Pada bagian umpan balik dan tindak lanjut peserta diklat secara jujur harus mampu menilai kemampuan diri sendiri seperti yang tertera pada tabel di bawah:
No Pernyataan Ya Tidak
1 Saya dapat menjelaskan fungsi mekanisme katup 2 Saya dapat menjelaskan komponen mekanisme katup 3 Saya dapat menjelaskan cara kerja mekanisme katup
4 Saya dapat menjelaskan fungsi komponen mekanisme katup 5 Saya dapat menjelaskan jenis mekanisme katup
6 Saya dapat menjelaskan cirri-ciri jenis mekanisme katup 7 Saya dapat menjelaskan cara kerja mekanisme katup 8 Saya dapat menjelaskan langkah pemeriksaan celah katup 9 Saya dapat menjelaskan langkah penyetelan katup
10 Saya dapat menyetel celah katup sesuai spesifikasi
Jika semua pernyataan diatas dijawab dengan ya berarti peserta bisa melanjutkan mempelajari materi berikutnya
H. Kunci Jawaban
1. Fungsi dari mekanisme katup adalah mengatur pemasukan gas baru ke dalam silinder dan mengatur pengeluaran gas bekas pembakaran keluar silinder
2. Valve stem seal disebut juga sil katup yang berfungsi sebagai penahan cairan minyak pelumas agar tidak masuk kedalam ruang bakar
3. Mekanisme katup tipe OHV adalah katup berada di atas ruang bakar poros cam berada di bawah, sedangkan OHC adalah letak katup dan poros cam berada di atas.
27 4. Untuk mengembalikan performa mesin terkait efisiensi volumetric pada ruang
28
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2: SISTEM
PELUMASAN
A. Tujuan
Melalui belajar mandiri dan diskusi kelompok peserta diklat mampu melakukan telaah sistem pelumasan dan melakukan praktek penyetelan pompa oli sesuai dengan spesifikasi.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
Setelah mempelajari materi ini, peserta diklat mampu:1. Menelaah secara umum sistem pelumasan sesuai kebutuhan mesin 2. Mengganti saringan oli dan oli
C. Uraian Materi
Fungsi sistem pelumasan Mengurangi gesekan
Gesekan adalah Tenaga yang menghambat yang terjadi diantara permukaan dua benda yang bergerak dan relatif keduanya saling menahan gerakan.
Pelumas adalah benda yang sesuai untuk mengurangi gesekan yang dapat menimbulkan keausan pada permukaan kedua benda tersebut.
29 Permukaan logam tidak rata (mulus) jika dilihat dengan pembesaran ratusan kali dan terdapat banyak asperities penyebab gesekan.
Dampak yang timbul akibat gesekan, yaitu: - Keausan (wear)
- Panas (heat)
- Suara bising (noise)
Gambar 2. 2 Siklus Tribology
Tribologi adalah ilmu yang mempelajari tentang gesekan – keausan – pelumas, dengan tujuan mengembangkan performa pelumas yang diperlukan untuk meminimalisir dampak keausan akibat terjadinya gesekan.
Panas yang timbul akibat gesekan akan terbawa sebagian oleh sirkulasi pelumas di dalam mesin, sehingga dampak kerusakan akibat overheating akan terhindari.
30
Akibat terlapisinya permukaan dan juga berfungsi sebagai bantalan antara logam, maka dampak suara bising logam-logam bergesekan akan berkurang. Seperti saat kita yang sedang menyerut es seperti tukan es, terdengar suara gesekan yang cukup mengganggu. Bayangkan jika yang bergesekan adalah 2 buah besi.
Menjaga kebersihan mesin
Jika noda di baju harus dihilangkan dengan detergen, minyak lumas pun harus mengandung aditif detergen (detergent).
Di dalam mesin, aditif ini berfungsi untuk:
Mengendalikan pembentukan deposit yang disebabkan oleh Thermo-oxidative degradation.
