• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.2 Ragam Diksipada Upacara Adat Saur Matua Masyarakat Batak Toba yang direalisasikan dalam Kata, Frase, Ungkapan, dan Pantun

4.2.3 Ungkapan atau Idiom

Pemilihan idiom atau ungkapan dalam acara saur matua juga merupakan suatu yang tinggi nilainya. Untuk itu, dibawah ini akan dijabarkan beberapa ungkapan dalam acara saur matua.

a. Jabu-jabuna ‘peti mayat’ ungkapan ini dimaksudkan kepada seseorang yang telah meninggal dunia.

Contoh ungkapan ini dalam kalimat : Mauliate ma di hamu hulahulanami, ala nunga ro hamu di bagasan manogoton mamoppohon natuatua on tu jabu-jabuna.

‘Terima kasih kami ucapkan kepada hulahula kami atas kesediaanya pada pagi hari ini datang untuk memasukkan jenazah orang tua kami ke dalam rumahnya yang baru yaitu, peti jenazah’.

b. Ingana parsatongkinan mengandung makna ‘makam/kuburan’.Contoh ungkapan ini dalam kalimat: Asa dilehon ma tutu di hami hagogoon dohot hahipason di na paadop-adop dohot di na laho pasahathon marsogot tu inganan parsatongkinan i natuatuanami on jala namborumuna on lae. Begitu juga dengan kekuatan dan kesabaran diberikan oleh Tuhan kepada kami dalam mempersiapkan acara yang akan dilakukan nanti sesuai dengan doa para hulahula kami sekalian.

c. Sisada hata mengandung makna ‘seia sekata’, ini dimaksudkan kepada seseorang yang telah mengampil kesepakatan dengan musyawarah.contoh ungkapan ini dalam kalimat : dos ma rohatta, sisada hata ma hita.

d. Hata naulimengandung makna ‘nasehat’.Contoh ungkapan ini dalam kalimat : nungga dipasahathon nami hata nauli tu hamu bere nami, sai anggiat ma hamu dilehon tuhan hagogoon dihamu.

‘Sudah kami sakmpaikan nasehat kepeda bere kami, semogalah diberi tuhan kekuatan diklian’.

e. Mardos niroha‘seia sekata/sepakat’. Ungakapan ini dimaksudkan kepada seseorang yang telah mengampil kesepakatan dengan musyawarah.

Contoh ungkapan ini dalam kalimat: mardos roha hamu dibere hami naeng paborhaton natua-tuaon tu jabu naimbaru.

‘Sepakatlah kalian bere kami mau memberangkatkan orang tua kita ini kerumahnya yang baru/kuburan’.

f. Marujung ngolu‘meninggal dunia’. Ungkapan ini dimaksudkan kepada seseorang yang telah meninggal dunia.

Contoh ungkapan ini dalam kalimat : Tangkas songon naung dipabotohon hami na di ari jumat naung salpu, naung marujung ngolu do natua-tuanami ima dainang on.

‘Kami telah memberitahukan pada hari jumat yang lalu bahwa orang tua kami telah meninggal yaitu ibunda kami’.

g. Jabuna naimbaru ‘rumah yang baru’.Ungkapan ini dimaksudkan kepada orang yang telah meninggal dunia.

Contoh ungkapan ini dalam kalimat: Jadi apala di tingki on, naing paborhatonta ma natua-tuantatu jabu naimbaru.

‘Jadi, pada saat ini mau kita berangkatkanlah kerumahnya yang baru/kuburan’.

h. Parbahul-bahul nabolon ‘‘kantongan dari anyaman pandan’. Ungkapan ini dimaksudkan pada seseorang yang dituakan dan selalu bermurah hati/rela membantu orang lain tanpa pamrih, baik itu material maupun spritual. Tulang nami olo do gabe parbahul-bahul nabolon tu hami akka berena. ‘tulang kami maunya membantu kami dalam materi ataupun spiritual. i. Namarmiak-miak (jambar)‘pemberi/penerima jambar’ merupakan

ungkapan yang melambangkan adanya pertalian kekerabatan. Pelambang ini merupakan cerminan keutuhan dari suatu upacara adat saur matua. Contoh ungkapan ini dalam kalimat:

Nunga i patudu hamu holong muna, ima disombahon hamu jambar, jala rangkup ma sude ulaonon marhite tangiang.

