BAB III METODE PENELITIAN
3.7. Uji Validitas dan Reliabilitas
Pengujian validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan 30 (tiga puluh) responden yang tidak termasuk dalam sampel penelitian di Universitas Labuhan Batu Rantau Prapat.
3.7.1 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Pengujian validitas instrumen dengan bantuan perangkat lunak SPSS, nilai validitas dapat dilihat pada kolom Pearson Correlation. Distribusi (Tabel t) untuk
α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n-2). Kaedah keputusan: jika t hitung > t tabel
berarti valid dan sebaliknya jika t hitung < t tabel
Uji validitas pada penelitian ini dilakukan dengan menghitung korelasi
Pearson Correlation ( r ). Nilai r hitung ≥ 0,30 bermakna bahwa instrumen penelitian valid (Sugiyono, 2005). Jika berada dibawah 0,30 maka item pertanyaan tersebut tidak lagi diikut sertakan. Hasil pengujian validitas instrumen variabel disiplin, semangat kerja dan kinerja pegawai dapat dilihat pada Tabel berikut ini:
Tabel. 3.2 Hasil Uji Validitas Disiplin
NO Butir Pertanyaan Pearson
Correlatio n (r hitung) Sig (1- tailed) Keteranga n
1 Saya menyelesaikan pekerjaan tepat waktu
.517 .002 Valid 2 Saya patuh terhadap peraturan yang
ditetapkan dalam organisasi
.669 .000 Valid 3 Saya mampu melaksanakan pekerjaan
yang diberikan atasan
.817 .000 Valid 4 Saya bersedia menerima sanksi dari
atasan apabila saya melanggar disiplin
.527 .001 Valid 5 Saya memperbaiki kesalahan dengan
sukarela tanpa harus diperintah atasan
.724 .000 Valid Sumber: Hasil Penelitian, 2012 (Data Diolah)
Pada data Tabel 3.2 diketahui bahwa pada kolom Pearson Correlation,
merupakan koreksi antara skor item dengan total skor item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen. Dari hasil Pearson Correlation skor pertanyaan 1 sampai dengan skor pertanyaan 5 nilai r hitung ≥ 0,30 maka dapat disimpulkan semua butir pertanyaan valid sehingga dapat dipergunakan dalam penelitian.
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Semangat Kerja
NO Butir Pertanyaan Pearson
Correlation (r hitung)
Sig (1 tailed)
Keterangan
1 Frekuensi kehadiran menentukan semangat saya untuk bekerja dengan baik
.629 .000 Valid
2 Semangat bekerja saya timbul setelah bekerjasama dengan rekan kerja
.602 .000 Valid
3 Semangat kerja Saya berpengaruh terhadap tanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaan yang diberikan atasan
.595 .000 Valid
4 Saya merasa senang bekerja disini tanpa merasa terpaksa dan tertekan dalam bekerja
.689 .000 Valid
5 Saya menjalin hubungan yang harmonis terhadap sesama rekan
Sumber: Hasil Penelitian, 2012 (Data Diolah)
Pada data Tabel 3.3 diketahui bahwa pada kolom Pearson Correlation,
merupakan koreksi antara skor item dengan total skor item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen. Dari hasil Pearson Correlation skor pertanyaan 1 sampai dengan skor pertanyaan 5 nilai r hitung ≥ 0,30 maka dapat disimpulkan semua butir pertanyaan valid sehingga dapat dipergunakan dalam penelitian.
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Kinerja
NO Butir Pertanyaan Pearson
Correlation (r hitung)
Sig. (1-tailed)
Keterangan
1 Atasan selalu mengevaluasi hasil pekerjaan yang saya buat
.721 .000 Valid
2 Saya harus meningkatkan kinerja dengan menyelesaikan pekerjaan tepat waktu
.699 .000 Valid
3 Ketepatan waktu sangat penting dalam menyelesaikan tugas yang diberikan kepada Saya
.688 .000 Valid
4 Jumlah kesalahan yang saya buat berpengaruh terhadap hasil kinerja saya.
.647 .000 Valid
Sumber: Hasil Penelitian, 2012 (Data Diolah)
Pada data Tabel 3.4 diketahui bahwa pada kolom Pearson Correlation,
merupakan koreksi antara skor item dengan total skor item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen. Dari hasil Pearson Correlation skor pertanyaan 1 sampai dengan skor pertanyaan 4 nilai r hitung ≥ 0,30 maka dapat disimpulkan semua butir pertanyaan valid sehingga dapat dipergunakan dalam penelitian.
3.7.2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban dari responden terhadap pertanyaan adalah konsisten atau
stabil dari waktu ke waktu. Jawaban responden terhadap pertanyaan dikatakan reliabel jika masing-masing pertanyaan dijawab secara konsisten. Pengukuran reliabilitas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan alat analisis SPSS (Statistical Package for Social Science) yakni dengan uji statistik Cronbach Alpha.
Cronbach alpha yang baik adalah yang makin mendekati 1. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60. (Ghozali, 2005). Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada 3.5 :
Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Gabungan seleuruh pertanyaan dalam Instrumen Variabel
Variabel Alpha Cronbach.s Keterangan
Disiplin .763 Reliabel
Semangat Kerja .762 Reliabel
Kinerja Pegawai .776 Reliabel
Sumber: Hasil Penelitian, 2012 (Data Diolah)
Pada data Tabel 3.5. dapat dilihat bahwa nilai alpha untuk disiplin sebesar 0,763, semangat kerja sebesar 0,762 dan Kinerja pegawai sebesar 0,776. Dengan nilai alpha sebesar itu kuesioner dinyatakan bersifat reliable dan hasilnya dapat dianalisis untuk penelitian selanjutnya.
