• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

G. Teknik Pengujian Instrumen

1. Uji Validitas

Uji validitas adalah pengujian yang dilakukan pada suatu instrumen, yang bertujuan untuk mencari tahu tentang ada tidaknya kesamaan antara data yang telah diperoleh dengan data yang nyata terjadi pada objek penelitian (Sugiyono, 2011: 121). Uji validitas ini juga digunakan sebagai pengukur suatu instrumen. Suatu instrumen yang dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila fungsi dari instrumen tersebut menunjukkan kesesuaian dengan tujuan atau maksud diadakannya pengukuran tersebut, tetapi instrumen tersebut dikatakan memiliki validitas rendah apabila data yang dihasilkan dari pengukuran tidak relevan atau tidak sesuai dengan tujuan pengukuran tersebut (Azwar, 2011: 6).

Biasanya dalam suatu uji validitas terdiri dari tiga tipe validitas, yaitu validitas isi, validitas muka dan validitas konstruk.

a. Validitas Isi

Validitas isi merupakan validitas yang ditujukan untuk menguji isi tes atau instrumen yang menggunakan pemikiran rasional atau dengan expert judgment (Azwar, 2011: 45). Validitas isi ini dilakukan oleh para ahli yang memiliki kemampuan atau keahlian yang beruhubungan dengan penelitian ini, tujuannya adalah untuk membandingkan antara isi dari instrumen yang disusun dengan materi yang digunakan dalam penelitian (Sugiyono, 2011: 129). Dalam hal ini ada empat orang ahli yang melakukan validitas isi yaitu dua ahli Fisika dan dua guru kelas. Instrumen yang divalidasi adalah kisi-kisi soal pilihan ganda dan soal uraian bebas tentang IPA Fisika untuk kelas V SD, yang telah disusun oleh peneliti.

Keempat ahli tersebut kemudian memberikan penilaian pada lembar penilaian yang telah diberikan. Dalam penilaian ini, digunakan skala Likert pada lembar penilaian instrumen. Pada dasarnya skala Likert digunakan untuk pengukuran terhadap sikap, pendapat dan persepsi dari seseorang maupun dari sekelompok orang mengenai suatu kejadian atau fenomena sosial yang terjadi (Sugiyono, 2011: 93). Fenomena sosial dalam penelitian ini sudah ditentukan oleh peneliti secara spesifik dan kemudian biasa disebut sebagai variabel penelitian. Variabel tersebut selanjutnya dijabarkan ke dalam indikator yang akan

digunakan sebagai acuan untuk menyusun aitem atau butir instrumen yang dapat berbentuk pernyataan atau pertanyaan. Jawaban dari setiap aitem butir instrumen tersebut dapat memiliki ragam jawaban mulai dari yang paling negatif hingga paling positif. Untuk penelitian kuantitatif ini, jawaban dari pernyataan bisa saja disertai dengan skor.

Dalam penelitian ini skala yang digunakan adalah berupa pernyataan yang ditambah dengan bobot skor. Skor yang digunakan adalah 1, 2, 3, dan 4. Skor 1 adalah pernyataan yang paling negatif, sedangkan 4 merupakan pernyataan yang paling positif. Dalam penelitian ini, skor 3 biasanya tidak digunakan, karena cenderung pernyataannya ragu-ragu sehingga kurang pasti.

Dari setiap komentar dan skor yang diberikan oleh validator dalam penelitian ini, pada nantinya akan ditentukan perlu diadakan revisi instrumen atau tidak. Pelaksanaan revisi instrumen tersebut disesuaikan dengan ketentuan seperti pada tabel 3.4 berikut ini.

