• Tidak ada hasil yang ditemukan

TENAGA KERJA WANITA DAN UPAYA PENDIDIKAN ANAKNYA

B. Upaya mendidik anak di kalangan Tenaga Kerja Wanita

Pandangan TKW yang bernama Oda mengenai upaya mendidik anak yang ditinggalkan isteri dalam rumah tangga 18: Saya memiliki dua orang anak. Pekerjaan suami saya yang sudah saya katakan tadi, Saya mendidik anak yaitu dengan cara ketika anak saya sudah tumbuh dewasa, sejak itu saya baru bekerja sebagai TKW, setelah anak saya dewasa tadi, anak saya diserahkan ke keluarga dan suami.

17

Ibu Wasih sebagai Tenaga Kerja Wanita, Condet, Pada Tanggal 22 September 2015.

18

Pandangan TKW yang bernama Ibu Mulkiah mengenai upaya mendidik anak yang ditinggalkan isteri dalam rumah tangga19: “Cara mendidik anak

saya, orang tua saya yang mengurusnya, saya hanya bekerja diluar negri dan

mengirim uang untuk mereka yang saya tinggalkan”.

Pandangan TKW yang bernama Rumdanah mengenai upaya mendidik anak yang ditinggalkan isteri dalam rumah tangga20: ”Selama berada di luar negeri cara mendidik anak saya lakukan dengan menitipnya ke adik dan kakak

saya”.

Pandangan TKW yang bernama Nurhayati mengenai upaya mendidik anak yang ditinggalkan isteri dalam rumah tangga21: ”Cara mendidik anak saya, orang tua saya yang mengurusnya, saya hanya bekerja diluar negri dan mengirim uang untuk mereka yang saya tinggalkan”.

Pandangan TKW yang bernama Saenah mengenai upaya mendidik anak yang ditinggalkan isteri dalam rumah tangga22: “Mendidik anak ketika saya

tinggal nekerja dengan cara menitipkannya kekeluarga agar merawat anak

saya dengan baik dan bantu suami saya”.

Pandangan TKW yang bernama Wasih mengenai upaya mendidik anak yang ditinggalkan isteri dalam rumah tangga23: “Adapun mendidik anak yah

saya serahkan kepada suami saya atau orang tua saya, dan ketika saya berada diluar negri pun saya berkomunikasi terus oleh suami saya maupun

kepada guru sekolahnya yang ngajarin dia sekolah”.

19

Ibu Mulkiyah sebagai Tenaga Kerja Wanita, Condet, Pada Tanggal 22 September 2015.

20

Ibu Romdanah sebagai Tenaga Kerja Wanita, Condet, Pada Tanggal 22 September 2015.

21

Ibu Nurhayati sebagai Tenaga Kerja Wanita,Condet, Pada Tanggal 22 September 2015.

22

Ibu Saenah sebagai Tenaga Kerja Wanita,Condet, Pada Tanggal 22 September 2015.

23

Pandangan TKW yang bernama Nanih mengenai upaya mendidik anak yang ditinggalkan isteri dalam rumah tangga24: “Cara mendidik anak dengan

cara menitipkan anak saya ke pesantren. Saya bekerja karena ingin anak saya

bisa berpendidikkan tinggi dan menjadi anak yang berhasil”.

Pandangan TKW yang bernama Uun Sari mengenai upaya mendidik anak yang ditinggalkan isteri dalam rumah tangga25:“ saya serahkan kepada suami saya, dan cara saya mengajarkan pendidikan yaitu ketika saya sedang

dirumah atau telah kembali dari luar negeri”.

Pandangan TKW yang bernama Hartini mengenai upaya mendidik anak yang ditinggalkan isteri dalam rumah tangga26: “Cara mendidik anak adalah dengan cara mengarahkannya ke masa depan yang lebih baik, sekolah dan

rajin mengaji”.

Pandangan TKW yang bernama Sukranah mengenai upaya mendidik anak yang ditinggalkan isteri dalam rumah tangga27:” Anak didik dengan cara

dititipkan kepada suami dan keluarga lainnya serta menitipkan ke

sekolahnya”.

