• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.12. Upaya Pencegahan Stres Kerja

4.12.1. Upaya Pencegahan Stres Kerja Menurut Perseps

responden menyatakan setuju bahwa menurut mereka selama ini pihak manajemen perusahaan mengupayakan pencegahan stres kerja yang dialami karyawannya. Sedangkan 70 responden lainnya menyatakan tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa pihak manajemen perusahaan belum optimal terkait sosialisasi dalam hal upaya pencegahan stres kerja kepada karyawannya.

Persepsi karyawan tentang upaya pencegahan stres kerja didapat dari hasil pendapat responden dalam kuesioner terbuka dan wawancara kepada beberapa responden secara acak. Adapun hasil dari analisis kualitatif terdapat pada Tabel 12 berikut :

Tabel 12. Upaya Pencegahan Stres Menurut Persepsi Karyawan

No. Data Pemberian

Nama Faktor

Jumlah Responden 1. Meningkatkan gaji sesuai kebutuhan

hidup sehari-hari

Ekonomi karyawan

30

2. Rekreasi bersama seluruh keluarga dan karyawan

Hiburan 25

3. Memperhatikan dan meningkatkan

kesejahteraan karyawan

Ekonomi karyawan

22

4. Mengadakan bimbingan rohani Rohani/kejiwaan 14

5. Menambah fasilitas yang

berhubungan dengan kesehatan kerja

Lingkungan kerja

Lanjutan Tabel 12.

6. Menciptakan lingkungan kerja

yang kondusif

Lingkungan kerja 7

7. Atasan tidak terlalu menekan

bawahan

Hubungan dengan atasan

5

8. Memberikan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan karyawan

Beban kerja 5

9. Bonus apresiasi bagi karyawan

yang kinerjanya bagus.

Penghargaan 4

10. Even-even yang menghibur Hiburan 4

11. Membuat peraturan baru yang

lebih flexibel dan melibatkan karyawan dalam mengambil keputusan.

Kebijakan perusahaan

4

12. Tidak mudah menjatuhkan

hukuman dinas

Kebijakan Perusahaan

3

13. Menambah fasilitas penunjang

pekerjaan

Lingkungan kerja 3

14. Pimpinan mengadakan pertemuan berkala dengan karyawan dalam rangka sharing.

Hubungan dengan atasan

3

Dari analisis kualitatif ini dapat diketahui bahwa upaya pencegahan stres kerja menurut persepsi karyawan menyangkut beberapa faktor penting yaitu ekonomi karyawan, hiburan, lingkungan kerja, hubungan dengan atasan, kebijakan perusahaan, kebutuhan rohani karyawan, beban kerja dan penghargaan.

4.12.2.Upaya Pencegahan Stres Kerja Menurut Persepsi Manajemen Perusahaan

Persepsi pihak manajemen perusahaan tentang upaya pencegahan stres kerja didapat dari hasil wawancara langsung kepada kepala kantor dan manajer perusahaan.

Kebijakan yang berkaitan dengan manajemen perusahaan di PT Pos Indonesia (Persero) Jakarta Timur 13000, di bawah kendali PT Pos Indonesia (Persero) Pusat sehingga pihak manajemen

perusahaan hanya berwenang sebagai pelaksana perintah dari kantor pusat, dan kurang mempunyai keleluasaan dalam menetapkan suatu kebijakan.

Adapun kebijakan pihak manajemen perusahaan tentang upaya pencegahan stres dapat di lihat dalam analisis kualitatif pada Tabel 13 berikut ini.

Tabel 13. Upaya Pencegahan Stres Menurut Persepsi Manajemen Perusahaan

No. Data Pemberian Nama Faktor

1. Mengadakan rekreasi minimal setahun sekali

Hiburan

2. Memberikan kenaikan gaji Ekonomi karyawan

3. Menyediakan fasilitas kesehatan berupa poliklinik di tempat keja

Lingkungan kerja

4. Mengadakan hiburan di kantor Hiburan

5. Melakukan temu wicara setiap seminggu sekali

Hubungan dengan atasan

6. Siraman rohani setiap hari jumat Rohani/kejiwaan

7. Mengadakan pelatihan-pelatihan

pengembangan jiwa

Rohani/kejiwaan

8. Mengadakan sharing antara karyawan dengan atasan

Hubungan dengan atasan

9. Menetapkan kebijakan perusahaan yang

memperhatikan kepentingan keryawannya

Kebijakan perusahaan

Dari analisis kualitatif ini dapat diketahui bahwa upaya pencegahan stres kerja menurut persepsi manajemen perusahaan menyangkut beberapa faktor penting yaitu hiburan, rohani/kejiwaan karyawan, hubungan dengan atasan, ekonomi, lingkungan kerja, dan kebijakan perusahaan.

