• Tidak ada hasil yang ditemukan

Variabel terikat Dividen Payout

KRITERIA PENILAIAN UJI AUTOKORELASI (DURBIN – WATSON)

4. Uji Heteroskedastisitas

3.6.2 Pengujian Hipotesis

3.6.2.3 Uji Signifikansi Parsial (Uji T)

Secara parsial, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t-test.Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen (Ghozali, 2005).Uji ini dilakukan untuk mengetahui signifikan atau tidaknya pengaruh masing – masing variabel independen terhadap variabel dependen.

Hipotesis yang akan diuji adalah :

Ho = Tidak semua variabel independen berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen

Ha = Semua variabel independen berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen

Jika t-hitung < t-tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak Jika t-hitung > t-tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Penelitian

Populasi penelitian ini adalah perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah dividend payout ratio, sedangkan variabel independen dalam penelitian ini adalah intensitas modal, ukuran perusahaan, dan proofitabilitas.

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, diperoleh 17 perusahaan industry barang konsumsi yang memenuhi kriteria dan dijadikan sampel penelitian yang diamati selama periode 2008 – 2011, sehingga sampel pengamatan menjadi 17 x 4 tahun = 68 sampel. Proses pengambilan sampel dapat dilihat pada lampiran i.

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data dimulai dengan mengolah data menggunakan Microsoft Excel. Selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian menggunakan regresi berganda. Pengujian asumsi klasik dan regresi berganda digunakan dengan menggunakan

software SPSS versi 17. Prosedur dimulai dengan memasukkan variabel – variabel penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output – output sesuai dengan metode analisis data yang telah ditentukan.

4.2 Analisis Hasil Penelitian

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif

Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dar sampel perusahaan industri barang konsumsi dari tahun 2008 – 2011. Variabel dari penelitian ini terdiri dari likuiditas dan profitabilitas sebagai variabel independen dan Dividend Payout Ratio sebagai variabel dependen. Statistik deskriptif dari variabel tersebut dari sampel perusahaan industri barang konsumsi selama tahun 2008 – 2011 disajikan dalam table 4.1.

TABEL 4.1

Statistik Deskriptif Variabel – Variabel Penelitian

N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation DPR 69 -.31 .89 24.08 .3490 .20254 CR 69 .33 1.51 52.06 .7545 .29044 ROA 69 5.27 29.52 1092.08 15.8272 6.16090 EPS 69 .01 .67 22.74 .3296 .17681 Valid N (listwise) 69

Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2012

Berdasarkan table 4.1 dapat diketahui bahwa Dividend Payout Ratio

(DPR) diperoleh rata-rata sebesar 0,3490. hal ini berarti bahwa rata-rata kebijakan pembagian dividen tunai adalah sebesar 0,3490% dari laba per lembar saham yang diperoleh perusahaan. Nilai maximum sebesar 0,89 yang berarti bahwa dividen tertinggi dari perusahaan sampel dapat mencapai 0,89% dari per lembar saham yang diperoleh perusahaan,sedangkan nilai minimum DPR adalah -0,31 yang artinya dividen terendah -0,31% dari per lembar saham yang diperoleh.

Variabel likuiditas yang diukur dengan Current Ratio (CR) menunjukkan rata-rata sebesar 0,7545. Hal ini berarti rata-rata perusahaan sampel mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya sebesar 0,7545dari total asset yang dimiliki perusahaan dalam satu periode. Nilai maximumnya sebesar 1,51 dar total asset dan nilai minimumnya sebesar 0,33 dari total asset.

Variabel profitabilitas yang diukur dengan rasio Return on Asset (ROA) menunjukkan nilai rata-rata sebesar 15,8272. Hal ini berarti bahwa rata-rata perusahaan sampel mampu mendapatkan laba bersih sebesar 15,8272% dari total asset yang dimiliki perusahaan dalam satu periode. Nilai minimum yaitu sebesar 5,27% yang berarti sampel terendah hanya mendapatkan laba bersih

dari seluruh total asset yang dimiliki sebesar 5,27% dan nilai maximum diketahui sebesar 29,52%.

