• Tidak ada hasil yang ditemukan

X X Tingkat Pelaksanaan

2) Unit penangkapan jaring rampus (a) Alat penangkapan ikan

Jaring rampus merupakan salah satu alat tangkap di PPN Karangantu yang digunakan untuk menangkap ikan kembung (Rastrelliger sp.) dan tenggiri (Scomberomorus commersonii). Berdasarkan metode pengoperasiannya, jaring rampus diklasifikasikan ke dalam jaring insang dasar (bottom gillnet). Pada umumnya, jaring rampus di PPN Karangantu terdiri atas:

a) Badan jaring

Badan jaring rampus terbuat dari bahan PA monofilamen berwarna putih transparan dengan ukuran mata jaring (mesh size) 2 inchi. Panjang 1 piece

badan jaring adalah 54 meter dengan tinggi 6 meter. b) Tali ris

Tali ris dibagi menjadi tali ris atas dan tali ris bawah. Fungsi kedua tali ris tersebut adalah sama, yaitu untuk merentangkan badan jaring sehingga mudah untuk disatukan dengan tali pelampung di bagian atas dan tali pemberat di bagian bawah. Pada tali ris atas, bahan dasar yang digunakan adalah PE multifilamen dengan ukuran diameter 5 mm. Pada tali ris bawah, bahan dasar yang digunakan adalah PE multifilamendengan ukuran diameter 3 mm. Tali ris atas dan tali ris bawah memiliki panjang yang sama dengan panjang 1 piece

badan jaring, yaitu 54 meter. c) Pelampung dan tali pelampung

Pelampung pada jaring rampus terbuat dari bahan karet busa berbentuk bulat tabung dengan ukuran diameter 4 cm dan panjang 5 cm. Dalam satu piece

jaring rampus, jumlah pelampung yang digunakan adalah 70 buah. Jarak antara pelampung yang satu dengan pelampung lainnya adalah 66 cm. Tali pelampung berbahan dasar dan memiliki ukuran diameter yang sama dengan tali ris atas yaitu PE multifilamendan 5 mm.

d) Pemberat dan tali pemberat

Pemberat terbuat dari bahan timah berbentuk elips dengan diameter 0,5 cm dan panjang 1,5 cm. Jumlah pemberat yang digunakan pada satu piece jaring

49 rampus adalah 240 pemberat. Bobot keseluruhan pemberat dalam satu piece

jaring rampus adalah 3,5 kg, dengan jarak antar pemberat yang satu dengan pemberat lainnya 22 cm. Tali pemberat berbahan dasar PE multifilamen dengan ukuran diameter 3 mm.

e) Pelampung tanda dan tali selambar

Pelampung tanda yang digunakan oleh nelayan jaring rampus di PPN Karangantu terbuat dari styrofoam yang di bagian tengahnya ditancapkan batang bambu dan pada bagian atas atau ujung bambu terdapat bendera. Tali selambar tanda terbuat dari bahan dasar PE multifilamen yang berdiameter 5 mm. Panjang tali pelampung tanda adalah 50 - 100 m.

f) Pemberat tambahan

Pemberat tambahan pada jaring rampus menggunakan batu dengan bobot 1,5 kg. Pemberat batu diikatkan pada tali pelampung tanda. Pemberat tambahan berfungsi untuk mempermudah pada saat penurunan jaring, sehingga jaring dapat terentang sempurna.

g) Pelampung besar

Pelampung besar pada jaring rampus terbuat dari bahan plastik dengan panjang 25 cm dan memiliki ukuran diameter 15 cm. Pelampung besar diikatkan pada setiap piece jaring rampus yang akan dioperasikan. Pelampung besar berfungsi untuk mengapungkan jaring rampus, sehingga pada saat proses pengoperasiannya berada pada permukaan dan kolom perairan. Penggunaan pelampung besar oleh nelayan jaring rampus di PPN Karangantu dimaksudkan untuk menangkap ikan pelagis.

Jaring rampus di PPN Karangantu biasanya menggunakan 22 piece dalam setiap trip-nya. Konstruksi jaring rampus di PPN Karangantu dapat dilihat pada Gambar 20.

50 Keterangan:

1. Badan jaring: PA monofilamen, 2”, L = 54 m per piece, 22 piece, t = 6 m 2. Tali ris atas: PE multifilamen, p= 60 m, θ = 5 mm

3. Tali ris bawah: PE multifilamen, p= 60 m, θ = 3 mm

4. Pelampung: karet sandal, 70 buah per piece, jarak antar pelampung = 66 cm 5. Tali pelampung: PE multifilamen, L = 60 m, θ = 5 mm

6. Pemberat: timah, 240 buah per piece dengan bobot = 3,5 kg 7. Tali pemberat: PE multifilamen, L = 60 m, θ = 3 mm 8. Pelampung tanda: styrofoam, bambu, bendera

9. Tali selambar: PE multifilamen, L = 50 - 100 m, θ = 5 mm 10.Pemberat tambahan atau jangkar: batu, bobot = 1,5 kg Sumber: Diolah dari data primer tahun 2011

Gambar 20 Konstruksi jaring rampus di PPN Karangantu.

