• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya Yang Dilakukan Dalam Menyelesaikan Hambatan-Hambatan Yang Terjadi Dalam Implementasi Pasal 55 Ayat (2) Huruf a Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2007 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan Di Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota Malang

Diatas telah disebutkan tentang hambatan-hambatan yang terjadi dalam proses pencatatan akta anak seorang ibu. Dari hambatan-hambtana tersebut maka upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Upaya Penyelesaian Hambatan Internal a. Hambatan Dalam Prosedur

1) Kurangnya syarat-syarat

Untuk hambatan yang terjadi karena kurangnya syarat-syarat yang dibawa pemohon dalam rangka pencatatan anak seorang ibu ini, usaha yang dilakukan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Malang dalam menyelesaikannya dengan sosialisasi terbatas yaitu dengan menempelkan persyaratan yang dibutuhkan dalam pencatatan akta kelahiran anak seorang ibu ini di loket 18. hal ini sesuai dengan pernyataan dari Kepala Seksi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Malang yang mengatakan bahwa, “Persyaratan tentang pencatatan akta anak seorang ibu ini ditempel pada loket 18”.27

27 Hasil wawancara dengan Kepala Seksi Kelahiran dan Kematian Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Malang pada tanggal 22 Februari 2012.

Dengan adanya pemberitahuan tentang syarat-syarat yang dibutuhkan pada loket 18 ini diharapkan pemohon yang akan mendaftarkan pencatatannya, telah melengkapi syarat-syarat yang diperlukan dan apabila ada syarat-syarat yang kurang diharapkan agar syarat tersebut dapat terpenuhi secepatnya. Dan diharapkan hal ini dapat membantu tugas pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Malang karena pemohon telah mengecek persyaratan tersebut dan apabila terjadi kekurangan, pemohon tidak perlu mengajukannya kepada pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Malang tetapi melengkapinya dahulu sebelum dicek ulang oleh pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Malang.

2) Pendaftaran pencatatan akta kelahiran seorang ibu bukan oleh orang tua anak yang bersangkutan

Pada hambatan yang terjadi dikarenakan pendaftaran pencatatan akta kelahiran tidak dilakukan oleh orang tua anak yang bersangkutan, maka pihak Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Malang tidak akan memberikan formulir pendaftaran kepada orang yang mengajukan pendaftaran pencatatan akta kelahiran ini. Hal ini diakui oleh Staf Seksi Kelahiran dan Kematian di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Malang yang mengatakan bahwa, “Dipenduk Capil akan menolak pendaftaran akta kelahiran anak seorang ibu yang

dilakukan oleh orang lain selain orang tua dari anak tersebut”.28 Ini dilakukan untuk menghindari permasalahan yang terjadi, seperti kesalahan penulisan nama dalam formulir pendaftaran tersebut. Karena informasi akan identitas anak ini sangatlah penting bagi si anak sendiri pada masa yang akan datang.

Untuk mengetahui apakah orang tua anak yang bersangkutan yang mengajukan atau tidak, pihak Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Malang akan mengecek foto yang ada pada Kartu Tanda Penduduk (KTP) apakah sama dengan pemohon atau tidak. Apabila fotonya sama dengan pemohon maka pemohon dapat melanjutkan proses pencatatan akta kelahiran anaknya. Tetapi apabila fotonya berbeda dengan orang yang mengajukan pendaftaran, maka formulir pendaftaran tidak akan diberikan.

3) Kurangnya jumlah pegawai di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Malang

Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, maka jumlah pemohon pun semakin hari semakin banyak dan hal ini tidak diimbangi dengan pertambahan jumlah pegawai di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Malang. Hal ini menjadi sebuah masalah utama bagi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Malang. Oleh karena itu, pihak Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Malang mengambil

28 Hasil wawancara dengan Staf Seksi Kelahiran dan Kematian Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Malang pada tanggal 22 Februari 2012.

suatu tindakan agar permasalahan ini tidak lah berlarut-larut. Menurut Kepala Seksi Kelahiran dan Kematian di Kantor Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Malang yang menyatakan bahwa, “Tindakan yang diambil yaitu dengan membatasi jumlah pemohon akta kelahiran, baik akta kelahiran anak sah maupun akta kelahiran anak seorang ibu, yaitu 200 pemohon setiap harinya”.29 Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa pembatasan pencatatan, yaitu 200 pemohon tiap harinya.

