• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMBAHASAN

B. Upaya yang Dilakukan dalam Membentuk Kepribadian Santri PPTI Al Falah

Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al Falah dalam membentuk kepribadian santri sehingga bisa menjadi santri yang berakhlakul karimah. Berdasarkan temuan penelitian, upaya/cara yang dilakukan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pendekatan Personal

Salah satu upaya yang dilakukan pengurus maupun dewan asatid dalam membentuk kepribadian santri yaitu dengan pendekatan personal. Di Pondok Pesantren Al Falah ketika ada santri yang bermasalah atau mendapatkan masalah kemudian dari pihak pengurus memanggil santri yang bersangkutan tersebut. Santri yang bersangkutan ditanya tentang masalah yang dihadapinya kemudian dari pihak pengurus memberikan solusi, arahan serta nasehat kepada santri yang bersangkutan. Hal ini bisa disebut dengan sharing,sehingga santri dapat dengan mudah untuk mengeluarkan unek-uneknya.

2. Pembiasaan yang baik

Menurut Rakhmat, (1985:49) kebiasaan merupakaan aspek perilaku manusia yang menetap, berlangsung secara otomatis tidak direncanakan. Kebiasaan merupakan hasil pelaziman yang berlangsung pada waktu yang lama atau sebagai reaksi yang khas yang diulangi seseorang berkali-kali. Setiap orang

76

mempunyai kebiasaan yang berlainan dalam menanggapi stimulus tertentu. Kebiasaan inilah yang memberikan pola perilaku yang dapat diramalkan.

Pada intinya kebiasaan merupakan suatu hal yang dilakukan secara sadar dan dilakukan secara terus menerus/berulang-ulang.Sama seperti halnya kebiasaan-kebiasaan yang diberlakukan di Pondok Pesantren Al Falah yaitu sholat

berjama’ah, membaca al-qur’an, KBM dan lain sebagainya. 3. Keteladanan

“Keteladanan” dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti hal yang dapat ditiru atau contoh. Oleh karena itu seorang guru hendaknya dapat menjaga dengan baik semua perkataan dan perbuatannya. Sehingga seorang anak dengan sendirinya akan meniru/mencontoh hal-hal yamg dilakukan oleh seorang guru.

Jika seorang guru hanya menyuruh anak didiknya tanpa beliau memberikan contoh, maka seorang murid tidak akan mendengarkan apa yang diinginkan oleh guru. Di Pondok Pesantren Al Falah, Ustadz Ustadzah dan pengurus ketika menyuruh para santri untuk beribadah maka terlebih dahulu beliau melaksanakannya.

Upaya yang dilakukan pengasuh, dewan asatidz maupun pengurus dalam membentuk kepribadian santri salah satunya yaitu dengan memberikan suritauladan yang baik kepada santri. Hal ini seperti yang dipaparkan oleh Ustadzah N (08/11/15, 16:00 WIB): “Upaya yang saya lakukan dalam membentuk

kepribadian santri yaitu dengan keteladanan/ memberi contoh yang baik kepada

santri”.

4. Penanaman kesadaran

Upaya yang dilakukan Dewan asatidz dalam membentuk kepribadian santri salah satunya yaitu dengan penanaman kesadaran pada tiap pribadi santri.

77

Di Pondok Pesantren Al Falah ketika proses pembelajaran ustadz-ustadzah memberikan motivasi dan arahan kepada semua santri. Sehingga santri dapat menyadari betapa pentingnya menuntut ilmu, tanpa adanya paksaan dalam melaksanakannya.

5. Pendidikan yang megutamakan Akhlaqul‟karimah

Tujuan utama pendidikan pondok pesantren salah satunya adalah untuk mendidik santrinya agar menjadi santri yang sholeh sholikhah dan

berakhlaqul‟karimah. Sama seperti di Pondok Pesantren Al Falah, semua menginginkan hal yang demikian. Upaya yang dilakukan dalam membentuk kepribadian santri Al Falah yaitu dengan memberikan pelajaran tambahan tentang akhlaq, seperti kitab alala, ta‟limul muta‟alim dan lain sebagainya. Dengan pengkajian kitab-kitab tentang akhlaq santri dapat intropeksi diri sehingga dapat mempertahankan yang sudah baik dan memperbaiki yang belum baik.

