pengawasan Pengawasan Anggaran dalam

Memoderasi Pengaruh Optimalisasi Daya Serap

Anggaran terhadap Kinerja Aparatur Sipil Negara

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 2.774 2.059 1.347 .186 Optimalisasi -.032 .102 -.052 -.312 .757 a. Dependent Variable: abs_res_Optimalisasi

Perhatikan bahwa karena koefisien regresi dari Kinerja Aparatur Sipil Negara bernilai negatif namun tidak signifikan, maka variabel Pengawasan Anggaran tidak signifikan dalam memoderasi Kinerja Aparatur Sipil Negara, dalam hal ini dapat dibuktikan bahwa H6 diterima.

4.6 Pembahasan

Berdasarkan pengujian hipotesis yang dilakukan, diperoleh bahwa Perencanaan Anggaran, Partisipasi Anggaran, dan Optimalisasi Daya Serap Anggaran tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Kinerja Aparatur Sipil Negara. Penggunaan Pengawasan Anggaran sebagai pemoderasi menunjukkan bahwa Pengawasan Anggaran tidak mampu secara signifikan memoderasi pengaruh Perencanaan, Partisipasi, dan Optimalisasi Daya Serap Anggaran terhadap Kinerja Aparatur Sipil Negara. Hasil penelitian terhadap masing-masing variabel dapat diuraikan sebagai berikut:

80 1) Perencanaan Anggaran berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Kinerja Aparatur Sipil Negara. Ini mengindikasikan bahwa Perencanaan Anggaran tidak terlalu dipertimbangkan oleh pihak Otoritas Pelabuhan Utama Belawan dalam melakukan penginerjaan setiap Aparatur Sipil Negara dan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perencanaan anggaran. Diketahui nilai probabilitas atau Sig. dari variabel Perencanaan adalah 0,069. Karena nilai probabilitas Perencanaan, yakni 0,069, lebih besar dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka disimpulkan bahwa pengaruh yang terjadi antara Perencanaan dengan variabel Kinerja Aparatur Sipil Negara tidak signifikan secara statistik, dalam hal ini dapat dibuktikan bahwa H1 diterima. Hasil penelitian ini konsisten atau sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Nurhalimah & Syukriy (2013) dan Mardika, Bagia, & Suwendra (2015) yang menyatakan bahwa partisipasi perencanaan anggaran berpengaruh postif dan signifikan terhadap kinerja pegawai tetapi penelitian ini tidak konsisten atau berbeda dengan penelitian yang sudah dilakukan oleh Nurlaila (2008) yang menyatakan bahwa perencanaan anggaran walaupun berkorelasi signifikan namun kurang berdampak langsung terhadap peningkatan kinerja.

2) Pengawasan Anggaran tidak memoderasi pengaruh Perencanaan

Anggaran terhadap Kinerja Aparatur Sipil Negara. Pengawasan Anggaran tidak mampu meningkatkan Kinerja Aparatur Sipil Negara pada saat Anggaran yang direncanakan sangat tinggi dan Pengawasan

81 Anggaran tidak dapat mengendalikan Anggaran pada saat anggaran yang direncanakan rendah. Diketahui nilai probabilitas atau Sig. dari variabel Partisipasi adalah 0,130. Karena nilai probabilitas Partisipasi, yakni 0,130, lebih besar dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka disimpulkan bahwa pengaruh yang terjadi antara Partisipasi dengan variabel Kinerja Aparatur Sipil Negara tidak signifikan secara statistik, dalam hal ini dapat dibuktikan bahwa H2 diterima. Hasil penelitian ini konsisten atau sejalan dengan penelitian yang sudah dilakukan oleh Muharrom (2014), Nurhalimah & Syukriy (2013), serta Brownel, & Mc. Innes (1986) yang menyatakan bahwa perencanaan anggaran berpengaruh postif dan signifikan terhadap kinerja pekerjaan pegawai.

