• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tanggal Keterangan Unit Harga Per Unit Jumlah 01/05/2012 Persediaan Awal 57 Rp 3.225,00 Rp 183.825,00 09/05/2012 Pembelian 72 Rp 3.225,00 Rp 232.200,00 27/05/2012 Pembelian 72 Rp 3.317,00 Rp 238.824,00

Total 201 Rp 654.849,00

Selama bulan Mei 2012, penjualan untuk produk Ultramilk Coklat 250 ml adalah 184 unit dengan nilai Rp 662.400,00. Dan jumlah persediaan yang ada di tangan pada tanggal 31 Mei 2012 adalah 17 unit.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Dari data di atas, nilai persediaan produk Ultramilk Coklat 250 ml apabila dihitung dengan menggunakan metode penilaian dengan dasar kos adalah sebagai berikut:

a. Metode FIFO (First In First Out) Langkah 1

Persediaan Akhir

Tanggal Unit Harga per Unit Jumlah 27/05/2012 17 Rp 3.317,00 Rp56.389,00

Dari perhitungan di atas diperoleh persediaan akhir sebesar 17 unit dengan nilai Rp 56.389,00. Selain itu, dari perhitungan di atas diperoleh HPP sebesar Rp 601.772,00.

Langkah 2

Harga Pokok Barang Terjual (HPP)

Harga Barang Tersedia Untuk Dijual Rp 658.161,00

Persediaan akhir (Rp 56.389,00)

HPP

commit to user b. Metode LIFO (Last in First Out)

Langkah 1

Persediaan Akhir

Tanggal Unit Harga per Unit Jumlah 01/05/2012 17 Rp 3.225,00 Rp 54.825,00

Langkah 2

Harga Pokok Barang Terjual (HPP)

Harga Barang Tersedia Untuk Dijual Rp658.161,00

Persediaan akhir (Rp54.825,00)

HPP

Rp603.336,00

Dari perhitungan di atas diperoleh persediaan akhir sebesar 17 unit dengan nilai Rp 54.825,00. Selain itu, dari perhitungan di atas diperoleh HPP sebesar Rp 603.336,00.

c. Metode Rata-Rata (Average) Langkah1

Persediaan Akhir

Harga per Unit Rata-Rata Tertimbang Harga Barang Tersedia

: Total Unit =

Harga per Unit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 37 Rp 654.849,00 : 201 = Rp 3.257,96 Langkah 2

Harga Pokok Barang Terjual (HPP)

Harga Barang Tersedia Untuk Dijual Rp 658.161,00

Persediaan akhir (Rp 55.385,24)

HPP

Rp 602.775,76

Dari perhitungan di atas diperoleh persediaan akhir sebesar 17 unit dengan nilai Rp 55.385,24. Selain itu, dari perhitungan di atas diperoleh HPP sebesar Rp 602.775,76.

2. Pengaruh Penilaian Persediaan terhadap Laba

Dari perhitungan harga pokok barang terjual (HPP) di atas, berikut adalah pengaruhnya terhadap laba kotor yang diperoleh Mini Market Tania terhadap penjualan produk Ultramilk Coklat 250 ml:

Tanggal Unit Harga per Unit Jumlah 01/05/2012 17 Rp3.257,96 Rp55.385,24

commit to user Mini Market Tania Ringkasan Laporan Laba Rugi

FIFO LIFO Average

Penjualan Rp 662.400,00 Rp 662.400,00 Rp 662.400,00 Persediaan Awal Rp 183.825,00 Rp 183.825,00 Rp 183.825,00 Pembelian Rp 474.336,00 Rp 474.336,00 Rp 474.336,00 Harga Pokok BTUD Rp 658.161,00 Rp 658.161,00 Rp 658.161,00 Persediaan Akhir Rp 56.389,00 Rp 54.825,00 Rp 55.385,24 HPP Rp 601.772,00 Rp 603.336,00 Rp 602.775,76 Laba Kotor Rp 60.628,00 Rp 59.064,00 Rp 59.624,24

Dari data diatas dapat dilihat bahwa dengan metode FIFO laba kotor yang dihasilkan lebih tinggi dibandingkan dengan laba yang dihasilkan dengan menggunakan metode LIFO maupun metode rata-rata. Metode LIFO menghasilkan laba kotor paling rendah, sedangkan metode rata-rata menghasilkan laba kotor ditengah-tengah metode FIFO dan metode LIFO.

Metode FIFO menghasilkan laba yang tinggi saat terjadi kenaikan harga karena persediaan akhir yang dinilai adalah dari persediaan yang dibeli terakhir, yaitu saat terjadi kenaikan harga. Nilai persediaan akhir akan berbanding terbalik dengan harga pokok barang terjual dan berbanding lurus dengan laba kotor. Apabila nilai persediaan akhir tinggi, maka harga pokok

Tabel II.4 Tabel Ringkasa Laporan laba Rugi Mini Market Tania

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

barang terjual yang diperoleh rendah. Harga pokok barang terjual yang rendah akan menghasilkan laba kotor yang tinggi.

