• Tidak ada hasil yang ditemukan

Universal Precaution

Dalam dokumen PAND UAN KE TR AMP (Halaman 36-41)

1. Cuci Tangan 7 Langkah

Tingkat Keterampilan: 4A.

Tujuan: Dokter mampu melakukan cuci tangan 7 langkah yang baik dan benar untuk

perlindungan dokter dan pasien. Alat dan Bahan: -

Teknik Pemeriksaan

1. Basahkan kedua telapak

tangan setinggi

pertengahan lengan dengan air mengalir, kemudian ambil sabun.

2. Usap dan gosok kedua telapak tangan secara lembut, kemudian gosok

juga kedua punggung

tangan secara bergantian.

3. Gosok sela-sela jari hingga

bersih.

4. Bersihkan ujung jari secara

bergantian dengan mengatupkan.

5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian.

6. Letakkan ujung jari ke

telapak tangan kemudian gosok perlahan.

7. Bilas seluruh bagian tangan dengan air bersih yang mengalir lalu keringkan memakai handuk atau tisu. Kemudian, matikan kran dengan tisu dan tangan bersih terjaga.

Gambar 1. Teknik mencuci tangan

Antisepsis Tangan untuk Tindakan Operasi

1. Lepaskan cincin, jam tangan, dan gelang sebelum memulai cuci tangan untuk operasi.

2. Bersihkan debris dari bawah kuku dengan mengunakan pembersih kuku. Lakukan dibawah air mengalir.

3. Lakukan cuci tangan dengan menggunakan sabun antimikroba atau hand rub berbahan dasar alkohol sebelum menggunakan sarung tangan steril ketika melakukan tindakan bedah.

4. Cuci tangan (dengan langkah diatas) dan lengan bawah selama 26 menit (sesuai yang direkomendasikan oleh manufaktur sabun antimikroba).

5. Jika menggunakan hand scrub berbahan dasar alkohol dengan aktivitas persisten, ikuti instruksi dari manufakturnya. Sebelum menggunakan larutan alkohol, cuci

tangan dan lengan terlebih dahulu dengan menggunakan sabun non-antimikroba lalu keringkan tangan dan lengan bawah. Setelah menggunakan produk, biarkan tangan dan lengan kering sempurna sebelum menggunakan sarung tangan steril. Analisis Tindakan/Perhatian

1. Penggunaan sabun khusus cuci tangan baik berbentuk batang maupun cair sangat disarankan untuk kebersihan tangan yang maksimal.

2. Tujuh (7) langkah mencuci tangan di atas umumnya membutuhkan waktu 15 – 20 menit. Mencuci tangan secara baik dan benar memakai sabun penting untuk mencegah kuman dan bakteri berpindah dari tangan ke tubuh anda.

3. Cuci tangan dilakukan untuk dekontaminasi tangan saat: a. Sebelum kontak langsung dengan pasien.

b. Sebelum menggunakan sarung tangan steril.

c. Sebelum memasukkan alat invasif yang tidak membutuhkan prosedur operasi.

d. Setelah kontak dengan kulit pasien yang intak.

e. Setelah kontak dengan cairan tubuh atau ekskresi, membran mukosa, kulit yang tidak intak, dan pembalut luka.

f. Saat berpindah dari bagian tubuh yang terkontaminasi ke bagian yang bersih saat merawat dan memeriksa pasien.

g. Setelah kontak dengan peralatan medis dan benda lainnya yang berada disekitar pasien.

h. Setelah melepas sarung tangan.

i. Sebelum makan dan setelah menggunakan toilet. Referensi

1. World Health Organization. WHO guidelines on Hand hygiene in health care.First Global Patient Safety Challenge Clean Care is Safer Care. 2009.

2. Boyce JM, Pittet D. Guideline for hand hygiene in health-care settings, recommendations of the healthcare infection control practices advisory committee and the HICPAC/SHEA/APIC/IDSA hand hygiene task force. MMWR 2002:51(16):19-31.