Mencegah terjadinya penggumpalan kontaminan.
Mencegah penguapan oli pada permukaan logam panas.
Selain aditif detergen, minyak lumas juga mengandung aditif dispersant yang berfungsi untuk:
Mencegah terjadinya low-temperature thickening dengan cara disperse (mencegah terjadinya pengendapan) komponen insoluble (seperti sludge), dan mencegah penggumpalan dan penguapan pada permukaan logam yang tidak bergerak.
Bersinergi dengan detergen dalam mengendalikan deposit suhu tinggi.
Aktif dalam mengendalikan pembentukan soot di dalam mesin diesel sehingga mengendalikan pengaruh negatif pada peningkatan viskositas (pengentalan, jelly).
Apabila tidak ada aditif deterjen dan dispersant di dalam minyak lumas, kontaminan atau kotoran yang terlarut di minyak lumas jika tidak diproteksi akan mengakibatkan perubahan komposisi atau ikatan senyawa minyak lumas dan akan menurunkan kualitas atau performa minyak lumas.
31 Gambar 2. 3 Kontaminan yang Masuk ke Dalam Minyak Lumas
Degradasi minyak lumas/penurunan kualitas minyak lumas
Pada pemakaiannya kualitas minyak pelumas dapat berubah turun, adapun faktor penyebabnya, antara lain adalah
1. Kondisi ekstrem
Overheating – panas berlebih (produk oksidasi, penurunan kualitas, dan lainnya)
Overload – beban berlebih (merusak struktur kimia)
2. Kontaminan
Eksternal (debu, uap air, udara fuel, dll) Internal (metal keausan, dll)
Akibat Degradasi akan menimbulkan:
Minyak lumas menjadi lebih kental atau lebih encer Minyak lumas menjadi lebih hitam atau lebih pekat
Nilai TBN (Total Base Number – Angka Basa Total) menurun Kondisi operasi mobil menjadi abnormal
32
Gambar 2. 4 Oli yang Kualitasnya Menurun
Mendinginkan
Panas pada permukaan logam akibat proses pembakaran dan gesekan akan terbawa sebagian oleh aliran sirkulasi minyak lumas sehingga mesin tidak overheating.
Bagian mesin yang terserap panasnya antara lain: bearing, piston, valve, dan chamshaft.
33 Merapatkan antar komponen
Untuk menyumbat dengan baik rongga-rongga yang terdapat pada dua komponen yang bergerak, misalnya pada cincin-cincin torak dengan dinding silinder, sehingga tekanan kompresi relative terjaga seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 2. 6 Minyak Pelumas Sebagai Perapat Antara Ring Piston dan Silinder
Komposisi minyak pelumas mesin otomotif
Secara umum, minyak pelumas mesin kendaraan (otomotif), terdiri dari : Minyak pelumas yang diproses dari minyak mentah (Base oil)
Bahan tambahan yang meningkatkan kemampuan minyak pelumas (Additive)
Bahan-bahan tambahan (Additive)
34
Pada uraian sebelumnya bahan tambah (Additive) diberikan dalam rangkah fungsinya sebagai pembersih, Namun juga minyak pelumas murni tidak dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan mesinr. Oleh karena itu ditambah zat-zat yang memperbaiki prestasinya antara lain:
Anti karat
Untuk melindungi motor dari korosi
Detergen
Untuk melepas kerak-kerak sisa pembakaran
Anti oksidasi ( elindung hangus) Untuk memperpanjang umur oli
Penahan tekanan tinggi
Untuk mencegah lapisan oli menjadi pecah akibat tekanan tinggi
Pengental
Untuk menahan oli menjadi encer akibat suhu yang tinggi
Jenis pelumas berdasarkan bentuk
1. Pelumas cair
Pelumas jenis ini disebut juga sebagai minyak lumas yang paling banyak digunakan pada beberapa sektor, antara lain:
Minyak lumas otomotif: untuk mesin bensin dan diesel, roda gigi, transmisi dan power steering
Minyak lumas marine: Cylinder oil, Trunk piston oil, System oil
Minyak lumas industri: Turbine oil, Hydraulic oil, Compressor oil, Refrigerator oil, Industrial gear oil, Machine tools oil
Minyak lumas pabrikasi/Metal Working: Cutting oil, Rust prevention oil, Heat treatment oil, Electricdischarge process oil
35 Regular-grade lubricating oils: Electric insulation, Process oil, Machine oil,
Flushing oil.
