• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mekanisme katup hanya terdapat pada jenis motor 4 langkah dimana berdasarkan konstruksinya terdapat dua jenis katup yaitu katup masuk dan katup buang. Fungsi dari mekanisme katup adalah mengatur pemasukan gas baru ke dalam silinder dan mengatur pengeluaran gas bekas pembakaran keluar silinder.

Konstruksi

Setiap silinder dilengkapi dengan dua jenis katup yaitu katup masuk dan katup buang. Pembukaan dan penutupan kedua katup ini diatur dengan sebuah poros yang disebut poros cam (camshaft).

Sehingga silinder motor empat langkah memerlukan satu atu dua poros cam, yaitu cam katup masuk dan cam katup buang. Poros cam diputar oleh poros engkol melalui transmisi roda gigi atau rantai. Poros cam berputar dengan kecepatan setengah putaran poros engkol. Jadi, diameter roda gigi pada poros cam adalah dua kali diameter roda gigi pada poros engkol. Oleh karena itu lintasan pena engkol menjadi setengah kali lintasan poros cam.

11 Gambar 1. 1 Konstruksi Mekanisme

Konstruksi mekanisme katup terdiri dari berbagi jenis, antara lain mekanisme katup dengan poros cam di bawah dekat dengan poros engkol

Gambar 1. 2 Mekanisme Katup dengan Poros Cam di Bawah

yaitu posisi katup diletakkan tegak dengan daun katup berada diatas dan terletak disamping silinder, sedangkan poros cam berada di dekat poros engkol.

12

Konstruksi jenis ini mempunyai keuntungan:

 Dalam proses bekerjanya tidak banyak menimbulkan suara (noise) berisik  Konstruksi sederhana

 Ukuran mesin relative pendek motor menjadi pendek Namun juga mempunyai kekurangan yaitu:

Bentuk ruang bakar kurang menguntungkan sehingga relative lebih besar, akibatnya tekanan kompresi relative lebih rendah

Penyetelan celah katup sulit

Mekanisme katup dengan Katup di kepala silinder (Over Head Valve)

Gambar 1. 3 Mekanisme KatupOHV

Konstruksi mekanisme katup jenis OHV yaitu

Katupnya menggantung

Poros kam terletak di bawah

13 Keuntungan

Bentuk ruang bakar baik Kerugian

Banyak bagian-bagian yang bergerak kelembaman massa besar tidak ideal untuk putaran tinggi

Mekanisme katup dengan poros kam di atas

Satu poros kam di kepala (Over Head Camshaft)

Mekanisme katup dengan satu poros kam di atas dikenal dengan istilah OHV (Over Head Camshaft ), Konstruksi mekanisme katup OHV di buat bahawa poros kam yang digerakkan oleh poros engkol melalui rantai akan langsung menekan penekat katup selanjutnya penekan katup akan menekan katup sehingga katup akan terbuka.

Gambar 1. 4 Mekanisme Katup Satu Poros Cam di Kepala

Keuntungan

Sedikit bagian-bagian yang bergerak

14 Kerugian

Konstruksi motor menjadi relative lebih rumit karena ada mekanisme poros penekan katup di dekat poros cam

Dua poros kam di kepala (Double Over Head Camsaft)

Konstruksi mekanisme katup jenis ini poros kam dipasang agar bisa langsung menggerakkan mangkok penumbuk (tapet) katup seperti terlihat pada gambar di bawah

Gambar 1. 5 Mekanisme Katup Dua Poros Cam di Kepala

DOHC adalah sistem poros ganda di kepala silinder. Fungsi DOHC sama dengan SOHC, bedanya terletak pada banyaknya poros cam tersebut. Pada DOHC jumlah poros camnya dua, sedangkan pada SOHC hanya satu. Pada tipe ini ada yang memakai rocker arm ada juga yang tidak ada. katup masuk dan katup buang dioperasikan tersendiri oleh dua buah cam. Tipe DOHC yang memakai rocker arm alasannya untuk mempermudah penyetelan kelonggaran katup dan merubah langkah buka katup.

Keuntungan

Bentuk ruang bakar baik

Susunan katup-katup menguntungkan ( bentuk V )

15 Kerugian

Konsrtuksi mahal, lebih berat

Penyetelan celah katup lebih sulit

Komponen-Komponen Utama Mekanisme Katup Katub

Katup adalah salah satu komponen mekanisme katup yang berfungsi membuka dan saluran, baik saluran masuk (disebut katup masuk) maupun saluran buang (disebut katup buang).

