• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Disiplin Dan Semangat Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Di Universitas Labuhan Batu Rantau Prapat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Disiplin Dan Semangat Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Di Universitas Labuhan Batu Rantau Prapat"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH DISIPLIN DAN SEMANGAT KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI UNIVERSITAS LABUHAN BATU

RANTAU PRAPAT

TESIS

Oleh

ALI SAHPUTRA

NIM : 107019043/IM

SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PENGARUH DISIPLIN DAN SEMANGAT KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI UNIVERSITAS LABUHAN BATU RANTAU PRAPAT

TESIS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Magister Sains Dalam Program Studi Ilmu Manajemen pada

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Oleh

ALI SAHPUTRA

107019043/IM

SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Menyetujui, Komisi Pembimbing

Ketua Anggota )

Ketua Program Studi Direktur

(Prof. Dr. Erman Munir, MSc)

Tanggal lulus : Mei 2013 Judul Tesis

: PENGARUH DISIPLIN DAN SEMANGAT KERJA

TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI

UNIVERSITAS LABUHAN BATU RANTAU

PRAPAT Nama Mahasiswa : Ali Sahputra Nomor Pokok : 107019043

(4)

Telah diuji pada

Tanggal : Mei 2013

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Prihatin Lumbanraja, SE, M.Si Anggota : 1. Dr. Ir. Parulian Simanjuntak, MA

(5)

PERNYATAAN

PENGARUH DISIPLIN DAN SEMANGAT KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI UNIVERSITAS LABUHAN BATU RANTAU PRAPAT

Dengan ini peneliti menyatakan bahwa tesis ini disusun sebagai syarat

untuk memperoleh gelar Magister pada Program Studi Ilmu Manajemen Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara adalah benar merupakan hasil karya peneliti

sendiri

Adapun pengutipan-pengutipan yang peneliti lakukan pada bagian-bagian

tertentu dari hasil karya orang lain dalam penulisan tesis ini, telah peneliti

cantumkan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika

penulisan ilmiah.

Apabila di kemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian tesis

ini bukan hasil karya peneliti sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian

tertentu, peneliti bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang

peneliti sandang dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundangan

yang berlaku.

Medan, Mei 2013

(6)

PENGARUH DISIPLIN DAN SEMANGAT KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI UNIVERSITAS LABUHAN BATU

RANTAU PRAPAT

ABSTRAK

Kinerja adalah tingkat keberhasilan maupun tingkat pencapaian tujuan organisasi serta hasil secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepada pegawai. Hasil program kerja di Universitas Labuhan Batu Rantau Prapat belum sesuai dengan harapan pencapaian tujuan organisasi karena target yang diinginkan organisasi belum terealisasi sesuai dengan jawdwal yang telah ditetapkan, ini berkaitan dengan pegawai dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan pada tahun ini menurun sehingga menjadi kendala dalam organisasi untuk mencapai target yang diharapkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh disiplin dan semangat kerja terhadap kinerja pegawai pada Universitas Labuhan Batu Rantau Prapat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan survey, jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dan sifat penelitian ini adalah deskriptif eksplanatory. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, daftar pertanyaan dan studi dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan menggunakan software SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa disiplin dan semangat kerja secara simultan dan parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai pada Universitas Labuhan Batu Rantau Prapat. Semangat kerja yang dominan berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada Universitas Labuhan Batu Rantau Prapat. Nilai Koefisien Determinasi (R Square) diperoleh dari penelitian ini sebesar 71,6%. Hal ini berarti bahwa kemampuan Disiplin dan semangat kerja dapat menjelaskan terhadap kinerja pegawai pada Universitas Labuhan Batu Rantau Prapat sebesar 71,6%, sedangkan sisanya sebesar 28,4% dijelaskan oleh variabel lainnya.

(7)

EFFECT OF DISCIPLINE AND SPIRIT OF THE PERFORMANCE OF EMPLOYEES WORKING IN UNIVERSITY LABUHAN BATU

RANTAU PRAPAT

ABSTRACT

Performance as the most important to manage the success of an organization in achieving its goals. Performance can be understood as the success rate and the level of achievement of organizational goals. The results of the work program at the University of Labuhan Batu Rantau Prapat not been in line with expectations for the achievement of organizational goals desired target organization has not been realized in accordance with a predetermined jawdwal, is related to the employee in performing the tasks given at this year's decline and a constraint in the organization to reach the expected target. The purpose of this study is to investigate and analyze the effect of discipline and morale of the staff's performance at the University of Labuhan Batu Rantau Prapat. The method used in this study is a survey approach, this type of research is descriptive quantitative and descriptive nature of this research is explanatory. Methods of data collection through interviews, questionnaires and documentary study. Data analysis method used is multiple linear regression using SPSS software. The results showed that discipline and morale simultaneously and partially positive and significant effect on employee performance at the University of Labuhan Batu Rantau Prapat. Morale of the dominant influence on the performance of employees at the University of Labuhan Batu Rantau Prapat. Value of coefficient of determination (R Square) obtained from this study of 71.6%. This means that the ability to discipline and morale can explain the performance of staff at the University of Labuhan Batu Rantau Prapat by 71.6%, while the remaining 28.4% is explained by other variables.

(8)

KATA PENGANTAR

Peneliti mengucapkan rasa syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul ”PENGARUH DISIPLIN DAN SEMANGAT KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI UNIVERSITAS LABUHAN BATU RANTAU PRAPAT”. Dalam penelitian tesis, peneliti telah berusaha dengan segala kemampuan yang ada, namun peneliti menyadari dalam penelitian tesis ini banyak pihak yang telah membantu, oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM & H., M.Sc., (CTM)., Sp. A (K) selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Erman Munir, M.Sc, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, S.E., M.S., selaku Ketua Program Studi Ilmu Manajemen dan juga selaku Ketua Komisi Pembanding yang telah banyak memberikan masukan untuk perbaikan tesis ini.

4. Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA, selaku Sekertaris Program Studi Ilmu Manajemen.

5. Ibu Prof. Dr. Prihatin Lumbanraja, SE., M.Si. selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan peneliti dalam penelitian tesis ini.

6. Bapak Dr. Ir. Parulian Simanjuntak, MA, selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah banyak membimbing dan mengarahkan peneliti dalam penelitian tesis ini.

7. Bapak Prof. Dr. Herman Mawengkang selaku Anggota Komisi Pembanding yang telah banyak memberikan masukan untuk perbaikan tesis ini.

8. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si Anggota Komisi Pembanding yang telah banyak memberikan masukan untuk perbaikan tesis ini.

9. Bapak Dr. H. Amarullah Nasution, SE, MBA dan Ibu Hj. Erli Hamimah Dalimunthe, SH. Selaku Pimpinan Universitas Labuhan Batu Rantau Prapat yang telah memberikan izin melakukan penelitian.

10.Seluruh pegawai Universitas Labuhan Batu Rantau Prapat yang telah memberikan izin melakukan penelitian.

11.Seluruh Staf Pengajar dan Staf Administrasi Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

12.Orang tua Peneliti, Ayahanda dan Ibunda H. Abdul Latif Dalimunthe serta Hj. Juriah Siregar atas semua kasih sayang dan semangat yang telah diberikan dalam penyelesaian tesis ini.

(9)

Semoga ALLAH SWT selalu memberikan rahmat dan karuniaNya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan perhatian kepada peneliti. Peneliti menyadari tesis ini belum sempurna, namun diharapkan akan dapat berguna bagi semua pihak khususnya bagi pengembangan serta penelitian dalam bidang sumber daya manusia.

`

Medan, 16 Mei 2013

Peneliti,

(10)

RIWAYAT HIDUP

Ali Sahputra lahir di Kota Pinang, pada Tanggal 07 April 1983, dari

pasangan Ayahanda H. Abdul Latif Dalimunthe dan Ibunda Hj Juriah Siregar.

Pendidikan Sekolah Dasar di Madrasah Ibti Daiyah Aek Batu, Setelah lulus SD

tahun 1996 melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di Pesantren

Darul Falah Langga Payung, lulus pada tahun 1999. Selanjutnya pendidikan

Sekolah Menengah Atas di SMU Negeri 1 Rantau Prapat, lulus pada tahun 2002

dan melanjutkan studi di Universitas Labuhanbatu pada Fakultas Ekonomi pada

tahun 2007, kemudian melanjutkan pendidikan di Program Studi Ilmu Manajemen

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara pada tahun 2010.

