• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Perlindungan Buku Elektronik sebagai Karya Digital di Beberapa Negara 1.Copyright Law 1976 di Amerika Serikat

5. Undang-Undang Hak Cipta 1987 Di Singapura

Parlemen Singapura mengesahkan Undang-Undang Hak Cipta Singapura pada tanggal 26 Januari 1987. Undang-Undang Hak Cipta Tahun 1987 masih merupakan Undang-Undang yang berlaku hingga saat ini. Undang-Undang Hak Cipta Singapura secara umum diadopsi dari model Undang-Undang Hak Cipta Australia.126Perubahan pertama terhadap Undang-Undang Hak Cipta dilakukan pada Tahun 1994 untuk memberikan jaminan bahwa pemilik Hak Cipta tidak akan bisa melakukan praktek monopoli dalam rangka menghindari impor paralel.

UU Hak Cipta Tahun 1987 memuat sebuah ketentuan yang secara spesifik bertujuan untuk memberikan legitimasi terhadap impor paralel. Perubahan kedua Undang-Undang Hak Cipta dilakukan pada Tahun 1998 yang menghapus sebuah ketentuan yang mengeluarkan aspek komersial dari fair dealing defence dengan tujuan untuk riset atau pengkajian sendiri. Keberadaan ketentuan ini telah mendorong Pengadilan Banding untuk berusaha menganalisa bahwa rekayasa ulang perangkat

125

Ibid.

126Ng-Loy Wee Loon, “Infrastruktur Kekayaan Intelektual pada Pasar Asia; DariThird World to First:Riwayat Kekayaan Intelektual Singapura, 1965-2005, dalam Media HKI, Volume IV, No. 4, Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual, Departemen Hukum Dan HAM RI, Banten, 2007, hal. 7

lunak (software) yang dilakukan untuk tujuan komersial dilarang oleh Undang-Undang Hak Cipta Tahun 1987. Fair dealing defence merupakan pembatasan Hak Cipta bagi kegunaan penelitian atau pendidikan. Aturan ini merupakan aturan yang terdapat dalam Undang-Undang Hak Cipta Australia, Inggris dan Amerika Serikat. Namun aturan ini telah diamandemen pada Tahun 2005 oleh pemerintah Singapura. Saat ini aturan fair dealing defence di singapura lebih mendekati model Amerika yaitufair use.127

Pada Tahun 1999 dilakukan perubahan kembali terhadap UU Hak Cipta di Singapura untuk mengarahkan kebutuhan yang lebih mendesak pemilik Hak Cipta dan pengguna materi-materi Hak Cipta dalam lingkungan yang sudah terhubung. Rangkaian perubahan ini untuk memperkenalkan user caching defence yang memungkinkan pembuatan pengalihan atau penyalinan materi elektronik dalam komputer pengguna dari materi elektronik yang disediakan dalam jaringan tersebut, memperkenalkan pemulihan sipil guna melindungi hak manajemen informasi, dan memberikan kebebasan tertentu bagiservice provider.128

Konsep perlindungan Hak Cipta di Singapura tidak berbeda dengan di Indonesia yaitu tidak memberikan perlindungan terhadap ide, informasi, prinsip dan gagasan. Melainkan Hak Cipta hanya melindungi ciptaan yang berwujud. Hak Cipta melindungi keterampilan, tenaga kerja dan / atau penilaian yang digunakan dalam menciptakan ekspresi. Secara khusus Hak Cipta ada dalam sastra, dramatis, musik

127Ibid., hal. 9

dan karya-karya artistik seperti novel, drama, komposisi musik, lukisan dan patung, serta subjek materi lain selain seperti rekaman suara, film, siaran, kabel program dan menerbitkan edisi karya. Selain itu, perlindungan Hak Cipta berhubungan dengan pertunjukan live dan hak informasi manajeman.

Jika dilihat perlindungan Hak Cipta atas karya digital dalam peraturan internasional Konvensi Bern mencakup hal hak reproduksi, yang mana Konvensi Bern menyatakan hak reproduksi tentang “dalam cara atau bentuk”.129 Hak ini menjadi perhatian penting bagi pelaku aktifitas virtual, karena setiap transmisi dari suatu karya atau objek mengandaikan hak terkait dengan upload yang bekerja atau benda lainnya ke dalam memori komputer atau perangkat digital lainnya. Pengaturan mengenai “cara atau bentuk” mengatur ciptaan yang dihasilkan dalam bentuk media digital dan/ dengan cara menggunakan teknologi digital.

Aturan mengenai Hak Cipta atas karya digital dalam peraturan internasional juga tercantum dalam Pasal 14 ayat (1) PersetujuanTRIPsyang mana mengharuskan pelaku diberikan hak untuk melarang pihak lain yang tanpa persetujuannya, melakukan perbuatan-perbuatan seperti membuat, memperbanyak, atau menyiarkan rekaman suara dan/ atau gambar pertunjukannya; dan melakukan penyiaran atas suatu karya siaran dengan menggunakan transmisi dengan atau tanpa kabel atau mengkomunikasikan kepada masyarakat pertunjukan langsung mereka.130 Yang dimaksud dengan pelanggaran yang dilarang dalam hal ini adalah apabila perbuatan

129TerjemahanBerne Convention Article9(1). Lihat jugaRome Convention Article 10

130 TRIPSAgreement Article14 (providing to phonogram producers the right to authorize or prohibit the "direct or indirect" reproduction of their phonograms).

pelanggaran itu membuat si pencipta merasa dirugikan kepentingan/hak ekonomisnya yang wajar, merugikan kepentingan negara karena mengumumkan ciptaan yang bertentangan dengan kebijakan pemerintah di bidang keamanan atau bertentangan dengan ketertiban umum dan kesusilaan. Melanggar perjanjian berarti pelanggaran berupa perbuatan yang tidak sesuai dengan isi perjanjian yang telah disepakati antara pihak ketiga dengan pencipta.