Berdasarkan temuan penelitian, kegiatan yang dilakukan di Pondok Pesantren Al Falah dalam membentuk kepribadian santri adalah sebagai berikut:

a. Sholat berjama’ah

Di Pondok Pesantren Al Falah sholat berjama’ah merupakan prioritas

utama. Akan tetapi mayoritas santri PPTI Al Falah sekolah formal dan berbeda-beda sekolahnya. Sehingga kegiatan sholat berjama’ah yang diwajibkan bagi semua santri yaitu sholat magrib, isya’, subuh kecuali hari minggu. Santri yang sholat tidak berjama’ah maka akan mendapatkan ta‟ziran/hukuman dari pengurus keamanan.

78

b. Belajar/ngaos sesuai dengan kelas masing-masing

Sistem pembelajaran di Pondok Pesantren Al Falah adalah sekolah diniyah. Proses belajar mengajar dilaksanakan di kelas sesuai dengan kelas masing-masing. Setiap santri wajib mengikuti KBM sesuai kelasnya. Apabila tidak bisa mengikuti pelajaran maka diwajibkan untuk minta surat izin kepada pengurus keamanan pondok. Apabila santri yang bersangkutan meninggalkan kelas tanpa izin maka akan mendapatkan sanksi tertentu dari pengurus keamanan.

c. Membaca Al-Qur’an

Pondok Pesantren Al Falah merupakan pondok salafi yang mengkaji khusus kitab-kitab, dari kitab yang paling kecil sampai dengan kitab yang paling besar. Walaupun bukan pondok khusus al-qur’an, di Pondok Al Falah juga

diajarkan membaca Al-Qur’an untuk kelas pemula. Setelah sholat mahgrib semua santri diwajibkan membaca Al-Qur’an kecuali yang udzur/berhalangan. Sistem yang digunakan disini yaitu sorogan. Santri yang diwajibkan sorogan adalah santri yang masih duduk di bangku SMP kebawah. Sorogan dilaksanakan sesuai dengan jadwal dan yang menyimak biasannya mbak-mbak yang sudah besar. Setelah selesai sorogan setiap santri dianjurkan untuk absensi sebagai bukti sudah melaksanakan sorogan. Karena santri yang tidak sorogan akan mendapatkan hukuman dari pengurus.

d. Ziarah kubur

Ziarah kubur merupakan kegiatan rutin setiap hari jum’at pagi. Setelah

sholat subuh sampai jam 06.00 WIB. Ziarah kubur dilaksanakan bersama-sama baik santri putra maupun putri. Acara ziarah kubur meliputi: pembacaan yasin tahlil, do’a, kultum.Semua santri akan mendapatkan tugas tersebut, karena sudah ada jadwal dari pengurus diklat.

79

e. Riyadhoh/tirakat

Setiap tahun almagfurlah bapak pengasuh selalu mengadakan ijazah. Santri yang berminat kemudian sowan ke ndalem (rumah kediaman Bapak kyai). Ijazah

yang pernah diberikan beliau yaitu ijazah Al-Qur’an, krowot, bilaruh, yasin fadhilah dll.

f. Kegiatan khitobah&al barjanji(dzibaiyah)

Kegiatan khitobah & dziba‟an dilaksanakan setiap malam jum’at. Setiap

minggu bergantian acara dan petugasnya. Jadwal sudah ditentukan oleh pengurus

diklat. Kegiatan inilah semua santri dapat menampilkan kreativitas, keahlian, dan bakatnya.

g. Mujahadah

Setiap malam jum’at setelah selesai sholat isya’ semua santri baik santri

putra maupun putri melaksanakan mujahadah bersama yang dipimpin oleh salah satu santri putra.

h. Pengkajian kitab tentang akhlaq

Setiap kelas diajarkan kitab tentang akhlaq dari kelas pemula sampai kelas atas. Seperti kelas I Ula yaitu kitab ala la dan kelas II Ula yaitu kitab ta‟limul muta‟alim.

