• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II - DOCRPIJM c79466864b BAB IIBAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN MEMPAWAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II - DOCRPIJM c79466864b BAB IIBAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN MEMPAWAH"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM

KABUPATEN MEMPAWAH

A. KONDISI GEOGRAFIS 1. LETAK

Secara geografis Kabupaten Mempawah terletak pada posisi 0°44’ Lintang Utara dan 0°0,4’ Lintang Selatan serta 108°24’-109°21,5’ Bujur Timur. Karakter fisik wilayah terdiri dari daerah daratan dan pulau-pulau pesisir yang memiliki lautan.

Secara administratif Perbatasan Kabupaten Mempawah adalah sebagai berikut :

a) Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kabupaten Bengkayang

b) Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Kubu Raya dan Kota Pontianak

c) Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kabupaten Landak

d) Sebelah Barat : Berbatasan dengan Selat Karimata

Gambaran secara lebih jelas mengenai letak Kabupaten Mempawah dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 1

Letak Kabupaten Mempawah

• Utara : Berbatasan dg Kab. Bengkayang • Selatan : Berbatasan dg Kab. Kubu Raya

dan Kota Pontianak

• Timur : Berbatasan dg Kab. Landak • Barat : Berbatasan dg SelatKarimata

(2)

2. LUAS WILAYAH

Pada Tahun 2007 Kabupaten Mempawah dimekarkan dengan membentuk Kabupaten Kubu Raya yang didasarkan pada Undang-undang Nomor 35 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Kubu Raya. Sebelumnya pada Tahun 1999 Kabupaten Mempawah juga telah dimekarkan dengan membentuk Kabupaten Landak yang didasarkan pada undang Nomor 55 Tahun 1999, yang kemudian dirubah dengan Undang-undang Nomor 15 Tahun 2000 tentang Perubahan Undang-Undang-undang Nomor 55 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Landak. Sebagai konsekuensi langsung dari pemekaran tersebut adalah berkurangnya luas Kabupaten Mempawah secara signifikan dari 18.171,20 km² dengan 28 Kecamatan sebelum Tahun 1999 (Dimekarkannya Kabupaten Landak) menjadi 8.262,10 km² dengan 18 Kecamatan setelah pemekaran. Selanjutnya dengan pemekaran kembali Kabupaten Mempawah dengan membentuk Kabupaten Kubu Raya pada Tahun 2007, maka luas Kabupaten Mempawah setelah dimekarkan kembali menjadi hanya seluas ± 2.797,88 km² dengan 9 Kecamatan dan 60 desa serta 7 kelurahan. Berikut Tabel Luas Kabupaten Mempawah sebelum dan setelah dimekarkan.

Tabel 1

Luas Kabupaten Mempawah Sebelum dimekarkan dan Setelah dimekarkan

1 Sebelum dimekarkan - 18.171,20 28

2 Pemekaran Kabupaten

(3)

Dengan kondisi demikian dapat dilihat bahwa Kabupaten Mempawah pada Tahun 2014 memiliki 9 (sembilan) kecamatan dengan komposisi luas sebagai berikut :

Tabel 2

Luas Kabupaten Mempawah Per Kecamatan Tahun 2014

No. Kecamatan Luas (km²) %

1. Siantan 408.256 * 14.59

2. Segedong 260.598 * 9.31

3. Sungai Pinyuh 265.840 * 9.50

4. Anjongan 124.079 4.43

5. Mempawah Hilir 398.420 * 14.24

6. Mempawah Timur 199.447 * 7.13

7. Sungai Kunyit 442.790 * 15.83

8. T o h o 244.873 8.75

9. Sadaniang 453.578 16.21

Jumlah 2.797,880 100,00

Sumber : Perda RTRW Kabupaten Mempawah 2014-2034

Untuk mencapai Ibu Kota Kabupaten dilalui melalui jalur darat. Adapun jarak tempuh dari Kecamatan dengan Ibu Kota Kabupaten, sebagai berikut :

Tabel 3

Jarak Masing-masing Kecamatan ke Ibu Kota Kabupaten Mempawah

No KECAMATAN JARAK (Km)

1 Mempawah Hilir 0

2 Mempawah Timur 3

3 Sungai Kunyit 17

4 Sungai Pinyuh 17

5 Anjongan 31

6 T o h o 42

7 Sadaniang 65

8 Siantan 47

9 Segedong 35

(4)

Sebagai daerah pesisir, ada 3 kecamatan di Kabupaten Mempawah yang memiliki pulau-pulau kecil di wilayahnya. Berikut ini pulau-pulau-pulau-pulau kecil yang terdapat di Kabupaten Mempawah:

Tabel 4

Sebaran Pulau-pulau Kecil di Kabupaten Mempawah

No. Kecamatan Nama

Sumber : Perda RTRW Kabupaten Mempawah 2014-2034

Pulau kecil dengan keragaman sumber daya hayati didalamnya seperti terumbu karang, hutan mangrove, pantai berpasir, pantai berbatu dan delta merupakan Sumber Daya Alam yang potensial.

3. DEMOGRAFI

(5)

terdiri dari laki-laki sebanyak 152.894 Jiwa dan perempuan sebanyak 145.390 jiwa. Jumlah penduduk per Kecamatan secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 5

Jumlah Penduduk Kabupaten Mempawah per Kecamatan Per 31 Juni 2014

1. Siantan 24.808 24.057 48.865 119

2. Segedong 13.445 13.083 26.528 102

3. Sungai Pinyuh 32.096 29.919 62.015 234

4. Anjongan 10.795 10.202 20.997 169

5. Mempawah Hilir 21.534 20.682 42.216 106

6. Mempawah Timur 17.509 17.070 34.579 173

7. Sungai Kunyit 14.785 14.130 28.915 65

8. T o h o 11.605 10.750 22.355 91

9. Sadaniang 6.317 5.497 11.814 26

Jumlah 152.894 145.390 298.284 106

Sumber : BAPPEDA Kabupaten Mempawah(Dinas Dukcapil Kabupaten Mempawah)

Pertumbuhan penduduk di Kabupaten Mempawah dapat dilihat dari perbandingan jumlah penduduk pada tahun sebelumnya. Berdasarkan data jumlah penduduk, dapat dilihat perbandingan untuk 2 tahun terakhir sebagai berikut:

Tabel 6

2 2013 296.794 Naik 0,74 %

3 2014 298.284

Sumber: Dinas Dukcapil Kabupaten Mempawah (diolah)

(6)

penduduk Kabupaten Mempawah kurang dari satu persen yaitu hanya mencapai 0,74%. Angka pertumbuhan penduduk ini dihitung berdasarkan data hasil Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK).

Lajunya pertumbuhan penduduk perlu menjadi perhatian instansi dan pihak-pihak terkait. Pengendalian lajunya pertumbuhan penduduk akan berimplikasi pada pengaturan tingkat kesejahteraan masyarakat, apalagi pada umumnya yang tidak bisa mengendalikan angka kelahiran terjadi pada keluarga yang kurang mampu. Kondisi ini semakin memperparah kondisi ekonomi masyarakat.

Agama dan aliran kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Kabupaten Mempawah berbeda-beda, Agama yang paling banyak dianut oleh masyarakat adalah Agama Islam. Berikut ini tabel agama dan aliran kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Kabupaten Mempawah :

Tabel 7

Penduduk Berdasarkan Agama dan Aliran Kepercayaan Kabupaten Mempawah Keadaan Juni 2014

No Kecamatan Islam

(Org) (Org) (Org) (Org) (Org) (Org) (Org) (Org)

1 Siantan 43.057 590 481 6 4.366 364 1 48.865

2 Segedong 19.802 672 367 3 5.212 472 0 26.528

3 Sungai Pinyuh 42.087 1.309 876 5 17.550 186 2 62.015

4 Anjongan 13.275 4.176 3.392 17 119 18 0 20.997

5

Mempawah

Hilir 35.881 879 659 44 4.352 136 265 42.216

6

Mempawah

Timur 32.301 122 98 40 1.780 15 223 34.579

7 Sungai Kunyit 24.981 504 399 1 2.791 233 6 28.915

8 T o h o 6.543 4.740 10.422 3 68 1 578 22.355

9 Sadaniang 791 5.311 5.619 0 84 9 0 11.814

JUMLAH 218.718 18.303 22.313 119 36.322 1.454 1.075 298.284

Persentase (%) 73,32 6,14 7,48 0,04 12,18 0,49 0,36 100,00

(7)

4. IKLIM

Iklim di Kabupaten Mempawah lebih dipengaruhi oleh iklim pancaroba sebagaimana iklim daerah yang berada pada daerah khatulistiwa.

Curah hujan disuatu tempat antara lain dipengaruhi oleh keadaan iklim, keadaan Topografi dan perputaran/pertemuan arus udara. Oleh karena itu jumlah curah hujan beragam menurut bulan dan letak stasiun pengamat. Rata-rata curah hujan di Kabupaten Mempawah pada Tahun 2012 berkisar antara 54,7 s/d 319,3 milimeter. Rata-rata curah hujan bulanan tertinggi terjadi pada bulan Desember mencapai 319,3 milimeter, sedangkan rata-rata curah hujan terendah terjadi pada bulan Juni, yaitu mencapai 54,7 milimeter.

Pada Tahun 2012, jumlah hari hujan di Kabupaten Mempawah berkisar antara 9 s/d 28 hari hujan. Jumlah hari hujan tertinggi terjadi pada Bulan November mencapai 28 hari hujan dan jumlah hari hujan terendah terjadi pada Bulan Juni yang mencapai 9 hari hujan. Kabupaten Mempawah mempunyai kelembaban udara (lembab nisbi) relatif tinggi dimana pada Tahun 2012 rata-rata berkisar 82 persen sampai 86 persen.

(8)

5. POTENSI SUMBER DAYA ALAM

Kabupaten Mempawah merupakan kawasan pertambangan dengan potensi mineral yang cukup besar. Berikut ini jenis bahan galian yang terdapat di Kabupaten Mempawah.