A. Kesimpulan

1. Buku elektronik atau e-book dilindungi oleh Undang-Undang Hak Cipta No.28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta dimana bila terdapat pihak yang melakukan pelanggaran hak eksklusif maka pemegang hak cipta dapat menggugat pihak yang melanggar secara perdata ke pengadilan niaga dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2016 Tentang Perubahan Undang Undang Nomor 11 tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Teknologi juga memberikan perlindungan dengan cara penegakan hukum oleh aparatur negara bila terjadi pelanggaran hukum.

2. Undang-Undang Hak Cipta telah memberikan perlindungan hukum terhadap pencipta maupun penerbit. Pemerintah memberikan perlindungan dengan memberi lisensi. Pemerintah sebagai pemberi lisensi melakukan langkah pemilikan proses buku elektronik terhadap lisensi dari negara penerima lisensi. Perjanjian Iisensi yang didaftarkan ini berlaku di seluruh wilayah Negara Republik Indonesia, kecuali jika diperjanjikan lain. Sudah menjadi kewajiban dari negara untuk mampu melindungi hasil karya cipta warga negaranya terutama berbasis digital dengan melakukan penegakan hukum yang tegas dan upaya perlindungan hukum terhadap para pencipta.

3. Perlindungan hukum hak cipta atas buku elektronik bila dibajak di luar negeri dapat dilakukan sesuai ketentuan peraturan yang berlaku di masing-masing negara. Seperti Amerika Serikat dalam Undang-Undang Hak Cipta Amerika Serikat 1976 menerapkan peraturan DMCA sebagai solusi perlindungan terhadap suatu keaslian konten hak cipta dan keaslian produk hak cipta yang berformat digital. Malaysia memberikan perlindungannya sesuai ketentuan dalam Undang-Undang Hak Cipta Malaysia 1987 Pasal 25 yang menyediakan seperangkat hak moral atribusi dan integritas untuk semua jenis karya seperti yang dipersyaratkan oleh Konvensi Berne Pasal 6. Terdapat juga beberapa katagori Hak Cipta yang dilindungi dalam Pasal 7. Australia memberikan perlindungannya sesuai ketentuan Amandemen Undang-Undang Hak Cipta Australia (Digital Agenda Act 2000) yang menerapkan reformasi utama Undang-Undang dalam rangka memperbaharui rezim Hak Cipta Australia untuk mempertimbangkan pesatnya perkembangan teknologi baru. Digital Agenda Act 2000 menyatakan langkah-langkah penegakan hukum baru yang kuat untuk membantu pemilik Hak Cipta dalam menegakkan hak-hak mereka dalam lingkungan digital. Singapura memberikan perlindungan menurut Undang-Undang Hak Cipta Singapura pada tanggal 26 januari Tahun 1987 yang memuat sebuah ketentuan secara spesifik untuk memberikan legitimasi terhadap impor paralel. Aturan mengenai Hak Cipta atas karya digital dalam peraturan internasional diatur dalam Pasal 14 ayat (1) Persetujuan TRIPs.

B. Saran

1. Dampak kemajuan teknologi digital yang semakin tidak terkendali dan tidak sehat akan berakibat jauh lebih berbahaya dibandingkan dengan keunggulan dan kemanfaatannya, terutama dalam aktifitas digitalisasi karya cipta. Teknologi digital saat ini adalah suatu alternatif bagi para penghasil/pencipta untuk mempublikasikan hasil karyanya maka dari itu setiap netter diharapkan sadar hukum dalam menghargai karya dan Hak Cipta seseorang. Mengingat pesatnya perkembangan teknologi, para pencipta sebaiknya melakukan usaha preventif dengan mendaftarkan hasil karya / ciptaannya secara legal dan berhati-hati dalam mempublikasi ciptaannya ke media internet untuk mencegah terjadinya pelanggaran Hak Cipta.

2. Upaya perlindungan hukum juga harus sejalan dengan pemberian sanksi yang tegas dan tepat kepada para pelanggar Hak Cipta oleh aparat penegak hukum sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Teknologi digital yang diakomodasikan dalam hukum dan disesuaikan dengan perkembangan zaman diharapkan dapat berperan sebagai alat pendukung untuk mencapai tujuan hukum yaitu keadilan bagi pencipta dan karya cipta itu sendiri sendiri. Kehadiran teknologi bukan berarti merombak semua produk hukum yang berlaku saat ini. Tuntutan akan adanya aturan hukum yang mengikuti perkembangan teknologi juga tidak bisa dihindari, namun sebaiknya sifatnya sebagai penyesuaian dari perangkat hukum yang telah ada.

Dokumen terkait