• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

11. Sebaran jenis alat penyulingan yang digunakan Pemakaian solar lebih ramah lingkungan namun lebih Pemakaian solar lebih ramah lingkungan namun lebih

4.6. Perumusan Alternatif Strategi

4.7.1 Ultimate Goal (UG)

Ultimate goal dari struktur hierarki ini adalah "meningkatkan daya saing minyak akar wangi melalui rantai pasokan yang berkeseinambungan". Daya saing minyak akar wangi dan rantai pasok yang berkesinambungan dianggap penting karena persaingan yang terjadi bukan lagi persaingan pada tingkat lokal maupun nasional, namun pada tingkat internasional sehingga dibutuhkan daya saing yang tinggi dalam hal ini adalah kualitas yang baik dan kuantitas yang stabil agar minyak akar wangi Indonesia bisa bertahan dalam persaingan pasar internasional.

4.7.2 Faktor

Faktor-faktor utama yang berpengaruh signifikan dalam industri minyak akar wangi adalah sebagai berukut:

a. Kualitas Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia merupakan motor dari kegiatan produksi minyak akar wangi, karena SDM merupak penggerak utama kegiatan produksi, sehingga untuk menghasilkan minyak akar wangi yang memiliki kualitas dan kuantitas yang tinggi maka kegiatan produksi harus dilakukan oleh SDM yang berkualitas. b. Modal

Modal diperlukan untuk menjalankan kegiatan produksi minyak akar wangi. Modal merupakan masalah yang sering muncul ketika suatu usaha ingin berkembang, karena dibutuhkan sejumlah modal untuk melakukan kegiatan investasi. Demikian pula dalam

usaha minyak akar wangi, modal merupakan hal yang sangat dibutuhkan dalam kegiatan produksi, karena digunakan untuk membiayai kegiatan operasional. Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas, dibutuhkan modal yang tidak sedikit, karena alat penyulingan yang mampu menghasilkan rendemen yang berkualitas memiliki harga yang mahal.

c. Good agricultural and good manufacturing practice

Good agricultural processi (GAP) merupakan serangkaian prosedur budidaya suatu komoditas dalam hal ini adalah akar wangi yang sengaja disusun untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen. Good manufacturing process (GMP) merupakan serangkaian prosedur kegiatan pengolahan komoditas dalam hal ini adalah akar wangi mentah menjadi lebih bernilai yang disusun untuk meningkatkan nilai tambah dari komoditas yang diolah.

d. Potensi pasar

Potensi pasar merupakan kemampuan pasar untuk menyerap minyak akar wangi yang dihasilkan oleh pengrajin minyak akar wangi. Makin tinggi potensi pasar maka akan makin mendorong berkembangnya industri minyak akar wangi, karena banyak petani yang tertarik untuk bergabung membudidayakan akar wangi.

e. Kualitas dan ketersediaan bahan baku

kualitas dan ketersediaan bahan baku merupakan faktor penting yang mempengaruhi keberlangsungan industri minyak akar wangi. Ketersediaan bahan baku merupakan faktor yang penting bagi para eksportir, ketersediaan bahan baku yang tinggi akan meningkatkan kerjasama antara petani/penyuling dan pengumpul minyak/eksportir.

4.7.3 Aktor

Aktor-aktor utama yang mempengaruhi industri minyak akar wangi adalah sebagai berikut:

b. Koperasi/asosiasi petani penyuling minyak akar wangi c. Eksportir

d. Lembaga riset dan perguruan tinggi e. Perbankan

4.7.4 Tujuan

Tujuan keberlangsungan industri minyak akar wangi adalah: a. Keberlangsungan usaha

b. Pemerataan pendapat

c. Memenuhi permintaan ekspor 4.7.5 Alternatif Strategi

Alternatif strategi rantai pasok minyak akar wangi yang diperoleh dari analisis SWOT adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan produktivitas akar wangi dengan peralatan dan teknologi baru

b. Penguatan aspek finansial

c. Peningkatan mutu minyak akar wangi d. Peningkatan Kualitas SDM

e. Peningkatan kemitraan diantarastakeholder f. Fasilitasi pemerintah

Struktur hierarki AHP yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 11. dibawah ini.

Gambar 11. Struktur Hierarki AHP Ultimate Goal Faktor Aktor Tujuan Alternatif Strategi Meningkatkan produktivitas akar wangi

dengan peralatan dan teknologi baru

0,123

Fasilitasi pemerintah 0,087 akar wangi melalui rantai pasokan

yang berkesinambungan

Kualitas SDM 0,341

Modal

0,138

Good Agricultural & Good Manufacturing Process 0,125 Potensi Pasar 0,167 Ketersediaan dan kualitas bahan baku 0,229 Pemerintah 0.236 Perbankan 0,091 Lembaga Riset dan Perguruan Tinggi 0,228 Koperasi /Asosiasi Petani dan Penyuling 0.313 Eskportir 0,133 Keberlangsungan Usaha 0,499 Pemerataan Pendapatan 0,222 Memenuhi Permintaan Ekspor 0,279 Penguatan aspek finansial 0,174 Peningkatan mutu minyak akar wangi

