• Tidak ada hasil yang ditemukan

Universitas Pasir Pengaraian A. PENDAHULUAN

Dalam dokumen PERTANIAN, KEHUTANAN DAN KEMAKMURAN PETANI (Halaman 35-42)

Penggunaan lahan merupakan ekspresi manusia terhadap kebutuhan pangan dan bercocok tanam. Pangan adalah daya dukung hidup utama bagi manusia, dan karenanya upaya budidaya dengan menggunakan lahan erat kaitannya dengan kebutuhan manusia untuk hidup dan mempertahankan eksistensinya. Pertanian berperan sangat penting dalam menciptakan ketahanan pangan masyarakat. Bahkan ketahanan pangan mempengaruhi ketahanan ekonomi dan politik sebuah negara (Timmer, 1986 dalam Awang, 2001).

Namun penggunaan lahan untuk kebutuhan pertanian pada akhirnya berbenturan dengan kebutuhan manusia yang berkaitan dengan pembuatan sarana dan prasarana penunjang kehidupan lainnya. Meningkatnya jumlah dan keragaman aktivitas manusia kemudian juga berpengaruh terhadap kebutuhan penggunaan lahan. Hal tersebut memicu terjadinya peralihan penggunaan (konversi) lahan pertanian menjadi lahan non-pertanian.

206 | Pertanian, Kehutanan dan Kemakmuran Petani

DAFTAR PUSTAKA

Adinugroho, W. C., I N. N. Suryadiputra, B. H. Saharjo dan L. Siboro. 2005. Panduan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Gambut. Wetland International-IP Katalog dalam Terbitan (KDT). Bogor. 163 hal.

Adjie, S.S, Sunarsih, D, Hamda S. 2008. Pencemaran Logam Berat dan tanah dan Tanaman Serta Upaya Menguranginya. Prosiding. Disajikan dalam Seminar Nasional Kimia XVIII FMIPA UGM.

Agus, F., I.E. Henson, B.H. Sahardjo, N. Harris, M.V. Noordwijk and T.J. Killen. 2013. Review of Emission for Landuse Chnage to Oilpalm in South East Asia. Roundtable on Sustainable Palmoil (RSPO). http:// www.rspo.org

Anshari, G.Z. 2010. A Preliminary Assessment Of Peat Degradation In West Kalimantan. Biogeosciences Discuss. 7:3503-3520

Arsyad, S. 2000. Konservasi Tanah Dan Air. Bogor. IPB Press. Hal 3

Asdak, C. 2010. Hidrologi Dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Jogjakarta. Gadjah Mada University Press. hal 338

Atmojo, S.W. 2006. Degradasi Lahan dan Ancaman Bagi Pertanian. Artikel dipublikasikan di SOLO POS, 7 Nopember 2006

Awang. 2001. Kebijakan Beras dan Pangan Nasional. Pelajaran dari orde baru dan orde reformasi. Jurnal Pertanian IPB Edisi 2. Bogor. IPB Press

Badan Pusat Statistik. 2019. www.bps.go.id. Diakses pada tanggal 16 April 2021

Baja, S. 2005. The Use of remote sensing technology for agricultural development planning. South Celebes case study. Space Technology and Application Conference towards Competitive ASEAN. Badan Pengkajian dan Penerapan Technology, Jakarta, 5-6 August 2005. Barrow, C.J. 1991. Land degradation. Cambridge University Press. Dariah, A, Kurnia, U, Rachman A. 2004. Teknologi Konservasi Tanah pada

lahan kering berlereng. Jakarta. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian

Degradasi Lahan | 207 Direktorat Bina Rehabilitasi dan Pengembangan Lahan. 1993. Laporan Inventarisasi dan Identifikasi lahan marginal/kritis pada kawasan lahan usaha tani seluruh Indonesia. Departemen Pertanian Jakarta. FAO. 1994. Land degradation in South Asia, its severity, causes, and effects

upon the people. Food and Agriculture Organization of the United Nations. Rome, Italy

Fritze, H., T. Pennanen, and V. Kitunen. 1998. Characterization of dissolved organic carbon from burned humus and its effects on microbial activity and community structure. Soil Biol. Biochem. 30(6):687-693.

Herawati, H dan Santoso, H. 2011. Tropical forest susceptibility to and risk of fire under changing climate: a review of fire nature, policy and institutions in Indonesia. Forest Policy and Economics 13 (2011): 227-233.

