• Tidak ada hasil yang ditemukan

369314173 Bahan Bacaan Modul a Perawatan Berkala Mesin Sepeda Motor Profesional

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "369314173 Bahan Bacaan Modul a Perawatan Berkala Mesin Sepeda Motor Profesional"

Copied!
145
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Penulis

:

Drs. Agus Wahyudi, M.Eng., HP: 08125253825,

wahyudiagus2@gmail.com

Penelaah

:

Drs. Haryanto

Copyright  2016

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Otomotif dan Elektronika, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

(3)
(4)
(5)

i

KATA SAMBUTAN

Peran guru professional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan pendidikan yang berkualitas. Hal tersebut menjadikan guru sebagai komponen yang menjadi fokus perhatian pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut kompetensi guru. Pengembangan profesionalitas guru melalui program Guru Pembelajar (GP) merupakan upaya peningkatan kompetensi untuk semua guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan kompetensi guru telah dilakukan melalui uji kompetensi guru (UKG) nuntuk kompetensi pedagogik dan professional pada akhir tahun 2015. Hasil UKG menunjukkan peta kekuatan dan kelemahan kompetensi guru dalam penguasaan pengetahuan. Peta kompetensi guru tersebut dikelompokkan menjadi 10 (sepuluh) kelompok kompetensi. Tindak lanjut pelaksanaan UKG diwujudkan dalam bentuk pelatihan guru pasca UKG melalui program Guru Pembelajar. Tujuannya untuk meningkatkan kompetensi guru sebagai agen perubahan dan sumber belajar utama bagi peserta didik. Program Guru Pembelajar dilaksanakan melalui pola tatap muka, daring (online), dan campuran (blended) tatap muka dengan online.

(6)
(7)

iii

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1: MEKANISME KATUP ... 10

A. Tujuan ... 10

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 10

C. Uraian Materi ... 10

D. Aktivitas Pembelajaran ... 23

E. Latihan/Tugas ... 24

F. Rangkuman ... 24

G. Umpan Balik dan tindak lanjut ... 26

H. Kunci Jawaban ... 26

KEGIATAN PEMBELAJARAN 2: SISTEM PELUMASAN ... 28

A. Tujuan ... 28

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 28

C. Uraian Materi ... 28

D. Aktivitas Pembelajaran ... 53

E. Latihan/Tugas ... 54

F. Rangkuman ... 54

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 55

H. Kunci Jawaban ... 56

KEGIATAN PEMBELAJARAN 3: SISTEM PENDINGINAN... 58

A. Tujuan ... 58

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 58

C. Uraian Materi ... 58

D. Aktivitas Pembelajaran ... 72

E. Latihan/Tugas ... 73

F. Rangkuman ... 73

G. Umpan Balik dan tindak lanjut ... 75

H. Kunci Jawaban ... 75

KEGIATAN PEMBELEJARAN 4: SISTEM BAHAN BAKAR KARBURATOR .. 78

A. Tujuan ... 78

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 78

C. Uraian Materi ... 78

D. Aktivitas Pembelajaran ... 107

E. Latihan/Tugas ... 108

F. Rangkuman ... 108

G. Umpan Balik dan tindak lanjut ... 110

H. Kunci Jawaban ... 111

(8)

iv

A. Tujuan ... 114

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 114

C. Uraian Materi ... 114

D. Aktivitas Pembelajaran ... 124

E. Rangkuman ... 126

F Umpan Balik dan tindak lanjut ... 1277

PENUTUP ... 128

DAFTAR PUSTAKA ... 12929

(9)

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Konstruksi Mekanisme ... 11

Gambar 1. 2 Mekanisme Katup dengan Poros Cam di Bawah ... 11

Gambar 1. 3 Mekanisme KatupOHV ... 12

Gambar 1. 4 Mekanisme Katup Satu Poros Cam di Kepala ... 13

Gambar 1. 5 Mekanisme Katup Dua Poros Cam di Kepala ... 14

Gambar 1. 6 Komponen Katup ... 15

Gambar 1. 7 Poros Cam ... 16

Gambar 1. 8 Bagian Utama Poros Cam ... 17

Gambar 1. 9 Penggerak Poros Cam Jenis Rantai ... 18

Gambar 1. 10 Transioner Manual ... 19

Gambar 1. 11 Tensioner Tipe Otomatis ... 20

Gambar 1. 12 Tensioner Tipe Semi Otomatis ... 20

Gambar 1. 13 Tanda Piston Pada Posisi Top Kompresi ... 21

Gambar 1. 14 Tanda Kompresi pada Sprocket ... 22

Gambar 1. 15 Konstruksi Katup yang Disetel ... 22

Gambar 1. 16 Menyetel Celah Katup ... 23

Gambar 2. 2 Siklus Tribology ... 29

Gambar 2. 1 Gesekan Pada Dua Permukaan ... 29

Gambar 2. 3 Kontaminan yang Masuk ke Dalam Minyak Lumas ... 31

Gambar 2. 4 Oli yang Kualitasnya Menurun ... 32

Gambar 2. 5 Contoh Interval Suhu Operasional pada Salah Satu Mesin Otomotif ... 32

Gambar 2. 6 Minyak Pelumas Sebagai Perapat Antara Ring Piston dan Silinder ... 33

Gambar 2. 7 Ilustrasi Oli yang Murni yang Perlu Additive ... 33

Gambar 2. 8 Viscositas Minyak Dibandingkan dengan Temperatur ... 36

Gambar 2. 9 Rentang Temperatur Minyak Pelumas ... 37

Gambar 2. 10 Kebocoran Minyak Pelumas ke Ruang Bakar ... 40

(10)

vi

Gambar 2. 12 Sistem Pelumasan Auto Lube ... 42

Gambar 2. 13 Sistem Pelumasan CCI ... 43

Gambar 2. 14 Sistem Pelumasan Jenis Dry Sump ... 47

Gambar 2. 15 Sistem Pelumasan Jenis Wet Sump ... 48

Gambar 2. 16 Sistem Pelumasan Mesin 4 Langkah... 51

Gambar 3. 1 Pendingin dari Bahan Bakar yang Dihisap ... 59

Gambar 3. 2 Panas yang Dihasilkan dari Pembakaran Bahan Bakar ... 59

Gambar 3. 3 Aliran Panas pada Sirip Silinder ... 60

Gambar 3. 4 Aliran Udara Pada Mesin ... 61

Gambar 3. 5 Sistem Pendingin Udara Paksa ... 62

Gambar 3. 6 Sistem Pendingin Air DenganSirkulasi Tekanan ... 63

Gambar 3. 7 Prinsip Kerja Pompa Air ... 67

Gambar 3. 8 Arah Aliran Air Pendingin Radiator ... 68

Gambar 3. 9 Konstruksi Tutup Radiator ... 69

Gambar 3. 10 Tutup Radiator ... 70

Gambar 3. 11 Kondisi Tutup Radiator ... 71

Gambar 3. 12 Mencuci Radiator ... 71

Gambar 3. 13 Pemasangan Pengetes pada Tutup Radiator ... 72

Gambar 4. 1 BaganSistem Aliran Bahan Bakar ... 79

Gambar 4. 2 Tangki Bahan Bakar ... 80

Gambar 4. 3 Tangki Bensin Baja ... 81

Gambar 4. 4 Tangki Bensin Alumunium ... 81

Gambar 4. 5 Posisi Tutup Tangki ... 82

Gambar 4. 6 Konstruksi Tutup Tangki ... 82

Gambar 4. 7 Tutup Tangki Tipe Breather Pipe ... 83

Gambar 4. 8 Tutup Tangki Tipe Normal ... 83

Gambar 4. 9 Tutup Tangki Check Valve ... 84

Gambar 4. 10 Posisi Filler Tube ... 85

Gambar 4. 12 Kran Bahan Bakar Tipe Vakum ... 86

Gambar 4. 11 Kran Bahan Bakar Tipe Mekanis (a) Flat Seal: (b) Coned Seal .... 86

Gambar 4. 13 Prinsip Pengabutan ... 88

(11)

vii

Gambar 4. 15 Karburator Variabel Venturi ... 90

Gambar 4. 16 Karburator Venturi Tetap Butterfly Throttle Valve ... 90

Gambar 4. 17 Karburator Piston Valve Variabel Venturi ... 91

Gambar 4. 18 Karburator Tipe Horisontal Draft atau Side Draft ... 91

Gambar 4. 19 Karburator Tipe Down Draft ... 92

Gambar 4. 20 Prinsip Pencampuran ... 93

Gambar 4. 21 Prinsip Pencampuran Dengan Tekanan ... 93

Gambar 4. 22 KetikaPutaran Stasioner ... 94

Gambar 4. 23 Ketika Putaran Menengah ... 95

Gambar 4. 24 Ketika Putaran Tinggi ... 95

Gambar 4. 25 Konstruksi Karburator ... 97

Gambar 4. 26 Sistem Pelampung ... 97

Gambar 4. 27 Sistem Utama ... 98

Gambar 4. 28 Sistem Idel ... 98

Gambar 4. 29 Sistem Awalan (Choke) ... 99

Gambar 4. 30 Sistem Choke Bekerja... 99

Gambar 4. 31 Konstruksi Karburator Vakum Konstan (Venturi Variabel) ... 100

Gambar 4. 32 Konstruksi Sistem Pengaya ... 101

Gambar 4. 33 Cara Kerja Sistem Pengaya ... 102

Gambar 4. 34 Pemeriksaan Ketinggian Pelampung ... 105

Gambar 4. 35 Pemeriksaan Ketinggian Bahan Bakar ... 105

Gambar 5. 1 Grafik Konsentrasi CO dan CO2 ... 118

Gambar 5. 2 Pengaruh temperature terhadap NOx ... 119

Gambar 5. 3 CO Versus Perbandingan Udara dan Bahan Bakar ... 120

Gambar 5. 4 HC Versus Perbandingan Udara dan Bahan Bakar ... 121

Gambar 5. 5 NOx versus Perbandingan Udara dan Bahan Bakar ... 122

Gambar 5. 6 Instalasi Pengukuran Gas Buang ... 124

Gambar 5. 7 Pemasangan Ujung Alat Ukur ... 124

(12)
(13)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Indikator Ketercapaian Kompetensi ... 4