Hal ini didasarkan pada kemampuan pihak Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Malang yang hanya dapat melayani 200 orang setiap harinya tanpa harus mengurangi efektifitas pekerjaannya. Sehingga kerja terburu-buru yang dapat menciptakan kesalahan dapat diminimalkan.

b. Hambatan Substansi

Dalam mengatasi hambatan substansi ini, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Malang melakukan tindakan sosialisasi terbatas terhadap para pegawainya. Yaitu dengan memberikan penjelasan tentang syarat-syarat diperlukan untuk pencatatan akta kelahiran anak seorang ibu ini. Hal ini dilakukan secara berkala setiap ada penambahan jumlah pegawai di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Malang. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Kepala Seksi Kelahiran dan Kematian Di Dinas Kependudukan dan

29 Hasil wawancara dengan Kepala Seksi Kelahiran dan Kematian Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Malang pada tanggal 22 Februari 2012.

Pencatatan Sipil Kota Malang yang menyatakan bahwa, “Penjelasan tentang syarat-syarat pencatatan akta kelahiran anak seorang ibu ini diadakan tiap ada penambahan jumlah pegawai di Dispenduk Capil”.30

Sehingga pegawai mengerti tentang syarat-syarat pencatatan akta kelahiran anak seorang ibu ini yang utamanya adalah pegawai baru di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Malang. Diharapkan dengan sosialisasi tersebut hambatan substansi ini dapat diminimalkan, dan kerja pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Malang tidak terganggu.

2. Upaya Penyelesaian Hambatan Eksternal a. Hambatan Dalam Prosedur

1) Kurangnya pemahaman akan pentingnya pencatatan akta kelahiran anak seorang ibu dan rasa malu pemohon

Dalam permasalahan ini hal yang dilakukan oleh pemohon adalah dengan menambah pengetahuan tentang pentingnya pencatatan anaknya melalui buku, internet ataupun bertanya kepada orang yang lebih mengerti tentang pentingnya akta kelahiran bagi seorang ini. GH sendiri melalui pernyataannya mengatakan bahwa, “Sebelum mencatatkan akta kelahiran anak saya, saya mempelajari lewat internet dan buku-buku tentang

pentingnya akta kelahiran”.31 Sehingga ketika tiba di kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Malang ini pemohon telah mengerti arti pentingnya pencatatan akta kelahiran seorang anak dan pertanyaan yang dapat membuat malu pemohon ini dapat dikurangi.

Meskipun begitu, sebaiknya rasa malu itupun dihilangkan dalam proses ini. Hal ini dikarenakan kepentingan anak haruslah didahulukan karena menyangkut masa depan si anak sendiri. Karena tanpa akta kelahiran, hal ini dipastikan menghambat seorang anak dalam melakukan suatu perbuatan hukum tertentu. 2) Tidak tersedianya materai di Kantor Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kota Malang

Menurut GH, dalam permasalahan ini sebaiknya upaya yang dilakukan adalah dengan membawa materai apabila hendak mendaftarkan setiap akta di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Malang. Karena materai ini sangatlah penting agar setiap surat pernyataan yang dibuat mempunyai kekuatan hukum. Tetapi apabila tidak membawa, sebaiknya membeli di toko yang ada didekat kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Malang dan kembali sesegera mungkin. GH menyatakan bahwa, “Sebaiknya sebelum mencatatkan akta kelahiran anak seorang ibu pemohon membawa materai dari rumah sebelum ke

31 Hasil wawancara dengan pemohon akta kelahiran anak seorang ibu berinisial GH pada tanggal 20 Februari 2012.

kantor Capil”.32

Hal yang lebih diharapkan lagi ialah agar pihak Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Malang menyediakan materai yang dijual di wilayah kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Malang. Sehingga pemohon tidak perlu lagi keluar dari wilayah kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Malang, dimana hal ini akan mempersingkat waktu.

63

A. Kesimpulan

1. Implementasi Pasal 55 Ayat (2) Huruf a Peratutan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2007 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Malang

Pelaksanaan pencatatan akta kelahiran anak seorang ibu di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Malang mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun 2008 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil pasal 52 ayat (2). Tetapi dalam syarat pencatatan akta kelahiran anak seorang ibu ini terdapat satu syarat tambah selain syarat pokok, yaitu pemohon harus mengisi surat pernyataan yang menyatakan bahwa pemohon bersedia apabila dalam akta kelahiran anaknya dicatat sebagai anak seorang ibu.