i. Piket kebersihan (ro‟an)

Semua santri diwajibkan untuk menjaga kebersihan pondok. Salah satunya dengan cararo‟an (piket kebersihan) secara tertib setiap harinya. Pengurus kebersihan sebelum H-1 sudah membuatkan jadwal kebersihan dan ditempel di depan komplek masing-masing. Setiap kamar mendapatkan tempat yang harus dibersihkan sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan oleh pengurus kebersihan. Setelah selesai ro‟an pengurus kebersihan mengkontrol tempat-tempat yang harus

80

dibersihkan tadi. Apabila ada kamar yang tidak melaksanakan piket maka piket akan di tambah oleh pengurus kebersihan.

j. Piket adzan dan imam

Santri putra terutama yang sudah baligh akan mendapatkan tugas sebagai imam. Jadwal piket adzan dan imam sudah tertempel di dinding aula utama yang dibuat oleh pengurus diklat.

k. Izin pulang

Ketika santri akan meninggalkan pondok, santri wajib sowan bapak pengasuh dengan orang tua wali dan membawa buku izin pondok. Setelah mendapatkan izin dari pengasuh kemudian izin kepada lurah pondok. Setelah itu minta surat izin ngaos kepada pengurus keamanan.

l. Praktek mengajar/membimbing sorogan

Santri yang sudah senior biasannya disuruh badali (pengganti) ngaos di kelas yang kosong. Sehingga kelas menjadi terkondisikan.

m.Sholat dhuha

Sholat dhuha berjama’ah dilaksanakan pada hari minggu jam 09.00 WIB

setelah selesai ro‟an (piket kebersihan). Santri Al Falah mayoritas sekolah formal merupakan kendala untuk melaksanakan sholat dhuha setiap harinya. Namun santri menyadari akan pentingnya sholat dhuha, jadi sebagian besar santri sebelum berangkat sekolah menyempatkan waktu unutuk melaksanakan sholat dhuha.

81

C. Faktor-Faktor Yang Mendukung Sistem Pendidikan Dalam Membentuk Kepribadian Santri PPTI Al Falah

1. Pengasuh yang Bijaksana

Menurut Dhofier, (1994:55) “Pengasuh (kyai) merupakan elemen yang

paling esensial dari suatu pesantren. ...Sudah sewajarnya bahwa pertumbuhan suatu pesantren semata-mata bergantung kepada kemampuan pribadi kyainya”.

Kyai sangat berpengaruh besar terhadap kemajuan suatu pesantren. Pengasuh yang bijaksana sangat mendukung dalam membentuk kepribadian santri itu sendiri dan menjadi contoh/publik figur bagi lingkungan pesantren serta masyarakat sekitarnya. Kyai merupakan sumber mutlak kekuasaan dan kewenangan dalam kehidupan dan lingkungan pesantren.

2. Ustadz dan ustadzah yang berkompetensi

Berdasarkan pemaparan Ustadz N (08/11/15, 16:00 WIB), faktor ustadz dan ustadzah (guru pengajar) merupakan faktor yang mendukung dalam pendidikan di pesantren dan dalam membentuk kepribadian santri terutama ustadz-ustadzah yang berkompetensi. Karena proses belajar mengajar di pesantren tidak hanya mengkaji kitab-kitab pada umumnya saja tetapi juga mengkaji kitab tentang akhlaq. Selain itu dari guru pengajar juga memberikan pengarahan dan bimbingan kepada semua santri untuk menaati peraturan yang berlaku di Pondok Pesantren Al Falah dengan baik. Untuk meminimalisir pelanggaran yang dilakukan santri yang tidak bertanggung jawab.

3. Pengurus yang Tegas

Pengurus yang memiliki sikap tegas menjadi salah satu faktor pendukung sistem pendidikan di Pondok Pesantren Al Falah dalam membentuk kepribadian santri. Pengurus merupakan tangan kanan dari pengasuh. Sehingga semua kegiatan

82

yang berlangsung di pondok pesantren yang mengatur dari pihak pengurus atas persetujuan dari pihak pengasuh.