0,285 Peningkatan kualitas SDM 0,189 Peningkatan kemitraan diantara stakeholder 0,138

4.8. Analisis Hubungan Antar Elemen Hierarki. a. Hubungan Faktor dan Ultimate Goal

Tabel 11. menunjukan hubungan antara faktor dan UG dalam struktur hierarki AHP. Faktor yang paling dianggap penting terhadap peningkatan daya saing minyak akar wangi melalui rantai pasokan yang berkeseinambungan adalah kualitas SDM dengan bobot 0,341. Hal ini karena SDM merupakan motor sebuah organisasi, sehingga kualitasnya akan sangat mempengaruhi output dari kegiatan produksi.

Tabel 19. Hubungan Faktor danUltimete Goal

Faktor/UG

Meningkatkan daya saing minyak akar wangi melalui rantai pasokan yang

berkeseinambungan Kualitas SDM 0,341 Ketersediaan dan

Kualitas bahan Baku 0,138 Potensi Pasar 0,125

Modal 0,167

GAP dan GMP 0,229

b. Hubungan Faktor dan Aktor

Tabel 20. menunjukan hubungan antara faktor dan aktor dalam struktur hierarki. Aktor yang paling mempengaruhi Kualitas SDM adalah lembaga riset dan perguruan tinggi dengan bobot 0,359. Hal ini terjadi karena Lembaga riset dan perguruan tinggi merupakan institusi yang melakukan penelitian dan penemuan metode-metode budidaya terbaru, sehingga dinilai sangat mempengaruhi kualitas SDM pengrajin minyak akar wangi.

Aktor yang paling mempengaruhi faktor modal adalah perbankan dengan bobot 0,334. Perbankan dianggap sebagai investor yang mampu membantu penguatan finansial di kalangan pengrajin minyak akar wangi. Aktor yang paling mempengaruhi good agricultural and good manufacturing process adalah lembaga riset dan perguruan tinggi dengan bobot 0,375. Lembaga riset dan perguruan tinggi dianggap sebagai institusi yang paling mengerti teknologi dan prosedur budidaya dan pengolahan terbaik sehingga dianggap paling mempengaruhi good agricultural and good manufacturing process.

Aktor yang paling mempengaruhi faktor potensi pasar adalah eksportir dengan bobot 0,359. Eksportir merupakan penghubung utama produsen minyak akar wangi dalam negeri kepada konsumen internasional, sehingga dianggap sebagai aktor yang paling mempengaruhi potensi pasar. Aktor yang mempengaruhi faktor ketersediaan dan kualitas bahan baku adalah koperasi/asosiasi petani dan penyuling dengan bobot 0,514. Ketersediaan dan kualitas bahan baku dianggap paling dipengaruhi oleh koperasi/asosiasi petani penyuling karena koperasi/asosiasi merupakan wadah yang paling dekat kepada pengrajin minyak akar wangi, dan kebanyakan berfungsi sebagai pengumpul akar maupun minyak akar wangi untuk disalurkan kepada pengumpul minyak maupun eksportir.

Tabel 20. Hubungan faktor dan aktor

Aktor/Faktor Kualitas SDM Modal GAP dan GMP Potensi Pasar Ketersediaan dan Kualitas bahan baku Pemerintah 0,234 0,265 0,205 0,265 0,215 Koperasi/Asosiasi Petani Penyuling 0,269 0,260 0,268 0,202 0,514 Eksportir 0,087 0,097 0,095 0,359 0,079 Lembaga Riset dan

Perguruan Tinggi 0,359 0,044 0,372 0,114 0,146 Perbankan 0,050 0,334 0,059 0,060 0,045

c. Hubungan Aktor dan Tujuan

Tabel 21. menunjukan hubungan antara aktor dan tujuan dalam hierarki. Bagi aktor pemerintah, koperasi/asosiasi petani penyuling, lembaga riset dan perguruan tinggi dan perbankan. Tujuan yang paling dianggap penting adalah keberlangsungan usaha dengan bobot berturut-turut 0,597, 0,433, 0,502 dan 0,661. Eksportir menganggap memenuhi permintaan ekspor merupakan tujuan yang paling dianggap penting dengan bobot 0,388.

Tabel 21. Hubungan aktor dan tujuan

Tujuan/Aktor Pemerintah Koperasi/Asosiasi

Petani Penyuling Eksportir

Lembaga Riset dan Perguruan Tinggi Perbankan Keberlangsungan Usaha 0,597 0,433 0,363 0,502 0,661 Pemerataan Pendapatan 0,196 0,280 0,249 0,157 0,212 Memenuhi Permintaan Ekspor 0,207 0,287 0,388 0,341 0,126

d. Hubungan Tujuan dan Alternatif Strategi

Tabel 22. menunjukan hubungan antara tujuan dan alternatif strategi dalam struktur hierarki AHP. Alternatif peningkatan kualitas SDM dianggap paling penting untuk mencapai tujuan keberlangsungan usaha yaitu dengan bobot 0,223. Alternatif peningkatan mutu minyak akar wangi dianggap paling penting untuk mencapai tujuan pemerataan pendapatan dan memenuhi permintaan ekspor dengan bobot berturut-turut sebesar 0,282 dan 0, 408.