Tabel 8

Potensi Bahan Galian Pertambangan Kabupaten Mempawah Tahun 2012

NO KECAMATAN BAHAN TAMBANG LUAS

CADANGAN LOKASI

1 Mempawah Hilir 1. Emas (Au) Indikasi (Ha) Hulu Sungai Mempawah 2.Timah Hitam (Pb) Indikasi (Ha) Hulu Sungai Mempawah

3. Pasir Besi (Fe) P. Setinjang

2 Mempawah Timur

3 Sungai Kunyit 1. Pasir Kuarsa Indikasi (Ton) Dsn.Sari Wangi

2. Gernit

-3. Gambut 262 x 106 M3 Sepanjng Pantai S. Kunyit–Batu

Ampar

4. Granit Bt. Bangkam

4 Sungai Pinyuh 1. Antimony (Sb) Indikasi (Ha Kec. Sungai Pinyuh

2. Kaolin 20 M2

3. Andesit 90 x 108 Ton 300 x 106 Ton

Peniraman & Ds.Anjungan

4. Gambut 500Ha & 3.750 Ha Galang

5. Granit 18 x 106Ton Gn.Dayak Peniraman

5 Anjongan 1.Bauksit

2.Kaolin Singkapan 200 M2 Ruas Jalan Anjongan 3.Pasir Kuarsa 2,5Km x 3Km Ds.Anjungan

6 Toho 1. Emas Indikasi (Ha) Hulu Sungai

Mempawah-Toho/G.Timahube 2. Molibdenit (Mo) Indikasi (Ha) G.Timahube 3. Tembaga (Cu) Indikasi (Ha) G.Timahube 4. Kaolin Singkapan 200 M2 Ruas Jalan Toho

5. Pasir Kuarsa 500.000 Ton Ds.Toho Ilir, Ds. Bonsoran 6. Granit (Gr) Indikasi (Ha) Dsn.Sarikan & Ds.Sambora

7. Timah Hitam (Pb) G.Timahube

8. Bauksit

7 Sadaniang 1.Bauksit

2. Kaolin Singkapan 1.250 M2

Dsn.Panungkat 8 Siantan

9 Segedong 1.Bijih Besi (Fe) ± 72.000 ton G. Tembaga

2. Kaolin Hulu Sungai Segedong

(9)

6. PARIWISATA

Kabupaten Mempawah dimasa depan diharapkan dapat menjadi tujuan wisata, baik regional maupun nasional, hal ini didukung oleh banyaknya obyek-obyek wisata serta kebudayaan yang dapat dijadikan sebagai atraksi wisata di Kabupaten Mempawah, berikut obyek wisata yang berada di wilayah Kabupaten Mempawah.

Tabel 9

Obyek Wisata Kabupaten Mempawah

NO KECAMATAN NAMA OBYEK PARIWISATA KEUNGGULAN

OBYEK WISATA

1 Mempawah Hilir Makam Opu Daeng Manambon Wisata Religius dan Wisata Sungai Pantai Penibung Wisata Alam yang berupa pulau yang

memiliki pantai dan gunung.

2 Mempawah Timur Istana Keraton Amantubillah Wisata Budaya/keratoan Amantubillah

Masjid Jami’atul Khair Wisata Budaya yang merupakan masjid

Keraton Amantubillah

Makam Raja-Raja Mempawah Wisata Religius/makam raja-raja Mempawah beserta keluarganya

Benteng Kota Batu Wisata Budaya yang terdapat di area kawasan Keraton Amantubillah

Makam Habib Husein Wisata religius/makam Habib Husein Alqadrie

3 Sungai kunyit Pantai Kijing Keindahan pantai

Pulau Temajo Pulau yang dikelilingi laut dengan pantai dan air laut yang sangat jernih, yang dilengkapi dengan vila-vila

Kelapa Empat Wisata Kuliner 4 Sungai Pinyuh Gunung Seliung yang dikenal dengan

julukan tangga seribu

Wisata Alam /Puncak Bukit yang memiliki lahan datar

Tepekong (La Tai Pak) Wisata Religius

5 Toho Goa Maria Goa Maria yang terletak di bukit dengan latar belakang air terjun

Air tejun Sambora Air Terjun dari Perbukitan

6 Anjongan Goa Maria Wisata Religius

7 Siantan Jungkat Beach Wisata Alam dengan keindahan pantai dan kuliner

Rumah Makan & Pemancingan

Gravela Wisata Kuliner

8 Segedong Rumah Makan Pengkang Wisata Kuliner Rumah Makan Gravitasi Wisata Kuliner

Sumber data : Kecamatan (diolah)

B. TENAGA KERJA

(10)

sebanyak 1.022 orang, dari jumlah tersebut sebanyak 636 orang berjenis kelamin laki-laki dan 386orang berjenis kelamin perempuan dengan rincian tingkat pendidikan sebagai berikut:

Tabel 10

Jumlah Pencari Kerja Tahun 2012

No Tingkat

Sumber : Kabupaten Mempawah Dalam Angka 2013.

Dari tabel tersebut di atas dapat diketahui bahwa pancari kerja terbanyak adalah berjenis kelamin laki-laki dengan persentase 62,23%. Sedangkan dari tingkat pendidikan, pencari kerja terbanyak adalah dengan tingkat pendidikan SLTA dengan persentase 41 % dan disusul dengan tingkat pendidikan SD dengan persentase 21,33%. Rincian lebih lanjut dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 11

Komposisi Pencari Kerja Tahun 2012

No Tingkat

1 Tidak Tamat SD 0,10 0,20 0,39

2 SD 15,75 5,58 21,33

(11)

No Tingkat Pendidikan

Laki-laki (%)

Perempuan (%)

Jumlah (%)

4 SLTA 27,40 13,60 41,00

5 D1 / D2 / Akta I dan II 0,29 0,59 0,88

6 D3 / Akta III 2,25 4,70 6,95

7 Sarjana / S1 / D4 6,65 8,22 14,87

Jumlah 62,23 37,67 100,00

Sumber : Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Data Olahan)

Pada Tahun 2012 di Wilayah Kabupaten Mempawah terdaftar perusahaan berbagai sektor sebanyak 190 perusahaan dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 6.176 orang dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 12

Penyerapan Tenaga Kerja Pada Perusahaan Swasta Tahun 2012

No Lapangan Usaha Jumlah

Perusahaan Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Pertanian/Perkebunan 9 1.354 453 1.807

2 Pertambangan 6 89 19 108

3 Industri 54 1.240 740 1.980

4 Listrik 5 102 21 123

5 Bangunan 4 216 2 218

6 Perdagangan 44 420 181 601

7 Angkutan 8 364 20 384

8 Jasa Perusahaan 14 231 54 285

9 Jasa Sosial Perorangan 46 572 98 670

Total 190 4.588 1.588 6.176

Sumber : Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi

(12)

3. PEREKONOMIAN DAERAH A. KONDISI EKONOMI MAKRO

Perkembangan ekonomi makro selama 5 (lima) tahun terakhir (2009 – 2013) mengalami pertumbuhan yang positif dengan indikator sebagai berikut :

1) Produk Domestik Regional Bruto berdasarkan harga berlaku pada Tahun 2009 sebesar Rp2.028.577,63 juta, sampai dengan Tahun 2013 telah mengalami peningkatan sehingga menjadi Rp 3.039.084,56 juta.

2) Produk Domestik Regional Bruto per kapita berdasarkan harga berlaku pada Tahun 2009 sebesar Rp 8.782.443,71, sampai dengan Tahun 2013 telah mengalami peningkatan sehingga menjadi Rp12.357.820,15.

3) Pendapatan regional per kapita berdasarkan harga berlaku pada Tahun 2009 sebesar Rp7.802.955,33, sampai dengan Tahun 2013 telah mengalami peningkatan sehingga menjadi Rp10.979.577,18.

4) Produk Domestik Regional Bruto per kapita berdasarkan harga konstan Tahun 2000 pada Tahun 2009 sebesar Rp5.175.388,13, sampai dengan Tahun 2013 telah mengalami peningkatan sehingga menjadi Rp5.663.303,75.

5) Pendapatan regional per kapita berdasarkan harga konstan Tahun 2000 pada Tahun 2009 sebesar Rp4.598.187,44, sampai dengan Tahun 2013 telah mengalami peningkatan sehingga menjadi Rp5.031.686,81.

6) Produk Domestik Regional Bruto berdasarkan harga konstan Tahun 2000 pada Tahun 2009 sebesar Rp1.195.416,33 juta, sampai dengan Tahun 2013 telah mengalami peningkatan sehingga menjadi Rp1.392.742,31juta.

(13)

Tabel 13

Perkembangan Pendapatan Regional dan Angka Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan Tahun 2000

Kabupaten Mempawah Tahun 2009–2013

No URAIAN 2009 2010 2011 2012 2013

I ATAS DASAR HARGA BERLAKU

1. PDRB

(Jutaan Rp)

2.028.577,63 2.219.519,25 2.463.755,07 2.674.986,89 3.039.084,56

2. Penyusutan (Jutaan Rp)

191.700,59 209.743,17 232.848,45 257.093,20 287.193,49

3. PDRN

(Jutaan Rp)

1.836.877,05 2.009.761,23 2.231.156,35 2.4463.469,81 2.751.891,07

4. Pajak Tak Langsung (Jutaan Rp)

34.542,62 37.793,72 41.957,07 46.325,75 51.749,53

5. PDRN Faktor Produksi (jutaan Rp)

1.802.334,43 1.971.967,51 2.189.199,28 2.417.144,06 2.700.141,54

6. Penduduk Tengah Tahun (Jiwa)

231.754 234.021 238.391 242.095 245.924

7. PDRB Per Kapita(Rp)

8.753.150,46 9.484.210,38 10.335.980,83 11.237.584,47 12.357.820,15

8. Pendapatan Regional Per Kapita (Rp)

7.776.929,09 8.426.455,36 9.183.229,56 9.984.279,15 10.979.577,18

II ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000

1. PDRB

(Jutaan Rp)

1.195.416,33 1.220.825,99 1.280.110,43 1.325.457,77 1.392.742,31

2. Penyusutan (Jutaan Rp)

112.966,84 115.368,06 120.970,44 125.255,76 131.614,15

3. PDRN

(Jutaan Rp)

1.082.449,48 1.105.457,94 1.159.139,99 1.200.202,01 1.261.128,16

4. Pajak Tak Langsung (Jutaan Rp)

20.355,55 20.788,23 21.797,72 22.569,89 23.715,62

5. PDRN Faktor Produksi (jutaan Rp)

1.062.093,93 1.084.669,71 1.137.342,27 1.177.632,11 1.237.412,55

6. Penduduk Tengah Tahun (Jiwa)

231.754 234.021 238.391 242.095 245.924

7. PDRB Per Kapita (Rp)

5.158.125,97 5.216.736,94 5.369.793,43 5.474.948,95 5.663.303,75

8. Pendapatan Regional Per Kapita (Rp)

4.582.850,49 4.634.924,70 4.770.911,11 4.864.338,24 5.031.686,81

(14)

Kondisi ekonomi daerah secara umum dapat ditunjukkan oleh angka produk domestik regional bruto (PDRB), investasi, inflasi, pajak dan retribusi, pinjaman serta pelayanan dibidang ekonomi. Besaran PDRB ini secara nyata mampu memberikan gambaran mengenai nilai tambah bruto yang dihasilkan unit-unit produksi dalam periode tertentu. Perkembangan PDRB merupakan salah satu indikator yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai keberhasilan pembangunan suatu daerah, atau dengan kata lain pertumbuhan ekonomi suatu daerah dapat tercermin melalui pertumbuhan PDRB.

