• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ujian Nasional

Dalam dokumen Sistem Pendidikan Dasar Menengah di 16 N (Halaman 191-197)

Belanda

176

Tugas utama CITO adalah melaksanakan pengawasan dan evaluasi proses serta hasil belajar. Bagian dari tugas tersebut adalah menyusun instrumen untuk melakukan pengawasan perkembangan proses belajar siswa dan melaksanakan UN pada jenjang Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah.

Setiap tahunnya, CITO mengembangkan lebih dari 500 variasi soal UN bagi sekitar 190.000 siswa. Soal yang sudah dikembangkan oleh CITO kemudian diserahkan ke OCW. Pihak OCW yang selanjutnya bertugas mendistribusikan soal – soal ini ke seluruh sekolah di Belanda.

Hasil tes CITO digunakan sebagai dasar untuk menentukan jenis sekolah lanjutan yang sebaiknya ditempuh oleh setiap siswa. Sistem pengawasan dan evaluasi oleh CITO bersifat:

• Total/menyeluruh untuk semua siswa dan semua sekolah • Fleksibel tetapi sistematik

• Holistik tetapi tetap dimungkinkan disesuaikan dengan kebutuhan • Berbasis pada kemampuan siswa secara individual, tidak ada sistem

pemeringkatan atau pembuatan urutan kemampuan siswa.

Sistem evaluasi yang diterapkan oleh CITO terdiri dari serangkaian instrumen, proses registrasi/pendataran yang bersifat leksibel dan menggunakan kerangka diagnostik yang beragam serta format laporan hasil evaluasi yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Adapun metode evaluasi dapat dipilih antara yang tradisional (pen-and-paper) atau berbasis computer (computerized).

Ujian Nasional

17

Ujian Nasional

Atase Pendidikan KBRI di Den Haag Kedutaan Besar Republik Indonesia Den Haag

Di dalam sistem pendidikan di Belanda, Ujian Nasional (UN) merupakan bagian dari upaya penyetaraan kompetensi siswa. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan (OCW) memberikan kewenangan kepada lembaga independen untuk menyusun standar nasional pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Lembaga

tersebut adalah CITO .

CITO merupakan sebuah lembaga yang pada awalnya pada saat dibentuk tahun 1968 dan termasuk di dalam struktur organisasi pemerintah (berada di bawah OCW). Namun, sejak tahun 1999, lembaga ini menjadi lembaga independen yang diswastakan

sebagai ‘ ‐ ‐ .

Di Belanda, UN SD bersifat optional, sekolah boleh memilih ikut atau tidak ikut. Namun, banyak SD di sana tidak mau ketinggalan dan beramai‐ramai menyelenggarakan UN agar dihargai masyarakat dan lulusannya dapat lebih lancar untuk mendaftar di sekolah‐sekolah menengah. CITO menyatakan bahwa sekitar 85% SD yang menyelenggarakan UN.

Gambar 4.1 Logo CITO.

Tugas utama CITO adalah melaksanakan pengawasan dan evaluasi proses serta hasil belajar. Bagian dari tugas tersebut adalah menyusun instrumen untuk melakukan pengawasan perkembangan proses belajar siswa dan melaksanakan UN pada jenjang Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah.

Secara umum, evaluasi yang dilakukan CITO menekankan pada perkembangan proses dan hasil belajar. Hal ini untuk menunjukkan apakah setiap siswa menunjukkan adanya perkembangan yang positif. Namun demikian, hasil tes ini bersifat indikatif, artinya belum merupakan hasil yang bersifat inal. Hal semacam ini sangat individual, artinya masing-masing individu akan menujukkan kemampuan yang berbeda-beda. Unsur-unsur penilaian terdiri dari:

• Penilaian kemampuan individual secara umum (individual command of core skills),

• Social-emotion development,

• Sikap terhadap proses belajar (attitude towards learning),

• Educational benchmarks (progress relative to peer-group, school and region), dan

• Educational achievement over time.