Secara umum komponen katup seperti terlihat pada gambar di bawah:

Gambar 1. 6 Komponen Katup

Keterangan nama bagian

Valve spring retainer lock adalah komponen yang berfungsi mengunci/menahan ring penahan katup agar pegas katup dan katup tidak terlepas.

Valve spring retainer disebut juga ring penahan pegas katup berfungsi untuk menahan pegas katup.

16

Valve stem seal disebut juga sil katup yang berfungsi sebagai penahan cairan minyak pelumas agar tidak masuk kedalam ruang bakar.

Valve spring atau pegas katup berfungsi untuk mengembalikan kedudukan katup seperti semula.

Valve spring seat berfungsi sebagai dudukan pegas katup agar posisi pegas tidak berubah pada saat bekerja.

Poros Kam

Poros cam adalah komponen mekanisme katup yang terdiri dari beberapa tonjolan yang berfungsi sebagai penggerak katup baik secara langsung atau melalui rosker arm.

Gambar 1. 7 Poros Cam

Letak poros kam

 Makin dekat dengan katup makin ringan bagian-bagian yang menggerakkan katup, sehingga makin tinggi pula kemampuan putaran motor

17 Bagian bagian cam

Gambar 1. 8 Bagian Utama Poros Cam

Keterangan :

1. Bidang buka 2. Bidang tutup h. Tinggi angkat kam d. Diameter lingkaran dasar

Bentuk kam mempengaruhi :

 Saat katup mulai membuka  Saat katup menutup

 Lamanya katup terbuka ( sudut pengatur )  Tinggi angkat katup

18

Penggerak poros kam

Jarak antara poros kam dengan poros engkol bisa panjang, poros kam dapat terletak diatas kepala silinder (type SOHC dan DOHC) dan di bawah (type OHV), sehingga semua mesin baik type SOHC dan DOHC maupun type OHV

menggunakan perantara untuk memutar poros kam antara lain menggunakan roda gigi, sabuk bergigi atau rantai.

Penggerak poros kam yang umum digunakan pada sepeda motor adalah penggerak jenis rantai, seperti terlihat pada gambar di bawah:

Gambar 1. 9 Penggerak Poros Cam Jenis Rantai Roda gigi poros engkol Poros tuas katup

Tuas katup Roda gigi poros kam

tekanan oli

Pegas

Tensioner

Rantai

19 Pada rantai penggerak kam di pasang tensioner, yang berfungsi agar rantai tidak kendor (mempunyai kekencangan tertentu) sehingga tidak mudah lepas dari roda giginya ketika sedang bekerja. Karena jika kekencangan rantai berubah akan berpengaruh pada valve timing sehingga akan mempengaruhi efisiensi volumetric ruang bakar disamping itu juga jika kendor akan menimbulkan suara berisik (noise).

Pada umumnya tensioner yang digunakan terdiri dari tiga type yaitu: a. Tipe setelan manual (manual adjustment)

Type penyetelan manual memerlukan penyetelan kekencangan secara berkala. Cara penyetelannya dengan cara menekan batang penekan, lihat gambar

Gambar 1. 10 Transioner Manual

b. Tipe setelan otomatis (automatic adjustment)

Tensioner tipe ini didalamnya terdapat konstruksi rachet yang bisa bergerak kea rah luar karena dorongan pegas dan tidak akan kembali (batang penekan bergerak searah) batang penekan tensioner akan menekan chain guide (karet) sampai melengkung, dan akan menekan rantai sehingga rantai akan mengalami penegangan, Tensioner tipe ini tidak perlu penyetelan.

20

Gambar 1. 11 Tensioner Tipe Otomatis

c. Tipe semi otomatis (semi automatic adjustment)

Tensioner tipe ini mirip seperti tipe otomatis, tetapi jika akan akan melakukan penyetelan harus mengendorkan baut pengunci secara manual, selanjutnya batang penekan tensioner akan menekan secara otomatis karena dorongan pegas di dalamnya.

21 Menyetel katup

Menyetel katup adalah istilah umum yang digunakan untuk pekerjaan melakukan penyetelan kerenggangan (celah ) antara katup dengan penekan katup.