Perkembangan PDRB Kabupaten Mempawah dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir didominasi oleh 4 (empat) sektor lapangan usaha yaitu sektor pertanian; industri pengolahan; perdagangan, hotel dan restoran; serta sektor jasa-jasa sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 14

P D R B Kabupaten Mempawah Berdasarkan Harga Konstan Tahun 2000 (Jutaan Rupiah)

No Sektor 2009 2010 2011 2012 2013*)

1. Pertanian 311.863,56 310.623,35 334.993,24 333.072,29 348.402,71 2. Pertambangan dan

penggalian

3.571,37 3.773,81 4.009,63 4.329,72 4.753,11

3. Industri Pengolahan 184.670,34 188.711,34 193.470,60 198.849,72 205.895,15

4. Listrik dan Air Minum

16.052,99 17.321,92 18.450,70 19.782,54 21.203,59

5. Bangunan 52.251,76 54.832,57 57.897,95 62.384,64 67.539,09

6. Perdagangan, hotel, dan restoran

229.306,30 237.168,51 250.132,07 260.532,68 273.330,94

7. Pengangkutan dan komunikasi

47.425,12 48.731,41 50.119,11 51.852,53 53.965,01

8. Keuangan,

persewaan dan Jasa perusahaan

51.053,26 53.147,19 55.441,88 58.369,44 61.574,26

9. Jasa-jasa 299.221,65 306.515,89 315.595,25 336.284,21 356.078,45

P D R B 1.195.416,33 1.220.825,99 1.280.110,43 1.325.457,77 1.392.742,31

Pertumbuhan 1,32% 2,12% 4,85% 3,54% 5,08%

(15)

PDRB Kabupaten Mempawah selama kurun waktu 5 (lima) tahun (2009 – 2013) sebagaimana dapat dilihat pada tabel di atas, selalu mengalami pertumbuhan yang positif dengan rata-rata pertumbuhan 3,38% per tahun.

Bila dilihat peranan per sektoral selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir (2009–2013), masing-masing sektor memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan PDRB Kabupaten Mempawah. Sektor yang mengalami pertumbuhan paling signifikan adalah sektor pertambangan dan penggalian yang mengalami pertumbuhan rata-rata 13,74% pertahun, pada peringkat kedua adalah sektor listrik dan air minumdengan pertumbuhan rata-rata 7,09% per tahun, selanjutnya disusul oleh sektor bangunan dengan pertumbuhan rata-rata 6,23% per tahun.

Selanjutnya pada tabel berikut ini dapat dilihat pertumbuhan PDRB per sektor selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir (2009–2013).

Tabel 15

Pertumbuhan P D R B Kabupaten Mempawah per Sektor Berdasarkan Harga Konstan Tahun 2000

Tahun 2009–2013

1. Pertanian 1,17 -0,40 7,85 -0,57 4,60 2,53

2. Pertambangan dan penggalian

38,99 5,67 6,25 7,98 9,78 13,73

3. Industri Pengolahan 2,32 2,19 2,52 2,78 3,54 2,67 4. Listrik dan Air Minum 6,59 7,90 6,52 7,22 7,18 7,08

5. Bangunan 4,62 4,94 5,59 7,75 8,26 6,23

6. Perdagangan, hotel, dan restoran

3,69 3,43 5,47 4,16 4,91 4,33

7. Pengangkutan dan komunikasi

3,11 2,75 2,85 3,46 4,07 3,25

8. Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan

3,65 4,10 4,32 5,28 5,49 4,57

9. Jasa-jasa -2,56 2,44 2,96 6,56 5,89 3,06

(16)

Sedangkan struktur ekonomi Kabupaten Mempawah per sektor dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 16

Distribusi Prosentase PDRB Kabupaten Mempawah per Sektor Tahun 2009–2013 1. Pertanian 27,27 27,08 28,01 27,07 26,63 25,59 2. Pertambangan

dan

penggalian

0,36 0,38 0,39 0,41 0,45 0,32

3. Industri Pengolahan

14,71 14,52 14,09 13,87 13,74 15,17

4. Listrik dan Air Minum

1,08 1,15 1,17 1,18 1,20 1,44

5. Bangunan 4,65 4,74 4,86 5,12 5,43 4,60

6. Perdagangan, hotel, dan restoran

18,89 18,99 19,06 18,96 18,91 19,51

7. Pengangkutan dan

komunikasi

3,98 3,91 3,77 3,74 3,71 3,93

8. Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan

4,15 4,21 4,23 4,24 4,27 4,36

9. Jasa-jasa 24,91 25,02 24,42 25,41 25,67 25,09

Sumber : BAPPEDA Kabupaten Mempawah (Data Olahan)

(17)

B. PROYEKSI MAKRO EKONOMI TAHUN 2015–2019

Kondisi makro ekonomi Kabupaten Mempawah untuk 5 (lima) tahun kedepan lebih dipengaruhi oleh faktor eksternal, seperti dampak dari perdagangan bebas ASEAN (MEA) dan dunia serta imbas dari resesi global. Namun demikian dapat dilihat pada Tahun 2011Kabupaten Mempawah masih mampu mencetak pertumbuhan ekonomi yang positif dengan angka 4,85%. Hal ini disebabkan perekonomian Kabupaten Mempawah yang didominasi oleh sektor pertanian yang tidak terlalu terpengaruh pada resesi global. Namun konsekuensi dari perdagangan bebas secara tidak langsung juga membuat perekonomian Kabupaten Mempawah tidak dapat menghindar dari efek domino resesi global yang mulai berlangsung pada Tahun 2009.

Diperkirakan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Mempawah pada Tahun 2015 akan mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya hal ini disebabkan dengan kebijakan prioritas pemerintah pada sektor pertanian yang tidak terlalu terpengaruh pada resesi global. Pada Tahun 2010 banyak pengamat memperkirakan ekonomi dunia akan mulai membaik, hal ini disebabkan Amerika Serikat sebagai penggerak ekonomi global dinilai berhasil dalam pelaksanaan proyek infrastruktur secara besar-besaran, menurunkan defisit anggaran secara

(18)

Tahun 2014.

Perkembangan ekonomi makro 5 (lima) tahun kedepan diperkirakan akan positif sebagaimana dapat dilihat dari perkiraan indikator pada tabel berikut ini:

Tabel 17

Proyeksi Pendapatan Regional dan Angka Per Kapita Kabupaten Mempawah Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan Tahun 2000

Tahun 2015–2019

No URAIAN 2015 2016 2017 2018 2019

I ATAS DASAR HARGA BERLAKU

1 PDRB

(Jutaan Rp)

3.917.944,41 4.396.189,66 4.922.952,53 5.491.301,96 6.115.100,10

2 Penyusutan (Jutaan Rp)

370.245,75 415.439,92 465.219,01 518.928,03 577.876,96

3 PDRN

(Jutaan Rp)

3.547.697,05 3.980.748,12 4.457.731,90 4.972.372,30 5.537.221,52

4 Pajak Tak Langsung (Jutaan Rp)

66.714,76 74.858,32 83.828,04 93.505,90 104.127,93

5 PDRN

Faktor Produksi (jutaan Rp)

3.569.753,27 4.016.514,95 4.508.600,28 5.039.534,45 5.622.267,08

6 Penduduk Tengah Tahun (Jiwa)

320.827,24 351.676,47 385.655,33 422.316,73 462.554,85

7 PDRB Per

Kapita(Rp)

17.741.125,61 19.875.784,15 22.227.002,25 24.763.842,83 27.548.180,05

8 Pendapatan Regional Per Kapita (Rp)

15.918.009,69 17.861.046,78 20.001.203,58 22.310.320,13 24.844.716,34

II ATAS DASAR HARGA KONSTAN TAHUN 2000

1 PDRB

(Jutaan Rp)

1.736.042,45 1.863.130,02 2.003.110,54 2.154.142,15 2.319.908,55

2 Penyusutan (Jutaan Rp)

164.055,99 176.065,76 189.293,91 203.566,38 219.231,30

3 PDRN

(Jutaan Rp)

1.571.986,43 1.687.064,22 1.813.816,57 1.950.575,68 2.100.677,14

4 Pajak Tak Langsung (Jutaan Rp)

29.561,33 31.725,37 34.108,96 36.680,72 39.503,39

5 PDRN

Faktor Produksi (jutaan Rp)

(19)

No URAIAN 2015 2016 2017 2018 2019

6 Penduduk Tengah Tahun (Jiwa)

290.018,06 311.248,92 334.633,64 359.864,51 387.556,93

7 PDRB Per

Kapita (Rp)

7.938.658,18 8.519.810,32 9.159.919,92 9.850.564,49 10.608.589,02

8 Pendapatan Regional Per Kapita (Rp)

7.053.275,51 7.569.612,92 8.138.332,38 8.751.950,74 9.425.434,31

Sumber : BAPPEDA Kabupaten Mempawah (Diolah)

Perkembangan PDRB Kabupaten Mempawah dalam kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan didominasi oleh 4 (empat) sektor lapangan usaha yaitu sektor pertanian; industri pengolahan; perdagangan, hotel dan restoran; serta sektor jasa-jasa sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 18

Proyeksi PDRB Kabupaten Mempawah Berdasarkan Harga Konstan Tahun 2000 (Jutaan Rupiah)

