• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DATA

C. Hasil Uji Instrumen

3. Uji t test (Uji Parsial)

Uji ttest digunakan untuk melihat tingkat signifikansi variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara individu atau sendiri-sendiri. Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji t statistik untuk masing-masing variabel independen dengan tingkat kepercayaan tertentu (Bawono, 2006: 89-90).

Tabel 4.8 Hasil Uji ttest

Berdasarkan hasil pengolahan uji parsial pada tabel 4.6, dapat disimpulkan bahwa:

a. Pengaruh Religiusitas Terhadap Loyalitas

Berdasarkan hasil uji parsial, variabel religiusitas (X1) berpengaruh negatif signifikan terhadap variabel loyalitas (Y) yang dibuktikan dengan nilai signifikansi 0,016 lebih kecil dari 0,05 dan nilai t-test menunjukkan angka -0,303. Hasil tersebut tidak sesuai dengan penelitian Setiawan (2014) yang mengemukakan bahwa persepsi

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 7,023 2,475 2,837 ,000 Religiusitas -,303 ,123 -,182 -2,461 ,016 Motivasi ,150 ,073 ,143 2,065 ,042 Persepsi Nilai ,811 ,079 ,788 10,207 ,000 a. Dependent Variable: Loyalitas

religiusitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas, sehingga H1 ditolak karena meskipun religiusitas berpengaruh signifikan terhadap loyalitas tetapi pengaruhnya negatif. Hal tersebut dikarenakan masih adanya celah yang menyebabkan berkurangnya loyalitas nasabah antara lain peranan pemerintah, ulama, praktisi, akademisi dan masyarakat muslim dinilai belum sepenuhnya mendukung perkembangan perbankan syariah. Meskipun pemerintah memberikan dukungan melalui regulasi yang dikeluarkan, namun belum ada tindakan nyata dari pemerintah yang berupa komitmen untuk memajukan perbankan syariah. Demikian juga dukungan dari para ulama yang tergabung dalam organisasi Islam yaitu MUI yang berupa fatwa pengharaman bunga bank masih menjadi perdebatan di kalangan ulama itu sendiri. Muhlis (2011) melakukan penelitian empirik mengenai perilaku menabung di perbankan syariah di Jawa Tengah dan mendapati debat terbuka tentang hukum bunga bank haram atau tidak antara 2 organisasi Islam NU (Nahdlatul Ulama) dan Muhammadiyah (Sari, 2013: 129-130). Adapun pihak praktisi perbankan syariah masih didominasi oleh praktisi perbankan konvensional yang belum memiliki kualitas sesuai dengan standar mutu kinerja perbankan syariah (Masulah, 2014: 11). Begitu pula para akademisi dan masyarakat muslim, meskipun memiliki pengetahuan yang baik tentang bank syariah tetapi kesadaran untuk menggunakan produk bank syariah masih kurang. Mereka lebih

mempercayakan transaksi keuangannya pada bank konvensional (Sari, 2013: 131).

b. Pengaruh Motivasi Terhadap Loyalitas

Berdasarkan hasil uji parsial, variabel motivasi (X2) berpengaruh positif signifikan terhadap variabel loyalitas (Y) yang dibuktikan dengan nilai signifikansi 0,042 lebih kecil dari 0,05 dan nilai t-test menunjukkan angka 0,150. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian Banna (2012) yang menyebutkan bahwa motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan, sehingga H2 diterima karena motivasi akan meningkatkan loyalitas dalam menggunakan produk bank syariah.

c. Pengaruh Persepsi Nilai Terhadap Loyalitas

Berdasarkan hasil uji parsial, variabel persepsi nilai (X3) berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas (Y) yang dibuktikan dengan nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05 dan nilai t-test yang menunjukkan angka 0,858. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian Mantauv (2013) yang menjelaskan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara nilai nasabah terhadap loyalitas nasabah, sehingga H3 diterima karena persepsi nilai dapat meningkatkan loyalitas dalam menggunakan produk bank syariah. Hal ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Yohanes Suhari, et al, (2012) yang meneliti tentang perilaku konsumen online

E. Analisis Regresi Berganda

Regresi ini digunakan untuk menganalisa data yang bersifat

multivariate, atau meramalkan nilai variabel dependen (Y) dengan variabel independen yang lebih dari satu.

