PTUN SAMARINDA
UNDANGAN YANG BERLAKU DAN TIDAK BERTENTANGAN DENGAN AZAS-AZAS UMUM PEMERINTAHAN YANG BAIK
Halaman 39, Putusan Nomor : 12/G/2017/PTUN.SMD Sehingga oleh karenanya layak dan sangat berdasar hukum apabila Majelis Hakim Yang Terhormat menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya;--- 18. Bahwa Tergugat menolak dalil Penggugat angka 26 dan 27
karena apa yag didalilkan oleh penggugat tidak benar dan bukan merupakan pokok materi objek sengketa;--- Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas, jelas terbukti bahwa Gugatan Penggugat salah dan tidak benar.sehingga oleh karenanya layak dan sangat berdasar hukum apabila Majelis Hakim Yang Terhormat menolak atau setidaknya menyatakan Gugatan PENGGUGAT TIDAK DAPAT DITERIMA (Niet Ontvankelijk Veerklaard).--- III. DALAM PENUNDAAN
19. Bahwa Tergugat dengan ini mengajukan menolak atas permohonan Penundaan para Penggugat atas Keputusan Bupati No. 141.1/K.166/2017 tentang pemberhentian penjabat Kepala Desa dan Pengangkatan Kepala Desa Tepian Langsat Kecamatan Bengalon Kabupaten Kutai Timur tanggal 17 Februari 2017;--- 20. Bahwa Tergugat menolak dengan tegas atas permohonan Penundaan diatas karena berdasarkan pasal 67 ayat (4)UU TUN dinyatakan bahwa:---
Permohonan Penundaan:--- a. Dapat dikabulkan hanya apabila terdapat keadaan yang
sangat mendesak yang mengakibatkan kepentingan
Halaman 40, Putusan Nomor : 12/G/2017/PTUN.SMD sangat dirugikan jika keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu tetap dilaksanakan.--- b. Tidak dapat dikabulkan apabila kepentingan umum dalam
rangka pembangunan mengharuskan dilaksanakannya
keputusan tersebut.--- 21. Bahwa pengertian istilah keadaan yang sangat mendesak didalam pasal 67 diatas dijelaskan yaitu jika kerugian yang sangat tidak imbang akan diderita oleh penggugat dibandingkan dengan manfaat bagi kepentingan yang akan dilindungi oleh pelaksanaan Keputuan Tata Usaha Negara tersebut.--- Bahwa berdasarkan hal-hal yang Tergugat sampaikan diatas, jelas bahwa dalil Penggugat yang menyatakan Tergugat telah melanggar azas-azas umum pemerintahan yang baik (AAUPB) maka tidak benar, dan telah jelas terbukti bahwa tindakan yang dilakukan oleh Tergugat telah sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Sehingga oleh karenanya, Tergugat mohon dengan hormat kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini berkenan menerima dan untuk selanjutnya memberikan putusan dengan amar sebagai berikut :--- DALAM EKSEPSI :
Menerima Eksepsi Tergugat ;--- Menolak Gugatan Penggugat untuk seluruhnya atau setidaknya
menyatakan Gugatan Tidak Dapat Diterima (niet ontvankelijke verklaard);---
Halaman 41, Putusan Nomor : 12/G/2017/PTUN.SMD DALAM PENUNDAAN
Menerima Keberatan Tergugat atas permohonan Penundaan para Penggugat atas Keputusan Bupati No. 141.1/K.166/2017 tentang pemberhentian penjabat Kepala Desa dan Pengangkatan Kepala Desa Tepian Langsat Kecamatan Bengalon Kabupaten Kutai Timur tanggal 17 Februari 2017.--- DALAM POKOK PERKARA :
Menolak Gugatan Penggugat untuk seluruhnya atau setidaknya menyatakan Gugatan Tidak Dapat Diterima (niet ontvankelijke verklaard);--- Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara.--- ATAU :
