• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.3 Sanitasi Dasar Sekolah

2.3.2 Upaya Sanitasi Dasar di Sekolah

Upaya sanitasi dasar meliputi penyediaan air bersih, pembuangan kotoran manusia (jamban), pengelolaan sampah dan saluran pembuangan air limbah (Azwar,1995).

2.3.2.1 Penyediaan Air Bersih

Air merupakan salah satu bahan pokok yang mutlak dibutuhkan oleh manusia sepanjang masa. Air mempunyai hubungan yang erat dengan kesehatan. Apabila tidak diperhatikan maka air yang dipergunakan masyarakat dapat mengganggu

kesehatan manusia. Mendapatkan air yang baik, sesuai dengan standar tertentu, menjadi barang yang mahal karena air sudah banyak tercemar oleh bermacam-macam limbah dari hasil kegiatan manusia, baik limbah dari kegiatan industri dan kegiatan lainnya (Wardhana, 2004).

Sarana sanitasi air adalah bangunan beserta peralatan dan perlengkapannya yang menghasilkan, menyediakan dan membagi-bagikan air bersih untuk masyarakat. Jenis sarana air bersih ada beberapa macam yaitu PAM, sumur gali, sumur pompa tangan dangkal dan sumur pompa tangan dalam , tempat penampungan air hujan, penampungan mata air, dan perpipaan. Sirkulasi air, pemanfaatan air, serta sifat-sifat air memungkinkan terjadinya pengaruh air terhadap kesehatan. Secara khusus, pengaruh air terhadap kesehatan dapat bersifat langsung maupun tidak langsung (Slamet, 2007).

Agar air bersih tidak menyebabkan penyakit bagi manusia maka air tersebut hendaknya diusahakan memenuhi persyaratan-persyaratan kesehatan, sekurang- kurangnya diusahakan mendekati persyaratan yang telah ditentukan. Air yang sehat harus mempunyai persyaratan sebagai berikut (Chandra, 2007)

1. Syarat fisik, persyaratan fisik air minum adalah bening (tidak bewarna), tidak berasa, suhu dibawah suhu udara luarnya.

2. Syarat biologis, air harus bebas dari segala bakteri terutama bakteri patogen. 3. Syarat kimia, air yang sehat harus mengandung zat-zat teretntu didalam jumlah

yang tertentu pula. Kekurangan atau kelebihan satu zat kimia didalam air akan menyebabkan gangguan kesehatan.

Air berperan dalam penularan penyakit. Ada empat macam klasifikasi penyakit yang berhubungan dengan air sebagai media penularan penyakit yaitu; (Chandra, 2007).

1. Water borne disease, yakni penyakit yang penularannya melalui air yang terkontaminasi oleh bakteri patogen dari penderita atau carier. Bila air yang mengandung kuman patogen terminum maka dapat terjadi penjangkitan penyakit pada orang yang bersangkutan.

2. Water based disease, yakni penyakit yang ditularkan air pada orang lain melalui persediaan air sebagai penjamu (host) perantara.

3. Water washed disease, yakni penyakit yang ditularkan pada orang lain melalui persediaan air sebagai pencuci atau pembersih.

4. Vektor insektisida yang berhubungan dengan air yaitu penyakit vektornya berkembang biak dalam air. Misalnya malaria, yellow fever, demam berdarah dan trypanosomiasis

2.3.2.2 Pembuangan Kotoran Manusia (Jamban)

Penyediaan sarana jamban merupakan bagian dari usaha sanitasi yang cukup penting peranannya. Ditinjau dari sudut kesehatan lingkungan pembuangan kotoran yang tidak saniter akan mencemari lingkungan terutama tanah dan sumber air (Chandra, 2007)

Adapun persyaratan yang harus dipenuhi dalam mendirikan bangunan jamban adalah (Notoatmodjo,2007):

1. Harus tertutup, dalam arti bangunan tersebut terlindungi dari pandangan orang lain, dan terlindung dari panas atau hujan serta terjamin privasinya.

2. Bangunan jamban ditempatkan pada lokasi yang tidak mengganggu pandangan, tidak menimbulkan bau serta tidak menjadi tempat hidupnya berbagai binatang 3. Bangunan jamban mempunyai lantai yang kuat, memiliki tempat berpijak yang

kuat, terutama harus dipenuhi jika mendirikan kakus model cemplung.

4. Mempunyai lubang kloset yang kemudian melalui saluran tertentu dialirkan pada sumur penampung dan atau yang terutama diisyaratkan jika mendirikan kakus model pemisahan bangunan kakus dengan tempat penampungan dan atau rembesan.

