• Tidak ada hasil yang ditemukan

United Nations Industrial Development Organization (UNIDO)

BAB III KINERJA PELAKSANAAN HIBAH LUAR NEGERI

3.4. Hibah Lembaga-Lembaga PBB

3.4.7. United Nations Industrial Development Organization (UNIDO)

Jumlah proyek hibah UNIDO sampai dengan akhir triwulan I TA 2013 sebanyak 7 proyek dengan total nilai hibah sebesar USD 22,9 juta yang dikelola oleh berbagai Kementerian/Lembaga antara lain Kementerian Riset dan Teknologi, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Lingkungan Hidup, dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Proyek ini berakhir pada Februari 2013. Pemantauan untuk hibah UNIDO dilaksanakan pada tiga proyek, yaitu : i) Introduction of Environmentally Sound Management and Disposal System for PCBs Wastes and PCBs Contaminated Equipment (PPG Stage); ii) Resource Efficient and Cleaner Production (RECP) Programme in Indonesia; dan iii) Promoting Energy Efficiency in the Industries through System Optimization and Energy Management Standards. Dari ketiga proyek tersebut, satu diantaranya yaitu RECP belum mulai dilaksanakan karena sistem IT masih dalam proses pembaruan.

3.4.7.1. Pencapaian Kinerja Output

Untuk proyek Introduction of Environmentally Sound Management and Disposal System for PCBs Wastes and PCBs Contaminated Equipment (PPG Stage), kegiatan secara umum mencakup workshop, inventori minyak trafo di seluruh Indonesia dan kunjungan lapangan. Dari dua output yang telah ditetapkan, seluruh target telah terlaksana dan output telah tercapai. Namun demikian, terdapat isu terutama berkaitan dengan administrasi diantaranya mengenai masalahan pembebasan bea pajak.

Sedangkan untuk proyek Promoting Energy Efficiency in the Industries through System Optimization and Energy Management Standards, pada triwulan I TA 2013 telah dilaksanakan beberapa kegiatan dalam rangka pencapaian output proyek yaitu penyusunan materi, pelatihan modul, pengembangan forum komunikasi berbasis web, pendampingan teknis kepada perusahaan, serta workshop. Dari laporan yang disampaikan, progres kegiatan sampai dengan akhir triwulan I TA 2013 menunjukkan pelaksanaan proyek berada dalam status on-track, dimana tidak terdapat kendala dan isu berarti selama triwulan I TA 2013.

Box 3:

Laporan Hasil Kunjungan Lapangan

Proyek Provincial Governance Strengthening Programme (PGSP) Hibah UNDP di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Provincial Governance Strengthening Programme (PGSP) merupakan proyek di tingkat nasional namun juga memiliki aktivitas di lingkup provinsi dan kabupaten/kota untuk mencapai pembagian peran dan wewenang yang efektif serta balanced approach dalam mengadministrasikan public service delivery, pelaksanaan reformasi birokrasi, dan mendukung perumusan kebijakan di tingkat pemerintah daerah. PGSP membantu pemerintah Indonesia dalam upaya penyempurnaan kebijakan untuk memperjelas peran dan fungsi pemerintah provinsi, penguatan perencanaan pembangunan wilayah melalui penguatan kapasitas pemerintah provinsi, dan mendorong terciptanya inovasi tata kelola pemerintahan provinsi bagi pencapaian pelayanan publik yang lebih baik.

Tenggara Timur (NTT). Kunjungan lapangan dilaksanakan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dimana PGSP melakukan serangkaian aktivitas peningkatan kapasitas kepada aparat pemerintahan, baik di tingkat Provinsi, maupun Kabupaten/ Kota melalui beberapa kegiatan antara lain: SMART (Sustainable Management Approach for Regional Tourism), STRENGTH (Strengthening Governance to Health), Penyusunan PHDR Bangka Belitung, mendukung kegiatan RPJMD, serta P3BM (Pro Poor Planning, Budgeting and Monitoring and Evaluation) dan implementasi pencapaian MDGs.