Koesmaryono. 2000. Pemanfaatan teknologi inderaja dan sistem informasi geografi di bidang pertanian. Prosiding Seminar Intermational: Penginderaan Jauh dalam Pengembangan Ekonomi dan Pelestarian Lingkungan di Hotel Kartika Chandra Jakarta, 11-12 April 2000. Hlm 34-45. Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh, LAPAN Jakarta Kurnia, U. 2001. Standardisasi dan Penanggulangan Lahan Terdegradasi.

Laporan Akhir Bagian Proyek Sumberdaya Lahan dan Agroklimat. No.18/Puslitbangatanak/2001. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan agroklimat.

Lambin, E.F. 1994. Modeling deforestation processes: a review (Research report. No. 1): TREES Series B. 115 p. MSc Thesis in Geoinformation Science and Earth Observation, Environmental System Analysis and Management. ITC-Netherlands.

Maas A. 2015. Roundtable Discussion Solusi Kebakaran Hutan dan Lahan serta Dampak Perubahan Iklim, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia.

Narendra, B.H. 2020. Alih Fungsi (Konversi) Kawasan Hutan Indonesia: Tinjauan Aspek Hidrologi Dan Konservasi Tanah. Prosiding Kawasan Hutan. Diakses dari http//www.researchgate.net/publication/ Nasihah,M. 2017. Efek Hujan Asam terhadap pertumbuhan tanaman.

208 | Pertanian, Kehutanan dan Kemakmuran Petani

Novitasari, Sujono J, Harto S, Maas A , Jayadi R. 2018. Pengaruh Karakteristik Gambut Terdegradasi Terhadap Kebakaran Lahan Gambut (Studi Kasus Lahan Gambut Plg Blok A Di Kalimantan Tengah). Prosiding Seminar Nasional Lingkungan Lahan Basah Volume 3 Nomor 2 Halaman 347-351

Pendias, A.K. 2000. Trace Elements in Soil and Plants, 2th Ed. London.CRC Press,

Pennington, P., M. Laffan, R. Lewis, and P. Otahal. 2001. Assessing the long-term impacts of forest harvesting and high intensity broadcast burning on soil properties at the Warra LTER Site. Tasforest. 13 (2):291-301.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat. 2004. Teknologi konservasi tanah pada lahan kering berlereng. Puslitbang Tanah dan Agroklimat. Bogor.

Shrestha, D.P. 1995. Land degradation assessment in a GIS and evaluation of remote sensing data integration. International Institute For Aerospace Suvey and Earth Science (ITC), Enschede, The Netherlands.

Singer, M.J. and D.N. Munns. 2006. Soil Degradation. Sixth Edition. Pp 354-384. In D. Yarnell, M.Rego,A.B. Wolf (Eds.) Soils an Introduction. Pearson Prentice

Subagyono, K., Marwanto, dan U. Kurnia 2003. Teknik konservasi tanah secara vegetatif. Balai Penelitian Tanah, Bogor. 61 hlm

Usup A. 2015. Buku Panduan Sistem Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran Berbasis Masyarakat untuk Kawasan Hutan dan Lahan Gambut Tropis di Provinsi Kalimantan Tengah, Indonesia. Pusat Pengendalian Kebakaran dan Rehabilitasi Hutan, Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPKM). Universitas Palangkaraya, Palangkaraya, Indonesia.

Wahyunto dan Dariah, A. 2014. Degradasi lahan di indonesia: Kondisi existing, karakteristik, dan penyeragaman definisi mendukung gerakan menuju satu peta. Jurnal Sumberdaya Lahan Vol. 8 No. 2,;

81-93

Warta Pertanian. 2020. Majalah Warta Pertanian Volume XIII diakses di http://ppid.pertanian.go.id.

KESEJAHTERAAN PETANI

Dr. Ir. Azhar, M.Sc

Universitas Syiah Kuala, Darussalam – Banda Aceh

A. PENDAHULUAN

BAB ini menjelaskan tentang kesejahteraan petani. Secara umum, tujuan yang ingin dicapai pada bagian ini untuk memberikan pemahaman yang utuh dan komprehensif terkait kesejahteraan petani. Setelah membaca dan mempelajari bagian ini diharapkan pembaca mampu memahami dengan baik tentang pengertian petani dan konsep kesejahteraan serta faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan dan kesejahteraan petani. Selanjutnya, pembahasan dilakukan secara sistematis dan disertai dengan contoh hasil-hasil penelitian tentang penggunaan Nilai Tukar Petani (NTP) versi Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai salah satu indikator penilaian kesejahteraan petani sehingga memudahkan pembaca memahami substansi pembahasan. BAB ini tidak bersifat matematis namun lebih mengarah kepada pemahaman konsep dan strategi pemerintah dalam upaya peningkatan kesejahteraan petani. Lebih lanjut sebagai perbandingan dalam situasi pandemi covid-19, penulis mengemukakan contoh indeks NTP. Bagian ini ditutup dengan rangkuman dan beberapa pertanyaan untuk didiskusikan.