4.12.3.Penerapan Upaya Pencegahan stres kerja di Perusahaan

Dari hasil analisis kualitatif tentang upaya pencegahan stres kerja baik menurut persepsi karyawan maupun persepsi manajemen perusahaan berupa kuesioner terbuka dan wawancara langsung, peneliti mengetahui penerapan upaya pencegahan stres kerja yang telah dilaksanakan yaitu :

a. Program kenaikan gaji bagi karyawan sudah dilakukan pada tahun 2005. Namun saat ini dikarenakan keadaan profitabilitas perusahaan yang sedang menurun dan belum adanya kebijakan dari kantor pusat, maka kenaikan gaji berkala yang dijanjikan kepada karyawan belum dapat dilaksanakan.

b. Perusahaan dari tahun ketahun malaksanakan rekreasi bersama. Namun pada tahun ini rekreasi bersama belum dapat terealisasi walaupun dananya sudah ada. Hal ini diakibatkan karena dana yang disediakan hanya untuk membiayai satu orang dalam keluarga karyawan saja. Sehingga apabila ada anggota keluarga lain ikut rekreasi tersebut maka biaya ditanggung orang tersebut, bukan pihak perusahaan. Hal ini cukup memberatkan karyawan. c. Perusahaan mengadakan hiburan di kantor berupa panggung

musik, namun frekuensi kegiatan tersebut tidak sering dilakukan, sehingga karyawan kurang mendapat hiburan untuk melepaskan sejenak peluh akibat bekerja.

d. Setiap seminggu sekali di hari jumat perusahaan mengadakan siraman rohani yang dilaksanakan sebanyak sekali sebulan di minggu pertama.

e. Perusahaan mengirimkan karyawannya yang berminat untuk mengikuti pelatihan perkembangan jiwa (Brainstorming) ke kantor wilayah setiap bulannya selama sekali sebulan.

f. Sebelum karyawan melaksanakan aktifitasnya bekerja, setiap pagi hari diadakan sharing dengan atasan berbarengan dengan doa reflexi pagi.

g. Perusahaan menyediakan poliklinik di kantor untuk kesehatan karyawan.

Langkah-langkah tersebut telah dilakukan perusahaan

sebagai cara mencegah stres kerja karyawannya. Hanya saja penerapannya tidak berlangsung secara kontinyu dan

karyawan belum merasakan hasil dari upaya-upaya yang dilakukan oleh perusahaan.

4.13. Implementasi Manajerial

Pihak manajemen perusahaan perlu mengembangkan penanganan orang atau karyawan mereka agar karyawan menjadi efektif dalam bekerja. Stres kerja dalam kaitannya dengan manajemen sumber daya manusia termasuk kedalam permasalahan tentang perilaku keorganisasian. Stres kerja merupakan permasalahan manajemen SDM dalam fungsi operasional yaitu pemeliharaan karyawan.

Berdasarkan hasil analisis pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan di PT. Pos Indonesia (Persero) Jakarta 13000, dapat disimpulkan bahwa stres kerja karyawan saat ini sudah sangat baik karena berada pada tingkat rendah yang secara signifikan berpengaruh negatif tidak nyata terhadap kinerja karyawan. Sedangkan kinerja karyawannya juga sudah sangat baik karena berada pada tingkat kinerja yang tinggi yang secara signifikan berpengaruh tidak nyata terhadap stres kerja karyawan. Hal ini harus tetap dipertahankan pihak manajemen perusahaan agar perusahaan dapat mencapai target-targetnya dan dapat keluar dari permasalahan yang sedang melanda perusahaan.

Namun dalam kondisi yang baik ini perusahaan belum optimal dalam mengupayakan pencegahan stres kerja karyawannya. Hal ini terlihat dari hasil pendapat karyawan bahwa sosialisasi dan penerapan dari pihak manajemen perusahaan tentang upaya-upaya pencegahan stres kerja kepada keryawannya masih dirasakan kurang, karena ada beberapa upaya menurut karyawan yang seharusnya dilakukan pihak manajemen perusahaan dalam mencegah stres, namun sampai saat ini belum optimal atau belum pernah dilakukan.

Oleh karena itu, dari hasil penelitian ini penulis memberikan masukan-masukan bagi pihak manajemen perusahaan dalam hal upaya pencegahan stres kerja, yaitu :

1. Adapun upaya pencegahan stres kerja menurut karyawan yang belum dilakukan perusahaan adalah upaya yang terkait dengan faktor beban kerja dan penghargaan. Untuk itu perusahaan seharusnya :

a) Menyesuaikan kemampuan karyawan dengan tugas atau

pekerjaannya.

b) Batasan kewenangan sebanding dengan besarnya tanggung jawab. c) Pemberian tugas yang jelas

d) Memberikan penghargaan lebih kepada karyawan yang dapat mencapai target-target tertentu perusahaan. Penghargaan dapat berupa insentif, maupun reward secara berkala sesuai moment dan kemampuan perusahaan. Hal ini diharapkan dapat memotivasi karyawan untuk meningkatkan kinerjanya tanpa menimbulkan stres yang negatif.

2. Hal-hal lain yang dapat dilakukan pihak manajemen perusahaan adalah : a) Melakukan pendekatan organisasional dengan cara :

1) Melakukan perbaikan seleksi personil dan penempatan kerja. 2) Penggunaan penetapan tujuan yang realistis.

3) Merancang ulang pekerjaan.

4) Meningatkan keterlibatan karyawan dalam pengambilan keputusan.

5) Melakukan perbaikan komunikasi organisasi.

6) Menawarkan program kesejahteraan yang memusatkan perhatiannya pada keseluruhan kondisi fisik dan mental karyawan.

b) Melakukan tinjauan ulang tentang kondisi fisik dan mental karyawan secara periodik agar apabila timbul stres kerja negatif, maka perusahaan dapat segera mencegah dan mengatasinya.

Dokumen terkait