Tabel 4.9

Hasil Analisis Regresi Berganda

Loyalitas = 7,023  0,303 Religiusitas + 0,150 Motivasi + 0,811 Persepsi Nilai + ε

Berdasarkan persamaan fungsi di atas, dapat diartikan bahwa: a. Konstan : 7,023

Apabila variabel religiusitas, motivasi, dan persepsi dianggap konstan atau tidak ada atau sebesar 0, maka loyalitas mengalami kenaikan sebesar 7,023 dengan asumsi cateris paribus.

b. Religiusitas : -0,303

Ketika religiusitas mengalami peningkatan 1 satuan sedangkan motivasi dan persepsi nilai konstan atau tidak ada atau sebesar 0, maka loyalitas mengalami penurunan sebesar 0,303 dengan asumsi cateris paribus.

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 7,023 2,475 2,837 ,000 Religiusitas -,303 ,123 -,182 -2,461 ,016 Motivasi ,150 ,073 ,143 2,065 ,042 Persepsi Nilai ,811 ,079 ,788 10,207 ,000

a. Dependent Variable: Loyalitas

c. Motivasi : 0,150

Apabila motivasi mengalami peningkatan 1 satuan sedangkan religiusitas dan persepsi nilai konstan atau tidak ada atau sebesar 0, maka loyalitas mengalami peningkatan sebesar 0,150 dengan asumsi cateris paribus. d. Persepsi Nilai : 0,811

Ketika persepsi nilai mengalami peningkatan 1 satuan sedangkan religiusitas dan motivasi konstan atau tidak ada atau sebesar 0, maka loyalitas mengalami peningkatan sebesar 0,811 dengan asumsi cateris paribus.

F. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik merupakan tahapan yang penting dilakukan dalam proses analisis regresi. Apabila tidak terdapat gejala asumsi klasik diharapkan dapat dihasilkan modal regresi yang handal sesuai dengan kaidah BLUE (Best Linier Unbiased Estimator), yang menghasilkan model regresi yang tidak bias dan handal sebagai penaksir (Bawono, 2006: 115).

1. Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2013: 105) uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat korelasi antara variabel independen satu dengan yang lain. Metode yang dipakai untuk mendeteksi ada atau tidaknya gejala multikolinearitas adalah metode VIF (Varian Inflation Factor) dengan cara melihat tolerance dan nilai VIF-nya. Apabila nilai

tolerance lebih dari 0,1 maka tidak terjadi multikolinearitas, tetapi apabila nilai tolerance kurang dari 0,1 maka terjadi multikolinearitas.

Kemudian apabila nilai VIF-nya kurang dari 10,00 maka dikatakan tidak terjadi multikolinearitas, tetapi apabila nilai VIF-nya lebih dari 10,00 maka terjadi multikolinearitas.

Tabel 4.10

Hasil Uji Multikolinearitas

Berdasarkan tabel 4.10 di atas, ketiga variabel independen memiliki nilai Tolerance lebih besar dari 0,1 dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) lebih kecil dari 10,00. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala multikolinearitas pada variabel religiusitas, motivasi dan persepsi nilai.

2. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Bawono (2006: 133) heteroskedastisitas terjadi apabila varian dari variabel pengganggu tidak sama untuk semua observasi, akibat yang timbul apabila terjadi heteroskedastisitas adalah penaksir tidak bias tetapi tidak efisien lagi baik dalam sampel besar maupun sampel kecil, serta uji t-test dan F-test akan menyebabkan kesimpulan yang salah. Berikut hasil pengujian heteroskedastisitas:

Coefficientsa Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant) Religiusitas ,757 1,320 Motivasi ,866 1,154 Persepsi Nilai ,694 1,441

a. Dependent Variable: Loyalitas

Tabel 4.11

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan tabel 4.11 di atas, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi untuk semua variabel independen lebih dari 0,05 yang berarti data tersebut homogen, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala heteroskedastisitas pada model regresi tersebut.