Variabel profitabilitas yang diukur dengan rasio Earning per Share yang diukur dengan perbandingan laba bersih dengan jumlah saham yang beredar menunjukkan hasil bahwa rata-rata kemampuan perusahaan memperoleh laba per saham adalah sebesar sebesar 0,3296. Nilai EPS maximum sebesar 0,67 dan nilai EPS minimum sebesar 0,01.

4.2.2 Uji Asumsi Klasik

4.2.2.1 Uji Normalitas

Pengujian normalitas data penelitian adalah untuk menguji apakah dalam model statistik variabel – variabel penelitian berdistribusi normal atau tidak normal. Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik non parametik

Kolmogorov Smirnov dengan membuat hipotesis: Ho : data residual berdistribusi normal

Ha : data residual tidak berdistribusi normal

Apabila nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima, sedangkan jika nilai signifikansinya lebih kecil 0,05 maka Ho ditolak.

TABEL 4.2

Hasil Uji Normalitas

One – Sample Kolmogorov Smirnov Test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

DPR N 69 Normal Parametersa,, b Mean .3490 Std. Deviation .20254 Most Extreme Differences Absolute .062 Positive .059 Negative -.062 Kolmogorov-Smirnov Z .514

Asymptotic Significance (2-tailed) .954

a. Test Distribution is Normal b. Calculated from data

Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2012

Hasil pengolahan data menunjukkan besar nilai Kolmogorov Smirnov adalah 0,514 dan signifikansi 0,954 maka dapat disimpulkan data residual terdistribusi secara normal.

Gambar 4.1

Histogram

Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2012

Gambar 4.2

Grafik Normal P – Plot

Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2012

Kesimpulan yang dapat diambil dari perbandingan antara data observasi dengan data distribusi yang berdistribusi normal dari grafik pada gambar 4.1 dan 4.2 menyatakan bahwa distribusi data normal karena grafik histogram menunjukkan distribusi data mengikuti garis

diagonal yang tidak melencengke kiri maupun ke kanan. Grafik normal plot memperlihatkan titik – titik menyebar disekitar garis diagonal dan penyebarannya mendekati garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi terdistribusi secara normal. Kesimpulan secara keseluruhan yang dapat diambil adalah bawa nilai-nilai observasi data telah terdistribusi secara normal dan dapat dilanjutkan dengan uji asumsi klasik lainnya.

4.2.2.2 Uji Multikolinearitas

Gejala multikolinearitasdideteksi dengan melihat besaran korelasi antar variabel independen dan besarnya tingkat kolinearitas yang masih dapat ditolerir, yaitu tolerance> 0,10 dan Variance Inflation Factor (VIF) < 10. Hasil pengujian disajikan dalam table 4.3 dan table 4.4.

Tabel 4.3

Coefficients untuk Index = f(CR, ROA, EPS)

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Significance Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .370 .123 3.002 .004

ROA .001 .004 .035 .262 .794 .850 1.176

EPS -.031 .154 -.027 -.199 .843 .850 1.177

a. Dependent Variable: DPR

Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2012

Hasil perhitungan nilai tolerance menunjukkan variabel independen memiliki nilai tolerance lebih dari 0,10 yaitu 0,999 ; 0,850 ; 0,850 yang berarti tidak terjadi korelasi anta variabel independen. Hasil perhitungan VIF juga menunjukkan hal yang sama dimana variabel independen memiliki nilai VIF kurang dari 10 yaitu 1,001 ; 1,176 ; 1,177.

Tabel 4.4

Coefficients untuk Index = f(CR, ROA, EPS)

Coefficient Correlationsa CR ROA EPS Correlations CR 1.000 .009 -.025 ROA .009 1.000 -.387 EPS -.025 -.387 1.000 Covariances CR . .470 .420 ROA .470 . .001 EPS .420 .001 . a. Dependent Variable: DPR

Hasil besaran korelasi antar variabel memperlihatkan bahwa antara variabel independen yang diuji, variabel likuiditas yang diukur dengan current ratiodan profitabilitas yang diukur dengan return on assetmempunyai korelasi paling tinggi yaitu sebesar 0,009 atau 9%. Hal ini tidak menunjukkan gejala korelasi karena masih dibawah 0,95, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel independen dalam model penelitian ini.