Medan, 16 Mei 2013

Peneliti,

(11)

DAFTAR ISI

2.2. Teori Tentang Disiplin 2.2.1. Pengertian Disiplin ... 14

2.3.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Semangat Kerja ... 26

2.3.3. Indikasi Turunnya Semangat Kerja ... 28

2.4.4. Kriteria atau Indikator Pengukuran Kinerja Pegawai .... 35

2.4.5. Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja Pegawai ... 37

(12)

3.5. Jenis dan Sumber Data ... 43

3.6. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel ... 43

3.7. Uji Validitas dan Reliabilitas... 44

4.1.1 Deskriptif Objek Penelitian... ... 53

4.1.2 Analisis Deskriptif………... 55

4.1.2.1 Karakteristik Responden... ... 55

4.1.2.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 55 4.1.2.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 56

4.1.2.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan .... 57

4.1.2.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 58

4.1.3 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian………... 58

(13)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul

Halaman

1.1. Hasil Program Kerja Pegawai di Universitas Labuhan Batu.. ... 3

1.2 Hasil Penilaian Kerja... 5

1.3 Tingkat Kehadiran dan KetidakHadiran Pegawai ... 6

3.1 Definisi Operasionalisasi ... 44

3.2 Hasil Uji Validitas Semangat Kerja... . 45

3.3 Hasil Uji Validitas Semangat Kerja…....………...46

3.4 Hasil Uji Validitas Kinerja... 47

3.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel... 48

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………..…. 55

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia………. 56

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan……….. 57

4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja……….. 58

4.5 Jawaban Responden Atas Variabel Disiplin (X1)……… 59

4.6 Jawaban Responden Atas Variabel Semangat kerja (X2)…...…. 62

4.7 Jawaban Responden Atas Variabel Kinerja Pegawai (Y)………. 65

4.8 Hasil Uji Multikolinieritas……….… 69

4.9 Hasil Uji Regresi Linier Berganda ……… 71

4.10 Koefisien Determinasi (R²)……….. 71

4.11 Hasil Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji-F)………. 72

(14)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1. Kerangka Konseptual………. 40

4.1. Diagram Pencar Hasil SPSS ……….. 68

4.2. Grafik Histogram l……….. 68

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman

Lampiran 1 Kuesioner ... 86

Lampiran 2 Validitas dan Reliablitas Responden ... 90

Lampiran 3 Data Responden ... 95

(16)

PENGARUH DISIPLIN DAN SEMANGAT KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI UNIVERSITAS LABUHAN BATU

RANTAU PRAPAT

ABSTRAK

Kinerja adalah tingkat keberhasilan maupun tingkat pencapaian tujuan organisasi serta hasil secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepada pegawai. Hasil program kerja di Universitas Labuhan Batu Rantau Prapat belum sesuai dengan harapan pencapaian tujuan organisasi karena target yang diinginkan organisasi belum terealisasi sesuai dengan jawdwal yang telah ditetapkan, ini berkaitan dengan pegawai dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan pada tahun ini menurun sehingga menjadi kendala dalam organisasi untuk mencapai target yang diharapkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh disiplin dan semangat kerja terhadap kinerja pegawai pada Universitas Labuhan Batu Rantau Prapat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan survey, jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dan sifat penelitian ini adalah deskriptif eksplanatory. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, daftar pertanyaan dan studi dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan menggunakan software SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa disiplin dan semangat kerja secara simultan dan parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai pada Universitas Labuhan Batu Rantau Prapat. Semangat kerja yang dominan berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada Universitas Labuhan Batu Rantau Prapat. Nilai Koefisien Determinasi (R Square) diperoleh dari penelitian ini sebesar 71,6%. Hal ini berarti bahwa kemampuan Disiplin dan semangat kerja dapat menjelaskan terhadap kinerja pegawai pada Universitas Labuhan Batu Rantau Prapat sebesar 71,6%, sedangkan sisanya sebesar 28,4% dijelaskan oleh variabel lainnya.

(17)

EFFECT OF DISCIPLINE AND SPIRIT OF THE PERFORMANCE OF EMPLOYEES WORKING IN UNIVERSITY LABUHAN BATU

RANTAU PRAPAT

ABSTRACT

Performance as the most important to manage the success of an organization in achieving its goals. Performance can be understood as the success rate and the level of achievement of organizational goals. The results of the work program at the University of Labuhan Batu Rantau Prapat not been in line with expectations for the achievement of organizational goals desired target organization has not been realized in accordance with a predetermined jawdwal, is related to the employee in performing the tasks given at this year's decline and a constraint in the organization to reach the expected target. The purpose of this study is to investigate and analyze the effect of discipline and morale of the staff's performance at the University of Labuhan Batu Rantau Prapat. The method used in this study is a survey approach, this type of research is descriptive quantitative and descriptive nature of this research is explanatory. Methods of data collection through interviews, questionnaires and documentary study. Data analysis method used is multiple linear regression using SPSS software. The results showed that discipline and morale simultaneously and partially positive and significant effect on employee performance at the University of Labuhan Batu Rantau Prapat. Morale of the dominant influence on the performance of employees at the University of Labuhan Batu Rantau Prapat. Value of coefficient of determination (R Square) obtained from this study of 71.6%. This means that the ability to discipline and morale can explain the performance of staff at the University of Labuhan Batu Rantau Prapat by 71.6%, while the remaining 28.4% is explained by other variables.

(18)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Persaingan dan tuntutan profesionalitas yang semakin tinggi menimbulkan

banyaknya tekanan-tekanan yang harus dihadapi pegawai dalam lingkungan kerja.

Setiap instansi yang didirikan mempunyai harapan bahwa pegawai dapat

meningkatkan kinerja yang optimal untuk

Dalam mencapai tujuan organisasi, kinerja dapat dipahami sebagai tingkat

keberhasilan maupun tingkat pencapaian tujuan organisasi. Kinerja dapat

menunjukkan seberapa jauh tingkat kemampuan pelaksanaan tugas-tugas

organisasi. Selain itu, kinerja juga menunjukkan sejauhmana tujuan yang

dinyatakan dalam petunjuk hasil dapat dicapai oleh suatu organisasi. Mahsun

(2006) menjelaskan kinerja sebagai gambaran mengenai tingkat pencapaian

pelaksanaan suatu kegiatan/program, kebijakan dalam mewujudkan sasaran,

tujuan, visi dan misi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu

organisasi.

menginginkan terciptanya kinerja yang

tinggi dan berkualitas dalam bidang pekerjaannya.

Keberadaan sebuah instansi dalam bentuk apapun, baik dalam skala besar

maupun kecil tidak terlepas dari unsur sumber daya manusia. Sumber daya

manusia harus dapat memberikan tenaga, pikiran, bakat, kreativitas dan usahanya

pada tempatnya bekerja. Sumber daya manusia dengan kinerja yang berkualitas

akan memungkinkan untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh

(19)

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai, diantaranya

adalah disiplin dan semangat kerja, untuk mencapai kinerja yang berkualitas

pimpinan harus memperhatikan faktor-faktor tersebut.

Hasil program kerja di Universitas Labuhan Batu Rantau Prapat belum

sesuai dengan harapan pencapaian tujuan organisasi karena target yang diinginkan

organisasi belum terealisasi sesuai dengan jawdwal yang telah ditetapkan, ini

berkaitan dengan pegawai dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan pada

tahun ini menurun sehingga menjadi kendala dalam organisasi untuk mencapai

target yang diharapkan, menurunnya kinerja pegawai berdampak terhadap

program kerja yang sudah ditetapkan belum terealisasi, banyaknya pekerjaan

yang tidak terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan oleh instansi ini bisa

kita lihat pada Tabel 1.1 berikut ini :

Peningkatan kinerja kerja

dilakukan oleh pribadi yang dinamis, kreatif serta terbuka, namun tetap kritis dan

tanggap terhadap ide-ide baru dan perubahan-perubahan. Seorang pegawai yang

produktif adalah pegawai yang terampil dan mampu memahami pekerjaannya sesuai

dengan yang diharapkan dan dapat dilihat dari hasil laporan yang ditetapkan dan

waktu yang lebih singkat, sehingga akhirnya dapat tercapai tingkat kinerja pegawai

(20)

Tabel 1.1 Hasil Program Kerja Pegawai di Universitas Labuhan Batu Rantau Prapat

No Program Kerja Target Terealisasi

1

2.

3.

4.

