• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1.6 Uji Statistik kadar asam urat darah

Kadar asam urat darah sebelum dan sesudah percobaan seluruh kelompok hewan uji dilakukan uji normalitas (One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test) dan uji homogenitas (Levene) menunjukkan kadar asam urat darah sebelum dan sesudah percobaan terdistribusi normal (p ≥ 0,05) dan pada uji homogenitas menunjukkan bervariasi homogen (p ≥ 0,05) sehingga dapat dilanjutkan dengan uji ANOVA satu arah (Lampiran 12). pada Uji ANOVA satu arah bila (p ≥ 0,05) maka harus dilakukan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) dengan metode LSD (Tabel 12).

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 4.2 Pembahasan

Dalam penelitian ini menggunakan ekstrak daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) dengan ekstraksi pelarut etanol 70%. Dikarenakan daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) belum diketahui dosis yang tepat dalam menurunkan kadar asam urat, maka diperlukan uji pendahuluan. Dalam uji pendahuluan dibuat dalam 4 kelompok, yaitu dosis rendah 10mg/kgBB, dosis sedang 100mg/kgBB, dosis tinggi 1000mg/kgBB dan dosis sangat tinggi 2000mg/kgBB yang terdiri dari 2 tikus tiap kelompoknya. Dari hasil uji pendahuluan dapat diketahui bahwa dosis sedang 100mg/kgBB yang dapat menurunkan kadar asam urat dalam darah dengan baik.

Pada penelitian ini menggunakan tikus sebagai hewan uji karena mudah didapat, murah dan telah ada penelitian mengenai asam urat menggunakan hewan tikus. Tikus yang digunakan sebanyak 36 ekor tikus yang dibagi dalam 6 kelompok. Penggunaan variasi dosis ditujukan untuk melihat pengaruh perbedaan dosis dengan efek menurunkan kadar asam uratnya. Tikus putih jantan galur Sparague-Dawley berusia 3-4 bulan. Pemilihan usia 3-4 bulan karena rentang umur tersebut mewakili usia dewasa pada tikus sehingga diharapkan proses absorpsi, distribusi, metabolisme dan eksresi sedang berjalan normal. Pemilihan jenis kelamin jantan dilakukan untuk menghindari pengaruh hormonal yang umumnya terjadi pada tikus betina yang dapat mempengaruhi jumlah asam urat sebenarnya dalam darah. Tikus yang digunakan dengan ciri-ciri bulu bersih, mata merah jernih bersinar, ukuran kepala kecil, ekor lebih panjang dari badannya, tingkah laku normal dan berat badan bertambah setelah di aklimatisasi menjadi 180-250g selama ±1 bulan.

Pada hari ke-0 sebelum diinduksi dengan kafeina, dilakukan pengukuran kadar asam urat darah untuk mengetahui seluruh kelompok tikus menunjukkan kadar asam urat darah yang normal. Kemudian pada hari ke-6 tikus mengalami hiperurisemia awal. Dan pada hari ke-7 dilakukan pemberian perlakuan berdasarkan kelompoknya masing-masing setiap hari. Pengukuran kadar asam urat darah selanjutnya pada hari ke-9, ke-12 dan ke-15.

Daun binahong diesktraksi dengan menggunakan metode digesti. Cara ini dipilih karena daya melarutkan cairan penyari akan meningkat, sehingga

pemanasan tersebut mempunyai pengaruh yang sama dengan pengadukan. Serbuk simplisia daun binahong yang digunakan untuk ekstraksi sebanyak 400gram yang kemudian diperoleh ektsrak etanol 70% sebanyak 17,8 gram dengan rendemen 4,45%.

Pemilihan pelarut etanol 70% ini karena etanol 70% lebih mudah dan mampu melarutkan hampir semua zat baik yang bersifat polar, semipolar, dan nonpolar. Etanol 70% sebagai penyari dapat memperbaiki stabilitas bahan terlarut dan sangat efektif dalam menghasilkan jumlah bahan aktif yang optimal, dimana bahan pengotor hanya dalam skala kecil turut dalam cairan pengekstraksi.

Kafein adalah komponen alkaloid derivat xantin yang mengandung gugus metil yang akan dioksidasi oleh xantin oksidase membentuk asam urat sehingga dapat meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh. Maka, dalam penelitian ini kafein digunakan sebagai penginduksi asam urat yang poten yang dapat menyebabkan hewan coba menjadi hiperurisemia.

Berbeda dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Azizahwati (2005), pada penelitian kali ini dosis kafein yang digunakan adalah 3 mg/200gBB. Sedangkan dosis yang digunakan Azizahwati adalah 27 mg/200g BB. Meskipun jauh lebih rendah, pada dosis yang digunakan dalam penelitian ini kafein sudah mampu menginduksi asam urat dengan baik.