4.2.2.3 Uji Autokorelasi

Pengujian ini digunakan untuk menguji asumsi klasik regresi berkaitan dengan adanya autokorelasi. Pengujian ada atau tidaknya autokorelasi dalam persamaan ini digunakan Uji Durbin Watson. Model regresi yang baik adalah model yang tidak mengandung autokorelasi. Autokorelasi dapat dideteksi bila nilai DW diluar du dan 4-du (Ghozali, 2005).

Tabel 4.5

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of

the Estimate Durbin-Watson

.075a .006 -.040 .20657 1.796

4.2.1.4 Uji Heteroskedastisitas P e n e l i t P

Pengujian mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas dengan cara melihat pada pola grafik scatterplot. Dasar pengambilan keputusannya adalah :

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik – titik yang membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, menyebar, kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2.Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik yang menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

b. Dependent Variable: DPR

Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2012

Berdasarkan table 4.5 dapat dilihat bahwa nilai DWhitung sebesar 1,796. Nilai DWtabel untuk n = 69 dan k = 3 diperoleh DL = 1,5205 dan Du = 1,7015 dan nilai dari 4 – DL = 2,4795 dan 4 – Du = 2,2985. Oleh karena nilai DWhitung = 1,796 lebih besar dari batas atas (Du) = 1,7015 dan kurang dari 4 – Du = 2,2985 atau 1,7015 < 1,796 < 2,2985 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi positif maupun negative atau tidak terdapat autokorelasi.

Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homokedastisitas dengan mengamati penyebaran titik – titik pada gambar 4.3.

Gambar 4.3 Scatterplot

Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2012

Grafik scatterplot memperlihatkan titik – titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, dan juga terlihat titik-titik tersebut membentuk pola tertentu. Berdasarkan gambar tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

4.2.3 Analisis Regresi

Unbiased Estimator (BLUE) dan layak dilakukan analisis regresi. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Berikut ini adalah hasil pengolahan data dengan program SPSS versi 17.

4.2.3.1 Persamaan Regresi

Pengolahan data dengan menggunakan regresi linear dilakukan dalam beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan variabel dependen, melalui pengaruh Likuiditas (X1) dan Profitabilitas (X2) terhadap Dividend Payout Ratio (Y). Berikut ini adalah hasil regresi yang disajikan dalam table 4.6.

Tabel 4.6

Hasil Analisis Regresi

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Significance Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) .370 .123 3.002 .004

CR -.039 .086 -.056 -.449 .655 .999 1.001 ROA .001 .004 .035 .262 .794 .850 1.176 EPS -.031 .154 -.027 -.199 .843 .850 1.177 a. Dependent Variable: DPR

Berdasarkan hasil pengujian dari table 4.6 maka dapat disusun sebuah persamaan sebagai berikut :

Y = 0,370 – 0,039X1 + 0,001X2 – 0,031X3 + e

Hasil tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Konstanta sebesar 0,370 dapat diartikan jika current ratio, return on asset, dan earning per share tidak mengalami perubahan atau sama denga nol, maka dividend payout ratio (DPR) akan bertambah sebesar 0,370.

2. Koefisien regresi B1 adalah sebesar -0,039 yang berarti bahwa setiap peningkatan current ratio sebesar 1% maka akan menurunkan dividend payout ratio (DPR) sebesar 0,039 dengan asumsi variabel lain konstan.

3. Koefisien regresi B2 adalah sebesar 0,001 yang berarti bahwa setiap peningkatan return on asset (ROA) sebesar 1% akan meningkatkan dividend payout ratio (DPR) sebesar 0,001 dengan asumsi variabel lain konstan.

4. Koefisien regresi B3 adalah sebesar -0,031 yang berarti bahwa setiap peningkatan earning per share (EPS) sebesar 1% akan menurunkan dividend payout ratio (DPR) sebesar 0,031 dengan asumsi variabel lain konstan.

4.2.3.2 Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi

Nilai koefisien korelasi R menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel – variabel independen dengan

variabel dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada di atas 0,5 dan mendekati 1. Koefisien determinasi (R square) menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R square adalah 0 sampai dengan satu, apabila nilai R square semakin mendekati satu, maka variabel – variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen dan sebaliknya. Nilai R

square memiliki kelemahan yaitu R square akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel independen meskipun variabel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Nilai koefisien dan koefisien determinasi disajikan dalam table 4.7.