Tabel 2. 1Standar Viscositas ... 36

Tabel 2. 2 Penggunaan Oli untuk Mesin Bensin ... 38

(14)
(15)
(16)

2

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Modul Diklat PKB Guru Paket Keahlian Teknik Sepeda Motor Grade 1 ini berisikan materi tentang Perawatan berkala Mesin Sepeda Motor . Materi yang ada dirangcang untuk dapat memenuhi tuntutan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dari Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat dalam Standar Kompetensi Guru Profesional (SKG) bagi guru paket keahlian Teknik Sepeda Motor.

Penjelasan materi dalam modul ini dilengkapi dengan gambar-gambar teknik sepeda motor sehingga guru pembelajar akan mudah untuk memahami informasi yang tersaji dalam modul. Oleh karena pembelajaran keterampilan dalam bidang teknik otomotif sebagian besar sangat memiliki resiko keselamatan kerja bagi peralatan, bahan maupun manusianya, maka guru pembelajar harus berhati-hati dalam aktifitas pembelajarannya.

Dalam mempelajari materi “Pengetahuan”, pembelajar diharapkan membaca uraian materi dalam modul dengan runtut dan bertahap sampai tuntas, mengerjakan latihan atau tugas, mengerjakan evaluasi mandiri sebagai umpan balik dan selanjutnya memperbaiki kembali belajar dari awal jika hasil belajar belum tuntas. Sebelum materi tertentu telah dipelajari dengan tuntas, maka tidak diperkenankan mempelajari materi berikutnya.

(17)

3 Aktifitas pembelajaran “keterampilan” terkait dengan materi sepeda motor, khusus tentang materi ini, maka aspek sangat penting yang perlu diperhatikan adalah Keselamatan Kerja, baik yang menyangkut orang, peralatan dan bahan yang digunakan serta lingkungan belajar. Diharapkan pembelajar mengidentifikasi terlebih dahulu potensi kecelakaan, kerusakan, kebakaran dan sebagainya yang mungkin bisa terjadi. Dengan demikian pembelajar akan dapat mengantisipasi dan melaksanakan pembelajaran “Keterampilan” dengan baik dan aman. Ketuntasan pembelajaran “Keterampilan” adalah jika pembelajar dapat melaksanakan materi keterampilan tertentu dengan hasil baik dan tepat waktu. Oleh karena itu diperlukan latihan keterampilan yang berulang-ulang untuk mencapai ketuntasan keterampilan tersebut.

B. Tujuan

Melalui proses pembelajaran mandiri dan diskusi dengan sumber belajar utama modul ini, diharapkan guru pembelajar mampu merawat secara berkala mesin sepedamotor yang meliputi:

 mekanisme katub dan cara penyetelannya  sistem pelumasan mesin

 sistem pendinginan mesin  Prinsip kerja sistem bahan bakar

 Menyetel campuran bahan bakar dan udara pada karburator  Pengukuran emisi gas buang

C. Peta Kompetensi

PETA KOMPETENSI DIKLAT PKB

Bidang Keahlian : Teknologi dan Rekayasa

Jenjang Sekolah : SMK

(18)

4

Tabel 1 Indikator Ketercapaian Kompetensi

Kelomp

Menelaah secara umum jenis mekanisme katub Menyetel celah katub

Menelaah secara umum sistem pelumasan sesuai kebutuhan mesin

Mengganti saringan oli dan oli

Menelaah secara umum sistem pendinginan Memeriksa kondisi sistem pendingin

Memeriksa kinerja tutup radiator

Menelaah prinsip kerja sistem bahan bakar Menyetel campuran bahan bakar dan udara pada karburator

Menyetel putaran stasioner mesin sesuai spesifikasi Menelaah emisi gas buang.

Melakukan perbaikan ringan sistem kelistrikan

C

Menelaah secara umum sistem rem Memeriksa minyak rem

Menyetel clearance tuas rem

Menelaah secara umum prinsip kerja sistem kopling Menyetel kerengangan kopling

Mendiskripsikan sistem kemudi dan suspensi Merawat sistem kemudi dan suspensi

D Perawatan berkala chasis

Menelaah Roda

(19)

5 dan sistem

pemindah tenaga step 2

Menyetel rantai penggerak roda belakang

Mendiskripsikan secara umum prinsip kerja transmisi atomatis

Memeriksa komponen sistem transmisi otomatis

E

Mendiskripsikan sistem pengaliran bahan bakar EMS Mendiskripsikan sistem control kelistrikan secara umum

Memeriksa komponen sistem pengaliran bahan bakar

Mendiagnosa kerusakan yang terjadi pada kepala silinder

Mendiagnosa kerusakan mekanisme katup Menyekeur katub

Menelaah konstruksi blok silinder Mendiagnosa kerusakan blok silinder Memperbaiki kerusakan pada blok silinder Menelaah konstruksi piston

Mendiagnosa kerusakan piston Memperbaiki kerusakan pada piston Menelaah sistem pelumasan

Mendiagnosa kerusakan sistem pelumasan Memperbaiki kerusakan pada sistem pelumasan

G

Perbaikan Mesin Sepeda motor step 2

Menelaah sistem pendingin

Mendiagnosa kerusakan pada sistem pendingin Memperbaiki kerusakan pada sistem pendingin Menelaah sistem aliran bahan bakar karburator Mendiagnosa kerusakan yang terjadi pada karburator

Memperbaiki gangguan pada karburator Menelaah sistem pengapian.

(20)

6

Memperbaiki kerusakan pada sistem pengapian

H

Mendiagnosa kerusakan pada sistem penerangan. Mendiagnosa kerusakan pada sistem sinyal (tanda) Memperbaiki kerusakan yang terjadi pada sistem penerangan

Memperbaiki kerusakan yang terjadi pada sistem sinyal (tanda) Memperbaiki Sistem starter electric

I

Mendiagnosa kerusakan pada sistem suspensi Memperbaiki kerusakan pada sistem suspensi Menelaah sistem rem konvensional dan rem ABS Mendiagnosa kerusakan rem konvensional (rem mekanik dan hidrolik)

Mendiagnosa kerusakan rem ABS

Memperbaiki kerusakan sistem rem konvensional (rem mekanik dan hidrolik)

Memperbaiki kerusakan sistem rem ABS Menelaah sistem kopling

Mendiagnosa kerusakan pada sistem kopling Memperbaiki kerusakan sistem kopling Menelaah sistem transmisi

Mendiagnosa kerusakan komponen sistem transmisi memperbaiki kerusakan transmisi manual

J Pemeliharaan EMS (engine

Menelaah sistem injeksi bensin

(21)

7

D. Ruang Lingkup

Pada modul ini, ruang lingkup materi meliputi :  Mekanisme katup

 Sistem Pelumasan  Sistem Pendinginan  Sistem Karburator

 Emisi Gas Buang Kendaraan

E. Saran Cara Penggunaan Modul

Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal, dalam menggunakan modul ini maka langkah-langkah yang perlu dilaksanakan antara lain :

a. Bacalah dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada masing-masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang jelas, peserta diklat dapat bertanya pada guru atau instruktur pengampu kegiatan belajar. b. Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui seberapa besar

pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi-materi yang dibahas dalam setiap kegiatan belajar.

c. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktik, perhatikanlah hal-hal berikut ini :

A) Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku. B) Pahami setiap langkah kerja (prosedur praktikum) denganbaik.

C) Sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi (tentukan) peralatan dan bahan yang diperlukan dengan cermat.

D) Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar.

E) Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula Management

System) sepeda motor

bakar bensin

(22)

8

(23)
(24)

10

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1: MEKANISME

KATUP

A. Tujuan

Melalui belajar mandiri dan diskusi kelompok peserta diklat mampu melakukan telaah mekanisme katup dan melakukan penyetelan katup sesuai dengan spesifikasi.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Setelah mempelajari materi ini, peserta diklat mampu: 1. Menelaah secara umum jenis mekanisme katu 2. Menyetel celah katub

C. Uraian Materi

Fungsi

Mekanisme katup hanya terdapat pada jenis motor 4 langkah dimana berdasarkan konstruksinya terdapat dua jenis katup yaitu katup masuk dan katup buang. Fungsi dari mekanisme katup adalah mengatur pemasukan gas baru ke dalam silinder dan mengatur pengeluaran gas bekas pembakaran keluar silinder.

