• Tidak ada hasil yang ditemukan

7.1. ARAHAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BARITO UTARA - DOCRPIJM 98f20e5894 BAB VIIBab 7 Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "7.1. ARAHAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BARITO UTARA - DOCRPIJM 98f20e5894 BAB VIIBab 7 Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Akhir| VII-1

Bab-7

Bab VII RPI2-JM Bidang Cipta Karya berisikan tentang keterpaduan strategi pengembangan Kabupaten Barito Utara berdasarkan arahan kebijakan Daerah yang ada, antara lain arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Barito Utara, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung, Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM), Arahan Strategi Sanitasi Kota (SSK), Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman (RP2KP) Kabupaten Barito Utara serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di Kawasan Strategis Kabupaten Barito Utara (RTBL KSK).

7.1.

ARAHAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN

BARITO UTARA

Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya harus mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Barito Utara, meliputi :

a. Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten Barito Utara (KSK); b. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang;

c. Ketentuan zonasi bagi pembangunan prasarana sarana bidang Cipta Karya; dan d. Indikasi program

7.1.1.

Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten Barito Utara (KSK)

Berdasarkan kriteria dan tipolologi yang sesuai di wilayah Kabupaten Barito Utara, maka dapat ditetapkan suatu kawasan dijadikan sebagai kawasan strategis. Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten Barito Utara meliputi, yaitu :

(2)

Laporan Akhir| VII-2 RTRW

Kawasan Strategis Kabupaten

Barito Utara Sudut Kepentingan Lokasi/Batas Kawasan

(1) (2) (3)

Kawasan Strategis Nasional

Kapet DAS KAKAB Kawasan Strategis

Ekonomi

Jantung Kalimantan (HoB) Kawasan Strategis Lingkungan, Ekologis dan Sumberdaya Alam

Kawasan Andalan Muara Teweh dan Sekitarnya

Kawasan Strategis Ekonomi

Cagar Alam Pararawen Kawasan Strategis lingkungan

Kawasan Strategis Provinsi Kawasan Perkebunan Karet dan Kelapa Sawit (tersebar)

Kawasan Strategis Ekonomi

Hutan Lindung Gunung Lumut/Lampeong di Kecamatan Gunung Purei

Kawasan Strategis Sosial/Budaya

Kecamatan Gunung Purei

Kawasan Strategis dari sudut kepentingan sumberdaya alam/teknologi tinggi yang

berpotensi sebagai

pengembangan sumberdaya energi.

Kawasan Strategis dari sudut kepentingan sumberdaya

alam/teknologi tinggi

DAS Barito Kawasan Strategis dari

sudut fungsi dan daya dukung lingkungan hidup Kawasan Strategis Kabupaten

Koridor Kandui – Muara Teweh

– Lahei dan Muara Teweh – Benangin – Lampeong.

Kawasan Cepat Tumbuh di Koridor Jalan Nasional

Perkotaan Kota Muara Teweh Baru

Kawasan Strategis Ekonomi

Perkotaan Kota Muara Teweh Baru

Kawasan Wisata Berbasis Pertanian dan Alam Kawasan Tringsing dan Trahean.

Kawasan Strategis Ekonomi

Tringsing dan Trahean

Kawasan Pertanian Tanaman Pangan tersebar di 6 kecamatan.

Kawasan Strategis Ekonomi

Kawasan Tertinggal sekitar DAS Lahei dan DAS Teweh

Kawasan Strategis Sosial-Budaya

7.1.2.

Arahan Pengembangan Pola Ruang dan Struktur Ruang Kabupaten

Barito Utara

A. Arahan Pengembangan Pola Ruang

(3)

Laporan Akhir| VII-3 pengembangan RTH.

B. Arahan Pembangunan Struktur Ruang

Arahan pengembangan struktur ruang Kabupaten Barito Utara terkait keciptakaryaan seperti pengembangan prasarana air minum, air limbah, persanpahan, drainase, RTH

Untuk lebih jelasnya terkait arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang Kabupaten Barito Utara dapat dilihat pada Tabel 7.2.

Tabel 7. 2 Identifikasi Kawasan Strategis Kabupaten Barito Utara (KSK) Berdasarkan RTRW

Arahan Struktur Ruang Arahan Pola Ruang

(1) (2)

Untuk menjaga kelangsungan ketersediaan sumberdaya air diperlukan rencana pengelolaan sumberdaya air yang terpadu (air permukaan dan air tanah), seimbang konservasi dan pendayagunaan) yang didasarkan pada wilayah sungainya agar dapat memberikan manfaat yang sebesarbesarnya bagi masyarakat. Adapun jenis

kegiatan konservasinya adalah: 1. Perlindungan dan pelestarian 2. sumber air

3. Pengawetan air

4. Pengelolaan kualitas air 5. Pengendalian pencemaran air

Pengaturan konservasi sumber daya air di Kabupaten Barito Utara diarahkan pada wilayah sungai, cekungan air tanah, rawa, daerah tangkapan air, kawasan suaka alam, kawasan pelestarian alam dan kawasan hutan. Sedangkan untuk mengembangan sumberdaya air akan dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian, air bersih, perairan umum (perikanan angkap/budidaya) dan transportasi air/sungai.

Pemerintah Kabupaten Barito Utara, kini telah menetapkan lima desa di wilayah Kecamatan Teweh Tengah menjadi kawasan terintegrasi untuk seluruh kegiatan perikanan atau minapolitan. Lima desa di wilayah Kecamatan Teweh Tengah yang menjadi kawasan minopolitan itu meliputi Desa Trinsing, Trahean, Transbangdep dan Bintang Ninggi.

Sistem Penyediaan Air Minum Penyediaan air minum di Kabupaten Barito Utara saat ini dilayani oleh PDAM Pusat Muara Teweh, IPA IKK Tumpung Laung, Lemo, Lahei, Kandui, Jingah dan Air Bersih Pedesaan Sikan dengan totalkapasitas terpasang sebesar 86 liter/detik

dengan memanfaatkan sumber air baku yang berasal dari Sungai Barito. Berdasarkan perhitungan, kebutuhan air bersih Kabupaten Barito Utara hingga tahun 2030 adalah sebesar 42.281.802 liter/hari atau 489 liter/detik. Berarti hingga tahun 2030 diperlukan tambahan kapasitas untuk memenuhi kebutuhan air minum yaitu dengan cara mencari sumber-sumber air baku baru agar

kebutuhan debit yang diperlukan dapat terpenuhi

Kawasan permukiman perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Kawasan ini ditetapkan seluas 10.514,93 Ha (1,03 %) yang meliputi Ibukota Kabupaten, Pengembangan Kota Muara Teweh Baru dan Ibukota Kecamatan.

Pengolahan persampahan di Kabupaten Barito Utara untuk masa yang akan datang diarahkan pada pengolahan sampah dengan konsep Pengelolaan Sampah Terpadu menuju Zero Waste, merupakan upaya mengubah sampah menjadi bahan yang lebih berguna dan tidak mencemari lingkungan. Sistem yang terkait adalah sistem

(4)

Laporan Akhir| VII-4

(1) (2)

pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pembuangan akhir. Konsep ini merupakan kombinasi dari berbagai teknologi pengolahan sampah, antara lain teknologi pengkomposan, teknologi daur ulang sampah non-organik, teknologi pembakaran (incinerator), teknologi sanitari landfill yang sehat dan dapat diguna ulang (dapat dipakai secara terus terus menerus) teknologi pemanfaatan sisa pembakaran. Strategi Konsep Sampah Terpadu menuju Zero Waste, antara lain :

(1) Memperbaiki sistem pengelolaan sampah dengan skala terpadu pada tiap kawasan.

(2) Pengolahan sampah pada sumbernya (skala individu) Tempat Pengelolaan Akhir Sampah (TPA) diarahkan di daerah perbatasan Kecamatan Teweh Tengah dan Kecamatan Lahei dengan jarak sekitar 10 km sebelah barat laut kota Muara Teweh.

pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Kawasan ini ditetapkan seluas 44.853,15 Ha (4,40 %) yang meliputi pusat-pusat permukiman desa.

Sistem pembuangan limbah di Kabupaten Barito Utara masih bercampur dengan sistem pembuangan air hujan. Dimana pembuangan air limbah biasanya disebut dengan sistem rioolering dan berbeda dengan sistem pembuangan air hujan yang di sebut dengan sistem

drainase, sehingga penanganan sistem pembuangan air limbah di wilayah perencanaan merupakan kombinasi antara rioolering dengan sistem drainase. Dengan tingkat kepadatan penduduk masih rendah, maka sistem pengelolaan limbah domestik dan non domestik di Kabupaten Barito Utara direncanakan akan menggunakan sistem setempat (onsite sanitation), yaitu: Sistem pengolahan secara sistem setempat yang diterapkan dengan menggunakan cubluk individu, cubluk komunal dan tangki septik yang dilengkapi bidang resapan.

(5)

Laporan Akhir| VII-5 Gambar 7. 1 Rencana Struktur Ruang Kabupaten Barito Utara

(6)

Laporan Akhir| VII-6 Gambar 7. 3 Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten Barito Utara

7.1.3.

Ketentuan Zonasi

Ketentuan zonasi bagi pembangunan prasarana sarana bidang Cipta Karya yang harus diperhatikan mencakup ketentuan umum paraturan zonasi untuk kawasan lindung, kawasan budidaya, system perkotaan, dan jaringan prasarana. Adapun ketentuan paraturan yang ditetapkan dalam RTRW Kabupaten Barito Utara diuraikan pada tabel berikut.