Tabel 4.7

Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi

Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .075a .006 -.040 .20657

a. Predictors: (constant) CR,ROA,EPS b. Dependent Variable: DPR

Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2012

Berdasarkan tabel model summary, nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,075 yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara

yang diukur dengan current ratio (CR), dan profitabilitas yang diukur dengan return on asset (ROA) dan earning per share (EPS) lemah karena berada dibawah 0,5. Angka R square atau koefisien determinasi adalah 0,006.

4.2.4 Pengujian Hipotesis Penelitian

Pengujian hipotesis dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya. Uji F dan uji tdilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi berpengaruh terhadap variabel dependen.

4.2.4.1 Uji F (Uji Simultan)

Uji F digunakan untuk memprediksi pengaruh positif antara variabel independen yaitu likuiditas dan profitabilitas secara simultam atau bersama – sama terhadap variabel dependen yaitu

dividend payout ratio.

Berdasarkan pengujian dengan SPSS diperoleh output ANOVA pada tabel 4.8. Tabel 4.8 Hasil Uji F ANOVAb Model Sum of Squares Df Mean Square F Significance

U j 4 . 2 . 4

.2 Uji t(Uji Parsial)

Uji t dilakukan untuk memprediksi ada tidaknya pengaruh secara parsial variabel independen terhadap variabel dependen

(dividend payout ratio). Dalam pengujian ini dilakuan uji satu sisi dengan derajat kebebasan sebesar 5% agar kemungkinan terjadinya gangguan kecil. Uji satu sisi juga sering digunakan. Dalam penelitian ini diperoleh sampel penelitian sebesar 17 perusahaan. Karena menggunakan periode pengamatan empat tahun, maka total sampel adalah sebesar 68 laporan keuangan perusahaan. Nilai tabel dengan

jumlah sampel (n) = 68; jumlah variabel (k) = 3; taraf signifikan α =

1 Regression .016 3 .005 .123 .946a Residual 2.774 65 .043

Total 2.789 68

a. Predictors: (constant) CR,ROA,EPS b. Dependent Variable: DPR

Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2012

Berdasarkan tabel 4.8 diketahui nilai Fhitung sebesar 0,123 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Sedangkan untuk mencari Ftabel dengan

jumlah sampel (n) = 68; jumlah variabel (k) = 3; taraf signifikansi α = 5%;

degree of freedom df1 = k – 1 = 2 dan df2 = n- k = 68 – 3 = 65 diperoleh nilai Ftabel sebesar 3,136 (taraf signifikansi α = 5%). Hasil uji ANOVA

antara likuiditas (X1)dan profitabilitas (X2) terhadap dividend payout ratio(Y) diperoleh Fhitung (0,123) < Ftabel (3,136). Hal ini mengindikasikan bahwa secara simultan atau bersama – sama, faktor – faktor fundamental tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio

5%; degree of freedom (df) = n – k = 68 – 3 = 65 sehingga diperoleh nilaitabel sebesar ± 1,668 (satu sisi).

Berdasarkan hasil pengolahan SPSS versi 17, diperoleh hasil seperti pada tabel 4.9

Tabel 4.9 Hasil Uji t Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Significance B Std. Error Beta 1 (Constant) .370 .123 3.002 .004 CR -.039 .086 -.056 -.449 .655 ROA .001 .004 .035 .262 .794 EPS -.031 .154 -.027 -.199 .843 a. Dependent Variable: DPR

Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2012

Likuiditas berpengaruh terhadap dividend payout ratio

Hipotesis pertama menyebutkan bahwa likuiditas yang diukur dengan current ratio (CR) berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio (DPR). Berdasarkan tabel 4.9 hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS versi 17 dapat diketahui bahwa besarnya thitung

untuk variabel current ratio adalah sebesar (-0,449) dengan nilai signifikansi 0,655. Ttabel untuk tingkat kepercayaan 5% dan jumlah sampel 68 adalah (-1,668) sehingga thitung> ttabel {(-0,449) > (-1,668)}. Signifikansi penelitian menunjukkan angka yang lebih besar dari 0,05 (0,655 > 0,05) sehingga mengindikasikan Ha ditolak yang artinya

secara parsial likuiditastidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio (DPR).