‘Sudah kalian perlihatkan rasa cinta kasih, dengan mempersembahkan jambar, dan sempurnalah semua acara ini melalui doa’.

j. Suhi ampang na opat ‘segi empat bakul’ merupakan ungkapan pelambang empat fungsional penerima harta kekanyan (mangungkap hombung). Keempat fungsional tersebut ialah anak dohot parmai, boru dohot hela, hula-hula, na marpariban.

Contoh ungkapan ini dalam kalimat:

Suhi ampang na opat ma pinasahat hamuna di ulaon i

‘Suhi ampang na opat lah kiranya disampaikan dalam acara ini’. 4.2.4 Penggunaan Umpasa

Untuk kegiatan acara saur matua yang berupa musyawarah untuk melahirkan kesepakatan, maka falsafah yang dipegang teguh dalam untaian

Aek godang aek laut

Dos ni roha sibahen na saut

‘Air yang besar air laut’

‘kesepakatan hati membawa hasil yang baik’

Sebagaimana telah diutarakan sebelumnya dalam acara adat saur matua di pertengahan acara diadakan makan bersama (mardaon pogu). Untuk itu biasanya makanan dihidangkan dan acara dibuka melalui umpasa :

Sititi ma sihompa golanggolang pangarahutna

Tung otik pe na hupatupa hami sai godang ma pinasuna

‘Pohon palem jadi pelindung, gelang kuning pengikatnya’

‘Meskipun sedikit yang kami sediakan, kiranya banyaklah berkatnya’. Umpasa diatas menekankan perlunya kebersamaan dalam menentukan sikap tanpa didasari pada pemikiran mewahnya makanan yang dipersiapkan. Dengan demikian pesan umpasa tersebut memuat bujukan untuk bisa saling menerima atas keadaan yang ada.

Sebagaimana ciri khas masyarakat Batak Toba yang suka bersikap saling menghargai dan saling pengertian. Maka bahasa berpantun atauumpasa ini disampaikan oleh pihak hulahula kepada suhut atau keturunan dari yang telah saur matua, yang merupakan doa dan pengharapan.

Asa bintang ma na rumiris

Asa anak ma dihamu riris Bintang yang bertabur dilangit

Hembun yang bergumpal di atas awan

Diberikanlah kepada kalian putra yang cerdas Putri juga yang pintar

Boru torop dongan muna saur matua Asa pir ma pongki

daon-daon ni pansalongan

di pudian ni namboru on asa pirma tondimuna jala tu tiurna angka pansamotan

‘Semakin kuatlah pongki’

‘Sebagai pengikat daun ubi yang telah diambil’

‘Di balik meninggalnya namboru ini roh kalian semakin kuat’ ‘Dan rezeki yang berlimpah’

Sahat ma solu Sahat tu bontean

Nunga hupasahat hami tu hamu angka hata na uli, ba tu joloan on sahatma hamu gabe

Jala sahat parhorasan ‘Sampailah perahu’ ‘Sampai ke pelabuhan’

‘Semogalah kalian memperoleh keselamatan’

Pengguanan umpasa dalam acara adat masyarakat batak toba pada umumnya memuat pesan moral untuk dapat diteladani. Adapun yang menjadi kelebihan kehadiran umpasa adalah penggunaan umpasa yang begitu indah tidak hanya dari bentuk maupun untaian katanya tetapi jiga isi pesannya.

Sebagaimana tujuan akhir dari acara saur matua adalah akhir pembicaraan yang sama-sama menginginkan lahirnya kesepakatan, maka perlu adanya saling pengertian tanpa adanya keinginan memaksa.

Ketulusan hati karena di dasarkan pada hakekat saling mau menerima merupakan kunci berhasilnya kelangsungan suatu kesepakatan. Untuk itu umpasa yang berupa permintaan sekaligus pesan moral adalah:

tampakna do tajomna rim ni tahi do gogona

‘Tumpul dahulu kemudian tajam’

‘Kesatuan hatilah yang menciptakan kekuatan’ sai nunga jumpang tali pasa

Nunga denggan marujung hata,

Jala marsipaolooloan

‘Sudah ditemukan tali pasa’ ‘Dibuat untuk mengikat gendang’ ‘Sudah dengan baik pembicaraan usai’

‘Dan kita sudah sepakat’ 4.3 Ragam Diksi dari Segi Penutur.

Dokumen terkait