Konstruksi

Setiap silinder dilengkapi dengan dua jenis katup yaitu katup masuk dan katup buang. Pembukaan dan penutupan kedua katup ini diatur dengan sebuah poros yang disebut poros cam (camshaft).

(25)

11 Gambar 1. 1 Konstruksi Mekanisme

Konstruksi mekanisme katup terdiri dari berbagi jenis, antara lain mekanisme katup dengan poros cam di bawah dekat dengan poros engkol

Gambar 1. 2 Mekanisme Katup dengan Poros Cam di Bawah

(26)

12

Konstruksi jenis ini mempunyai keuntungan:

 Dalam proses bekerjanya tidak banyak menimbulkan suara (noise) berisik  Konstruksi sederhana

 Ukuran mesin relative pendek motor menjadi pendek Namun juga mempunyai kekurangan yaitu:

Bentuk ruang bakar kurang menguntungkan sehingga relative lebih besar, akibatnya tekanan kompresi relative lebih rendah

Penyetelan celah katup sulit

Mekanisme katup dengan Katup di kepala silinder (Over Head Valve)

Gambar 1. 3 Mekanisme KatupOHV

Konstruksi mekanisme katup jenis OHV yaitu

Katupnya menggantung

Poros kam terletak di bawah

(27)

13 Keuntungan

Bentuk ruang bakar baik Kerugian

Banyak bagian-bagian yang bergerak kelembaman massa besar tidak ideal untuk putaran tinggi

Mekanisme katup dengan poros kam di atas

Satu poros kam di kepala (Over Head Camshaft)

Mekanisme katup dengan satu poros kam di atas dikenal dengan istilah OHV (Over Head Camshaft ), Konstruksi mekanisme katup OHV di buat bahawa poros kam yang digerakkan oleh poros engkol melalui rantai akan langsung menekan penekat katup selanjutnya penekan katup akan menekan katup sehingga katup akan terbuka.

Gambar 1. 4 Mekanisme Katup Satu Poros Cam di Kepala

Keuntungan

Sedikit bagian-bagian yang bergerak

(28)

14 Kerugian

Konstruksi motor menjadi relative lebih rumit karena ada mekanisme poros penekan katup di dekat poros cam

Dua poros kam di kepala (Double Over Head Camsaft)

Konstruksi mekanisme katup jenis ini poros kam dipasang agar bisa langsung menggerakkan mangkok penumbuk (tapet) katup seperti terlihat pada gambar di bawah

Gambar 1. 5 Mekanisme Katup Dua Poros Cam di Kepala

DOHC adalah sistem poros ganda di kepala silinder. Fungsi DOHC sama dengan SOHC, bedanya terletak pada banyaknya poros cam tersebut. Pada DOHC jumlah poros camnya dua, sedangkan pada SOHC hanya satu. Pada tipe ini ada yang memakai rocker arm ada juga yang tidak ada. katup masuk dan katup buang dioperasikan tersendiri oleh dua buah cam. Tipe DOHC yang memakai rocker arm alasannya untuk mempermudah penyetelan kelonggaran katup dan merubah langkah buka katup.

Keuntungan

Bentuk ruang bakar baik

Susunan katup-katup menguntungkan ( bentuk V )

(29)

15 Kerugian

Konsrtuksi mahal, lebih berat

Penyetelan celah katup lebih sulit

Komponen-Komponen Utama Mekanisme Katup Katub

Katup adalah salah satu komponen mekanisme katup yang berfungsi membuka dan saluran, baik saluran masuk (disebut katup masuk) maupun saluran buang (disebut katup buang).

Secara umum komponen katup seperti terlihat pada gambar di bawah:

Gambar 1. 6 Komponen Katup

Keterangan nama bagian

Valve spring retainer lock adalah komponen yang berfungsi mengunci/menahan ring penahan katup agar pegas katup dan katup tidak terlepas.

(30)

16

Valve stem seal disebut juga sil katup yang berfungsi sebagai penahan cairan minyak pelumas agar tidak masuk kedalam ruang bakar.

Valve spring atau pegas katup berfungsi untuk mengembalikan kedudukan katup seperti semula.

Valve spring seat berfungsi sebagai dudukan pegas katup agar posisi pegas tidak berubah pada saat bekerja.

Poros Kam

Poros cam adalah komponen mekanisme katup yang terdiri dari beberapa tonjolan yang berfungsi sebagai penggerak katup baik secara langsung atau melalui rosker arm.

Gambar 1. 7 Poros Cam

Letak poros kam

(31)

17 Bagian bagian cam

Gambar 1. 8 Bagian Utama Poros Cam

Keterangan :

1. Bidang buka 2. Bidang tutup h. Tinggi angkat kam d. Diameter lingkaran dasar

Bentuk kam mempengaruhi :

 Saat katup mulai membuka  Saat katup menutup

(32)

18

Penggerak poros kam

Jarak antara poros kam dengan poros engkol bisa panjang, poros kam dapat terletak diatas kepala silinder (type SOHC dan DOHC) dan di bawah (type OHV), sehingga semua mesin baik type SOHC dan DOHC maupun type OHV

menggunakan perantara untuk memutar poros kam antara lain menggunakan roda gigi, sabuk bergigi atau rantai.

Penggerak poros kam yang umum digunakan pada sepeda motor adalah penggerak jenis rantai, seperti terlihat pada gambar di bawah:

Gambar 1. 9 Penggerak Poros Cam Jenis Rantai Roda gigi poros engkol Poros tuas katup

Tuas katup

Roda gigi poros kam

tekanan oli

Pegas

Tensioner

Rantai

(33)

19 Pada rantai penggerak kam di pasang tensioner, yang berfungsi agar rantai tidak kendor (mempunyai kekencangan tertentu) sehingga tidak mudah lepas dari roda giginya ketika sedang bekerja. Karena jika kekencangan rantai berubah akan berpengaruh pada valve timing sehingga akan mempengaruhi efisiensi volumetric ruang bakar disamping itu juga jika kendor akan menimbulkan suara berisik (noise).

Pada umumnya tensioner yang digunakan terdiri dari tiga type yaitu: a. Tipe setelan manual (manual adjustment)

Type penyetelan manual memerlukan penyetelan kekencangan secara berkala. Cara penyetelannya dengan cara menekan batang penekan, lihat gambar

Gambar 1. 10 Transioner Manual

b. Tipe setelan otomatis (automatic adjustment)

(34)

20

Gambar 1. 11 Tensioner Tipe Otomatis

c. Tipe semi otomatis (semi automatic adjustment)

Tensioner tipe ini mirip seperti tipe otomatis, tetapi jika akan akan melakukan penyetelan harus mengendorkan baut pengunci secara manual, selanjutnya batang penekan tensioner akan menekan secara otomatis karena dorongan pegas di dalamnya.

(35)

21 Menyetel katup

Menyetel katup adalah istilah umum yang digunakan untuk pekerjaan melakukan penyetelan kerenggangan (celah ) antara katup dengan penekan katup.

Celah katup ini akan berubah seiring dengan waktu pemakaian mesin, karena ketika mesin berkerja bagian-bagian yang bergerak antara lain katup dan mekanismenya akan mengalami keausan akibat gesekan dengan komponen lain. Perubahan celah katup ini tentu saja akan mempengaruhi kinerja mesin karena akan mempengaruhi efisiensi volumetric silinder, sehingga pekerjaan menyetel katup menjadi sangat penting bagi mesin demi mempertahankan kinerja mesin Penyetelan katup dilakukan secara periodic sesuai dengan karakteristik mesin, adapun langkah-langkah penyetelan katup adalah sebagai berikut:

Membuka tutup katup dan tutup magnet

Memutar poros engkol searah putaran mesin, menepatkan poros engkol pada sehingga piston pada posisi top (akhir langkah kompresi), dengan memeriksa tanda “T” pada roda gaya magnet tepat pada garis penyesuai pada rumah magnet dan kedua katup pada posisi tidak tertekan/bebas.

Gambar 1. 13 Tanda Piston Pada Posisi Top Kompresi

(36)

22

Memeriksa/menyetel celah katup dengan feeler gauge, alat penyetel katup dan kunci ring. Penyetelan dilakukan dengan terlebih dahulu mengendorkan mur pengikat baut penyetel (penekan) katup,menggunakan kunci ring, kemudian memasang feeler gauge dan memutar sekrup penyetel dengan menggunakan kunci penyetel. Setelah dirasa setelan tepat, tahan sekrup penyetel dan kencangkan mur pengikatnya. Penyetelan celah katup tepat apabila saat feeler gauge ditarik terasa agak seret namun tidak sampai tergores.

Gambar 1. 14 Tanda Kompresi pada Sprocket

(37)

23

D. Aktivitas Pembelajaran

Strategi Pelatihan

Belajar dalam suatu sistem berdasarkan Kompetensi, berbeda dengan sistem yang menggunakan cara klasikal saja. Pada sistem ini peserta diklat akan bertanggung jawab terhadap belajarnya sendiri, artinya bahwa peserta diklat perlu merencanakan belajarnya kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana yang telah dibuat.