2. Pelumas semi-padat
Pelumas semi-padat, biasa disebut gemuk atau grease merupakan campuran zat pengental dan pelumas. Zat pengental yang biasa digunakan antara lain sabun logam, lempung, silicon, black-carbon, PTPE (polytetrafluoroethyle). PTPE ini digunakan apabila sistem pelumasan cair tidak mungkin diterapkan.
3. Pelumas padat
Grafit, molybdenum disulfide digunakan apabila minyak lumas cair tidak dapat memenuhi syarat seperti temperature sangat tinggi/sangat rendah, kondisi vakum yang tinggi, apabila nuklir, pembebanan ekstrim, lingkungan yang reaktif). Klasifikasi minyak pelumas
Klasifikasi minyak pelumas mengacu pada dua standar internasional yaitu: Standar untuk kekentalan (viscositas)
Standar kekentalan (viscositas) menggunakan Society of Automotive Engineering
(SAE), dimana pada standar SAE ini meskipun banyak persyaratan yang dibutuhkan, minyak pelumas dengan kekentalan yang tinggi dapat menghasilkan
oil film yang tebal di atas permukaan logam sehingga memiliki kemampuan untuk memikul beban yang relative besar, namum pada sisi lain minyak pelumas yang terlalu tinggi viscositasnya akan mengakibatkan semakin besarnya gesekan internal pada minyak pelumas sehingga meningkatkan hambatan-hambatan yang pada akhirnya akan mengurangi tenaga mesin
Untuk menyatakan kekentalannya, minyak pelumas biasanya di berikan angka, contah SAE 20, SAE 30, SAE 40, semakin besar angkanya berarti minyak pelumas semakin tinggi viscositasnya (makin kental). Di bawah ini adalah tabel yang sesuai dengan besarnya indeks angka dan keterangan penggunaannya
36
Tabel 2. 1Standar Viscositas
namun ada juga yang menggunakan dua batas indeks angka, minyak pelumas jenis ini disebut dengan multigrade.
Minyak pelumas ini muncul untuk mengatasi perubahan viscositasnya akibat kenaikan temperature pada pemakaiannya, yaitu semakin panas viscositas minyak akan makin encer, maka untuk mengatasi hal ini minyak pelumas diberi zat tambah untuk mempertahankan viscositasnya.
Contoh SAE 30W-50 artinya huruf singkatan dari Winter (dingin) jika pada suhu dingin, indeks angka kekentalan minyak pelumas 30 (encer) tetapi jika suhunya makin panas indeks angka kekentalan minyak pelumas 50. Sehingga dapat dilustrasikan seperti gambar dibawah ini:
Gambar 2. 8 Viscositas Minyak Dibandingkan dengan Temperatur
Indeks Keterangan
SAE 10
SAE 20 Encer sekali, digunakan untuk sistem hidrolis SAE 30
SAE 40 Umumnya digunakan untuk kendaraan
37 Dengan kata lain minyak pelumas multigrade mempunyai rentang kerja dengan temperature yang lebih panjang jika dibangdingkan dengan minyak pelumas single grade.
Gambar 2. 9 Rentang Temperatur Minyak Pelumas
Standar untuk mutu (kualitas).