Pelaporan Keuangan Akhir Tahun

Pengadaan Bahan Praktikum dan Alat Praktikum ke Jurusan

Pemeliharaan Gedung/Bangunan

Menyusun laporan kemahasiswaan

Akhir tahun

Sumber: Universitas Labuhan Batu Rantau Prapat Tahun 2012

Hasil program kerja yang belum tercapai menjadi sebuah fenomena di

Universitas Labuhan Batu Rantau Prapat. Fenomena yang terjadi juga masih

cukup banyak kesenjangan yang kurang sesuai dengan keiinginan organisasi, masih

ada beberapa kelemahan yang masih ditunjukkan oleh pegawai dalam peningkatan

kinerja, yaitu ada pegawai dalam meyelasaikan pekerjaan kurang teliti sehingga hasil

kerja ada yang salah, ada pegawai kurang cepat melakukan pekerjaan yang telah

diberikan, dan kurang inisiatif dalam menyelesaikan pekerjaan sehingga hasil laporan

yang ditetapkan dan dalam waktu yang lebih singkat mengalami keterlambatan,

Hasil rapat koordinasi dan evaluasi pimpinan yayasan Universitas

Labuhan Batu Rantau Prapat dalam menilai kinerja pegawai tahun 2011, terlihat

jelas bahwa dari hasil penilain rapat koordinasi dan evaluasi menunjukkan hasil

(21)

Tabel 1.2 Hasil Penilaian Kinerja Pegawai

No Kinerja Pegawai Hasil nilai Pegawai

1 Tanggung jawab menyelesaikan tugas yang diberikan atasan

47,60

2 Ketelitian dalam melaksanakan tugas 43,70

3 Kerjasama dengan rekan kerja 46,50

4 Kemampuan dalam memecahkan masalah pekerjaan

49,70

5 Mampu mengikuti perkembangan teknologi/ menguasahi komputer

48,60

Sumber: Universitas Labuhan Batu Rantau Prapat Tahun 2012 Keterangan Total Penilaian:

Pegawai yang memiliki disiplin yang baik maka akan tercapai suatu

keuntungan yang berguna, baik bagi Universitas Labuhan Batu Rantau Prapat

maupun bagi pegawai itu sendiri. Oleh karena itu, diperlukan kesadaran para pegawai

dalam mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku. Agar tercipta suatu kelompok

yang tertib dan bebas dari masalh maka sangat dibutuhkan peranan pimpinan dalam

organisasi. Pimpinan mempunyai pengaruh langsung atas sikap kebiasaan yang

diperoleh pegawai.

Kebiasaan itu ditentukan oleh pimpinan, baik dengan iklim atau suasana

kepemimpinan maupun melalui contoh diri pribadi pimpinan. Semua pegawai akan

selalu memperhatikan bagaimana pimpinan dapat menegakkan disiplin dan dapat

(22)

Faktor disiplin dapat dilihat dari absensi kerja pegawai. Menurut Flippo

(2001) dijelaskan tentang masalah-masalah kepegawaian yang ada di antaranya

tingginya tingkat absensi dan tingginya tingkat keterlambatan jam kerja. Jika

tingkat absensinya tinggi kemungkinan kinerja pegawai juga rendah dan target

yang diharapkan sulit tercapai. Tingginya tingkat absensi mengakibatkan banyak

kegiatan menjadi terhambat dan berpengaruh terhadap kinerja pegawai secara

keseluruhan.

Kedisiplinan dalam suatu organisasi dapat ditegakkan jika sebagian besar

peraturan-peraturannya ditaati oleh sebagian besar pegawai yang ada dalam

organisasi tersebut dapat tercapai. Menegakkan kedisiplinan penting bagi suatu

organisasi, sebab dengan kedisiplinan itu dapat diharapkan sebagian besar dari

peraturan-peraturan ditaati oleh sebagian besar pegawai. Adanya kedisiplinan

tersebut, dapat diharapkan pekerjaan akan dilakukan seefektif dan seefisien

mungkin. Disiplin yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab

pegawai terhadap tugas-tugas yang diberikan kepada pegawai.

Fenomena yang terjadi pada pegawai di Universitas Labuhan Batu Rantau

Prapat masih cukup banyak terjadi kesenjangan yang kurang sesuai, masih ada

beberapa kelemahan yang masih ditunjukkan oleh pegawai dalam disiplin, ada

yang tidak tepat waktu sewaktu masuk kantor, menunda tugas kantor, kurang

disiplin waktu, ada yang tidak menggunakan kelengkapan pakaian seragam sesuai

dengan ketentuan yang berlaku dan tidak bisa memanfaatkan sarana kantor

dengan baik serta tidak hadir tanpa izin. Tingkat kehadiran pegawai dari bulan

Juni sampai dengan Desember 2011 dengan jumlah 120 pegawai Universitas

(23)

Tabel 1.3 Tingkat Kehadiran dan Ketidakhadiran Pegawai

Rata-rata tingkat ketidak hadiran pegawai tanpa keterangan dalam bulan juni sampai dengan desember = 72% : 6 = 12%

Sumber: Universitas Labuhan Batu Rantau Prapat Tahun 2011

Pada Tabel 1.3 tingkat ketidak hadiran pegawai dapat kita lihat, masih

banyak pegawai pada bulan Juni sampai dengan Desember yang tidak hadir tanpa

pemberitahuan yang jelas dengan tanpa keterangan, rata-rata berjumlah 12 %

setiap bulan ini menunjukkan angka ketidak hadiran yang terjadi di Universitas

Labuhan Batu Rantau Prapat masih tinggi. Ukuran standart untuk tingkat ketidak

hadiran sesuai dengan peraturan yang dibuat oleh universitas apabila pegawai

tidak hadir diatas 10 % tanpa pemberitahuan ini berdampak terhadap kinerja

pegawai menurun dan banyak pekerjaan menjadi terhambat yang berpengaruh

terhadap kinerja pegawai secara keseluruhan.

Rata-rata tingkat ketidak hadiran pada pegawai pada bulan Juni -

Desember mencapai 12 % ini mengakibatkan masih tingginya tingkat ketidak

hadiran yang terjadi dan sesuai dengan peraturan universitas akan diberikan sanksi

ringan atau sanksi berat sesuai dengan pelanggaran yang dibuat.

Semangat kerja merupakan salah satu hal yang penting di Universitas

Labuhan Batu Rantau Prapat terutama yang menyangkut kinerja pegawai.

(24)

secara bebas bahwa moral kerja yang tinggi adalah semangat kerja. Dengan

semangat kerja yang tinggi, maka kinerja pegawai akan meningkat karena para

pegawai akan melakukan pekerjaan secara lebih giat sehingga pekerjaan dapat

diharapkan lebih cepat dan lebih baik. Begitu juga sebaliknya jika semangat kerja

turun maka kinerja akan turun juga. Jadi dengan kata lain semangat kerja akan

berpengaruh terhadap kinerja pegawai.

Semangat kerja merupakan sikap mental yang mampu memberikan

dorongan bagi seseorang untuk dapat bekerja lebih

Pencapaian tujuan organisasi juga sangat dipengaruhi oleh kinerja para

pemimpinnya. Kombinasi kualitas kepemimpinan dengan kekuatan yang ada

dalam posisinya sebagai pimpinan untuk menciptakan pengaruh yang kuat kepada

bawahan dan koleganya dipandang sebagai indikator dari pemimpin yang baik.

Kepemimpinan diartikan sebagai kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang yang

diarahkan terhadap tercapainya tujuan organisasi, atau dengan kata lain pemimpin

merupakan orang yang memiliki kewenangan untuk memberi tugas dan

kemampuan untuk mempengaruhi orang lain melalui pola hubungan yang baik

guna mencapai tujuan yang telah ditentukan.

giat, cepat dan baik. Semangat

kerja pegawai yang tinggi akan berpengaruh terhadap efisiensi kerja dan

efektivitas kerja. Faktor lain yang menentukan kinerja pegawai adalah disiplin.

Hilangnya disiplin akan mempengaruhi efisiensi dan efektivitas penyelesaian

tugas. Kedisiplinan diharapkan dapat dilakukan seefektif mungkin. Bilamana

kedisiplinan tidak dapat ditegakkan maka kemungkinan tujuan yang telah

(25)

Di dalam sebuah instansi terdapat berbagai macam sistem sosial yang

berkembang dari sekelompok manusia yang saling berinteraksi menurut pola dan

tujuan tertentu yang saling mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan

nya sehingga membentuk perilaku dari hasil hubungan individu dengan individu

maupun dengan lingkungannya. Suasana kerja yang kondusif, kinerja kelompok

yang memupuk iklim kerjasama yang kuat, menjaga kebersihan lingkungan kerja

akan menunjang pekerjaan yang baik serta pencapaian tujuan dari suatu

organisasi. Iklim organisasi itu sendiri merupakan seperangkat karakteristik yang

membedakan antara individu satu dengan individu lainnya yang dapat

mempangaruhi perilaku individu itu sendiri, perilaku merupakan hasil dari

hubungan antara individu dengan lingkungannya.

Ilustrasinya adalah apabila suatu organisasi hanya memperhatikan tentang

pendidikan, keahlian dan teknologi tanpa memikirkan disiplin dan semangat kerja

pegawai, maka pendidikan, keahlian dan teknologi yang tinggi sekalipun tidak

akan memberikan hasil yang optimal, karena yang bersangkutan tidak dapat

memanfaatkannya secara teratur dan mempunyai kesungguhan disiplin kerja yang

tinggi. Oleh karena itu peningkatan disiplin dan semangat kerja merupakan faktor

yang perlu untuk diperhatikan dalam usaha mencapai kinerja yang tinggi, dengan

didukung dengan kepemimpinan dan iklim organisasi didalam meningkatkan

semangat kerja tersebut.