2.3.2.3 Pengelolaan Sampah

Sampah adalah segala sesuatu yang tidak lagi dikehendaki oleh yang punya dan bersifat padat. Sampah ada yang bersifat mudah membusuk dan ada yang bersifat tidak mudah membusuk. Kotoran manusia sekalipun padat tidak termasuk kedalam definisi sampah, demikian pula bangkai hewan yang cukup besar (Slamet, 2007). Menurut definisi WHO, sampah adalah sesuatu yang digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya (Chandra,2007).

Atas dasar definisi tersebut maka sampah dapat dibedakan atas dasar sifat-sifat biologis dan kimianya, sehingga mempermudah pengelolaannya, sebagai berikut: 1. Sampah yang dapat membusuk, seperti sisa makanan, daun, sampah, kebun,

pertanian, dan lainnya

2. Sampah yang tidak dapat membusuk seperti kertas,plastic, karet, gelas, logam dan lainnya

4. Sampah yang berbahaya terhaddap terhadap kesehatan, seperti sampah-sampah berasalkan industry yang mengandung zat-zat kimia maupun zat fisis berbahaya

Efek sampah terhadap kesehatan dapat dikelompokkan menjadi efek yang langsung dan tidak langsung. Efek langsung adalah efek yang disebabkan karena kontak yang langsung dengan sampah tersebut, misalnya sampah beracun, sampah yang korosif terhadap tubuh, yang karsiogenik, teratogenik, dan lain-lainnya. Selain itu terdapat pula sampah yang mengandung kuman patogen, sehingga dapat menimbulkan penyakit. Sampah ini berasal dari sampah rumah tangga selain sampah industry. Efek tidak langsung dapat dirasakan akibat proses pembusukan, pembakaran dan pembuangan sampah. Efek tidak langsung lainnya berupa penyakit bawaan vektor yang berkembang biak dalam sampah (Slamet,2007).

Pengolahan sampah meliputi tiga hal pokok yaitu: 1. Penyimpanan sampah

Penyimpanan sampah adalah tempat sampah sementara sebelum sampah tersebut dikumpulkan, untuk kemudian diangkut serta dibuang (dimusnahkan) dan untuk itu perlu disediakan tempat yang berbeda untuk macam dan jenis sampah tertentu. Maksud dari pemisahan dan penyimpanan disini aalah untuk memudahkan pemusnahannya. Syarat-syarat tempat sampah antara lain:

1. Konstruksinya kuat agar tidak mudah bocor, untuk mencegah berseraknya sampah

2. Mempunyai tutup,mudah dibuka, dikosongkan isinya serta dibersihkan, sangat dianjurkan agar tutup sampah ini dapat dibuka atau ditutup tanpa mengotori tangan

3. Ukuran tempat sampah sedemikian rupa, sehingga mudah diangkut oleh satu orang.

2. Pengumpulan sampah

Pengumpulan sampah menjadi tanggung jawab dari masing-masing sekolah atau institusi yang menghasilkan sampah. oleh sebab itu setiap sekolah atau institusi harus mengadakan tempat khusus untuk mengumpulkan sampah, kemudian dari masing-masing tempat pengumpulan sampah tersebut harus diangkut ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) dan selanjutnya ke Tempat Penampungan Akhir (TPA).

3. Pemusnahan sampah

Pemusnahan atau pengelolaan sampah dapat dilakukan melalui berbagai cara, antara lain:

1. Ditanam (landfill) yaitu pemusnahan sampah dengan membuat lubang diatas tanah kemudian sampah dimasukan dan ditimbun dengan sampah

2. Dibakar (incenarator) yaitu memusnahkan sampah dengan jalan membakar di dalam tengku pembakaran.

3. Dijadikan pupuk (composting) yaitu pengelolaan sampah menjadikan pupuk, khususnya untuk sampah organik daun-daunan, sisa makanan dan sampah lain yang dapat membusuk

2.3.2.4 Saluran Pembuangan Air Limbah

Pengertian air limbah adalah eksreta manusia, air kotor dari dapur, kamar mandi dari WC perusahaan-perusahaan termasuk pula air kotor dari permukaan tanah dan air hujan (Azwar, 1995).

Air limbah dari sekolah biasanya dibuang begitu saja tanpa diolah sebelumnya, maka beberapa syarat yang harus dipenuhi yaitu:

1. Tidak sampai mengotori sumber air minum

2. Tidak menjadi tempat berkembang biaknya berbagai bibit penyakit dan vektor 3. Tidak mengganggu estetika, baik dari segi pemandangan maupun bau

4. Tidak mencemarkan alam sekitarnya, misalnya merusak tempat untuk rekreasi berenang dan sebagainya.

Dokumen terkait