Standar mutu (kualitas) minyak pelumas menggunakan API (American Petroleum Institute) dimana kualitasnya dan pemakaiannya tidak ditulis dalam indeks angka tetapi dalam bentuk huruf, yaitu :
Huruf S (digunakan untuk mesin berbahan bakar bensin
Huruf C (digunakan untuk mesin diesel), kemudian huruf kedua menyatakan tingkatan kualitasnya.
Contoh:
Mesin bensin : API SD………….API SJ makin kekanan kualiasnya makin bagus Mesin Diesel : API CD………….API CF makin kekanan kualiasnya makin bagus
Disamping itu indeks API juga bisa digunakan sebagai petunjuk penggunaannya seperti tabel di bawah ini:
38
Tabel 2. 2 Penggunaan Oli untuk Mesin Bensin
Indeks Keterangan
SA...
SD Tugas ringan, untuk motor daya rendah SE...
SF Tugas biasa, untuk kebanyakan kendaraan SG...
SJ Tugas berat, untuk motor daya tinggi
Tabel 2. 3 Penggunaan Oli untuk Mesin Diesel
Indeks Keterangan
CA...
CB Tugas ringan, untuk motor daya rendah CC...
CD Tugas biasa, untuk kebanyakan kendaraan CE...C
F Tugas berat, untuk motor “ Turbo “
Catatan
Berdasarkan hasil penelitian dari pabrik, maka tiap beberapa tahun sekali akan muncul oli baru yang lebih baik mutunya, dan huruf ke dua juga akan meningkat.
Penggantian oli
Alasan
Dalam waktu pemakaian yang sedikit lama, mutu oli akan berkurang, hal tersebut disebabkan:
39 1. Oksidasi
Di timbulkan karena reaksi oksigen dengan hidrogen yang tergantung dalam minyak pelumas timbul lumpur / endapan.
2. Kelemahan bahan tambahan
Bahan tambahan tidak menambah daya pelumasan secara permanen, tapi hanya memberi bahan tambahan dalam kurun waktu pemakaian tertentu.
3. Kotoran
Kotoran-kotoran berupa abu karbon, bercampur dengan minyak pelumas timbul gumpalan karbon
Interval Penggantian Oli Motor
Motor bensin : 5.000 – 10.000 km (tergantung oli motor yang digunakan) Motor Diesel : 3.000 – 6.000 km (tergantung oli motor yang digunakan)
Informasi
Tiap jenis oli motor yang diproduksi dari pabrik yang berlainan, masa pemakaian oli motor juga akan berbeda.
Pemakaian oli
Dinding silinder, cincin torak dan pengantar katup juga perlu dilumasi ! Akibatnya, sebagian kecil oli dapat masuk ruang bakar dan ikut terbakar. Kehilangan oli : 0,1 – 1 liter / 1000 km
Kehilangan oli : 0,2 – 2 liter / 1000 km
Alasan untuk pemakaian oli motor yang boros
1. Kelebihan oli dalam panci
Terjadi cipratan oleh poros engkol dikaburkan penghisapan melalui vebtilasi karter
40
2. Kebocoran keluar motor
Misal pada paking kepala silinder,sil-sil poros engkol, sakelar lampu isyarat dsb
3. Kebocoran menuju ruang bakar ( oli ikut terbakar )
Pada penghantar katup Pada cincin torak
Macam- macam sistem pelumasan
Sistem pelumasan pada sepeda motor terdiri dari 2 macam yaitu Sistem pelumasan untuk motor 2 langkah
Pada sistem pelumasan motor 2 langkah komponen mesin yang dilumasi terdiri dari dua kelompok besar, yaitu :
- Pelumasan untuk sistem transmisi dan kopling
- Pelumasan untuk poros engkol dan dinding silinder, yang terbagi menjadi beberapa macam yaitu:
Sistem pelumasan campur langsung
Sistem pelumasan jenis ini biasanya digunakan pada motor lama yaitu minyak pelumas langsung dicampurkan ke dalam tangki bahan bakar (bensin).