Persiapan/perencanaan

a. Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar. b. Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca.

c. Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki.

d. Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan yang sudah diperoleh.

(38)

24

Permulaan dari proses pembelajaran

a. Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik yang terdapat pada tahap belajar.

b. Merevisi dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan pengetahuan Anda.

Implementasi

a. Menerapkan pelatihan kerja yang aman.

b. Mengamati indikator kemajuan personal melalui kegiatan praktik. c. Mempraktikkan keterampilan baru yang telah diperoleh.

E. Latihan/Tugas

a. Jelaskan fungsi mekanisme katup b. Jelaskan fungsi valve stem seal

c. Berdasarkan konstruksinya, jelaskan perbedaan OHV dan OHC d. Apa tujuan dilakukan penyetelan katup

Lakukan pekerjaan menyetel katup sesuai dengan SOP Catatan keselamatan kerja:

 Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku  Pahami dahulu prosedur langkah kerja dengan baik

 Sebelum melakukan praktik tentukan peralatan yang akan digunakan  Gunakan peralatan sesuai dengan fungsinya

 Jika terdapat hal yang kurang jelas, tanyakan kepada instruktur

F. Rangkuman

 Fungsi dari mekanisme katup adalah mengatur pemasukan gas baru ke dalam silinder dan mengatur pengeluaran gas bekas pembakaran keluar silinder.

 Konstruksi mekanisme katup terdiri dari berbagi jenis, antara lain:  Mekanisme katup dengan poros cam di bawah

(39)

25  Tipe SOHC (Singel Over Head Camshaft): poros nok (camshaft) hanya

satu berada di atas ruang bakar. Keuntungan

Sedikit bagian-bagian yang bergerak

Kelembaman massa kecil, baik untuk putaran tinggi

Kerugian

 Konstruksi motor menjadi relative lebih rumit karena ada mekanisme poros penekan katup di dekat poros cam

 Tipe DOHC (Double Over Head Camshaft): terdapat dua poros nok (camshaft) yaitu satu untuk menggerakan katup masuk dan lainnya menggerakkan katup buang.

Keuntungan

Bentuk ruang bakar baik

Susunan katup-katup menguntungkan ( bentuk V )

Kelembaman massa paling kecil, baik untuk putaran tinggi

Kerugian

Konsrtuksi mahal, lebih berat

Penyetelan celah katup lebih sulit

 Komponen utama mekanisme katup adalah sebagai berikut

 Katup berfungsi membuka dan saluran, baik saluran masuk (disebut katup masuk) maupun saluran buang (disebut katup buang).

 Poros cam berfungsi sebagai penggerak katup baik secara langsung atau melalui rosker arm.

 Rantai penggerak poros kam yang umum digunakan pada sepeda motor adalah penggerak jenis rantai, pada pergerakannya rantai penggerak perlu diberi peralatan tambahan yang berfungsi sebagai penahan kekencangan rantai agar tidak mudah lepas yaitu yang disebut tensioner, dimana ada beberapa jenis tensioner antaralain

(40)

26

 Tipe setelan otomatis (automatic adjustment)

 Tipe semi otomatis (semi automatic adjustment)

 Untuk mengembalikan performa mesin terkait efisiensi volumetric pada ruang bakar, perlu dilakukan pekerjaan menyetel katup, karena pada pemakaiannya kerenggangan katup bisa berubah akibat adanya keausan.

G. Umpan Balik dan tindak lanjut

Pada bagian umpan balik dan tindak lanjut peserta diklat secara jujur harus mampu menilai kemampuan diri sendiri seperti yang tertera pada tabel di bawah:

No Pernyataan Ya Tidak

1 Saya dapat menjelaskan fungsi mekanisme katup 2 Saya dapat menjelaskan komponen mekanisme katup 3 Saya dapat menjelaskan cara kerja mekanisme katup

4 Saya dapat menjelaskan fungsi komponen mekanisme katup 5 Saya dapat menjelaskan jenis mekanisme katup

6 Saya dapat menjelaskan cirri-ciri jenis mekanisme katup 7 Saya dapat menjelaskan cara kerja mekanisme katup 8 Saya dapat menjelaskan langkah pemeriksaan celah katup 9 Saya dapat menjelaskan langkah penyetelan katup

10 Saya dapat menyetel celah katup sesuai spesifikasi

Jika semua pernyataan diatas dijawab dengan ya berarti peserta bisa melanjutkan mempelajari materi berikutnya

H. Kunci Jawaban

1. Fungsi dari mekanisme katup adalah mengatur pemasukan gas baru ke dalam silinder dan mengatur pengeluaran gas bekas pembakaran keluar silinder

2. Valve stem seal disebut juga sil katup yang berfungsi sebagai penahan cairan minyak pelumas agar tidak masuk kedalam ruang bakar

(41)

27 4. Untuk mengembalikan performa mesin terkait efisiensi volumetric pada ruang

(42)

28

KEGIATAN PEMBELAJARAN 2: SISTEM

PELUMASAN

A. Tujuan

Melalui belajar mandiri dan diskusi kelompok peserta diklat mampu melakukan telaah sistem pelumasan dan melakukan praktek penyetelan pompa oli sesuai dengan spesifikasi.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Setelah mempelajari materi ini, peserta diklat mampu:

1. Menelaah secara umum sistem pelumasan sesuai kebutuhan mesin

2. Mengganti saringan oli dan oli

C. Uraian Materi

Fungsi sistem pelumasan

Mengurangi gesekan

Gesekan adalah Tenaga yang menghambat yang terjadi diantara permukaan dua benda yang bergerak dan relatif keduanya saling menahan gerakan.

Pelumas adalah benda yang sesuai untuk mengurangi gesekan yang dapat menimbulkan keausan pada permukaan kedua benda tersebut.

(43)

29 Permukaan logam tidak rata (mulus) jika dilihat dengan pembesaran ratusan kali dan terdapat banyak asperities penyebab gesekan.

Dampak yang timbul akibat gesekan, yaitu: - Keausan (wear)

- Panas (heat)

- Suara bising (noise)

Gambar 2. 2 Siklus Tribology

Tribologi adalah ilmu yang mempelajari tentang gesekan – keausan – pelumas, dengan tujuan mengembangkan performa pelumas yang diperlukan untuk meminimalisir dampak keausan akibat terjadinya gesekan.

Panas yang timbul akibat gesekan akan terbawa sebagian oleh sirkulasi pelumas di dalam mesin, sehingga dampak kerusakan akibat overheating akan terhindari.

(44)

30

Akibat terlapisinya permukaan dan juga berfungsi sebagai bantalan antara logam, maka dampak suara bising logam-logam bergesekan akan berkurang. Seperti saat kita yang sedang menyerut es seperti tukan es, terdengar suara gesekan yang cukup mengganggu. Bayangkan jika yang bergesekan adalah 2 buah besi.

Menjaga kebersihan mesin

Jika noda di baju harus dihilangkan dengan detergen, minyak lumas pun harus mengandung aditif detergen (detergent).

Di dalam mesin, aditif ini berfungsi untuk:

 Mengendalikan pembentukan deposit yang disebabkan oleh Thermo-oxidative degradation.

 Mencegah terjadinya penggumpalan kontaminan.

 Mencegah penguapan oli pada permukaan logam panas.

Selain aditif detergen, minyak lumas juga mengandung aditif dispersant yang berfungsi untuk:

 Mencegah terjadinya low-temperature thickening dengan cara disperse (mencegah terjadinya pengendapan) komponen insoluble (seperti sludge), dan mencegah penggumpalan dan penguapan pada permukaan logam yang tidak bergerak.

 Bersinergi dengan detergen dalam mengendalikan deposit suhu tinggi.

 Aktif dalam mengendalikan pembentukan soot di dalam mesin diesel sehingga mengendalikan pengaruh negatif pada peningkatan viskositas (pengentalan, jelly).

(45)

31 Gambar 2. 3 Kontaminan yang Masuk ke Dalam Minyak Lumas

Degradasi minyak lumas/penurunan kualitas minyak lumas

Pada pemakaiannya kualitas minyak pelumas dapat berubah turun, adapun faktor penyebabnya, antara lain adalah

1. Kondisi ekstrem

 Overheating – panas berlebih (produk oksidasi, penurunan kualitas, dan lainnya)

 Overload – beban berlebih (merusak struktur kimia)

2. Kontaminan

 Eksternal (debu, uap air, udara fuel, dll)  Internal (metal keausan, dll)

Akibat Degradasi akan menimbulkan:

 Minyak lumas menjadi lebih kental atau lebih encer  Minyak lumas menjadi lebih hitam atau lebih pekat

(46)

32

Gambar 2. 4 Oli yang Kualitasnya Menurun

Mendinginkan

Panas pada permukaan logam akibat proses pembakaran dan gesekan akan terbawa sebagian oleh aliran sirkulasi minyak lumas sehingga mesin tidak overheating.

Bagian mesin yang terserap panasnya antara lain: bearing, piston, valve, dan chamshaft.