3. Uji Normalitas

Menurut Bawono (2006: 174) Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, data variabel dependen dan independen yang dipakai berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang berdistribusi normal. Penelitian ini menggunakan uji kolmogorov-smirnov untuk menguji kenormalan data karena dengan uji tersebut menghasilkan nilai yang pasti. Apabila nilai dari Asymp. Sig. (2-tailed)-nya menunjukkan angka lebih dari 5% atau 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal, sebaliknya apabila nilai dari Asymp. Sig. (2-tailed)-nya menunjukkan angka kurang dari 5% atau 0,05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal. Hasil uji normalitas terlihat pada tabel berikut:

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) ,791 ,982 ,806 ,422 Religiusitas ,028 ,049 ,065 ,567 ,572 Motivasi -,037 ,029 -,136 -1,268 ,208 Persepsi Nilai -,033 ,031 -,127 -1,059 ,292 a. Dependent Variable: LnU2i

Tabel 4.12 Hasil Uji Normalitas

Berdasarkan tabel 4.12 di atas, nilai Asymp. Sig. (2-tailed)

sebesar 0,200 yang lebih besar dari 0,05, artinya data residual tersebut terdistribusi secara normal.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 100

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std.

Deviation 2,28118320

Most Extreme Differences Absolute ,066

Positive ,066

Negative -,045

Test Statistic ,066

Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance. Sumber : Data primer yang diolah (2016)

80 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan data hasil penelitian yang telah dibahas pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil pengujian secara simultan (uji F) menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel religiusitas, motivasi dan persepsi nilai mempengaruhi loyalitas nasabah secara signifikan. Hal ini berarti setiap ada perubahan yang terjadi pada variabel independen yaitu religiusitas, motivasi dan persepsi nilai akan berpengaruh signifikan secara simultan terhadap loyalitas nasabah dalam menggunakan produk bank syariah. 2. Hasil pengujian secara parsial (uji t) membuktikan bahwa variabel

religiusitas, motivasi dan persepsi nilai berpengaruh signifikan terhadap loyalitas, tetapi pengaruhnya ada yang positif dan ada yang negatif dengan rincian sebagai berikut:

a. Variabel religiusitas memilki pengaruh negatif signifikan terhadap loyalitas nasabah. Hal tersebut dikarenakan kurangnya peranan pemerintah, ulama, praktisi dan masyarakat muslim dalam mendukung perkembangan perbankan syariah, sehingga semakin tinggi religiusitas nasabah justru akan menurunkan tingkat loyalitas mereka dalam menggunakan produk bank syariah.

b. Variabel motivasi berpengaruh positif signifikan terhadap loyalitas nasabah. Hal itu berarti bahwa semakin besar motivasi nasabah dalam menggunakan produk bank syariah maka semakin tinggi loyalitas mereka.

c. Variabel persepsi nilai berpengaruh positif signifikan terhadap loyalitas nasabah. Variabel ini pula yang memilki pengaruh paling besar dilihat dari nilai signifikansinya yaitu 0,000. Hal tersebut mengindikasikan bahwa semakin besar manfaat yang dirasakan nasabah dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan maka semakin tinggi loyalitas mereka dalam menggunakan produk bank syariah. B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijabarkan, maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi pihak manajemen perbankan, dalam rangka meningkatkan loyalitas nasabah agar lebih menekankan pendekatan terhadap nasabah untuk mengetahui kebutuhan nasabah yang semakin beragam. Hal tersebut bisa dilakukan melalui penyampaian keluhan dan saran, serasehan ataupun survei lapangan.

2. Bagi mahasiswa khususnya jurusan perbankan syariah, diharapkan lebih mendalami tentang eksistensi perbankan syariah sehingga anggapan bahwa bank syariah sama dengan bank konvensional dapat berubah. Sebagai calon bankir, sudah seharusnya mahasiswa perbankan syariah lebih loyal dalam menggunakan produk bank syariah.

3. Bagi peneliti selanjutnya, apabila melakukan penelitian kuantitatif sebaiknya didukung dengan penelitian kualitatif agar kesimpulan yang diperoleh lebih akurat. Selain itu, pada penelitian ini variabel independen hanya berpengaruh sebesar 59,1%. Angka tersebut masih terbilang sedikit, sehingga peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambahkan variabel lain yang lebih berpengaruh terhadap loyalitas dalam menggunakan produk bank syariah seperti kualitas pelayanan, kualitas produk, kepercayaan, komitmen, kepuasan, inovasi produk, bauran pemasaran (marketing mix).

Dokumen terkait