• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : TINJAUAN TEORITIS

C. Unsur-unsur Dakwah

Agama Islam dapat bertahan sampai saat ini berkat adanya kegiatan dakwah. Dakwah merupakan suatu proses, sehingga memerlukan unsur-unsur dakwah dengan tujuan agar tidak menemui kesalahan dalam pelaksanaannya. Adapun unsur-unsur dakwah ialah :

14

Munir Samsul Amin, Ilmu Dakwah (Jakarta: Amzah, 2009), cet. ke-1, h. 5. 15

1. Subyek dakwah atau Da’i

Subjek dakwah (da’i) yaitu orang atau sekelompok orang yang

melaksanakan tugas dakwah, da’i sebagai pelaku dakwah atau pelaksana dakwah. Juru dakwah menurut A. Hasjmy dalam bukunya Dustur Dakwah Menurut al-Qur’an adalah penasehat, para pemimpin dan pemberi ingat, yang memberi nasihat dengan baik, mengarang dan berkhutbah, memusatkan kegiatan jiwa raganya dalam membicarakan tentang kampung akhirat untuk melepaskan orang-orang yang karam dalam gelombang dunia.16

Dengan pendidikan yang khusus tentang penguasaan ilmu agama yang luas dan dalam seorang da’i juga harus mempunyai ilmu pengetahuan yang universal yaitu mengenal ilmu-ilmu lain. Dalam abad teknologi modern ini berkembangnya isu-isu hangat di masyarakat, maka dengan menguasai teknologi dapat digunakan cara untuk menompang materi dakwah yang disampaikan supaya tidak kering dan kaku. Selain itu da’i harus benar-benar mendalami ilmu mengenai ushul (pokok) dan furu’ (cabang) Islam, sehingga apabila ia berdakwah benar-benar memahami hakikat risalah yang sempurna. Bahwa Islam adalah hubungan dengan Tuhan yang membimbing mukmin dalam seluruh aspek kehidupannya.

Di dalam pendakwah terletak inti dari gerakan dakwah Islam yang jiwanya terisi dengan kebenaran, kesadaran, kemauan, keberanian, tegas dan semangat untuk siap menegakkan amar ma’ruf nahi munkar dan orang lain dapat mengambil manfaat darinya. Seorang juru dakwah juga harus

16

Siti Uswatun Hasanah, Berdakwah Dengan Jalan Debat Antara Muslim Dan Non Muslim (Yogyakarta: Pustaka Pelajar offset, 2007), cet. ke-1, h. 28.

bertauhid dengan sempurna artinya mengenal Tuhannya sebagai Sang Pencipta dengan kekuasaan yang mutlak. Seorang juru dakwah harus berakhlak karimah, karena merupakan cerminan bagi orang yang di dakwahi.17

Secara umum dapat dikatakan bahwa da’i adalah pelaksana dalam

berdakwah atau da’i adalah manusia baik laki-laki maupun perempuan

yang mempunyai kewajiban untuk menyampaikan ajaran Islam ditengah-tengah kehidupan manusia serta menjadi panutan atau tempat orang mencontoh cara hidup yang Islami dan menjadi penyejuk di tengah kehidupan umat, justru itu tidak semua orang (umat Islam) dapat dikatakan da’i, karena begitu besar tanggung jawabnya.

2. Objek Dakwah atau Mad’u

Mad’u dalam arti isim maf’ul dari da’a berarti orang yang mengajak, atau dikenakan perbuatan dakwah. Mad’u adalah obyek sekaligus subyek dalam dakwah yaitu seluruh manusia tanpa terkecuali. Siapapun mereka, laki-laki maupun perempuan, tua maupun muda, seorang bayi yang baru lahir ataupun orang tua menjelang ajalnya, semua adalah mad’u dalam dakwah Islam.18

Mad’u (objek dakwah) yaitu masyarakat sebagai penerima dakwah. Masyarakat baik individu maupun kelompok sebagai objek dakwah, memiliki strata dan tingkatan yang berbeda-beda.19

17

Faizah dan Muchsin Effendi, Psikologi Dakwah (Jakarta : Kencana, 2006), hal. 197. 18

Cahaya Takariawan, Prinsip-PrinsipDakwah (Yogyakarta: Izzam Pustaka, 2005), cet. ke-4, h. 25.

