• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PERJUDIAN DALAM HUKUM PIDANA POSITIF

B. Unsur-unsur Perjudian Dalam KUHP

Pasal 303 (1)

Ke 1. : -Dengan tidak berhak - Memajukan:

Atau

- Memberi kesempatan

- berjudi

- sebagai mata pencaharian

Atau

- Turut campur

- Dalam perusahaan main judi

- Dengan sengaja

Dalam ayat 1 ini dua jenis kejahatan:

- Mengajukan atau memberikan kesempatan berjudi sebagai mata

pencaharian.

- Turut campur dalam perusahaan main judi.

28R. Sugandhi, KUHP Dengan Penjelasannya, (Surabaya : Usaha Nasional,1998 ), h. 323.

Mengajukan

Perbuatan mengajukan berarti setiap pemberitahuan secara tertulis maupun secara

lisan yang memberikan kesempatan oleh pelaku yang mengajukan.

Pemberitahuan dari seorang, bahwa orang lain memberikan kesempatan, tidak

berarti mengajukan.

Memberi Kesempatan

Memberi kesempatan adalah setiap perbuatan membuka kesempatan, bukan

memperkenankan, menyediakan alat atau alat-alat judi.

Berjudi

Perjudian adalah suatu permainan yang hasil kemenangannya hanya tergantung

pada untung-untungan saja. Permainan adalah cara bermain, dimana para pihak

turut serta secara aktif, sedangkan pertaruhan adalah menentukan suatu hadiah

atas kebenaran suatu perkiraan atau terkaan yang disangkal dan tetap.

Ayat 3 memuat ketentuan tentang pengertian berjudi,

Ayat 3 ini merupakan interpretasi authentik.

Unsur-unsur ayat 3 adalah sebagai berikut:

- Main judi berarti:

- Tiap-tiap permainan yang:

Kemungkinan hasil kemenangannya pada umumnya tergantung pada:

- Untung-untungan saja.

- karena pemain lebih pandai atau lebih cakap. 29

- Main judi meliputi juga:

- Segala pertaruhan tentang:

- Hasil keputusan perlombaan atau permainan lainnya yang:

- turut berlomba

- turut bermain

- Pertaruhan-pertaruhan lain:

Berdasarkan rumusan ayat 3, suatu permainan dapat dinyatakan sebagai

permainan judi, apabila memenuhi syarat sebagai berikut:

- Penentuan kemenangan tergantung pada untung-untungan yang berarti, bahwa

terdapat spekulasi dari para pelaku.

- Juga hasil kemenangan yang tergantung pada untung-untungan itu akan

bertambah besar, karena orang-orang yang bermain dalam permainan lebih

pandai, lebih cakap lebih terampil, di sini terdapat pengurangan resiko yang

mungkin akan diderita atas spekulasi.

Mungkin orang-orang yang bermain dalam suatu permainan lebih pandai,

lebih terampil, lebih cakap, lebih ulung, hingga hasil kemenangan bagi pelaku akan

bertambah besar, tetap permainan itu dapat dinyatakan sebagai permainan judi.

Dalam ayat 3 itu selanjutnya diadakan perluasan penafsiran atas pengertian

permainan judi sebagai berikut:

29Moch Anwar, Hukum Pidana Bagian Khusus KUHP Buku II, (Bandung : Alumni Bandung, 1986), h.255-256.

- Permainan judi meliputi juga setiap jenis pertaruhan atas keputusan:

- Setiap jenis perlombaan

- Setiap jenis permainan

Dimana para pelaku tidak turut serta dalam perlombaan atau permainan itu.

Misalnya:

- Pertandingan sepak bola: para pelaku tidak turut serta.

-Dalam permainan ketangkasan, misalnya lempar panah, seorang melempar

panah, sedangkan para pelaku yang tidak melempar, memasang.