7.1.4.

Indikasi Program

Indikasi program Ketentuan zonasi bagi pembangunan prasarana sarana bidang Cipta Karya yang harus diperhatikan mencakup ketentuan umum paraturan zonasi untuk kawasan lindung, kawasan budidaya, system perkotaan, dan jaringan prasarana. Adapun ketentuan paraturan yang ditetapkan dalam RTRW Kabupaten Barito Utara diuraikan pada tabel berikut.

Tabel 7. 3 Identifikasi Indikasi Program RTRW Kabupaten Barito Utara terkait Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

No Program Kegiatan Lokasi Merupakan KSK

Sumber

Dana Pelaksana A. Perwujudan Sistem Perkotaan

1 Peningkatan fungsi PKW Muara Teweh

Penyusunan studi sistem transportasi (Masterplan)

Muara

Teweh APBD Kab Bappeda

Pengembangan perkantoran pemerintahan

Muara

Teweh APBD Kab Pemkab

(7)

Laporan Akhir| VII-7 KSK Dana

Umum Dalam Kota Teweh

Peningkatan fasilitas terminal tipe B

Muara

Teweh APBD Kab

Dinas Perhubungan Komunikasi dan

Informatika

Pembangunan Bandara Trinsing

Desa

Trinsing APBD Kab

Dinas Perhubungan Komunikasi dan

Informatika

Pembangunan Jalan Kereta

Api Kabupaten

APBD Kab, Investor

Dinas Perhubungan Komunikasi dan

Informatika

Pembangunan PLTGU Desa

Karendan APBN PLN

Peningkatan kapasitas PAM Muara

Teweh APBD Kab PDAM

Pengembangan RSUD Muara

Teweh APBD Kab Dinas Kesehatan

Pembangunan/Peningkatan Perdagangan dan

Pengelolaan Pasar Pembangunan Perguruan

Tinggi

Muara

Teweh APBD Kab Pemkab

Pembangunan Mesjid Raya Muara

Teweh APBD Kab

Dinas PU Kabupaten

Peningkatan Bank Muara

Teweh APBD Kab Pemkab

Peningkatan Dermaga Sungai Muara

Teweh APBD Kab

Dinas Perhubungan Komunikasi dan

Informatika

2 Peningkatan Fungsi PKLp Kandui

Penyusunan RDTRK Kandui Kandui APBD Kab Bappeda

Peningkatan Pusat

Perdagangan Kandui APBD Kab

Dinas Perindustrian Perdagangan dan

Pengelolaan Pasar

Masterplan Kawasan Industri Kandui APBD Kab Pemkab

Pembangunan terminal tipe C Kandui APBD Kab

Dinas Perhubungan, Komunikasi dan

Informatika

Peningkatan Bank Kandui APBD Kab Pemkab

Peningkatan Pasar Kandui APBD Kab

Dinas Perindustrian Perdagangan dan

Pengelolaan Pasar

3 Peningkatan

Penyusunan RDTR Benangin Benangin APBD Kab Bappeda

(8)

Laporan Akhir| VII-8 KSK Dana

Fungsi PPK Benangin

Pengumpulan Barang Perhubungan,

Komunikasi dan Informatika Peningkatan Pelayanan

Keuangan Benangin APBD Kab Pemkab

Peningkatan Perdagangan dan

Jasa Benangin APBD Kab

Dinas Perindustrian Perdagangan dan

Pengelolaan Pasar

Peningkatan Pendidikan dan

Kesehatan Benangin APBD Kab

Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan

Peningkatan Simpul

Transportasi Benangin APBD Kab

Dinas Perhubungan, Komunikasi dan

Informatika

4 Peningkatan Fungsi PPK Lampeong

Penyusunan RDTR Benangin Lampeong APBD Kab Bappeda

Peningkatan Pusat

Pengumpulan Barang Lampeong APBD Kab

Dinas Perhubungan, Komunikasi dan

Informatika Peningkatan Pelayanan

Keuangan Lampeong APBD Kab Pemkab

Peningkatan Perdagangan dan

Jasa Lampeong APBD Kab

Dinas Perindustrian Perdagangan dan

Pengelolaan Pasar

Peningkatan Pendidikan dan

Kesehatan Lampeong APBD

Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan

Peningkatan Simpul

Transportasi Lampeong APBD Kab

Dinas Perhubungan, Komunikasi dan

Informatika

5 Peningkatan Fungsi PPK Muara Lahei

Penyusunan RDTR Kecamtan Muara

Lahei APBD Kab Bappeda

Peningkatan Pusat Pengumpulan Barang

Muara

Lahei APBD Kab

Dinas Perhubungan, Komunikasi dan

Informatika Peningkatan Pelayanan

Keuangan

Muara

Lahei APBD Kab Pemkab

Peningkatan Perdagangan dan Jasa

Muara

Lahei APBD Kab

Dinas Perindustrian Perdagangan dan

Pengelolaan Pasar

Peningkatan Pendidikan dan Kesehatan

Muara

Lahei APBD Kab

Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan

(9)

Laporan Akhir| VII-9 KSK Dana

Transportasi Lahei Perhubungan,

Komunikasi dan Informatika

6 Peningkatan Fungsi PPK Tumpung Laung

Penyusunan RDTR Kecamatan Tumpung

Laung APBD Kab Bappeda

Peningkatan Pusat Pengumpulan Barang

Tumpung Laung

APBD Kab

Dinas Perhubungan, Komunikasi dan

Informatika Peningkatan Pelayanan

Keuangan

Tumpung

Laung APBD Kab Pemkab

Peningkatan Perdagangan dan Jasa Perdagangan dan

Pengelolaan Pasar

Peningkatan Pendidikan dan Kesehatan

Tumpung

Laung APBD Kab

Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan

Peningkatan Simpul Transportasi Komunikasi dan

Informatika

7 Peningkatan Fungsi PPL Desa Trans 52, Desa Sikui dan Desa Karendan

Peningkatan Pusat

Pengumpulan Barang 3 desa APBD Kab

Dinas Perhubungan, Komunikasi dan

Informatika Peningkatan Pelayanan

Keuangan 3 desa APBD Kab Pemkab

Peningkatan Perdagangan dan

Jasa 3 desa APBD Kab

Dinas Perindustrian Perdagangan dan

Pengelolaan Pasar

Peningkatan Pendidikan dan

Kesehatan 3 desa APBD Kab

Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan

Peningkatan Simpul

Transportasi 3 desa APBD Kab

Dinas Perhubungan, Komunikasi dan

Informatika

No Program Kegiatan Lokasi Merupakan

KSK

Sumber

Dana Pelaksana B. Perwujudan Sistem Prasarana Transportasi

1. Transportasi Darat  Peningk

atan Jalan

Ruas Jalan Kolektor Primer 1

1.Km 50 (Pasar Punjung) - BTS. Kota Muara Teweh sepanjang 46,093 Km

APBN Pusat

2.Jalan Puruk Cahu

(10)

Laporan Akhir| VII-10 KSK Dana

sepanjang 1,779 Km 3.Jalan Pertiwi (Muara

Teweh) sepanjang 0,580 Km

APBN Pusat

4.Jalan Pendreh (Muara Teweh) sepanjang 4,613 Km

APBN Pusat

5.Jalan Ring Road (Muara Teweh) sepanjang 4,575 Km

APBN Pusat

6.Batas Kota Muara Teweh – Benangin sepanjang 78,150 Km

APBN Pusat

7.Jalan Melawahan (Muara Teweh) sepanjang 9,251 Km

APBN Pusat

8.Benangin - Lampeong - BTS. PROV. Kaltim sepanjang 63,400 Km

APBN Pusat

9.Batas Kota Muara Teweh – Kandui sepanjang 59,722 Km

APBN Pusat

10.Jalan Dermaga Seberang (Muara Teweh) sepanjang 4,981 Km

APBN Pusat

Ruas Jalan Kolektor Primer 3

1.Timpah/Sp. Batapah – Pepas/Kemawen – Butong – Lemo – Muara Teweh, sepanjang 318,88 Km

APBD Benangin, sepanjang 78,15 Km Haragandang

APBD Provinsi

Dinas PU Provinsi

Ruas Jalan lokal Primer

Barito Selatan

APBD

Bandara Trinsing

APBD Kab

Dinas PU Kabupaten 6.Simpang KP1 – Kota

Muara Teweh Baru

APBD Kab

Dinas PU Kabupaten

Ruas Jalan Lingkungan

(11)

Laporan Akhir| VII-11

Kab Perhubungan, Komunikasi Teweh (masuk wilayah Barito Utara)

APBD Kandui hingga Batas Barito Selatan (masuk wilayah Barito Utara)

APBD 3. Batas Barito Selatan –

Banjarmasin (masuk wilayah Barito Selatan dan Kalsel)

APBD melalui Kecamatan Gunung Purei, Teweh Timur dan Lahei.