Digunakan allopurinol sebagai pembanding karena allopurinol adalah obat modern yang umum digunakan untuk menurunkan kadar asam urat dan allopurinol merupakan derivat asam nukleat yang diduga juga mampu menghambat sintesis asam urat. Mekanisme penghambatan allopurinol ini dimanfaatkan untuk menjaga sintesis asam urat tetap stabil.

Berdasarkan pada uji normalitas (One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test) menunjukkan bahwa kadar asam urat darah seluruh kelompok hewan uji terdistribusi normal (p≥0,05) dan pada uji homogenitas (Levene) menunjukkan bervariasi homogen (p≥0,05) sehingga dapat dilanjutkan dengan uji ANOVA. Pada uji ANOVA satu arah bila (p≤0,05) maka harus dilakukan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) dengan metode LSD ( Lampiran 12).

Kadar asam urat darah pada hewan uji setelah diberikan kafeina 6 hari menunjukkan kadar asam urat darah berbeda secara bermakna (p≤0,05) dan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta setelah dilakukan uji BNT hari ke-6 hasilnya menunjukkan kadar asam urat darah semua kelompok hewan uji berbeda secara bermakna (p≤0,05) dengan kelompok normal karena telah mengalami hiperurisemia.

Uji BNT hari ke-9 kadar asam urat seluruh kelompok hewan uji ekstrak, kontrol negatif dan kontrol pembanding menunjukkan berbeda bermakna (p≤0,05) dengan kelompok normal ; seluruh kelompok hewan uji ekstrak, kontrol normal dan kontrol pembanding menunjukkan berbeda bermakna (p≤0,05) dengan kontrol negatif; seluruh kelompok hewan uji ekstrak menunjukkan tidak berbeda bermakna (p≥0,05) dengan kontrol pembanding sehingga dapat disimpulkan walaupun seluruh kelompok hewan uji ekstrak dan kontrol pembanding kadar asam urat darahnya belum normal tetapi telah menunjukkan adanya penurunan kadar asam urat dibandingkan dengan kontrol negatif dan kerja semua ekstrak uji sebanding dengan pembanding.

Uji BNT hari ke-12 kadar asam urat darah kelompok hewan uji ekstrak dan kontrol negatif menunjukkan berbeda bermakna (p≤0,05) dengan kontrol normal; seluruh kelompok ekstrak uji, kontrol normal dan kontrol pembanding menunjukkan berbeda secara bermakna (p≤0,05) dengan kontrol negatif;kontrol normal, kontrol negatif, ekstrak uji dosis rendah dan ekstrak uji dosis sedang menunjukkan berbeda secara bermakna (p≤0,05) dengan kontrol pembanding.

Uji BNT hari ke-15 kadar asam urat kontrol negatif dan ekstrak uji dosis tinggi berbeda secara bermakna (p≤0,05) dengan kontrol normal; seluruh kelompok ekstrak uji, kontrol normal dan kontrol pembanding menunjukan berbeda bermakna (p≤0,05) dengan kontrol negatif; ekstrak uji dosis sedang dan ekstrak uji dosis tinggi menunjukkan tidak berbeda bermakna (p≥0,05) dengan kontrol pembanding.

Perhitungan persentase penurunan kadar asam urat darah

Tabel 7. Hasil persentase penurunan kadar asam urat darah rata-rata kelompok ekstrak uji dan kontrol pembanding

Kelompok Perlakuan % Penurunan

Kontrol Pembanding 31,37 % 62,09 % 96,73 %

Ekstrak Dosis 50mg/kgBB 31,50 % 52,05 % 78,76 %

Ekstrak Dosis 100mg/kgBB 36,66 % 52 % 83,33 %

Ekstrak Dosis 200mg/kgBB 44,21 % 62,58 % 91,83 %

Keterangan :

* Hari setelah perlakuan

Data efektivitas penurunan kadar asam urat rata-rata pada hari ke-15 yang diperoleh dari setiap kelompok terlihat bahwa allopurinol (kontrol pembanding) memiliki kemampuan menurunkan kadar asam urat yang paling besar yaitu 96,73%. Efektivitas kedua yang dimiliki oleh kelompok ekstrak uji dengan dosis tinggi (200mg/kgBB) yaitu 91,83%, dosis sedang (100mg/kgBB) yaitu 83,33% dan kelompok dosis rendah (50mg/kgBB) yaitu sebesar 78,76%.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta BAB 5

Dokumen terkait