No Sektor 2015 2016 2017 2018 2019

1 Pertanian 364.438,29 381.093,10 399.437,53 419.230,20 440.953,86

2 Pertambangan dan penggalian

5.268,24 5.795,33 6.375,89 7.002,28 7.689,78

3 Industri Pengolahan

214.486,54 223.652,10 233.747,50 244.639,91 256.594,99

4 Listrik dan Air Minum

23.115,26 25.237,62 27.575,28 30.097,50 32.865,79

5 Bangunan 73.373,56 79.950,28 87.194,20 95.010,01 103.588,34

6 Perdagangan, hotel, dan restoran

292.002,11 311.175,95 332.294,97 355.081,27 380.090,64

No Sektor 2015 2016 2017 2018 2019

7 Pengangkutan dan

komunikasi

56.538,51 59.339,62 62.424,89 65.753,74 69.407,35

8 Keuangan, persewaan dan Jasa

perusahaan

65.786,81 70.303,90 75.279,25 80.647,39 86.539,26

9 Jasa-jasa 373.571,88 397.327,34 423.492,79 451.723,92 482.709,31

P D R B 1.468.581,19 1.553.875,23 1.647.822,29 1.749.186,22 1.860.439,31

Pertumbuhan 5,45 5,53 5,70 5,81 5,98

(20)

Sedangkan proyeksi struktur ekonomi Kabupaten Mempawah per sektor dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 19

Proyeksi Struktur Ekonomi Kabupaten Mempawah per Sektor Tahun 2015-2019

Sumber : BAPPEDA Kabupaten Mempawah (Diolah)

No Sektor 2015(%) 2016(%) 2017(%) 2018(%) 2019(%) Rata2(%) 1. Pertanian 28,35 28,84 29,37 29,95 30,58 29,42 2. Pertambangan dan

penggalian

0,23 0,22 0,21 0,20 0,19 0,21 3. Industri

Pengolahan

13,48 13,19 12,88 12,54 12,16 12,85

4. Listrik dan Air Minum

1,18 1,24 1,29 1,35 1,42 1,30

5. Bangunan 3,56 3,31 3,02 2,72 2,38 3,00

6. Perdagangan, hotel, dan restoran

15,93 15,34 14,68 13,97 13,19 14,62

7. Pengangkutan dan komunikasi

3,50 3,35 3,19 3,02 2,83 3,18

8. Keuangan,

persewaan dan jasa perusahaan

3,47 3,29 3,10 2,89 2,66 3,08

(21)

4. SOSIAL BUDAYA DAERAH

Pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah bukan hanya diarahkan pada usaha pembangunan fisik saja, melainkan juga mengupayakan tingkat kesejahteraan sosial masyarakat yang lebih baik, Usaha tersebut antara lain menyangkut masalah pendidikan, kesehatan, agama dan lain sebagainyan untuk mendapat perhatian tersendiri/khusus dari pemerintah sesuai dengan azas Pancasila dan UUD 1945.

A. PENDIDIKAN

Gambaran penyelenggaraan pendidikan di wilayah Kabupaten Mempawah dapat dilihat dari uraian-uraian sebagai berikut:

Angka Partisipasi Kasar (APK)

Data Penduduk usia sekolah masih dapat dikelompokkan lagi pada data penduduk usia sekolah yang bersekolah. Data tersebut akan menggambarkan angka partisipasi kasar (APK) dan angka partisipasi murni (APM) suatu daerah.

Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan rata-rata pada seluruh jenjang pendidikan pada Tahun 2013 mencapai 86,89%.

(22)

Gambar 3

Angka Partisipasi Kasar (APK) Kabupaten Mempawah Tahun 2013

Angka Partisipasi Murni (APM)

Angka Partisipasi Murni (APM) rata-rata pada seluruh jenjang pendidikan pada Tahun 2013 adalah 65,70%. Secara lebih rinci APM masing-masing jenjang pendidikan diuraikan di bawah ini.

APM tertinggi terdapat pada tingkat pendidikan SD yaitu sebesar 97,59%, APM terendah pada tingkat pendidikan SMA/MA yaitu sebesar 33,44 %, Sedangkan APM pada tingkat pendidikan SMP/MTs adalah sebesar 64,25 %.

Gambar 4

(23)

Perbandingan APM dari setiap jenjang pendidikan menunjukkan bahwa, semakin tinggi jenjang pendidikan semakin banyak anak yang tidak bersekolah, Hal ini terutama sangat terkait dengan tingkat kesulitan, untuk menjangkau pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi terutama SMA/SMK/MA, terutama siswa yang berasal dari daerah terpencil, Dengan demikian perlu diantisipasi ketersediaan sarana dan prasarana sekolah secara proporsional terutama pada tingkat pendidikan menengah.

Rasio Kapasitas Pendidikan

Bila dilihat dari rasio-rasio pendidikan, yaitu rasio siswa/kelas, siswa/ruang kelas, guru/sekolah, kelas/ruang kelas, dan siswa/guru adalah sebagai berikut :

Gambar 5

Kapasitas Pendidikan Kabupaten Mempawah Tahun 2013

Rasio siswa per kelas

(24)

jenjang pendidikan SMA/MA yang mencapai 31 siswa per kelas, sedangkan terendah pada jenjang pendidikan SD/Mi yaitu sebanyak 21 siswa per kelas. Rasio siswa per kelas pada jenjang SMP/MTs adalah sebanyak 29 siswa per kelas.

Rasio murid terhadap ruang kelas

Rata-rata rasio murid terhadap ruang kelas pada seluruh jenjang pendidikan Tahun 2013 adalah sebesar 26,12 siswa per ruang kelas, Rasio pada jenjang SD/MI 23 siswa per ruang kelas, Sedangkan rasio pada jenjang SMP/MTs 25 orang per ruang kelas, dan jenjang SMA/MA 32 orang per ruang kelas.

Rasio guru per sekolah

Rasio guru per sekolah terendah pada jenjang pendidikan SD/MI yaitu 10 orang guru per sekolah SD/MI, sedangkan tertinggi adalah pada jenjang pendidikan SMK yang mencapai 21 orang guru per sekolah. Pada jenjang SD/MI jumlah guru per sekolah sebanyak 10 orang/sekolah, SMP/Mts adalah sebanyak 17 orang guru per sekolah, dan pada jenjang SMA/MA adalah sebanyak 19 orang guru per sekolah. Begitu juga halnya dengan rasio siswa per sekolah yang tertinggi adalah pada jenjang pendidikan SMK yang mencapai 214 siswa per sekolah dan terendah yaitu 95 siswa per sekolah adalah pada SMA/MA. Sedangkan pada jenjang SD/MI dan SMP/MTs rasio siswa per sekolah masing-masing mencapai 162 siswa dan 160 siswa per sekolah.

Rasio murid terhadap guru

(25)

adalah pada jenjang SD/MI yang mencapai 15 orang siswa sertiap guru, dan terendah pada jenjang SMA/MA yang hanya 5 siswa setiap guru.

Kualitas sarana dan prasarana

Secara umum kondisi ruang kelas pada seluruh jenjang pendidikan di Kabupaten Mempawah adalah 60,04 % baik (B), 28,47 % rusak ringan (RR) dan 16,48 % rusak berat (RB). Pada sekolah SD, 55,05 % dari ruang kelas yang ada dalam kondisi baik, 28,47 % RR, dan 16,48 % RB. Sedangkan pada sekolah MI, 48,71 % B, 34,91 % RR dan 16,38 % RB. Jumlah ruang kelas yang rusak (rusak ringan dan rusak berat) pada jenjang SD/MI adalah sebanyak 689 ruang kelas, yang terdiri dari sebanyak 570 ruang kelas pada sekolah SD dan sebanyak 119 ruang kelas pada sekolah SD.

Kondisi ruang kelas pada jenjang pendidikan SMP/MTs lebih baik dibandingkan dengan kondisi pada jenjang SD/MI. Pada sekolah SMP/MTs sebanyak 67,96 % dari ruang kelas yang ada dengan kondisi baik (B), 15,31 % RR dan 16,73 % RB. Jumlah ruang kelas yang rusak (RR dan RB) pada jenjang SMP/MTs adalah sebanyak 157 ruang kelas, yang terdiri dari sebanyak 102 ruang kelas terdapat pada sekolah SMP dan sebanyak 55 ruang kelas terdapat pada sekolah MTs.

(26)

sebanyak 9 ruang kelas terdapat pada MA dan sebanyak 16 ruang kelas terdapat pada sekola SMK.

Gambar 6

Kualitas Sarana dan Prasarana Pendidikan Kabupaten Mempawah Tahun 2013

Dengan demikian, dilihat dari perbandingan kondisi ruang kelas pada setiap jenjang tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja pada sekolah menengah lebih baik dibandingkan dengan tingkat SMP/MTs dan SD/MI. Rendahnya kondisi ruang kelas pada tingkat SD/MI terutama disebabkan sebagian besar sekolah SD yang ada saat ini merupakan SD Inpres, dengan perawatan yang relatif kurang dan sebagian besar sekolah MI merupakan sekolah swasta hasil swadaya masyarakat. Begitu juga halnya dengan sekolah MA, yang sebagian besar adalah sekolah swasta hasil swadaya masyarakat.Pemerintah Kabupaten Mempawah akan memberikan perhatian pada peningkatan kondisi ruang kelas secara bertahap dengan memperhatikan prioritas pembangunan dan kemampuan keuangan daerah.