Memberikan putusan lain yang adil, berdasarkan pandangan suatu peradilan yang baik dan benar (ex aequo et bono);---
Menimbang, bahwa terhadap gugatan Para Penggugat tersebut, Tergugat II Intervensi telah mengajukan Jawabannya tertanggal tertanggal 3 Mei 2017, dengan mengemukakan hal-hal sebagai berikut: --- A. DALAM EKSEPSI
Yang Mulia Majelis Hakim;--- Dalam gugatan PARA PENGGUGAT, dapat ditemui kecacatanformil yang mengakibatkan Gugatan aquo demi hukum harus dinyatakan tidak dapat diterima(niet onvankelijke verklaard), yaitu;--- PARA PENGGUGAT TIDAK MEMPUNYAI KEDUDUKAN HUKUM/ LEGAL STANDING UNTUK MENGAJUKAN GUGATAN SENGKETA TATA USAHA NEGARA;---
Halaman 42, Putusan Nomor : 12/G/2017/PTUN.SMD 1. Bahwa Pasal ketentuan Pasal 1 Angka (9) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 sebagaimana terakhir telah dirubah dengan Undang –Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Peradilan Tata Usaha Negara (“UU Peratun”) secara tegasmenyatakan sebagai berikut: “Keputusan Tata Usaha Negara adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh badan atau pejabat tata usaha negara yang berisi tindakan hukum tata usaha negara yang berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku, yang bersifat konkret, individual, dan final, yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata”;--- 2. Bahwa PARA PENGGUGAT dalam gugatannya telah mendalilkan
yang menjadi Objek Sengketa dalam perkara aquo adalah Surat Keputusan Bupati Kutai Timur Nomor 141.1/ K. 166/ 2017 tentang Pemberhentian Pejabat Kepala Desa Dan Pengangkatan Kepala Desa Tepian Langsat Kecamatan Bengalon, Kabupaten Kutai Timur tertanggal 17 Februari 2017 (“SK Bupati Kutim 141.1”);--- 3. Bahwa SK Bupati Kutim 141.1 pada intinya memberhentikan dengan hormat Saudara Rustam Efendi sebagai Pejabat Kepala Desa Tepian Langsat, Kecamatan Bengalon, Kabupaten Kutai Timur dan selanjutnya mengangkat TERGUGAT II INTERVENSI sebagai Pejabat Kepala Desa Tepian Langsat untuk masa bakti tahun 2017 – 2023;--- 4. Bahwa dengan memperhatikan ketentuan dalam Pasal 1 Ayat (9)
tersebut diatas, maka SK Bupati Kutim 141.1 merupakan suatu Keputusan Tata Usaha Negara (“KTUN”) yang bersifat konkret,
Halaman 43, Putusan Nomor : 12/G/2017/PTUN.SMD individual dan final yang menyebabkan adanya akibat hukum bagi seseorang yaitu bagi Saudara Rustam Efendi yang diberhentikan sebagai Pejabat Kepala Desa Tepian Langsat serta kepada TERGUGAT II INTERVENSI yang diangkat sebagai Pejabat Kepala Desa Tepian Langsat;--- 5. Bahwa dengan demikian maka seharusnya yang memiliki Kedudukan Hukum/ Legal Standing untuk melakukan gugatan Sengketa Tata Usaha Negara atas SK Bupati Kutim 141.1 sebagai suatu KTUN adalah Saudara Rustam Efendi dan TERGUGAT II INTERVENSI sebagai pihak yang dituju oleh SK Bupati Kutim 141.1 dan mengalami akibat hukum yang bersifat langsung dan konkret dari dikeluarkannya KTUN tersebut, hal ini sesuai dengan salah satu penjelasan Pasal 53 Ayat (1) UU Peratun yang pada intinya menyatakan hanya orang atau badan hukum perdata yang kepentingannya