3.8. Model Analisis Data
3.8.1. Model Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk menafsirkan data dan keterangan yang diperoleh dari hasil penelitian dengan jalan mengumpulkan, menyusun, dan mengklarifikasikan data yang diperoleh dan selanjutnya dianalisis sehingga diperoleh gambaran yang sebenarnya mengenai objek penelitian.
3.8.2. Model Analisis Data Regresi Linier Berganda
Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Model analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari disiplin terhadap kinerja pegawai pada Universitas Labuhan Batu Rantau Prapat. Untuk menganalisis data maka digunakan model statistika analisis regresi berganda (multiple regression analysis)
dengan persamaan sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 Keterangan : + e a : Konstanta Y : Kinerja pegawai X1 X : Disiplin 2 b : Semangat Kerja 1,b2
e = term of error atau variabel yang tidak diteliti. : Koefisien Regresi dari Variabel
Pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen diuji dengan tingkat
kepercayaan 95 % atau α = 5 %.
1. Uji Serempak (Uji F)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui signifikansi pengaruh seluruh variabel independen dalam model terhadap variabel dependen untuk menguji hipotesis yang diajukan apakah diterima atau ditolak, variabel disiplin dan semangat kerja bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja pegawaimaka digunakan Uji Statistik Uji F, adapun yang menjadi kriteria adalah :
Ho : b1 = b2 = 0 artinya, Variabel disiplin dan semangat kerja tidak
H1 : b1≠ b2
Pengujian ini dilakukan dengan uji Statistik F dengan kriteria : Terima H ≠ 0 artinya Variabel disiplin dan semangat kerja berpengaruh secara serempak terhadap variabel kinerja pegawai
o
bila F hitung ≤ F tabel dan Tolak Ho (terima H1) bila F hitung ≥ F tabel. Dengan
menggunakan SPSS akan dilihat pada tabel ANOVA ataupun dengan
membandingkan sig. F dengan level of test (α) dengan ketentuan Terima Ho bila
sig. F ≥ α dan Tolak Ho (Terima H1) bila sig. F ≤ α.
2. Uji Parsial (Uji t)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh masing-masing variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Yang menjadi kriteria dalam pengujian hipotesis ini adalah :
Ho : b1
Labuhan Batu Rantau Prapat
= 0 Disiplin tidak berpengaruh terhadap kinerja pegawai di Universitas
H1 : b1
H
≠ 0 Disiplin berpengaruh terhadap kinerja pegawai di Universitas Labuhan Batu Rantau Prapat
o : b2
H
= 0 Semangat kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja pegawai di Universitas Labuhan Batu Rantau Prapat
1 : b2
Uji parsial ini sering disebut dengan uji t dengan uji hipotesis (Ho) ditolak dengan ketentuan apabila hasil uji t jika hasil t
≠ 0 Semangat kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai di Universitas Labuhan Batu Rantau Prapat
hitung > dari t tabel dan sebaliknya
3. Koefisien Determinasi (R2
Koefisien Determinasi (R
) 2
) bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2005:79). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan-kemampuan variabel disiplin dan semangat kerja dalam menjelaskan variasi variabel kinerja pegawai sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel disiplin dan semangat kerja memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel kinerja pegawai.
3.9. Uji Asumsi Klasik
Dalam suatu penelitian, kemungkinan munculnya masalah dalam analisis regresi cukup sering dalam mecocokkan model prediksi kedalam sebuah model yang telah dimasukkan serangkaian data. Masalah ini sering disebut dengan pengujian asumsi klasik yang di dalamnya termasuk pengujian normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas.
3.9.1. Uji Normalitas
Uji ini dilakukan untuk menunjukkan simetris tidaknya distribusi data. Uji normalitas akan dideteksi melalui analisa grafik yang dihasilkan melalui perhitungan regresi dengan SPSS. Dasar pengambilan keputusan menurut Santoso dalam (Santoso, 2003), yaitu: Jika data menyebar sekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka model tersebut memenuhi asumsi normalitas.
3.9.2. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah ada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka terdapat problem multikolinieritas. Pada model regresi yang baik tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi gejala multikolinieritas, yaitu melakukan analisis koefisien korelasi yang tinggi misalnya 0,8 atau –0,9 , maka dapat diprediksikan akan terjadi multikolinieritas bila X1 dan X2 digunakan secara bersama-sama, melihat
toleransi variabel dan variance inflation factor (VIF). Menurut Santoso (2002), pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinier adalah: “Mempunyai VIF kurang dari angka 5 dan mempunyai angka tolerance mendekati 1”.
3.9.3. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah regresi terjadi ketidak-samaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika varians berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.
Santoso (2003), untuk mendeteksi apakah ada atau tidak gejala heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan menganalisis penyebaran titik-titik yang terdapat pada Scaterplot yang dihasilkan program SPSS dengan dasar pengambilan keputusan. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian
titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.