Celah katup ini akan berubah seiring dengan waktu pemakaian mesin, karena ketika mesin berkerja bagian-bagian yang bergerak antara lain katup dan mekanismenya akan mengalami keausan akibat gesekan dengan komponen lain. Perubahan celah katup ini tentu saja akan mempengaruhi kinerja mesin karena akan mempengaruhi efisiensi volumetric silinder, sehingga pekerjaan menyetel katup menjadi sangat penting bagi mesin demi mempertahankan kinerja mesin Penyetelan katup dilakukan secara periodic sesuai dengan karakteristik mesin, adapun langkah-langkah penyetelan katup adalah sebagai berikut:

Membuka tutup katup dan tutup magnet

Memutar poros engkol searah putaran mesin, menepatkan poros engkol pada sehingga piston pada posisi top (akhir langkah kompresi), dengan memeriksa tanda “T” pada roda gaya magnet tepat pada garis penyesuai pada rumah magnet dan kedua katup pada posisi tidak tertekan/bebas.

Gambar 1. 13 Tanda Piston Pada Posisi Top Kompresi

Pada beberapa type kendaraan ada yang menggunakan tanda pada sprocket cam shaft untuk memposisikan piston pada posisi top kompresi, yaitu dengan cara memutar poros engkol searah putaran mesin sampai tanda di sprocket segaris dengan tanda di rumahnya (pada silinder kepala) seperti terlihat pada gambar di bawah

22

Memeriksa/menyetel celah katup dengan feeler gauge, alat penyetel katup dan kunci ring. Penyetelan dilakukan dengan terlebih dahulu mengendorkan mur pengikat baut penyetel (penekan) katup,menggunakan kunci ring, kemudian memasang feeler gauge dan memutar sekrup penyetel dengan menggunakan kunci penyetel. Setelah dirasa setelan tepat, tahan sekrup penyetel dan kencangkan mur pengikatnya. Penyetelan celah katup tepat apabila saat feeler gauge ditarik terasa agak seret namun tidak sampai tergores.

Gambar 1. 14 Tanda Kompresi pada Sprocket

23

D. Aktivitas Pembelajaran

Strategi Pelatihan

Belajar dalam suatu sistem berdasarkan Kompetensi, berbeda dengan sistem yang menggunakan cara klasikal saja. Pada sistem ini peserta diklat akan bertanggung jawab terhadap belajarnya sendiri, artinya bahwa peserta diklat perlu merencanakan belajarnya kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana yang telah dibuat.

Persiapan/perencanaan

a. Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar. b. Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca.

c. Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki.

d. Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan yang sudah diperoleh.

24

Permulaan dari proses pembelajaran

a. Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik yang terdapat pada tahap belajar.

b. Merevisi dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan pengetahuan Anda.

Implementasi

a. Menerapkan pelatihan kerja yang aman.

b. Mengamati indikator kemajuan personal melalui kegiatan praktik. c. Mempraktikkan keterampilan baru yang telah diperoleh.

E. Latihan/Tugas

a. Jelaskan fungsi mekanisme katup b. Jelaskan fungsi valve stem seal

c. Berdasarkan konstruksinya, jelaskan perbedaan OHV dan OHC d. Apa tujuan dilakukan penyetelan katup

Lakukan pekerjaan menyetel katup sesuai dengan SOP Catatan keselamatan kerja:

 Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku  Pahami dahulu prosedur langkah kerja dengan baik

 Sebelum melakukan praktik tentukan peralatan yang akan digunakan  Gunakan peralatan sesuai dengan fungsinya

 Jika terdapat hal yang kurang jelas, tanyakan kepada instruktur

F. Rangkuman

 Fungsi dari mekanisme katup adalah mengatur pemasukan gas baru ke dalam silinder dan mengatur pengeluaran gas bekas pembakaran keluar silinder.

 Konstruksi mekanisme katup terdiri dari berbagi jenis, antara lain:  Mekanisme katup dengan poros cam di bawah

 Mekanisme katup dengan poros cam di atas, dimana terbagi menjadi dua type yaitu:

25  Tipe SOHC (Singel Over Head Camshaft): poros nok (camshaft) hanya

satu berada di atas ruang bakar. Keuntungan

Sedikit bagian-bagian yang bergerak

Kelembaman massa kecil, baik untuk putaran tinggi

Kerugian

 Konstruksi motor menjadi relative lebih rumit karena ada mekanisme poros penekan katup di dekat poros cam

 Tipe DOHC (Double Over Head Camshaft): terdapat dua poros nok (camshaft) yaitu satu untuk menggerakan katup masuk dan lainnya menggerakkan katup buang.