Tabel 3.4. Ketentuan Pelaksanaan Revisi Instrumen

Penilaian Kuantitatif

Penilaian

Kualitatif Keputusan

>3 Positip Tidak Revisi

>3 Negatif Revisi pada bagian

tertentu

<3 Positif Revisi

Melihat dari ketentuan pelaksanaan revisi instrumen seperti pada tabel tersebut, jika skor yang diperoleh lebih besar daripada tiga dan penilaian kualititatif dari validator positif maka instrumen tidak perlu direvisi, namun jika skor lebih dari tiga dan penilaian kualitatif validator negatif maka ada bagian tertentu yang perlu direvisi dari instrumen tersebut. Selanjutnya, apabila skor yang diperoleh kurang dari tiga, baik itu penilaian kualitatif dari validator positif atau negatif tetap harus ada revisi pada instrumen tersebut.

Validasi yang pertama dilakukan oleh Bapak PS. Bapak PS dipilih menjadi validator dalam penelitian ini karena beliau adalah seorang ahli Fisika yang berkarya sebagai dosen pendidikan Fisika di Universitas Sanata Dharma dan juga mengarang sejumlah buku tentang miskonsepsi IPA dan juga buku-buku yang berkaitan dengan ilmu Fisika. Masukan yang diberikan oleh Bapak PS secara umum adalah tentang bagaimana melihat dengan teliti bagaimana miskonsepsi tersebut terjadi pada siswa. Untuk memperhatikan hal tersebut, Bapak PS memberi masukan agar peneliti perlu untuk mendeteksi keyakinan jawaban yang dipilih oleh siswa, apakah siswa memilih jawaban tersebut yakin benar atau tidak khususnya pada instrumen pilihan ganda. Selanjutnya validator kedua yang dipilih adalah ibu SAS. Beliau adalah seorang ahli

fisika yang berkarya sebagai dosen di Program Studi Pendidikan Fisika di Universitas Sanata Dharma. Beliau dipilih karena menguasai dan memahami mengenai berbagai teori dalam ilmu Fisika. Dalam hal ini, Bu SAS memberikan masukan berupa koreksi salah satu teori yang kurang tepat di dalam instrumen penelitian. Validator yang ketiga adalah Ibu ATI, beliau adalah seorang guru SD di SD N Denggung, Sleman. Bu ATI dipilih sebagai validator karena beliau adalah seorang guru kelas V yang mengetahui bagaimana tata bahasa soal yang mudah dipahami oleh siswa. Validator yang terakhir adalah Bapak AGT. Beliau adalah seorang guru kelas V di Kabupaten Magelang. Sama seperti Bu ATI, Bapak AGT ini juga memberikan masukan tentang bahasa yang digunakan dalam pembuatan instrumen, agar siswa lebih mudah dalam memahami soal pilihan ganda.

Tabel 3.5 Tabel Hasil Uji Validasi Ahli

No. Nama Ahli Skor PG Penilaian Keputusan 1. PS 2,92 Positif Revisi

2. SAS 3,68 Positif Tidak

Revisi

3. ATI 3,76 Positif Tidak

Revisi

4. AGT 3,1 Positif Tidak

Dari tabel 3.5 tersebut dapat disimpulkan bahwa menurut hasil validasi dari para ahli, maka instrumen atau soal yang akan digunakan dalam penelitian ini tidak perlu direvisi.

b. Validitas Muka

Validitas muka yang diungkapkan oleh Moh. Nazir (dalam Darmadi, 2014: 164) adalah suatu pengukuran yang dilakukan oleh ahli terhadap atribut yang nyata atau konkret tanpa perlu adanya inferensi. Selain itu validitas muka juga dapat dikatakan sebagai hal yang berhubungan dengan penilaian yang dilakukan oleh para ahli terhadap suatu alat ukur yang digunakan. Jika para ahli berpendapat bahwa berbagai unsur dalam instrumen dapat mengukur anggapan dengan baik dan sesuai, maka instrumen tersebut dapat dikatakan memiki validitas yang tinggi. Sedangkan, apabila instrumen tersebut tidak bisa mengukur dengan baik dan sesuai, maka instrumen tersebut dikatakan validitas yang rendah (Darmadi, 2014: 164).