Personil pengurus dipilih langsung oleh bapak pengasuh. Amanah yang diberikan oleh pengasuh amat berat dalam memajukan pondok pesantren. Semua itu tidak menjadi masalah bagi santri yang terpilih menjadi pengurus karena semua santri mengenal kata ta‟dzim dan ngalap barakah kyai. Dengan adanya stuktur organisasi pengurus dalam sebuah pesantren maka akan lebih meringankan beban kyai dalam mengurus pesantren. Semua jadwal kegiatan yang mengatur adalah pengurus, santri hanya melaksanakan perintah dari pengurus. Seperti kegiatan

khitobah, ro‟an( piket kebersihan), menjadi imam dan adzan, sholat berjama’ah.

Kegiatan tersebut dalam rangka membentuk kepribadian santri dan memupuk rasa tanggung jawab serta solidaritas antar santri.

4. Peraturan yang Konsisten

Menurut Ustadz G (15/11/15, 13:35 WIB), peraturan yang konsisten merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi berjalannya sistem pendidikan pondok pesantren dalam membentuk kepribadian santri. Dengan adannya peraturan/UU yang berlaku di Pondok Pesantren Al Falah maka semua santri wajib menaati peraturan yang berlaku tersebut. Semua santri yang melanggar peraturan akan mendapatkan ta‟ziran (hukuman) dari pihak pengasuh dan pengurus. Harapan dari pihak pengasuh dan pengurus dengan adanya peraturan yang berlaku semua santri bisa tertib, disiplin dan bertanggung jawab atas semua perbuatannya.

5. Lingkungan Pondok yang Nyaman

Berdasarkan pemaparan Ustadz A, lingkungan pondok yang aman dan nyaman merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi sistem pendidikan pondok pesantren dalam membentuk kepribadian santri Al Falah. Lingkungan

83

pondok mulai dari pengasuh yang selalu mendukung kegiatan-kegiatan di Pondok Pesantren Al Falah, Dewan asatidz, pengurus, teman sebaya, dan lainnya.

6. Sarana Prasarana yang Memadai

Untuk mendukung semua kegiatan di pondok pesantren ini, sarana prasarana yang lengkap merupakan salah satu faktor yang menunjang juga. Ruang kamar yang memadai, masjid, aula yang luas, kamar mandi, tempat wudhu, ruang kelas yang nyaman, sehingga membuat santri merasa nyaman di pondok dan semangat dalam mengikuti proses belajar mengajar di pondok.

D. Faktor-Faktor Yang Menghambat Sistem Pendidikan Dalam Membentuk Kepribadian Santri PPTI Al Falah

1. Kurangnya Kasadaran santri

Menurut Ustadzah N faktor yang menghambat sistem pendidikan dalam membentuk kepribadian santri adalah santri itu sendiri. Karena kurangnya kesandaran dari pribadi santri tentang bagaimana memposisikan diri sebagai santri yang menurut pandangan masyarakat adalah orang-orang yang bisa dalam segala hal terutama dalam bidang keagamaan. Kurang memahami tujuan menjadi santri dan niat sebagian besar santri adalah mendekatkan lokasi sekolah/kuliah. Ini dapat terlihat ketika ada kegiatan harus diingatkan dan disuruh (diopyak-opyak) terlebih dahulu. Disini pengurus harus bekerja lebih keras lagi untuk membimbing santri agar lebih disiplin lagi dalam mengikuti proses belajar mengajar di pondok.

2. Santri belum bisa mengatur waktu sebaik mungkin

Salah satu hal yang menjadi penghambat sistem pendidikan dalam membentuk kepribadian santri yaitu santri belum bisa mengatur waktu sebaik mungkin. Sebagian besar santri Al Falah berpendidikan sekolah formal. Santri

84

yang tidak bisa membagi waktunya maka akan berdampak pada proses belajarnya di pondok. Hal ini terlihat ketika santri belajar (ngaos) di kelas banyak santri yang

ngantuk. Ini menjadi penghambat sistem pendidikan dalam membentuk kepribadian. Seharusnya santri pandai-pandai membagi waktu baik di sekolah maupun di pondok.