Keuntungan

Bentuk ruang bakar baik

Susunan katup-katup menguntungkan ( bentuk V )

Kelembaman massa paling kecil, baik untuk putaran tinggi

Kerugian

Konsrtuksi mahal, lebih berat

Penyetelan celah katup lebih sulit

 Komponen utama mekanisme katup adalah sebagai berikut

 Katup berfungsi membuka dan saluran, baik saluran masuk (disebut katup masuk) maupun saluran buang (disebut katup buang).

 Poros cam berfungsi sebagai penggerak katup baik secara langsung atau melalui rosker arm.

 Rantai penggerak poros kam yang umum digunakan pada sepeda motor adalah penggerak jenis rantai, pada pergerakannya rantai penggerak perlu diberi peralatan tambahan yang berfungsi sebagai penahan kekencangan rantai agar tidak mudah lepas yaitu yang disebut tensioner, dimana ada beberapa jenis tensioner antaralain

26

 Tipe setelan otomatis (automatic adjustment)

 Tipe semi otomatis (semi automatic adjustment)

 Untuk mengembalikan performa mesin terkait efisiensi volumetric pada ruang bakar, perlu dilakukan pekerjaan menyetel katup, karena pada pemakaiannya kerenggangan katup bisa berubah akibat adanya keausan.

G. Umpan Balik dan tindak lanjut

Pada bagian umpan balik dan tindak lanjut peserta diklat secara jujur harus mampu menilai kemampuan diri sendiri seperti yang tertera pada tabel di bawah:

No Pernyataan Ya Tidak

1 Saya dapat menjelaskan fungsi mekanisme katup 2 Saya dapat menjelaskan komponen mekanisme katup 3 Saya dapat menjelaskan cara kerja mekanisme katup

4 Saya dapat menjelaskan fungsi komponen mekanisme katup 5 Saya dapat menjelaskan jenis mekanisme katup

6 Saya dapat menjelaskan cirri-ciri jenis mekanisme katup 7 Saya dapat menjelaskan cara kerja mekanisme katup 8 Saya dapat menjelaskan langkah pemeriksaan celah katup 9 Saya dapat menjelaskan langkah penyetelan katup

10 Saya dapat menyetel celah katup sesuai spesifikasi

Jika semua pernyataan diatas dijawab dengan ya berarti peserta bisa melanjutkan mempelajari materi berikutnya

H. Kunci Jawaban

1. Fungsi dari mekanisme katup adalah mengatur pemasukan gas baru ke dalam silinder dan mengatur pengeluaran gas bekas pembakaran keluar silinder

2. Valve stem seal disebut juga sil katup yang berfungsi sebagai penahan cairan minyak pelumas agar tidak masuk kedalam ruang bakar

3. Mekanisme katup tipe OHV adalah katup berada di atas ruang bakar poros cam berada di bawah, sedangkan OHC adalah letak katup dan poros cam berada di atas.

27 4. Untuk mengembalikan performa mesin terkait efisiensi volumetric pada ruang

28

KEGIATAN PEMBELAJARAN 2: SISTEM

PELUMASAN

A. Tujuan

Melalui belajar mandiri dan diskusi kelompok peserta diklat mampu melakukan telaah sistem pelumasan dan melakukan praktek penyetelan pompa oli sesuai dengan spesifikasi.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Setelah mempelajari materi ini, peserta diklat mampu:

1. Menelaah secara umum sistem pelumasan sesuai kebutuhan mesin 2. Mengganti saringan oli dan oli

C. Uraian Materi

Fungsi sistem pelumasan

Mengurangi gesekan

Gesekan adalah Tenaga yang menghambat yang terjadi diantara permukaan dua benda yang bergerak dan relatif keduanya saling menahan gerakan.

Pelumas adalah benda yang sesuai untuk mengurangi gesekan yang dapat menimbulkan keausan pada permukaan kedua benda tersebut.

29 Permukaan logam tidak rata (mulus) jika dilihat dengan pembesaran ratusan kali dan terdapat banyak asperities penyebab gesekan.

Dampak yang timbul akibat gesekan, yaitu: - Keausan (wear)

- Panas (heat)

- Suara bising (noise)

Gambar 2. 2 Siklus Tribology

Tribologi adalah ilmu yang mempelajari tentang gesekan – keausan – pelumas, dengan tujuan mengembangkan performa pelumas yang diperlukan untuk meminimalisir dampak keausan akibat terjadinya gesekan.