41 Cara kerja :
Oli engkol langsung dengan bahan bakar pada tangki, oli dan bahan bakar ikut aliran gas ke ruang engkol dan silinder dan melumasi bagian – bagian motor sebelum campuran tersebut terbakar.
Sifat – sifat :
Sistem pelumasan yang paling sederhana
Pemakaian oli boros, timbul polusi karena oli ikut terbakar Dipergunakan pada motor 2 Tak kecil
Menggunakan oli khusus 2 Tak yang bersifat mencampur baik dengan bensin
Perbandingan campuran
Prosentase oli 2 – 4% dari bensin per liter ( lihat spesifikasi )
Bensin
Oli
42
Sistem pelumasan terpisah
Sistem pelumasan motor 2 tak jenis ini, minyak pelumas di tempatkan pada tangki khusus (terpisah dengan tangki bensin) dan menggunakan pompa minyak pada saat mencampur.
Sistem pelumasan terpisah secara umum dibagi menjadi dua macam, yaitu: Sistem pelumasan Autolube
Gambar 2. 12 Sistem Pelumasan Auto Lube
Cara kerja: Oli dipompakan dari tangki oli oleh sebuah pompa oli menuju saluran masuk (intake manifold).
43 Sistem pelumasan CCI (crank Case Injection)
Cara kerja : Cara kerja seperti autolube tetapi dengan saluran oli tambahan ke banatalan poros engkol ( bercabang )
Sistem pelumasan ini dikembangkan untuk mengatasi kelemahan dari sistem pelumasan campur langsung, karena Besar aliran oli tergantung pada putaran mesin dan posisi katup gas
Sistem pelumasan terpisah mempunyai sifat – sifat Berdasarkan volume pemompaan diperoleh:
Makin cepat putaran, semakin banyak pemompaan
Makin terbuka katup gas, semakin panjang langkah pemompaan yang diperoleh antara posisi pembatas dan pengatur posisi gas
Keuntungan
Pelumasan sesuai untuk setiap tingkat perubahan tingkat kecepatan motor Pemakaian oli lebih ekonomis daripada pelumasan campur langsung
44
Perbandingan campuran oli dan mesin dapat diatur dengan menyetel pengatur posisi gas
Kerugian
Gangguan lebih banyak jika dibanding dengan pelumasan campuran pada tangki
Penyetelan yang mengakibatkan kerusakan pada motor
Jumlah oli dalam tangki oli harus selalu dikontrol sebab jika oli habis motor masih dapat hidup, tapi motor menjadi rusak karena panas dan gesekan akibat kekurangan oli
Pada pemakaiannya sistem pelumasan terpisah jenis auto lube banyak digunakan oleh Yamaha dan Kawasaki, sedangkan jenis CCI banyak digunakan Suzuki.
Kandungan yang dibutuhkan dalam oli mesin 2 Tak (langkah)
Sistem pelumasan mesin 2 langkah oil dimasukkan ke dalam pompa oli dan terbakar dalam proses, oli harus memiliki kandungan sebagai berikut : Tidak menghasilkan karbon bila oli terbakar, karena oli dibakar, akan
menyisakan karbon setelah pembakaran melekat pada piston, cylinder head, alur ring piston dan komponen lainnya, dan menimbulkan masalah pada mesin.
Ketahanan film oli, Piston, bersinggungan dengan dinding silinder pada putaran tinggi dan menerima pukulan kuat disetiap terjadi pembakaran disamping tekanan dan temperatur seputar 2000 C. Oli harus mampu menahan bahkan tidak menguap dalam kondisi seperti ini lapisan film tidak hilang.
Tidak menimbulkan polusi, karena Oli mengandung bahan tambahan untuk meningkatkan unjuk kerja. Bahan tambahan tersebut harus tidak
45 menimbulkan polusi pada saat terbakar karena gas buang akan terisap oleh lingkungan.