Eksistensi Universitas Labuhan Batu Rantau Prapat sebagai salah satu

institusi swasta yang memiliki peran strategis dalam pendidikan, utamanya dalam

bidang penyediaan sumber daya manusia. Peran strategis ini perlahan dirasakan

(26)

dari para pegawai dalam melaksanakan tugas-tugasnya dan pada sisi lain terlihat

kenyataan, dimana pegawai dengan tingkat kemampuan yang baik dan didorong

oleh kuatnya disiplin dan semangat kerja cenderung mampu menunjukkan kinerja

yang tinggi. Kondisi tersebut mendorong peneliti untuk mengadakan penelitian

dengan mencari tahu secara dasar penyebab kurangnya disiplin dan semangat

kerja yang mempengaruhi kinerja pegawai di Universitas Labuhan Batu Rantau

Prapat.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,

maka peneliti merumuskan masalah penelitian yaitu: Apakah Disiplin dan

Semangat Kerja secara simultan dan parsial berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja pegawai Universitas Labuhan Batu Rantau Prapat?.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis secara

simultan dan parsial pengaruh disiplin dan semangat kerja terhadap kinerja

pegawai pada Universitas Labuhan Batu Rantau Prapat.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan oleh peneliti dengan adanya penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Bagi Instansi

Sebagai masukan kepada Universitas Labuhan Batu Rantau Prapat dalam

(27)

semangat kerja sehingga memberikan manfaat dalam mencapai tujuan

organisasi di Universitas Labuhan Batu Rantau Prapat.

2. Bagi Sekolah Pasca Sarjana Ilmu Manajemen

Untuk menambah pengetahuan Bagi Kalangan Akademis sebagai

referensi bagi penelitian selanjutnya dan memberikan sumbangan

terhadap pengembangan ilmu pengetahuan

3. Bagi peneliti

Sebagai usaha untuk melatih, meningkatkan, mengembangkan

kemampuan berpikir peneliti melalui penulisan karya ilmiah

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam menambah pengetahuan

bagi peneliti selanjutnya tentang pengaruh disiplin dan semangat kerja

(28)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Narmodo (2008), melakukan penelitian dengan judul” Pengaruh Motivasi

dan Disiplin terhadap kinerja pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten

Wonogiri. Penelitian ini bertujuan untuk melihat variabel yang dominan yang

mempengaruhi kinerja pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten

Wonogiri. Metode analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda.

Hasil analisis menunjukkan bahwa motivasi dan disiplin secara simultan

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pegawai Badan

Kepegawaian Daerah Kabupaten Wonogiri dan hasil uji t (secara parsial) terlihat

bahwa motivasi dan disiplin berpengaruh nyata terhadap kinerja.

Susianti (2011) melakukan penelitian dengan judul ” Analisis Pengaruh

Motivasi, Kepuasan Kerja dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai PNS Non

Dosen Pada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan". Penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh motivasi, kepuasan

kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai PNS non dosen pada fakultas

kedokteran universitas sumatera utara medan. Jenis penelitian diskriptif kuantitatif

Alat uji statistik yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini

adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

secara serempak motivasi, kepuasan kerja dan disiplin kerja berpengaruh

signifikan terhadap kinerja pegawai pada Fakultas Kedokteran Universitas

(29)

signifikan terhadap kinerja pegawai. Variabel disiplin kerja merupakan faktor

yang dominan berpengaruh terhadap kinerja pegawai artinya variabel disiplin

kerja lebih berperan dalam menentukan kinerja pegawai pada Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan.

Ratnasari (2006) melakukan penelitian dengan judul : “Pengaruh

Kepemimpinan, Semangat Kerja dan Motivasi terhadap Kinerja Pegawai pada

Sekretariat Daerah Kotamadya Semarang”. Tujuan dari penelitian ini untuk

mengetahui dan menganalis pengaruh Kepemimpinan, Semangat Kerja dan

Motivasi terhadap Kinerja Pegawai. Metode penelitian yang digunakan dengan

menggunakan model analisis regresi linear berganda. Dari hasil uji F diketahui

Kepemimpinan, Semangat Kerja dan Motivasi berpengaruh secara positif dan

signifikan terhadap Kinerja Pegawai pada Sekretariat Daerah Kotamadya

Semarang dan berdasarkan uji t diketahui bahwa Semangat Kerja dan Motivasi

berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Kinerja Pegawai pada

Sekretariat Daerah Kotamadya Semarang.

Lukman (2002), melakukan penelitian dengan judul ”Analisis Pengaruh

Disiplin Kerja dan Pelatihan Serta Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Dinas

Perhubungan Kotamadya Medan”. Penelitian ini bertujuan untuk melihat variabel

yang dominan yang mempengaruhi kinerja pegawai Kinerja Pegawai Dinas

Perhubungan. Metode analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda.

Hasil analisis menunjukkan bahwa Disiplin Kerja dan Pelatihan Serta Motivasi,

secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap motivasi Kinerja

(30)

Variabel Pelatihan berpengaruh nyata terhadap kinerja pegawai Dinas

Perhubungan Kotamadya Medan.

2.2. Teori Tentang Disiplin 2.2.1. Pengertian Disiplin

Disiplin dalam arti yang positif seperti yang dikemukakan oleh beberapa

ahli berikut ini, Hodges (dalam Asnawi, 2002) menyatakan bahwa “disiplin dapat

diartikan sebagai sikap seseorang atau kelompok yag berniat untuk mengikuti

aturan-aturan yang telah ditetapkan”. Dalam kaitannya dengan kinerja pegawai

pengertian disiplin adalah suatu sikap dan tingkah laku yang menunjukkan

ketaatan pegawai terhadap peraturan organisasi.

Selanjutnya, menurut Wursanto (2000) menyatakan bahwa “Disiplin adalah

suatu ketaatan pegawai terhadap suatu aturan atau ketentuan yang berlaku dalam

perusahaan atas dasar adanya suatu kesadaran atau keinsyafan bukan adanya unsur

paksaan”. Kemudian, menurut Sinungan (2003) menyatakan “Disiplin adalah sebagai

sikap mental yang tercermin perbuatan atau tingkah laku perorangan, kelompok atau

masyarakat berupa ketaatan (obedience) terhadap peraturan-peraturan atau ditetapkan

pemerintah atau etika, norma, dan kaidah yang berlaku dalam masyarakat untuk

tujuan tertentu”.

Menurut Sastrohadiwiryo (2003) menyatakan bahwa “Disiplin kerja dapat

didefinisikan sabagai suatu sikap menghormati, menghargai, patuh, dan taat terhadap

peraturan-peraturan yang berlaku baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta

sanggup menjalankannya dan tidak mengelak untuk menerima sanksi-sanksinya

(31)

Kemudian, menurut Fathoni (2006) menyatakan bahwa “Disiplin adalah

kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan

norma-norma sosial yang berlaku”. Sedangkan menurut Heidjrachman dan Husnan (2002)

menyatakan bahwa “Disiplin adalah setiap perorangan dan juga kelompok yang

menjamin adanya kepatuhan terhadap perintah dan berinisiatif untuk melakukan

suatu tindakan yang diperlukan seandainya tidak ada perintah”.

Disiplin adalah tindakan manajemen untuk memberikan semangat kepada

pelaksanaan standar organisasi, ini adalah pelatihan yang mengarah pada upaya

membenarkan dan melibatkan pengetahuan-pengetahuan sikap dan perilaku pegawai

sehingga ada kemauan pada diri pegawai untuk menuju pada kerjasama dan prestasi

yang lebih baik (2004).

Kedisiplinan merupakan fungsi operatif Manajemen Sumber Daya

Manusia yang terpenting karena semakin baik disiplin pegawai semakin tinggi

prestasi kinerja yang dapat dicapainya. Tanpa disiplin pegawai yang baik, sulit

bagi organisasi mencapai hasil yang optimal, Hasibuan (2005).

Siagian (2003) bahwa, “Disiplin merupakan sikap dan tingkah laku

seseorang yang mencerminkan tingkat kepatuhan atau ketaatannya pada berbagai

ketentuan yang berlaku dan tindakan korektif terhadap pelanggaran atas ketentuan

atau standar yang telah ditetapkan”.

Disiplin terutama ditinjau dari perspektif organisasi, dapat dirumuskan

sebagai ketaatan setiap anggota organisasi terhadap semua aturan yang berlaku

didalam organisasi tersebut, yang terwujud melalui sikap, prilaku dan perbuatan

yang baik sehingga tercipta keteraturan, keharmonisan, tidak ada perselisihan,

(32)

seseorang dapat bertingkah laku sesuai dengan apa yang disetujui oleh organisasi.

Dengan kata lain, agar seseorang dapat melakukan penyesuaian sosial dengan baik

dengan mematuhi semua peraturan, melakukan tindakan korektif dan efektif

dalam bekerja.