Panas yang timbul akibat gesekan akan terbawa sebagian oleh sirkulasi pelumas di dalam mesin, sehingga dampak kerusakan akibat overheating akan terhindari.

30

Akibat terlapisinya permukaan dan juga berfungsi sebagai bantalan antara logam, maka dampak suara bising logam-logam bergesekan akan berkurang. Seperti saat kita yang sedang menyerut es seperti tukan es, terdengar suara gesekan yang cukup mengganggu. Bayangkan jika yang bergesekan adalah 2 buah besi.

Menjaga kebersihan mesin

Jika noda di baju harus dihilangkan dengan detergen, minyak lumas pun harus mengandung aditif detergen (detergent).

Di dalam mesin, aditif ini berfungsi untuk:

 Mengendalikan pembentukan deposit yang disebabkan oleh Thermo-oxidative degradation.

 Mencegah terjadinya penggumpalan kontaminan.

 Mencegah penguapan oli pada permukaan logam panas.

Selain aditif detergen, minyak lumas juga mengandung aditif dispersant yang berfungsi untuk:

 Mencegah terjadinya low-temperature thickening dengan cara disperse (mencegah terjadinya pengendapan) komponen insoluble (seperti sludge), dan mencegah penggumpalan dan penguapan pada permukaan logam yang tidak bergerak.

 Bersinergi dengan detergen dalam mengendalikan deposit suhu tinggi.

 Aktif dalam mengendalikan pembentukan soot di dalam mesin diesel sehingga mengendalikan pengaruh negatif pada peningkatan viskositas (pengentalan, jelly).

Apabila tidak ada aditif deterjen dan dispersant di dalam minyak lumas, kontaminan atau kotoran yang terlarut di minyak lumas jika tidak diproteksi akan mengakibatkan perubahan komposisi atau ikatan senyawa minyak lumas dan akan menurunkan kualitas atau performa minyak lumas.

31 Gambar 2. 3 Kontaminan yang Masuk ke Dalam Minyak Lumas

Degradasi minyak lumas/penurunan kualitas minyak lumas

Pada pemakaiannya kualitas minyak pelumas dapat berubah turun, adapun faktor penyebabnya, antara lain adalah

1. Kondisi ekstrem

 Overheating – panas berlebih (produk oksidasi, penurunan kualitas, dan lainnya)

 Overload – beban berlebih (merusak struktur kimia)

2. Kontaminan

 Eksternal (debu, uap air, udara fuel, dll)  Internal (metal keausan, dll)

Akibat Degradasi akan menimbulkan:

 Minyak lumas menjadi lebih kental atau lebih encer  Minyak lumas menjadi lebih hitam atau lebih pekat

 Nilai TBN (Total Base Number – Angka Basa Total) menurun  Kondisi operasi mobil menjadi abnormal

32

Gambar 2. 4 Oli yang Kualitasnya Menurun

Mendinginkan

Panas pada permukaan logam akibat proses pembakaran dan gesekan akan terbawa sebagian oleh aliran sirkulasi minyak lumas sehingga mesin tidak overheating.

Bagian mesin yang terserap panasnya antara lain: bearing, piston, valve, dan chamshaft.

33  Merapatkan antar komponen

Untuk menyumbat dengan baik rongga-rongga yang terdapat pada dua komponen yang bergerak, misalnya pada cincin-cincin torak dengan dinding silinder, sehingga tekanan kompresi relative terjaga seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 2. 6 Minyak Pelumas Sebagai Perapat Antara Ring Piston dan Silinder

Komposisi minyak pelumas mesin otomotif

Secara umum, minyak pelumas mesin kendaraan (otomotif), terdiri dari :  Minyak pelumas yang diproses dari minyak mentah (Base oil)

 Bahan tambahan yang meningkatkan kemampuan minyak pelumas (Additive)

Bahan-bahan tambahan (Additive)

34

Pada uraian sebelumnya bahan tambah (Additive) diberikan dalam rangkah fungsinya sebagai pembersih, Namun juga minyak pelumas murni tidak dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan mesinr. Oleh karena itu ditambah zat-zat yang memperbaiki prestasinya antara lain:

