• Tidak ada hasil yang ditemukan

1.1 Pemberian Vitamin A

Program pencegahan kekurangan vitamin A (KVA) adalah dengan pendistribusian vitamin A yang diberikan kepada bayi usia 6 –11 bulan dan anak balita usia 1- 4 tahun (< 5 tahun). Pemberian vitamin A pada bayi dan balita, bermanfaat untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan, mencegah penyakit rabun senja (xeropthalmia) serta membantu terbentuknya sistem pertahanan tubuh anak. Cakupan pemberian vitamin A pada bayi dan balita di Kabupaten Mempawah dari Tahun 2010 s/d 2013 dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 25

Cakupan pemberian vitamin A pada bayi dan balita di Kabupaten Mempawah Tahun 2010 s/d 2013

Tahun % cakupan vit ABulan Pebruari % cakupan vit ABulan Agustus % rerata pertahun bayi balita bayi balita bayi balita

2010 82,6 80,1 81,7 83,1 82,1 81,6 2011 93,1 74,6 83,3 78,4 88,2 76,5 2012 2013 82,37 93,7 97,9 87,7 84,37 92,7 94,1 86,5 82,37 92,7 94,1 86,5 Tabel 26

Persentase Distribusi Vitamin A Pada bayi dan Balita Menurut Periode Pemberian dan Tahun Pemberian

Tahun % cakupan vit A BulanPebruari % cakupan vit A BulanAgustus % rerata pertahun

bayi balita bayi balita bayi balita

2010 82,6 80,1 81,7 83,1 82,1 81,6 2011 93,1 74,6 83,3 78,4 88,2 76,5 2012 2013 82,37 93,7 97,9 87,7 84,37 92,7 94,1 86,5 82,37 92,7 94,1 86,5

Sumber : Laporan Tahunan 2013 Seksi Gizi Dinkes kab Pontianak

Dari tabel di atas diketahui bahwa rata-rata cakupan pemberian vitamin A Tahun 2013 pada bayi mengalami kenaikan dibandingkan dengan Tahun 2012. Namun sebaliknya rata-rata cakupan pemberian vitamin A Tahun 2013 pada balita mengalami penurunan hingga 10,2% dibandingkan dengan Tahun 2012. Penurunan ini selaras dengan adanya penurunan cakupan penimbangan balita di posyandu.

1.2 Pemberian Fe Pada Ibu Hamil

Ibu hamil merupakan salah satu kelompok masyarakat yang rawan kekurangan gizi, karena pada masa hamil seorang ibu membutuhkan zat gizi lebih banyak dari kondisi normal atau sebelumnya. Asupan gizi lebih banyak dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan ibu saat hamil dan juga untuk

pertumbuhan maupun perkembangan janin agar tidak terjadi defisiensi zat gizi selama kehamilan yang dapat memberikan efek yang merugikan bagi ibu maupun calon anak. Beberapa efek serius dari defisiensi Gizi biasanya mengakibatkan bayi lahir prematur, bayi lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) serta malformasi janin termasuk gangguan pembuluh syaraf otak, menurunnya kekuatan/densitas tulang. Intervensi pencegahan defisiensi gizi yang dapat menyebabkan ibu hamil menderita anemia adalah dengan pemberian tablet Fe. Cakupan pemberian Fe selama kehamilan pada ibu hamil di Kabupaten Mempawah Tahun 2013 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 27

Cakupan Pemberian Fe Pada Ibu Hamil Per Puskesmas Tahun 2013

No Puskesmas Sasaran Bumil CAK. Fe1 % CAK. Fe3 % 1 Sungai Kunyit 368 312 84,78 297 80,71 2 Semudun 156 119 80,41 99 66,89 3 Mempawah 818 841 102,69 742 90,60 4 Bakau Kecil 274 270 98,54 186 67,88 5 Antibar 323 285 88,24 278 86,07 6 Sungai Pinyuh 728 763 104,81 669 91,90 7 Sungai Purun Kecil 392 345 88.27 318 81,12

