Tabel 7. 9 Kapasitas Sistem Untuk Rencana Zona SPAM PDAM Kabupaten Barito Utara
Untuk Tahap 1 sampai dengan tahun 2017, selisih kekurangan debit adalah 25 Liter/detik. Pada tahap ini direncanakan sudah ada penambahan pelayanan pada IKK Benao. Kebutuhan masih dapat diatasi dengan perbaikan WTP dan optimalisasi atau uprating pada WTP.
Untuk Tahap 2 sampai dengan tahun 2025, selisih kebutuhan air mencapai 300 Liter/detik. Hal ini dikarenakan adanya peningkatan persentase pelayanan pada setiap zona pelayanan. Direncanakan pemanfaatan air baku dari Sungai Barito atau anak sungai Barito sesuai dengan lokasi daerah pelayanan.
Laporan Akhir| VII-33 Liter/detik. Pada tahap ini diharapkan pelayanan pada daerah-daerah pelayanan di setiap zona dapat mencapai 100%. Kebutuhan air baku direncanakan dengan pemanfaatan Sungai Barito dimana debit rata-rata dari Sungai Barito adalah sebesar 1.571 m3/detik. Adapun pengambilan dari air baku permukaan ini harus disertai oleh SIPA dan sesuai dengan pemanfaatan dari Dinas Pengairan.
Tabel 7. 10 Kapasitas Sistem Untuk Rencana Zona SPAM PDAM Kabupaten Barito Utara
7.4.3.Perkiraan Kebutuhan Biaya
7.4.3.1. Perkiraan Kebutuhan Biaya SPAM Jaringan Perpipaan PDAM
Laporan Akhir| VII-34 Tabel 7. 13 Rencana Anggaran Biaya Jaringan Perpipaan PDAM Zona 3
Laporan Akhir| VII-35 Tabel 7. 16 Rencana Anggaran Biaya Jaringan Perpipaan PDAM Zona 6
Laporan Akhir| VII-36 Tabel 7. 19 Rencana Anggaran Biaya Jaringan Perpipaan PDAM Zona 9
Laporan Akhir| VII-37 Tabel 7. 20 Rencana Anggaran Biaya SPAM Non PDAM
7.4.3.3. Perkiraan Kebutuhan Biaya SPAM Bukan Jaringan Perpipaan
Laporan Akhir| VII-38 Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) merupakan dokumen perencanaan Sanitasi kabupaten yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi dan menggambarkan karakteristik dan kondisi sanitasi wilayah suatu kabupaten serta prioritas atau arah pengembangan yang ditetapkan oleh pemerintah dan masyarakat kabupaten. Cakupannya adalah profil sanitasi kabupaten, sarana prasarana eksisting, cakupan dan tingkat pelayanan, informasi kelembagaan dan keuangan, arah pengembangan sanitasi, kebutuhan, peluang dan analisa awal untuk penetapan area berdasarkan tingkat resiko dan zona sanitasi. Melalui dokumen SSK ini diharapkan dapat memberikan arah yang jelas, tegas dan menyeluruh bagi pembangunan sanitasi di Kabupaten Barito Utara agar pembangunan sanitasi dalam jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan dapat berlangsung secara sistematis, terintegrasi, dan berkelanjutan, sehingga dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam mengurangi/menyelesaikan persoalan sanitasi bagi masyarakat. Adapun jangka waktu perencanaan dari dokumen SSK ini adalah dari tahun 2014 sampai dengan 2019. Dokumen SSK Kabupaten Barito Utara tahun 2014 akan menjadi rujukan bagi Pemerintah Kabupaten dan pemangku kepentingan kabupaten dalam pelaksanaan pembangunan sektor sanitasi sebagai suatu payung strategi utama setiap subsektor meliputi subsektor air limbah, persampahan, dan drainase.