Ketangkasan yang menentukan hasil kemenangan tidak termasuk permainan

judi, kecuali orang-orang yang tidak melakukan ketangkasan turut serta melakukan

pertaruhan. Selanjutnya dapat dikemukakan, bahwa undian tidak termasuk permainan

judi, berhubung undian bukan merupakan permainan. Penyelenggaraan undian

didasarkan atas UU No. 22 Tahun 1954 Tentang Undian, dimana ditetapkan, bahwa

penyelenggaraan undian harus ada izin Menteri Sosial. 30

Sebagai Mata Pencaharian (BEDRIJF)

Mata pencaharian pada umumnya merupakan usaha untuk mencari makan guna

kelangsungan hidupnya. Dan ini dapat dinyatakan, apabila dilakukan secara

berulang. Suatu perbuatan dalam mata pencaharian dapat tampak secara nyata

apabila perbuatan dibayar. Tetapi juga dapat disimpulkan dari pembayaran bahwa

terdapat perbuatan dalam mata pencaharian, meskipun tidak terjadi pengulangan

atas perbuatan itu.

30

Turut Campur Dalam Perusahaan Main Judi

Turut campur atau turut serta dalam suatu perusahaan dapat meliputi

perbuatan-perbuatan:

- Menyediakan keuangan untuk usaha itu.

- Turut serta dalam organisasi.

- Membina atau meningkatkan pendirian atas usaha itu.

Pelaku-pelaku itu melakukan perbuatan-perbuatan turut serta untuk kepentingan

peningkatan atau pemberian kesempatan permainan judi.

Dengan Tidak Sah

Penyelenggaraan permainan judi dapat diizinkan oleh Menteri Dalam Negeri,

berdasarkan UU No. 5 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah.

Penyelenggaraan permainan judi tanpa izin Menteri Dalam Negeri oq Gubernur

adalah penyelenggaraan permainan judi yang tidak sah.

Dengan Sengaja

Lihat penjelasan pasal-pasal lainnya.

Unsur-unsur:

Pasal 303 (1)

Ke -2. - dengan tidak sah.

- memajukan atau memberi kesempatan berjudi:

- kepada umum

- Biarpun diadakan sesuatu syarat atau cara dalam hal memakai

kesempatan itu.

Kepada Umum

Kepada umum dapat dipenuhi cukup dengan ruangan atau gedung. Penjelasan

unsur-unsur lain lihat penjelasan ayat ke-1.

Unsur-unsur

Pasal 303 (1)

Ke-3: - Turut main judi

- Sebagai mata pencaharian

Lihat penjelasan ke 1 dan ke 2

Pasal 303 (2)

Ketentuan pasal 303 (1) ke 1 dan ke 2 menetapkan hukuman tambahan bagi

pelaku yang melakukan kejahatan ini karena kerjaannya.

Hukuman tambahan itu adalah pencabutan hak melakukan pekerjaan itu.

Pasal 303 (3)

Penjelasan lihat pada pasal 303 (1) ke 1 tentang pengertian berjudi.

Ketentuan dalam ayat 3 ini merupakan penafsiran secara authentik atas

istilah "Berjudi". 31

31Ibid., h.257-259.

Sedangkan tindak pidana yang dimaksudkan didalam ketentuan pidana yang

diatur dalam pasal 303 bis ayat (1) angka 1 KUHP itu terdiri dari unsur-unsur obyektif:

1. Barangsiapa.

2. Menggunakan kesempatan yang terbuka untuk berjudi.

3. Yang sifatnya bertentangan dengan salah satu dari ketentuan-ketentuan yang

diatur dalam pasal 303 KUHP.

Unsur obyektif pertama, orang yang apabila, ia terbukti memenuhi

unsur-unsur selebihnya dari tindak pidana yang dimaksudkan didalam ketentuan pidana

yang diatur dalam pasal 303 bis ayat (1) angka 1 KUHP, maka ia dapat disebut

sebagai pelaku dari tindak pidana tersebut.

Unsur obyektif kedua, memakai kesempatan yang terbuka untuk berjudi,

bukan setiap pemakaian kesempatan untuk berjudi, misalnya dengan berjualan di

tempat dimana kesempatan untuk berjudi itu telah diberikan oleh seseorang.