APBN / 2. Transportasi Sungai

 Peningk

atan Pelabuhan Sungai

Muara Teweh, Muara Lahei, Tumpung Laung, Benangin, Lampeong

APBD

Bandara Beringin Muara Teweh

gunan Bandar udara baru Bandara Trinsing

APBD

Perluasan layanan

listrik Seluruh kecamatan

APBD

(12)

Laporan Akhir| VII-12 KSK Dana

ta

 Pemban

gunan Pembangunan

PLTGU Karendan APBN PLN

Pembangunan

PLTU Batubara Benangin APBN PLN

5. Sistem usaha pelayanan telakomunikasi operator swasta/BUMN

Seluruh wilayah permukiman di

Kabupaten Barito Utara

APBD

Kab Telkom

Penataan dan efisiensi

penempatan BTS

Seluruh wilayah permukiman di

Kabupaten Barito Utara

APBD

Kab Telkom

Optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi untuk

operasionalisasi kegiatan

pemerintahan dan usaha penduduk

Seluruh wilayah permukiman di

Kabupaten Barito Utara

APBD

Minum Peningkatan kapasitas debit

Seluruh pusat pelayanan kawasan/lingkungan

APBN /

APBD PDAM

 Persamp

ahan Pengelolaan Persampahan

Seluruh pusat pelayanan kawasan/lingkungan

APBN /

Pembangunan TPA Perbatasan Kec. Teweh Tengah dan Lahei

APBN / Sistem Terpadu (IPAL)

Seluruh pusat pelayanan kawasan/lingkungan

(13)

Laporan Akhir| VII-13 KSK Dana

C. Perwujudan Kawasan Lindung

1.

Perwujudan Kawasan Hutan Lindung

a. Permetaan dan penetapan batas-batas kawasan hutan lindung

Kecamatan Lahei dan Kecamatan Gunung Purei

APBN / APBD

Dinas Kehutanan dan

Perkebunan b. Sosialisasi Peraturan

Perundang-undangan dan sanksi hukum terhadap pelanggaran hukum dan pengrusakan hutan lindung

APBD

Dinas Kehutanan dan

Perkebunan

c. Kegiatan Rahabilitasi lahan dan hutan kritis, Redeliniasi kawasan hutan lindung

APBD

Dinas Kehutanan dan

Perkebunan

a. Program Pemberdayaan Masyarakat sekitar Hutan Lindung untuk terlibat langsung dalam Kelestarian Hutan Lindung dan Lingkungan

APBN / APBD

Dinas Kehutanan dan

Perkebunan

d. Penegakan hukum bagi kegiatan ilegal logging dengan penanganan (represif, persuasif dan preventif) secara kontinu

APBD

Dinas Kehutanan dan

Perkebunan

b. Pembangunan sarana dan prasarana pengelolaan hutan lindung seperti satgas polisi hutan, pos jaga, dan lain-lain.

APBD

Dinas Kehutanan dan

Perkebunan,

a. Melakukan sosialisasi secara intensif tentang sempadan sungai

Seluruhan kawasan yang dilalui aliran sungai (DAS dan Sub DAS)

APBD / APBN

Dinas PU, Dinas Kehutanan dan

Perkebunan b. Melakukan pengawasan

secara berkala dan kontinyu

kegiatan/pembangunan di daerah sempadan sungai

APBD

Dinas PU, Dinas Kehutanan dan

Perkebunan

c. Revitalisasi fungsi DAS dan Sempadan Sungai sebagai kawasan hijau

APBD

Dinas PU, Dinas Kehutanan dan

Perkebunan

3

Perwujudan Kawasan Cagar Alam

a. Pemetaan dan Penetapan Batas Kawasan Cagar Alam

Cagar Alam Pararawen di Kec. Teweh Tengah

APBD

Dinas Kehutanan dan

Perkebunan b.Pengelolaan,

Perlindungan, pelestarian dan Pengawasan Kawasan Cagar Alam

APBN, APBD, BLN

Dinas Kehutanan dan

Perkebunan

(14)

Laporan Akhir| VII-14 KSK Dana

wisata alam Kebudayaan

Pariwisata Pemuda & Olah

Raga

4

Perwujudan Kawasan Rawan Bencana

a. Normalisasi

sungai/anak sungai pada kawasan rawan longsor dan banjir

Seluruh DAS dan Sub DAS di Kabupaten Barito Utara

APBD / APBN

Dinas PU, Dinas Kehutanan dan

Perkebunan

b. Relokasi permukiman di daerah rawan bencana longsor dan banjir

Sepanjang Bantaran Sungai

APBD

Dinas PU, Dinas Kehutanan dan

Perkebunan D. Perwujudan Kawasan Budidaya

1

Perwujudan Kawasan Hutan Produksi dan Hutan Produksi Terbatas

a. Pemetaan dan Penetapan Batas Kawasan HP dan HPT

Kecamatan Lahei, Teweh Timur,

Gunung Purei, Gunung Timang dan Kecamatan Teweh Tengah

APBD

Dinas Kehutanan dan

Perkebunan

b. Pengelolaan Kawasan HP dan HPT secara Bijaksana

APBD

Dinas Kehutanan dan

Perkebunan

2 Perwujudan Kawasan Pertanian

a. Pembangunan &

Pengemb. Daerah Irigasi

Kecamatan Gunung Timang dan Montallat, serta kecamatan lain yang bisa dikembangkan

APBD

Dinas PU, Dinas Pertanian Perikanan dan

Peternakan

b. Peningkatan pelayanan irigasi teknis/desa dengan jaminan pasokan air yang mencukupi.

APBD

Dinas PU, Dinas Pertanian Perikanan dan

Peternakan c. Pembangunan

infrastruktur pendukung pertanian, seperti jalan produksi, pengolahan hasil panen, pemadaran hasil pertanian (terminal agribisnis)

APBD

Dinas PU, Dinas Pertanian Perikanan dan

Peternakan

d.Peningkatan produksi pertanian sawah melalui intensifikasi dan

ekstentifikasi lahan

APBD

Dinas PU, Dinas Pertanian Perikanan dan

Peternakan e. Diperlukan berbagai

insentif (keringanan pajak/retribusi dan subsidi) guna meningkatkan

APBD

Dinas PU, Dinas Pertanian Perikanan dan

(15)

Laporan Akhir| VII-15 KSK Dana

produktivitas lahan dan kinerja petani

f. Perencanaan

Pembangunan Sarana dan Prasarana untuk Program Pengembangan Peranian Terpadu (mencakup Kehutanan & Perkebunan, Pertanian Tanaman Pangan, Peternakan, dan Perikanan) yang berkesinambungan

APBD

Dinas PU, Dinas Pertanian Perikanan dan

Peternakan

g. Penyusunan Masterplan Kawasan Agropolitan dan Minapolitan

APBD Bappeda, Dinas PU

3

Perwujudan Kawasan Perkebunan dan Holtikultura

a. Penetapan (delineasi) kawasan perkebunan yang potensial dan tidak berada pada kawasan konservasi (lindung)

Kecamatan Lahei, Teweh Tengah, Gunung Timang dan Montallat.

APBD

Dinas Kehutanan dan

Perkebunan

b. Peningkatan produksi komoditas melalui intensifikasi lahan, untuk Kelapa Sawit,Karet, dll. Peningkatan produksi ini dilakukan melalui bantuan sarana produksi perkebunan,

peningkatan

keterampilan budidaya dan pengolahan pasca panen

APBD

Dinas Kehutanan dan

Perkebunan

c. Penyusunan Masterplan

Kawasan Agropolitan APBD

Bappeda, Dinas PU d.Pembangunan

infrastruktur kawasan agropolitan

a. Pemetakan zona permukiman eksisting dan kawasan siap bangun

Kawasan Permukiman perkotaan di Kabupaten Barito Utara

APBD Dinas PU

b. Pembangunan Sarana dan Prasarana

Permukiman Perkotaan

APBD Dinas PU

c. Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)

APBD Dinas PU

d.Penyediaan dan Pengelolaan Prasarana Lingkungan (Air Minum,

APBD

Dinas PU, PDAM, Badan

(16)

Laporan Akhir| VII-16 KSK Dana

Persampahan, Sanitasi, dll)

Hidup

e. Penyediaan Ruang

Terbuka Hijau APBD Dinas PU

a. Pembangunan Sarana dan Prasarana

Permukiman Perdesaan

Kawasan Permukiman perdesaan di Kabupaten Barito Utara

APBD Dinas PU

b. Penyediaan dan Pengelolaan Prasarana Lingkungan (Air Minum, Persampahan, Sanitasi, dll)

APBD

Dinas PU, PDAM, Badan

Lingkungan Hidup

c. Penyediaan Ruang

Terbuka Hijau APBD Dinas PU

6

Perwujudan Kawasan Areal Transmigrasi

a. Penyusunan Studi Pencadangan Areal Transmigrasi

Kabupaten

Barito Utara APBN,APBD

Dinas Sosial Tenaga Kerja

dan Tranmigrasi b. Penyusunan Rencana

Teknis Permukiman

Transmigrasi APBN,APBD

Dinas Sosial Tenaga Kerja

dan

a. Peningkatan pengelolaan dan pengembangan, serta pembinaan dan pengawasan bidang pertambangan dan energi

Kabupaten

Barito Utara APBN,APBD

Dinas Pertambangan

dan Energi

b. Inventarisasi

sumberdaya mineral, pembinaan dan pengawasan bidang pertambangan dan galian Golongan A, B dan C serta air bawah tanah yang berpotensi untuk dieksploitasi dalam skala ekonomi

APBN,APBD

Dinas Pertambangan

dan Energi

c. Melakukan kajian daya dukung lingkungan untuk eksploitasi bahan tambang dan galian

APBN,APBD

Dinas Pertambangan

dan Energi

d.Melakukan promosi untuk menarik investasi pengembangan bidang pertambangan dan energi

APBN,APBD

Dinas Pertambangan

dan Energi

e. Program pengawasan dan pembatasan

eksplorasi pertambangan

APBN,APBD

Dinas Pertambangan

(17)