Pandangan TKW yang bernama Ibu Yanti mengenai upaya mendidik anak yang ditinggalkan isteri dalam rumah tangga28: “Cara mendidik anak saya, yaitu dengan cara ketika saya sedang dirumah, karena saya menjadi tkw hanya 2 tahun berangkat, dan kira-kira 3-4 tahun saya istirahat dirumah, untuk mengurusi anak saya dan suami saya. Ketika saya ingin bekerja lagi

baru saya berangkat lagi ke luar negeri kembali”.

24

Ibu Nanih sebagai Tenaga Kerja Wanita, Condet, Pada Tanggal 22 September 2015.

25

Ibu Uun Sari sebagai Tenaga Kerja Wanita,Condet, Pada Tanggal 22 September 2015.

26

Ibu Hartini sebagai Tenaga Kerja Wanita, Pada Tanggal 22 September 2015.

27

Ibu Sukranah sebagai Tenaga Kerja Wanita, Pada Tanggal 22 September 2015.

28

Pandangan TKW yang bernama Ibu Dewi mengenai upaya mendidik anak yang ditinggalkan isteri dalam rumah tangga29: “Adapun mendidik anak yah saya serahkan kepada suami saya atau orang tua saya, dan ketika saya berada diluar negri pun saya berkomunikasi terus oleh suami saya maupun kepada guru sekolahnya yang ngajarin dia sekolah. Dan saya ketika sudah pulang mengajarkan mengaji atau mengajarkan pelajaran sekolah yang saya

bisa saja”.

Pandangan TKW yang bernama Ibu Diah mengenai upaya mendidik anak yang ditinggalkan isteri dalam rumah tangga30: Upaya saya dalam mendidik anak yaitu dengan cara saya mengontek atau berkomunikasi melalui hp atau memantau dia setiap hari di sekolah dengan menghubungi guru-guru yang mengajarkan anak saya, dan ketika saya sudah balik dari luar negri, saya melihat langsung perkembangan anak-anak saya. Kebetulan anak saya sudah tamat sekolah sma, dan yang satu baru lulus smp. Dari cara belajar disekolah saya tanyakan satu persatu pelajaran yang sudah diajarkan hingga bagaimana iya bisa mengaji atau tidak selama saya tinggal bekerja. Dan suami saya pun ikut serta sih di dalam upaya mendidik anaknya”.

Pandangan TKW yang bernama Arsiti mengenai upaya mendidik anak yang ditinggalkan isteri dalam rumah tangga31:” Walaupun tidak sepenuhnya saya mendidik anak secara langsung, saya menyempatkan diri dengan nasihat untuk anak saya, ketika saya tidak ada pekerjaan ketika di luar negeri. Namun ketika saya sudah di Indonesia saya selalu berusaha memberikan ajaran

29

Ibu Dewi sebagai Tenaga Kerja Wanita, Condet, 22 September 2015.

30

Ibu Diyah sebagai Tenaga Kerja Wanita, Condet, 22 September 2015.

31

terbaik untuk anak saya, mulai dari mengajarkan mengaji, tata kerama terhabat orang, dan lain sebagainya”.

Ibu Yoyoh Rukayah salah seorang TKW mengenai upaya mendidik anak yang ditinggalkan isteri dalam rumah tangga32:“Mendidik

anak ketika saya berada di luar negeri dengan cara saya titipkan kepada

neneknya dan suami saya sendiri”.

Ibu Niti salah seorang TKW mengenai upaya mendidik anak yang ditinggalkan isteri dalam rumah tangga33: “ Saya mendidik anak ketika saya sebelum bekerja menjadi TKW, dan anak saya sudah besar, yaitu ketika sudah kelas 1 SMK, karena biaya sekolah SMK mahal dan gaji suami saya yang minim yang tidak memenuhi untuk bayaran anak saya maka saya bekerja sebagai TKW. Saya bekerja sudah 6 tahun, Alhamdulillah selama saya bekerja tidak ada kendala apa-apa, saya tahu, seperti mendidik anak dan menerima nafkah dari suami”.

Dokumen terkait