• Tidak ada hasil yang ditemukan

URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori

2.1.2 Komunikasi Massa

2.1.3.3 Unsur-Unsur Dalam Film

Film yang baik harus memiliki unsur-unsur didalamnya agar film itu dapat dengan mudah dipahami oleh penonton yang menonton film tersebut.

(Nurgiyantoro, 2009 : 23) menyebutkan unsur-unsur dalam film terbagi menjadi dua yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik.

Unsur intrinsik adalah unsur yang berasal dari karya itu sendiri. Berikut unsur instrinsik pada film yaitu (Nurgiyantoro, 2009 : 70) :

1. Tema, tema merupakan hal yang paling dasar dari sebuah film. Tema juga disebut sebagai ide utama dalam pembuatan film, dengan tema ini dapat dikembangkan dalam film. Tema juga merupakan makna keseluruhan yang tersembunyi yang mendukung cerita dalam film tersebut.

Universitas Sumatera Utara 2. Alur cerita/Plot, alur merupakan jalan cerita antar peristiwa yang terjadi didalam film yang bersifat secara kronologis yang memiliki sebab akibat.

3. Pesan dalam film, merupakan unsur isi dalam film yang mengacu pada nilai-nilai, sikap, tingkah laku, dan sopan santun didalamnya. Pesan dalam film juga yang ingin disampaikan pengarang melalui cerita, baik tersirat maupun tersurat.

4. Tokoh dalam film, tokoh adalah orang yang memerankan suatu tokoh dalam film sehingga dapat diketahui karakter atau sifat para tokoh yang memerankan dalam film.

5. Gaya Bahasa, gaya bahasa merupakan jenis bahasa yang dipakai dalam film atau merupakan sarana pengungkapan yang komunikatif dalam film.

Unsur ekstrinsik dalam film adalah unsur yang berada di luar film yang mempengaruhi lahirnya film yang dibuat pengarang certia film tentang sikap, keyakinan, dan pandangan hidup atau dapat dikatakan diluar dari bagian dalam karya film itu sendiri (Nurgiyanto, 2009 : 23).

Film yang bagus juga harus memiliki beberapa unsur-unsur didalamnya.

Unsur-unsur yang harus ada dalam film yaitu sebagai berikut : 1. Film harus memiliki daya tarik.

Daya tarik dalam film sangat penting, untuk menarik perhatian penonton film harus dibuat dengan semenarik mungkin, sehingga bisa meyakini bahwa film tersebut menarik untuk ditonton.

2. Film harus bagus.

Maksudnya didalam sebuah film harus memiliki nilai-nilai dan informasi yang berguna pada penonton dan memiliki makna tersendiri dalam film.

3. Mudah dimengerti

Dalam sebuah film jalan cerita dalam film harus jelas dan mudah untuk dimengerti oleh penonton dan tidak membuat penonton bingung dengan jalan cerita yang ada agar mudah memahami mengartikan, menginterpreasikan informasi dalam film.

21

Universitas Sumatera Utara 4. Sesuai

Film harus sesuai dengan tema agar pandangan terhadap pemenuhan kebutuhan sesuai informasi dalam film.

5. Bermanfaat

Film harus bermaanfaat, berguna atau berarti, ketika menonton film mendapatkan guna faedah yang menyebabkan perubahan terhadap suatu informasi dalam film tersebut.

6. Tidak menggurui

Film yang baik adalah yang tidak menggurui, maksudnya film yang ditayangkan harus dengan proses yang menyenangkan dan tidak boleh menggurui agar pesan-pesan dan nillai-nilai yang disampaikan dalam film mudah untuk diterima dan teresepsi tanpa disadari akan merubah prilaku yang menonton itu sendiri.

Ketentuan ketentuan yang dapat digunakan untuk menentukan karakteristik sebuah film berkualitas atau bagus (Effendy, 2003 : 226) yaitu :

1. Memenuhi tri fungsi film, film yang berkulitas pada dasarnya harus mempunyai fungsi pokok didalamnya yaitu menghibur, mendidik, dan menerangkan.

2. Konsrtruktif, maksudnya adalah sebuah film yang menonjolkan peran tokoh serba posiif, sehingga hal itu mudah untuk ditiru oleh penonton terutama dikalangan remaja.

3. Artistik, etis, dan logis, dalam sebuah film harus mempunyai nilai artistik dibandingkan dengan karya seni yang lainnya. Oleh karena itu unsur kelogisan sangat penting dalam film untuk memberikan wacana positif kepada masyarakat.

4. Persuasif, maksudnya adalah film yang menggandung ajakan secara halus, dalam hal ini adalah ajakan yang membangun penonoton agar dapat meniru perbuatan yang dapat ditiru dalam film

.

Universitas Sumatera Utara 2.1.3.4 Kelebihan dan Kekurangan Film

Film dapat dijadikan sebagai media pembelajaran atau media untuk menyampaikan pesan yang cukup efektif, seperti jenis media massa lainnya, film juga memiliki kelebihan serta kekurangan didalamnya yaitu Riyana (2006:6) : Kelebihan film sebagai media pembelajaran :

1. Film dapat menggambarkan suatu proses, misalnya proses pembuatan suatu keterampilan tangan dan sebagainya.

2. Dapat menimbulkan kesan ruang dan waktu.

3. Penggambarannya bersifat 3 dimensi.

4. Lebih realitis, dapat diulang-ulang dan dihentikan sesuai dengan kebutuhan.

5. Memberikan kesan mendalam dan dapat mempengaruhi sikap khalayak yang menontonnya.

6. Suara yang dihasilkan dalam film dapat menimbulkan realita dalam bentuk ekspresi murni.

Sementara kekurangan dalam film diantaranya yaitu : 1. Harga produksiya cukup mahal.

2. Pembuatannya memerlukan banyak waktu dan tenaga.

3. Memerlukan operator khusus untuk mengoprasikannya.

4. Memerlukan penggelapan ruangan.

2.1.4 Persepsi

Secara etimologi, persepsi atau dalam bahasa Inggris perception berasal dari bahasa Latin perceptio, dari percipere, yang artinya menerima atau mengambil. Persepsi (perception) dalam arti sempit ialah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu; sedangkan dalam arti luas ialah pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu (DeVito,1997:75).

Persepsi adalah inti komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah inti persepsi, yang identik dengan penyandian-balik (decoding) dalam proses komunikasi. Persepsi akan menentukan manusia memilih suatu pesan dan

23

Universitas Sumatera Utara mengabaikan pesan lain. Semakin tinggi derajat kesamaan individu, semakin mudah dan semakin sering mereka berkomunikasi, dan sebagai konsekuensinya semakin cenderung membentuk kelompok budaya atau kelompok identitas (Mulyana, 2010:180).

Persepsi disebut inti komunikasi, karena jika persepsi kita tidak akurat, kita tidak mungkin berkomunikasi dengan efektif. Persepsilah yang menentukan kita memilih suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain. Semakin tinggi derajat kesamaan persepsi antar individu, semakin mudah dan semakin sering mereka berkomunikasi, dan sebagai konsekuensinya semakin cenderung membentuk kelompok budaya atau kelompok identitas (Mulyana, 2005:167-168 ).

Dokumen terkait