(47)

33  Merapatkan antar komponen

Untuk menyumbat dengan baik rongga-rongga yang terdapat pada dua komponen yang bergerak, misalnya pada cincin-cincin torak dengan dinding silinder, sehingga tekanan kompresi relative terjaga seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 2. 6 Minyak Pelumas Sebagai Perapat Antara Ring Piston dan Silinder

Komposisi minyak pelumas mesin otomotif

Secara umum, minyak pelumas mesin kendaraan (otomotif), terdiri dari :  Minyak pelumas yang diproses dari minyak mentah (Base oil)

 Bahan tambahan yang meningkatkan kemampuan minyak pelumas (Additive)

Bahan-bahan tambahan (Additive)

(48)

34

Pada uraian sebelumnya bahan tambah (Additive) diberikan dalam rangkah fungsinya sebagai pembersih, Namun juga minyak pelumas murni tidak dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan mesinr. Oleh karena itu ditambah zat-zat yang memperbaiki prestasinya antara lain:

Anti karat

Untuk melindungi motor dari korosi

Detergen

Untuk melepas kerak-kerak sisa pembakaran

Anti oksidasi ( elindung hangus) Untuk memperpanjang umur oli

Penahan tekanan tinggi

Untuk mencegah lapisan oli menjadi pecah akibat tekanan tinggi

Pengental

Untuk menahan oli menjadi encer akibat suhu yang tinggi

Jenis pelumas berdasarkan bentuk

1. Pelumas cair

Pelumas jenis ini disebut juga sebagai minyak lumas yang paling banyak digunakan pada beberapa sektor, antara lain:

 Minyak lumas otomotif: untuk mesin bensin dan diesel, roda gigi, transmisi dan power steering

 Minyak lumas marine: Cylinder oil, Trunk piston oil, System oil

 Minyak lumas industri: Turbine oil, Hydraulic oil, Compressor oil, Refrigerator oil, Industrial gear oil, Machine tools oil

(49)

35  Regular-grade lubricating oils: Electric insulation, Process oil, Machine oil,

Flushing oil.

2. Pelumas semi-padat

Pelumas semi-padat, biasa disebut gemuk atau grease merupakan campuran zat pengental dan pelumas. Zat pengental yang biasa digunakan antara lain sabun logam, lempung, silicon, black-carbon, PTPE (polytetrafluoroethyle). PTPE ini digunakan apabila sistem pelumasan cair tidak mungkin diterapkan.

3. Pelumas padat

Grafit, molybdenum disulfide digunakan apabila minyak lumas cair tidak dapat memenuhi syarat seperti temperature sangat tinggi/sangat rendah, kondisi vakum yang tinggi, apabila nuklir, pembebanan ekstrim, lingkungan yang reaktif).  Klasifikasi minyak pelumas

Klasifikasi minyak pelumas mengacu pada dua standar internasional yaitu:

Standar untuk kekentalan (viscositas)

Standar kekentalan (viscositas) menggunakan Society of Automotive Engineering

(SAE), dimana pada standar SAE ini meskipun banyak persyaratan yang dibutuhkan, minyak pelumas dengan kekentalan yang tinggi dapat menghasilkan

oil film yang tebal di atas permukaan logam sehingga memiliki kemampuan untuk memikul beban yang relative besar, namum pada sisi lain minyak pelumas yang terlalu tinggi viscositasnya akan mengakibatkan semakin besarnya gesekan internal pada minyak pelumas sehingga meningkatkan hambatan-hambatan yang pada akhirnya akan mengurangi tenaga mesin

(50)

36

Tabel 2. 1Standar Viscositas

namun ada juga yang menggunakan dua batas indeks angka, minyak pelumas jenis ini disebut dengan multigrade.

Minyak pelumas ini muncul untuk mengatasi perubahan viscositasnya akibat kenaikan temperature pada pemakaiannya, yaitu semakin panas viscositas minyak akan makin encer, maka untuk mengatasi hal ini minyak pelumas diberi zat tambah untuk mempertahankan viscositasnya.

Contoh SAE 30W-50 artinya huruf singkatan dari Winter (dingin) jika pada suhu dingin, indeks angka kekentalan minyak pelumas 30 (encer) tetapi jika suhunya makin panas indeks angka kekentalan minyak pelumas 50. Sehingga dapat dilustrasikan seperti gambar dibawah ini:

Gambar 2. 8 Viscositas Minyak Dibandingkan dengan Temperatur

Indeks Keterangan

SAE 10

SAE 20 Encer sekali, digunakan untuk sistem hidrolis SAE 30

SAE 40 Umumnya digunakan untuk kendaraan

(51)

37 Dengan kata lain minyak pelumas multigrade mempunyai rentang kerja dengan temperature yang lebih panjang jika dibangdingkan dengan minyak pelumas single grade.

Gambar 2. 9 Rentang Temperatur Minyak Pelumas

Standar untuk mutu (kualitas).

Standar mutu (kualitas) minyak pelumas menggunakan API (American Petroleum Institute) dimana kualitasnya dan pemakaiannya tidak ditulis dalam indeks angka tetapi dalam bentuk huruf, yaitu :

Huruf S (digunakan untuk mesin berbahan bakar bensin

Huruf C (digunakan untuk mesin diesel), kemudian huruf kedua menyatakan tingkatan kualitasnya.

Contoh:

Mesin bensin : API SD………….API SJ makin kekanan kualiasnya makin bagus Mesin Diesel : API CD………….API CF makin kekanan kualiasnya makin bagus

(52)

38

Tabel 2. 2 Penggunaan Oli untuk Mesin Bensin

Indeks Keterangan

SA...

SD Tugas ringan, untuk motor daya rendah SE...

SF Tugas biasa, untuk kebanyakan kendaraan SG...

SJ Tugas berat, untuk motor daya tinggi

Tabel 2. 3 Penggunaan Oli untuk Mesin Diesel

Indeks Keterangan

CA...

CB Tugas ringan, untuk motor daya rendah

CC...

CD Tugas biasa, untuk kebanyakan kendaraan CE...C

F Tugas berat, untuk motor “ Turbo “

Catatan

Berdasarkan hasil penelitian dari pabrik, maka tiap beberapa tahun sekali akan muncul oli baru yang lebih baik mutunya, dan huruf ke dua juga akan meningkat.

Penggantian oli

Alasan

(53)

39 1. Oksidasi

Di timbulkan karena reaksi oksigen dengan hidrogen yang tergantung dalam minyak pelumas  timbul lumpur / endapan.

2. Kelemahan bahan tambahan

Bahan tambahan tidak menambah daya pelumasan secara permanen, tapi hanya memberi bahan tambahan dalam kurun waktu pemakaian tertentu.

3. Kotoran

Kotoran-kotoran berupa abu karbon, bercampur dengan minyak pelumas  timbul gumpalan karbon

Interval Penggantian Oli Motor

Motor bensin : 5.000 – 10.000 km (tergantung oli motor yang digunakan) Motor Diesel : 3.000 – 6.000 km (tergantung oli motor yang digunakan)

Informasi

Tiap jenis oli motor yang diproduksi dari pabrik yang berlainan, masa pemakaian oli motor juga akan berbeda.

Pemakaian oli

Dinding silinder, cincin torak dan pengantar katup juga perlu dilumasi ! Akibatnya, sebagian kecil oli dapat masuk ruang bakar dan ikut terbakar.

Kehilangan oli : 0,1 – 1 liter / 1000 km Kehilangan oli : 0,2 – 2 liter / 1000 km

Alasan untuk pemakaian oli motor yang boros

1. Kelebihan oli dalam panci

(54)

40

2. Kebocoran keluar motor

Misal pada paking kepala silinder,sil-sil poros engkol, sakelar lampu isyarat dsb

3. Kebocoran menuju ruang bakar ( oli ikut terbakar )

Pada penghantar katup Pada cincin torak

Macam- macam sistem pelumasan

Sistem pelumasan pada sepeda motor terdiri dari 2 macam yaitu  Sistem pelumasan untuk motor 2 langkah

Pada sistem pelumasan motor 2 langkah komponen mesin yang dilumasi terdiri dari dua kelompok besar, yaitu :

- Pelumasan untuk sistem transmisi dan kopling

- Pelumasan untuk poros engkol dan dinding silinder, yang terbagi menjadi beberapa macam yaitu:

Sistem pelumasan campur langsung

Sistem pelumasan jenis ini biasanya digunakan pada motor lama yaitu minyak pelumas langsung dicampurkan ke dalam tangki bahan bakar (bensin).

(55)

41 Cara kerja :

Oli engkol langsung dengan bahan bakar pada tangki, oli dan bahan bakar ikut aliran gas ke ruang engkol dan silinder dan melumasi bagian – bagian motor sebelum campuran tersebut terbakar.

Sifat – sifat :

 Sistem pelumasan yang paling sederhana

 Pemakaian oli boros, timbul polusi karena oli ikut terbakar  Dipergunakan pada motor 2 Tak kecil

 Menggunakan oli khusus 2 Tak yang bersifat mencampur baik dengan bensin

Perbandingan campuran

Prosentase oli 2 – 4% dari bensin per liter ( lihat spesifikasi )

Bensin

Oli

(56)

42

Sistem pelumasan terpisah

Sistem pelumasan motor 2 tak jenis ini, minyak pelumas di tempatkan pada tangki khusus (terpisah dengan tangki bensin) dan menggunakan pompa minyak pada saat mencampur.