Kekentalan tidak berubah drastis karena temperature, pompa oli rnengatur jumlah suplai oli mesin berdasarkan kondisi pengendaraan. Sepeda motor dipergunakan baik di daerah dingin maupun panas jadi bila jumlah suplai oli tidak diukur dan disesuaikan dengan kondisi temperatur udara maka akan terjadi suplai oli menjadi berlebihan atau kekurangan yang akan menjadikan masalah terhadap mesin. ON harus memiliki induk kekentalan tinggi sehingga perubahan kekentalan akan sangat kecil dalam merespon temperatur.
Pelumasan pada Transmisi dan kopling
Seperti penjelasan sebelumnya pelumasan pada mesin 2 langkah, oli yang dipergunakan untuk pelumasan, transmisi dan kopling berbeda dengan oli untuk pelumasan silinder dan crankshaft.
Pelumasan gigi transmisi dilakukan dengan dua cara: mengaduk oli saat gigi-gigi berputar sehingga oli akan mencapai pada bagian-bagian yang memerlukan pelumasan seperti gigi transmisi, bearing, kopling dan komponen lainnya, atau dengan cara menggunakan pompa oli untuk menciptakan tekanan sehingga oli mencapai bagian-bagian yang memerlukan pelumasan. Dalam gambar menunjukkan saluran pelumasan dalam sistem pelumasan menggunakan pompa oli. Oli transmisi sebagaimana ,jenis oli lain, harus memiliki kemampuan menghambat keausan dan menyerapan panas untuk meningkatkan fungsi kopling.
Di daerah beriklim dingin saat mesin dihidupkan pengemudi menggunakan gigi rendah saat kendaraan mulai bergerak maju, kadang-kadang mesin mati, hal tersebut terjadi akibat oli yang melumasi transmisi bukan tipe yang sesuai.
46
Pelumasan motor 4 langkah
Berbeda dengan pelumasan motor 2 langkah, pada sistem pelumasan motor 4 langkah seluruh bagian-bagian dilumasi dengan satu jenis minyak pelumas.
Sifat-sifat yang menonjol
-
Pelumasan teratur dan merata-
Digunakan pada motor 4T dan diesel 2T-
Oli perlu diganti pada kurun waktu tertentuMisal: Motor otto setiap 4.000 Km - Motor Diesel setiap 3.000 Km
Pada jenis ini tempat oli (bak oli / karter beroda menjadi satu dengan mesin jenis ini digunakan pada semua mesin sepeda motor 4 Tak. Karena konstruksi lebih praktis dan pelumasan pada semua bagian mesin lebih merata (mesin, kopling, transmisi).
Cara kerja :
Oli yang berada di bak / karter dihisap oli pompa melalui saringan oli, yang selanjutnya oli akan ditekan dan disalurkan ke bagian – bagian mesin yang membutuhkan pelumasan, antara lain:
- Poros engkol dan kelengkapannya - Mekanisme katup dan kelengkapannya - Gigi – gigi persneling
- Kopling dan laian – lain
Macam-macam pelumasan mesin 4 tak
Pelumasan pada mesin 4 langkah dibagi menjadi:1. Pelumasan sistem percikkan
Metode ini minyak pelumas disimpan di dasar crankcase, kemudian diciduk dcngan adukan oli yang Aitcmpatkan pada ujung batang bcsar batang piston. Oli akan jatuh pada bagian-bagian yang mcmbutuhkan pelumasan. Sisitem ini adalah yang paling sederhana, tapi karena oli disiramkan tanpa menggunakan tekanan untuk menckan oil sampai bagian-bag ian terkecil maka sistem ini jarang dipergunakan pada sepeda motor.
47 2. Sistem pelumasan bertekanan
Sistem ini memerlukan tekanan oil jadi membutuhkan pompa oli untuk mensuplai oli ke bagian yang mernerlukan pelumasan. Pada sepeda motor sistem ini dibcdakan menjadi 2 jenis tergantung dari mekanisme pelumasan Dry sump dan Wet sump.