CITO tes dilakukan bagi siswa yang sudah menempuh pendidikan hingga tahun ke-8, dalam bentuk pilihan ganda (multiple choice) dengan materi test: kemampuan membaca dan menulis, matematika dan aritmatika, keterampilan belajar, dan ilmu sosial dan lingkungan (pilihan). Saat ini, terdapat sekitar 15% sekolah-sekolah yang menggunakan instrumen tambahan lain untuk menguji capaian siswa.

Hasil tes ini pada perkembangannya juga mempertimbangkan beberapa hal lain, yaitu:

Ujian Nasional 18

Ujian Nasional

Atase Pendidikan KBRI di Den Haag Kedutaan Besar Republik Indonesia Den Haag

Setiap tahunnya, CITO mengembangkan lebih dari 500 variasi soal UN bagi sekitar 190.000 siswa. Soal yang sudah dikembangkan oleh CITO kemudian diserahkan ke OCW. Pihak OCW yang selanjutnya bertugas mendistribusikan soal – soal ini ke seluruh sekolah di Belanda.

Hasil tes CITO digunakan sebagai dasar untuk menentukan jenis sekolah lanjutan yang sebaiknya ditempuh oleh setiap siswa. Sistem pengawasan dan evaluasi oleh CITO bersifat:

Total/menyeluruh untuk semua siswa dan semua sekolah Fleksibel tetapi sistematik

Holistik tetapi tetap dimungkinkan disesuaikan dengan kebutuhan

Berbasis pada kemampuan siswa secara individual, tidak ada sistem pemeringkatan atau pembuatan urutan kemampuan siswa.

Sistem evaluasi yang diterapkan oleh CITO terdiri dari serangkaian instrumen, proses registrasi/pendaftaran yang bersifat fleksibel dan menggunakan kerangka diagnostik yang beragam serta format laporan hasil evaluasi yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Adapun metode evaluasi dapat dipilih antara yang tradisional (

) atau berbasis computer ( ).

Gambar 4.2 Soal – soal CITO.

Secara umum, evaluasi yang dilakukan CITO menekankan pada perkembangan proses dan hasil belajar. Hal ini untuk menunjukkan apakah setiap siswa menunjukkan

Belanda

178

• Harapan dan keinginan orang tua siswa dan siswa sendiri,

• Saran yang diberikan oleh Kepala Sekolah atau guru/wali kelas pada

kelas akhir di Sekolah Dasar, yaitu pada saat siswa berusia 11 atau 12 tahun, dan

• Saran dari pihak lain (second opinion), yang dapat berupa hasil test psikologi, achievement test, entrance test atau hasil observasi di kelas. Hasil tes dan berbagai pertimbangan tersebut pada akhirnya digunakan untuk memberikan informasi bagi setiap siswa untuk menentukan langkah/pilihan pendidikan selanjutnya. Bagi sekolah- sekolah lanjutan (secondary schools), hasil CITO juga memberikan informasi yang berguna untuk menentukan proses penerimaan siswa baru dan keputusan untuk menentukan tingkatan pendidikan bagi calon siswa baru. Adapun bagi sekolah-sekolah dasar, CITO memberikan saran tentang pendidikan lanjutan. Bagi siswa dan orang tua siswa, CITO memberikan dukungan informasi tentang jenis-jenis sekolah yang sesuai dengan kemampuan dan kondisi siswa.

Tujuan UN Sekolah Dasar di Belanda adalah untuk menentukan arah siswa untuk memilih tiga jalur, yaitu: (1) sekolah menengah akademis (VWO) dengan lama studi 6 tahun yang merupakan jalur bergengsi masuk universitas; (2) sekolah menengah umum (HAVO) dengan lama studi 5 tahun yang berciri sekolah komprehensif seperti sekolah GCSE di Inggris, semacam gabungan SMP dan SMA di Indonesia; dan (3) sekolah menengah vokasional/kejuruan (VMBO) dengan lama studi 4 tahun, semacam SMK di Indonesia. Di akhir program dari ketiga jalur ini, siswa mengikuti UN. Tetapi nilai yang tercantum di ijazah diambil dari hasil ujian internal sekolah sebesar 50% dan 50%-nya lagi dari hasil UN. Siswa cenderung hanya mengikuti UN pada 2 atau 3 mata pelajaran saja.

