• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISI DATA

C. Analisis Data

4. Uji Statistik

Uji statistik digunakan untuk melihat tingkat ketepatan atau keakuratan dari suatu fungsi atau persamaan untuk menaksir dari data yang kita analisa (Bawono, 2006: 88).

a. Uji ttest (Uji Secara Individu)

Uji ini digunkan untuk melihat tingkat signifikansi variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara individu atau sendiri-sendiri. Pengujian ini dilakukan secara parsial atau individu, dengan menggunakan uji t statistik untuk masing-masing variabel bebas, dengan tingkat kepercayaan tertentu (Bawono, 2006:89).

1) Jika t hitung< t tabel, maka Ho diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen.

2) Jika t hitung> t tabel, maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen.

Di samping membandingkan t hitung dengan t tabel agar bisa menentukan Ho diterima atau tidak, dapat pula dengan melihat nilai signifikasinya apakah lebih atau kurang dari 1% (Bawono, 2006:91).

b. Uji F test(Uji Secara Serempak)

Uji F dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh semua variabel independen secara bersama-sama dapat mempengaruhi variabel dependen (Bawono, 2006:91).

1) Jika F hitung < F tabel, maka Ho diterima artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

2) Jika F hitung > F tabel, maka Ho ditolak artinya ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

Disamping dengan membandingkan F hitung dengan F tabel untuk menentukan Ho diterima atau tidak dapat dengan melihat nilai signifikasinya apakah lebih atau kurang dari 1% (Bawono, 2006:92).

c. Uji R2 (Koefisien Determinasi)

Menurut Bawono (2006: 92) Koefisien Determinasi (R2) menunjukkan sejauh mana tingkat hubungan antara variabel dependen (keputusan pembelian) dengan variabel independen (brand awareness (X1), perceived quality (X2), brand associations (X3), dan brand loyalty (X4)), atau sejauh mana kontribusi variabel independen (brand awareness (X1), perceived quality (X2), brand associations (X3) dan

brand loyalty (X4)) mempengaruhi variabel dependen (keputusan pembelian).

Menurut Gujarati dalam Bawono (2006:92) analisis koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui seberapa besar prosentase (%) pengaruh keseluruhan variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan dengan melihat R2 pada hasil analisis persamaan regresi yang diperoleh. Apabila angka koefisien determinasi (R2) semakin mendekati 1 berarti model regresi yang digunakan sudah semakin tepat sebagai model penduga terhadap variabel dependen.

5. Uji Asumsi Klasik

Menurut Bawono (2006: 115) uji asumsi klasik merupakan tahapan yang penting dilakukan dalam proses analisis regresi. Apabila tidak terdapat gejala asumsi klasik diharapkan dapat dihasilkan model regresi yang handal sesuai dengan kaidah BLUE (Best Linier Unbiased Estimator), yang menghasilkan model regersi yang tidak bias dan handal sebagai penaksir.

a. Uji Multicollinearity

Multicollinearityadalah situasi dimana terdapat korelasi variabel-variabel bebas di antara satu dengan lainnya. Dalam hal ini dapat disebut variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel yang bersifat

orthogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesamanya sama dengan nol (Bawono, 2006: 115-116). Penelitian ini

menggunakan cara Auxilary Regresi dengan cara membandingkan antar variabel independen untuk mendapatkan r2, kemudian dibandingkan dengan R2.

b. Uji Heteroscedasticity

Heteroskendastisitas terjadi apabila varian dari variabel pengganggu tidak sama untuk semua observasi, akibat yang timbul apabila terjadi heteroskendastisitas adalah penaksir tidak bias tetapi tidak efisien lagi baik dalam sampel besar maupun sampel kecil, serta uji t-test dan F-test akan menyebabkan kesimpulan yang salah (Bawono, 2006:133).