Namun apabila terjadi penurunan harga, maka metode LIFO akan menghasilkan laba kotor paling tinggi. Hal ini dikarenakan persediaan akhir yang dinilai adalah barang yang pertama kali dibeli, yaitu saat belum terjadi penurunan harga, sehingga nilai persediaannya tinggi.

Berbeda dengan metode FIFO dan metode LIFO, metode rata-rata akan selalu berada ditengah-tengah. Hal ini karena nilai persediaan dihitung berdasarkan nilai rata-rata persediaan.

commit to user

40 BAB III TEMUAN

A. KELEBIHAN

Mini Market Tania menggunakan sistem pencatatan persediaan barang dagang secara manual dan terkomputerisasi dengan mengggunakan software master barang. Dari dua sistem yang digunakan tersebut dapat dilakukan pencocokan data sehingga kemungkinan kesalahan dalam menghitung stock opname dapat diminimalisir.

B. KEKURANGAN

1. Software yang digunakan untuk mencatat persediaan terkadang mengalami gangguan (error), sehingga saat menginput data inventory terjadi kesalahan jumlah unit yang mengakibatkan perbedaan pada nilai persediaan akhirnya.

2. Internal Control terhadap persediaan kurang sehingga terkadang terjadi

barang yang hilang dan lupa melakukan pencatatan transaksi saat terjadi mati listrik.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 41 BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN

Dari analisis perhitungan yang telah dilakukan oleh penulis terhadap persediaan barang dagang Ultramilk Coklat 250 ml pada Mini Market Tania, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Metode FIFO akan menghasilkan laba kotor lebih tinggi disaat terjadi kenaikan harga. Hal ini disebabkan karena persediaan barang yang dinilai adalah persediaan barang yang dibeli terakhir, yaitu pada saat harga naik. Karena nilai persediaan akhirnya tinggi, maka harga pokok barang terjual akan berbanding terbalik yaitu cenderung lebih rendah. Harga pokok barang terjual yang rendah akan menghasilkan laba kotor yang tinggi. Produk Ultramilk Coklat 250 ml mengalami kenaikan harga pada pembelian terakhir bulan Mei, dan nilai persediaan yang dihitung dengan menggunakan metode FIFO adalah persediaan dengan harga beli yang terakhir, yaitu saat terjadi kenaikan harga, sehingga nilai persediaan Ultramilk Coklat 250 ml menjadi tinggi. Karena nilai persediaan akhirnya tinggi, maka harga pokok barang terjual untuk produk Ultramilk Coklat 250 ml menjadi rendah dan menghasilkan laba yang tinggi.

commit to user

2. Metode LIFO akan menghasilkan laba kotor paling rendah disaat terjadi kenaikan harga. Hal ini disebabkan karena persediaan barang yang dinilai adalah persediaan barang yang dibeli paling awal. Karena nilai persediaan akhirnya rrendah, maka harga pokok barang terjual akan berbanding terbalik yaitu cenderung lebih tinggi. Harga pokok barang terjual yang tinggi akan menghasilkan laba kotor yang rendah. Produk Ultramilk Coklat 250 ml mengalami kenaikan harga pada pembelian terakhir bulan Mei, dan nilai persediaan yang dihitung dengan menggunakan metode LIFO adalah persediaan dengan harga beli paling awal, sehingga nilai persediaan Ultramilk Coklat 250 ml menjadi rendah. Karena nilai persediaan akhirnya rendah, maka harga pokok barang terjual untuk produk Ultramilk Coklat 250 ml menjadi tinggi dan menghasilkan laba yang rendah.

3. Metode rata-rata akan menghasilkan laba kotor ditengah-tengah antara metode FIFO dan metode LIFO disaat terjadi kenaikan harga. Hal ini disebabkan karena persediaan barang yang dinilai adalah persediaan barang dengan harga rata-rata dari persediaan awal dan pembelian-pembelian yang dilakukan. Produk Ultramilk Coklat 250 ml mengalami kenaikan harga pada pembelian terakhir bulan Mei, dan nilai persediaan yang dihitung dengan menggunakan metode rata-rata adalah persediaan dengan harga rata-rata dari persediaan awal dan pembelian-pembelian yang dilakukan, sehingga nilai persediaan Ultramilk Coklat 250 ml menjadi lebih rendah dibandingkan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

metode FIFO dan lebih tinggi dibandingkan dengan metode LIFO. Harga pokok barang terjual untuk produk Ultramilk Coklat 250 ml menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan metode FIFO dan lebih rendah dibandingkan dengan metode LIFO. Hal ini mengakibatkan laba kotor yang dihasilkan dengan metode rata-rata akan menjadi lebih rendah dibandingkan dengan metode FIFO dan lebih tinggi dibandingkan dengan metode LIFO.

B. SARAN

Dari kesimpulan yang penulis dapat diatas, maka penulis memberikan saran pada Mini Market Tania, yaitu apabila Mini Market Tania ingin memperoleh laba yang maksimal pada pelaporan keuangan periode berjalan, maka saat terjadi kenaikan harga Mini Market Tania lebih baik menggunakan metode FIFO untuk penilaian persediaannya. Namun juga perlu diketahui bahwa pada saat terjadi penurunan harga, maka metode LIFO yang paling tepat digunakan untuk menghasilkan laba yang maksimal.

Dokumen terkait