2. Hambatan-Hambatan Yang Terjadi Dalam Implementasi Pasal 55 Ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2007 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan Di Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota Malang

Berdasarkan penelitian yang Penulis lakukan di Kantor Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Malang dan hasil wawancara

dengan pemohon akta anak seorang ibu, ditemukan dua macam hambatan yang terjadi, yaitu: hambatan internal dan eksternal. Dalam hambatan internal terdapat dua hambatan yang terjadi, yaitu: hambatan dalam prosedur dan substansi. Sedangkan dalam hambatan eksternal hanya ditemui hambatan dalam prosedur saja.

Hambatan internal dalam prosedur ini antara lain: kurangnya syarat-syarat, pendaftaran pencatatan akta kelahiran anak seorang ibu bukan oleh orang tua anak yang bersangkutan dan kurangnya jumlah pegawai di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Malang. Sedangkan hambatan internal dalam substansi yaitu tidak adanya aturan tertulis tentang persyaratan pencatatan anak seorang ibu. Hambatan eksternal dalam prosedur antara lain: kurangnya pemahaman akan pentingnya pencatatan akta kelahiran anak seorang ibu dan tidak tersedianya materai di Kantor Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Malang.

3. Upaya Yang Dilakukan Dalam Menyelesaikan Hambatan-Hambatan Yang Terjadi Dalam Implementasi Pasal 55 Ayat (2) Huruf a Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2007 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan Di Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota Malang

Dalam rangka penyelesaian atas hambatan eksternal maupun internal yang terjadi terdapat beberapa upaya yang dapat dilakukan. Upaya

yang dilakukan dalam menyelesaikan hambatan internal dalam prosedur antara lain: sosialisasi terbatas tentang syarat-syarat pencatatan akta kelahiran anak seorang ibu, hanya memberikan formulir pendaftaran anak seorang ibu kepada orang tua dari anak seorang ibu dan pembatasan pencatatan akta kelahiran. Sedangkan penyelesaian hambatan internal dalam hal substansi yaitu dengan sosialisai terbatas terhadap pegawai di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Malang.

Upaya penyelesaian hambatan eksternal dalam hal prosedur antara lain: peningkatan pemahaman akan pentingnya akta kelahiran anak seorang ibu dan selalu membawa materai ketika akan mencatatakan akta kelahiran anak seorang ibu.

B. Saran

1. Bagi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Malang

Seiring meningkatnya jumlah penduduk di kota Malang, sebaiknya jumlah pegawai di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Malang juga ditambah. Hal ini untuk menghindari ketidakmampuan menyelesaikan pencatatan akta kelahiran anak yang juga semakin bertambah. Selain itu, agar syarat-syarat yang dibutuhkan untuk pencatatan akta kelahiran anak seorang ibu ini diatur dan ditampilkan dengan jelas di kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Malang maupun lewat website Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Malang. Juga agar Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota

Malang menyediakan materai yang nantinya dibutuhkan dalam surat pernyataan yang diisi oleh pemohon.

2. Bagi Masyarakat Umum

Seiring dengan meningkatnya pencatatan akta anak seorang ibu ini, diharapkan orang tua dari anak seorang ibu meningkatkan pemahaman akan pentingnya akta kelahiran anaknya. Selain itu agar orang tua selalu membawa materai setiap kali akan suatu perbuatan hukum, karena materai ini sangatlah penting agar setiap surat pernyataan yang dibuat mempunyai kekuatan hukum.

67 A. Pitlo, Pembuktian dan Daluarsa, Intermasa, Jakrta, 1986.

Ali Afandi, Hukum Waris, Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian

Menurut Kitab Undang undang Hukum Perdata (BW), Rineka

Cipta, Jakarta, 1997.

C.S.T. Kansil, Pengantar Ilmu Hukum Dan Tata Hukum Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1989

Hilman Hadikusuma, Hukum Perkawinan Indonesia, Mandar Maju, Bandung, 2007.

R. Subekti dan Tjitrosudibio, Kamus Hukum,PT. Pradnya Paramita, Jakarta, 1980.

R. Subekti dan Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, PT. Pradnya Paramita, Jakarta, 2008.