7.5.1.Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik
Sub sektor air limbah domestik, pengelolaan sanitasi Kabupaten Barito Utara berdasarkan hasil pembobotan dan skoring analisis SWOT menunjukkan berada pada posisi W-T atau berada pada posisi kuadran 3, yang artinya membutuhkan strategi dan usaha yang konkrit dalam menangani air limbah domestik. Tujuan, sasaran dan strategi untuk mencapai visi sanitasi dan melaksanakan misi sanitasi Kabupaten Barito Utara yang dirumuskan berdasarkan kondisi terkini dari pengelolaan sanitasi sub sektor air limbah domestik dimana strategi yang digunakan adalah mengatasi kelemahan untuk meraih peluang yang ada dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 7. 22 Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengelolaan Air Limbah Domestik
Tujuan Sasaran Strategi
Pernyataan Sasaran Indikator Sasaran Tewujudnya
kehidupan
masyarakat yang ber prilaku hidup bersih dan sehat serta Stop Buang
Air Besar
Sembarangan (BABS)
Berkurangnya praktek Buang Air Besar Sembarangan (BABS) dari 44% menjadi 0% pada tahun 2019
Tidak ada penduduk yang melakukan praktek BABS di tahun 2019
Memaksimalkan kegiatan pemicuan melalui pemberdayaan
masyarakat untuk stop buang air besar sembarangan (BABS) Tersedianya peraturan deerah yang mengatur tentang Tersedianya landasan hukum dalam sistem pengelolaan air limbah dan penetapan retribusi
9 Kecamatan di wilayah kajian lebih terarah berdasarkan peraturan yang berlaku
Menyusun Peraturan Daerah yang mengatur tentang pengelolaan air limbah
Laporan Akhir| VII-39 Pernyataan Sasaran Indikator Sasaran
pengelolaan air limbah
pengelolaan air limbah Tersedianya
sarana dan
prasarana air limbah domestik
Tersedianya kendaraan operasional sedot tinja dari tidak ada menjadi 7 unit hingga tahun 2019
9 Kecamatan pada wilayah kajian dapat mengakses fasilitas sedot tinja
Meningkatan sarana dan prasarana pengelolaan air limbah domestik (pengadaan kendaraan operasional penyedot tinja)
Meningkatkan sarana
dan prasarana
pengelolaan air limbah domestik berupa MCK/MCK++ pedesaan dari 2% ke 35% hingga tahun 2019 19.668 KK BABS tersambung ke fasilitas pengolahan terpusat (MCK/MCK++ pedesaan) Meningkatkan jumlah dan cakupan layanan pengelolaan air limbah secara komunal (MCK /MCK++pedesaan)
Tersedianya dan berfungsinya IPLT untuk pengelolaan air limbah domestik kabupaten dari tidak ada menjadi 1 unit hingga tahun 2016
9 Kecamatan pada wilayah kajian dapat mengakses fasilitas IPLT
Menyediakan sarana dan prasarana pengelolaan air limbah domestik (Pembangunan IPLT)
Tersedianya IPAL Komunal untuk industri rumah dari 0% menjadi 45% hingga tahun 2019
9 Kecamatan pada wilayah kajian dapat mengakses fasilitas IPAL Komunal
Meningkatkan daya dukung pemerintah untuk peningkatan sarana dan prasarana pengelolaan air limbah domestik (Pembangunan IPAL Komunal) Tersedianya sarana dan prasarana pengelolaan air limbah domestik yang berwawasan lingkungan Tersedianya perencanaan
pengelolaan air limbah domestik dan industri rumah tangga skala Kabupaten hingga Tahun 2024
9 Kecamatan di wilayah kajian dapat terencana dengan baik sistem pengelolaan air limbahnya
Membuat outlineplan dan standar pengelolaan air limbah domestik dan insdustri rumah tangga skala kabupaten
Sumber: Study EHRA dan Pokja Sanitasi Kabupaten Barito Utara Tahun 2014
7.5.2.Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengembangan Persampahan
Berdasarkan hasil pembobotan dan skoring analisis SWOT pengelolaan persampahan Kabupaten Barito Utara saat ini berada di kuadran W-T. Strategi yang akan dikembangkan yaitu membutuhkan strategi dan usaha yang konkrit dalam menangani persampahan . Dengan berada pada posisi 3.
Berdasarkan pada permasalahan dan isu strategis dapat dirumuskan tujuan, sasaran dan indikator sub sektor pengolahan sampah Kabupaten Barito Utara. Tujuan, sasaran dan indikatornya serta strategi untuk mencapai visi dan misi sanitasi yang telah dirumuskan
Laporan Akhir| VII-40 Persampahan seperti tercantum pada tabel dibawah ini :
Tabel 7. 23 Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengelolaan Persampahan
Tujuan Sasaran Strategi
Pernyataan Sasaran Indikator Sasaran Terlaksana dengan efisien peraturan daerah tentang pengelolaan persampahan Tersedianya dan berlakunya sanksi hukum pengelolaan sampah 9 Kecamatan di wilayah kajian diberlakukannya peraturan daerah persampahan Mensosislisasi Peraturaturan Daerah yang mengatur tentang persampahan
Tersedianya dana
untuk sektor