8 Anjungan 395 389 95,11 377 92,18 9 Toho 181 157 86,74 156 86,19 10 Takong 233 201 85,90 195 83,33 11 Segedong 480 465 96,88 433 90,21 12 Jungkat 459 443 96,30 388 84,35 13 Wajok 498 553 110,82 450 90,18 14 Sadaniang 241 206 85,48 156 64,73 JUMLAH 5.546 5.350 96,29 4.744 85,39

1.3 Pemantauan Status Gizi

Pemantauan status gizi pada Tahun 2013 dilakukan pada kelompok balita dengan pengukuran antropometri, yaitu penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan atau panjang badan untuk bayi. Standar pengukuran yang digunakan adalah standar WHO-NCHS. Kesimpulan hasil pengukuran didasarkan pada nilai Z-Score yang diklasifikasikan: status gizi lebih (Z-score ≥ + 3), gizi baik (-2 < Z-Score s/d < +2 Z Score), gizi kurang (-3 Z-Score < - 2) dan gizi buruk (Z-Score≤-3).

Jumlah balita yang ditimbang pada Tahun 2013 sebesar 1.832 balita. Dari hasil pengukuran BB/U diketahui bahwa status gizi baik ada sebesar 82,44%, gizi kurang 11,96%, gizi buruk 0%.

Sedangkan berdasarkan pengukuran TB/U diketahui bahwa balita dengan tinggi badan normal sebesar 77,78%, Pendek sebesar 19,67 %, sangat pendek sebesar 6,09%, dan tinggi sebesar 5,33%. Menurut pengukuran berdasarkan BB/U diketahui ada sebesar 82,44% balita berstatus gizi normal, 11,96% kurus, 3,62% sangat kurus dan 2,03% gemuk.

Tabel 28

Klasifikasi hasil Pengukuran Berdasarkan TB/U,BB/U,& BB/TB Kabupaten Mempawah Tahun 2013

Metode pengukuran Status gizi Baik/ normal (%) Kurang/ Pendek/ Kurus (%) Buruk/ Sangat pendek/ Sangat kurus (%) Lebih/ Tinggi/ Gemuk (%) BB/U 82,44 11,96 3,62 2,03 TB/U 77,78 19,67 6,09 5,33 BB/TB 83,7 10,4 1,89 3,95

2. Upaya Kesehatan Lingkungan

Upaya penyehatan lingkungan diselenggarakan untuk membantu/ mendorong masyarakat agar menyadari kemampuan/potensi dirinya dalam mewujudkan suatu kondisi lingkungan yang sehat. Sasaran kegiatan pada Tahun 2013 adalah lingkungan rumah tangga melalui klinik sanitasi, tempat-tempat umum, lingkungan pemukiman, tempat kerja, sarana air bersih dan pengawasan jentik berkala.

Untuk menilai keberhasilan penyelenggaraan kegiatan upaya penyehatan lingkungan Tahun 2013, telah ditetapkan target indikator kinerja program penyehatan lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Mempawah. Target disusun secara bertahap sampai tahun 2014.

Tabel 29

Pencapaian Dan Target Indikator Penyehatan Lingkungan Kabupaten Mempawah Tahun 2013

Capaian

2013 (%) 2010 2011 2012 2013 2014 1 Persentase penduduk yang memiliki akses

terhadap air minum berkualitas 80,2 55 60 62 65 67

2 Persentase kualitas air minum yang memenuhi

kualitas 100 60 70 80 90 100

3 Persentase penduduk yg menggunakan jamban

sehat 59 55 60 65 70 75

4 Persentase kecamatan dgn kawasan sehat 0 60 70 80 90 100

5 Persentase penduduk stop buang air besar

sembarangan (BABS) 59 60 70 80 90 100

6 Persentase TTU yg memenuhi syarat 98,3 65 70 75 80 85

7 Persentase rumah yg memenuhi syarat kesehatan

66 65 70 75 80 85

8 Persentase TPM yg memenuhi syarat kesehatan

75,1 55 60 65 70 75

9 Persentase Desa yang melakukan STBM 0 0 0 5 10 15

10 Pemeriksaan TP Pestisida 88,2 30 40 50 60 70

11 Rumah bebas jentik 63,4 50 55 60 65 70

12 Persentase institusi yang memenuhi syarat 84,7 55 60 65 70 75

Target (%) Indikator Kegiatan

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa indikator yang memenuhi target pencapaian program Tahun 2013 adalah persentase penduduk yang memiliki akses terhadap air minum berkualitas yaitu sebesar 80,2%, lebih tinggi 15,2% dari target 65% pada Tahun 2013 dan 13,2% lebih tinggi dari target 67% pada Tahun 2014. Angka capaian tersebut adalah angka yang diperoleh dengan asumsi bahwa jumlah penduduk/keluarga yang mempunyai akses terhadap air minum berkualitas adalah penduduk/keluarga yang memiliki sarana air bersih (SAB).