Melainkan hanya pemakaian kesempatan dengan berjudi atau main judi. Unsur

obyektif ketiga dari tindak pidana yang dimaksudkan didalam ketentuan pidana yang

diatur dalam pasal 303 bis ayat (1) angka 1 KUHP itu ialah unsur yang sifatnya

bertentangan dengan salah satu dari ketentuan-ketentuan yang diatur dalam pasal 303

KUHP. 32

32

Laminting, Delik-Delik Khusus Tindak Pidana Melanggar Kesusilaan dan Norma-norma Patutan, ( Bandung : CV. Mondar Maju, 1990 ), h.349-351.

Maksud dari bertentangan dengan salah satu dari ketentuan-ketentuan yang

diatur dalam pasal 303 KUHP itu ialah bukan bertindak sebagai orang yang

memberikan kesempatan untuk berjudi melainkan sebagai orang yang memakai

kesempatan untuk berjudi.

Tindak pidana yang dimaksudkan didalam ketentuan pidana yang diatur

dalam pasal 303 bis ayat (1) angka 2 KUHP itu juga, hanya terdiri dari unsur-unsur

obyektif, masing-masing yakni:

1. Barangsiapa.

2. Ikut serta berjudi.

3. Di atas atau di tepi jalan umum atau di suatu tempat yang terbuka untuk

umum.

Unsur obyektif pertama menunjukkan orang yang apabila orang tersebut

memiliki unsur-unsur selebihnya dari tindak pidana yang dimaksudkan didalam

ketentuan pidana yang diatur dalam pasal 303 bis ayat (1) angka 2 KUHP, dan

penyelenggaraan dari perjudian yang bersangkutan itu ternyata tidak mendapat izin

dari kekuasaan yang berwenang, maka ia dapat disebut sebagai pelaku dari tindak

pidana tersebut.

Unsur obyektif kedua dari tindak pidana yang dimaksudkan didalam

ketentuan pidana yang diatur dalam pasal 303 bis ayat (1) angka 2 KUHP ialah unsur

turut serta berjudi.

Unsur obyektif ketiga, dari tindak pidana yang dimaksudkan di dalam

ketentuan pidana yang diatur dalam pasal 303 bis ayat (1) angka 2 KUHP ialah unsur

di atas atau di tepi jalan umum atau di suatu tempat yang terbuka untuk umum.

Untuk dapat disebut sebagai jalan umum, tidaklah perlu suatu jalan itu harus

dibuat atas nama pemerintah, akan tetapi juga dapat merupakan jalan kepunyaan

seseorang atau yang terdapat di atas tanah hak milik seseorang, yang pemiliknya

telah diperuntukkan sebagai jalan umum.

Maksud dengan tempat yang terbuka untuk umum itu ialah, tempat yang dapat

didatangi oleh setiap orang yang ingin datang ke tempat tersebut. Kenyataan bahwa,

pada suatu saat tertentu, tempat tersebut sedang ditutup untuk umum, tidak

menghilangkan sifatnya sebagai tempat yang terbuka untuk umum. 33

Pasal 303 bis ayat 2 : Jika ketika melakukan pelanggaran belum lewat dau tahun sejak adanya pemidanaan yang menjadi tetap karena salah satu dari

pelanggaran-pelanggaran ini, dapat dikenakan pidana penjara, selama-lamamya enam

tahun atau denda setinggi-tingginya lima belas juta rupiah.

Penjelasanya : Sebelum adanya Undang-undang penertiban perjudian tanggal 6

Nopember 1974, orang yang mempergunakan kesempatan main judi yang diadakan

dengan melanggar pasal 303, dikenakan pasal 542 KUHP. Tetapi sejak adanya

Undang-undang penertiban perjudian ini, maka orang yang mempergunakan

kesempatan main judi yang diadakan dengan melanggar pasal 303 tersebut dikenakan

33

pasal 303 bis. Sedang orang yang membuka perusahaan perjudian diancam pidana

dalam pasal 303 KUHP.

Dokumen terkait