• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENT ANG PEMERIKSAAN TANGGUNG .JAW AB KEUANGAN NEGARA

Nomor Anggota : A - 464

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENT ANG PEMERIKSAAN TANGGUNG .JAW AB KEUANGAN NEGARA

Assalamu'alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita semua, Yth. Saudara Pimpinan Sidang

Yth. Saudara Menteri Keuangan yang mewakili Pemerintah beserta jajarannya.

Yth. Saudara-saudara Anggota Dewan dan hadirin yang kami muliakan.

Pertarna-tama marilah terlebih dahulu kita menghaturkan puj i dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala rahmat dan karuniaNya pada hari ini kita semua dalam keadaan sehat wal 'afiat dan dapat menghadiri Sidang yang mulia ini untuk mengikuti Pemandangan Umum Fraksi-fraksi atas Rancangan Undang-und8:ng tentang Keuangan Negara, Rancangan Undang-undang tentang Perbendaharaan Negara dan Rancan_gan Undang-undang tentang Pemeriksaan Tanggung Jawab Keuangan Negara.

Fraksi TNI/Polri menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pemerintah atas penjelasan latar belakang dan pokok-pokok muatan dari ketiga Rancangan Undang-undang tersebut yang disampaikan oleh Menteri Keuangan dalam Rapat Paripurna DPR-RI tanggal 23 Oktober 2000.

Hadirin yang kami hormati.

Sebagaimana kita ketahui bersama sej ak bangsa Indonesia merdeka 55 tahun yang lalu, kita belum merr:iiliki undang-undang produk nasional yang n-iengatur tentang pengelolaan keuangan negara.

ARSIP

Selama ini untuk mengisi kekosongan undang-undang yang rnengatur pengelolaan keuangan negara sesuai dengan Pasal II Aturan Peralihan UUD

1945 dipergunakan produk hukum kolonial Bclanda.

Perundang-undangan warisan kolonial Belanda tersebut dalam perkembangan dewasa ini tidak sesuai lagi dengan kebutuhan pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka dan berdaulat.

Tidak .dapat dipungkiri bahwa salah satu faktor terjadinya berbagai penyimpangan dan kebocoran keuangan negara selama ini, antara lain disebabkan oleh kelemahan dan atau celah yang terdapat dalam sistern perundang-undangan pengelolaan keuangan negara. Itulah sebabnya setiap pembahasan Rancangan Undang-undang tentang Anggaran Pendapatan clan Bclanja Negara (RAPBN) dan Rancangan Undang-unclang Pcrhit.ungan Anggaran Negara (RUU PAN), selalu muncul tanggapan untuk segera rnengganti Undang-undang warisan Belanda tersebut.

K.etiga Undang-undang- tersebut menurut Fraksi kami bernilai strategis dalam menjawab tantangan terhadap tuntutan keterbukaan clan peningkatan ak.untabilitas pengelolaan keuangan negara, dalam rangka mendukung pemerintahan yang bersih dan bebas KKN.

Hadirin dan Anggota Dewan yang kami hormati.

Dalam mempelajari dan membahas ketiga Rancangan Undang­ undang tentang pengelolaan keuangan negara, Fraksi TNI/Polri mengacu pada pokok-pokok pikiran sebagai berikut

Pertama

Kedua

Ketiga:

Harus bisa menjamin terselenggaranya kesinambungan dan tujuan pembangunan nasional.

Dapat mewujudkan keterbukaan, clan keuangan negara. dan meningkatkan akuntabilitas dalam disiplin, pengelolaan

Menjarnin kepastian hukum dan tidak bertentangan dengan Undang-undang lain yang berlaku.

Sehubungan hal tersebut diatas, Fraksi TNI/Polri akan menyampaikan tanggapan terhadap muatan ketiga Rancangan Undang-undang tersebut, sebagai berikut

ARSIP

Rancangan Undang-undang tentang Keuangan Negara. Pertama

Kedua

Bab II Pasal 6 yang mengatur kekuasaan atas keuangan negara, dalam ayat 2 butir a dinyatakan antara lain Menteri Keuangan selaku pengawas lembaga jasa keuangan. Menurut Fraksi 'TNI/Polri hal ini tidak sejalan dengan Pasal 34 ayat 1 Undang-undang No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia yang mengamanatkan untuk membentuk. lembaga pengawasan sektor jasa keuangan.

Dalam Pasal 7 dinyatakan pengelolaan keuangan negara di dasarkan pada Rencana St�ategis Nasional yang disusun oleh Dewan perencanaan nasiona1 yang dibentuk Presiden. Disisi lain rencana strategis pembangunan Nasional telah ditangani oleh Bappenas. Dalam kaitan ini Fraksi TNI/Polri minta penjelasan lebfh lanjut.

Rancangan Undang-undang tentang Perbendaharaan Negara : Pertama

Kedua

Ketiga

Bab I Pasal 1 memuat pengertian beberapa kata/prasa yang ditemukan berulangkali dalam pasal-pasal yang berlainan. Pencantuman beberapa kata/prasa dalam Pasal 1 sudah tepat, namun menurut Fraksi TNI/P?lri masih- ada beberapa prasa yang perlu dicantumkan dalam Pasal 1, antara lain pengertian "barang" dan . "ganti rugi/kerugian".

