• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.7. Uji Validitas dan Reliabilitas

Pengujian validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan pada 30 (tiga puluh) pegawai yang tidak termasuk dalam sampel penelitian di Kantor Pusat PT. Bank Sumut Medan.

3.7.1. Uji Validitas

Tujuan dilakukan uji validitas untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2006:71). Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir- butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam mendefenisikan suatu variabel. Suatu instrumen pengukuran dikatakan valid jika instrumen tersebut mengukur apa saja yang seharusnya diukur (Sugiyono,2008:138). Jika nilai pearson correlation

setiap pertanyaan lebih besar dari 0,3 maka butir pertanyaan dianggap sudah valid. Pada Tabel 3.3 dapat dilihat uji validitas dengan menggunakan SPSS di bawah ini:

Tabel. 3.3 Hasil Uji Validitas Motivasi

NO Butir Pertanyaan Pearson

Correlation

Keterangan 1 Pelatihan yang diikuti dapat mendorong saya

untuk mendapatkan jabatan

0,627 Valid 2 Pimpinan selalu memberikan semangat dalam

pekerjaan saya

0,557 Valid 3 Saya bekerja karena ingin memperoleh

penghargaan dalam prestasi diunit kerja saya

0,628 Valid 4 Saya tekun bekerja untuk mencapai standar

pekerjaan

0,752 Valid 5 Saya bekerja sesuai Standar Operasional Prosedur

dalam meningkatkan perilaku yang sesuai nilai perusahaan

0,623 Valid

6 Pimpinan selalu mengarahkan saya dalam menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan standart yang telah ditentukan

0,809 Valid

Sumber: Hasil Penelitian, 2012 (Data Diolah)

Pada Tabel 3.3 diketahui bahwa pada kolom pearson correlation, merupakan koreksi antara skor item dengan total skor item yang dapatdigunakan untuk menguji validitas instrumen. Korelasi skor item/ pertanyaan pertama

total adalah 0,557. Dari hasil uji validitas diketahui nilai pearson correlation

diatas 0,3 maka dapat disimpulkan semua butir pertanyaan tersebut valid. Tabel. 3.4 Hasil Uji Validitas Pelatihan

NO Butir Pertanyaan Pearson

Correlation

Keterangan 1 Program pelatihan yang di ikuti sudah sesuai

dengan pengetahuan dalam pekerjaan saya

0,610 Valid 2 Metode pelatihan yang diikuti sesuai dengan

pekerjaan saya

0,730 Valid 3 Pelatihan yang saya ikuti disajikan secara

Sistematis.

0,640 Valid 4 Pelatihan yang diikuti secara konsistensi dapat

memperbaiki kinerja saya

0,595 Valid 5 Metode pelatihan yang saya ikuti dapat

meningkatkan ketrampilan dalam melaksanakan pekerjaan

0,646 Valid

6 Fasilitas pelatihan yang dipergunakan sudah sesuai dengan tuntutan kterampilan sehingga mempermudah pekerjaan saya

0,720 Valid

Sumber: Hasil Penelitian, 2012 (Data Diolah)

Pada Tabel 3.4 diketahui bahwa pada kolom pearson correlation, merupakan koreksi antara skor item dengan total skor item yang dapatdigunakan untuk menguji validitas instrumen. Korelasi skor item/ pertanyaan pertama terhadap skor total adalah 0.610. Korelasi skor pertanyaan kedua dengan skor total adalah 0.730. Dari hasil uji validitas diketahui nilai pearson correlation

diatas 0,3 maka dapat disimpulkan semua butir pertanyaan tersebut valid. Tabel. 3.5 Hasil Uji Validitas Kinerja Pegawai

NO Butir Pertanyaan Pearson

Correlation

Keterangan

1 Kualitas kerja saya secara priode di evaluasi oleh pimpinan

0,739 Valid

2 Evaluasi pekerjaan yang dilakukan oleh pimpinan dapat meningkatkan kualitas hasil kerja saya

0,552 Valid

3 Waktu yang dipergunakan dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan kuantitas kerja

0,755 Valid

4 Jumlah kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan yang saya lakukan berhubungan dengan kuantitas kerja

0,681 Valid

5 Saya dapat bekerja sama dengan tim untuk tujuan perusahan

0,649 Valid

6 Pekerjaan yang saya lakukan sebagai dasar untuk mencapai hasil akhir dari tujuan perusahaan

0,616 Valid

Pada Tabel 3.5 diketahui bahwa pada kolom pearson correlation, merupakan koreksi antara skor item dengan total skor item yang dapatdigunakan untuk menguji validitas instrumen. Korelasi skor item/ pertanyaan pertama terhadap skor total adalah 0,739. Korelasi skor pertanyaan kedua dengan skor total adalah 0.552 Dari hasil uji validitas diketahui nilai pearson correlation diatas 0,3 maka dapat disimpulkan semua butir pertanyaan tersebut valid.

3.7.2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan alat yang digunakan untuk mengukur konsistensi kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2006:124). Pengukuran reliabilitas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan alat analisis SPSS (Statistical Package for Social Science) yakni dengan uji statistik Cronbach Alpha. Suatu konstruk atau variabel dinyatakan reliabel jika nilai cronbach alpha > 0.60 (Ghozali, 2006:127).