Sump berarti panci oil yang terdapat pada ruangan crankshaft.
1. Jenis Dry sump
Pada sistem ini. tangki oil terpisah (Jan mesin dan oil dialirkan ke bagian-bagian mesin melaiui pipa dengan bantuan pompa oli. Pada sistem Dry Sump bisa menggunakan satu atau dua pompa O i l (khusus untuk melalukan penyuplaian atau pengambilan oli.
48
2. Jenis W et sump
Dalam sistem ini tangki oli tidak dipisahkan sedangkan oli ditempatkan bagian bawah ruangan dalam mesin. Pompa oli memungkinkan oli ke berbagai bagian mesin.
Pelumasan dilakukan dengan satu dari dua cara: Ujung terbesar tangkai piston dilumasi lebih dulu kemudian oli disalurkan untuk melumasi dinding silinder bagian dalam dan ujung terkecil batang piston. Di bagian lain (seperti terlihat pada gambar) jet dipergunakan untuk menyalurkan oli untuk meningkatkan pelumasan (Jet digunakan pada sepeda motor besar Suzuki).
Gambar 2. 15 Sistem Pelumasan Jenis Wet Sump
Pengelompokan berdasarkan jenis saringan.
Pelumasan dengan tekanan (Force feed) pada mesin 4 langkah, dilengkapi dengan saringan oli, baik dengan tipe full flow atau tipe divertcr flow. Sebagian besar sepeda motor Suzuki 4 langkah menggunakan pelumasan sistem wet sump dengan jenis penyaringan full flow.
Sistem penyaringan jenis ini semua oli yang dialirkan oleh pompa oli disaring dengan saringan oli sebelum disuplai ke berbagar bagian, pada proses ini oli
49 akan mengalami pembersihan namun akan menimbulkan bahaya apabila saringan tersumbat. untuk menghindari hal tersebut dibuat lubang untuk menjaga bila filter tersumbat oli dapat disuplai melalui lubang tersebut tanpa melalui saringan oli. Penyaringan dengan sistem flow diverter oli sang dialirkan dari pompa oli disuplai langsung ke berbagai hagian mesin, yang hanya dilalui oli kemudian oli kembali ke bak oli. Ada sistem lain yaitu kombinasi dari dua sistem menjadi satu sistem.
Komponen Utama sistem pelumasan
Pompa Oli
Pompa oli berfungsi memompa minyak pelumas agar mengalir keseluruh bagian (komponen) mesin yang memelukan pelumasan, dimana pompa oli digerakkan langsung oleh putaran mesin itu sendiri (melalui poros engkol dengan perantara roda gigi).
Terdapat beberapa jenis pompa oli yang digunakan pada sistem pelumasan mesin 4 tak, yaitu:
- Jenis trachoid
Pada pompa rotari ( trochoid ) rotor luar dan dalam yang berada dalam bodi pompa memiliki jumlah gigi yang berbeda saling berkaitan secara eksentris. Sebuah gigi digerakkan oleh gigi penggerak yang ditempatkan di belakang kopling, memutar rotor dalam yang dihubungkan dengan as penggerak dan memutar rotor luar.
Pembagian oli ke masing-masing pemakai Saluran pelumasan
Sistem pelumasan seperti terlihat dalam gambar adalah tipe wet sump dengan penyaringan full flow.
Oli dalam bak mengalir mclalui saringan untuk menyaring kotoran sebelum dipompakan ke atas oleh pompa oli. Oil yang sudah dipompakan dari pompa
50
oli. dengan tckanan oli diatur oleh klep kemudian oli dialirkan ke saringan oli dimana kotoran-kotoran yang lebih lembut disaring.
Oli yang sudah disaring dialirkan ke penampungan oli yang tersedia dalam crankcase dan kemudian dialirkan untuk melumasi transmisi. kepala silinder