Sistem pelumasan terpisah secara umum dibagi menjadi dua macam, yaitu:  Sistem pelumasan Autolube

Gambar 2. 12 Sistem Pelumasan Auto Lube

(57)

43  Sistem pelumasan CCI (crank Case Injection)

Cara kerja : Cara kerja seperti autolube tetapi dengan saluran oli tambahan ke banatalan poros engkol ( bercabang )

Sistem pelumasan ini dikembangkan untuk mengatasi kelemahan dari sistem pelumasan campur langsung, karena Besar aliran oli tergantung pada putaran mesin dan posisi katup gas

Sistem pelumasan terpisah mempunyai sifat – sifat

Berdasarkan volume pemompaan diperoleh:

 Makin cepat putaran, semakin banyak pemompaan

 Makin terbuka katup gas, semakin panjang langkah pemompaan yang diperoleh antara posisi pembatas dan pengatur posisi gas

Keuntungan

 Pelumasan sesuai untuk setiap tingkat perubahan tingkat kecepatan motor  Pemakaian oli lebih ekonomis daripada pelumasan campur langsung

(58)

44

 Penyetelan yang mengakibatkan kerusakan pada motor

 Jumlah oli dalam tangki oli harus selalu dikontrol sebab jika oli habis motor masih dapat hidup, tapi motor menjadi rusak karena panas dan gesekan akibat kekurangan oli

Pada pemakaiannya sistem pelumasan terpisah jenis auto lube banyak digunakan oleh Yamaha dan Kawasaki, sedangkan jenis CCI banyak digunakan Suzuki.

Kandungan yang dibutuhkan dalam oli mesin 2 Tak (langkah)

Sistem pelumasan mesin 2 langkah oil dimasukkan ke dalam pompa oli dan terbakar dalam proses, oli harus memiliki kandungan sebagai berikut :

 Tidak menghasilkan karbon bila oli terbakar, karena oli dibakar, akan menyisakan karbon setelah pembakaran melekat pada piston, cylinder head, alur ring piston dan komponen lainnya, dan menimbulkan masalah pada mesin.

 Ketahanan film oli, Piston, bersinggungan dengan dinding silinder pada putaran tinggi dan menerima pukulan kuat disetiap terjadi pembakaran disamping tekanan dan temperatur seputar 2000 C. Oli harus mampu menahan bahkan tidak menguap dalam kondisi seperti ini lapisan film tidak hilang.

(59)

45 menimbulkan polusi pada saat terbakar karena gas buang akan terisap oleh lingkungan.

 Kekentalan tidak berubah drastis karena temperature, pompa oli rnengatur jumlah suplai oli mesin berdasarkan kondisi pengendaraan. Sepeda motor dipergunakan baik di daerah dingin maupun panas jadi bila jumlah suplai oli tidak diukur dan disesuaikan dengan kondisi temperatur udara maka akan terjadi suplai oli menjadi berlebihan atau kekurangan yang akan menjadikan masalah terhadap mesin. ON harus memiliki induk kekentalan tinggi sehingga perubahan kekentalan akan sangat kecil dalam merespon temperatur.

Pelumasan pada Transmisi dan kopling

Seperti penjelasan sebelumnya pelumasan pada mesin 2 langkah, oli yang dipergunakan untuk pelumasan, transmisi dan kopling berbeda dengan oli untuk pelumasan silinder dan crankshaft.

Pelumasan gigi transmisi dilakukan dengan dua cara: mengaduk oli saat gigi-gigi berputar sehingga oli akan mencapai pada bagian-bagian yang memerlukan pelumasan seperti gigi transmisi, bearing, kopling dan komponen lainnya, atau dengan cara menggunakan pompa oli untuk menciptakan tekanan sehingga oli mencapai bagian-bagian yang memerlukan pelumasan. Dalam gambar menunjukkan saluran pelumasan dalam sistem pelumasan menggunakan pompa oli. Oli transmisi sebagaimana ,jenis oli lain, harus memiliki kemampuan menghambat keausan dan menyerapan panas untuk meningkatkan fungsi kopling.

(60)

46

Pelumasan motor 4 langkah

Berbeda dengan pelumasan motor 2 langkah, pada sistem pelumasan motor 4 langkah seluruh bagian-bagian dilumasi dengan satu jenis minyak pelumas.

Sifat-sifat yang menonjol

-

Pelumasan teratur dan merata

-

Digunakan pada motor 4T dan diesel 2T

-

Oli perlu diganti pada kurun waktu tertentu

Misal: Motor otto setiap 4.000 Km - Motor Diesel setiap 3.000 Km

Pada jenis ini tempat oli (bak oli / karter beroda menjadi satu dengan mesin jenis ini digunakan pada semua mesin sepeda motor 4 Tak. Karena konstruksi lebih praktis dan pelumasan pada semua bagian mesin lebih merata (mesin, kopling, transmisi).

Cara kerja :

Oli yang berada di bak / karter dihisap oli pompa melalui saringan oli, yang selanjutnya oli akan ditekan dan disalurkan ke bagian – bagian mesin yang membutuhkan pelumasan, antara lain:

- Poros engkol dan kelengkapannya - Mekanisme katup dan kelengkapannya - Gigi – gigi persneling

- Kopling dan laian – lain

Macam-macam pelumasan mesin 4 tak

Pelumasan pada mesin 4 langkah dibagi menjadi:

1. Pelumasan sistem percikkan

(61)

47 2. Sistem pelumasan bertekanan

Sistem ini memerlukan tekanan oil jadi membutuhkan pompa oli untuk mensuplai oli ke bagian yang mernerlukan pelumasan. Pada sepeda motor sistem ini dibcdakan menjadi 2 jenis tergantung dari mekanisme pelumasan Dry sump dan Wet sump.

Sump berarti panci oil yang terdapat pada ruangan crankshaft.

1. Jenis Dry sump

Pada sistem ini. tangki oil terpisah (Jan mesin dan oil dialirkan ke bagian-bagian mesin melaiui pipa dengan bantuan pompa oli. Pada sistem Dry Sump bisa menggunakan satu atau dua pompa O i l (khusus untuk melalukan penyuplaian atau pengambilan oli.

(62)

48

2. Jenis W et sump

Dalam sistem ini tangki oli tidak dipisahkan sedangkan oli ditempatkan bagian bawah ruangan dalam mesin. Pompa oli memungkinkan oli ke berbagai bagian mesin.

Pelumasan dilakukan dengan satu dari dua cara: Ujung terbesar tangkai piston dilumasi lebih dulu kemudian oli disalurkan untuk melumasi dinding silinder bagian dalam dan ujung terkecil batang piston. Di bagian lain (seperti terlihat pada gambar) jet dipergunakan untuk menyalurkan oli untuk meningkatkan pelumasan (Jet digunakan pada sepeda motor besar Suzuki).

Gambar 2. 15 Sistem Pelumasan Jenis Wet Sump

Pengelompokan berdasarkan jenis saringan.

Pelumasan dengan tekanan (Force feed) pada mesin 4 langkah, dilengkapi dengan saringan oli, baik dengan tipe full flow atau tipe divertcr flow. Sebagian besar sepeda motor Suzuki 4 langkah menggunakan pelumasan sistem wet sump dengan jenis penyaringan full flow.

(63)

49 akan mengalami pembersihan namun akan menimbulkan bahaya apabila saringan tersumbat. untuk menghindari hal tersebut dibuat lubang untuk menjaga bila filter tersumbat oli dapat disuplai melalui lubang tersebut tanpa melalui saringan oli. Penyaringan dengan sistem flow diverter oli sang dialirkan dari pompa oli disuplai langsung ke berbagai hagian mesin, yang hanya dilalui oli kemudian oli kembali ke bak oli. Ada sistem lain yaitu kombinasi dari dua sistem menjadi satu sistem.

Komponen Utama sistem pelumasan

Pompa Oli

Pompa oli berfungsi memompa minyak pelumas agar mengalir keseluruh bagian (komponen) mesin yang memelukan pelumasan, dimana pompa oli digerakkan langsung oleh putaran mesin itu sendiri (melalui poros engkol dengan perantara roda gigi).

Terdapat beberapa jenis pompa oli yang digunakan pada sistem pelumasan mesin 4 tak, yaitu:

- Jenis trachoid

Pada pompa rotari ( trochoid ) rotor luar dan dalam yang berada dalam bodi pompa memiliki jumlah gigi yang berbeda saling berkaitan secara eksentris. Sebuah gigi digerakkan oleh gigi penggerak yang ditempatkan di belakang kopling, memutar rotor dalam yang dihubungkan dengan as penggerak dan memutar rotor luar.

Pembagian oli ke masing-masing pemakai

Saluran pelumasan

Sistem pelumasan seperti terlihat dalam gambar adalah tipe wet sump dengan penyaringan full flow.

(64)

50

oli. dengan tckanan oli diatur oleh klep kemudian oli dialirkan ke saringan oli dimana kotoran-kotoran yang lebih lembut disaring.