Salah satu metode pengujian heteroskedastisitas dengan menggunakan metode Glejser. Prosedur pengujiannya adalah dengan cara meregresi nilai absolute residual terhadap variabel dependen atau

undstandardized residual sebagai varaibel dependen, sedangkan variabel independennya adalah variabel X1, X2 X3 dan X4, sedangkan pengambilan keputusannya adalah jika nilai signifikansi lebih dari nilai alfa (0.05) maka data tidak mengandung heteroskedastisistas, jika nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka terdapat gejala heteroskedastisistas (Ghozali, 2013:143).

c.Uji Normalitas

Menurut Bawono (2006: 174) Uji normalitas untuk menguji apakah dalam model regresi, data variabel dependen dan independen yang di pakai, apakah berdistribusi normal atau tidak.

d. Uji Linearitas

Uji linearitas digunakan untuk menguji apakah spesifikasi model yang digunakan sudah tepat atau lebih baik dari pada spesifikasi model lain. Spesifikasi model dapat berupa linear, kuadrat, atau kubik (Bawono, 2006: 179). Uji linearitas dapat menggunakan metode

langrange multiplier, yaitu bertujuan untuk mendapatkan nilai χ2

,

untuk mendapatkan χ2

dengan cara mengalikan jumlah data observasi dikalikan dengan R2 atau n*R2(Bawono, 2006: 184).

I. Alat analisis

Penelitian kali ini menggunakan data kuantitatif dimana data dapat dinyatakan dalam bentuk angka, maka akan mudah untuk diaplikasikan dalam olah data SPSS. Program olah data SPSS ini sangat membantu dalam proses pengolahan data, sehingga hasil olah data yang dicapai dapat dipertanggungjawabkan dan terpercaya. Dalam pengujian penelitian ini, peneliti menggunakan software IBM SPSS statistics 18.Analisis data dimulai dengan menguji validitas dan reliabilitas dari butir-butir pertanyaan yang ada dalam kuesioner, kemudian uji statistik yang terdiri dari uji analisis regresi berganda, uji t, uji f, dan koefisien determinasi. Dan kemudian dilanjutkan dengan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji multicollinearity, uji

BAB IV

ANALISIS DATA

A. Deskripsi Obyek Penelitian 1. Profil Bank BRI Syariah

Bank BRI Syariah berdiri di awali dari akuisisi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Terhadap Bank Jasa Arta pada tanggal 19 Desember 2007 dan berdasarkan izin Bank Indonesia tanggal 16 Oktober 2008 PT. Bank Bri Syariah secara resmi beroperasi sekaligus mengubah kegiatan usahanya dari sebuah bank konvensional menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah Islam.

Posisi PT. Bank BRI Syariah semakin kokoh ketika pada tanggal 19 Desember 2008 ditandatangani akta pemisahan (spin off) Unit Usaha Syariah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. dan kemudian melebur ke dalam PT Bank BRI Syariah berlaku efektif tanggal 1 Januari 2009. Penandatangan akta dilakukan oleh Bapak Sofyan Basir selaku Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. dan Yayasan Kesejahteraan Pekerja PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.

Merancang visi untuk menjadi bank ritel modern, PT. Bank BRI Syariah melakukan berbagai srategi pengembangan dan penjualan produk-produk inovatif sesuai kebutuhan nasabah. Kantor cabang yang representatif dibuka berbagai kota besar dan strategi di seluruh Indonesia demi memberikan layanan yang mudah dijangkau nasabah.

Logo PT. Bank BRI Syariah dengan pendar cahaya benar-benar menjadi acuan perusahaan dalam mengembangkan usahanya sehingga PT. Bank BRI Syariah menjadi bank yang dituju karena dapat memenuhi berbagai kebutuhan nasabah.

Sesuai dengan visinya, saat ini PT. Bank BRI Syariah merintis sinergi dengan PT. Bank Rakyat Indonesia, dengan memanfaatkan jaringan kerja PT. Bank Rakyat Indonesia, sebagai kantor layanan syariah dalam mengembangkan bisnis yang berfokus kepada kegiatan penghimpunan dana masyarakat dan kegiatan konsumer berdasarkan prinsip syariah.