Kesejahteraan Petani | 225

DAFTAR PUSTAKA

Adiwilaga, A. (1993). Ilmu Usaha Tani. Alumni Bandung.

Anonimous. (1989). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Badan Pusat Statistik. (2020). Nilai Tukar Petani (NTP) September 2020

sebesar 101,66 naik 0,99 persen. Jakarta: Badan Pusat Statistik.

Cut Muftia Keumala dan Zamzami Zainuddin. (2018). Indikator Kesejahteraan Petani melalui Nilai Tukar Petani (NTP) dan Pembiayaan Syariah sebagai Solusi. Economica: Jurnal Ekonomi

Islam. Vol. 9 No. 1: 129-149.

Darwanto, Dwidjono H. (2005). Ketahanan Pangan Berbasis Produksi dan Kesejahteraan Petani. Ilmu Pertanian 12 (2): 152–64.

DEPDIKBUD. (1989). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Utama.

Dita Yuwono. (2020, 30 April). Pengertian dan Rumus Indeks Nilai Tukar

Petani. Dikutip pada 16 April 2021 dari https://statmat.id/indeks-nilai-tukar-petani/.

Galuh Octania. (2020, 4 Juni). Nilai Tukar Petani terdampak Pandemi Covid-19. Dikutip pada 16 April 2021 dari https://www.cips-indonesia.org/post/nilai-tukar-petani-terdampak-pandemi-covid-19 Kementerian Pertanian Republik Indonesia. (2018). Peraturan Menteri

Pertanian Republik Indonesia tentang Pedoman Pengembangan Kawasan Pertanian Berbasis Korporasi Petani. Jakarta: Kementerian

Pertanian.

Kuntoro Boga Andri. (2020, 30 April). Strategi Pertanian Menghadapi

Pandemi Covid-19. Dikutip 14 April 2021 dari

https://mediaindonesia.com/opini/308928/strategi-pertanian-menghadapi-pandemi-covid-19.

Mellor. (1966). The Economics of Agricultural Development. Cornell University Press.

Miller, R.J and Roger E Meiners. (2000). Teori mikroekonomi intermediate. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Mosher A.T. (1987). Menciptakan Struktur Pedesaan Progresif. Disunting oleh Rochim Wirjoniodjojo. Jakarta: Yasaguna

226 | Pertanian, Kehutanan dan Kemakmuran Petani

Mosher, A.T. (1968). Menggerakkan dan Membangun Pertanian. Jakarta : Jayaguna.

Mubyarto. (1990). Pengantar Ekonomi Pertanian. Yogyakarta: BPFE-UGM. Rachmat, Muchjidin. (2000). Analisa Nilai Tukar Petani Indonesia. Institut

Pertanian Bogor.

Republika Online. (2019, 6 Agustus). Mentan harapkan program peternakan tingkatkan kesejahteraan. Dikutip pada 10 April 2021 dari https://www.republika.co.id/berita/pvsm4u453/mentan-harapkan-program-peternakan-tingkatkan-kesejahteraan.

Ruauw, E. (2010). Nilai Tukar Petani sebagai Indikator Kesejahteraan Petani. Jurnal Penelitian ASE, Vol 6, No. 2: Hal. 1-18.

Sajogyo. (1994). Menuju gizi baik yang merata di pedesaan dan di kota. Yogyakarta: Gajah Mada Univeresity Press.

Sajogyo. (1997). Garis Kemiskinan dan Kebutuhan Minimum Pangan. Bogor: LPSB-IPB.

Soekartawi. (2003). Analisis Usahatani. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI Press).

Sunarru Samsi Hariadi. (2016). Petani: Memahami Kearifan Lokal Petani

Tradisional “Samin” dan Petani Modern. Yogyakarta: Pintal.

Sunarti Euis, dan Khomsan Ali. (2006). Kesejahteraan Keluarga Petani Mengapa Sulit diwujudkan? Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Sunarti, Euis. (2011). Kependudukan dan Kesejahteraan Keluarga: Isu

Strategis dalam Analisis Dampak Kependudukan terhadap Aspek Sosial Ekonomi. Bogor: Fakultas Ekologi Manusia IPB.

GIS (GEOGRAPHIC INFORMATION

Dalam dokumen PERTANIAN, KEHUTANAN DAN KEMAKMURAN PETANI (Halaman 35-42)

Dokumen terkait