Tabel 3.6. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel

Variabel Alpha

Cronbach.s

Keterangan

Motivasi 0,766 Reliabel

Pelatihan 0,761 Reliabel

Kinerja Pegawai 0,707 Reliabel

3.8. Metode Analisis Data 3.8.1. Analisis Deskriftif

Analisis data merupakan suatu proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Dengan menggunakan metode kuantitatif, diharapkan akan didapatkan hasil pengukuran yang lebih akurat tentang respon yang diberikan oleh responden, sehingga data yang berbentuk angka tersebut dapat diolah dengan menggunakan metode statistik. Analisis kuantitatif menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabelvariabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik (Indriantoro dan Supomo, 2002:65).

3.8.2. Analisis Statistik

Analisis data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda, Analisis Regresi Berganda adalah suatu metode analisa yang digunakan untuk menentukan ketepatan prediksi dari pengaruh yang terjadi antara variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). dengan rumus sebagai berikut: Y = a+ b1X1+ b2X2 Keterangan: +e Y = Kinerja Pegawai a = Konstanta b1 ; b2 X

= Koefisien regresi variabel independen

1

X

= Motivasi

2

e = term of error atau variabel yang tidak diteliti.

1. Analisis Koefisien Determinasi (R²)

Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat (Ghozali, 2005). Nilai Koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel bebas (pelatihan dan disiplin) dalam menjelaskan variasi variabel terikat (kinerja pegawai) amat terbatas. Begitu pula sebaliknya, nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel trikat.

2. Uji Serempak (Uji F)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui signifikansi pengaruh seluruh variabel independen terhadap variabel dependen, untuk menguji hipotesis yang diajukan apakah diterima atau ditolak variabel motivasi dan pelatihan berpengaruh terhadap kinerja pegawai , maka digunakan Uji Statistik Uji F yang menjadi kriteria adalah :

Ho : b1 , b2 =

H

0 artinya, Variabel motivasi dan pelatihan tidak berpengaruh secara serempak terhadap variabel kinerja pegawai Pegawai Kantor Pusat PT. Bank Sumut Medan.

1 : b1 , b2

Pengujian ini dilakukan dengan uji Statistik F dengan kriteria : Terima H

≠ 0 artinya Variabel motivasi dan pelatihan secara serempak

berpengaruh terhadap kinerja pegawai Pegawai Kantor Pusat PT. Bank Sumut Medan.

o

bila F hitung ≤ F tabel dan Tolak Ho (terima H1) bila F hitung ≥ F tabel. Dengan

membandingkan sig. F dengan level of test (α) dengan ketentuan Terima Ho bila

sig. F ≥ α dan Tolak Ho (Terima H1

3. Uji Parsial (Uji t)

) bila sig. F ≤ α.

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh masing-masing variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Yang menjadi kriteria dalam pengujian hipotesis ini adalah :

Ho : b1

H

= 0 Motivasi tidak berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai Kantor Pusat PT. Bank Sumut Medan.

1 : b1

H

≠ 0 Motivasi berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai Kantor Pusat PT. Bank Sumut Medan.

o : b2

H

= 0 Pelatihan tidak berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai Kantor Pusat PT. Bank Sumut.

1 : b2

Uji parsial ini sering disebut dengan uji t (Uji 2 arah) yang mana dengan uji ini apakah hipotesis yang digunakan diterima atau ditolak dengan ketentuan apabila hasil uji t dengan tingkat kepercayaan (confidence interval) 95% dengan α

= 0,05 jika hasil t

≠ 0 Pelatihan berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai Kantor Pusat PT. Bank Sumut.

hitung lebih besar dari t tabel maka Ho ditolak dan H1 diterima,

dan sebaliknya apabila t hitung lebih kecil dari t tabel maka Ho diterima dan H1

ditolak.

3.9. Uji Asumsi Klasik

Dalam suatu penelitian, kemungkinan munculnya masalah dalam analisis regresi cukup sering dalam mecocokkan model prediksi kedalam sebuah model

yang telah dimasukkan serangkaian data. Masalah ini sering disebut dengan pengujian asumsi klasik yang di dalamnya termasuk pengujian normalitas, multikolinearitas,

3.9.1.Uji Normalitas

Uji ini dilakukan untuk menunjukkan simetris tidaknya distribusi data. Uji normalitas akan dideteksi melalui analisa grafik yang dihasilkan melalui perhitungan regresi dengan SPSS. Dasar pengambilan keputusan menurut Santoso dalam (Santoso, 2002:69), yaitu:

a. Jika data menyebar sekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka model tersebut memenuhi asumsi normalitas.

3.9.2. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah ada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka terdapat problem multikolinieritas. Pada model regresi yang baik tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi gejala multikolinieritas, yaitu melakukan analisis koefisien korelasi yang tinggi misalnya 0,8 atau –0,9 , maka dapat diprediksikan akan terjadi multikolinieritas bila X1 dan X2 digunakan secara bersama-sama, melihat

Menurut Santoso (2002:143), pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinier adalah: “Mempunyai VIF kurang dari angka 5 dan mempunyai angka tolerance mendekati 1”.

3.9.3. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah regresi terjadi ketidak-samaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika varians berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.

Menurut Santoso (2002:147), untuk mendeteksi apakah ada atau tidak gejala heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan menganalisis penyebaran titik- titik yang terdapat pada Scaterplot yang dihasilkan program SPSS dengan dasar pengambilan keputusan. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit) maka terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Dokumen terkait