Sejak tahun 2010 PT Bank BRI Syariah berhasil mendudukan diri sebagai bank syariah ketiga terbesar dari sisi aset di Indonesia. Karim Consulting Indonesia memberikan penghargaan Islamic Finance Award kepada PT Bank BRI Syariah sebagai The 3rd Rank Full Fledged Sharia Bank in Indonesia pada tahun 2010. Dari Institusi yang sama, pada tahun 2011 PT Bank BRI Syariah memperoleh penghargaan sebagai The 2rd Rank The Most Expansive Islamic Bank. Dalam tahun 2012, Museum Rekor Dunia memberikan 2 penghargaan yaitu sebagai Bank Syariah Pertama yang memiliki layanan Mobile Banking di 4 Toko Online dan sebagai Philantrophy pertama di Indonesia yang menggunakan ATM dalam Penyaluran Kepada Binaan. Secara konsiten PT. Bank BRI Syariah terus mengembangkan berbagai srategi dan inisiatif untuk meningkatkan dana

mengembangkan usaha perusahaan. Salah satunya adalah membangun kerjasama srategis dengan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. dalam bentuk memanfaatkan jaringan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. untuk membangun kantor layanan syariah yang berfokus pada kegiatan penghimpunan dana masyarakat. Pada tahun 2013, PT. Bank BRI Syariah merintis usaha dalam upaya meningkatkan status bank sebagai bank devisa untuk direalisasikan pada tahun 2014 sesuai izin Bank Indonesia N0.15/2272/Dpbs.

2. Visi Bank BRI Syariah

Menjadi bank ritel modern terkemuka dengan ragam layanan finansial sesuai kebutuahan nasabah dengan jangkauan termudah untuk kehidupan lebih bermakna.

3. Misi Bank BRI Syariah

a. Memahami keragaman individu dan mengakomodasi beragam kebutuhan finansial nasabah.

b. Menyediakan produk dan layanan yang mengedepankan etika sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.

c. Menyediakan akses ternyaman melalui berbagai sarana kapan pun dan dimana pun.

d. Memungkinkan setiap individu untuk meningkatkan kualitas hidup dan menghadirkan ketentraman pikiran.

4. Struktur Organisasi

Berikut ini adalah struktur organisasi di Bank BRI Syariah Kantor Cabang Semarang:

B. Identitas Responden

1. Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.1

Jenis Kelamin responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 48 48.0 48.0 48.0

2 52 52.0 52.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Data primer yang diolah 2017 Pemimpin Cabang Marketing manager mikro Marketing Manager Manager Operasional Financing Support Manager Pincapem Unit. Head dan Area Support Account

Officer Branch Ops Supervisor

General Affair

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden terdiri dari laki-laki yaitu sebanyak 48 responden, dan 48 % perempuan yaitu sebanyak 52 responden. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah responden yang digunakan dalam penelitian mahasiswa perbankan syariah di Institut Agama Islam Negeri Salatiga pada Bak BRI Syariah Semarang ini mayoritas perempuan.

2. Profil Responden Berdasarkan Lama Menabung

Tabel 4.2 Lama Menabung

v2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid 1 51 51.0 51.0 51.0 2 41 41.0 41.0 92.0 3 8 8.0 8.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Sumber: Data primer yang diolah 2017

Dari tabel di atas menunjukkan responden waktu lama menabung dalam jangka 1 tahun yaitu 51 responden, lama menabung 1-3t tahun sebanyak 41 respondendan lama menabung > 5 tahun sebanyak 8 responden. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa perbankan syariah yang menabung di Bank BRI Syariah mayoritas lama menabung 1-3 tahun.