persampahan baik dari pusat, provinsi maupun dari pihak swasta. Meningkatnya anggaran untuk sektor persampahan sebesar 9% setiap tahunnya 9 Kecamatan pada wilayah kajian mendapatkan penganggaran yang merata terkait pengelolaan sampah sesuai dengan tingkat risiko pada dokumen BPS Meningkatkan koordinasi antar SKPD untuk mensosialisasikan pentingnya pengelolaan sampah
Tersedianya sarana dan prasarana persampahan yang memadai Meningkatnya efektifitas layanan pengelolaan sampah dari 9 % menjadi 75% pada tahun 2019
33.525 KK terakses ke sarana TPS
Mengurangi timbunan sampah yang tidak terkumpul dengan pengadaan TPS
Tersedianya armada pengangkutan sampah dari 3 unit dump truck menjadi 10 unit dump truck hingga tahun 2024
1 Kecamatan pada wilayah kajian memiliki masing-masing 1 unit dump truck
Mengurangi volume sampah yang terkumpul
di TPS dengan
mengangkut sampah menggunakan dump truck untuk dibuang ke TPA
Meningkatkan fungsi TPA yang sudah ada pada tahun 2016
9 Kecamatan pada wilayah kajian dapat mengakses fasilitas TPA
Meningkatkan sarana dan prasarana pengelolaan sampah (memaksimalkan fungsi TPA) Meningkatnya partispasi masyarakat dalam pengolahan sampah dengan sistem 3R skala rumah tangga dari 9% menjadi 65% pada tahun 2016 Memiliki 1 unit TPST 3R di setiap kecamatan wilayah kajian Mendorong peningkatan pengelolaan persampahan yang berbasis masyarakat Tersedianya armada pengangkutan sampah dari 3 unit motor roda 3 menjadi 18 unit Motor Roda 3 pada tahun 2024
9 Kecamatan disetiap desa pada wilayah kajian memiliki masing-masing 1 unit motor roda 3
Mengurangi volume sampah yang terkumpul dengan pengangkutan menggunakan armada pengangkut sampah Tersedianya petugas kebersihan setempat Meningkatnya frekuensi layanan pengangkutan Memiliki petugas pelayanan Meningkatkan kualitas SDM dalam pengelolaan
Laporan Akhir| VII-41 Pernyataan Sasaran Indikator Sasaran
disetiap kecamatan wilayah kajian
sampah dari 9 % menjadi 75% pada tahun 2019 pengangkutan sampah di 9 kecamatan wilayah kajian persampahan Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana pengelolaan persampahan yang berwawasan lingkungan. Tersedianya perencanaan pengolahan persampahan skala kabupaten pada tahun 2019
9 Kecamatan di wilayah kajian dapat terencana dengan baik sistem pengelolaan
persampahannya
Membuat outlineplan dan standar pengelolaan sampah skala per kabupaten
Sumber: Study EHRA dan Pokja Sanitasi Kabupaten Barito Utara Tahun 2014
7.5.3.Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengembangan Drainase Perkotaan
Pengelolaan drainase Kabupaten Barito Utara masih memerlukan perbaikan.Hal ini ditunjukkan dengan hasil analisis SWOT pengelolaan drainase berada pada kuadran W-T yaitu posisi 3, membutuhkan strategi dan usaha yang konkrit dalam menangani drainase perkotaan.
Pengelolaan drainase Kabupaten Barito Utara masih memerlukan perbaikan, meskipun resiko genangan/banjir tidak terlalu besar. Berdasarkan pada permasalahan dan isu strategis dapat dirumuskan tujuan, sasaran dan indikator sub sektor pengelolaan drainase perkotaan Kabupaten Barito Utara. Tujuan, sasaran dan indikatornya serta strategi untuk mencapai visi dan misi sanitasi yang telah dirumuskan sebelumnya dirumuskan berdasarkan kondisi terkini terkini dari pengelolaan sanitasi subsektor drainase perkoltaan seperti tercantum pada tabel dibawah ini :
Tabel 7. 24 Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengelolaan Drainase Perkotaan
Tujuan Sasaran Strategi
Pernyataan Sasaran Indikator Sasaran Tersedianya dana
untuk sektor drainase baik dari pusat, provinsi maupun dari pihak swasta.
Meningkatnya anggaran untuk sektor drainase sebesar 9% setiap tahunnya 9Kecamatan pada wilayah kajian mendapatkan penganggaran yang merata terkait sistem drainase sesuai dengan tingkat risiko pada dokumen BPS Meningkatkan koordinasi antar SKPD untuk mensosialisasikan pentingnya sistem drainase
Tersedianya sarana dan prasarana drainase yang memadai dan terintegrasi
Berkurangnya luas genangan di Kabupaten Barito Utara di tahun 2019
Tidak terjadi genangan akibat hujan deras setinggi 30 cm, selama 2 jam dan tidak lebih dari 2 kali dalam setahun pada tahun 2019
Meningkatkan
pembangunan sarana dan prasarana drainase pada area rawan
genangan dan
Mengoptimalkan fungsi drainase yang sudah ada
Laporan Akhir| VII-42 Pernyataan Sasaran Indikator Sasaran
prasarana drainase yang berwawasan lingkungan.
perencanaan sistem drainase skala kabupaten pada tahun 2019
kajian dapat terencana dengan baik sistem drainasenya
dan standar sistem drainase skala per kabupaten Tersedianya SDM pengelolaan Drainase berbasis masyarakat 9 Kecamatan di wilayah kajian pengelolaan drainase dapat terlaksana dengan baik
Meningkatkan sumber daya manusia melalui penyuluhan
Sumber: Study EHRA dan Pokja Sanitasi Kabupaten Barito Utara Tahun 2014