Tabel 22. Hubungan tujuan dan alternatif strategi

Alternatif Strategi/Tujuan Keberlangsungan Usaha Pemerataan Pendapatan Memenuhi Permintaan Ekspor Meningkatkan produktivitas akar wangi dengan peralatan dan teknologi baru 0,096 0,124 0,173 Penguatan aspek finansial 0,215 0,167 0,107 Peningkatan mutu

minyak akar wangi 0,218 0,282 0,408 Peningkatan kualitas SDM 0,223 0,182 0,133 Peningkatan kemitraan diantara stakeholder 0,157 0,137 0,105 Fasilitasi pemerintah 0,091 0,093 0,074

4.9. Analisis Pemilihan Strategi Rantai Pasok a. Faktor

Tabel 23. menunjukan bobot faktor terhadap ultimate goal yaitu meningkatkan daya saing minyak akar wangi melalui rantai pasok yang berkesinambungan. Kualitas SDM merupakan faktor utama yang paling dipertimbangkan untuk meningkatkan daya saing minyak akar wangi melalui rantai pasok yang berkesinambungan dengan bobot sebesar 0,341. Hal ini menunjukan bahwa penguatan aspek SDM merupakan hal terpenting yang harus dilakukan pertama kali agar sistem rantai pasok yang ada bisa berjalan secara efisisen.

Tabel 23. Bobot faktor terhadap UG

Faktor Bobot Prioritas Kualitas SDM

0,341 1

Ketersediaan dan Kualitas

bahan Baku 0,229 2 Potensi Pasar 0,167 3 Modal 0,138 4 GAP dan GMP 0,125 5 b. Aktor

Tabel 24. menunjukan bobot aktor terhadap ultimate goal yaitu meningkatkan daya saing minyak akar wangi melalui rantai pasok yang berkesinambungan. Aktor koperasi/asosiasi petani penyuling merupakan aktor utama yang mempengaruhi UG dengan bobot 0,313. Hal ini menunjukan bahwa koperasi/asosiasi petani penyuling merupakan pihak yang harus paling mendapat perhatian dalam sistem rantai pasok minyak akar wangi untuk meningkatkan daya saing dan membangun sistem rantai pasok yang berkesinambungan. Aktor kedua yang paling mempengaruhi setelah koperasi/asosiasi petani penyuling yaitu pemerintah, karena pemerintah merupakan pihak yang memiliki wewenanng paling besar, terutama untuk membuat kebijakan dan program yang mendukung pengembangan industri minyak akar wangi.

Tabel 24. Bobot aktor terhadap UG

Aktor Bobot Prioritas

Koperasi/Asosiasi Petani

Penyuling 0,313

1

Pemerintah 0,236 2

Lembaga Riset dan Perguruan

Tinggi 0,228

3

Eksportir 0,133 4

c. Tujuan

Tabel 25. Menunjukan bobot tujuan terhadap ultimate goal yaitu meningkatkan daya saing minyak akar wangi melalui rantai pasok yang berkesinambungan. Keberlangsungan usaha merupakan tujuan utama yang paling mempengaruhi UG dengan bobot 0,499. Hal ini menunjukan bahwa tujuan utama peningkatan daya saing minyak akar wangi melalui rantai pasok yang berkesinambungan yaitu untuk mempertahankan keberlangsungan industri minyak akar wangi. Tujuan dengan prioritas ke dua adalah memenuhi permintaan ekspor dengan bobot 0,279 dan tujuan dengan bobot terendah adalah pemerataan pendapatan denganbobot 0,222.

Tabel 25. Bobot tujuan terhadap UG

Tujuan Bobot Prioritas

Keberlangsungan Usaha 0,499 1

Memenuhi Permintaan Ekspor 0,279 2 Pemerataan Pendapatan 0,222 3

d. Alternatif Strategi

Tabel 26. Menunjukan bobot alternatif strategi terhadap UG yaitu meningkatkan daya saing minyak akar wangi melalui rantai pasok yang berkesinambungan. Peningkatan mutu minyak akar wangi merupakan alternatif dengan prioritas pertama dengan bobot 0,285, diikuti oleh peningkatan kualitas SDM pada prioritas kedua dengan besar bobot 0,189. Hal ini menunjukan bahwa mutu minyak akar wangi merupakan prioritas utama dalam membangun sistem rantai pasok yang berkesinambungan, sehingga peningkatan mutu merupakan strategi dengan prioritas paling tinggi.

Tabel 26. Bobot alternatif terhadap UG

Alternatif Strrategi Bobot Prioritas Peningkatan mutu minyak akar

wangi 0,285

1

Peningkatan kualitas SDM 0,189 2 Penguatan aspek financial 0,174 3 Peningkatan kemitraan

diantara stakeholder 0,138