2.2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan

Disiplin merupakan bentuk pelatihan yang menegakkan

peraturan-peraturan organisasi. Disiplin yang terbaik adalah jelas disiplin diri karena

sebagian besar orang memahami apa yang diharapkan dari dirinya dipekerjaan,

dan biasanya pegawai diberi kepercayaan untuk menjalankan pekerjaannya secara

efektif.

Hasibuan (2005) menyatakan bahwa, disiplin yang tinggi dari para

pegawai akan memungkinkan tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan

efisien. Untuk dapat menegakkan disiplin yang tinggi maka pimpinan organisasi

harus memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya disiplin

pegawai yaitu : tujuan dan kemampuan, teladan pimpinan, balas jasa, keadilan,

pengawasan melekat (waskat), sanksi hukuman, ketegasan, dan hubungan

kemanusiaan. Semua faktor itu pasti berpengaruh terhadap penerapan disiplin

dalam organisasi.

Dessler (2000), “discipline is a procedure that corrects or punishes a

subordinate because a rule or procedure has been violated”. Disiplin adalah

suatu sikap menghormati, menghargai, patuh, dan taat terhadap

peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis serta

(33)

apabila anggota organisasi yang bersangkutan melanggar tugas dan wewenang

yang diberikankepadanya.

Prilaku disiplin pegawai merupakan sesuatu yang tidak muncul dengan

sendirinya, tetapi perlu dibentuk. Oleh karena itu pembentukan disiplin menurut

Handoko (2001) dapat dilakukan melalui dua cara yaitu :

1. Disiplin Preventip (Preventive discipline). Disiplin preventip merupakan

tindakan yang diambil untuk mendorong para pekerja mengikuti atau

mematuhi norma-norma dan aturan-aturan sehingga

penyelewengan-penyelewengan tidak terjadi. Tujuannya adalah untuk mendorong disiplin diri

dan diantara para pegawai. Dengan cara ini pegawai menjaga disiplin diri

mereka bukan semata-mata karena dipaksa manajemen.

2. Disiplin Korektip (Corrective discipline). Disiplin Korektip merupakan suatu

kegiatan yang diambil untuk menangani pelanggaran terhadap aturan-aturan

dan mencoba untuk menghindari pelanggaran-pelanggaran lebih lanjut.

Kegiatan korektip sering berupa suatu bentuk hukuman dan disebut tindakan

pendisiplinan (disciplinary action).

Sikap dan perilaku dalam disiplin ditandai oleh berbagai sikap inisiatif,

kemauan, dan kehendak untuk mentaati peraturan. Artinya, orang-orang yang

dikatakan mempunyai disiplin yang tinggi tidak semata-mata patuh dan taat

terhadap peraturan secara kaku dan mati, tetapi juga mempunyai kehendak untuk

menyesuaikan diri dengan peraturan-peraturan oraganisasi. Sehubungan dengan

itu Theo Haiman dalamNawawi (2001) mengatakan bahwa disiplin adalah suatu

kondisi yang tertib, dengan anggota organisasi yang berperilaku sepantasnya dan

(34)

Berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut diatas, untuk mengukur

tingkat kedisiplinan antara lain adalah:

1. Taat dan patuh terhadap peraturan yang ditetapkan organisasi

2. Melaksanakan apel pegawai pada saat datang dan pulang.

3. Kepatuhan pegawai pada jadwal kinerja yang telah ditetapkan.

4. Menerima hukuman yang diberikan pimpinan apabila terjadi pelanggaran

disiplin.

5. Memperbaiki kesalahan dengan sukarela tanpa harus diperintah atasan.

6. Melakukan pencatatan pada pekerjaan yang sudah selesai maupun belum

selesai.

7. Menyelesaikan pekerjaan sesuai intstruksi atasan.

8. Menyelesaikan pekerjaan tepat waktu.

9. Berpakaian dinas sesuai dengan aturan.

10.Bekerja sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Kedisiplinan dalam suatu organisasi dapat ditegakkan bilamana sebagian

besar peraturan-peraturannya ditaati oleh sebagian besar para pegawai yang ada

dalam organisasi tersebut. Menegakkan kedisiplinan penting bagi suatu

organisasi, sebab dengan kedisiplinan itu dapat diharapkan sebagian besar dari

peraturan-peraturan ditaati oleh sebagian besar para pegawai. Dengan adanya

kedisiplinan tersebut, dapat diharapkan pekerjaan akan dilakukan seefektif dan

seefisien mungkin. Karena dengan adanya disiplin yang baik mencerminkan

besarnya rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan

(35)

2.2.3. Ukuran Disiplin

Diterapkan tata tertib diharapkan dapat menegakkan disiplin pegawai.

Namun, untuk mengetahui apakah pegawai telah bersikap disiplin atau belum

perlu diketahui kriteria yang menunjukkannya. Umumnya, disiplin kinerja dapat

terlihat apabila pegawai datang ke kantor teratur dan tepat waktu, jika mereka

berpakaian rapi ditempat kinerja, jika mereka menggunakan perlengkapan kantor

dengan hati-hati, jika mereka menghasilkan jumlah dan kualitas pekerjaan yang

memuaskan dengan mengikuti cara kinerja yang telah ditentukan oleh organisasi

dan jika mereka menyelesaikan pekerjaan dan semangat kinerja. Menurut

Singodimedjo (2000) menyatakan bahwa:

Peraturan-peraturan yang akan berkaitan dengan disiplin itu antara lain, 1) peraturan jam masuk, pulang dan jam istirahat, 2) Peraturan dasar tentang berpakaian, dan bertingkah laku dalam pekerjaan, 3) Peraturan cara-cara melakukan pekerjaan dan berhubungan dengan unit kinerja lain, 4) Peraturan tentang apa yang boleh dan apa yang tidak boleh oleh para pegawai selama dalam organisasi dan sebagainya.

Dalam pelaksanaan disiplin kinerja, peraturan dan ketepatan organisasi

hendaknya masuk akal dan bersifat adil bagi seluruh pegawai. Selain itu, hendaknya

peraturan tersebut juga dikomunikasikan sehingga para pegawai mengetahui apa yang

menjadi larangan dan apa yang tidak.

2.2.4. Tingkat dan Jenis Sanksi Disiplin

Tujuan utama pengadaan sanksi disiplin bagi para pegawai yang melanggar

norma-norma organisasi adalah memperbaiki dan mendidik pegawai yang

melakukan pelanggaran disiplin. Pada umumnya sebagai pegangan pimpinan

(36)

Sastrohadiwiryo (2003) menyatakan “Sanksi disiplin terdiri atas sanksi disiplin berat,

sanksi disiplin sedang, sanksi disiplin ringan”.

1. Sanksi Disiplin Berat

Sanksi disiplin berat misalnya :

a. Demosi jabatan yang setingkat lebih rendah dari jabatan atau pekerjaan yang

diberikan sebelumnya.

b. Pembebasan dari jabatan atau pekerjaan untuk dijadikan sebagai pegawai

biasa bagi yang memegang jabatan.

c. Pemutusan hubungan kinerja dengan hormat atas permintaan sendiri tenaga

kinerja yang bersangkutan.

d. Pemutusan hubungan kerja tidak dengan hormat sebagai tenaga kerja di

organisasi atau perusahaan.

2. Sanksi Disiplin Sedang

Sanksi disiplin sedang misalnya :

a. Penundaan pemberian kompensasi yang sebelumnya telah dirancangkan

sabagaimana tenaga kerja lainnya.

b. Penurunan upah atau gaji sebesar satu kali upah atau gaji yang biasanya

diberikan harian, mingguan atau bulanan.

c. Penundaan program promosi bagi tenaga kerja yang bersangkutan pada

jabatan yang lebih tinggi.

3. Sanksi Disiplin Ringan

Sanksi disiplin ringan misalnya :

a. Teguran lisan kepada tenaga kerja yang bersangkutan.

(37)

c. Pernyataan tidak puas secara tertulis

Selanjutnya, menurut Handoko (2001) menyatakan bahwa ada 3 (tiga) jenis

kegiatan pendisiplinan yaitu:

1. Disiplin preventip adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk medorong para

pegawai agar mengikuti berbagai standar dan aturan, sehingga

penyelewengan-penyelewengan dapat dicegah.

2. Disiplin korektif adalah kegitan yang diambil untuk menangani pelanggaran

terhadap aturan-aturan dan mencoba untuk menghindari pelanggaran-pelanggaran

lebih lanjut. Dan bertujuan untuk memperbaiki pelanggaran, untuk menghalangi

para pegawai yang lain melakukan kegiatan yang serupa, untuk menjaga berbagai

standar kelompok tetap konsisten dan efektif.

3. Disiplin Progresif adalah suatu kebijakan disiplin yang memberikan

hukuman-hukuman yang lebih berat terhadap pelanggaran-pelanggaran yang berulang.