Kebutuhan sumber air minum masyarakat di Kabupaten Mempawah sebagian juga diperoleh dari penyedia depot air minum isi ulang (DAMIU). DAMIU yang terdaftar hingga Tahun 2013 ada sebanyak 30 buah, yang tersebar di 7 kecamatan di wilayah Kabupaten Mempawah. Kecamatan yang belum melaporkan adanya DAMIU adalah Kecamatan Sadaniang dan Segedong.

Hasil pemeriksaan laboratorium terhadap penyedia air minum isi ulang (DAMIU) pada Tahun 2013, diketahui bahwa semua air minum yang diperiksa memenuhi kualitas kesehatan yaitu sebesar 100%. Angka tersebut telah mencapai target 100% pada Tahun 2014, dan akan selalu dipertahankan dengan lebih meningkatkan kegiatan inspeksi sanitasi terhadap DAMIU yang ada serta pendekatan-pendekatan kepada pengelolanya.

Persentase penduduk yang menggunakan jamban sehat ada sebanyak 59%, angka ini 11% lebih rendah dari target 70% pada Tahun 2013 dan kurang 16 % dari target 75% pada Tahun 2014. Angka ini akan ditingkatkan lagi dengan meningkatkan penyuluhan dan konseling kepada msyarakat. Upaya bimbingan dengan melakukan pendekatan kepada masyarakat terlebih pada masyarakat yang sedang membangun rumah, sehingga masyarakat memperoleh gambaran syarat-syarat rumah sehat dan

mewujudkannya.

Capaian persentase penduduk stop buang air besar sembarangan/BABS ada sebanyak 59%. Karena terdapat kendala dalam pendataan jumlah penduduk menurut perilaku stop buang air besar sembarangan, maka dalam perhitungan cakupan ini seksi penyehatan lingkungan mengkonfirmasikan besaran capaian program dengan data cakupan persentase penduduk yang menggunakan jamban sehat (leher angsa). Walaupun mungkin pada kenyataannya angka jumlah penduduk stop buang air besar sembarangan lebih besar dari jumlah penduduk yang menggunakan jamban sehat (leher angsa), misalnya penduduk yang buang air besar di jamban cemplung.

Cakupan TTU memenuhi syarat ada sebesar 98,3%, angka ini 18,3% lebih tinggi dari target 80% pada Tahun 2013 dan lebih 8,3% dari target Tahun 2014. Adapun yang menjadi konsentrasi sasaran kegiatan pengawasan pada TTU, adalah institusi pendidikan, sarana kesehatan dan perkantoran pemerintah. Program ini belum dikembangkan lagi pada institusi selainnya karena pertimbangan kemampuan sumber daya yang ada.

TPM memenuhi syarat tahun 2013 ada sebanyak 75,1%. Angka tersebut lebih tinggi 5 % dari target 70% pada Tahun 2013 dan lebih 0,1% dari target Tahun 2014. Pengawasan TPM dilakukan pada rumah makan- rumah makan, warung kopi dan rumah tangga yang membuat makanan dalam skala besar.

Kegiatan lain yang belum mencapai target capaian program hingga Tahun 2013 adalah kecamatan dengan kawasan sehat (0%), rumah yang memenuhi syarat kesehatan (66%) dan angka bebas jentik rumah tangga (63,4 %). Khusus rumah sehat yang memenuhi syarat kesehatan, angka ini terlihat lebih kecil dari cakupan

persentase penduduk dengan jamban sehat yaitu sebesar 59%. Hal tersebut lebih dikarenakan rendahnya masyarakat dalam pengelolaan limbah rumah tangga yang tidak sehat, baik limbah cair maupun sampah rumah tangga.

