• Tidak ada hasil yang ditemukan

Unsur-Unsur Penerapan Sanksi Pidana Menurut Hukum Positif

BAB III TINDAK PIDANA JUDI MENURUT SYARIAT ISLAM DAN QANUN QANUN

PERBANDINGAN TINDAK PIDANA JUDI MENURUT HUKUM POSITIF DAN QANUN

A. Perbandingan Penerapan Sanksi Pidana Menurut Pasal 33 KUHP dengan Qanun 13 Tahun 2003 dengan Qanun 13 Tahun 2003

1. Unsur-Unsur Penerapan Sanksi Pidana Menurut Hukum Positif

Pasal 7 berbunyi: “Instansi Pemerintah dilarang memberi izin usaha penyelenggaran Maisir.” Yang dimaksud dengan izin usaha termasuk izin untuk menyelenggarakan keramaian, pameran, pertunjukan dan lain-lain. Jadi Instansi Pemerintah tidak boleh memberi izin usaha penyelenggaraan Maisir karena jika diberikan itu sama saja membuka peluang orang untuk melakukan perbuatan Maisir.

Menurut penjelasan Pasal 303 KUHP unsur-unsur yang terkandung di dalamnya adalah sebagai berikut:

1. Mengadakan atau memberikan kesempatan main judi sebagai pencaharian tanpa izin yang berwajib.

Maksudnya seseorang menyediakan tempat untuk permainan judi dan dengan adanya permainan judi itu, seorang memperoleh atau mendapatkan suatu komisi atau hadiah, dimana komisi atau hadiah itu harus terus berlangsung yang merupakan pencaharian untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Penyediaan tempat atau kesempatan pada pemain judi untuk melakukan permainan judi tidak dengan izin dari yang berwajib.

2. Turut campur dalam hal tersebut diatas.

Maksudnya ikut terlibat untuk adanya permainan judi, artinya menjaga, mengawasi atau membeking kemungkinan penggerebekan dari yang

72

berwajib, oleh karena pemain judi itu tidak ada izin yang berlangsung sampai pemain itu selesai.

3. Mengadakan atau memberi kesempatan kepada umum di tempat umum atau tempat yang dapat dikunjungi oleh umum, walaupun bukan sebagai pencaharian.

Maksudnya seseorang yang menyediakan, memberi kesempatan bukan karena maksud memperoleh suatu komisi atau hadiah, tetapi di tempat yang mudah dilihat oleh masyarakat tanpa izin dari yang berwajib.

4. Turut main judi sebagai mata pencaharian.

Unsur ini sangat jelas bahwa seseorang yang mengantungkan hidupnya pada permainan judi dan langsung sebagai permainan judi adalah dapat dituntut berdasarkan Pasal 303 KUHP.

Sehubungan dengan Pasal 303 ini, ayat (1) ada dua jenis kejahatan:

1. Mengajukan atau memberikan kesempatan berjudi sebagai mata pencaharian.

2. Turut campur dalam perusahaan main judi.

Perbuatan memajukan berarti setiap pemberitahuan secara lisan yang memberikan kesempatan oleh pelaku yang mengajukan. Pemberitahuan dari seseorang bahwa orang lain memberikan kesempatan, tidak berarti mengajukan.

Memberikan kesempatan adalah setiap perbuatan membuka kesempatan, bukan memperkenankan, menyediakan tempat atau alat-alat judi.

Sebagai mata pencaharian, mata pencaharian pada umumnya untuk mencari makan guna kelangsungan hidupnya. Dan ini dapat dinyatakan; apabila dilakukan secara berulang. Suatu perbuatan dalam mata pencaharian dapat tampak secara nyata apabila perbuatan dibayar, tetapi juga dapat juga disimpulkan dari pembayaran, bahwa terdapat perbuatan dalam mata pencaharian, meskipun tidak terjadi penangulangan atas perbuatan itu. Turut campur atau turut serta dalam perusahaan dapat meliputi perbuatan-perbuatan:

a. Menyediakan keuangan untuk usaha itu b. Turut serta dalam organisasi

c. Membina atau meningkatkan pendirian atas usaha itu.

Pelaku-pelaku itu melakukan perbuatan-perbuatan turut serta untuk kepentingan peningkatan atau pemberian kesempatan permainan judi. Kepada umum dapat dipenuhi cukup dengan ruang atau gedung.31

31

Ibid, hlm. 268.

Unsur tindakan yang dilarang pada ayat (1) Pasal 303 KUHP ada lima golongan yaitu:

1. Melakukan sebagai usahanya atau mempunyai usaha untuk menawarkan/ memberikan kesempatan melakukan permainan judi. Unsur penting disini adalah melakukan sebagai usahanya, misalnya menyediakan suatu ruangan untuk permainan judi roulette.

2. Turut serta melakukan sebagai usahanya untuk menawarkan dan seterusnya seperti yang disebutkan pada nomor satu.

74

3. Menawarkan atau memberikan kesempatan kepada orang-orang untuk melakukan permainan judi. Ini tidak dipersoalkan apakah ini dijadikan usahanya atau tidak. Pokoknya ia sedang menghubungi orang-orang dan menawarkan atau memberikan kesempatan untuk bermain judi.