Disiplin progresif ditunjukkan sebagai berikut:

a. Teguran secara lisan kepada penyelia

b. Teguran tertulis, dengan catatan dalam file personalia

c. Skorsing dari pekerjaan satu sampai tiga hari

d. Skorsing satu minggu atau lebih lama

e. Diturunkan pangkatnya

f. Dipecat

Penetapan jenis sanksi disiplin yang akan dijatuhkan kepada pegawai yang

melanggar hendaknya dipertimbangkan dengan cermat, teliti, dan seksama bahwa

sanksi disiplin yang akan dijatuhkan tersebut setimpal dengan tindakan dan perilaku

(38)

Sanksi disiplin tersebut dapat diterima dengan rasa keadilan. Kepada pegawai

yang diberikan sanksi disiplin tersebut dapat diterima dengan rasa keadilan. Kepada

pegawai yang pernah diberikan sanksi disiplin dan mengulangi lagi pada kasus yang

sama, perlu dijatuhi sanksi disiplin yang lebih berat dengan tetap berpedoman pada

kebijakan pemerintah yang berlaku.

2.3. Teori Tentang Semangat Kerja 2.3.1. Pengertian Semangat Kerja

Hasibuan (2003) “Semangat kerja adalah keinginan dan kesungguhan

seseorang mengerjakan pekerjaannya dengan baik serta disiplin untuk mencapai

prestasi kerja yang maksimal. Semangat kerja ini akan merangsang seseorang

untuk berkarya dan berkreativitas dalam pekerjaannya”.

Semangat kerja digunakan untuk menggambarkan suasana keseluruhan

yang dirasakan para pegawai dalam kantor. Apabila pegawai merasa bergairah,

bahagia, optimis menggambarkan bahwa pegawai tersebut mempunyai semangat

kerja tinggi dan jika pegawai suka membantah, menyakiti hati, kelihatan tidak

tenang maka pegawai tersebut mempunyai semangat kerja rendah. Semangat kerja

menggambarkan perasaan berhubungan dengan jiwa, semangat kelompok,

kegembiraan, dan kegiatan. Apabila pekerja tampak merasa senang, optimis

mengenai kegiatan dan tugas, serta ramah satu sama lain, maka pegawai itu

dikatakan mempunyai semangat yang tinggi. Sebaliknya, apabila pegawai tampak

tidak puas, lekas marah, sering sakit, suka membantah, gelisah, dan pesimis, maka

reaksi ini dikatakan sebagai bukti semangat yang rendah”.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat dilihat bahwa yang dimaksud

(39)

sekelompok orang untuk saling bekerjasama dengan giat dan disiplin serta penuh

rasa tanggung jawab disertai kesukarelaan dan kesediaannya untuk mencapai

tujuan organisasi jadi untuk mengetahui tinggi rendahnya semangat kerja pegawai

suatu organisasi adalah melalui presensi, kerjasama, tanggung jawab, kegairahan

dan hubungan yang harmonis.

Untuk memahami pengertian diatas penjelasannya sebagai berikut :

1. Presensi

Presensi merupakan kehadiran pegawai yang berkenaan dengan tugas dan

kewajibannya. Pada umumnya suatu instansi / organisasi selalu mengharapkan

kehadiran pegawai tepat waktu dalam setiap jam kerja sehingga pekerjaannya

akan mempengaruhi terhadap produktivitas kerja, sehingga suatu organisasi tidak

akan mencapai tujuannya secara optimal.

1. Presensi / kehadiran pegawai dapat diukur melalui :

2. Kehadiran pegawai ditempat kerja

3. Ketepatan pegawai datang / pulang kerja

4. Kehadiran pegawai apabila mendapat undangan mengikuti kegiatan / acara

dan organisasi

2. Kerjasama

Kerjasama adalah sikap dari individu atau sekelompok untuk saling

membantu atau menginformasikan agar dapat mencurahkan kemampuannya

secara menyeluruh. Kerjasama dapat menimbulkan dampak positif apabila

dilakukan dengan niat baik, tujuan baik dan dilakukan dengan cara yang baik

pula. Kerjasama ini sangat bermanfaat dan digunakan untuk memecahkan

(40)

adalah kerjasama yang dilakukan dengan niat dan tujuan yang tidak baik. Yaitu

untuk mendapatkan kepentingan pribadi dengan cara yang dapat merugikan orang

lain.

Untuk mengukur adanya kerjasama dalam kantor digunakan kriteria

sebagai berikut :

1. Kesediaan pegawai untuk bekerjasama baik dengan teman sejawat maupun

pimpinan berdasarkan kesadaran untuk mencapai tujuan.

2. Adanya kemauan untuk membantu teman yang mengalami kesulitan

dalam melaksanakan pekerjaan.

3. Adanya kemauan untuk memberikan kritik atau menerima kritik dan saran

sehingga diperoleh cara yang baik.

4. Cara mengatasi kesulitan didalam menyelesaikan pekerjaan.

3. Tanggung Jawab

Tanggung jawab merupakan suatu kewajiban untuk melaksanakan suatu

tugas dan untuk apa seseorang dapat dipertanggungjawabkan dalam pelaksanaan

tugas yang diserahkan. Tanggung jawab adalah penting dan harus ada dalam

setiap pelaksanaan”. Penyelesaian pekerjaan karena tangung jawab dan

mempunyai semangat kerja pegawai.

Dengan adanya tanggung jawab yang diberikan pimpinan maka pegawai

terdorong untuk melaksanakan pekerjaan tersebut apalagi jika pegawai merasa

ikut memiliki organisasi tersebut ia akan berusaha semaksimal mungkin untuk

dapat menyelesaikan pekerjaan sebaik-baiknya sehingga tujuan yang diharapkan

(41)

1. Kesanggupan pegawai melaksanakan perintah dan kesanggupan dalam

bekerja.

2. Kemampuan pegawai menyelesaikan tugas-tugas dengan cepat.

3. Melaksanakan tugas yang telah diberikan dengan sebaik-baiknya.

4. Mempunyai perasaan bahwa pekerjaan yang diberikan tidak hanya untuk

kepentingan kantor / organisasi tetapi juga untuk kepentingan sendiri.

4. Kegairahan Kerja

Setiap pegawai yang memiliki kesenangan yang mendalam (minat)

terhadap pekerjaan yang dipercayakan kepadanya, pada umumnya memiliki

semangat kerja yang positif atau tinggi. Karena beban kerja, jenis dan sifat

volume pekerjaannya sesuai dengan minat dan perhatiannya yang akan

menimbulkan rasa senang dan bergairah dalam arti tidak merasa terpaksa dan

tertekan dalam bekerja.

5. Hubungan yang Harmonis

Pergaulan antara pimpinan dan pegawai yang dipimpin sangat besar

pengaruhnya terhadap semangat kerja. Pimpinan yang memperlakukan pegawai

secara manusiawi, dengan sikap saling menghormati, saling menghargai, saling

mempercayai dan saling menerima satu sama lain, baik selama melakukan

pekerjaan maupun di luar jam kerja akan menimbulkan rasa senang yang dapat

(42)

2.3.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Semangat Kerja

Didalam melaksanakan aktivitas kerjanya maka sangat perlu diketahui

tentang faktor-faktor yang mempengaruhi semangat kerja tersebut. Sebagaimana

Westra (2000) menyatakan bahwa ”faktor-faktor yang mempengaruhi semangat

kerja adalah sebagai berikut :

1. Hubungan yang harmonis antara pimpinan dan bawahan, yaitu adanya

hubungan timbal balik yang saling menguntungkan antara pimpinan dan

bawahan sehingga dapat bekerjasama untuk mencapai tujuan organisasi.

2. Kepuasan para pegawai pada tugas dan pekerjaannya, yaitu adanya rasa

percaya diri para pegawai untuk menyelesaikan tugas dan kewajibannya

secara sungguh-sungguh dan semaksimal mungkin demi tercapainya

tujuan organisasi.

3. Terdapatnya sesuatu suasana dan iklim kerja yang bersahabat dengan

anggota-anggota lain dalam organisasi, yaitu tercapainya suatu kondisi

yang dapat memberikan semangat kerja dan mendukung terselesainya

tugas dan pekerjaannya dengan rasa senang kondisi semacam ini akan

tercipta jika hubungan kerja terjalin semestinya sesuai dengan tugas dan

tanggung jawab serta hal dan kewajibannya masing-masing.

4. Adanya tingkat kepuasan ekonomi sebagai imbalan untuk jerih payahnya

Yaitu adanya upah yang sesuai dengan pekerjaan yang diberikan sehingga

dapat memberikan rasa nyaman dan nyaman yang mampu memenuhi

(43)

5. Rasa kemanfaatan bagi tercapainya tujuan organisasi yang juga merupakan

tujuan bersama,yaitu adanya tujuan yang jelas yang ingin dicapai yang

pada akhirnya akan berguna untuk kepentingan bersama.

6. Adanya ketenangan jiwa, jaminan kepastian serta perlindungan dari

organisasi Yaitu adanya perlindungan kerja dan jaminan keselamatan pada

setiap kecelakaan yang terjadi pada pegawai saat dia menjalankan tugas

dan tanggung jawabnya sehingga pegawai merasa aman dan dalam

menyelesaikan pekerjaannya.