Kegiatan yang dilaksanakan oleh proyek PGSP mendapatkan sambutan positif dari Pemerintah Provinsi dan masyarakat sebagai penerima manfaat proyek ini. Salah satu bentuk dukungan PGSP di Provinsi Bangka Belitung adalah membantu penyusunan SOP untuk mendukung peran Pemerintah Provinsi dalam perencanaan di sektor pariwisata dan sektor kesehatan. Pada sektor pariwisata telah dihasilkan kajian pengelolaan pariwisata di Provinsi Bangka Belitung dengan konsep Desa Wisata dan Destinasi Unggulan. Sedangkan di sektor kesehatan, dukungan PGSP diberikan dalam bentuk pelatihan kepada pemerintah provinsi, kabupaten/kota serta puskesmas-puskesmas dalam hal penyusunan Standar Pelayanan Minimum (SPM), serta konsep planning and budgeting.

Pelatihan tentang SPM dan planning and budgeting telah dirasakan manfaatnya secara langsung oleh petugas kesehatan di Puskesmas Koba, sebagai puskesmas percontohan. Sebelum adanya SPM, pelayanan di puskesmas dilaksanakan tanpa ada standar yang jelas, tergantung pada masing-masing petugas kesehatan. Dengan adanya SPM, seluruh proses pelayanan puskesmas didokumentasikan sehingga seluruh petugas kesehatan memiliki pengetahuan dan standar pelayanan yang sama. Pelatihan planning and budgeting terhadap petugas puskesmas juga memberikan manfaat sehingga petugas kesehatan di Provinsi Bangka Belitung memiliki kemampuan dalam menyusun perencanaan kegiatan dan pembiayaan sesuai dengan kebutuhan di lapangan.

Konsep Desa Wisata diterapkan di Desa Namang sebagai desa percontohan. Desa ini telah memiliki modal dasar berupa budaya masyarakat yang secara aktif berpartisipasi dalam membangun desanya. Secara gotong royong, masyarakat Desa Namang telah membangun jalan lintas (track) menembus kawasan hutan dan rawa di daerah tersebut yang berpotensi menjadi area wisata yang menjanjikan. Pembelajaran yang diperoleh dari pelaksanaan proyek PGSP antara lain adanya pola hubungan antara pemerintah provinsi dengan pemerintah kabupaten/kota yang dibangun melalui koordinasi dan komunikasi yang intensif dan melibatkan berbagai sektor. Intervensi dari pemerintah provinsi kepada pemerintah kabupaten/kota dapat dilakukan secara efektif apabila dilandaskan pada kebutuhan riil di lapangan. Dukungan PGSP dalam penyediaan tenaga ahli dan kajian seperti kajian strategi pengembangan destinasi unggulan dan desa wisata, manual dan white paper keserasian perencanaan pusat-daerah, serta penyusunan mekanisme monev yang melibatkan berbagai stakeholder terkait, baik di tingkat pusat, maupun provinsi dan kabupaten/kota telah memberikan data dan informasi yang dibutuhkan. Berbagai dukungan PGSP tersebut telah menjadi sarana bagi terjalinnya proses dialog antar pemangku kebijakan di tingkat pusat dan daerah dalam merumuskan rekomendasi yang bersifat praktis dan tepat sasaran. Pelibatan semua pihak juga memberikan dampak semakin menguatnya agenda untuk membangun mekanisme koordinasi data di tingkat Provinsi berbasis indikator pembangunan yang terukur dan disepakati secara lintas sektor dan lintas wilayah administrasi. Hal yang tidak kalah penting sebagai bahan pembelajaran adalah adanya komitmen pemerintah daerah untuk bekerja bersama-sama dalam proses pembangunan yang didukung oleh proyek PGSP.

Dokumen terkait