Di dua tahun pertama di sekolah menengah, siswa dapat berpindah jalur kalau merasa tidak cocok. Hasil ujian SD juga tidak mutlak menentukan jalur sekolah menengah yang dipilih karena siswa dan orang tua punya kebebasan untuk memilih jenis sekolah yang diinginkan. Bahasa Inggris menjadi mata pelajaran wajib di SD dan di sekolah menengah akademis dan umum ditambah pilihan mata pelajaran bahasa

asing lainnya. Bahasa asing lain yang populer dipilih adalah Bahasa Jerman dan Perancis.

Di samping melakukan pengawasan dan evaluasi proses belajar mengajar setiap siswa secara individual, CITO juga memberikan bantuan kepada sekolah untuk merencanakan proses pembelajaran dan strategi remedial atau perbaikan. Di dalam perkembangannya, sistem evaluasi yang dikembangkan CITO secara konsepsual bersifat universal. Namun demikian, dapat disesuaikan untuk berbagai karakteristik siswa di berbagai negara, terlepas dari sistem yang ada di negara tersebut. CITO juga mengakomodasi berbagai kebutuhan khusus, misalnya versi digital, versi braille, dan versi rekaman audio dalam bentuk CD.

Setelah pelaksanaan ujian nasional oleh masing-masing sekolah, sekolah mengirimkan lembar jawaban ke CITO. Selanjutnya CITO akan melakukan pemindaian atau scanning. Hasil pemindaian dan pemeriksaan dicetak dalam bentuk pupil reports dan dikirimkan kembali ke sekolah-sekolah. Hasil secara keseluruhan disimpan di dalam situs internet, yang hanya dapat diakses oleh sekolah-sekolah. Gambar 4.3 menunjukkan contoh pupil report hasil tes CITO.

Untuk keperluan kualitas sekolah, lembaga yang bertanggungjawab untuk melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap kualitas sekolah adalah Inspektorat Sekolah, dengan instrumen umum yang disesuaikan dengan kondisi dan ilosoi masing-masing sekolah. Di samping itu, terdapat peran organisasi sekolah-sekolah dan organisasi orang tua siswa di dalam memberikan masukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah.

B e la nd a 1 8 0 22 Ujian Nasional

Atase Pendidikan KBRI Den Haag Kedutaan Besar Republik Indonesia Den Haag

Gambar 4.3 Contoh Gambar 4.3 Contoh PupilPupil ReportReport

U jia n N asi on al

Di tingkat Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah, tanggung- jawab untuk melakukan pengawasan dan evaluasi atas mutu sekolah ada di tangan Inspektorat Sekolah. Karena terdapat hubungan antara mutu sekolah dengan pretasi akademik siswa, maka hasil tes atau evaluasi oleh CITO juga merupakan masukan untuk penjaminan mutu sekolah.

Pada tingkat Pendidikan Tinggi, guna menjaga mutu pendidikan terdapat badan khusus yang menangani hal ini. Berdasarkan peraturan pendidikan yang diterbitkan pada tahun 2002, program bergelar akademik harus diakreditasi oleh Organisasi Akreditasi Belanda dan

Flanderen (wilayah Belgia bagian utara). Terlebih lagi, kalau program itu dibiayai oleh negara.

Di dalam perkembangannya, sejumlah perguruan tinggi juga melakukan akreditasi bagi masing-masing program studinya sesuai dengan karakteristik dan tuntutan program studi tersebut. Beberapa organisasi akreditasi yang digunakan di Belanda adalah sebagai berikut:

• NVAO: Organisasi Akreditasi Belanda dan Fleming merupakan

sebuah lembaga akreditasi independen yang menjamin kualitas pendidikan tinggi di Belanda dan Flander melalui program penilaian yang menyeluruh dan berkelanjutan.

• AACSB: Akreditasi AACSB Internasional dengan standar

pencapaian tertinggi bagi sekolah bisnis di seluruh dunia. Institusi yang memperoleh akreditasi ini, telah memastikan komitmen

5

Dalam dokumen Sistem Pendidikan Dasar Menengah di 16 N (Halaman 191-197)

Dokumen terkait