3. Munculnya rasa malas pada diri santri

Menurut Dewan asatidz asatidzah Pondok Pesantren Al Falah, salah satu faktor penghambat sistem pendidikan dalam mebentuk kepribadian santri yaitu munculnya rasa malas pada diri santri. Ini dapat terlihat ketika proses belajar mengajar santri kurang semangat dalam mengikuti pelajaran, dan tidak fokus dalam mengikuti pelajaran. Sehingga dewan asatidz harus bekerja keras untuk membimbing dan memberikan motivasi yang membangun kepada santri.

4. Teknologi yang disalah gunakan

Penggunaan elektronik yang tiada batas (disalah gunakan) merupakan salah satu faktor yang menghambat sistem pendidikan dalam membentuk kepribadian santri. Hal ini terlihat ketika santri membawa HP ke dalam komplek (kamar). Pihak pengasuh dan pengurus sudah memberikan peraturan tidak boleh membawa elektronik ke dalam kamar, tetapi peraturan tersebut tidak dihiraukan oleh santri. Karena masih ada santri yang membawa HP ke dalam kamar. Berawal dari masalah tersebut pengurus keamanan memberikan arahan kepada santri dan bekerja lebih keras lagi untuk mendidik santri agar lebih disiplin lagi.

5. Hubungan keluarga yang kurang harmonis

Dengan latar belakang santri yang berbeda-beda, sehingga kepribadian santri juga berbeda-beda. Sebagian siswa berasal dari keluarga yang broken home, atau kurang mendapat kasih sayang dari orang tuanya menjadi salah satu

85

penghambat sistem pendidikan dalam membentuk kepribadian santri. Seharusnya orang tua dapat memberikan dukungan, motivasi dan ikut berpartisipasi dengan cara membimbing anaknya dalam meningkatkan ketaqwaan. Karena keluarga merupakan faktor yang paling utama dalam membentuk kepribadian anak. Jika anak hanya dibimbing di sekolah dan pesantren, tetapi di rumah tidak maka pembentukan kepribadian anak tidak akan berhasil.

86 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan-penjelasan yang telah penulis uraikan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Sistem pendidikan di Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al Falah yaitu meliputi manajemen, tujuan, kurikulum dan proses belajar mengajar. Manajemen pendidikan Pondok Pesantren Al Falah yaitu dengan merancang program kerja yang akan dilaksanakan oleh kepengurusan dibawah bimbingan dan pengawasan pengasuh pondok pesantren. Tujuan pendidikan Pondok Pesantren Al Falah yaitu untuk mendalami Ilmu Agama, untuk mencetak santri yang

berakhlaqul‟karimahdanuntuk mencetak generasi baru penerus cita-cita pendahulunya.Kurikulum Pondok Pesantren Al Falah yaitu bersifat fleksibel: dimana santri (pengurus) ikut berperan dalam penyusunan kurikulum.Proses belajar mengajar di Pondok Pesantren Al Falah yaitu menggunakan model sekolah diniyah dan ditempuh selama enam tahun. Sedangkan metode pembelajaran menggunakan metode modern dan tradisional.

2. Upaya yang dilakukan dalam membentuk kepribadian santri yaitu pendekatan personal, pembiasaan yang baik, penerapan kedisiplinan, keteladanan, penanaman kesadaran pada diri santri, pendidikan yang mengutamakan Akhlaqul‟karimah, pemberian sanksi. Kegiatan Pondok Pesantren Al Falah dalam membentuk kepribadian santri adalah sebagai berikut: sholat berjama’ah, KBM, membaca Al

87

kitab tentang akhlaq, piket kebersihan (ro‟an), piket adzan, izin pulang, praktek mengajar/membimbing sorogan, sholatdhuha.

