• Tidak ada hasil yang ditemukan

Unsur-Unsur Mitos

Dalam dokumen CERITA RAKYAT TELAGA MADIRDA (Halaman 90-98)

BAB IV. PEMBAHASAN

D. Unsur-Unsur Mitos dan Fungsi Sosial serta dampak Sosial

1. Unsur-Unsur Mitos

Kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dengan mitos, meskipun kebenaran suatu mitos belum tentu memberikan jaminan dan bisa dipertanggungjawabkan. Kebenaran suatu mitos diperoleh tanpa suatu penelitian, tetapi hanya berdasarkan anggapan dan kepercayaan semata. Mitos bukan suatu pembuktian kebenaran, tetapi yang lebih diperhatikan dan terpenting adalah hasil akhirnya atau akibat dari adanya mitos. Mitos tidak dianggap sebagai hal

rakyat mengandung beberapa unsur mitos.

Mitos ada dua jenis yaitu:

1. Mitos pembebasan : adalah mitos pendobrak, yang dapat diterobos oleh masyarakat yang sifatnya bebas, tidak perlu adanya suatu aturan-aturan yang harus dikerjakan oleh masyarakat. Mitos pembebasan ini memberikan kebebasan sepenuhnya untuk mengeluarkan argumen dan pendapat, masyarakat tidak harus terkekang oleh larangan-larangan yang diciptakan masyarakat dahulu.

2. Mitos pengukuhan : mitos yang masih dipercaya masyarakat dan sampai sekarang diyakini dan dilestarikan keberadaanya serta dikukuhkan oleh pendukungnya. Karena sifatnya masih dipercaya olah generasi ke generasi maka tidak diragukan lagi dan tidak perlu pembuktiaan lagi.

Cerita Rakyat Telaga Madirda merupakan salah satu contoh mitos pengukuhan, masyarakat Berjo masih mempercayai hari-hari tertentu seperti Selasa Kliwon dan Jum’at Kliwon Telaga Madirda ramai dikunjungi orang-orang dari daerah asal maupun dari luar kota, mereka yang datang ke Telaga biasanya melakukan upacara Nyadran, Ngalap Berkah, sebagai suatu tradisi yang sudah ada dari dahulu, tradisi ini hingga sekarang masih dilakukan masyarakat. Karena masyarakat percaya jika mereka Ngalap Berkah di Telaga Madirda mereka bisa mewujudkan atau mendapatkan apa yang menjadi keinginan mereka. Banyak dari para pengunjung yang datang ke Telaga Madirda untuk mencari berkah. Karena

commit to user agungkan dan dipercaya oleh masyarakat Berjo.

Dalam Cerita Rakyat Telaga Madirda Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso kabupaten Karanganyar memiliki unsur-unsur mitos yang sangat dipercayai oleh masyarakat sekitar menghargai dan menghormati air Telaga Madirda.

Air yang ada di Telaga Madirda dianggap oleh warga sebagai air yang memiliki kemujaraban dari berbagai segi. Misalnya untuk pertanian dapat menyuburkan tanaman mereka bagi yang bercocok tanam. Bahkan bagi yang mempercayainya ada yang menggunakannya sebagai obat peneyembuhan penyakit dan hasilnya juga sesuai dengan apa yang diharapkan.

1. Air Telaga Madirda Mengandung Kekuatan Gaib

Mitos memberikan bahan informasi mengenai kekuatan-kekuatan gaib, serta membantu manusia agar dapat menghayati daya-daya gaib sebagai suatu kekuatan yang mempengaruhi dan menguasai alam kehidupan. Dalam upacara tradisi laku pelaku dapat merasakan bersatu dengan alam, yang dimaksud disini bahwa kekuatan-kekuatan gaib atau ajaib dari tokoh-tokoh yang diagung-agungkan oleh masyarakat Berjo yaitu Sugriwa, Subali dan Anjani. Saat malakukan ritual Ngalap Berkah seluruh tubuh ini merasakan bersatu padu dengan alam dan tokoh yang disakralkan ditempat ini atau Telaga Madirda akan memasuki sukma tubuh dan jiwa. Pada saat ritual Ngalap Berkah atau tradisi berlangsung kekuatan-kekuatan gaib itu muncul dalam tubuh. Masyarakat Berjo sebagai empunya cerita sangat mensakralkan tempat tersebut.

juga dapat menyembuhkan penyakit. Penulis mendapat cerita dari Juru Kunci bahwa ada seorang bapak yang masih berasal dari Ngargoyoso mengadukan bahwa anakanya yang masih balita belum bisa jalan padahal umurnya hampir 2 tahun maka bapak tadi meminta bantuan kepada Juru Kunci untuk memberikan kesembuhan pada anakanya. Maka bapak tadi di suruh bertapa semalam suntuk dan membawa air dari telaga untuk dibawa pulang dan diusapkan ke kaki anaknya. Dua bulan kemudian bapak tadi kembali menemui Juru Kunci dan mengucapkan terima kasih karena berkat bantuannya dan air telaga anaknya kini sudah bisa berjalan.