3. Profil Responden Berdasarkan Pendapatan

Tabel 4.3 Pendapatan Responden

Pendapatan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid 1 35 35.0 35.0 35.0 2 33 33.0 33.0 68.0 3 30 30.0 30.0 98.0 4 2 2.0 2.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Sumber: Data primer yang diolah 2017

Dari tabel di atas menunjukkan 35 responden berpenghasilan per bulan Rp. 400.000, sebanyak 33 responden bepenghasilan per bulan Rp. 700.000, sedangkan sisanya yaitu 30 responden berpenghasilan per bulan lebih dari>700.000. hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa perbankan syariah pendapatan per bulan paling banyak sebesar Rp. 400.000 per bulan.

4. Profil Responden Berdasarkan Pendapatan yang di dapat

Tabel 4.4

Pendapatan yang di dapat responden

v3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 80 80.0 80.0 80.0

2 20 20.0 20.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Data primer yang diolah 2017

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa pendapatan yang diterima dari orang tua sebanyak 80 responden, sisanya 20 responden pendapatan yang di terima dari bekerja.

C. Analisis Data 1. Uji Validitas

Adapun kriteria penilaian uji validitas menurut Bawono

(2006:69) dengan taraf signifikan (α) = 0,01, jika r hitung > r tabel,

maka kuesioner sebagai alat pengukur dikatakan valid atau ada korelasi yang nyata antara kedua variabel tersebut. Untuk mencari t tabel untuk degree of freedom (df) = (n-k-1) = 100 -3-1 = 97, dengan nilai df= 97 dan nilai alpha= 0.01atau 1% didapat angka r tabel 0, 16663.

Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas

Variabel Item Pertanyaan Total Score Correlation Keterangan Brand Awareness (X1) X1.P1 .728** Valid X1.P2 .823** Valid X1.P3 .851** Valid X1.P4 .787** Valid Brand Associations (X2) X2.P5 .773** Valid X2.P6 .883** Valid X2.P7 .850** Valid Brand Loyalty (X3) X3.P9 .746** Valid X3.P10 .748** Valid X3.P11 .830** Valid X3.P12 .721** Valid Perceived Quality (X4) X4.P13 .797** Valid X4.P14 .841** Valid X4.P15 .758** Valid X4.P16 .704** Valid Keputusan Menabung (Y) Y.P17 .628** Valid Y.P18 .831** Valid Y.P19 .818** Valid Y.P20 .749** Valid

Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa semua indikator yang digunakan untuk mengukur variabel kesadaran merek, asosiasi merek, loyalitas merek, persepsi kualitas dan keputusan menabung

menunjukkan bahwa semua butir valid dan layak untuk digunakan dalam penelitian berikutnya.

2. Uji Reliabilitas

Menurut Nunnally dalam Ghozali (2013:48) suatu variable dikatakan reliable jika nilai Cronbach Alpha > 0,70. Sehingga data tersebut bisa dikatakan reliable untuk pengukuran dan meneliti selanjutnya.Adapun hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini

Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbachs Alpha Keterangan Brand Awareness (X1) .894 Reliabel Brand Asssociations (X2) .900 Reliabel

Brand Loyalty (X3) .881 Reliabel

Perceived Quality (X4) .879 Reliabel Keputusan Menabung (Y) .877 Reliabel

Berdasarkan tabel di atas nilai Cronbach Alpha melebihi 0,70. Hal ini menunjukkan bahwa semua variabel yang digunakan dalam penelitian reliable untuk pengukuran dan penelitian selanjutnya

3. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kesadaran merek (X1), asosiasi merek (X2), loyalitas merek (X3), dan persepsi kualitas (X4) terhadap keputusan menabung mahasiswa perbankan syariah Institut Agama Islam Negeri Salatiga di Bank BRI Syariah Semarang (Y).