Laporan Akhir| VII-17 KSK Dana

f. Program Reklamasi kawasan bekas eksplorasi pertambangan

APBN,APBD

Dinas Pertambangan

dan Energi g. Rehabilitasi dan

penghijauan kawasan bekas eksploasi pertambangan

APBN,APBD

Dinas Pertambangan

dan Energi

8 Perwujudan Kawasan Industri

Penyusunan Masterplan

Kawasan Industri Kota Kandui APBD Bappeda

Penyiapan Pembangunan Kawasan Industi Berbasis Agro

APBD

Dinas Perindustrian

Perdagangan dan Pengelolaan

Pasar, Dinas PU

9

Perwujudan Kawasan Pariwisata

a. Pengembangan Kawasan Wisata Terpadu

Kabupaten

Barito Utara APBD

Dinas Kebudayaan

Pariwisata Pemuda & Olah

Raga b. Melengkapi Kawasan

Wisata Terpadu dengan fasilitas penunjang wisata

APBD

Dinas Kebudayaan

Pariwisata Pemuda & Olah

Raga c. Melakukan promosi

Kawasan Wisata Terpadu melalui berbagai media, dan melaksanakan berbagai event promosi

APBD

Dinas Kebudayaan

Pariwisata Pemuda & Olah

Raga

d.Melakukan kerjasama dengan berbagai biro perjalanan dalam upaya pemasaran yang

progresif

APBD

Dinas Kebudayaan

Pariwisata Pemuda & Olah

Raga e. Pengembangaan potensi

sumberdaya alam sebagai objek-objek wisata dalam satu kesatuan sistem pengelolaan yang terpadu

APBD

Dinas Kebudayaan

Pariwisata Pemuda & Olah

Raga

f. Inventarisasi

sumberdaya alam yang berpotensi sebagai objek wisata

APBD

Dinas Kebudayaan

Pariwisata Pemuda & Olah

Raga g. Membentuk pusat

informasi pariwisata terpadu dan sistem informas manajemen promosi pariwisata daerah

APBD

Dinas Kebudayaan

Pariwisata Pemuda & Olah

(18)

Laporan Akhir| VII-18 KSK Dana

h. Peningkatan promosi dan investasi

kepariwisataan APBD

Dinas Kebudayaan

Pariwisata Pemuda & Olah

Raga

7.2.

ARAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH

KABUPATEN BARITO UTARA (RPJMD)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten Barito Utara Tahun 2009-2013 merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah selama 5 (lima) tahun yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional. Oleh karena itu visi, misi, dan arah kebijakan yang tertuang dalam RPJM Kabupaten Barito Utara Tahun 2009-2013 diarahkan untuk dapat dicapai pada tahun 2013. Visi, misi, dan arah kebijakan RPJM Kabupaten Barito Utara Tahun 2009-2013 ini dalam kaitannya dengan proses penyusunan RPI2JM Kabupaten Barito Utara dapat dilihat untuk 2 (tiga) hal, yaitu: (1) visi, misi, strategi, arah kebijakan, program serta kebutuhan anggaran, khususnya untuk pembangunan infrastruktur Bidang Ciptakarya), (2) Kebijakan Keuangan Daerah (berupa strategi keuangan dan arah kebijakan keuangan), dan (3) Indikator Kinerja (berupa indicator umum dan agena prioritas).

visi dan misi, strategi, arah.

7.2.1.

Kebijakan Pembangunan Daerah

7.2.1.1.

Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran

A. Visi

Visi pembangunan Kabupaten Barito Utara tahun 2013 –2018 adalah : “Terwujudnya Percepatan Pembangunan di Berbagai Bidang serta Peningkatan Ekonomi Masyarakat Secara Berkeadilan Menuju Kabupaten Barito Utara Yang Lestari dan Sejahtera”

B. Misi

Dalam mewujudkan visi pembangunan Kabupaten Barito Utara tahun 2013 – 2018 tersebut ditempuh melalui 5 (lima) Misi Pembangunan sebagai berikut :

1. Memfokuskan pada percepatan pembangunan ekonomi kerakyatan serta mengembangkan BUMD yang berbasis keunggulan lokal mendorong laju isvestasi, pembangunan infrastruktur yang memadai serta pembangunan memperhatikan keserasian tata ruang.

2. Meningkatkan akses dan mutu layanan pendidikan, kesehatan, perijinan dan penyiapan lapangan kerja dalam rangka pengentasan kemiskinan.

3. Mengembangkan manajemen pengelolaan potensi Sumber Daya Alam

(19)

Laporan Akhir| VII-19 tuntutan kebutuhan lokal dan nasional.

4. Meningkatkan sistem penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan serta pelaksanaan reformasi birokrasi yang menempatkan SDM aparatur yang tepat pada tempat yang benar.

5. Memantapkan pelaksanaan pembangunan berdasarkan budaya kearifan lokal, toleransi kultural, kerukunan antar umat beragama, suku, ras maupun golongan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

C. Tujuan

1. Mewujudkan percepatan pembangunan ekonomi kerakyatan yang unggul dan berdaya saing.

2. Mewujudkan pengembangan BUMD yang berbasis keunggulan lokal.

3. Mewujudkan percepatan pembangunan/ peningkatan infrastruktur terutama jalan dan jembatan strategis kabupaten melalui program multiyear yang lebih berkualitas serta mampu mendukung pengembangan kegiatan ekonomi dan laju investasi dengan memperhatikan keserasian tata ruang.

4. Mewujudkan pemerataan pembangunan ekonomi dan infrastruktur antar wilayah

5. Mewujudkan masyarakat Barito Utara yang cerdas, berkualitas, berkepribadian, sehat jasmani dan rohani, memiliki SDM yang berkompetensi sehingga mampu mandiri, sejahtera dan bebas dari belenggu kemiskinan

6. Mewujudkan pelayanan kependudukan dengan perizinan yang mudah, murah, tertib administrasi dan terciptanya lapangan kerja yang luas untuk mengentaskan kemiskinan.

7. Mewujudkan pemerataan pembangunan secara terpadu antar wilayah di sektor layanan masyarakat dalam rangka pengentasan kemiskinan

8. Mewujudkan pengelolaan potensi Sumber Daya Alam (pertambangan,

kehutanan, perkebunan dan pertanian) serta potensi lainnya untuk meningkatkan kemakmuran rakyat sesuai skala prioritas berbasis ilmu pengetahuan sesuai tuntutan kebutuhan lokal dan nasional.

9. Mewujudkan pemerataan pembangunan secara terpadu antar wilayah di sektor usaha -usaha pertambangan, kehutanan, perkebunan dan pertanian serta potensi lainnya ke arah yang lebih baik secara terintegrasi dan lestari demi kepentingan dan kemakmuran rakyat

10. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, menciptakan reformasi birokrasi yang efektif dan efisien dengan didukung oleh SDM aparatur yang handal pada bidang tugasnya

11. Mewujudkan peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan

(20)

Laporan Akhir| VII-20 1. Tewujudnya peningkatan pertumbuhan ekonomi masyarakat yang unggul,

berkualitas dan berdaya saing.

2. Terwujudnya BUMD yang maju, mandiri, berbasis keunggulan lokal dan mampu meningkatkan pendapatan asli daerah

3. Terwujudnya peningkatan kualitas infrastuktur daerah (jalan dan jembatan) strategis kabupaten yang menghubungkan kabupaten ke kecamatan dan desa secara merata dan mampu mendukung pengembangan kegiatan ekonomi dan laju investasi dalam koridor keserasian tataruang.

4. Terwujudnya pemerataan pembangunan antar wilayah secara terpadu.

5. Terwujudnya pencapaian indikator pendidikan yang mendukung peningkatan pembangunan manusia yang berkualitas pada semua jalur dan jenjang pendidikan.

6. Terwujudnya pencapaian indikator kesehatan yang mendukung peningkatan pembangunan manusia serta masyarakat yang mandiri

7. Terwujudnya kemudahan akses perizinan serta terciptanya lapangan kerja bagi masyarakat untuk pengentasan kemiskinan

8. Terwujudnya pemerataan pembangunan secara terpadu antar wilayah di sektor layanan masyarakat dalam rangka pengentasan kemiskinan

9. Terwujudnya pengelolaan potensi Sumber Daya Alam (pertambangan,

kehutanan, perkebunan dan pertanian) serta potensi lainnya yang mampu menggerakan roda perekonomian masyarakat, meningkatan pendapatan daerah untuk kemakmuran rakyat Barito Utara.

10. Terwujudnya pemerataan pembangunan secara terpadu antar wilayah di sektor usaha -usaha pertambangan, kehutanan, perkebunan dan pertanian serta potensi lainnya ke arah yang lebih baik secara terintegrasi dan lestari demi kepentingan dan kemakmuran rakyat.

11. Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik, akuntabel, transparan dan bebas KKN dengan sistem birokrasi yang efektif dan efisien yang didukung oleh SDM aparatur yang handal di bidang tugasnya.

12. Terwujudnya pembangunan di segala bidang dengan tingkat partisipasi masyarakat yang tinggi.

13. Terwujudnya pembangunan dengan masyarakat yang agamis, berahlak mulia, memiliki toleransi antar umat beragama.

14. Terwujudnya pembangunan dengan masyarakat yang mengedepankan nilai-nilai luhur budaya, kearifan lokal, ,tidak membedakan, suku, ras maupun golongan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

7.2.1.2.

Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

(21)

Laporan Akhir| VII-21 sebagai berikut :

 Evaluasi dan Reformasi Kelembagaan;

 Peningkatan kualitas pelayanan masyarakat (Kependudukan, investasi dan UMKM);

 Peningkatan disiplin, Profesionalisme dan layanan Aparatur;

 Peningkatan dan pemantapan sistem perencanaan, penganggaran dan pengawasan pembangunan;

 Peningkatan litbang, inovasi dan kreativitas kerja;

 Peningkatan akuntabilitas pengelolaan keuangan (WTP);

 Menjamin penegakan hukum, keamanan dan ketertiban serta demokratisasi;

2. Terpenuhinya sarana dan prasarana umum secara integrative dan komprehensip, layanan kesehatan dan pendidikan yang berkualitas dalam rangka pengentasan kemiskinan:

 Peningkatan Kuantitas dan Kualitas jalan (Jalan Yang menghubungkan Ibu Kota Kecamatan dengan Ibukota Kabupaten dan Provinsi);

 Peningkatan Ketersediaan air bersih (Perkotaan dan Perdesaan).

 Peningkatan Infrastruktur Perhubungan (Dermaga, Pelabuhan sungai, Komunikasi, Bandara).

 Peningkatan/Pengembangan Listrik (PLTD, PLTG, PLTS).  Peningkatan Infrastruktur dan areal Kepariwisataan.  Pemantapan RTRWK (Makro dan detail/rinci).

 Pengembangan Kawasan Strategis dan Cepat Tumbuh.

 Peningkatan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana.

3. Peningkatan SDM dan ekonomi masyarakatnya secara berkeadilan:

 Peningkatan Indeks Pendidikan (tuntas Buta Huruf, Peningkatan Kualitas Pelayanan dan Pemenuhan Sarana Prasarana Pendidikan Sampai dengan SLTA, Pembinaan Dan Pengembangan Perguruan tinggi.

 Peningkatan Indeks Kesehatan (Peningkatan Kualitas Pelayanan dan

Pemenuhan Sarana Prasarana Kesehatan Sampai ke Perdesaan,

Pemberantasan Penyakit Menular, Penanggulangan Kekurangan Gizi).

 Peningkatan Pendapatan, Daya Beli dan Ketersediaan Kebutuhan

Masyarakat.

 Pengembangan BUMD

4. Peningkatan kapasitas keuangan daerah melalui peningkatan kuantitas dan kualitas investasi dengan memberikan jaminan keamanan dan kepastian hukum, menciptakan iklim usaha yang kondusif, promosi dan kerjasama investasi.

 Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan Daerah.

(22)

Laporan Akhir| VII-22 Membangun, Participating Interest, dll).

 Pengembangan Investasi Skala Menengah–Besar Untuk Penyerapan Tenaga Kerja (Perkebunan, Kehutanan, Pertanian, Peternakan serta Migas, Dll).  Peningkatan Kualitas Promosi serta Kerjasama Investasi dan Pembangunan.

5. Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan budaya kearifan lokal, toleransi kultural antar umat beragama:

 Peningkatan Partisipasi (Swadaya) dan Pemberdayaan Masyarakat dalam mendukung keberagaman suku, ras dan agama dalam menciptakan ketertiban umum.

 Peningkatan Ketahanan masyarakat Melalui Revitalisasi Linmas yang membuka wawasan kebangsaan.

 Pengembangan Ekonomi Lokal Pariwisata.

Untuk mengimplementasikan arah kebijakan pembangunan di atas ditempuh melalui strategi pokok yang terkait, yaitu :

1. Menginventarisir semua Potensi Pembangunan baik itu Potensi Ekonomi, Sosial, Budaya, Alamiah dan Skill Pemerintahan dan Masyarakat, sebagai modal pembangunan.

Sasaran strategi ini adalah Terwujudnya Lembaga Pemerintah Kabupaten Barito Utara yang Efesien, Efektif, Kompetitif, Responsif, Adaptif dengan memperhatikan aspek Kewibawaan, Akuntabel dan Responsibel.

2. Memberikan ruang lingkup yang luas guna terciptanya iklim pembangunan yang kondusif dengan menyediakan perangkat hukum dan keberpihakan aparatur pemerintah dalam kemajuan yang dikehendaki.

Sasaran strategi ini adalah Terwujudnya pembangunan dan pelayanan yang demokratis dengan kebijakan yang berpijak pada kepentingan dan hajat rakyat serta hubungan baik dari setiap elemen pembangunan.

3. Membuat sketsa Potensi daerah berdasarkan geografis agar pembangunan dan pergerakan ekonomi, sosial dan budaya tidak tumpang tindih dan dapat berjalan dengan efektif sesuai dengan waktunya serta memenuhi hajat hidup masyarakat. Sasaran strategi ini adalah Terwujudnya peranserta aktif masyarakat dan sektor swasta dengan meningkatnya kapasitas dan meningkatnya pendapatan serta kesejahteraan sektor swasta dan masyarakat.

4. Melaksanakan pembangunan yang benar-benar menyangkut kepentingan umum

seperti ketersediaan air bersih, jalan, pelayanan kesehatan, sarana komunikasi, pendidikan, penerangan, sarana ibadah, kepemudaan, kebudayaan dan pariwisata.

(23)

Laporan Akhir| VII-23 lainnya guna pembiayaan pembangunan dan kesejahteraan rakyat dan peningkatan sistem pelayanan publik dengan memperhatikan tingkat kepuasan dan menurunnya tingkat keluhan dan komplain terhadap pemerintah,

b. Terwujudnya kelancaran arus transportasi, telekomunikasi, informasi dan perdagangan barang dan jasa dengan memperhatikan keseimbangan ekosistem demi terciptanya lingkungan yang bersih, indah, tertib dan asri.

5. Membuka pintu investasi yang seluas-luasnya dengan berbagai pihak guna percepatan pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, selain pembukaan lapangan kerja yang berimplikasi pada penurunannya angka pengangguran dan angka kriminalitas serta terbukanya akses pertumbuhan masyarakat.

Sasaran strategi ini adalah: Mewujudkan Barito Utara sebagai pusat ekonomi, perdagangan, wisata dan layanan jasa bagi daerah sekitar dengan melihat letak geografisnya di tengah DAS Barito wilayah Kalimantan Tengah.

Strategi pokok menginventarisir semua potensi Pembangunan baik itu Potensi Ekonomi, Sosial, Budaya, Alamiah dan Skill Pemerintahan dan Masyarakat,

sebagai modal pembangunandiimplementasikan melalui kebijakan:

1. Evaluasi kinerja lembaga pemerintah kabupaten Barito Utara yang telah ada. 2. Analisis lembaga pemerintah kabupaten Barito Utara untuk mengetahui lembaga

yang perlu ada dan benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat kabupaten Barito Utara.

3. Penetapan struktur dan proses kewenangan dan tanggungjawab organisasi secara jelas dan tegas.

4. Penetapan tugas pokok, fungsi, kewenangan dan tanggungjawab organisasi secara jelas, tegas dan fleksibel.

5. Rekruitmen, penempatan, promosi dan mutasi sesuai dengan kualifikasi teknis atau hasil analisa jabatan.

6. Penataan aparatur sesuai dengan prinsip “The right man on the right job”. 7. Peningkatan kompetensi aparatur pemerintah.

8. Penetapan kualifikasi aparatur.

9. Penegakan disiplin kerja, etika dan profesi aparatur pemerintah. 10. Sistem kontrol dan evaluasi kinerja.

Strategi pokok memberikan ruang lingkup yang luas guna terciptanya iklim pembangunan yang kondusif dengan menyediakan perangkat hukum dan

keberpihakan aparatur pemerintah dalam kemajuan yang dikehendaki

diimplementasikan melalui kebijakan:

1. Membuka dan dibuka saluran komunikasi dengan pihak sektor swasta dan komponen masyarakat.

(24)

Laporan Akhir| VII-24 penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan layanan masyarakat.

4. Mendorong partisipasi tiga sektor dalam proses pembuatan kebijakan.

5. Transparansi dan keterbukaan dalam proses pembuatan kebijakan strategis, teknis dan operasional.

6. Membuka kesempatan yang seluas-luasnya kepada masyarakat untuk

berkonsultasi dengan aparatur pemerintah. g. Membuka dan dibuka forum konsultasi dan dialogis antara pemerintah, DPRD dan komponen masyarakat. 7. Intensitas komunikasi dengan DPRD, swasta dan masyarakat.

Strategi pokok membuat sketsa potensi daerah berdasarkan geografis agar pembangunan dan pergerakan ekonomi, sosial dan budaya tidak tumpang tindih dan dapat berjalan dengan efektif sesuai dengan waktunya serta memenuhi hajat hidup masyarakat, diimplementasikan melalui kebijakan:

1. Intensifikasi dan ekstensifikasi sumber pendapatan asli daerah.

2. Mendayagunakan potensi alam dengan tetap memperhatikan keseimbangan ekosistem dan kelestarian alam.

3. Mereformasi manajemen pemungutan dan pengelolaan sumber PAD. 4. Efektivitas dan efisiensi penggunaan PAD.

5. Menekan biaya pemungutan PAD.

6. Mempromosikan Kabupaten Barito Utara untuk menarik investor masuk ke Kabupaten Barito Utara baik level lokal, regional maupun internasional.

7. Mendorong dan memberi kemudahan fasilitas dan kesempatan pihak investor yang akan menanamkan modalnya ke Kabupaten Barito Utara.