Dalam Pasal 7 ayat 3 dinyatakan bahwa penerimaan departemen/lembaga tidak boleh digunakan langsung untuk membiayai pengeluaran. Sementara itu dalam UU ·No. 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan

Pajak (PNBP), Pasal 8 substansinya menyatakan sebagian dari suatu jenis PNBP dapat digunakan untuk kegiatan tertentu yang berkaitan dengan jenis PNBP tersebut oleh instansi yang bersangkutan. Terhadap hal . ini Fraksi TNI/Polri minta penjelasan Pemerintah.

Pasal 27 ayat (2) memuat tentang pengelolaan tanah dan bangunan untuk negara yang tidak dimanfaatkan untuk kepentingan penyelenggaraan tugas pokok, wajib diserahkan pada l\llenteri Keuangan. Dalam kaitan ini

ARSIP

Keempat

Fraksi TNI/Polri berpendapat bahwa rnuatan pasal tersebut perlu ada penjelasan sehingga tidak terjadi penafsiran yang berbeda-beda. Disamping itu perlu didukung dengan PP dan Keputusan Presiden sehingga pelaksanaannya be1jalan lancar.

Dalam beberapa Pasql antara lain Pasal 4 ayat 2, Pasal 16 ayat 4 mengatur larangan bagi pejabat tertentu. Sedangkan dalam beberapa Pasal lainnya antara lain •Pasal 15 ayat ( 4) dan (5), Pasal 17 ayat (1 ), Pasal 33 ayat

(2) mengatur tentang kewajiban pejabat tertentu. Sementara itu ketentuan tentang sanksi baik pidana, rnaupun administratif tidak ditemukan, sedang yang tercantum adalah masalah ganti rugi. Oleh karena itu Fraksi TNII_Polri mengharapkan adanya sanksi bagi pejabat yang melanggar larangan dan yang tidak melaksanakan kewajiban berdasarkan pasal-pasal terse but.

Rancangan Undang-undang Pemeriksaan Tanggung Jawab Keuangan Negara.

Pertama

Kcdua

Dalam Pasal 7 dinyatakan BPK. dapat melaksanakan investigasi untuk merperoleh bukti guna mengungkap kebenaran adanya sangkaan tindak pidana dan atau perbuatan yang merugikan keuangan negara. Menurut Fraksi TNI/Polri yang dimaksud investigasi dalan:i pasal ini adalah penyidikan, karena dilaksanakan untuk memperoleh bukti adanya tindak pidana. Oleh karena itu substansi pasal 7 perlu dipertimbangkan dan pelaksanaan investigasi seyogyanya diserahkan ke aparat Penyidik, sebagaimana dimuat pada Pasal 25 Rancangan lJndang­ undang.

Pasal - 25 menyatakan BPK memberitahukan kepada Kepolisian dan atau Kejaksaan bila dalam pemeriksaan terdapat hal yang menimbulkan indikasi tindak pidana. Dalam penjelasan pasal disebutkan bila ada sangkaan tindak pidana umu.qi diberitahukan ke Kepolisian dan sangkaan tindak pidana korupsi ke Kej aksaan. Dalam Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang · Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Kepolisian juga

berwenang melakukan penyidikan. Oleh karena itu

ARSIP

Kctiga

menurut Fraksi 'fNI/Polri pemberitahuan a�lanya sangkaan tindak pidana korupsi juga disampaikan ke Kepolisian.

Dalarn Bab IX Pasal 29 Ketentuan Pidana ditetapkan besaran ancaman hukuman pidana penjara dan denda. Harap dij elaskan dasar penetapan besaran pidana penj ara dan denda tersebut.

Sidang Dewan yang kami hormati.

Berdasarkan uraian Pemandangan Umum tersebut dan setelah mempelajari dengan seksama ketiga Rancangan Undang-undang tersebut serta memperhatikan keterangan/penjelasan Pemerintah, Fraksi TNI/Polri dengan ini menyatakan; "setuju agar ketiga Rancangan Undang-undang tersebut dibicarakan dan dibahas lebih lanjut dalam pembicaraan tingkat III."

Demikian Pemandangan Umum Fraksi TNI/Polri terhadap Rancangan Undang-undang tentang Keuangan Negara, Rancangan Undarig­ undang tentang Perbendaharaan Negara, dan Rancangan Undang-undang tentang Pemeriksaan Tanggung Jawab Keuangan Negara.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Pimpinan Sidang, Saµdara Menteri Keuangan selaku yang mewakili Pemerintah, dan para anggota Dewan serta para hadirin yang telah mengikuti Pemandangan Umum Fraksi TNI/Polri secara seksama hingga akhir.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa selalu memberikan bimbingan dan petunjukNya kepada kita semua. Amin.

Sekian dan terima kasih.-Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Men

PIMPINAN B 1/POLRI

Jakarta, tfld2 Januari 2001 · A.n. FRAKSI TNI/POLRI DPR-RI

Juru Bicara,

ARSIP

Dokumen terkait