Y = β0+ β1 X1+ β2X2+ β3X3+ β4X4 + e

Tabel 4.7 Hasil Uji Regresi

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1(Constant) -2.117 4.443 -.476 .635 X1 .270 .086 .271 3.135 .002 X2 .552 .087 .493 6.348 .000 X3 .191 .101 .143 1.885 .063 X4 .100 .083 .088 1.198 .234 a. Dependent Variable: Y

Berdasarkan tabel di atas, dapat dibuat model persamaan regresi linear berganda sebagai berikut :

Y = -2.117 + 0,270 X1 + 0, 552 X2 + 0,191 X3 + 0,100 X4 + 0,01

a. Nilai Konstan (β0) = -2, 117 diartikan bahwa ketika X1, X2, X3, X4 konstan

atau tidak ada atau sebesar 0, maka Y akan mengalami penurunan sebesar -2, 117.

b. Nilai koefisien regresi variabel kesadaran merek (X1) = 0,270 artinya setiap penambahan 1 point kesadaran merek (X1) akan meningkatkan keputusan menabung sebesar 0,270 dengan anggapan asosiasi merek (X2) loyalitas merek (X3) dan persepsi kualitas (X4) tetap.

c. Nilai koefisien regresi variabel asosiasi merek (X2) = 0,552 artinya setiap penambahan 1 point asosiasi merek (X2) akan meningkatkan keputusan menabung sebesar 0,552 dengan anggapan asosiasi merek (X1) loyalitas merek (X3) dan persepsi kualitas (X4) tetap. d. Nilai koefisien regresi variabel loyalias merek (X3) = 0,191

artinya setiap penambahan 1 point loyalitas merek (X3) akan meningkatkan keputusan menabung sebesar 0,191 dengan anggapan kesadaran merek (X1) asosiasi merek (X2) dan persepsi kualitas (X4) tetap.

e. Nilai koefisien regresi variabel persepsi kualitas (X4) = 0,100 artinya setiap penambahan 1 point persepsi kualitas (X4) akan meningkatkan keputusan menabung sebesar 0,256 dengan anggapan kesadaran merek (X1) asosiasi merek (X2) loyalitas merek (X3) tetap.

4. Uji Statistik

a. Uji ttest (Uji Secara Individu)

Uji ini digunkan untuk melihat tingkat signifikansi variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara individu atau sendiri-sendiri. Pengujian ini dilakukan secara parsial atau individu, dengan menggunakan uji t statistik untuk masing-masing variabel bebas, dengan tingkat kepercayaan tertentu (Bawono, 2006:89). Adapun hasil uji ttestdapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.12 Hasil Uji t Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1(Constant) -2.117 4.443 -.476 .635 X1 .270 .086 .271 3.135 .002 X2 .552 .087 .493 6.348 .000 X3 .191 .101 .143 1.885 .063 X4 .100 .083 .088 1.198 .234 a. Dependent Variable: Y

Sumber: Data primer yang diolah 2017

Artinya:

1) Variabel Kesadaran Merek

Hasil pengujian diperoleh nilai t hitung untuk variabel kesadaran merek menunjukkan 3,135 dan nilai signifikansi

kesadaran merek (X1) sebesar 0,002, dimana nilai signifikansi lebih kecil dari nilai alfa 0,05 maka dapat dikatakan bahwa kesadaran merek (X1) secara statistik berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan menabung (Y). Dengan demikian menolak Ho dan menerima H1, yang menyatakan bahwa kesadaran merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan menabung.

2) Variabel Asosiasi Merek

Hasil pengujian diperoleh nilai t hitung untuk asosiasi merek menunjukkan 6,348 dan nilai signifikansi asosiasi merek (X2) sebesar 0,000, dimana nilai signifikansi lebih kecil dari nilai alfa 0,05 maka dapat dikatakan bahwa asosiasi merek (X2) secara statistik berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan menabung (Y). Dengan demikian menolak Ho dan menerima H2, yang menyatakan bahwa asosiasi merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan menabung.

3) Variabel Loyalitas Merek

Hasil pengujian diperoleh nilai t hitung untuk loyalitas merek menunjukkan 1,885 dan nilai signifikansi loyalitas merek (X3) sebesar 0,063, dimana nilai signifikansi lebih besar dari nilai alfa 0,05 maka dapat dikatakan bahwa loyalitas merek (X3) secara statistikberpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap

keputusan menabung (Y). Dengan demikian menerima Ho dan menolak H3, yang menyatakan bahwa loyalitas merek tidak berpengaruh terhadap keputusan menabung.

