Utilitas merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam sebuah industri, khususnya industri pangan. Peran utilitas dalam industri adalah membantu jalannya semua kegiatan yang terjadi di dalam industri, meliputi proses produksi, kantor, maupun fasilitas-fasilitas seperti toilet dan mushola. Pada PT Wilmar Nabati Indonesia Gresik, utilitas merupakan sebuah departmen tersendiri namun memiliki fungsi yang sama. Departmen ini menyuplai kebutuhan air, steam, listrik pada setiap plant di masing-masing departemen. Utilitas pada PT Wilmar Nabati Indonesia Gresik meliputi:
a. Steam Boiler
Unit boiler pada PT Wilmar Nabati Indonesia Gresik berfungsi untuk menyediakan steam bertekanan sedang (± 20-50 bar) dan bertekanan tinggi (±50-200 bar). Bahan baku yang digunakan untuk memproduksi steam adalah batubara. Batubara dipilih karena lebih ekonomis dibandingkan gas atau solar.Batubara yang digunakan memiliki nilai kalori minimal 6000, sehingga panas yang dihasilkan cukup besar. Penyimpanan batubara harus diperhatikan, terutama harus dihindarkan dari panas matahari maupun hujan, karena dapat mengurangi nilai kalori batubara.
Boiler batubara ini dapat menghasilkan steam sebanyak ± 225 ton/hari dengan kualitas steam 99,7 % . Air yang digunakan adalah air reverse osmosis (RO) yang disuplai dari water treatment plant. Sebelum digunakan
untuk proses produksi steam, air RO terlebih dahulu diberi tambahan zat anti kerak dan anti korosi agar tidak terjadi kerusakan pada boiler akibat timbulnya korosi dan kerak. Jenis boiler yang digunakan disajikan pada tabel berikut. Tabel IV.1 Data jenis boiler pada unit Utility PT WINA
Gresik
Jenis Jumlah Kemampuan
(ton/hari) Boiler
coal
Boiler power plant 3 225
High Preasure boiler 1 20
Medium Presure boiler 1 35
Boiler Gas 1 15
b. Listrik
Listrik merupakan utilitas utama yang diperlukan untuk berbagai keperluan dalam suatu industri. Tanpa adanya listrik, semua proses produksi maupun perkantoran tidak akan berjalan. Listrik yang digunakan disuplai dari PLN (Perusahaan Listrik Negara) sebesar 11,5 Mw per hari. selain itu juga sumber listrik didapat dari 2 steam turbine masing-masing 15 Mw/ hari dan turbin gas 6,5 Mw/hari. Data distribusi listrik pada PT Wilmar Nabati Indinesia Gresik dan penggunaan listrik pada plant refinery 300 dan hydrogenation 100 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel IV.2 Distribusi dan Penggunaan Listrik pada Plant Refinery 300 Dan Hydrogenation 100
Plant Power (MV) %
HYDRO 100 1.030,67 0,31
Sementara itu, terdapat dua buah genset pada unit power house yang berfungsi sebagai sumber listrik cadangan. Masing-masing genset dapat menyuplai 2 Mw. Genset tidak hanya digunakan bila suplai listrik dari PLN mati, akan tetapi juga ketika kebutuhan listrik terlalu tinggi hingga lebih dari 50% beban ter-install (beban listrik diwajibkan 50% oleh PLN). Bahan bakar yang digunakan adalah Neutral Gas (NG) yang berasal dari Perusahaan Gas Negara (PGN).
c. Water Treatment Plant
Kebutuhan air di PT Wilmar Nabati Gresik diperoleh dari unit pengolahan air. Unit pengolahan air tersebut menggunakan air sungai dan air sumur untuk memenuhi kebutuhan air di pabrik dengan melewati serangkaian tahapan sehingga air yang dihasilkan jernih dan bersih dari kotoran yang tak larut maupun yang larut.
Air yang digunakan berasal dari aliran air sungai di sekitar pabrik. Air sungai tersebut harus melalui beberapa treatment sehingga diperoleh air jernih yang terbebas dari segala bentuk pengotor(impurities). Kualitas air sungai yang masuk berubah-ubah sesuai dengan kondisi musim dan cuaca. Sedangkan kualitas air yang keluar memiliki TDS sebesar 0.2 ppm serta pH berkisar antara 6.5-8,5 Air sungai pertama kali melalui proses sedimentasi atau pengendapan yang selanjutnya akandipompa masuk ke dalam tangki clarifier. Setelah berada padaclarifier, ditambahkan tawas (Al2(SO4)3) dan Flocculant aid (N-3276) koagulan untuk membentuk koagulasi padatan yang tak larut.
Sebelum masuk ke dalam clarifier air melewati mixer statis untuk memberikan waktu tinggal yang cukup agar pembentukan flok lebih sempurna. Didalam clarifier terjadi pemisahan flok yang telah terbentuk dengan air.Setelah dari clarifier air memasuki tahapan filtrasi untuk menyaring padatan tersuspensi dengan sand filter, yang berisi pasir
kwarsa sebagai media porous. Setelah melewati tahapan-tahapan tersebut, maka air dapat langsung didistribusikan sesuai dengan kebutuhan.
Untuk pengolahan air Demin (demineralisasi) dilakukan agar didapat air dengan kemurnian yang tinggi. Proses demineralisasi ini dilakukan untuk menghilangkan kandungan mineral dari air, menggantikan kation dengan ion Hidrogen (H+) dengan melewatkan air pada kation exchanger serta menggantikan anion dengan ion Hidroksi (OH-) pada anion exchanger. Untuk air yang keluar dari kation exchanger memiliki pH 5 (maksimal) dan kandungan CaCO3 maksimal 2 ppm. Sedangkan air yang keluar dari anion exchanger memiliki pH antara 7-10, TDS maksimal 80 ppm, CaCO3 max 2 ppm, Silica 5 ppm dan Iron max 2 ppm. Dari tandon sand filter, air yang dihasilkan bisa langsung digunakan untuk cooling tower dan untuk PMK (pemadam kebakaran). Sementara bagian lainnya ditambahkan active carbon.
Setelah penambahan active carbon, sebagian air dapat langsung digunakan, misalnya untuk kamar mandi, sedangkan bagian lainnya masuk kedalam tangki softener. Dari tangkisoftener dialirkan menuju ke cartridge filter dengan filter berukuran 1 mikron. Tujuannya agar air yang dihasilkan benar-benar terbebas dari berbagai macam kotoran, baik yang tak larut maupun larut. Lalu melewati penyinaran dengan ultra violet bertujuan untuk menghilangkan atau mematikan bakteri dalam air. Langkah terakhir yaitu masuk ke dalam alat reverseosmosis (RO) yang kemudian air RO tersebut digunakan untuk berbagai keperluan seperti feed water boiler. Data pembagian output water pada plant refinery 300 dan Hydrogenation 100 dariunit utility dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel IV.3 Output water dari unit utility pada plant refinary300 dan hydrogenation 100
Plant Domestik RO water Demin Water
REF 300 TPD - 174,60
-IV.4 Manajemen Perencanaan dan Pengendalian Produksi