Strategi pokok melaksanakan pembangunan yang benar-benar menyangkut kepentingan umum seperti ketersediaan air bersih, jalan, pelayanan kesehatan, sarana komunikasi, pendidikan, penerangan, sarana ibadah, kepemudaan, kebudayaan dan pariwisata diimplementasikan melalui kebijakan :

1. Meningkatkan kualitas jalan raya.

2. Meningkatkan sarana dan prasarana air bersih.

3. Penyediaan fasilitas umum (taman kota, lapangan olah raga, jalur hijau). 4. Rekayasa lingkungan kabupaten Barito Utara sesuai aturan yang berlaku. 5. Pengendalian lingkungan.

6. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan. 7. Meningkatkan kualitas jalan yang menghubungkan daerah sekitarnya. 8. Menyediakan sarana transportasi udara.

9. Memfasilitas penyediaan pasar, pusat pertokoan dan pusat perdagangan. 10. Memfasilitas kegiatan ekonomi dan perdagangan.

11. Mendorong sektor swasta dan masyarakat untuk melakukan kegiatan ekonomi. 12. Memfasilitasi, memberi kemudahan bagi sektor swasta dan masyarakat untuk

melakukan kegiatan usaha.

(25)

Laporan Akhir| VII-25 15. Menata kembali tata ruang kabupaten Barito Utara sesuai dengan kondisi

geografis.

16. Penegakan hukum di bidang properti dan ijin mendirikan bangunan.

17. Pengendalian dan pengawasan kegiatan pembangunan dengan bertumpu pada pembangunan ramah lingkungan.

18. Menjalin usaha kemitraan dengan daerah lain. 19. Membudidayakan potensi wisata.

20. Membudidayakan seni budaya dan produk unggulan lokal.

Strategi pokok membuka pintu investasi yang seluas-luasnya dengan berbagai pihak guna percepatan pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, selain pembukaan lapangan kerja yang berimplikasi pada penurunannya angka pengangguran dan

angka kriminalitas serta terbukanya akses pertumbuhan masyarakat

diimplementasikan melalui kebijakan :

1. Mempromosikan kabupaten Barito Utara untuk menarik investor masuk ke kabupaten Barito Utara baik level lokal, regional maupun nasional.

2. Mendorong dan memberi kemudahan fasilitas dan kesempatan pihak investor yang akan menanamkan modalnya di kabupaten Barito Utara.

7.2.1.3.

Kebijakan umum dan program pembangunan daerah

Program –program pembangunan yang disusun dalam RPJMD untuk kurun waktu 5 (lima) tahun yang akan datang terdiri dari 3 jenis program yang dilaksanakan oleh SKPD/Unit kerja yang berwenang sesuai dengan bidang kewenangannya. Program program tersebut adalah :

1. Program SKPD adalah merupakan program yang dirumuskan berdasarkan tugas dan fungsi SKPD.

2. Program lintas SKPD adalah merupakan program yang melibatkan lebih dari satu SKPD untuk mencapai sasaran pembangunan yang ditetapkan.

3. Program kewilayahan adalah merupakan program pembangunan daerah untuk terciptanya keterpaduan, keserasian, keseimbangan laju pertumbuhan, dan keberlanjutan pembangunan antarwilayah/antarkawasan dalam kecamatan di wilayah Kabupaten Barito Utara.

7.3.

ARAHAN PERATURAN DAERAH TENTANG BANGUNAN

GEDUNG

(26)

Laporan Akhir| VII-26 standart teknis bangunan gedung dan operasionalisasinnya di masyarakat.

Perda Bangunan Gedung mengatur tentang persyaratan administrasi dan teknis bangunan gedung. Salah satunya mengatur persyaratan keandalan gedung, seperti keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan. Persayaratan ini wajib dipenuhi untuk memberikan perlindungan rasa aman bagi pengguna bangunan gedung dalam melakukan aktivitas di dalamnya dan sebagai landasan operasionalisasi penyelenggaraan bangunan gedung di daerah. Utamanya untuk daerah rawan bencana. Perda Bangunan Gedung sangat penting sebagai paying hukum di daerah dalam menjamin keamanan dan keselamatan bagi pengguna. Ketersediaan Perda Bangunan Gedung bagi Kabupaten Barito Utara merupakan salah satu prasyarat dalam prioritas pembangunan bidang Cipta Karya di Kabupaten Barito Utara. Bangunan Gedung di Kabupaten Barito Utara belum diatur dalam bentuk Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung.

7.4.

ARAHAN RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR

MINUM KABUPATEN/KOTA (RISPAM)

Berdasarkan Permen PU No. 18 Tahun 2007, Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum adalah suatu rencana jangka panjang (15-20 tahun) yang merupakan bagian atau tahap awal dari perencanaan air minum jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum pada satu periode yang dibagi dalam beberapa tahapan dan memuat komponen utama sistem beserta dimensi-dimensinya. RI-SPAM dapat berupa RISPAM dalam satu wilayah administrasi maupun lintas

kabupaten/kota/provinsi. Penyusunan rencana induk pengembangan SPAM

memperhatikan aspek keterpaduan dengan prasarana dan sarana sanitasi sejak dari sumber air hingga unit pelayanan dalam rangka perlindungan dan pelestarian air.

Pada Subbab Arahan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Barito Utara memuat :

7.4.1.

Rencana Sistem Pelayanan

(27)

Laporan Akhir| VII-27 Sistem pelayanan perpipaan PDAM yang direncanakan meliputi seluruh wilayah ibukota kecamatan yang ada di Kabupaten Barito Utara dimana 8 ibukota kecamatan dan 1 desa merupakan wilayah pelayanan eksisting PDAM dan 1 ibukota kecamatan merupakan wilayah pelayanan rencana. Wilayah pelayanan eksisting PDAM yaitu BNA Muara Teweh, IKK Lahei, IKK Jingah, IKK Trahean, IKK Kandui, IKK Tumpung Laung, IKK Lampeong, IKK Benangin, Unit Lemo dan Desa Sikan. Sedangkan wilayah pelayanan rencana yaitu IKK Benao. Sumber air baku yang akan digunakan sebagian merupakan sumber air baku eksisting SPAM PDAM maupun SPAM Perdesaan dan sebagian lagi merupakan sumber air baru yang belum dimanfaatkan dengan mempertimbangkan kecukupan debit sumber air baku terhadap kebutuhan sistem yang direncanakan. Rencana pembagian wilayah pelayanan untuk SPAM Jaringan Perpipaan PDAM akan dibagi menjadi 9 Zona berdasar kecamatan, dimana dalam 1 kecamatan direncanakan terdapat 1 atau lebih SPAM berupa SPAM IKK atau unit atau SPAM ABP.

Berikut adalah rencana pembagian zona pelayanan SPAM PDAM Kabupaten Barito Utara:

Tabel 7.1. Rencana Zona Pelayanan SPAM PDAM

(28)

Laporan Akhir| VII-28 Gambar 7. 4 Peta Rencana Sistem Pelayanan SPAM Perpipaan PDAM Kabupaten Barito

Utara

7.4.1.2.

Rencana Sistem Pelayanan SPAM Jaringan Perpipaan Non PDAM

Sistem pelayanan perpipaan non PDAM merupakan sistem penyediaan air minum perdesaan dimana sistem ini umumnya dibangun melalui swadaya masyarakat, bantuan pemerintah daerah dan melalui program pemberdayaan masyarakat. Sebagian besar memanfaatkan mata air atau air permukaan yang ada disekitar desa kemudian dibuat bangunan penangkap air sederhana selanjutnya dialirkan secara gravitasi ke wilayah desa.

Jenis pelayanan ke masyarakat umumnya menggunakan SIPAS atau Sistem Instalasi Pengolahan Air Sederhana. Adapun lokasi desa yang direncanakan menggunakan sistem pelayanan perpipaan non PDAM adalah sebagai berikut :

Tabel 7. 4 Rencana Daerah Pelayanan SPAM Non PDAM

No Rencana Daerah Pelayanan

A Kecamatan Montallat 1 Montallat I 2 Montallat II 3 Kamawen

(29)

Laporan Akhir| VII-29 1 Siwau

2 Tongka 3 Batu Raya I 4 Batu Raya II

C Kecamatan Gunung Purei 1 Lawarang

2 Berong 3 Baok

4 Tanjung Harapan 5 Tambaba

D Kecamatan Teweh Timur 1 Liju

2 Sampirang II 3 Mampuak I 4 Jamut 5 Sei Liju 6 Mampuak II

E Kecamatan Teweh Tengah 1 Beringin Raya

2 Datai Nirui F Kecamatan Lahei

1 Muara Inu 2 Bengahon 3 Karendan 4 Haragandang G Kecamatan Teweh Baru

1 Liang Buah

H Kecamatan Teweh Selatan 1 Butong

2 Bukit Sawit 3 Tawan Jaya I Kecamatan Lahei Barat

1 Nihan Hilir 2 Luwe Hilir 3 Luwe Hulu 4 Jangkang Baru 5 Jangkang Lama 6 Karamuan

7.4.1.3.

Rencana Sistem Pelayanan SPAM Bukan Jaringan Perpipaan (BJP)

(30)

Laporan Akhir| VII-30 A. Rencana Pengembangan SPAM Jaringan Perpipaan PDAM

Rencana pengembangan SPAM Jaringan Perpipaan PDAM Kabupaten Barito Utara akan dilakukan dengan 2 cara yaitu optimalisasi kapasitas eksisting dan pengembangan untuk pelayanan kebutuhan sampai dengan tahun 2035. Sesuai dengan rencana zona daerah pelayanan, yaitu ada 9 zona sesuai dengan pembagian wilayah kecamatan, berikut adalah rencana pentahapan pengembangan SPAM Jaringan Perpipaan PDAM Kabupaten Barito Utara:

Tabel 7. 5 Rencana Pengembangan Pelayanan SPAM PDAM

B.