4) Persepsi Kualitas

Hasil pengujian diperoleh nilai t hitung untuk persepsi kualitas menunjukkan 1,198 dan nilai signifikansi persepsi kualitas (X4) sebesar 0,234, dimana nilai signifikansi lebih besar dari nilai alfa 0,05 maka dapat dikatakan bahwa persepsi kualitas (X4) secara statistik berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap keputusan menabung (Y). Dengan demikian menerima Ho dan menolak H4, yang menyatakan bahwa persepsi kualitas tidak berpengaruh terhadap keputusan menabung

b. Uji Simultan Ftest

Uji F dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh semua variabel independen secara bersama-sama dapat mempengaruhi variabel dependen (Bawono, 2006: 91). Adapun hasil uji Ftest dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.13 Hasil Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1Regression 183.934 4 45.983 31.325 .000a

Residual 139.456 95 1.468

Total 323.390 99

a. Predictors: (Constant), X4, X3, X2, X1

b. Dependent Variable: Y

Sumber: Data primer yang diolah 2017

Pada tabel di atas menunjukkan F hitung sebesar 31, 325 dengan nilai signifikansinya 0,000, dimana nilai signifikansi ini kurang dari nilai alphasebesar 0,05 sehingga memberikan keputusan bahwa semua variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen secara signifikan.

c. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Menurut Gujarati dalam Bawono (2006:92) analisis koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui seberapa besar prosentase (%) pengaruh keseluruhan variabel independen terhadap variabel dependen. Adapun hasil uji koefisien determinasi (R2) sebagai berikut :

Tabel 4.14

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .754a .569 .551 1.212 a. Predictors: (Constant), X4, X3, X2, X1 Sumber: Data primer yang diolah 2017

Dari tabel di atas terlihat koefisien korelasi (R) sebesar 0, 754 yang berarti ada hubungan sebesar 0, 754 antara variabel dependen (keputusan menabung) dengan variabel independen (kesadaran merek, asosiasi merek, loyalitas merek dan persepsi kualitas). Sehingga dapat disimpulkan korelasi antara kesadaran merek, asosiasi merek, loyalitas merek dan persepsi kualitas terhadap keputusan menabung mempunyai hubungan yang kuat. Koefisien determinasi (Adjusted R) sebesar 0,569 ini berarti kontribusi variabel independen (kesadaran merek, asosiasi merek, loyalitas merek dan persepsi kualitas) mempengaruhi variabel dependen (keputusan menabung) sebesar 56,9 % sedangkan sisanya sebesar 43, 1 % dipengaruhi variabel lain di luar model.

5. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multicolinearity

Uji Multikolonearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Multikolonearitas dapat juga dilihat dari nilai

tolerance > 0.10 dan VIF (variance inflation factor) < 10 (Ghozali, 2013:106).

Tabel 4.8

Hasil Uji Multicolinearity

Sumber: Data primer yang diolah 2017

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0.10 dan juga tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada gejala multikolinearitas.

b. Uji Heteroscedaticity

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik seharusnya tidak

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -2.117 4.443 -.476 .635 X1 .270 .086 .271 3.135 .002 .607 1.648 X2 .552 .087 .493 6.348 .000 .753 1.328 X3 .191 .101 .143 1.885 .063 .792 1.262 X4 .100 .083 .088 1.198 .234 .850 1.176 a. Dependent Variable: Y

terjadi heteroskedastisitas. Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 kesimpulannya adalah tidak terjadi heteroskedastisitas

Tabel 4.9

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -1.359 2.745 -.495 .622 X1 .030 .053 .074 .565 .573 X2 -.043 .054 -.094 -.803 .424 X3 .028 .063 .051 .444 .658 X4 .053 .051 .113 1.030 .306

a. Dependent Variable: AbsUt

Sumber: Data primer yang diolah 2017

Dari tabel diatas menujukkan bahwa semua variabel memilikinilai signifikan yang > (0,05) dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terdapat gejala heteroskedastisitas.