2. Air Dapat Memberikan Jaminan Kehidupan Manusia

Cerita-cerita dan simbol-simbol mitologis membuka kesempatan untuk kehidupan dan kesuburan, yang bertepatan dengan aneka peristiwa. Usaha masyarakat Berjo yaitu dengan :

a) Mensakralkan sumber air Telaga Madirda, yang sampai sekarang masih dilakukan diantaranya : sebelum menanam dan memanen padi atau palawija warga masyarakat Berjo masih melakukan do’a dan memberikan sesajen di Telaga Madirda pada hari Selasa Kliwon dan Jum’at Kliwon. b) Membangun mitologi yang berkaitan dengan pemeliharaan akosistem

sedemikian rupa sehingga melahirkan larangan-larangan untuk membabat pohon-pohon atau membunuh binatang-binatang tertentu, dalam hal ini fungsi utama telaga adalah sebagai pemasok air untuk kehidupan masyarakat.

commit to user

memanfaatkan air telaga sebagimana mestinya, karena mereka tahu semua itu merupakan kewajiban sebagai manusia untuk mensyukuri nikmat yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Manusia berkewajiban untuk menjaga serta melestarikannya. Air telaga digunakan untuk pengairan sawah ladang mereka, mandi, dan kebutuhan lainnya.

c) Menanam dan memelihara pohon yang disakralkan, penanaman pohon yang disakralkan di sumber mata air Telaga Madirda karena fungsi dari pohon beringin itu sebagai pusat ekosistem yang mampu mengambil unsur hara dari dalam tanah menjadikan air yang keluar ke permukaan bumi terbebas dari toksin unsur hara (zat yang baik untuk kesuburan tumbuhan tetapi berbahaya untuk manusia) sehingga bisa dikonsumsi manusia dan jenis hewan. Dengan masyarakat Berjo menjaga mitologi yang sudah ada, berupa mitos terhadap mata air Telaga Madirda dapat memberikan jaminan kehidupan untuk masa kini.

Mitos mengajarkan pada manusia bahwa alam yang dipijak selama ini perlu adanya perawatan, mitos yang beredar dalam kehidupan masyarakat. Sikap hidup yang masih terjaga dan terawat dalam lingkungan Desa Berjo adalah sikap yang masih menganggap bahwa alam adalah tempat manusia dalam memenuhi kebutuhan.

Mitos menceritakan tentang kejadian, bumi, langit, manusia, dewa dan upacara-upacara yang berkaitan erat dengan kepercayaan dan keagamaan manusia di dunia ini. Mitos tidak hanya sekedar laporan dari peristiwa yang terjadi saja,

commit to user

bahkan mitos memberikan arah kepada manusia. Mitos memberi kesadaran pada manusia bahkan dalam alam semesta ini ada kekuatan-kekuatan gaib. Dimana manusia ikut berpartisipasi dan ikut menghayati kekuatan gaib. Mitos juga berusaha membuat seolah-olah menghadirkan kembali peristiwa-peristiwa yang dahulu pernah terjadi sedemikian rupa sehingga mampu memberikan tentang dunia.

Kekuatan bahwa dunia itu kaya akan cerita-cerita yang mengandung suatu filsafat yang dalam, gambaran-gambaran yang ajaib dan adat istiadat yang beraneka warna, namun dunia penuh dengan cerita-cerita mistis dan upacara-upacara mistis, cerita-cerita mistis berfungsi untuk menangkis mara bahaya dan menahan kesukaran-kesukaran hidup yang terjadi di dunia ini.

Cerita Rakyat Telaga Madirda merupakan bagian dari cerita dunia, mengandung gambaran gaib yang dibuktikan dengan asal muasal Telaga Madirda itu ada, bahwa Cupu manik Astagina yang dibuang menjadi sebuah telaga. Mitos ini diyakini masyarakat Berjo bahwa pernah terjadi dan mempengaruhi kehidupan mereka. Adat istiadat yang dilakukan masyarakat sekitar Telaga Madirda untuk mempertahankan keberadaan Telaga Madirda yaitu masyarakat selalu memberikan persembahan guna penghormatan terhadap Cupu Manik Astagina. sedangkan upacara-upacara mistis yang masih dijalankan masyarakat Berjo adalah untuk mengikis mara bahaya dan menahan kesukaran-kesukaran hidup yang terjadi di dunia. Contohnya: dengan mengadakan upacara Nyadran setiap tahunnya masyarakat Berjo percaya dapat terhindar dari bencana alam dan juga