19

Mad’u (objek dakwah) adalah manusia, baik seseorang atau lebih yaitu masyarakat. Pemahaman mengenai masyarakat itu biasa beragam, tergantung dari cara memandangnya.20

Mad’u dapat disebut sebagai obyek atau sasaran dakwah, yaitu orang

-orang yang di seru, di panggil atau di undang. Maksudnya ialah -orang yang di ajak ke dalam Islam atau sesuai dengan ajaran Islam sebagai penerima dakwah.21

Menurut Asmani Syukir, menjelaskan bahwa, yang di maksud dengan objek dakwah adalah masyarakat luas, yang merupakan salah satu unsur terpenting di dalam sistem dakwah yang tidak kalah penting perannya dibadingkan dengan unsur-unsur dakwah yang lain.22

Menurut peneliti dari beberapa pendapat tentang pemaparan objek

dakwah adalah setiap seorang da’I wajib mengajak manusia kepada jalan

yang benar yang dapat menyakinkan dan meluruskan agama Islam yang yang hakiki (sebenar-benarnya).

3. Metode Dakwah

Dari segi bahasa metode berasal dari dua perkataan yaitu “meta

(melalui) dan “hodos” (jalan cara). Dengan demikian dapat diartikan

bahwa metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan.23

20

Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah (Jakarta: Logos, 1997), cet. ke-1, h. 35.

21

Hasanuddin, Hukum Dakwah Tinjauan Aspek Hukum Dalam Berdakah Di Indonesia

(Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), cet. ke-1, h. 34. 22

Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h. 66.

23

Munzier Saputra, Harjani Hefni, Metode Dakwah (Jakarta: Kecana, 2003), cet. ke-1, h. 6.

Dalam bahasa Yunani metode berasal dari kata methodos artinya jalan dan dalam bahasa Arab disebut thariq.24

Metode dakwah merupakan cara-cara penyampaian dakwah, baik terhadap individu, kelompok atau masyarakat luas agar pesan-pesan dakwah itu mudah diterima. Metode dakwah harus tepat dan sesuai dengan situasi dan kondisi mad’u sebagai penerima pesan dakwah, dimana penerapan metode dakwah harus mendapat perhatian yang utama dari pada da’i

Sehingga metode dakwah adalah cara-cara tertentu yang dilakukan oleh seorang da’i kepada mad’u yang telah diatur melalui proses pemikiran untuk mencapai suatu tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang.

4. Media Dakwah

Media berawal dari kata “median” yang berasal dari bahasa latin yang artinya perantara. Pengertian media secara istilah adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan sebagai alat (perantara) untuk mencapai tujuan tertentu.25

Media dakwah adalah perantara yang digunakan untuk menyampaikan atau menyalurkan materi dakwah.26 Dewasa ini, jenis-jenis media atau sarana dakwah sangat banyak jumlahnya antara lain radio, televisi, video, rekaman, surat kabar, tabloid, majalah dan bahkan melalui media internet. Media dakwah merupakan saran untuk menyampaikan pesan agama dengan mendayagunakan alat-alat temuan teknologi modern yang ada pada zaman ini. Dengan begitu banyak media dakwah yang

24

Hasanuddin, Hukum Dakwah (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), cet, ke-1, h. 35. 25

Ahmad Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, hal. 165. 26

tersedia. Maka seorang da’i memilih salah satu atau beberapa media saja sesuai dengan tujuannya dapat tercapai dengan efektif dan efisien.