Oli yang sudah disaring dialirkan ke penampungan oli yang tersedia dalam crankcase dan kemudian dialirkan untuk melumasi transmisi. kepala silinder dan crankshaft.

Pelumasan transmisi dan bagian-bagian terkait

Pelumasan transmisi dan bagian-babian terkait dilakukan dengan mengambil oli yang mengalir melalui saluran oli yang ada dalam crankshaft dan meneruskan saluran yang menuju drivershaft dan countershaft. Oli kemudian mengalir melalui lubang kecil yang berada di as pada posisi bearing dan gear, dan disalurkan untuk melumasi gigi transmisi dan bagian-bagian lain.

Oli pada countershaft, sebagaimana terlihat dalam gambar dikirim ke kopling dimana akan melumasi bagian-bagian kopling.

Pelumasan crankshaft dan bagian-bagian terkait

Oil yang mengalir melalui saluran yang ada pada crankshaft dialirkan ke bearing crankshaft melalui lubang kecil pada pin crankshaft untuk mclumasi bagian ujung terbesar batang piston.

oli yang digunakan melumasi bearing sebelah kin juga melumasi kopling starter.

Pelumasan silinder dan bagian-bagian terkait

(65)

51 Gambar 2. 16 Sistem Pelumasan Mesin 4 Langkah

Memeriksa Fungsi Pompa Oli

Pompa oli harus diperiksa untuk meyakinkan apakah pompa berfungsi dengan sempurna bisa dilakukan dengan dua cara yaitu

 Pompa oli secara pasti (memompa) mengeluarkan oli pada saluran tekan  Jumlah oli yang dipompakan

Memeriksa tangki oli dan slang oli terhadap keretakan dan kebocoran Periksa tangki oli dan berbagai bagian slang oli ( khususnya pada bagian sambungan ) untuk meyakinkan bahwa tidak ada keretakan dan kebocoran.

Memeriksa dan mengganti oil transmisi Memeriksa jumlah oli transmisi

(66)

52

Agar volume oli sesuai dengan kebutuhan biasanya pada mesin dicantumkan volume oli yang harus di isikan atau lihatlah pada lubang pemeriksa (jika ada) dan lihatlah apakah permukaan oli mencapai posisi lubang pemeriksa (Oli akan mengalir keluar dari lubang bila kendaraan diperiksa dengan posisi miring).

Mengganti oli transmisi

Oli secara berkala harus diganti. Periode penggantian bervariasi tergantung kepada kendaraannya, jadi pastikan bahwa periode penggantian dilakukan pada waktu yang tepat.

Pemeriksaan sistem Pelumasan pada Mesin 4 Langkah. Memeriksa jumlah oli mesin

 Posisikan kendaraan pada permukaan datar  Hidupkan mesin dengan putaran stasioner sampai

mencapai temperature kerja mesin

 Tunggu kira-kira 3 menit dan periksa pennukaan oli dalam posisi kendaraan tegak lurus dengan tanah.

Mengganti oli mesin

Oli mesin harus diganti secara berkala. Periode penggantian bervariasi tergantung pada kendaraannya, jadi pastikan penggantian oli dilakukan pada periode yang tepat.

Mengganti saringan oli

(67)

53

D. Aktivitas Pembelajaran

Strategi Pelatihan

Belajar dalam suatu sistem berdasarkan Kompetensi, berbeda dengan sistem yang menggunakan cara klasikal saja. Pada sistem ini peserta diklat akan bertanggung jawab terhadap belajarnya sendiri, artinya bahwa peserta diklat perlu merencanakan belajarnya kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana yang telah dibuat.

Persiapan/perencanaan

a. Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar. b. Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca.

c. Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki.

d. Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan yang sudah diperoleh.

Permulaan dari proses pembelajaran

a. Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik yang terdapat pada tahap belajar.

b. Merevisi dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan pengetahuan Anda.

Implementasi

a. Menerapkan pelatihan kerja yang aman.

(68)

54

E. Latihan/Tugas

1. Jelaskan fungsi minyak pelumas

2. Jelaskan perbedaan minyak pelumas single grade dan multi grade 3. Jelaskan alas an minyak pelumas harus diganti secara periodic 4. Jelaskan perbedaan sistem pelumasan

a. Autolube b. CCI

5. Jelaskan secara bagan sistem pelumasan a. Dry sump lubrication

b. Wet sump lubrication

F. Rangkuman

Fungsi sistem pelumasan adalah :  Mengurangi gesekan

 Membersihkan  Mendinginkan

 Merapatkan antara ring piston dan dinding silinder Spesifikasi oli dinyatakan dengan dua standar, yaitu:

 SAE (Society Automotive Engineering) : Standar kekentalan oli  API (America Petroleum Institute) : Standar kualitas oli

 Oli untuk mesin berbahan bakar bensin di beri kode S sedangkan untuk mesin berbahan bakar solar (mesin diesel) diberi kode C

Sistem pelumasan mesin 2 tak terdiri dari:  Pelumasan campur langsung

 Pelumasan Tekan (menggunakan pompa oli) yang terbagi menjadi :  Jenis Autolube

 Jenis CCI

Sistem pelumasan mesin 4 tak terdiri dari:

(69)

55 Jenis pompa oli mesin 4 tak adalah:

 Pompa Trochoid  Pompa roda gigi luar  Pompa roda gigi dalam

Komponen mesin yang mendapat pelumasan  Transmisi

 Kopling  Poros engkol  Dinding silinder  Mekanisme katup

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Pada bagian umpan balik dan tindak lanjut peserta diklat secara jujur harus mampu menilai kemampuan diri sendiri seperti yang tertera pada tabel di bawah:

No Pernyataan Ya Tidak

1 Saya dapat menjelaskan fungsi sistem pelumasan 2 Saya dapat menjelaskan komponen sistem pelumasan 3 Saya dapat menjelaskan fungsi komponen sistem pelumasan 4 Saya dapat menjelaskan jenis sistem pelumasan

5 Saya dapat menjelaskan jenis sistem pelumasan mesin 2 tak 6 Saya dapat menjelaskan jenis sistem pelumasan mesin 4 tak 7 Saya dapat menjelaskan cara kerja pelumasan autolube 8 Saya dapat menjelaskan cara kerja pelumasan CCI 9 Saya dapat menjelaskan cara kerja pelumasan Dry sump

lubrication

10 Saya dapat menjelaskan cara kerja pelumasan Wet sump lubrication

(70)

56

H. Kunci Jawaban

a. Fungsi minyak pelumas adalah 1. Mengurangi gesekan

2. Mendinginkan 3. Membersihkan 4. Merapatkan

b. Minyak pelumas multi grade mempunyai rentang kerja temperature yang lebih panjang disbanding dengan minyak pelumas single grade, misalnya minyak pleumas single grade SAE 20W mempunyai rentang kerja temperature -10o C sampai 20 o C sedangkan minyak pelumas multigrade SAE 20W-50 mempunyai rentang kerja temperature -10 o C sampai lebih dari 40 o C.

c. Perlu diganti secara periodic karena

1. Adanya oksidasi, sehingga menimbulkan lumpur endapan 2. Perubahan kualitas akibat panas

3. Adanya kotoran/residu sehingga menimbulkan gumpalan karbon d. Pelumasan jenis

1. Autolube : minyak pelumas di injeksikan ke dalam intake manifold

2. CCI : minyak pelumas di injeksikan ke dalam intake manifold dan crank case

e. Bagan sistem pelumasan

1. Dry sump lubrication: Tangki (di luar mesin)---pompa oli---transmisi,kopling,poros engkol, dinding silinder, mekanisme katup---kembali ke tangki.

(71)
(72)

58

KEGIATAN PEMBELAJARAN 3: SISTEM

PENDINGINAN

A. Tujuan

Melalui belajar mandiri dan diskusi kelompok peserta diklat mampu melakukan telaah sistem pendingin sepedamotor dan melakukan praktek perawatan sistem pendingin.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

 Menelaah secara umum sistem pendinginan  Memeriksa kondisi sistem pendingin

 Memeriksa kinerja tutup radiator

C. Uraian Materi

Pembakaran campuran bahan bakar dan udara di dalam silinder

menghasilkan panas yang tinggi. Pada motor bakar hasil pembakaran

menjadi tenaga mek anis hanya sek itar 23 % sampai dengan 28 %.

Sebagian panas keluar bersama gas bekas dan sebagian lain hilang

melalui pendinginan. Meskipun pendinginan merupakan suatu kerugian jika

ditinjau dari segi pemanfaatan energi, tetapi mesin harus didinginkan untuk

menjamin kerja secara optimal. Selain itu pendinginan juga mutlak

diperlukan guna menjaga kestabilan temperatur kerja motor.

Jika dilihat dari diagram panas, sistem pendingin merup akan suatu

bentuk kerugian energi, lebih dari 32% energi panas hilang akibat

pendinginan. Di mana panas akan diserap oleh fluida pendingin. Panas

yang terjadi tidak menyebabkan perubahan bentuk komponen akibat

memuai. Pedinginan dilakukan untuk mencegah terjadinya kelebihan

panas (overheating), pemuaian dan kerusakan minyak pelumas.