Kelengkapan fasilitas sekolah

(27)

konseling, dan bengkel. Secara umum tingkat pemenuhan fasilitas pendidikan di Kabupaten Mempawah adalah sebagai berikut :

Gambar 7

Tingkat Pemenuhan Fasilitas Pendidikan di Kabupaten Mempawah Tahun 2013

Tingkat pemenuhan fasilitas (%) 81,7 40 70 92,5 30 80

ket : A = Perpustakaan

B = Lapangan Olah Raga

C = Ruang UKS

D = Laboratorium

E = Ketrampilan

F = Bengkel

Bila dilihat pada setiap jenjang pendidikan, tingkat pemenuhan fasilitas pendidikan dapat diuraikan

sebagai berikut :

Tabel 20

(28)

Seklh Jlh

Dari 186 unit SD, sebanyak 122 SD atau 65,59% yang telah memiliki perpustakaan, belum ada yang memiliki lapangan olah raga dan 36 unit 19,35% yang telah memiliki ruangan UKS. Pada sekolah MI, dari sebanyak 44 unit MI, hanya 8 unit atau 18,18% yang memiliki perpustakaan, 13 unit atau yang memiliki ruangan UKS, I unit MI yang memiliki ruang ketrampilan. Sedangkan selebihnya masih membutuhkan fasilitas pendidikan berupa perpustakaan, lapangan olah raga dan ruangan UKS, Laboratorium, Ruang BP, dan serba guna,

(29)

Mutu pendidikan

Jumlah siswa tingkat SD/MI yang melanjutkan pendidikan ke jenjang SMP/MTs pada Tahun 2013 adalah sebanyak 4.760 siswa. Sedangkan jumlah siswa SD/MI yang lulus pada Tahun 2013 adalah sebanyak 4.998 atau 95,24 % dari jumlah siswa SD/MI yang lulus Tahun 2013 melanjutkan ke jenjang SMP/MTs. Sedangkan angka melanjutkan ke jenjang SM/MA yang dilihat dari jumlah siswa baru pada jenjang tersebut yaitu sebanyak 2.849 siswa. Sedangkan bila dibandingkan dengan jumlah lulusan pada jenjang SMP/MTs pada Tahun 2013 adalah sebanyak 2.977 siswa atau 95,70 % dari jumlah lulusan pada jenjang SMP/MTs melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, yaitu ke SMU, MA dan SMK.

(30)

dan juga akan mempengaruhi efisiensi penyelenggaraan pendidikan.

Selain itu pula Angka mengulang tertinggi ada pada tingkat SD/MI yaitu 5,06 %, Sedangkan angka mengulang terendah ada pada tingkat SM/MA yaitu 0,52 % persen, akan tetapi angka putus sekolah terendah terdapat pada tingkat SD/MI yaitu 0,70%, dan Angka tertinggi pada tingkat SMP/MTs yaitu 1,16 %. Rendahnya angka-angka tersebut, antara lain disebabkan oleh masalah sulitnya jangkauan ke jenjang pendidikan tersebut, adanya masalah ekonomi masyarakat, bekerja, dan melanjutkan sekolah di luar daerah terutama untuk masyarakat di sekitar wilayah Kota Pontianak.

Bila dilihat dari prosentase kelulusan, angka mengulang dan angka putus sekolah, maka kinerja terbaik adalah pada jenjang pendidikan SD/MI yaitu dengan angka kelulusan tinggi dan angka putus sekolah yang lebih rendah dibandingkan dengan jenjang lainnya.

Indikator mutu prasarana lain adalah ketersediaan fasilitas sekolah yang ada. Jumlah

sekolah yang memiliki perpustakaan terbesar ada pada tingkat SMP+MTs yaitu sebesar

59,27 persen dan terendah ada pada tingkat SD+MI sebesar 41,89 persen. Jumlah lapangan

olahraga rata–rata semua jenjang belum memiliki lapangan semua 0,00 persen. Fasilitas

sekolah lainnya yaitu ruang UKS terbesar terdapat pada tingkat SM/MA yaitu sebesar

41,63 persen. Dengan demikian, bila setiap sekolah diharuskan memiliki ketiga fasilitas

tersebut, maka tingkat SMA+MA masih memiliki angka terbesar.

Selain itu indikator mutu ditunjukkan dari biaya yang dapat dilihat pada angka partisipasi

pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan orang tua siswa. Dari ketiga angka partisipasi

biaya tersebut, angka partisipasi terbesar pemerintah daerah berada pada tingkat SMA+MA yaitu 57,56 persen. Sedangkan partisipasi pemerintah pusat lebih banyak

(31)

tua siswa dengan adanya BOS pada tingkat SD/MI, dan SMP/MTs yaitu 0,00 persen.

Berdasarkan indikator tersebut diatas, ternyata partisipasi pemerintah pusat paling besar

bila dibandingkan dengan partisipasi yang lainnya.

Efisiensi internal pendidikan

Untuk Efisiensi internal pendidikan dapat dilihat dari jumlah keluaran, jumlah tahun siswa, jumlah putus sekolah, jumlah mengulang, lamanya belajar, tahun siswa terbuang, tahun masukan per lulusan, dan rasio keluaran/masukan pada setiap jenjang pendidikan.

Berdasarkan tabel 21 diketahui bahwa jumlah keluaran terdapat kesamaan untuk semua jenjang, kecuali tingkat SD/MI yaitu sebesar 955. Jumlah tahun siswa yang seharusnya 6000 untuk tingkat SD dan 3000 untuk tingkat SMP dan SM. Dalam hal ini tingkat SD+MI memiliki nilai terbesar yaitu 5.940. Jumlah putus sekolah semua jenjang memiliki kredibilitas yang sama yaitu 45.

Tabel 21

Efisiensi Internal Pendidikan Tahun 2013/2014

No Komponen SD+MI SMP+MTs SMA+MA SM+MA

1. Jumlah Keluaran 955 954 954 954

2. Jumlah Tahun-siswa 5.940 3.005 2.989 3.005

3. Jumlah Putus sekolah 45 45 45 45

4. Jumlah Mengulang 47 47 31 47

5. Lama Belajar (tahun)

- Lulusan 6,05 3,05 3,03 3,05

- Putus Sekolah 3,65 2,10 2,09 2,10

- Kohort 5,94 3,00 2,99 3,00

6. Tahun-siswa Terbuang

- Jumlah 329 188 171 188

- Mengulang 166 92 77 92

- Putus sekolah 164 95 95 95

7. Tahun-masukan per

9. Angka Bertahan (%) 97,57 98,59 98,59 98,59

10. Koefisien Efisiensi (%) 96,36 95,73 96,37 95,73

(32)

Untuk melihat efisiensi suatu sekolah dapat dilihat dari rata-rata lama belajar siswa, untuk tingkat SD lama belajar sampai lulus atau disebut rata-rata lama belajar lulusan adalah 6 tahun dan tingkat SMP dan SM adalah 3 tahun sehingga tidak ada siswa yang mengulang atau putus sekolah. Rata-rata lama belajar lulusan yang paling penting untuk menentukan efisien tidaknya suatu sekolah. Berdasarkan rata-rata lama belajar lulusan, ternyata kondisi terbaik pada tingkat SD+MI. Bila dilihat putus sekolah, ternyata kondisi putus sekolah pada semua tingkat memiliki nilai yang sama yaitu 45. Di samping itu, rata lama belajar kohort merupakan rata-rata dari lulusan dan putus sekolah.

Tabel 22

Siswa Terbuang dan Putus Sekolah Tahun 2013/2014

No. Jenis Sekolah

Putus Sekolah

Bertahan mengulang

Bertahan tanpa mengulang

1. SD 45 166 164

2. MI 45 166 164

3. SD+MI 45 166 164

4. SLTP 45 92 95

5. MTs 45 92 95

6. SLTP+MTs 45 92 95

7. SMA 45 92 95

8. MA 45 92 95

9. SMA+MA 45 77 95

10. SMK 45 92 95

11. SM+MA 45 92 95

(33)

dibandingkan dengan jenjang pendidikan lainnya. Demikian juga dengan rasio keluaran per masukan, nilai terbesar yaitu mendekati angka 1 terdapat pada tingkat SD/MI dan SMA+MA.

Dengan mendasarkan pada 8 jenis indikator untuk efisiensi internal sekolah, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat SD/MI dan SMA+MA memiliki kinerja yang terbaik bila dilihat dari sisi efisiensi internal pendidikan yang digambarkan dari banyaknya nilai yang positif dari setiap indikator efisiensi.

Dengan melihat jumlah siswa putus sekolah berdasarkan kohort dari 1000 siswa dapat diketahui bahwa dari tiga jenjang pendidikan yang ada ternyata mempunyai nilai yang sama. Besarnya siswa yang putus sekolah ini juga terlihat dari siswa yang bertahan makin kecil dan yang terbaik terdapat di jenis sekolah SMA + MA. dan yang terburuk pada jenis sekolah SD + MI. Bila dikaitkan dengan siswa bertahan tetapi juga pernah mengulang, maka jenis sekolah MA mempunyai kondisi yang paling baik dibandingkan dengan jenis sekolah lainnya dan kondisi yang paling buruk adalah SD.

Tabel 23

Pemborosan Biaya akibat Tahun-siswa terbuang Tahun 2013/2014

NO Jenis Sekolah

Tahun Siswa Terbuang

Pemborosan Biaya (Rupiah)

(1) (2) (5)

1 SD 329 4.873.859.013

2 MI 329 4.790.973.990

3 SD+MI 329 9.723.431.258

4 SMP 188 867.705.181

5 MTs 188 891.026.504

6 SMP + MTs 188 1.753.917.259

(34)

8 MA 188 1.280.155.588

9 SMA+MA 171 1.443.579.251

10 SMK 188 1.254.966.907

11 SM+MA 188 3.785.853.169

Pemborosan biaya dihasilkan dari tidak efisiennya sistem pendidikan yang ada. Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, karena adanya tahun-siswa terbuang yang makin besar menyebabkan terjadi pemborosan biaya yang besar juga. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pemborosan yang paling besar terjadi pada jenis sekolah yaitu SD sebesar Rp 4.873.859.013 pemborosan yang terkecil terdapat pada jenis sekolah SMP yaitu sebesar Rp 867.705.181.

Dengan melihat kondisi seperti ini, maka perlu dikaji ulang sistem pendidikan yang ada. Kajian ini tidak hanya ditujukan pada jenis sekolah yang mengalami pemborosan biaya terbesar melainkan juga jenis sekolah yang lebih baik. Dengan adanya pemborosan ini, dapat disimpulkan bahwa jenis sekolah SM+MA memiliki kinerja yang paling baik dibandingkan jenis sekolah lainnya.

(35)

B. KESEHATAN

Untuk mengukur derajat kesehatan, seharusnya digunakan data berbasis Community dan Institusional. Sementara ini data yang diperoleh Dinas Kesehatan Kabupaten Mempawah hanya data dari institusi saja sehingga tidak dapat menggambarkan derajat kesehatan masyarakat secara utuh. Namun demikian data ini dapat dipergunakan sebagai proxy indikator dari kondisi masyarakat.