Media dakwah Islam adalah saran atau prasarana yang membantu subjek dakwah atau da’i dan da’iyyah dalam memberikan dan menyampaikan pesan dakwahnya secara efektif dan efisien. Dengan demikian media dakwah sebagai alat bantu untuk mencapai tujuan dakwah yang telah ditentukan. Media dakwah ini dapat berupa orang, materi, tempat kondisi tertentu dan sebagainya.

Fungsi media massa dalam dakwah untuk memberikan informasi, pendidikan, hiburan dan mempengaruhi para mad’u. Media dakwah juga merupakan hal yang sangat penting dalam proses dakwah, untuk menentukan keberhasilan dakwah itu sendiri kepada masyarakat.

5. Tujuan Dakwah

Didalam kehidupan perubahan akan selalu terjadi, pasang surut kehidupan makanan setiap hari, hidup bagaikan roda yang berputar selalu berganti demikian juga iman dan taqwa seseorang selalu mengalami naik turun, adakalahnya iman seseorang dapat mempertahankan kadar keimanannya.

Wardi Bahtiar mengungkapkan tujuan dakwah adalah mencapai masyarakat yang adil dan makmur serta ridha Allah SWT.27 Sedangkan menurut Tarmizi Taher bahwa hakikat tujuan dakwah adalah mempertemukan kembali fitrah manusia dengan agama atau menyadarkan manusia supaya mengakui kebenaran Islam dan mengamalkan ajaran Islam sehingga menjadi orang baik.28

27

Wardi Bahtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, h. 37.

28

Dari uraian diatas disimpulkan bahwa hakikatnya tujuan dakwah adalah adanya perubahan yang positif pada seseorang dari buruk kearah yang baik dan dari baik kearah yang lebih baik.

Dakwah yang dilaksanakan harus mempunyai tujuan tertentu. Tujuan ini dapat dirumuskan sedemikian rupa sehingga jelas apa yang hendak dicapai. Di dalam proses dakwah, tujuan adalah merupakan salah satu faktor yang sangat penting. Dengan tujuan itulah dapat di rumuskan suatu landasan tindakan dalam pelaksanaan dakwah.29

Dakwah merupakan usaha memindahkan umat situasi negatif ke situasi positif, seperti dari situasi kekufuran kepada keimanan, dari kemelaratan kepada kemakmuran, dari perpecahan kepada persatuan, dari kemaksiatan kepada ketaatan untuk mencapai ridho Allah SWT.

Tujuan utama dakwah adalah nilai atau hasil akhir yang ingin dicapai satu diperoleh dari keseluruhan tindakan dakwah. Untuk mencapai tujuan utama inilah, penyusunan semua rencana dan tindakan dakwah harus ditunjukan dan diarahkan. Dengan kata lain tujuan dakwah bukan memperbanyak pengikut tetapi memperbanyak orang yang sadar akan kebenaran Islam dan mengamalkan amar ma’ruf nahi munkar.

Dan titik tujuan dakwah, yaitu memberi peringatan kepada umat manusia agar mengambil segala ajaran Allah yang terkandung dalam

Al-Qur’an menjadi jalan hidupnya.30

Pada hakikatnya tujuan dakwah adalah untuk mengajak manusia berlomba-lomba dalam menunaikan kewajiban dan saling menjaga dan

29

Hasanuddin, Hukum Dakwah (Jakarta: PT Pedoman Ilmu Jaya, 1996), cet. ke-3, h. 3.

30

A. Hasjmy, Dustur Dakwah Menurut Al-Qur’an(Jakarta: PT Bulan Bintang, 1994), cet. ke-3, h. 33.

menghormati hak sesama sehingga terbentuk keadilan dan kestabilan di dalam masyarakat. Selain itu juga dakwah Islam memiliki tujuan agar supaya timbul dalam diri umat manusia suatu pengertian tentang nilai-nilai ajaran Islam serta pengalaman terhadap agama yang ikhlas.

Dokumen terkait