(73)

59 komponen-komponen motor. Dan fungsinya sistem pendinginan juga untuk memperoleh temperatur kerja motor yang tetap ( 90 0 C).

Secara garis besarnya jenis pendinginan pada motor dibedakan dua yaitu:  Jenis pendinginan dalam

 Jenis pendinginan luar

Pendinginan dalam adalah pendinginan yang terjadi di dalam ruang bakar dan dilakukan oleh penguapan bahan bakar baru yang masuk ke dalam silinder karena proses penghisapan oleh piston.

Jenis pendinginan ini belum efektif untuk proses pendinginan motor, makanya perlu ada sistem pendinginan lain yang lebih baik dan merata.

Gambar 3. 1 Pendingin dari Bahan Bakar yang Dihisap

Pendinginan luar adalah proses pendinginan yang terjadi dari luar silinder untuk mengurangi temperatur motor akibat pembakaran dan mecapai serta mempertahankan temperatur kerja motor. Adapun media pendinginan luar ini menggunakan hantaran udara dan air sebagai penyerap dan pemindah panas motor menuju udara luar.

(74)

60

Sistem Pendinginan Udara

Dalam sistem pendinginan udara, sekeliling silinder dan kepala silinder

diberi sirip-sirip pendingin guna memperbesar luas permukaan ya ng

ber s ing g ung an den g an udar a pend in g in yang d ial ir k an k e

sekelilingnya. Panas yang timbul dari hasil pembakaran akan diambil oleh

udara pendingin yang mengalir melalui sirip-sirip tersebut.

Sirip-sirip pada kepala silinder bisa disebut sebagai penghantar panas dari

dalam mesin. Agar pemindahan panas dari sirip ke udara pendingin

berlangsung dengan baik maka sirip-sirip harus dalam keadaan bersih dan

tidak dilapisi kotoran yang akan mengurangi efek pendinginan. Untuk itu

sebaiknya bersihkan kotoran-kotoran yang menempel pada sirip pendingin

tersebut secara berkala. Gunakan skrap untuk melepas kotoran kotoran

yang menempel tersebut. Jika terdapat karet pada celah-celah sirip

pendingin periksa kondisinya apakah karet tersebut masih baik

digunakan,jika sudah rusak ganti dengan yang baru. Karet tersebut

berfungsi untuk meredam getaran mesin akibat sirip-sirip pendingin tersebut.

Sistem pendinginan udara ada dua macam yaitu:

(75)

61  Sistem pendinginan udara alamiah

Sistem pendinginan udara alamiah adalah Merupakan sistem pendinginan dengan menggunakan aliran udara yang berembus melewati mesin

sewaktu sepeda motorberjalan dengan laju.

Gambar 3. 4 Aliran Udara Pada Mesin

Sistem pendinginan udara alamiah mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari sistem pendinginan alamiah adalah:

1. Motornya ringan 2. Harganya murah

3. Komponennya sederhana

Sedangkan kekurangannya sistem pendinginan alamiah adalah: 1. Proses pendinginannya kurang merata

2. Suara motor keras, karena getaran dari sirip-sirip pendingin motor, untuk itulah dipakai karet peredam pada sirip, agar getarannya tidak keras.

Adapun temperature kerja dari motor sistem pendinginan alamiah cenderung tinggi, kurang lebih 100 – 130 ° celcius.

(76)

62

Sistem pendinginan udara ventilasi atau paksa adalah: Sistem pendinginan dengan menggunakan suatu alatsemacam kipas angin, putaran k ipas

akan menekan angin, sehingga angin bersikulasi melalui sirip-sirip. Sistem

ini tetap bisadigunakan walaupun sepeda motor dalam keadaan berhenti.

Sistem pendinginan udara dengan ventilasi atau paksa

Cara kerja sistem pendinginan paksa adalah, pada saat motor hidup maka

kipas yang digerakkan oleh poros engkol berputar dan menghisap selanjutnya

menekan udara menuju sudu-sudu penghantar menuju sirip-sirip kepala

silinder dan blok silinder.

Untuk sistem pendinginan udara paksa ini memiliki keuntungan di banding sistem pendinginan udara alamiah. Keuntungannya adalah:

1. Pendinginannya lebih merata dibanding pendinginan udara alamiah. 2. Baik untuk motor-motor stasioner, karena sederhana tanpa perawatan.

Sistem pendinginan udara paksa ini,biasanya dipakai pada sepeda motor atau mobil yang mesinnya tertutup atau tidak langsung bersinggungan dengan udara

(77)

63 luar langsung mengingat konstruksi sistem pendinginan memungkinkan dan dirancang khusus untuk pendinginan udara yang letak mesinnya tertutup.

Sistem Pendinginan Air

Pada sistem ini, panas dari hasil proses pembakaran bahan bakar dan udara dalam ruang bakar dan silinder sebagian diserap oleh air pendingin setelah melalui dinding silinder dan ruang bakar. Oleh karena itu di bagian luar dinding silinder dan ruang bakar dibuat mantel-mantel air (water jacket). Panas yang diserap oleh air pendingin pada water jacket selanjutnya akan menyebabkan naiknya temperatur air pendingin tersebut. Apabila air pendingin tersebut tetap berada pada mantel air, maka air akan cenderung mendidih dan menguap. Hal tersebut dapat dihindari dengan jalan mengganti air tersebut dengan air yang masih dingin sedangkan air yang telah panas harus dialirkan keluar dari mantelnya dengan kata lain harus bersirkulasi. Sirkulasi air tersebut ada dua macam yaitu sirkulasi alam atau thermo syphon dan sirkulasi dengan tekanan.

Gambar 3. 6 Sistem Pendingin Air DenganSirkulasi Tekanan

Konstruksi sistem pendingin air lebih rumit dibanding sistem pendingin udara sehingga biaya produksinya lebih mahal. Secara rinci keunggulan sistem pendingin air antara lain:

1) Temperatur seluruh mesin lebih seragam sehingga kemungkinan distorsi kecil;

(78)

64

3) Mantel air dan air dapat meredam getaran;

4) Kemungkinan overheating kecil, walaupun dalam kerja yang berat; 5) Jarak antar silinder dapat diperdekat sehingga mesin lebih ringkas.

Di sisi lain sistem pendingin air mempunyai kerugian yaitu: 1) Bobot mesin lebih berat (karena adanya air, radiator, dsb.); 2) Waktu pemanasan lebih lama;

3) Pada temperatur rendah diperlukan antifreeze;

4) Kemungkinan terjadinya kebocoran air sehingga mengakibatkan overheating; 5) Memerlukan kontrol yang lebih rutin.

Komponen-komponen sistem pendinginan air sirkulasi tekan

Fungsi

Kantong air (water jacket)

Sebagai tempat peredaran air di dalam motor, air pendingin akan dialirkan ketempat-tempat yang memerlukan pendinginan (blok motor dan kepala silinder). Slang-slang air

Untuk memindahkan air panas dari kantong air ke radiator dan sebaliknya. Radiator

Untuk mendinginkan air pendingin dengan memindahkan panas ke udara luar (radiasi).

Reservoir

Sebagai tempat persediaan air dan untuk meyeimbangkan perbedaan volume air pendingin akibat panas.

Tutup radiator

Untuk menaikkan dan menstabilkan tekanan air dalam sistem pendinginan (mengatur tekanan air).

Ventilator (kipas)

Untuk mengalirkan udara melalui radiator supaya pendinginan tidak tergantung pada kecepatan kendaraan.

Pompa air

Gambar

Tabel  1 Indikator Ketercapaian Kompetensi
Gambar 1. 1 Konstruksi Mekanisme
Gambar 1. 3 Mekanisme KatupOHV
Gambar 1. 4 Mekanisme Katup Satu Poros Cam di Kepala
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian di BPRS Mitra Harmoni Semarang pembiayaan murabahah harus menyerahkan jaminan kepada pihak bank yang telah disesuaikan dengan pinjamannya

Penelitian ini membahas tentang K.H.Abdurrahman Wahid dan dinamika pemikiran pendidikan Islam toleransi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tentang: 1) Konsep

Uvođenje miješanja krugova pare u matematički model parno-turbinskog postrojenja tri kruga pare s međupregrijanjem nema stvarni utjecaj na termodinamičku

Selain melalui kedua mekanisme diatas, kemungkinan mekanisme kerja yang lain dari daun Physalis minima L dalam merelaksasikan otot polos usus halus adalah melalui

Sehingga Esmaket bagi masyarakat Buru Selatan ialah sumpah adat atau janji.. dalam hal ini berkaitan dengan seseorang yang memangku jabatan

Pada sisi positif, konflik yang terjadi dapat dikatakan bahwa kelompok etnis Sumbawa memiliki kekuatan kolektif, yaitu terbukti dengan adanya unjuk rasa yang

Pada tahap studi pustaka ini mencari teori yang dapat digunakan sebagai landasan teori / kerangka dalam penelitian seperti teori web responsive , QR Code ,

Hubungan yang harmonis antara remaja dan lingkungannya tersebut, apabila dikaitkan dengan setiap aspek kesadaran lingkungan yang digunakan pada penelitian kali ini maka akan