Anti karat

Untuk melindungi motor dari korosi

Detergen

Untuk melepas kerak-kerak sisa pembakaran

Anti oksidasi ( elindung hangus) Untuk memperpanjang umur oli

Penahan tekanan tinggi

Untuk mencegah lapisan oli menjadi pecah akibat tekanan tinggi

Pengental

Untuk menahan oli menjadi encer akibat suhu yang tinggi

Jenis pelumas berdasarkan bentuk

1. Pelumas cair

Pelumas jenis ini disebut juga sebagai minyak lumas yang paling banyak digunakan pada beberapa sektor, antara lain:

 Minyak lumas otomotif: untuk mesin bensin dan diesel, roda gigi, transmisi dan power steering

 Minyak lumas marine: Cylinder oil, Trunk piston oil, System oil

 Minyak lumas industri: Turbine oil, Hydraulic oil, Compressor oil, Refrigerator oil, Industrial gear oil, Machine tools oil

 Minyak lumas pabrikasi/Metal Working: Cutting oil, Rust prevention oil, Heat treatment oil, Electricdischarge process oil

35  Regular-grade lubricating oils: Electric insulation, Process oil, Machine oil,

Flushing oil.

2. Pelumas semi-padat

Pelumas semi-padat, biasa disebut gemuk atau grease merupakan campuran zat pengental dan pelumas. Zat pengental yang biasa digunakan antara lain sabun logam, lempung, silicon, black-carbon, PTPE (polytetrafluoroethyle). PTPE ini digunakan apabila sistem pelumasan cair tidak mungkin diterapkan.

3. Pelumas padat

Grafit, molybdenum disulfide digunakan apabila minyak lumas cair tidak dapat memenuhi syarat seperti temperature sangat tinggi/sangat rendah, kondisi vakum yang tinggi, apabila nuklir, pembebanan ekstrim, lingkungan yang reaktif).  Klasifikasi minyak pelumas

Klasifikasi minyak pelumas mengacu pada dua standar internasional yaitu:  Standar untuk kekentalan (viscositas)

Standar kekentalan (viscositas) menggunakan Society of Automotive Engineering

(SAE), dimana pada standar SAE ini meskipun banyak persyaratan yang dibutuhkan, minyak pelumas dengan kekentalan yang tinggi dapat menghasilkan

oil film yang tebal di atas permukaan logam sehingga memiliki kemampuan untuk memikul beban yang relative besar, namum pada sisi lain minyak pelumas yang terlalu tinggi viscositasnya akan mengakibatkan semakin besarnya gesekan internal pada minyak pelumas sehingga meningkatkan hambatan-hambatan yang pada akhirnya akan mengurangi tenaga mesin

Untuk menyatakan kekentalannya, minyak pelumas biasanya di berikan angka, contah SAE 20, SAE 30, SAE 40, semakin besar angkanya berarti minyak pelumas semakin tinggi viscositasnya (makin kental). Di bawah ini adalah tabel yang sesuai dengan besarnya indeks angka dan keterangan penggunaannya

36

Tabel 2. 1Standar Viscositas

namun ada juga yang menggunakan dua batas indeks angka, minyak pelumas jenis ini disebut dengan multigrade.

Minyak pelumas ini muncul untuk mengatasi perubahan viscositasnya akibat kenaikan temperature pada pemakaiannya, yaitu semakin panas viscositas minyak akan makin encer, maka untuk mengatasi hal ini minyak pelumas diberi zat tambah untuk mempertahankan viscositasnya.

Contoh SAE 30W-50 artinya huruf singkatan dari Winter (dingin) jika pada suhu dingin, indeks angka kekentalan minyak pelumas 30 (encer) tetapi jika suhunya makin panas indeks angka kekentalan minyak pelumas 50. Sehingga dapat dilustrasikan seperti gambar dibawah ini:

Gambar 2. 8 Viscositas Minyak Dibandingkan dengan Temperatur

Indeks Keterangan

SAE 10

SAE 20 Encer sekali, digunakan untuk sistem hidrolis SAE 30

SAE 40 Umumnya digunakan untuk kendaraan

37 Dengan kata lain minyak pelumas multigrade mempunyai rentang kerja dengan temperature yang lebih panjang jika dibangdingkan dengan minyak pelumas single grade.

Gambar 2. 9 Rentang Temperatur Minyak Pelumas

Standar untuk mutu (kualitas).

Standar mutu (kualitas) minyak pelumas menggunakan API (American Petroleum Institute) dimana kualitasnya dan pemakaiannya tidak ditulis dalam indeks angka tetapi dalam bentuk huruf, yaitu :

Huruf S (digunakan untuk mesin berbahan bakar bensin

Dokumen terkait