Profitabilitas berpengaruh terhadap dividend payout ratio

Hipotesis pertama menyebutkan bahwa profitabilitas yang diukur dengan return on asset (ROA) berpengaruh positif terhadap

dividend payout ratio (DPR). Berdasarkan tabel 4.9 hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS versi 17 dapat diketahui bahwa thitung

untuk variable return on asset (ROA) adalah sebesar 0,262 sedangkan

ttabel sebesar 1,668 sehingga thitung< ttabel (0,262 < 1,668). Signifikansi

penelitian ini menunjukkan angka sebesar 0,794 yang mengindikasikan bahwa signifikansi penelitian lebih besar dari 0,05 (0,794 > 0,05) sehingga mengindikasikan Ha ditolak yang artinya secara parsial profitabilitas tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio(DPR).

Begitu juga dengan profitabilitas yang diukur dengan earning per share (EPS). Berdasarkan tabel 4.9 hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS versi 17 dapat diketahui bahwa thitung untuk variabel earning per share (EPS)adalah sebesar 0,199 sedangkan ttabel sebesar 1,668 sehingga thitung< ttabel (0,199 < 1,668). Signifikansi penelitian ini menunjukkan angka sebesar 0,843 yang mengindikasikan bahwa signifikansi penelitian ini lebih besar dari 0,05 (0,843 > 0,05) sehingga mengindikasikan Ha ditolak yang artinya secara parsial profitabilitas yang diukur dengan earning per share

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan terlihat bahwa rata – ratadividend payout ratio adalah 0,3490 dengan nilai minimum sebesar -0,31 dan nilai maksimum sebesar 0,89. Hal ini menunjukkan bahwa belum semua informasi yang disyaratkan dalam peraturan Bapepam diungkapkan secara lengkap oleh perusahaan. Kondisi ini menyiratkan bahwa Bapepam perlu mengontrol laporan keuangan yang disampaikan oleh perusahaan agar perusahaan dapat memberi pengungkapan laporan keuangan secara lengkap sehingga laporan keuangan memiliki manfaat yang signifikan bagi pemakainya.

Penjelasan dari masing-masing variabel sebagai berikut : 1. Current Ratio (CR)

Pengujian terhadap variabel current ratio (CR) menunjukkan bahwa variabel CR tidak berpengaruh signifikan terhadap DPR. Penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Arilaha (2007) dan Kadir(2010) yang menunjukkan bahwa current ratio (CR) tidak terbukti berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio

(DPR). Hal ini dikarenakan likuiditas bukan digunakan membayar dividen tetapi dialokasikan pada pembelian aktiva tetap atau aktiva lancar yang permanen, guna memanfaatkan kesempatan investasi yang ada serta untuk biaya operasional.

2. Return on Asset (ROA)

Pengujian terhadap variabel ROA menunjukkan bahwa variabel ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio (DPR). Penelitian ini

didukung oleh hasil penelitian Utami (2009) yang menunjukkan bahwa ROA tidak terbukti berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio (DPR). kondisi ini menjelaskan bahwa tingkat profitabilitas perusahaan secara langsung tidak berdampak pada peningkatan pembagian dividen yang dilakukan perusahaan. Dan hal ini juga dikarenakan perusahaan tidak memiliki kemampuan dalam menghasilkan laba yang besar sehingga cenderung memberikan sinyal negatif bahwa perusahaan tidak membagikan dividen yang lebih besar kepada para pemegang saham.

3. Earning per Share (EPS)

Pengujian terhadap variabel EPS menunjukkan bahwa variabel EPS tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio (DPR). Penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Dina Lestari (2009) yang menunjukkan bahwa EPS tidak terbukti berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio

(DPR).Dengan adanya hal seperti ini, maka tidak ada peningkatan jumlah dividen yang diterima pemegang saham.

Dari hasil regresi berganda yang dapat menjelaskan ketiga variabel tersebut memberikan dasar bagi penarikan kesimpulan bahwa Ha ditolak, artinya secara bersama – sama likuiditas yang diproyeksi dengan current ratiodan profitabilitas yang diproyeksi dengan return on asset (ROA) dan earning per share (EPS)tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio (DPR). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan olehDamayanti dan Achyani (2006) yang menyatakan bahwa secara

simultan likuiditas dan profitabilitas tidak berpengaruh terhadapdividend payout ratio (DPR).

BAB V

Dokumen terkait