terkena oleh akibat hukum KTUN yang dikeluarkan dan karenanya yang bersangkutan merasa dirugikan, dibolehkan untuk menggugat KTUN;--- 6. Selanjutnya Indroharto dalam bukunya yang berjudul “Usaha Memahami Undang-Undang Tentang Peradilan Tata Usaha Negara” yang diterbitkan oleh Pustaka Sinar Harapan – 1993, berpendapat bahwa UU Peratun tidak menganut prinsip “actio popularis” yaitu suatu prinsip yang memberikan hak menggugat kepada setiap orang atau setiap penduduk, pendapat Indroharto tersebut dapat dijadikan rujukan ilmiah atas adanya pembatasan pihak-pihak yang dapat melakukan gugatan atas KTUN;---
Halaman 44, Putusan Nomor : 12/G/2017/PTUN.SMD 7. Bahwa alasan PARA PENGGUGAT dalam poin 17 Gugatan yang menyatakan adanya kepentingan dari PARA PENGGUGAT yang dirugikan dengan diterbitkannya SK Bupati Kutim 141.1 merupakan alasan yang tidak berdasar hukum, karena PARA PENGGUGAT sendiri mengakui bahwa mereka merupakan peserta dari Pemilihan Kepala Desa Tepian Langsat yang telah terlaksana serta menghasilkan TERGUGAT II INTERVENSI sebagai peraih suara terbanyak dalam Pemilihan Kepala Desa tersebutsehingga tidak ada hak-hak hukum dari PARA PENGGUGAT yang dilanggar dengan diterbitkannya SK Bupati Kutim 141.1 tersebut;--- Bahwa dengan memperhatikan uraian diatas, maka TERGUGAT II INTERVENSI berpendapat PARA PENGGUGAT tidak mempunyai kedudukan hukum/ legal standing untuk melakukan gugatan atas SK Bupati Kutim 141.1 yang menjadi Objek Sengketa dalam perkara ini sehingga gugatan PARA PENGGUGAT harus dinyatakan tidak dapat diterima, namun demikian apabila Yang Mulia Majelis Hakim berpendapat lain, maka gugatan PARA PENGGUGAT harus tetap dinyatakan ditolak dengan alasan sebagai berikut;--- B. DALAM POKOK PERKARA
Bahwa TERGUGAT II INTERVENSI memohon kepada Yang Mulia Majelis Hakim agar seluruh dalil-dalil yang telah dikemukakan dalam eksepsi mohon dianggap sebagai suatu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan dalil-dalil yang akan dikemukakan oleh TERGUGAT II INTERVENSI dalam pokok perkara sebagai berikut:---
Halaman 45, Putusan Nomor : 12/G/2017/PTUN.SMD TINDAKAN TERGUGAT I MENERBITKAN SK BUPATI KUTIM 141.1 SUDAH DILAKUKAN BERDASARKAN KETENTUAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU
1. Bahwa PARA PENGGUGAT dalam Posita gugatan telah mendalilkan SK Bupati Kutim 141.1 yang diterbitkan oleh TERGUGAT I melanggar Asas-asas Umum Pemerintahan Yang Baik sehingga harus dibatalkan;--- 2. Bahwa PARA PENGGUGAT berulang-ulang dalam posita
gugatannya mendalilkan telah terjadi pelanggaran-pelanggaran dalam proses Pemilihan Kepala Desa Tepian Langsat dan hal tersebut mengakibatkan SK Bupati Kutim 141.1 menjadi tidak sah; 3. Bahwa PARA PENGGUGAT sendiri dalam gugatannya mengakui
pada tanggal 20 Desember 2016 telah dilakukan Pemilihan Kepala Desa di Desa Tepian Langsat, Kecamatan Bengalon, Kabupaten Kutai Timur yang diikuti oleh PARA PENGGUGAT dan TERGUGAT II INTERVENSI dengan hasil sebagai berikut:--- a. Nomor urut I, Hartono (PARA PENGGUGAT) memperoleh suara sejumlah :367 suara;--- b. Nomor urut II, Riduan (PARA PENGGUGAT) memperoleh suara sejumlah : 255 suara;--- c. Nomor urut III, Zeki Hamzah, SE (TERGUGAT II INTERVENSI) memperoleh suara sejumlah :483 suara;--- d. Nomor urut IV, Masdari Kidang (PARA PENGGUGAT)