Rencana Pengembangan SPAM Jaringan Perpipaan Non PDAM

Untuk SPAM Jaringan Perpipaan non PDAM pengembangannya akan didasarkan pada kebutuhan di daerah yang telah memiliki jaringan perpipaan, baik itu dari program

bantuan pemerintah untuk optimalisasi maupun pengembangan. Rencana

(31)

Laporan Akhir| VII-31 Utara

C.

Rencana Pengembangan SPAM Bukan Jaringan Perpipaan (BJP)

Sistem Penyediaan Air Minum Bukan Jaringan Perpipaan (BJP) bisa dilakukan oleh beberapa pihak terkait. Seperti yang telah dilakukan oleh Dinas PU Cipta Karya dengan program bantuan air bersih selain jaringan perpipaan, juga memberikan bantuan BJP yaitu dengan pembangunan Sumur Dalam / Sumur Bor. Untuk program PNPM juga ada yang termasuk BJP yaitu pembuatan bak penampung, pembuatan sumur gali/ sumur bor, pembuatan Hidran Umum, dan lain-lain.

(32)

Laporan Akhir| VII-32 Kapasitas system eksisting yang ada dan dikelola oleh PDAM Kabupaten Barito Utara adalah sebagai berikut:

Tabel 7. 8 Kapasitas Sistem Eksisting PDAM Kabupaten Barito Utara (Oktober 2014)

Untuk kapasitas sistem tiap zona adalah sebagai berikut:

Tabel 7. 9 Kapasitas Sistem Untuk Rencana Zona SPAM PDAM Kabupaten Barito Utara

Untuk Tahap 1 sampai dengan tahun 2017, selisih kekurangan debit adalah 25 Liter/detik. Pada tahap ini direncanakan sudah ada penambahan pelayanan pada IKK Benao. Kebutuhan masih dapat diatasi dengan perbaikan WTP dan optimalisasi atau uprating pada WTP.

(33)

Laporan Akhir| VII-33 Liter/detik. Pada tahap ini diharapkan pelayanan pada daerah-daerah pelayanan di setiap zona dapat mencapai 100%. Kebutuhan air baku direncanakan dengan pemanfaatan Sungai Barito dimana debit rata-rata dari Sungai Barito adalah sebesar 1.571 m3/detik. Adapun pengambilan dari air baku permukaan ini harus disertai oleh SIPA dan sesuai dengan pemanfaatan dari Dinas Pengairan.

Tabel 7. 10 Kapasitas Sistem Untuk Rencana Zona SPAM PDAM Kabupaten Barito Utara

7.4.3.

Perkiraan Kebutuhan Biaya

7.4.3.1.

Perkiraan Kebutuhan Biaya SPAM Jaringan Perpipaan PDAM

(34)

Laporan Akhir| VII-34 Tabel 7. 13 Rencana Anggaran Biaya Jaringan Perpipaan PDAM Zona 3

(35)

Laporan Akhir| VII-35 Tabel 7. 16 Rencana Anggaran Biaya Jaringan Perpipaan PDAM Zona 6

(36)
(37)

Laporan Akhir| VII-37 Tabel 7. 20 Rencana Anggaran Biaya SPAM Non PDAM

7.4.3.3.

Perkiraan Kebutuhan Biaya SPAM Bukan Jaringan Perpipaan

(38)

Laporan Akhir| VII-38 Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) merupakan dokumen perencanaan Sanitasi kabupaten yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi dan menggambarkan karakteristik dan kondisi sanitasi wilayah suatu kabupaten serta prioritas atau arah pengembangan yang ditetapkan oleh pemerintah dan masyarakat kabupaten. Cakupannya adalah profil sanitasi kabupaten, sarana prasarana eksisting, cakupan dan tingkat pelayanan, informasi kelembagaan dan keuangan, arah pengembangan sanitasi, kebutuhan, peluang dan analisa awal untuk penetapan area berdasarkan tingkat resiko dan zona sanitasi. Melalui dokumen SSK ini diharapkan dapat memberikan arah yang jelas, tegas dan menyeluruh bagi pembangunan sanitasi di Kabupaten Barito Utara agar pembangunan sanitasi dalam jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan dapat berlangsung secara sistematis, terintegrasi, dan berkelanjutan, sehingga dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam mengurangi/menyelesaikan persoalan sanitasi bagi masyarakat. Adapun jangka waktu perencanaan dari dokumen SSK ini adalah dari tahun 2014 sampai dengan 2019. Dokumen SSK Kabupaten Barito Utara tahun 2014 akan menjadi rujukan bagi Pemerintah Kabupaten dan pemangku kepentingan kabupaten dalam pelaksanaan pembangunan sektor sanitasi sebagai suatu payung strategi utama setiap subsektor meliputi subsektor air limbah, persampahan, dan drainase.

7.5.1.

Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

Sub sektor air limbah domestik, pengelolaan sanitasi Kabupaten Barito Utara berdasarkan hasil pembobotan dan skoring analisis SWOT menunjukkan berada pada posisi W-T atau berada pada posisi kuadran 3, yang artinya membutuhkan strategi dan usaha yang konkrit dalam menangani air limbah domestik. Tujuan, sasaran dan strategi untuk mencapai visi sanitasi dan melaksanakan misi sanitasi Kabupaten Barito Utara yang dirumuskan berdasarkan kondisi terkini dari pengelolaan sanitasi sub sektor air limbah domestik dimana strategi yang digunakan adalah mengatasi kelemahan untuk meraih peluang yang ada dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 7. 22 Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengelolaan Air Limbah Domestik

Tujuan Sasaran Strategi

Pernyataan Sasaran Indikator Sasaran Tewujudnya

kehidupan

masyarakat yang ber prilaku hidup

Berkurangnya praktek Buang Air Besar Sembarangan (BABS) dari 44% menjadi 0% pada tahun 2019

Tidak ada penduduk yang melakukan praktek BABS di tahun 2019

Memaksimalkan kegiatan pemicuan melalui pemberdayaan

masyarakat untuk stop buang air besar sembarangan (BABS)

Tersedianya peraturan deerah yang mengatur tentang

Tersedianya landasan hukum dalam sistem pengelolaan air limbah dan penetapan retribusi

9 Kecamatan di wilayah kajian lebih terarah berdasarkan peraturan yang berlaku

(39)

Laporan Akhir| VII-39 Pernyataan Sasaran Indikator Sasaran

pengelolaan air limbah

pengelolaan air limbah

Tersedianya

sarana dan

prasarana air limbah domestik

Tersedianya kendaraan operasional sedot tinja dari tidak ada menjadi 7 unit hingga tahun 2019

9 Kecamatan pada wilayah kajian dapat mengakses fasilitas sedot tinja

Meningkatan sarana dan prasarana pengelolaan air limbah domestik (pengadaan kendaraan operasional penyedot tinja)

Meningkatkan sarana

dan prasarana

pengelolaan air limbah domestik berupa MCK/MCK++ pedesaan dari 2% ke 35% hingga tahun 2019

19.668 KK BABS tersambung ke fasilitas pengolahan terpusat (MCK/MCK++

pedesaan)

Meningkatkan jumlah dan cakupan layanan pengelolaan air limbah secara komunal (MCK /MCK++pedesaan)

Tersedianya dan berfungsinya IPLT untuk pengelolaan air limbah domestik kabupaten dari tidak ada menjadi 1 unit hingga tahun 2016

9 Kecamatan pada wilayah kajian dapat mengakses fasilitas IPLT

Menyediakan sarana dan prasarana pengelolaan air limbah domestik (Pembangunan IPLT)

Tersedianya IPAL Komunal untuk industri rumah dari 0% menjadi 45% hingga tahun 2019

9 Kecamatan pada wilayah kajian dapat mengakses fasilitas IPAL Komunal

Meningkatkan daya dukung pemerintah untuk peningkatan sarana dan prasarana pengelolaan air limbah domestik (Pembangunan IPAL Komunal)

Tersedianya

sarana dan

prasarana

pengelolaan air limbah domestik yang berwawasan lingkungan

Tersedianya perencanaan

pengelolaan air limbah domestik dan industri rumah tangga skala Kabupaten hingga Tahun 2024

9 Kecamatan di wilayah kajian dapat terencana dengan baik sistem pengelolaan air limbahnya

Membuat outlineplan dan standar pengelolaan air limbah domestik dan insdustri rumah tangga skala kabupaten

Sumber: Study EHRA dan Pokja Sanitasi Kabupaten Barito Utara Tahun 2014

7.5.2.

Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengembangan Persampahan

Berdasarkan hasil pembobotan dan skoring analisis SWOT pengelolaan persampahan Kabupaten Barito Utara saat ini berada di kuadran W-T. Strategi yang akan dikembangkan yaitu membutuhkan strategi dan usaha yang konkrit dalam menangani persampahan . Dengan berada pada posisi 3.

(40)

Laporan Akhir| VII-40 Persampahan seperti tercantum pada tabel dibawah ini :

Tabel 7. 23 Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengelolaan Persampahan

Tujuan Sasaran Strategi

Pernyataan Sasaran Indikator Sasaran Terlaksana dengan

efisien peraturan daerah tentang pengelolaan

persampahan

Tersedianya dan berlakunya sanksi hukum pengelolaan sampah

9 Kecamatan di wilayah kajian diberlakukannya peraturan daerah persampahan

Mensosislisasi

Peraturaturan Daerah yang mengatur tentang persampahan

Tersedianya dana

untuk sektor

persampahan baik dari pusat, provinsi maupun dari pihak swasta.