Indikator–indikator yang digunakan antara lain meliputi : Angka Kematian

Secara umum angka kematian ini berhubungan lansung dengan tingkat kesakitan yang ada pada masyarakat. Selain itu tentu saja dipengaruhi oleh berbagai faktor yang ada seperti: tingkat/ jumlah kelahiran, umur, masa paritas, social ekonomi (pendapatan perkapita, pendidikan, prilaku hidup sehat). Lingkungan upaya kesehatan dan lain sebagainya.

Angka Kematian Bayi ( AKB )

Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepata satu tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Secara garis besar, dari sisi penyebabnya, kematian bayi ada dua macam yaitu

endogenatau kematian neonatal adalah kematian yang bayi terjadi pada bulan pertama setelah dilahirkan dan umumnya disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa anak sejak lahir, didapat dari orang tuanya pada saat konsepsi atau didapat selama kehamilan. Dan eksogen atau kematian post neo-natal, adalah kematian bayi yang terjadi setelah usia satu tahun yang disebabkan oleh faktor-faktor yang berhubungan dengan pengaruh lingkungan luar.

(36)

Tahun 2013 terdapat 41 kematian, angka ini jika dibandingkan Tahun 2012 mengalami peningkatan yaitu 31 bayi, namun angka ini mengalami penurunan jika dibanding Tahun 2011 yaitu 67 kematian bayi (15,14%).

Gambar 8

Angka Kematian Bayi di Kabupaten Mempawah Pada Tahun 2010, 2011, 2012, dan 2013

Angka Kematian Balita ( AKABA )

AKABA adalah jumlah anak yang dilahirkan pada tahun tertentu dan meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun, dinyatakan sebagai angka per 1000 kelahiran hidup. Nilai normatif AKABA > 140 sangat tinggi, antara 71 – 140 sedang dan < 20 rendah.

Hasil rekapitulasi laporan kematian balita dari Puskesmas pada Tahun 2013 terdapat 1 kematian balita. Angka ini tidak mengalami perubahan dari Tahun 2012 namun angka ini menujukan kenaikan dibanding pada Tahun 2011 yaitu 0 kematian bayi.

Angka Kematian Ibu ( AKI )

(37)

tempat persalinan, yakni kematiankarena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh dan lain-lain. (Budi,Utomo 1985 dalam Profil Kesehatan Kal-Bar 2011).

Oleh karena jumlah kelahiran di Kabupaten mempawah tidak sampai dengan 100.000 kelahiran hidup, maka dipakai jumlah kematian ibu, bukan angka kematian ibu. Angka yang didapat merupakan angka proyeksi.

Pada Tahun 2013 jumlah kematian Ibu hamil berjumlah 1 (berumur≥ 35 tahun), angka

ini mengalami penurunan dibanding Tahun 2012 yaitu 2 orang. Demikian juga dengan angka kematian ibu bersalin dalam beberapa tahun terakhir mengalami penurunan yang cukup berarti, pada Tahun 2013 ini, kematian ibu bersalin berjumlah 2 orang, dibanding Tahun 2012 kematian ibu bersalin 3 orang.

Jika dilihat secara keseluruhan angka kematia ibu (AKI) pada Tahun 2013 mengalami penurunan yaitu 3 orang, angka ini jauh lebih rendah jika dibanding Tahun 2012 yaitu 6 orang, dan Tahun 2011 yaitu 9 orang.

Gambar 9

Angka Kematian bumil,bulin,bufas di Kab. Mempawah Tahun 2010, 2011, 2012, dan 2013

Angka Kematian Kasar ( AKK )

(38)

mengetahui angka kematian kasar (keseluruhan) pada populasi tengah tahun tidak didapatkan data. BPS yang selama ini melakukan survei juga belum bisa memberikan angka kematian kasar yang ada di Kabupaten Mempawah.

Angka Kelahiran Kasar ( CBR )

Angka Kelahiran Kasar (CBR) di Kabupaten Mempawah Tahun 2013mengacu pada proyeksi penduduk Indonesia 2005-2025 (kerjasama Bapenas,BPS dan United Nation Population Fund)yaitu 20,06 per 1000 penduduk.

Status Gizi.

Status Gizi merupakan suatu indikator yang sangat penting untuk menilai status indikator derajat kesehatan masyarakat.

Derajat kesehatan masyarakat akan berpengaruh pada angka harapan hidup dan sumber daya manusia sebagai penentu keberhasilan pembangunan suatu negara.

Upaya untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dimulai dengan memenuhi kebutuhan gizi kelompok rawan gizi seperti ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan balita, dengan memberikan perhatian utama pada proses tumbuh kembang anak yang diawali pada masa konsepsi, kelompok usia sekolah, remaja dan dewasa.

Berdasarkan hasil rekapitulasi laporan dari Puskesmas di Kabupaten Mempawah Tahun 2013 terdapat gizi buruk 66 balita (3,62%) angka ini mengalami penurunan dibanding Tahun 2012 yaitu 65 balita (3,69%).

Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar tabel dan grafik dibawah ini: Tabel 24

Status Gizi Kabupaten Mempawah Tahun 2010-2013

(39)

Gambar 10

Grafik Perkembangan Angka Gizi Balita di Kabupaten Mempawah Tahun 2010, 2011, 2012, dan 2013

Kekurang Vitamin A

Tujuan utama penanggulangan Kekurang Vitamin A adalah untuk menurunkan prevalansi Xeropthalmia sampai 0,1% sampai akhir Pelita VI yang lalu. Cakupan Balita yang mendapat Vitamin A dua kali setahun di Kabupaten Mempawah Tahun 2013 untuk balita sebesar 22.619 (87,466%) angka ini mengalami kenaikan jika dibanding Tahun 2012 yaitu 20.417 (77,090%).

Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY).

(40)

Anemia Gizi

Cakupan distribusi tablet besi pada Ibu Hamil Tahun 2013 di Kabupaten Mempawah adalah sebagai berikut, untuk Fe 1 sebesar 5.350 orang (96,29 %) angka ini mengalami peningkatan dibanding Tahun 2012 yaitu (90,3%). Fe 3 sebesar 4.744 orang ( 85,39%) juga mengalami peningkatan jika dibanding Tahun 2012 yaitu 81,57 %. Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan melalui upaya-upaya kesehatan adalah dalam rangka untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia pada umumnya dan masyarakat Kabupaten Mempawah khususnya. Adapun upaya-upaya kesehatan yang telah dilakukan di lingkungan Kabupaten Mempawah meliputi:

1. Upaya Perbaikan Gizi

1.1 Pemberian Vitamin A

(41)

Tabel 25

Cakupan pemberian vitamin A pada bayi dan balita di Kabupaten Mempawah Tahun 2010 s/d 2013

Tahun % cakupan vit ABulan Pebruari % cakupan vit ABulan Agustus % rerata pertahun bayi balita bayi balita bayi balita

2010 82,6 80,1 81,7 83,1 82,1 81,6

2011 93,1 74,6 83,3 78,4 88,2 76,5

2012

Persentase Distribusi Vitamin A Pada bayi dan Balita Menurut Periode Pemberian dan Tahun Pemberian

Tahun % cakupan vit A BulanPebruari % cakupan vit A BulanAgustus % rerata pertahun

bayi balita bayi balita bayi balita

2010 82,6 80,1 81,7 83,1 82,1 81,6

2011 93,1 74,6 83,3 78,4 88,2 76,5

2012

Sumber : Laporan Tahunan 2013 Seksi Gizi Dinkes kab Pontianak

Dari tabel di atas diketahui bahwa rata-rata cakupan pemberian vitamin A Tahun 2013 pada bayi mengalami kenaikan dibandingkan dengan Tahun 2012. Namun sebaliknya rata-rata cakupan pemberian vitamin A Tahun 2013 pada balita mengalami penurunan hingga 10,2% dibandingkan dengan Tahun 2012. Penurunan ini selaras dengan adanya penurunan cakupan penimbangan balita di posyandu.

1.2 Pemberian Fe Pada Ibu Hamil

(42)

pertumbuhan maupun perkembangan janin agar tidak terjadi defisiensi zat gizi selama kehamilan yang dapat memberikan efek yang merugikan bagi ibu maupun calon anak. Beberapa efek serius dari defisiensi Gizi biasanya mengakibatkan bayi lahir prematur, bayi lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) serta malformasi janin termasuk gangguan pembuluh syaraf otak, menurunnya kekuatan/densitas tulang. Intervensi pencegahan defisiensi gizi yang dapat menyebabkan ibu hamil menderita anemia adalah dengan pemberian tablet Fe. Cakupan pemberian Fe selama kehamilan pada ibu hamil di Kabupaten Mempawah Tahun 2013 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 27

Cakupan Pemberian Fe Pada Ibu Hamil Per Puskesmas Tahun 2013

No Puskesmas Sasaran

Bumil

CAK.

Fe1 %

CAK.

Fe3 %

1 Sungai Kunyit 368 312 84,78 297 80,71

2 Semudun 156 119 80,41 99 66,89

3 Mempawah 818 841 102,69 742 90,60

4 Bakau Kecil 274 270 98,54 186 67,88

5 Antibar 323 285 88,24 278 86,07

6 Sungai Pinyuh 728 763 104,81 669 91,90 7 Sungai Purun Kecil 392 345 88.27 318 81,12

8 Anjungan 395 389 95,11 377 92,18

9 Toho 181 157 86,74 156 86,19

10 Takong 233 201 85,90 195 83,33

11 Segedong 480 465 96,88 433 90,21

12 Jungkat 459 443 96,30 388 84,35

13 Wajok 498 553 110,82 450 90,18

14 Sadaniang 241 206 85,48 156 64,73

(43)

1.3 Pemantauan Status Gizi

Pemantauan status gizi pada Tahun 2013 dilakukan pada kelompok balita dengan pengukuran antropometri, yaitu penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan atau panjang badan untuk bayi. Standar pengukuran yang digunakan adalah standar WHO-NCHS. Kesimpulan hasil pengukuran didasarkan pada nilai Z-Score yang diklasifikasikan: status gizi lebih (Z-score ≥ + 3), gizi baik (-2 < Z-Score s/d < +2 Z Score), gizi kurang (-3 Z-Score < - 2) dan gizi buruk (Z-Score≤-3).