memperoleh suara sejumlah :193 suara;---
Halaman 46, Putusan Nomor : 12/G/2017/PTUN.SMD e. Nomor urut V, Solihin (PARA PENGGUGAT) memperoleh suara sejumlah :96 suara;--- 4. Bahwa PARA PENGGUGAT merasa keberatan atas hasil pemilihan tersebut dan kemudian mendalilkan telah terjadi pelanggaran-pelanggaran atas proses pemiilihan Kepala Desa Tepian Langsat sebagaimana tercantum dalam posita gugatan PARA PENGGUGAT;--- 5. Bahwa seluruh pelanggaran-pelanggaran proses Pemilihan Kepala Desa Tepian Langsat yang didalilkan oleh PARA PENGGUGAT dalam posita gugatannya, telah diadukan dan diperiksa oleh Panitia Pemilihan Kepala Desa Serentak Tingkat Kabupaten Kutai Timur, hal ini sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam Pasal 42 Ayat (7) dan Ayat (8) Peraturan Bupati Kutai Timur Nomor 16 Tahun 2016 tentang Mekanisme Pemilihan Kepala Desa (Perbup 16/ 2016) yang menyatakan sebagai berikut:---
a. Pasal 42 Ayat (7):--- “Apabila salah seorang calon Kepala Desa mengajukan keberatan tentang hasil penghitungan suara, diberikan waktu paling lama 3 (tiga) hari sejak penetapan hasil oleh Panitia Pemilihan”;--- b. Pasal 42 Ayat (8):--- “Keberatan sebagaimana dimaksud dalam Ayat (7) dan perselisihan lainnya diselesaikan oleh Panitia Pemilihan Kabupaten dan Panitia Pengawas Kecamatan”;---
Halaman 47, Putusan Nomor : 12/G/2017/PTUN.SMD 6. Bahwa atas pengaduan yang diajukan oleh PARA PENGGUGAT tersebut, Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa Serentak Tingkat Kabupaten Kutai Timur telah mengeluarkan surat Nomor: 140/ 59/ DPMD tertanggal 25 Januari 2017 yang pada pokoknya menyatakan bahwa gugatan keberatan atas hasil pemilihan Kepala Desa Tepian Langsat tidak diterima dan tahapan Pemilihan Kepala Desa Tepian Langsat tetap dilanjutkan;--- 7. Bahwa dengan ditolaknya keberatan dari PARA PENGGUGAT oleh Panitia Pemilihan Kepala Desa Serentak Tingkat Kabupaten Kutai Timur tersebut diatas, maka sebenarnya proses Pemilihan Kepala Desa sudah selesai dan TURUT TERGUGAT II sudah secara sah dinyatakan sebagai peraih suara terbanyak dalam proses pemilihan Kepala Desa Tepian Langsat tersebut;--- 8. Bahwa perbuatan TERGUGAT I menerbitkan SK Bupati Kutai Timur 141.1 yang mengangkat TERGUGAT II INTERVENSI sebagai Pejabat Kepala Desa Tepian Langsat masa bakti 2017 -2023 bukanlah merupakan suatu perbuatan yang melanggar Asas-asas Umum Pemerintahan yang baik sebagaimana didalilkan oleh PARA PENGGUGAT karena telah sesuai aturan peraturan perundang-undangan yang ada dan telah memperhatikan hasil dari penyelesaian perselisihan hasil pemilihan Kepala Desa sebagaimana diatur dalam Perbup 16/ 2016;--- Bahwa dengan memperhatikan fakta-fakta tersebut diatas, maka SK Bupati Kutim 141.1 yang diterbitkan oleh TERGUGAT I harus tetap
Halaman 48, Putusan Nomor : 12/G/2017/PTUN.SMD dipertahankan dan oleh karenanya maka gugatan PARA PENGGUGAT harus dinyatakan ditolak seluruhnya;--- C. DALAM PENUNDAAN;
PENUNDAAN YANG DIAJUKAN OLEH PARA PENGGUGAT TIDAK