7. Adanya lingkungan fisik suatu kantor yaitu adanya suatu kondisi fisik

dimana pegawai melaksanakan tugas dan kewajiban serta mempengaruhi

dirinya dalam memberikan tugas yang diberikan kepadanya”.

Faktor yang mempengaruhi semangat kerja pegawai adalah minat atau

perhatian terhadap pekerjaan, upah/gaji, status sosial berdasarkan jabatan, tujuan

yang mulia dan pengabdian, susana lingkungan kerja, dan hubungan manusiawi”.

Beberapa faktor lain yang mempengaruhi semangat kerja menyatakan bahwa

”faktor yang mempengaruhi semangat kerja adalah keamanan kerja, kesempatan

untuk mendapatkan kemajuan, lingkungan kerja, rekan sekerja yang baik, dan gaji

atau pendapatan”.

Dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi semangat kerja pegawai,

maka faktor yang sama dikelompokkan menjadi satu sehingga dapat dikatakan

bahwa faktor yang mempengaruhi semangat kerja adalah penempatan pegawai,

minat kerja, kesempatan berprestasi, kesempatan berpartisipasi, hubungan kerja,

kepemimpinan, kompensasi, lingkungan kerja, karakteristik pekerjaan, kebijakan

(44)

2.3.3. Indikasi Turunnya Semangat Kerja

Indikasi turunnya semangat kerja penting untuk diketahui oleh setiap

perusahaan, karena dengan pengetahuan tentang indikasi ini akan dapat diketahui

sebabnya turun semangat kerja. Dengan demikian perusahaan akan dapat

mengambil tindakan-tindakan pencegahan masalah seawal mungkin. Apabila

dilihat dari indikasi-indikasi turunnya Semangat Kerja maka Indikasi-indikasi

turunnya semangat kerja antara lain :

1. Turun/Rendahnya produktivitas kerja

Turun/Rendahnya semangat kerja ini dapat diukur atau dipertimbangkan

dengan waktu sebelumnya. Produktivitas kerja yang turun ini dapat terjadi

karena kemalasan atau penundaan pekerjaan.

2. Tingkat absensi yang naik/tinggi

Untuk melihat apakah naiknya tingkat absensi tersebut merupakan indikasi

turunnya semangat dan kegairahan kerja maka kita tidak boleh melihat

naiknya tingkat absensi ini secara perseorangan tapi harus dilihat secara

rata-rata.

3. Tingkat perpindahan pegawai yang tinggi

Keluar masuknya pegawai yang meningkat tersebut terutama adalah

disebabkan karena ketidak senangan mereka bekerja pada perusahaan

tersebut, sehingga mereka berusaha untuk mencari pekerjaan lain yang

dianggap lebih sesuai. Tingkat keluar masuknya buruh yang tinggi selain

dapat menurunkan produktivitas kerja, juga dapat mengganggu

(45)

4. Tingkat kerusakan yang naik/tinggi

Naiknya tingkat kerusakan sebetulnya menunjukkan bahwa perhatian

dalam pekerjaan berkurang, terjadi kecerobohan dalam pekerjaan dan

sebagainya.

5. Kegelisahan dimana-mana

Kegelisahan dilingkungan kerja akan terjadi bila mana semangat dan

kegairahan kerja menurun. Seorang pemimpin harus dapat mengetahui

adanya kegelisahan-kegelisahan. Kegelisahan itu dapat terwujud dalam

bentuk ketidak tenangan kerja, keluh kesah serta hal-hal yang lain.

6. Tuntutan yang sering terjadi

Tuntutan sebetulnya merupakan perwujudan dari ketidak puasan, dimana

pada tahap tertentu akan menimbulkan keberanian untuk mengajukan

tuntutan.

7. Pemogokan

Tingkat indikasi yang paling kuat tentang turunnya semangat dan

kegairahan kerja adalah bila mana terjadi pemogokan. Hal ini disesabkan

bila terjadi pemogokan merupakan perwujudan dari ketidak puasan dan

kegelisahan para pegawai”.

Menurut Zainun (2004) menyatakan bahwa ”ada beberapa faktor yang

mempengaruhi tinggi rendahnya semangat kerja pegawai dalam suatu organisasi

yaitu : komunikasi, kepuasan kerja, lingkungan kerja, partisipasi, motivasi dan

(46)

2.4. Kinerja Pegawai

2.4.1. Pengertian Kinerja Pegawai.

Menurut Mangkunegara (2005) “Kinerja adalah hasil kinerja secara

kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan

tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Dengan

demikian kinerja adalah kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk

melakukan sesuatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung

jawabnya dengan hasil seperti yang diharapkan”. Menurut Maryoto, (2000)

“Kinerja pegawai adalah hasil kerja selama periode tertentu dibandingkan dengan

berbagai kemungkinan, misal standar, target/sasaran atau kriteria yang telah

disepakati bersama”.

Menurut Lawler dan Poter dalam As’ad (2003) menyatakan bahwa kinerja

adalah succesfull role achievement yang diperoleh seseorang dari

perbuatan-perbuatannya. Jadi kinerja atau prestasi kinerja (performance) diartikan sebagai

ungkapan kemampuan yang didasari oleh pengetahuan, sikap, ketrampilan,

motivasi dan kedisiplinan dalam menghasilkan sesuatu.

Menurut As'ad (2003) memberikan batasan kinerja sebagai kesuksesan

seseorang dalam melaksanakan pekerjaan. Atas dasar pendapat tersebut As'ad

menyimpulkan bahwa kinerja merupakan hasil yang dicapai seseorang menurut

ukuran yang berlaku terhadap pekerjaan yang bersangkutan.

Menurut Rivai (2009) mengatakan bahwa ”Kinerja merupakan perilaku

nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kinerja yang dihasilkan oleh

pegawai sesuai dengan perannya dalam perusahaan”. Berdasarkan uraian tersebut

(47)

dalam melakukan suatu pekerjaan dapat dievaluasi tingkat kinerja pegawainya,

maka kinerja pegawai harus dapat ditentukan dengan pencapaian target selama

periode waktu yang dicapai organisasi.

Kinerja pegawai lebih mengarah pada tingkatan prestasi kinerja pegawai.

Kinerja pegawai merefleksikan pegawai memenuhi keperluan pekerjaan dengan

baik (Senen, 2008). Mathis dan Jackson (2006), mendefinisikan bahwa kinerja

pada dasarnya adalah hal yang dilakukan dan tidak dilakukan pegawai. Kinerja

pegawai kepada organisasi, yang antara lain termasuk :

1. Kuantitas keluaran

2. Kualitas keluaran

3. Inisiatif

4. Kehadiran di tempat kinerja

5. Sikap kooperatif

Kinerja merupakan suatu hal yang penting untuk mengatur keberhasilan

suatu organisasi dalam mencapai tujuannya. Setiap orang penting untuk selalu

melakukan penilaian terhadap kinerja, karena hal tersebut dapat dijadikan sebagai

masukan untuk perbaikan dan peningkatan kinerjanya. Menurut Simamora (2005)

kinerja pegawai adalah tingkat terhadap para pegawai mencapai

persyaratan-persyaratan pekerjaan.

Kinerja dapat dipahami sebagai tingkat keberhasilan maupun tingkat

pencapaian tujuan organisasi. Kinerja dapat menunjukkan seberapa jauh tingkat

kemampuan pelaksanaan tugas-tugas organisasi. Selain itu, kinerja juga

(48)

dicapai oleh suatu organisasi. Dengan demikian pengertian kinerja suatu

organisasi memenuhi fungsi serta aturan yang ditetapkan bagi pencapaian tujuan.

2.4.2. Manajemen Kinerja

Manajemen kinerja harus dipahami oleh seluruh kepentingan organisasi,

sebagai metode untuk melakukan tindakan pencegahan terhadap menurun atau

memburuknya kinerja individu, kelompok atau tim dan organisasi, dan sebagai

metode bagaimana pimpinan menjelaskan dan mengarahkan agar pegawai

melakukan kinerja sama dalam suatu sistem untuk memperbaiki dan

meningkatkan kinerja. Artinya bahwa manajemen kinerja merupakan suatu proses

manajemen yang dititikberatkan pada tindakan pencegahan (preventif) yang

dilakukan manajemen terhadap kemungkinan menurun atau memburuknya

kinerja.

Manajemen kinerja dianggap sebagai suatu proses yang memungkinkan

suatu organisasi untuk mengevaluasi dan secara terus menerus memperbaiki

kinerja individual, unit cabang dan korporat, terhadap sasaran-sasaran dan

target-target yang telah ditetapkan sebelumnya. Maka secara umum, manajemen kinerja

adalah proses berlangsungnya kerjasamadan komunikasi dua arah antara

pimpinan/top manager dengan manajemen (manager or supervisor) dan antara

pimpinan/top manager dan manajemen dengan staf.