Validitas muka dalam penelitian ini dilakukan oleh siswa kelas V SD Negeri Candiroto 1, Temanggung. Siswa kelas V ini dipilih karena sudah mempelajari dan mengetahui tentang materi IPA Fisika, khususnya mengenai gaya, energi, cahaya, dan struktur bumi. Menurut siswa di kelas V tersebut ada 6 soal, pada soal pilihan ganda yang kalimatnya sulit untuk dipahami. Untuk soal pilihan ganda adalah nomor 18, 20, 24, 34, dan 35.

Berdasarkan keterangan dari siswa kelas V tersebut, maka diputuskan untuk merevisi soal dengan memperbaiki kalimat agar dapat dimengerti oleh siswa setingkat kelas V SD.

c. Validitas Konstruk

Validitas konstruk adalah validitas yang menunjukkan berapa jauh tes atau instrumen penelitian mengungkapkan suatu teori yang akan diukur (Azwar, 2011: 48). Validitas konstruk ini diuji menggunakan product moment.

Hasil dari uji validitas ini kemudian direkap menggunakan

Ms. Excel dan perhitungan datanya menggunakan SPSS versi 20. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS versi 20, soal yang valid ditandai dengan adanya tanda bintang satu (*) dan bintang dua (**) pada nomor soal. Tanda bintang satu berarti adalah bahwa soal tersebut valid, sedangkan tanda bintang dua berarti soal tersebut sangat valid. Selain itu, ada pula soal yang

Tabel. 3.6 Validitas Soal Pilihan Ganda No. No soal PG rtabel rhitung (Pearson Correlation) Sig. (2- tailed) Kategori Keterangan No Soal Setelah Validasi 1 1 0,312 .209 .109 Tidak Valid Dibuang

2 2 0,312 .404** .001 Valid Dipakai 1

3 3 0,312 .516** .000 Valid Dipakai 2 4 4 0,312 .372** .003 Valid Dipakai 3 5 5 0,312 .507** .000 Valid Dipakai 4 6 6 0,312 .101 .442 Tidak Valid Dibuang

7 7 0,312 .431** .001 Valid Dipakai 5 8 8 0,312 .439** .000 Valid Dipakai

9 9 0,312 .430** .001 Valid Dipakai 6 10 10 0,312 -.004 .975 Tidak Valid Dibuang

11 11 0,312 .389** .002 Valid Dipakai 7 12 12 0,312 .190 .146 Tidak Valid Dibuang

13 13 0,312 .309* .016 Valid Dipakai 8 14 14 0,312 .286* .027 Valid Dipakai 9 15 15 0,312 .025 .849 Tidak Valid Dibuang

16 16 0,312 .122 .351 Tidak Valid Dibuang

17 17 0,312 .357** .005 Valid Dipakai 10 18 18 0,312 -.030 .823 Tidak Valid Dibuang

19 19 0,312 -.018 .892 Tidak Valid Dibuang

20 20 0,312 .437** .000 Valid Dipakai 11 21 21 0,312 .253 .051 Tidak Valid Dibuang

22 22 0,312 .419** .001 Valid Dipakai 12 23 23 0,312 .295* .022 Valid Dipakai 13 24 24 0,312 .269* .038 Valid Dipakai 14 25 25 0,312 .340** .008 Valid Dipakai 15 26 26 0,312 .219 .093 Tidak Valid Dibuang

27 27 0,312 .474** .000 Valid Dipakai 16 28 28 0,312 .157 .231 Tidak Valid Dibuang

29 29 0,312 .115 .383 Tidak Valid Dibuang 30 30 0,312 -.008 .951 Tidak Valid Dibuang

31 31 0,312 .495** .000 Valid Dipakai 17 32 32 0,312 .249 .055 Tidak Valid Dibuang

33 33 0,312 .218 .094 Tidak Valid Dibuang

34 34 0,312 .340** .008 Valid Dipakai 18 35 35 0,312 .214 .101 Tidak Valid Dibuang

36 36 0,312 .387** .002 Valid Dipakai 19 37 37 0,312 .638** .000 Valid Dipakai 20 38 38 0,312 -.067 .611 Tidak Valid Dibuang

Dokumen terkait