3. 3M Health Care. Recommendations from the CDC Guideline for Hand Hygiene in Healthcare Settings [Internet]. Available at: http://www.cdc.gov/handhygiene/.

2. Prinsip Aseptik dan Antiseptik

Tingkat Keterampilan: 4A 1. Definisi

Sterilisasi: tindakan untuk membuat suatu alat/bahan menjadi bebas hama. Asepsis: keadaan bebas hama/bakteri

Antisepsis: tindakan untuk membebas-hamakan suatu bahan, alat ataupun ruangan terhadap bakteri/kuman pathogen untuk mencegah sepsis.

2. Cara sterilisasi

a. Pemanasan, dilakukan tanpa tekanan dan dengan tekanan.

b. Kimiawi dengan menggunakan tablet formalin, gas etilen oksida, larutan antiseptik.

c. Radiasi: menggunakan sinar X dan sinar ultraviolet.

3. Antiseptik: zat-zat yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan kuman.

a. Bersifat sporisial dan nonsporisidal. b. Fungsi:

- Mensucihamakan kulit sebelum operasi untuk mencegah infeksi - Mencuci tangan sebelum operasi untuk mencegah infeksi silang - Mencuci luka, terutama pada luka kotor

- Sterilisasi alat bedah

- Mencegah infeksi pada perawatan luka - Irigasi daerah-daerah terinfeksi - Mengobati infeksi local

c. Antiseptik terbagi atas: - Alkohol

- Halogen dan senyawanya: yodium, povidon yodium, yodoform, klorheksidin

- Oksidansia: kalium permanganat, perhidrol

- Logam berat dan garamnya: merkuri klorida, merkurokrom - Asam: asam borat

- Turunan fenol: trinitrofenol, heksaklorofen - Basa ammonium kuarterner: etakridin Referensi

Siegel JD,et al. 2007 guideline for isolation precautions: preventing transmission of infectious agents in healthcare settings [Internet]. Available from: http:// www.cdc.gov/ncidod/dhqp/pdf/isolation2007.pdf

3. Alat Pelindung Diri

Tingkat Keterampilan: 4A Tujuan

Mengetahui indikasi pemakaian alat pelindung diri untuk dokter dan petugas kesehatan lainnya.

Alat dan Bahan

1. Sarung tangan (hand schoen) 2. Gown isolasi

3. Proteksi wajah: masker, goggle (kacamata), pelindung wajah. Indikasi Penggunaan

1. Masker:

a. Untuk melindungi petugas kesehatan dari kontak dengan bahan infeksius dari pasien.

b. Ketika petugas kesehatan melakukan prosedur yang membutuhkan teknik steril untuk melindungi pasien dari pajanan agen infeksius yang dibawa mulut dan hidung petugas kesehatan.

c. Pada pasien yang batuk untuk mencegah penyebaran sekret infeksius ke orang lain.

2. Goggle, pelindung wajah:

a. Mencegah pajanan agen infeksius yang ditransmisikan melalui droplet pernapasan.

b. Digunakan bersama masker dan sarung tangan. 3. Sarung tangan:

a. Antisipasi kontak langsung terhadap darah atau cairan tubuh pada membrane mukosa, kulit yang tidak intak, dan bahan infeksius lainnya. b. Pada orang yang kontak langsung dengan pasien yang terinfeksi oleh

pathogen yang ditransmisikan melalui kontak langsung. 4. Gown Isolasi:

a. Digunakan untuk melindungi lengan dan bagian tubuh yang dapat terpapar dan mencegah kontaminasi darah, cairan tubuh, dan bahan infeksius lainnya pada baju.

Referensi

Siegel JD,et al. 2007 guideline for isolation precautions: preventing transmission of infectious agents in healthcare settings [Internet]. Available from: http:// www.cdc.gov/ncidod/dhqp/pdf/isolation2007.pdf

BAB II. Keterampilan Komunikasi

Dalam dokumen PAND UAN KE TR AMP (Halaman 36-41)

Dokumen terkait