Keberhasilan kinerja sebenarnya sangat ditentukan oleh suatu perencanaan

kinerja yang baik, kesatuan dan persamaan persepsi dari seluruh pegawai terhadap

sistem manajemen kinerja dan pegawai memahami cara menjalankan tugas dan

pekerjaan dalam satu sistem manajemen. Perencanaan kinerja didefinisikan

(49)

bekerjasamamenetapkan yang harus dikinerjakan oleh pegawai dalam beberapa

tahun ke depan dan dipahami untuk berhasilnya kinerja dalam suatu sistem

manajemen kinerja.

Manajemen kinerja dalam prosesnya berhubungan dengan proses

perencanaan strategis, perencanaan anggaran, kebijakan pengembangan pegawai

dan sistem kompensasi pegawai, serta proses peningkatan kualitas program.

Penilaian kinerja (appraisal performance) hanya salah satu bagian dari sistem

manajemen kinerja. Keberhasilan manajemen kinerja, syaratnya anda harus

menggunakan semua bagian atau komponen yang terkait dalam suatu sistem itu

sendiri.

2.4.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Menurut Mathis dan Jackson (2006) menyatakan bahwa factor-faktor

yang mempengaruhi kinerja dari individu pegawai yaitu:

1. kemampuan mereka,

2. motivasi,

3. dukungan yang diterima,

4. keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan dan hubungan mereka

dengan organisasi.

Menurut Suprihanto (2000) faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

pegawai antara lain :

1. Bakat

2. Pendidikan dan latihan

(50)

5. motivasi dan kemampuan hubungan industrial,

6. teknologi manajemen,

7. kesempatan berprestasi

Menurut Mahsun (2006) ada beberapa elemen pokok yang

mempengerahui Kinerja yaitu :

1. Menetapkan tujuan, sasaran, dan strategi organisasi.

2. Merumuskan indikator dan ukuran kinerja.

3. Mengukur tingkat ketercapaian tujuan dan sasaran-sasaran organisasi.

4. Evaluasi kinerja/feed back, penilaian kemajuan organisasi,

meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas.

Dalam konteks pemerintahan sebagai sektor publik menurut Mahsun

(2006) bahwa ada beberapa aspek yang dapat dinilai kinerjanya :

1. Kelompok Masukan (input).

2. Kelompok Proses (Proccess).

3. Kelompok Keluaran (Output).

4. Kelompok Hasil (Outcome).

5. Kelompok Manfaat (Benefit).

6. Kelompok Dampak (Impact).

Fokus pengukuran kinerja sektor publik justru terletak pada outcome dan

bukan input dan proses outcome yang dimaksudkan adalah outcome yang

dihasilkan oleh individu ataupun organisasi secara keseluruhan, outcome harus

mampu memenuhi harapan dan kebutuhan masyarakat menjadi tolok ukur

(51)

Menurut Mangkunegara (2006) terdapat aspek-aspek standar pekerjaan

yang terdiri dari aspek kuantitatif dan aspek kualitatif meliputi :

Aspek kuantitatif yaitu :

1. Proses kerja dan kondisi pekerjaan,

2. Waktu yang dipergunakan atau lamanya melaksanakan pekerjaan,

3. Jumlah kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan, dan

4. Jumlah dan jenis pemberian pelayanan dalam bekerja

Aspek kualitatif yaitu :

1. Ketepatan kerja dan kualitas pekerjaan,

2. Tingkat kemampuan dalam bekerj,

3. Kemampuan menganalisis data/informasi, kemampuan/kegagalan

menggunakan mesin/peralatan, dan

4. Kemampuan mengevaluasi (keluhan/keberatan konsumen/masyarakat).

2.4.4. Kriteria atau Indikator Pengukuran Kinerja Pegawai.

Kriteria semacam ini penting sekali bagi pekerjaan yang membutuhkan

hubungan antar personal. Kriteria keperilakuan terbukti bermanfaat untuk

memantau untuk mengembangkan diri. Kriteria berdasarkan hasil, kriteria ini

berfokus pada yang telah dicapai atau penilaian terhadap kinerja pegawai maka

harus dimiliki sebuah pedoman dan dasar penilaian. Pedoman dan

dasar-dasar penilaian tersebut dapat dibedakan dalam aspek-aspek penilaian. Yang

dimaksud dengan aspek-aspek penilaian di sini adalah hal-hal yang pada dasarnya

merupakan sifat-sifat atau ciri-ciri yang dapat menunjukkan bahwa pelaksanaan

(52)

Ciri-ciri dari pelaksanaan pekerjaan yang berhasil digunakan kembali untuk

menilai setiap pelaksanaan pekerjaan yang bersangkutan secara rutin.

Aspek-aspek penilaian yang dapat diterapkan dalam hal ini :

1. Prestasi kinerja : mempunyai kecakapan dan menguasai segala

seluk-beluk pekerjaan dan bidang tugasnya serta bidang lain yang

berhubungan dengan tugasnya.

2. Rasa tanggung jawab : menyelesaikan tugas sebaik-baiknya tepat

pada waktunya.

3. Kesetiaan dan pengabdian : loyal terhadap jabatan yang diduduki

serta bekerja sepenuh hati untuk menyelesaikan pekerjaan.

4. Prakarsa : mampu mencari tata kinerja baru untuk mencapai

efektivitas dan efisiensi dalam pekerjaan.

5. Kejujuran : melaksanakan tugas dengan ikhlas.

6. Disiplin : mentaati peraturan dan tata tertib yang berlaku.

7. Kerjasama: mampu bekerjasamadengan orang lain menurut waktu

dan bidang tugas yang ditentukan.

8. Kepemimpinan : mampu berkomunikasi, berkoordinasi, serta

memberikan motivasi kepada rekan kinerja.

Sistem penilaian yang baku untuk melaksanakan evaluasi kinerja, yaitu :

1. Analisis jabatan untuk mengidentifikasi tugas dan kewajiban pekerjaan

dan tugas-tugas penting harus melalui pengembangan sistem penilaian

kinerja.

(53)

3. Standar-standar kinerja tertentu harus disampaikan kepada pegawai

sebelum masa penilaian dilakukan.

4. Data-data yang obyektif dan tidak dicampur aduk harus digunakan dalam

setiap situasi yang memungkinkan.

5. Rating sifat-sifat seperti keandalan, dorongan, atau sikap harus

dihindarkan dalam pengertian perilaku.

6. Pegawai harus dievaluasi menurut dimensi kinerja tertentu dan bukan

menurut suatu ukuran global atau keseluruhan.

7. Jika yang harus dievaluasi adalah perilaku kinerja dan bukan hasilnya,

maka penilaiannya harus mempunyai kesempatan yang cukup luas

mengamati kinerja orang-orang yang sedang dinilai.

8. Untuk meningkatkan keandalan rating, lebih dari satu penilai independen

harus melakukan penilaian kapan saja bila memungkinkan.

9. Dokumentasi perilaku harus disiapkan untuk penilaian yang ekstrim.

10.Pegawai harus diberi kesempatan untuk meninjau kembali penilaian

mereka.

11.Suatu sistem naik banding formal harus ada jika terjadi ketidaksepakatan

terhadap penilaian.

12.Para pemberi rating harus dilatih mencegah diskriminasi dan mengevaluasi

kinerja secara konsisten.

13.Penilaian harus sering dilakukan, paling tidak sekali dalam satu tahun.

2.4.5. Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja Pegawai

Gambar

Tabel 1.1 Hasil Program Kerja Pegawai di Universitas Labuhan Batu
Tabel 1.2  Hasil Penilaian Kinerja Pegawai
Tabel 1.3 Tingkat Kehadiran dan Ketidakhadiran Pegawai
Gambar 2.1. Kerangka Konseptual
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kertas Karya ini diajukan Kepada Panitia Ujian Program Pendidikan Non- Gelar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan, untuk melengkapi salah satu syarat

″ Communication and Support Group Therapy ″ dapat digunakan untuk mengembangkan resiliensi remaja dari keluarga single parents.... Bila

[r]

Penelitian ini bertujuan untuk menganalasis tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan yang dibiayai oleh Keuangan Dana Desa di Kecamatan Sei Dadap 2015-2016.Metode

KECAMATAN SEI DADAP KABUPATEN ASAHAN 2015-2016 Penelitian ini bertujuan untuk menganalasis tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan yang dibiayai oleh Keuangan Dana Desa

Pada penelitian ini pembedaan responden berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa keterdedahan media khususnya pada pemberitaan Kawasan Ekonomi Khusus di 5 media

siswa mencapai 87 %. Penelitian yang dilakukan oleh Yennita dkk, bahwa dengan penerapan strategi pembelajaran kreatif produktif di kelas X MAN 1 Pekanbaru dinyatakan

Merancang destilator yang lebih tertutup, supaya pengaruh dari lingkungan tidak mengurangi kinerja dari destilator sendiri.. Merancang jalur keluar untuk air bersih yang lebih