Jumlah balita yang ditimbang pada Tahun 2013 sebesar 1.832 balita. Dari hasil pengukuran BB/U diketahui bahwa status gizi baik ada sebesar 82,44%, gizi kurang 11,96%, gizi buruk 0%.

Sedangkan berdasarkan pengukuran TB/U diketahui bahwa balita dengan tinggi badan normal sebesar 77,78%, Pendek sebesar 19,67 %, sangat pendek sebesar 6,09%, dan tinggi sebesar 5,33%. Menurut pengukuran berdasarkan BB/U diketahui ada sebesar 82,44% balita berstatus gizi normal, 11,96% kurus, 3,62% sangat kurus dan 2,03% gemuk.

Tabel 28

Klasifikasi hasil Pengukuran Berdasarkan TB/U,BB/U,& BB/TB Kabupaten Mempawah Tahun 2013

BB/U 82,44 11,96 3,62 2,03

TB/U 77,78 19,67 6,09 5,33

BB/TB 83,7 10,4 1,89 3,95

(44)

2. Upaya Kesehatan Lingkungan

Upaya penyehatan lingkungan diselenggarakan untuk membantu/ mendorong masyarakat agar menyadari kemampuan/potensi dirinya dalam mewujudkan suatu kondisi lingkungan yang sehat. Sasaran kegiatan pada Tahun 2013 adalah lingkungan rumah tangga melalui klinik sanitasi, tempat-tempat umum, lingkungan pemukiman, tempat kerja, sarana air bersih dan pengawasan jentik berkala.

Untuk menilai keberhasilan penyelenggaraan kegiatan upaya penyehatan lingkungan Tahun 2013, telah ditetapkan target indikator kinerja program penyehatan lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Mempawah. Target disusun secara bertahap sampai tahun 2014.

Tabel 29

Pencapaian Dan Target Indikator Penyehatan Lingkungan Kabupaten Mempawah Tahun 2013

Capaian

2013 (%) 2010 2011 2012 2013 2014 1 Persentase penduduk yang memiliki akses

terhadap air minum berkualitas 80,2 55 60 62 65 67

2 Persentase kualitas air minum yang memenuhi

kualitas 100 60 70 80 90 100

3 Persentase penduduk yg menggunakan jamban

sehat 59 55 60 65 70 75

4 Persentase kecamatan dgn kawasan sehat 0 60 70 80 90 100

5 Persentase penduduk stop buang air besar

sembarangan (BABS) 59 60 70 80 90 100

6 Persentase TTU yg memenuhi syarat 98,3 65 70 75 80 85

7 Persentase rumah yg memenuhi syarat kesehatan

66 65 70 75 80 85

8 Persentase TPM yg memenuhi syarat kesehatan

75,1 55 60 65 70 75

9 Persentase Desa yang melakukan STBM 0 0 0 5 10 15

10 Pemeriksaan TP Pestisida 88,2 30 40 50 60 70

11 Rumah bebas jentik 63,4 50 55 60 65 70

12 Persentase institusi yang memenuhi syarat 84,7 55 60 65 70 75

Target (%) Indikator Kegiatan

(45)

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa indikator yang memenuhi target pencapaian program Tahun 2013 adalah persentase penduduk yang memiliki akses terhadap air minum berkualitas yaitu sebesar 80,2%, lebih tinggi 15,2% dari target 65% pada Tahun 2013 dan 13,2% lebih tinggi dari target 67% pada Tahun 2014. Angka capaian tersebut adalah angka yang diperoleh dengan asumsi bahwa jumlah penduduk/keluarga yang mempunyai akses terhadap air minum berkualitas adalah penduduk/keluarga yang memiliki sarana air bersih (SAB).

Kebutuhan sumber air minum masyarakat di Kabupaten Mempawah sebagian juga diperoleh dari penyedia depot air minum isi ulang (DAMIU). DAMIU yang terdaftar hingga Tahun 2013 ada sebanyak 30 buah, yang tersebar di 7 kecamatan di wilayah Kabupaten Mempawah. Kecamatan yang belum melaporkan adanya DAMIU adalah Kecamatan Sadaniang dan Segedong.

Hasil pemeriksaan laboratorium terhadap penyedia air minum isi ulang (DAMIU) pada Tahun 2013, diketahui bahwa semua air minum yang diperiksa memenuhi kualitas kesehatan yaitu sebesar 100%. Angka tersebut telah mencapai target 100% pada Tahun 2014, dan akan selalu dipertahankan dengan lebih meningkatkan kegiatan inspeksi sanitasi terhadap DAMIU yang ada serta pendekatan-pendekatan kepada pengelolanya.

(46)

mewujudkannya.

Capaian persentase penduduk stop buang air besar sembarangan/BABS ada sebanyak 59%. Karena terdapat kendala dalam pendataan jumlah penduduk menurut perilaku stop buang air besar sembarangan, maka dalam perhitungan cakupan ini seksi penyehatan lingkungan mengkonfirmasikan besaran capaian program dengan data cakupan persentase penduduk yang menggunakan jamban sehat (leher angsa). Walaupun mungkin pada kenyataannya angka jumlah penduduk stop buang air besar sembarangan lebih besar dari jumlah penduduk yang menggunakan jamban sehat (leher angsa), misalnya penduduk yang buang air besar di jamban cemplung.

Cakupan TTU memenuhi syarat ada sebesar 98,3%, angka ini 18,3% lebih tinggi dari target 80% pada Tahun 2013 dan lebih 8,3% dari target Tahun 2014. Adapun yang menjadi konsentrasi sasaran kegiatan pengawasan pada TTU, adalah institusi pendidikan, sarana kesehatan dan perkantoran pemerintah. Program ini belum dikembangkan lagi pada institusi selainnya karena pertimbangan kemampuan sumber daya yang ada.

TPM memenuhi syarat tahun 2013 ada sebanyak 75,1%. Angka tersebut lebih tinggi 5 % dari target 70% pada Tahun 2013 dan lebih 0,1% dari target Tahun 2014. Pengawasan TPM dilakukan pada rumah makan- rumah makan, warung kopi dan rumah tangga yang membuat makanan dalam skala besar.

(47)

persentase penduduk dengan jamban sehat yaitu sebesar 59%. Hal tersebut lebih dikarenakan rendahnya masyarakat dalam pengelolaan limbah rumah tangga yang tidak sehat, baik limbah cair maupun sampah rumah tangga.

2.1. Klinik Sanitasi

Hasil cakupan kegiatan klinik sanitasi di masing-masing Puskesmas rata-rata menunjukkan kinerja yang masih kurang dibandingkan dengan target sasaran program yang harus dicapai pada Tahun 2013 (Tabel 4.4). Namun sebagai kesimpulan dapat disampaikan sebagai berikut:

a. Persentase cakupan kunjungan klinik sanitasi dari seluruh kunjungan pasien dengan penyakit berbasis lingkungan di Puskesmas Tahun 2013 rata-rata 15,0%. Cakupan terbanyak Puskesmas Purun yaitu 58,1% dan terendah Puskesmas Anjongan dan Puskesmas Sadaniang

b. Persentase kunjungan Balita sakit dari seluruh kunjungan kelompok umur dengan penyakit berbasis lingkungan rata-rata 45,7%. Cakupan terbanyak Puskesmas Sungai Bajau Kecil yaitu 58,4% dan terendah Puskesmas Sadaniang 58,4%.

c. Persentase tindaklanjut petugas terhadap kunjungan pasien ke klinik sanitasi rata-rata 29,7%. Tertinggi Puskesmas Semudun, Antibar dan Puskesmas Sungai Bakau Kecil (58,4%) dan terendah Sadaniang (5,3%).

d. Persentase klien yang mengikuti saran dari petugas setelah konsultasi dan dilakukan tindaklanjut sebesar 31,0%.

(48)

Rasio tenaga medis terhadap penduduk, akan menentukan cakupan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan. Begitu juga halnya dengan jumlah sarana dan prasarana kesehatan akan mempengaruhi akses masyarakat ke tempat pelayanan kesehatan.

Kendala utama yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Mempawah dalam memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan (medis dan non medis), sarana dan prasarana kesehatan adalah luasnya wilayah dengan penyebaran penduduk yang tidak merata, serta masih terdapat daerah tertinggal yang sulit dijangkau/kesulitan transportasi terutama transportasi darat, menyebabkan kebutuhan tenaga, sarana dan prasarana kesehatan sangat besar. Sementara itu kemampuan keuangan daerah yang terbatas, sehingga pembangunan dan penyediaan fasilitas kesehatan masyarakat dilakukan secara bertahap sesuai kemampuan keuangan daerah dan dengan memperhatikan prioritas pembangunan yang lebih mendesak. Berikut ini kami sajikan tabel jumlah sumber daya kesehatan di wilayah Kabupaten Mempawah.

Tabel 30

Sumber Daya Kesehatan Kabupaten Mempawah Tahun 2013 No Jenis Ketenagaan Jumlah Keterangan

A Puskesmas

1 Dokter Umum 13 PNS (6), PTT (7)

2 Dokter Gigi 6 PNS (2), PTT (4)

3 SKM 12

4 Perawat 86

5 Bidan 125 PNS (96), PTT (29)

6 Sanitarian 23

7 Nutrisionis 20

(49)

No Jenis Ketenagaan Jumlah Keterangan

9 Perawat Gigi 30

10 Kepala UPT 14

11 Pekarya/SLTA 43

I PNS Dinas Kesehatan 67

II CPNS Dinkes 0

III Honda Dinkes 4

JUMLAH 452

Tabel 31

Tenaga Kesehatan Rumah Sakit dr.Rubini Mempawah Kabupaten Mempawah Tahun 2013

NO JENIS KETENAGAAN JUMLAH

1 Dokter spesialis 11

2 Dokter umum 7

3 Dokter gigi umum 2

4 Perawat 119

5 Perawat anestesi 3

6 Perawat gigi 4

7 Bidan 17

8 Apoteker 4

9 Asisten apoteker 10

10 Sanitarian 4

11 Analis kesehatan 14

12 Nutrisionis 7

13 Fisioterapi 3

14 Perekam medik 4

15 Elektro medik 3

16 Radiografer 6

17 Refraksionis optision 1

18 Administrasi dan manajemen 52

JUMLAH 272

(50)

Di KabupatenMempawah semua Kecamatan telah ada Puskesmas yaitu berjumlah 14 buah yang terdiri dari 2 buah Puskesmas Rawat Inap dan 12 buah Puskesmas Rawat Jalan.Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, Puskesmas induk dibantu oleh Puskesmas pembantu sebanyak 21 buah dan 61 poskesdes. Setiap Puskesmas, dilengkapi dengan satu buah unit mobil Puskesmas keliling.