c. Uji linearitas

Tabel 4.10 Hasil Uji Linearitas

Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .007a .000 -.042 1.21156230

a. Predictors: (Constant), X4kuadrat, X3kuadrat, X2kuadrat, x1kuadrat

b. Dependent Variable: Unstandardized Residual Sumber: Data primer yang diolah 2017

Hasil tampilan ouput menunjukkan nilai R2 sebesar 0,000 dengan jumlah n observasi 100, maka besarnya nilai x2 hitung 100 * 0,000 = 0,000. Nilai dibandingkan dengan x2 tabel 137,206. Oleh karena nilai x2 hitung lebih kecil dari x2 tabel dapat disimpulkan bahwa model yang benar adalah model linear.

d. Uji normalitas

Uji statistik yang digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) (Ghozali, 2013:165)

Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 100

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 1.18686618

Most Extreme Differences Absolute .128

Positive .128

Negative -.063

Kolmogorov-Smirnov Z 1.284

Asymp. Sig. (2-tailed) .074

a. Test distribution is Normal.

Dari tabel diatas menunjukkan besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 1.284 pada 0,074 dimana > 0,05 yang berarti data berdistribusi normal.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pengujian secara statistik dapat terlihat dengan jelas bahwa secara parsial (individu) semua variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Namun dalam variabel loyalitas merek dan persepsi kualitas menunjukkan hasil yang berpengaruh positif dan tidak signifikan artinya semakin tinggi tingkat loyalitas merek dan persepsi kualitas maka keputusan menabung mengalami penurunan. Berikut merupakan ringkasan hasil penelitian:

1. Hipotesis 1 “Terdapat pengaruh positif kesadaran merek terhadap

keputusan menabung”

Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa hasil dari nilai ttest

sebesar 3,135 dengan taraf signifikansi sebesar 0,002 yang lebih kecil dari 0,05, sehingga membuktikan bahwa kesadaran merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan menabung.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Nicky (2016) yang

berjudul “Pengaruh Brand Awareness dan Brand Attitude Terhadap

Keputusan Pembelian Handphone Merek Nokia (Studi Kasus Pada

Siswa SMA dan SMK di Kota Manado)”. Penelitian ini menggunakan

attitude(X2), kemudian variabel dependen yaitu keputusan menabung (Y). Penelitian ini menyarankan agar perusahaan lebih meningkatkan kualitas dan desain terutama dari segi daya tahan dan kemudahan mengoperasikan handpone. Hasil penlelitian ini menunjukkan bahwa asosiasi merek mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian

Dengan demikian penelitian yang telah dilakukan ini sesuai dengan hipotesis yang dikemukakan di atas, yaitu kesadaran merek yang diterapkan saat ini pada Bank BRI Syariah Semarang sudah baik.

2. Hipotesis 1 “Terdapat pengaruh positif asosiasi merek terhadap

keputusan menabung”

Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa hasil dari nilai ttest sebesar 6,348 dengan taraf signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa asosiasi merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan menabung

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Ayu dan Assegaf

(2010) yang berjudul “Analisis Brand Awareness, Brand Associations,

Perceived Quality, dan Pengaruhnya terhadap Keputusan Pembelian Motor Bebek Honda di Kecamatan Kaliwungu. Penelitian ini menggunakan tiga variabel independen yaitu kesadaran merek (XI) asosiasi merek (X2) persepsi kualitas (X3), kemudian variabel dependen yaitu keputusan menabung (Y). Penelitian ini mengatakan konsumen merasa senang menggunakan sepeda motor bebek merek

honda, sebaiknya perusahaan lebih menekankan pada frekuensi penggunaan merek honda dengan mengidentifikasi cara-cara penggunaan yang baru atau melengkapi cara yang sudah ada dengan meningkatkan kekuatan, keunggulan, dan keunikan asosiasi merek.

Dokumen terkait