3. Faktor pendukung sistem pendidikan dalam membentuk kepribadian santri Pondok Pesantren Al Falah Salatiga diantaranya adalah sebagai berikut: pengasuh yang bijaksana, dewan asatidz asatidzah yang berkompetensi, pengurus yang tegas, peraturan yang konsisten, lingkungan pondok yang nyaman, sarana prasarana yang memadai.

4. Faktor penghambat sistem pendidikan dalam membentuk kepribadian santri Pondok Pesantren Al Falah salatigadiantaranya adalah sebagai berikut:kurangnya kesadaran santri, santri belum bisa mengatur waktu sebaik mungkin, muncul rasa malas pada diri santri, teknologi yang disalahgunakan, hubungan keluarga yang kurang harmonis.

B. Saran

Berdasarkan permasalahan yang peneliti bahas dalam skripsi ini yaitu mengenai sistem pendidikan pondok pesantren dalam membentuk kepribadian santri Pondok Pesantren Al Falah Salatiga, maka peneliti hendak menyampaikan saran sebagai berikut:

1. Kepada pihak pengasuh dan ustadz

Diharapkan bahwa sistem pendidikan yang ada di pondok pesantren tetap dipertahankan dengan baik, dan perlu adanya peningkatan materi dalam kurikulum yang dapat menunjang kreatifitas santri, sehingga bakat dan potensi yang dimiliki santri Pondok Pesantren Al Falah dapat berkembang dan bermanfaat bagi masyarakat.

88 2. Kepada pihak pengurus

Para pengurus diharapkan agar lebih ketat dalam menjalankan tugas, tanggung jawab, dan menjadi contoh yang baik untuk anggotanya.

C. Kalimat Penutup

Alkhamdulillahi Robbil’Alamin, penulis panjatkan puji syukur kehadirat Allah

SWT yang telah memberikan rahmat, taufiq, hidayah, serta inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, hal ini dikarenakan keterbatasan yang ada pada penulis. Maka kritik dan saran selalu penulis harapkan demi penyempurnaan skripsi ini.

Mudah-mudahan skripsi ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi mereka yang mengkajinya.

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi. 1987. Ilmu Pendidikan Islam 1. Salatiga: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo. Ahmadi, Abu & Sholeh, Munawar. 2005. Psikologi Perkembangan: Edisi Revisi. Jakarta: PT

Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Daradjat, Zakiah. 1994. Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah. Jakarta: CV Ruhama.

Departemen Agama RI. 2003. Pondok Pesantren dan Madrasah Diniyah pertumbuhan dan Perkembangannya. Jakarta: DEPAG RI.

Dhofier, Zamakhsyari. 1994. Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai.

Yogyakarta: LP3ES.

Halim & Suhartini (eds.). 2005. Manajemen Pesantren. Yogyakarta: Pustaka Pesantren. Haryanto, Sugeng. 2012. Persepsi Santri Terhadap Perilaku Kepemimpinan Kiai di pondok

Pesantren: Studi Interaksionisme Simbolik di Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan. Jakarta: Kementrian Agama RI.

Islamuddin, Haryu. 2012. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

J. Moleong, Lexy. 1989. Metodologi Penelitian kualitatif: Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosda.

Nafi’, Dian (Ed.). 2007. Praksis Pembelajaran Pesantren. Yogyakarta: ITD Amherst, MA. Nasir, Ridlwan (Ed.). 2005. Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal: Pondok Pesantren

di Tengah Arus Perubahan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Oepen, Manfred & Karcher, Wolfgang. 1987. Dinamika Pesantren: Kumpulan Makalah Seminar Internasional “The Role of Pesantren in Education and Community Development in Indonesia”. Terjemahan oleh Saleh, Sonhaji. 1988. Jakarta: P3M. Pasaribu & Simandjuntak. 1984. Teori Kepribadian. Bandung: Tarsito.

Rakhmat, Jalaluddin (Ed.). 1989. Psikologi Komunikasi:Edisi Revisi. Bandung: Remadja Karya CV.

Shaleh, Rachman, Marwan Saridjo, Nasrun Harahap, Mustofa Syarif & Sudarmo. 1978.

Pedoman Pembinaan Pondok Pesantren. Salatiga: Depag RI.