2.1. Klinik Sanitasi

Hasil cakupan kegiatan klinik sanitasi di masing-masing Puskesmas rata-rata menunjukkan kinerja yang masih kurang dibandingkan dengan target sasaran program yang harus dicapai pada Tahun 2013 (Tabel 4.4). Namun sebagai kesimpulan dapat disampaikan sebagai berikut:

a. Persentase cakupan kunjungan klinik sanitasi dari seluruh kunjungan pasien dengan penyakit berbasis lingkungan di Puskesmas Tahun 2013 rata-rata 15,0%. Cakupan terbanyak Puskesmas Purun yaitu 58,1% dan terendah Puskesmas Anjongan dan Puskesmas Sadaniang

b. Persentase kunjungan Balita sakit dari seluruh kunjungan kelompok umur dengan penyakit berbasis lingkungan rata-rata 45,7%. Cakupan terbanyak Puskesmas Sungai Bajau Kecil yaitu 58,4% dan terendah Puskesmas Sadaniang 58,4%.

c. Persentase tindaklanjut petugas terhadap kunjungan pasien ke klinik sanitasi rata-rata 29,7%. Tertinggi Puskesmas Semudun, Antibar dan Puskesmas Sungai Bakau Kecil (58,4%) dan terendah Sadaniang (5,3%).

d. Persentase klien yang mengikuti saran dari petugas setelah konsultasi dan dilakukan tindaklanjut sebesar 31,0%.

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan sangat dipengaruhi oleh kuantitas dan kualitas sumberdaya kesehatan dan sarana/prasarana kesehatan itu sendiri.

Rasio tenaga medis terhadap penduduk, akan menentukan cakupan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan. Begitu juga halnya dengan jumlah sarana dan prasarana kesehatan akan mempengaruhi akses masyarakat ke tempat pelayanan kesehatan.

Kendala utama yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Mempawah dalam memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan (medis dan non medis), sarana dan prasarana kesehatan adalah luasnya wilayah dengan penyebaran penduduk yang tidak merata, serta masih terdapat daerah tertinggal yang sulit dijangkau/kesulitan transportasi terutama transportasi darat, menyebabkan kebutuhan tenaga, sarana dan prasarana kesehatan sangat besar. Sementara itu kemampuan keuangan daerah yang terbatas, sehingga pembangunan dan penyediaan fasilitas kesehatan masyarakat dilakukan secara bertahap sesuai kemampuan keuangan daerah dan dengan memperhatikan prioritas pembangunan yang lebih mendesak. Berikut ini kami sajikan tabel jumlah sumber daya kesehatan di wilayah Kabupaten Mempawah.

Tabel 30

Sumber Daya Kesehatan Kabupaten Mempawah Tahun 2013 No Jenis Ketenagaan Jumlah Keterangan

A Puskesmas 1 Dokter Umum 13 PNS (6), PTT (7) 2 Dokter Gigi 6 PNS (2), PTT (4) 3 SKM 12 4 Perawat 86 5 Bidan 125 PNS (96), PTT (29) 6 Sanitarian 23 7 Nutrisionis 20 8 Asisten Apoteker 9

No Jenis Ketenagaan Jumlah Keterangan 9 Perawat Gigi 30 10 Kepala UPT 14 11 Pekarya/SLTA 43 I PNS Dinas Kesehatan 67 II CPNS Dinkes 0

III Honda Dinkes 4

JUMLAH 452

Tabel 31

Tenaga Kesehatan Rumah Sakit dr.Rubini Mempawah Kabupaten Mempawah Tahun 2013

NO JENIS KETENAGAAN JUMLAH

1 Dokter spesialis 11

2 Dokter umum 7

3 Dokter gigi umum 2

4 Perawat 119 5 Perawat anestesi 3 6 Perawat gigi 4 7 Bidan 17 8 Apoteker 4 9 Asisten apoteker 10 10 Sanitarian 4 11 Analis kesehatan 14 12 Nutrisionis 7 13 Fisioterapi 3 14 Perekam medik 4 15 Elektro medik 3 16 Radiografer 6 17 Refraksionis optision 1

18 Administrasi dan manajemen 52

JUMLAH 272

Di KabupatenMempawah semua Kecamatan telah ada Puskesmas yaitu berjumlah 14 buah yang terdiri dari 2 buah Puskesmas Rawat Inap dan 12 buah Puskesmas Rawat Jalan.Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, Puskesmas induk dibantu oleh Puskesmas pembantu sebanyak 21 buah dan 61 poskesdes. Setiap Puskesmas, dilengkapi dengan satu buah unit mobil Puskesmas keliling.