4. Turut serta menawarkan atau memberi kesempatan untuk permainan judi seperti tersebut diatas.

5. Melakukan usaha main judi sebagai usaha atau pekerjaannya. Unsur subjek pada ayat (1) ke-1 ada dua golongan yaitu:

1. Seseorang yang melakukan sebagai usaha untuk menawarkan kesempatan (mengundang) orang-orang lain untuk bermain judi pada waktu dan tempat yang telah disediakan, atau seseorang yang memberi kesempatan untuk orang lain bermain judi di tempat yang disediakan (dia sendiri tidak ikut bermain judi).

2. Seseorang yang turut serta melakukan sebagai usahanya untuk menawarkan/memberikan kesempatan seperti yang tersebut diatas.

Unsur subjek pada ayat (1) ke-2 ada dua golongan yaitu:

1. Seseorang yang menawarkan atau memberikan kesempatan kepada khalayak umum untuk melakukan permainan judi tanpa mempersoalkan apakah diadakan atau tidak diadakan suatu persyaratan untuk menggunakan kesempatan yang ditawarkan atau diberikan itu, atau mempersoalkan apakah sudah atau tidak memenuhi suatu tata cara yang ditentukan.

3. Unsur pada ayat (1) ke-3 yaitu: seseorang yang pekerjaannya (usahanya) bermain judi atau sebutlah “penjudi”. Bukan yang menggunakan kesempatan untuk bermain judi, yang dapat disebut sebagai “penjudi karena ada kesempatan”, yang merupakan subjek dari Pasal 303 bis.

Pada ayat (2), ditentukan tentang pidana tambahan jika dilakukan ketika menjalankan pekerjaannya/mata pencahariannya misalnya ia pengusaha hotel, lalu menyediakan/mengadakan di hotel tempat permainan judi, maka pekerjaannya sebagai pengusaha hotel tersebut dicabut.

Dengan demikian maka dapat dihukum menurut Pasal 303 KUHP adalah Bandar atau seseorang yang memberikan kesempatan atau mengadakan permainan judi, pengawal permainan judi (beking), seseorang Bandar yang mengadakan atau memberikan kesempatan dimuka umum walaupun bukan sebagai pencaharian, dan pemain atau peserta pemain judi itu sebagai mata pencaharian.

Sedangkan orang-orang yang ikut pada permainan judi dikenakan Pasal 303 bis KUHP yaitu:

1. Pemain atau peserta permainan judi sebagai mana dinyatakan dalam Pasal 303 KUHP walaupun bukan sebagai mata pencaharian.

2. Para peserta permainan judi di tempat umum atau di jalan umum atau tempat yang dapat dikunjungi oleh umum tanpa izin dari yang berwajib. Berdasarkan ketentuan tersebut maka yang dapat dihukum menurut Pasal 303 bis KUHP adalah orang-orang yang ikut serta bermain judi. Disini tidak perlu

76

sebagai mata pencaharian akan tetapi turut bermain judi di jalanan umum atau tempat-tempat yang dapat dikunjungi umum tanpa izin dari yang berwajib.

Sementara itu, mengenai judi online diatur dalam BAB VII Pasal 27 ayat (2) UU ITE sebagai perbuatan yang dilarang. Bunyi Pasal 27 ayat (2) UU ITE sebagai berikut:

“setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yang memiliki muatan perjudian.”

Memperhatikan rumusal Pasal 27 ayat (2) UU ITE maka unsur-unsur Pasal tersebut sebagai berikut:

1. Unsur subjektif adalah setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak. Unsur dengan sengaja dan tanpa hak merupakan satu kesatuan yang harus dibuktikan oleh penegak hukum. Unsur dengan sengaja dan tanpa hak berarti pelaku menghendaki dan mengetahui secara sadar bahwa tindakannya dilakukan tanpa hak. Tanpa hak merupakan unsure melawan hukum.

2. Unsur objektif yaitu: a. Mendistribusikan b. Mentransmisikan

c. Membuat dapat diaksesnya informasi elektronik dan atau dokumen elektronik yang memiliki muatan perjudian.

Merujuk pada Pasal 27 ayat (2) UU ITE, dimana pelaku yang dapat dijerat berdasarkan Pasal tersebut adalah orang yang mendistribusikan, mentransmisikan

dan orang yang membuat dapat diaksesnya informasi atau dokumen elektronik yang memiliki muatan perjudian. Melihat rumusan Pasal 27 ayat (2) UU ITE, dimana Pasal tersebut tidak merumuskan atau mengkualifikasikan yang mana Bandar dan pemain judi, dan sanksi pidana baik bagi bandar atau orang yang turut serta dan pemain bobotnya sama.

Dalam UU ITE dipisahkan rumusan Pasal mengenai perbuatan dan sanksi pidana. Sebagaimana dalam BAB VII Pasal 27 ayat (2) UU ITE dimuat mengenai perbuatan judi online yang dilarang sedangkan sanksi tindak pidana judi online di atur dalam Pasal 45 ayat 1 dan Pasal 52 ayat (4) UU ITE. Pasal 45 ayat 1 UU ITE berbunyi sebagai berikut:

“setiap orang yang memenuhi unsure sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1), ayat (2), ayat (3) atau ayat (4) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 1.000.000.000 (satu miliar rupiah).

Mengenai sanksi pidana perjudian online di dalam Pasal 45 ayat (1) UU ITE bersifat alternative dan kumulatif berupa tindak pidana penjara dan atau pidana denda.

2. Unsur-Unsur Penerapan Sanksi Pidana Qanun Nomor 13 tahun 2003