Steenbrink, Karel A. 1986. Pesantren, Madrasah, Sekolah: Pendidikan Islam dalam Kurun Moderen. Jakarta: LP3ES.

Sumanto. 2014. Teori dan Aplikasi Metode Penelitian. Yogyakarta: CAPS.

Yusuf, Syamsu & Nurihsan, Achmad Juntika. 2007. Teori Kepribadian. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Yusuf, Syamsu. 2000. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

DAFTAR NILAI SKK

Nama : Riyana Jurusan : Tarbiyah

NIM : 111-11-023 Progdi : PAI

NO JENIS KEGIATAN WAKTU

KEGIATAN JABATAN NILAI

1.

Piagam Penghargaan “Orientasi peserta akademik dan kemahasiswaan (OPAK)”.

(DEMA)

20-22 Agustus 2011 Peserta 3

2

Sertifikat “Achievement Motivation Training

(AMT) dengan tema Membangun Mahasiswa

Cerdas Emosi, Spiritual, dan Intelektual”

(STAIN)

23 Agustus 2011 Peserta 3

3

Piagam Penghargaan “Orientasi Dasar

Keislaman(ODK) dengan tema Menemukan Muara Sebagai Mahasiswa Rahmatan Lil

Alamin” (STAIN)

24 Agustus 2011 Peserta 3

4 Sertifikat “ Seminar Entreneurship dan

Koperasi” (KOPMA& KSEI) 25 Agustus 2011 Peserta 3

5

Sertifikat “ UPT Perpustakaan dengan tema

USER EDUCATION” (UPT

PERPUSTAKAAN STAIN)

20 September 2011 Peserta 3

6

Piagam Penghargaan “Seminar

Keperempuanan dengan tema Jilbab

Perspektif Agama dan Sosial” (Korps HMI -WATI (KOHATI))

29 Oktober 2011 Peserta 3

7

Piagam Penghargaan “Seminar Daurah Mar’atus Shalihah(DMS) dengan tema Let’ s Be An Inspiring Women” (LDK)

24 November 2011 Peserta 3

8

Piagam Penghargaan “ Kegiatan Penerimaan

Anggota Baru (PAB) JQH dengan tema Membangun Pribadi Islami dengan Nilai

Qur’ani” (JQH)

02 Desember 2011 Peserta 3

9 Piagam Penghargaan “ Pelatihan Penggunaan

dengan tema Bahasa Arab Sebagai Penunjang

Perkuliahan Mahasiswa” (ITTAQO)

10

Sertifikat Seminar Nasional “Tren Bisnis

Berbasis dan Teknologi informatika sebagai

Wujud Pasar Modern”(KOPMA)

21 April 2012 Peserta 6

11 Sertifikat “Kegiatan Gorah Masal” (JQH) 12 Mei 2012 Peserta 3

12

Piagam Penghargaan “Bedah Buku HMI

dengan tema Sang Maha-Segalanya Mencintai Sang Maha-Siswa”(HMI)

15 Mei 2012 Peserta 2

13 Piagam Penghargaan “ziarah

waliyullah”(PPTI AL FALAH) 06 Juli 2012 Panitia 2

14

Piagam penghargaan “Panitia khotmil khutub

dengan tema anggun dalam bermoral, unggul

dalam intelektual ”(PPTI AL FALAH)

20 Juli 2012 Panitia 2

15 Sertifikat “gerakan santri menulis”(SUARA

MERDEKA) 03 Agustus 2012 Panitia 3

16 Surat Keterangan”pengurus PPTI AL

FALAH periode 2011/1012 ” 12 Oktober 2012 Pengurus 3

17 Sertifikat “Training Pembuatan Makalah

“(LDK) 13 Oktober 2012 Peserta 3

18

Piagam Penghargaan “panitia 1 muharrom

dengan tema perbaharui hati dengan

kebaikan”(PPTI AL FALAH)

25 November 2012 Panitia 2

19

Piagam Seminar Nasional ”Pelantikan

Pengurus HMI dengan tema Kepemimpinan

Dokumen terkait