Sebagai fasilitas rujukan di Kabupaten Mempawah terdapat 1 buah rumah sakit tipe C yaitu RSUD. Rubini, dengan jumlah tempat tidur 100 buah. Untuk Apotek sebanyak 4 buah dan toko obat berizin sebanyak 18 buah.

Tabel 32

Fasilitas Kesehatan Rumah Sakit Di Kabupaten Mempawah Tahun 2013

No Jenis Sarana Jumlah

1 RSUD Type C 1

2 Gedung Perbekalan Farmasi Kabupaten 1

3 Puskesmas dengan perawatan 2

4 Puskesmas Rawat Jalan 12

5 Puskesmas Pembantu 21

6 Pusling darat roda empat 11

7 Pusling air 0

8 Pusling darat roda dua 72

9 Rumah dokter 14

10 Rumah paramedis 26

11 Mess paramedis 2

12 Poskesdes 61

13 Posyandu 207

C. AGAMA

Negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 menjamin kehidupan umat beragama dan senantiasa mengembangkan kerukunan hidup antara pemeluk agama/kepercayaan guna membina kehidupan masyarakat dan sekaligus mengatasi berbagai masalah sosial budaya yang mungkin dapat menghambat kemajuan bangsa. Untuk itu, diperlukan sarana dan prasaran yang memadai bagi semua umat serta peningkatan pelayanan bagi kepentingan pelaksanaan ibadah keagamaan, mencakup prasarana beribadah serta pelayanan yang menyangkut perkawinan.

Pelaksanaan pelayanan terhadap 257 orang jamaah haji di wilayah Kabupaten Mempawah pada Tahun 2013 sudah semakin baik. Untuk memfasilitasi pelayanan Ibadah Haji melalui dana APBD Tahun 2013 telah digunakan untuk membiayai pelaksanaan manasik haji dan biaya setoran bagi petugas ( TPHD, TPIHD / TKHD ). Dari fasilitasi tersebut diharapkan para calon haji mengerti tentang pelaksanaan ibadah haji dan berfungsinya para petugas dalam membantu memberikan pelayanan sesuai tugas dan fungsinya masing–masing.

Peningkatan fungsi TPA dapat dicapai melalui pelaksanaan kegiatan Pembinaan Pendidikan Keagamaan yaitu fasilitasi dan pembinaan buta aksara alquran untuk melatih guru TPA, Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam upaya memberikan keseragaman metode yang cocok bagi para guru TPA dalam membimbing dan

mengajarkan Al Qur’an dengan metode Iqra’ kepada murid dan santri yang pada

akhirnya diharapkan dari pelatihan tersebut para guru guru TPA akan lebih mengerti

dalam melaksanakan tugasnya mendidik dan mengajarkan Al Qur’an kepada generasi muda Islam,

terhadap 100 orang remaja masjid, Dalam Tahun Anggaran 2013 tersedia dana untuk pelatihan manajemen remaja masjid yang tentunya pada tahun tahun berikutnya terus diadakan mengingat remaja masjid adalah kader / generasi penerus yang nantinya siap dan mampu melaksanakan tugas dalam mengelola rumah ibadah, Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam upaya meningkatkan kemampuan para pengurus remaja masjid yang nantinya akan meneruskan tugas tugas dalam hal mengurusi organisasi kelembagaan serta administrasi rumah ibadah,

Sementara itu jumlah peserta yang mengikuti pelatihan ESQ pada Tahun 2013 adalah sebanyak 150 orang. Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka menambah pengetahuan dan wawasan bagi peserta yang dilatih (tokoh agama dan tokoh masyarakat) yang selanjutnya dari kegiatan tersebut dapat diaplikasikan kepada umat.

Dokumen terkait