• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.8 Validitas dan Reliabilitas Instrumen

3.8.3 Uji Validitas dan Reliabitas Instrumen

3.8.3.2 Uji Validitas Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah

siswa. Peneliti bersama dengan teman-teman kelompok studi yang menetapkan

variabel sama yaitu motivasi, melakukan face validity kepada dosen.

Uji validitas kepada dosen ahli dilakukan sebanyak dua kali. Uji validitas

pertama, peneliti bersama teman kelompok studi telah merumuskan tiga indikator

motivasi belajar. Tiga indikator tersebut adalah 1) memiliki keinginan belajar, 2)

ulet menghadapi tugas, dan 3) memiliki tujuan belajar. Tiga indikator tersebut

kami konsultasikan kepada dosen ahli dan beliau mengatakan,“ya tidak apa-apa jika kalian sudah memilih ketiga indikator ini asalkan ada sumber yang benar-

benar mengatakan seperti itu. Dan apakah ketiga indikator ini hanya dirumuskan

oleh satu tokoh saja?. Kemudian salah satu teman kelompok studi peneliti

mewakili peneliti dan teman-teman kelompok studi yang lain mengatakan: “tidak bu, tetapi ketiga indikator yang telah kami rumuskan ini diperoleh dari

pertimbangan kami setelah mengkaji teori-teori dari ketiga tokoh yaitu Keke

dalam Aritonang, Sardiman dalam Herline dan Uno karena dari ketiga tokoh

tersebut terdapat kesamaan dalam merumuskan indikator motivasi belajar”. Dosen pun mengatakan, “oke kalau memang begitu, ya sudah tidak apa-apa yang

jelas ada sumber yang dapat dipercaya”.

Validitas tampilan (face validity) yang pertama telah peneliti dan kelompok

studi lakukan kepada dosen ahli. Hasil dari face validity pertama yang telah

dilakukan oleh peneliti dan kelompok studi dapat disimpulkan bahwa indikator-

indikator yang telah dirumuskan dapat digunakan karena berasal dari pendapat

Pada uji validitas kedua, peneliti bersama kelompok studi datang kembali

dan bertemu dengan dosen ahli lagi untuk menanyakan 15 pernyataan yang telah

dibuat dalam lembar kuesioner. Setelah menunjukkan pernyataan tersebut beliau

mengatakan: “saya rasa pernyataan yang telah kalian buat sudah baik, akan tetapi ada yang kurang yaitu pernyataan yang menunjukkan tentang motivasi

secara ekstrinsiknya belum ada, bagaimana jika kalian menambahinya? Agar

lembar kuesioner ini dapat benar-benar mengukur motivasi siswa baik dari dalam

atau dari luar diri siswa”. Kutipan tersebut bermakna bahwa pernyataan yang ada

pada lembar kuesioner mencakup motivasi baik secara intrinsik maupun

ekstrinsik.

Setelah mendapat saran dari dosen pada uji validitas kedua ini, peneliti

bersama teman-teman kelompok studi membuat lima pernyataan yang dapat

mewakili pernyataan motivasi ekstrinsik. Kemudian diperoleh lima pernyataan

lagi, peneliti bersama-sama dengan teman-teman kelompok studi

mengkonsultasikan kembali ke dosen ahli. Beliaupun mengatakan,“hem, ya bolehlah kelima pernyataan ini bisa mewakili motivasi ekstrinsik”. Kutipan tersebut bagi peneliti bermakna dapat digunakannya kelima pernyataan yang

sudah peneliti dan kelompok studi ajukan ke dosen untuk digunakan dalam

lembar kuesioner dalam penelitian.

Berdasarkan hasil uji validitas tersebut maka peneliti dan teman-teman

kelompok studi yang membahas variabel yang sama yaitu motivasi belajar pada

untuk diuji validitas secara empiris kepada siswa di sekolah lain. Kisi-kisi

motivasi belajar tersebut dapat dilihat pada tabel 9.

Tabel 9. Kisi-Kisi Kuesioner Motivasi untuk Validitas Empiris

No. Indikator Nomor Pernyataan Jumlah

1. Memiliki keinginan

belajar 1, 2, 3, 4, 5 5 2. Ulet menghadapi tugas 6, 7, 8, 9, 10 5

3. Memiliki tujuan belajar 11, 12, 13, 14, 15, 16,

17, 18,19,20 10 Total pernyataan 20

Berdasarkan tabel 9, dapat diketahui bahwa terdapat 20 pernyataan dalam

kuesioner yang pernyataannya dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 222-223.