Sebagai fasilitas rujukan di Kabupaten Mempawah terdapat 1 buah rumah sakit tipe C yaitu RSUD. Rubini, dengan jumlah tempat tidur 100 buah. Untuk Apotek sebanyak 4 buah dan toko obat berizin sebanyak 18 buah.

Tabel 32

Fasilitas Kesehatan Rumah Sakit Di Kabupaten Mempawah Tahun 2013

No Jenis Sarana Jumlah

1 RSUD Type C 1

2 Gedung Perbekalan Farmasi Kabupaten 1

3 Puskesmas dengan perawatan 2

4 Puskesmas Rawat Jalan 12

5 Puskesmas Pembantu 21

6 Pusling darat roda empat 11

7 Pusling air 0

8 Pusling darat roda dua 72

9 Rumah dokter 14

10 Rumah paramedis 26

11 Mess paramedis 2

12 Poskesdes 61

13 Posyandu 207

(51)

C. AGAMA

Negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 menjamin kehidupan umat beragama dan senantiasa mengembangkan kerukunan hidup antara pemeluk agama/kepercayaan guna membina kehidupan masyarakat dan sekaligus mengatasi berbagai masalah sosial budaya yang mungkin dapat menghambat kemajuan bangsa. Untuk itu, diperlukan sarana dan prasaran yang memadai bagi semua umat serta peningkatan pelayanan bagi kepentingan pelaksanaan ibadah keagamaan, mencakup prasarana beribadah serta pelayanan yang menyangkut perkawinan.

Pelaksanaan pelayanan terhadap 257 orang jamaah haji di wilayah Kabupaten Mempawah pada Tahun 2013 sudah semakin baik. Untuk memfasilitasi pelayanan Ibadah Haji melalui dana APBD Tahun 2013 telah digunakan untuk membiayai pelaksanaan manasik haji dan biaya setoran bagi petugas ( TPHD, TPIHD / TKHD ). Dari fasilitasi tersebut diharapkan para calon haji mengerti tentang pelaksanaan ibadah haji dan berfungsinya para petugas dalam membantu memberikan pelayanan sesuai tugas dan fungsinya masing–masing.

Peningkatan fungsi TPA dapat dicapai melalui pelaksanaan kegiatan Pembinaan Pendidikan Keagamaan yaitu fasilitasi dan pembinaan buta aksara alquran untuk melatih guru TPA, Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam upaya memberikan keseragaman metode yang cocok bagi para guru TPA dalam membimbing dan

mengajarkan Al Qur’an dengan metode Iqra’ kepada murid dan santri yang pada

akhirnya diharapkan dari pelatihan tersebut para guru guru TPA akan lebih mengerti

dalam melaksanakan tugasnya mendidik dan mengajarkan Al Qur’an kepada generasi muda Islam,

(52)

terhadap 100 orang remaja masjid, Dalam Tahun Anggaran 2013 tersedia dana untuk pelatihan manajemen remaja masjid yang tentunya pada tahun tahun berikutnya terus diadakan mengingat remaja masjid adalah kader / generasi penerus yang nantinya siap dan mampu melaksanakan tugas dalam mengelola rumah ibadah, Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam upaya meningkatkan kemampuan para pengurus remaja masjid yang nantinya akan meneruskan tugas tugas dalam hal mengurusi organisasi kelembagaan serta administrasi rumah ibadah,

Sementara itu jumlah peserta yang mengikuti pelatihan ESQ pada Tahun 2013 adalah sebanyak 150 orang. Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka menambah pengetahuan dan wawasan bagi peserta yang dilatih (tokoh agama dan tokoh masyarakat) yang selanjutnya dari kegiatan tersebut dapat diaplikasikan kepada umat.

D. INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)

(53)

Tabel 33

Indeks Pembangunan Manusia (IPM)Kabupaten Mempawah Tahun 2009–2013

Hidup (Tahun) 67,18 67,24 67,30 67,36 67,66 2. Rata-rata Lama

Sekolah (Tahun)

6,53 6,53 6,56 6,57 6,66

3. Angka Melek

Huruf (%) 89,90 89,91 89,94 90,25 90,25 4. Pengeluaran

Riil perKapita (Rp)

621,740 625,72 629,01 632,20 634,52

IPM 68,41 68,75 69,07 69,42 70,13

Sumber : BPS Provinsi Kalbar, 2013

Tabel 34

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Propinsi Kalimantan Barat Tahun 2012-2013 (Tahun) (Persen) (Tahun) ( Rp.000)

2012 2013 2012 2013 2012 2013 2012 2013 2012 2013 2012 2013

1 Kota Pontianak 67,58 67,88 95,73 96,07 9,85 9,86 645,46 647,82 74,21 74,64 1 1 2 Kapuas Hulu 66,75 67,17 92,64 92,67 7,18 7,18 638,05 640,73 70,52 70,97 2 2

3 Sanggau 68,91 69,39 90,50 91,60 6,63 6,74 620,76 623,43 69,50 70,30 4 4

4 Melawi 67,89 68,29 92,44 92,45 7,28 7,29 614,75 617,95 69,39 69,86 6 6

5 Kota Singkawang

67,46 67,86 90,25 92,17 7,59 7,70 626,14 628,29 69,77 70,66 3 3

6 Kab. Pontianak 67,36 67,66 90,25 90,25 6,57 6,66 632,20 634,52 69,42 70,13 5 5

7 Sintang 68,74 69,04 90,55 91,60 6,68 6,74 616,69 619,57 69,14 69,81 7 7

8 Landak 65,93 66,35 93,85 94,23 7,54 7,55 617,92 620,61 69,05 69,58 9 9

9 Bengkayang 69,11 69,61 89,56 91,42 6,54 6,55 609,85 612,23 68,50 69,38 11 10 10 Kayong Utara 66,00 66,30 88,34 89,07 5,84 6,02 612,56 614,92 66,19 66,83 13 13

11 Ketapang 67,87 68,37 91,39 91,63 6,54 6,65 620,77 624,23 69,05 69,74 8 8

12 Sekadau 67,39 67,39 91,61 92,09 6,83 6,84 613,16 616,12 68,47 68,99 12 12

13 Sambas 61,69 61,69 91,57 91,59 6,21 6,22 630,69 634,12 66,19 66,81 14 14

14 Kubu Raya 66,43 66,43 89,07 89,10 7,11 7,12 629,72 632,59 68,86 69,32 10 11

KALIMANTAN BARAT

66,92 67,40 91,13 91,70 7,14 7,17 638,82 641,41 70,31 70,31 28 29

(Peringkat Nasional)

(54)

E. PERTANIAN

Untuk mengembangkan wilayah andalan dan komoditas unggulan dapat dilakukan melalui usaha pertanian rakyat dengan mengoptimalkan potensi lahan yang berpola kemitraan, dengan meningkatkan peran serta kelompok tani, dan dengan memanfaatkan teknologi dibidang pertanian, yang bertujuan untuk menumbuhkan kegiatan ekonomi produktif di pedesaan dan menciptakan lapangan kerja di bidang agribisnis.

Salah satu usaha untuk mengoptimalkan potensi lahan adalah dengan Intensitas penanaman yang merupakan bertambahnya frekuensi penanaman (khusus padi) yang biasa ditanam 1 kali setahun menjadi 2 kali setahun sehingga luasan tanaman padi bertambah, Peningkatan intensitas penanaman pada Tahun 2013 dapat dicapai sebesar 17,34%, atau terjadi peningkatan penggunaan lahan dari 3,943 Ha pada Tahun 2012 menjadi 8,115 Ha pada Tahun 2013, peningkatan intensitas penanaman ini dikarenakan adanya kegiatan PAT (Perluasan Areal Tanam), pemanfaatan lahan tidur, optimalisasi lahan dan Peningkatan Mutu Intensifikasi (PMI). Namun karena semakin sempitnya lahan sawah di Kabupaten Mempawah sebagai akibat pemekaran kabupaten maka peningkatan yang dicapai belumlah sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 35

Intensitas Penanaman Padi Tahun 2012 dan 2013

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Mempawah

Penggunaan Lahan 2012 2013

1 Kali 2 Kali 1 Kali 2 Kali

Sawah

- Irigasi Setengah teknis 20 - 279 291

- Irigasi sederhana / PU 3,572 2,218 1,310 2,782

- Irigasi desa / non PU 1,426 50 1,836 636

- Tadah hujan 3,828 784 2,568 2,480

- Pasang surut 4,059 879 2,541 1,926

- Lebak / Polder 51 12 188

Gambar

Gambar 1Letak Kabupaten Mempawah
Tabel 10Jumlah Pencari Kerja Tahun 2012
Tabel 13
Tabel 14
+7

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu dalam penelitian ini juga digunakan penelitian pustaka ( library research ) sebagai pendukung kesempurnaan data. Adapun metode analisis data yang digunakan

Driven merupakan bagian paling penting dari sebuah antena yagi karena elemen inilah yang akan membangkitkan gelombang elektromagnetik menjadi sebuah sinyal yang

setianya, dengan adanya Suplemen Khusus Persebaya ini, Jawa Pos juga masih mempunyai peluang lebih untuk menambah pembaca baru dan terus untuk meningkatkan pembelian

Sesaat sebelum memberikan obat, perawat mengecek nama pasien, memberitahukan kepada pasien mengenai nama obat yang diberikan, dosis, dan tujuannya

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai akhir status kesehatan hutan dengan indikator keanekaragaman hayati (keanekaragaman jenis pohon) di kawasan hutan lindung

Tujuannya adalah untuk mengetahui perbedaan atau hubungan sebab akibat dengan cara membandingkan hasil kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan dengan

Refined Kano , identifikasi langkah yang sesuai (dari kerangka kerja 4 langkah Blue Ocean Strategy ) untuk tiap kategori tersebut, dan mengembangkan produk baru yang

Karena video merupakan kumpulan dari gambar-gambar yang tersusun secara sekuensial, pada dasarnya teknik penyembunyian pesan rahasia pada berkas video sebagian besar mirip