commit to user

memahami apa makna dari larangan-larangan yang dahulunya dituturkan oleh nenek moyang. Larangan-larangan yang diamksud adalah seperti kencing di sumber air itu tidak baik seperti sumur, sendang atau telaga, yang merupakan suatu larangan yang begitu nyata karena itu adalah merupakan sumber air, airnya dibutuhkan oleh banyak umat manusia, begitu juga dengan air Telaga Madirda yang dibutuhkan oleh masyarakat Berjo. Dengan banyaknya air maka masyarakat dumanjakan dengan limpahan air sehingga pengaruhnya begitu banyak sekali. Dalam kaitannya dengan Telaga Madirda masyarakat begitu dimanjakan dengan limpahan air, meskipun datangnya musim kemarau sekalipun. Mitos tentang air yang begitu sakral memberitahukan bahwa air merupakan sumber kehidupan, sehingga keberadaan air perlu diselamatkan. Manfaat yang terdapat dari penyelamatan air mengandung ajaran tentang usaha menjaga keselamtan dunia, yang sudah sejak jaman dahulu dan sampai sekarang ditakdirkan sebagai tujuan, sekaligus juga seabagi cita-cita hidup orang Jawa.

Cerita Rakyat Telaga Madirda masih adanya kekuatan-keuatan yang kurang bisa diterima oleh akal sehat manusia, namun sebagian besar masyarakat mempercayainya bahkan masyarakat manca. Dalam hal ini masyarakat sekarang diharapkan masih mempercayai hal-hal yang berhubungan dengan mistis, karena dunia yang dipijak manusia juga perlu adanya penghormatan dengan melakukan pensakralan terhadap apapun yang berada di alam.

Mitos juga merupakan suatu hal yang penting bagi kehidupan manusia, walaupun belum tentu diyakini kebenarannya, mitos adalah sesuatu makna atau petuah kehidupan yang dapat dijadikan pedoman hidup. Cerita Rakyat Telaga

batin untuk hidup lebih baik.

3. Mitos Bahwa Air Telaga Madirda Memberi Tuah

Permintaan/permohonan jika telah terkabul, yang bersangkutan biasanya kembali ke Telaga Madirda Desa Berjo untuk melakukan selametan sebagai wujud rasa syukur setelah terkabulnya permohonan/permintaan. Apabila hal tersebut tidak dilakukan maka yang bersangkutan akan mengalami hal yang sama dengan apa yang dialami sebelum datang ke Telaga Madirda.

Menurut pernyataan juru kunci ada orang yang ngalap berkah di Telaga berasal dari perbatasan Sragen-Karanganyar, merasakan bahwa hidupnya merasa lebih baik. Usaha perdagangan sayurannnya lebih laku, lebih lancar sehingga perekonomian keluarganya menjadi lebih layak. Sehingga dia menjadi rutin melakukan do’a di telaga karena sudah merasakan sendiri bagaimana tuah dari telaga ataupun air telaga.

4. Mitos Larangan Mencicipi Makanan Apabila Memasak Buat Kenduri Yang Hubungannya Untuk Upacara Nyadran Telaga Madirda

Warga Dusun Tlogo jika memasak untuk acara kendurian tidak pernah dicicipi. Hal ini dikarenakan jika masakan dicicipi terlebih dahulu masyarkat percaya bahwa sesajen yang mereka gunakan untuk upacara nyadran tidak akan diterima oleh danyang penunggu telaga.

Kebiasaan semacam ini sampai sekarang masih dipercaya masyarakat Dusun Tlogo dan mereka percaya jika dilanggar akan mendapatkan hal yang tidak

commit to user

biasanya ketika memasak untuk upacara Nyadran anak-anak dijauhakn dari kegiatan memasak ibu-ibunya karena dikhawatirkan akan menggganggu dan mengambil makanan untuk Nyadran.

5. Mitos Larangan Tidak Boleh Memasak Bagi Ibu-Ibu Harus Dengan Keadaan Suci Tidak Boleh Memasak Dalam Keadaan Kotor Apabila Memasak Untuk Acara Nyadran

Ibu-ibu khususnya Dusun Tlogo jika memasak makanan untuk Nyadran harus dengan keadaan bersih atau suci tidak berhalangan (haid) atau dalam keadaan kotor. Hal ini mempunyai alasan karena Nyadran adalah suatu ritual yang sakral dan do’a untuk para leluhurnya. Masyarakat menganggap hal tersebut merupakan ibadah jadi mereka mengibratakan apabila melakukan ibadah keadaan bersih dan suci.

6. Mitos Bahwa Hanya Juru Kunci Yang Bisa Memiliki Bunga Kanthil

Ada kepercayaan yang menyatakan bahwa hanya Juru Kunci saja yang bisa memiliki bunga kanthil, karena bunga itu akan tumbuh dengan sendirinya dirumah seseorang yang terpilih melalui tumbuhnya bunga kanthil tanpa harus sengaja menanam dan merawatnya.

Dalam dokumen CERITA RAKYAT TELAGA MADIRDA (Halaman 90-98)

Dokumen terkait