Indikator motivasi yang pertama adalah memiliki keinginan belajar terdapat 5

pernyataan yaitu nomor 1, 2, 3, 4, dan 5. Indikator motivasi yang kedua adalah

ulet menghadapi tugas terdapat 5 pernyataan yaitu nomor 6, 7, 8, 9, dan 10.

Sedangkan indikator motivasi yang ketiga adalah memiliki tujuan belajar terdapat

10 pernyataan yaitu nomor 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, dan 20. Peneliti

menggunakan perhitungan berdasarkan tabel 10 untuk menghitung hasil kuesioner

motivasi belajar yang diisi siswa.

Tabel. 10 Instrumen Penilaian Kuesioner Motivasi

Jenis Kriteria Penskoran

Objektif 1. Selalu 4

2. Sering 3

3. Kadang 2

4. Tidak pernah 1

Nilai yang diperoleh = jumlah kriteria siswa menjawab x penskoran

Berdasarkan tabel 10 dapat diketahui bahwa terdapat empat kriteria

alternatif jawaban dalam kuesioner motivasi belajar siswa, yaitu selalu, sering,

siswa mendapat skor 4. Jika siswa menjawab sering, maka siswa mendapat skor 3.

Jika siswa menjawab kadang, maka siswa mendapat skor 2 dan jika siswa

menjawab tidak pernah, maka siswa mendapat skor 1.

Peneliti melakukan validitas empiris kepada siswa kelas V SD N

Adisucipto 1. Setelah mendapatkan hasil dari validitas empiris, peneliti

melakukan validasi kuesioner tersebut dengan menggunakan bantuan program

komputer yang bernama SPSS 16 dengan rumus korelasi Product-Moment dari

Pearson. Penggunaan program SPSS dapat menghasilkan tingkat keakuratan hasil

perhitungan dan mempercepat proses penghitungan. Hasil penghitungan validitas

dan reliabilitas kuesioner yang telah dilakukan di SD N Adisucipto1 dengan

program SPSS dapat dilihat pada lampiran 7 halaman 245.

Berdasarkan hasil perhitungan pada lampiran 7 halaman 245 tentang hasil

penghitungan kuesioner dengan program SPSS, dapat diketahui bahwa dari 20

pernyataan ada 11 pernyataan yang valid. Peneliti mengetahui kevalidan suatu

item yaitu dengan melihat hasil pearson correlation pada tabel output SPSS 16

tersebut. Jika pada nomor item hasil pearson correlation terdapat tanda asterix (*)

yang disebut sebagai correlation is significant at the 0,05 level (2-tailed) atau

tanda asterix (**) yang disebut sebagai correlation is significant at the 0,01 level

(2-tailed) dapat diketahui bahwa item tersebut valid. Correlation is significant at

the 0,5 level (2-tailed) berarti tingkat signifikannya adalah 5% dan suatu soal

dikatakan valid jika hasil pearson correlation lebih kecil dari 0,05. Begitu juga

dengan Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed) yang berarti tingkat

correlation lebih kecil dari 0,01. Peneliti juga menghitung reliabilitas kuesioner

setelah menghitung validitas dengan menggunakan program SPSS 16. Hasil

reliabilitas tersebut dapat dilihat pada tabel 11.

Tabel 11. Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Motivasi Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items .927 .916 11

Berdasarkan tabel 11 perhitungan uji reliabilitas kuesioner diperoleh hasil

0,927 sehingga termasuk dalam kualifikasi reliabilitas “sangat tinggi” karena

berada pada koefisien korelasi 0,091–1,00 yaitu diperoleh hasil perhitungan sebesar 0,927. Peneliti memutuskan menggunakan 11 pernyataan untuk mengukur

motivasi belajar siswa karena dari hasil uji coba 20 pernyataan dan perhitungan

validitas diperoleh 11 pernyataan yang valid. Kisi-kisi pernyataan kuesioner dapat

dilihat pada tabel 12.

Tabel 12. Kisi-Kisi Kuesioner Hasil Validitas Empiris

No. Indikator Nomor Pernyataan Sebelum Validasi Setelah Validasi

1. Memiliki keinginan belajar 1, 2, 3, 4, 5 1, 3 2. Ulet menghadapi tugas 6, 7, 8, 9, 10 6, 7, 10 3. Memiliki tujuan belajar 11, 12, 13, 14, 15,

16, 17, 18, 19, 20

11, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 20 Total pernyataan 20 11

Berdasarkan tabel 12 dapat diketahui bahwa terdapat 11 pernyataan yang

valid. Pernyataan-pernyataan tersebut sudah mewakili ketiga indikator motivasi

memiliki tujuan belajar. Peneliti menggunakan 11 pernyataan yang valid untuk

menguji motivasi belajar siswa pada subjek penelitian.

Dokumen terkait