(b) Kapal

Jenis kapal jaring rampus yang umum digunakan oleh nelayan di PPN Karangantu adalah kapal motor tempel. Kapal yang digunakan berbahan dasar kayu dengan ukuran panjang (LOA) 9 m, lebar (b) 2,5 m, dalam (D) 1 m dan draft

(d) 0,35 m. Bahan bakar yang digunakan adalah solar. Mesin kapal jaring rampus yang digunakan adalah outboardengine dengan jenis mesin diesel berkekuatan 16 PK. Pengecekan kapal dan mesinnya dilakukan setiap kali setelah melakukan kegiatan penangkapan ikan. Perawatan temporal pada kapal dilakukan secara rutin setiap satu minggu, sedangkan docking untuk perawatan dan perbaikan secara keseluruhan dilakukan satu tahun sekali. Kapal jaring rampus di PPN Karangantu dapat dilihat pada Gambar 21.

1 2 3 4 6 5 7 8 9 10

51 Gambar 21 Kapal jaring rampus di PPN Karangantu.

(c) Nelayan

Nelayan jaring rampus di PPN Karangantu termasuk ke dalam golongan nelayan penuh. Mayoritas nelayan jaring rampus di PPN Karangantu adalah penduduk lokal. Perkampungan nelayan jaring rampus berada tidak jauh dari dermaga PPN Karangantu, yaitu 1 km melalui jalur perairan. Jumlah nelayan jaring rampus dalam kegiatan penangkapan ikan adalah 3 – 4 orang nelayan. Pembagian tugas nelayan di atas kapal pada saat melakukan operasi penangkapan ikan berbeda-beda, yaitu satu orang nelayan sebagai nakhoda kapal bertugas untuk mengemudikan kapal, satu atau dua orang nelayan menurunkan (setting) dan menarik (hauling) jaring, serta satu orang nelayan melepaskan ikan hasil tangkapan.

6.2.2 Metode pengoperasian 1) Dogol

Operasi penangkapan ikan menggunakan dogol dilakukan one day fishing

dan berlangsung sepanjang tahun. Setiap hari Jum’at nelayan di PPN Karangantu tidak melakukan kegiatan penangkapan ikan. Pengoperasian alat tangkap dogol dibagi menjadi empat tahap, yaitu:

52 a) Tahap persiapan

Tahap persiapan dilakukan pada saat berada di pelabuhan (fishing base). Persiapan yang dilakukan meliputi persiapan alat tangkap, pengecekan dan pemeriksaan kapal dan mesin kapal, serta persiapan perbekalan. Perbekalan yang dibawa pada saat operasi penangkapan ikan meliputi persiapan solar, air bersih, es, makanan dan minuman.

b) Tahap penentuan fishing ground dan penurunan jaring (setting)

Penentuan fishing ground dilakukan oleh fishing master yang berada di atas kapal. Penentuan ini dilakukan berdasarkan pengalaman nelayan dan melihat alat tangkap yang melakukan kegiatan penangkapan di fishing ground tersebut. Setelah sampai ke fishing ground, tahap selanjutnya adalah penurunan jaring dogol. Proses penurunan jaring dogol dimulai dengan menurunkan pelampung tanda terlebih dahulu, kemudian tali selambar dan diikuti dengan penurunan jaring dogol dimulai dari bagian sayap kanan jaring, badan jaring, kantong, sayap kiri jaring serta pelampung secara bersamaan. Pada saat proses penurunan jaring dogol ini, kapal bergerak maju dan secara perlahan membentuk lingkaran yang dimaksudkan untuk melingkari gerombolan ikan. Proses penurunan jaring (setting) membutuhkan waktu selama 30 menit. c) Tahap penarikan jaring (hauling)

Pada saat proses penarikan jaring (hauling), mesin kapal dalam kondisi mati, kemudian jangkar kapal diturunkan hingga ke dasar perairan. Proses hauling

dimulai dari pelampung tanda, tali selambar, sayap, badan jaring dan kantong. Pada proses hauling ini, nelayan dogol menggunakan alat bantu berupa mesin gardan untuk mempermudah dalam proses penarikan. Proses hauling

membutuhkan waktu selama 60 – 90 menit. d) Tahap pemindahan hasil tangkapan

Tahap pemindahan hasil tangkapan merupakan tahap terakhir yang dilakukan dengan memindahkan ikan dari dalam kantong ke dalam keranjang yang berbeda sesuai dengan jenis ikan yang ditangkap.

Nelayan dogol di PPN Karangantu melakukan kegiatan penangkapan ikan pada pukul 05.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB. Dalam setiap trip-nya, nelayan

53 dogol melakukan setting dan hauling mencapai 3 – 6 kali, bergantung pada jumlah hasil tangkapan yang diperoleh.