Meningkatnya anggaran

untuk sektor

persampahan sebesar 9% setiap tahunnya

9 Kecamatan pada wilayah kajian mendapatkan

penganggaran yang merata terkait pengelolaan sampah sesuai dengan tingkat risiko pada dokumen BPS

Meningkatkan koordinasi antar SKPD untuk mensosialisasikan

pentingnya pengelolaan sampah

Tersedianya sarana dan prasarana

persampahan yang memadai

Meningkatnya efektifitas layanan pengelolaan sampah dari 9 % menjadi 75% pada tahun 2019

33.525 KK terakses ke sarana TPS

Mengurangi timbunan sampah yang tidak terkumpul dengan pengadaan TPS

Tersedianya armada pengangkutan sampah dari 3 unit dump truck menjadi 10 unit dump truck hingga tahun 2024

1 Kecamatan pada wilayah kajian memiliki masing-masing 1 unit dump truck

Mengurangi volume sampah yang terkumpul

di TPS dengan

mengangkut sampah menggunakan dump truck untuk dibuang ke TPA

Meningkatkan fungsi TPA yang sudah ada pada tahun 2016

9 Kecamatan pada wilayah kajian dapat mengakses fasilitas TPA

Meningkatkan sarana

dan prasarana

pengelolaan sampah (memaksimalkan fungsi TPA)

Meningkatnya partispasi masyarakat dalam pengolahan sampah dengan sistem 3R skala rumah tangga dari 9% menjadi 65% pada tahun 2016

Memiliki 1 unit TPST 3R di setiap kecamatan wilayah kajian

Mendorong peningkatan pengelolaan

persampahan yang berbasis masyarakat

Tersedianya armada pengangkutan sampah dari 3 unit motor roda 3 menjadi 18 unit Motor Roda 3 pada tahun 2024

9 Kecamatan disetiap desa pada wilayah kajian memiliki masing-masing 1 unit motor roda 3

Mengurangi volume sampah yang terkumpul dengan pengangkutan menggunakan armada pengangkut sampah

Tersedianya petugas kebersihan setempat

Meningkatnya frekuensi layanan pengangkutan

Memiliki petugas pelayanan

(41)

Laporan Akhir| VII-41 Pernyataan Sasaran Indikator Sasaran

disetiap kecamatan wilayah kajian

sampah dari 9 % menjadi 75% pada tahun 2019

pengangkutan sampah di 9 kecamatan wilayah kajian

persampahan

Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana pengelolaan

persampahan yang berwawasan lingkungan.

Tersedianya perencanaan pengolahan

persampahan skala kabupaten pada tahun 2019

9 Kecamatan di wilayah kajian dapat terencana dengan baik sistem pengelolaan

persampahannya

Membuat outlineplan dan standar pengelolaan sampah skala per kabupaten

Sumber: Study EHRA dan Pokja Sanitasi Kabupaten Barito Utara Tahun 2014

7.5.3.

Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengembangan Drainase Perkotaan

Pengelolaan drainase Kabupaten Barito Utara masih memerlukan perbaikan.Hal ini ditunjukkan dengan hasil analisis SWOT pengelolaan drainase berada pada kuadran W-T yaitu posisi 3, membutuhkan strategi dan usaha yang konkrit dalam menangani drainase perkotaan.

Pengelolaan drainase Kabupaten Barito Utara masih memerlukan perbaikan, meskipun resiko genangan/banjir tidak terlalu besar. Berdasarkan pada permasalahan dan isu strategis dapat dirumuskan tujuan, sasaran dan indikator sub sektor pengelolaan drainase perkotaan Kabupaten Barito Utara. Tujuan, sasaran dan indikatornya serta strategi untuk mencapai visi dan misi sanitasi yang telah dirumuskan sebelumnya dirumuskan berdasarkan kondisi terkini terkini dari pengelolaan sanitasi subsektor drainase perkoltaan seperti tercantum pada tabel dibawah ini :

Tabel 7. 24 Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengelolaan Drainase Perkotaan

Tujuan Sasaran Strategi

Pernyataan Sasaran Indikator Sasaran Tersedianya dana

untuk sektor drainase baik dari pusat, provinsi maupun dari pihak swasta.

Meningkatnya anggaran untuk sektor drainase sebesar 9% setiap tahunnya

9Kecamatan pada wilayah kajian mendapatkan

penganggaran yang merata terkait sistem drainase sesuai dengan tingkat risiko pada dokumen BPS

Meningkatkan

koordinasi antar SKPD untuk

mensosialisasikan pentingnya sistem drainase

Tersedianya sarana dan prasarana drainase yang memadai dan terintegrasi

Berkurangnya luas genangan di Kabupaten Barito Utara di tahun 2019

Tidak terjadi genangan akibat hujan deras setinggi 30 cm, selama 2 jam dan tidak lebih dari 2 kali dalam setahun pada tahun 2019

Meningkatkan

pembangunan sarana dan prasarana drainase pada area rawan

genangan dan

Mengoptimalkan fungsi drainase yang sudah ada

(42)

Laporan Akhir| VII-42 Pernyataan Sasaran Indikator Sasaran

prasarana drainase yang berwawasan lingkungan.

perencanaan sistem drainase skala kabupaten pada tahun 2019

kajian dapat terencana dengan baik sistem drainasenya

dan standar sistem drainase skala per kabupaten

Tersedianya SDM pengelolaan Drainase berbasis masyarakat

9 Kecamatan di wilayah kajian pengelolaan drainase dapat terlaksana dengan baik

Meningkatkan sumber daya manusia melalui penyuluhan

Sumber: Study EHRA dan Pokja Sanitasi Kabupaten Barito Utara Tahun 2014

7.5.4.

Tujuan, Sasaran dan Strategi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS) Terkait Sanitasi

Perilaku hidup bersih dan sehat seperti mencuci tangan pakai sabun di waktu yang tepat dapat memblok transmisi patogen penyebab diare. Pencemaran tinja/kotoran manusia (feces) adalah sumber utama dari virus, bakteri, dan patogen lain penyebab diare.

Analisis SWOT Perilaku hidup bersih dan sehat Rumah Tangga di Kabupaten Barito Utara menggambarkan kondisi yang kurang baik dimana berada pada posisi 3 kuadran W-Tdan Analisis SWOT Perilaku hidup bersih dan sehat Sekolah juga menggambarkan kondisi yang kurang baik dimana berada pada posisi 3 kuadran W-T. Dengan uraian kondisi diatas, maka Pokja Sanitasi Kabupaten Barito Utara telah merumuskan beberapa strategi untuk mencapai tujuan PHBS terkait sanitasi baik pada tatanan rumah tangga maupun tatanan sekolah yang dapat dilihat pada tabel berikit ini:

Tabel 7. 25 Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengelolaan PHBS Terkai Sanitasi (Tatanan Rumah Tangga)

Tujuan Sasaran Strategi

Pernyataan Sasaran Indikator Sasaran Meningkatkan

kesadaran masyarakat dalam Pola hidup sehat

Meningkatkan

prosentase kebiasaan masyarakat CTPS di lima waktu penting dari 16,9% menjadi 45% padatahun 2019

Mengurangkan

penduduk yang tidak melakukan perilaku CTPS di lima waktu penting di tahun 2019

Mengembangan dan mengoptimalkan program kesehatan berbasis masyarakat untuk meningkatkan

peran serta

masyarakat dalam PROHISAN

Menurunkan prosentase pencemaran pada wadah penyimpanan dan penanganan air dari 16% menjadi 0% pada tahun 2019

Berkurangnya

pencemaran pada wadah penyimpanan dan penanganan air pada tahun 2019

Menurunkan prosentase pencemaran karena SPAL dari 37% menjadi 15% pada tahun 2019

Berkurangnya

pencemaran karena SPAL pada tahun 2019

Meningkatkan

pelayanan kesehatan masyarakat

Menurunkan angka

kematian yang

diakibatkan sanitasi

masyarakat memahami pentingnya PHBS

Gambar

Gambar 7. 1 Rencana Struktur Ruang Kabupaten Barito Utara
Gambar 7. 3 Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten Barito Utara
Tabel 7.1. Rencana Zona Pelayanan SPAM PDAM
Gambar 7. 4 Peta Rencana Sistem Pelayanan SPAM Perpipaan PDAM Kabupaten Barito Utara
+7

Referensi

Dokumen terkait

(Kabupaten Kayong Utara) III-1 BAB 3 ARAHAN KEBIJAKAN & RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 -2020 8 serta mekanisme penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya. Bab 2 Arahan Perencanaan Pembangunan Bidang

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Nganjuk 2015-2019.. No

Pada BAB Ini berisikan keterpaduan strategi pengembangan kabupaten/kota berdasarkan arahan kebijakan Daerah yang ada, antara lain arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

Pada akhirnya, kebijakan penataan ruang dikembangkan untuk mewujudkan keterpaduan pembangunan kawasan yang mampu mendorong peningkatan kualitas kehidupan masyarakat

provinsi dan kabupaten.  Mengikutsertakan masyarakat petani dalam pengelolaan dan pemeliharaan jaringan irigasi yang ada.  Membangun irigasi teknis untuk memperluas

Peningkatan akses pelayanan untuk penduduk yang belum terlayani, pada konsep pengembangan sistem penyediaan air bersih jangka panjang diharapkan 80 % jumlah

Tabel 7.7 Jenis Kegiatan Keterpaduan Program Cipta Karya Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2018 KAWASAN STRATEGIS KABUPATEN SUMBER BIAYA 2017. BANGKIM PBL PLP