3) Partisipasi Anggaran berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Kinerja Aparatur Sipil Negara. Berdasarkan hasil analisis deskriptif didapatkan bahwa nilai rata-rata sebesar 19,24 hal ini menunjukkan bahwa nilai resposnden pada partisipasi anggaran cukup tinggi. Diketahui nilai probabilitas atau Sig. dari variabel Optimalisasi Daya Serap Anggaran adalah 0,612. Karena nilai probabilitas Optimalisasi Daya Serap Anggaran, yakni 0,612, lebih besar dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka disimpulkan bahwa pengaruh yang terjadi antara Optimalisasi Daya Serap Anggaran dengan variabel Kinerja Aparatur Sipil Negara tidak signifikan secara statistik, dalam hal ini dapat dibuktikan bahwa H3 diterima. Hasil penelitian ini tidak konsisten

82 dengan penelitian yang sudah dilakukan oleh Muharrom (2014) .

4) Pengawasan Anggaran tidak mampu secara signifikan dalam memoderasi

pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Kinerja Aparatur Sipil Negara. Pengawasan tidak mampu meningkatkan kinerja yang ada untuk melakukan pengawasan anggaran.

5) Optimalisasi Daya Serap Anggaran berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap Kinerja Aparatur Sipil Negara. Hal ini menunjukkan bahwa berdasarkan hasil dari data responden yang didapat diketahui optimalisasi daya serap anggaran tidak begitu penting untuk meningkatkan kinerja aparatur sipil negara.

6) Pengawasan Anggaran tidak mampu secara signifikan dalam memoderasi

pengaruh Optimalisasi Daya Serap Anggaran. Hal ini juga terlihat dari hasil kuesioner dari data responden dan diketahui bahwa nilai signifikansi -0,312. Yang berarti bahwa ada pengaruh yang tidak signifikan. Jadi, dengan adanya optimalisasi daya serap anggaran, tidak begitu pening dalam meningkatkan kinerja aparatur sipil negara.

83

BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengujian secara simultan, diketahui nilai probabilitas atau Sig adalah 0,024. Karena nilai probabilitas, yakni 0,024 lebih kecil dari nilai tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa paling tidak terdapat satu variabel bebas yang pengaruhnya signifikan secara statistik terhadap Kinerja aparatur sipil negara pada tingkat signifikansi 5%.

Hasil pengujian parsial dari variabel Perencanaan, diketahui nilai probabilitas atau Sig. dari variabel Perencanaan adalah 0,069, lebih besar dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, dan nilai koefisien regresi dari variabel Perencanaan bernilai positif , maka disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif yang terjadi antara Perencanaan dengan Kinerja Aparatur Sipil Negara, tetapi tidak signifikan secara statistik. Diketahui nilai probabilitas atau Sig. dari variabel Partisipasi adalah 0,130, lebih besar dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, dan koefisien regresi dari variabel Partisipasi bernilai positif maka disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif yang terjadi antara Partisipasi dengan Kinerja Aparatur Sipil Negara, tetapi tidak signifikan secara statistik. Diketahui nilai probabilitas atau Sig. Dari variabel Optimalisasi Daya Serap Anggaran adalah 0,612, lebih besar dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, dan koefisien regresi dari variabel Optimalisasi Daya Serap Anggaran bernilai negatif, maka disimpulkan bahwa

84 terdapat pengaruh negatif yang terjadi antara Optimalisasi Daya Serap Anggaran dengan Kinerja Aparatur Sipil Negara, tetapi tidak signifikan secara statistik.

Diketahui nilai probabilitas atau Sig. dari variabel Perencanaan adalah 0,669, lebih besar dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, dan koefisien regresi bernilai positif, maka disimpulkan bahwa Pengawasan Anggaran tidak memoderasi Perencanaan. Diketahui nilai probabilitas atau Sig. dari variabel Partisipasi adalah 0,144, lebih besar dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, dan koefisien regresi bernilai negatif, maka disimpulkan bahwa Pengawasan Anggaran memoderasi Partisipasi, tetapi tidak signifikan secara statistik. Diketahui nilai probabilitas atau Sig. dari variabel Optimalisasi Daya Serap Anggaran adalah 0,757, lebih besar dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, dan koefisien regresi bernilai negatif, maka disimpulkan bahwa Pengawasan Anggaran memoderasi Optimalisasi Daya Serap Anggaran, tetapi tidak signifikan secara statistik.

Dokumen terkait